SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
 Prinsip kerja KLT yaitu adsorpsi, desorpsi, dan elusi. Adsorpsi terjadi ketika larutan
sampel ditotolkan ke fase diam (plat KLT) menggunakan pipa kapiler, komponen–
komponen dalam sampel akan teradsorbsi di dalam fase diam. Desorbsi adalah
peristiwa ketika komponen yang teradsorbsi di fase diam didesak oleh fase gerak
(eluen), terjadi persaingan antara eluen dan komponen untuk berikatan dengan fase
diam. Elusi adalah peristiwa ketika komponen ikut terbawa oleh eluen
 Fase diam adalah fase yang akan menahan komponen campuransedangkan fase
gerak adalah fase yang akan melarutkan zat komponen campuran
 fase diam berupa silika gel F254, sebab menurut Feladita dkk (2016) silika gel F254
memiliki sifat yang cukup polar, serta memiliki analit tidak berwarna yang mampu
berfluoresensi (bisa memancarkan cahaya) dengan baik disinar UV dengan panjang
gelombang 254 nm. Terdapat pengaktifan lempeng KLT yang berupa silika gel F254
di dalam oven selama 30 menit pada suhu 120oC. Pemilihan suhu 120oC bertujuan
untuk melewati titik didih air yaitu pada suhu 100oC, sedangkan untuk pengaktifan
lempeng KLT bertujuan untuk menghilangkan kelembapan air pada atmosfer yang
terserap pada lempeng (Wulandari, 2011)
 Fase gerak yang dipergunakan pada penelitian ini ialah etil asetat dan kloroform
dengan rasio (2:1) yang dicampur serta dimasukkan ke dalam suatu bejana
(chamber), ditambahkannya pelarut yang mempunyai sifat kurang polar contohnya
etil asetat yang mempunyai sifat semi polar ke dalam pelarut non polar contohnya
kloroform dapat meningkatkan nilai Rf. Fase gerak yang mempunyai sifat non polar
akan menahan senyawa yang memiliki sifat polar pada fase diam (silika gel) serta
akan membawa senyawa yang kurang polar naik ke atas. Eluen dijenuhkan dengan
cara menutup rapat chamber dan didiamkan selama beberapa saat supaya atmosfer
yang berada di dalam chamber terjenuhkan dengan uap pelarut, sehingga
menyebabkan elusi kecepatan eluen sama pada semua sisi pada permukaan lempeng
KLT. (Wulandari, 2011).
 pada lempeng KLT tepi atas diberikan garis batas dengan jarak 0,5 cm, Sedangkan
di tepi bawah diberikan garis batas dengan jarak 1cm, hal ini dilakukan supaya tidak
terdapat hubungan antara fase gerak dan penotolan sampel yang akan membuat
sebagian molekul sampel terlarut pada fase gerak. Menurut Fauziyah (2012) hal ini
bisa mengakibatkan hasil yang didapatkan juga tidak mampu maksimal. Volume
penotolan pada penelitian ini memakai pipet kapiler yang mampu mengambil serta
mengeluarkan zat cair dengan jumlah yang sangat kecil sebab bila terlalu banyak
sampel yang ditotolkan dilempeng akan membuat hasil tidak optimal
 Senyawa yang memiliki sifat kepolaran lebih besar akan terhenti dalam fase diam
akibatnya nilai Rf yang diperoleh lebih kecil. Nilai Rf yang baik berkisar antara 0,2-
0,8. Bila nilai Rf yang didapatkan berlebihan, yang dapat dikerjakan
ialahmengecilkan sifat polar eluen.
 Pergeseran pita penyerapan terjadi sebab struktur parasetamol mempunyai gugus
ausokrom yang terikat di gugus kromofor, apabila hal itu terjadi akan menyebabkan
perpindahan pita absorbansi mengarah ke panjang gelombang yang semakin tinggi
atau disebut dengan batukromik dan juga disertai dengan adanya peningkatan
intensitas pada serapan yang bisa disebut dengan pengaruh hiperkromik.
 Pengukuran panjang gelombang maksimum yang diperoleh memperlihatkan bahwa
serapan parasetamol ada di wilayah UV sebab telah diterima dalam rentang panjang
gelombang parasetamol yaitu antara 200-400 nm
Rf =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

More Related Content

Similar to RESUME KLT PCT tentang Kromatografi lapis tipis

Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporatorIffa M.Nisa
 
ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI
ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRIADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI
ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRIOktavia Anggreani
 
Modul 3 koagulasi
Modul 3  koagulasiModul 3  koagulasi
Modul 3 koagulasiBakry Aziz
 
P pt emulsi unsiq
P pt emulsi unsiqP pt emulsi unsiq
P pt emulsi unsiqtuciel88
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiMakalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiSalsabila Azzahra
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanriski890
 
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...Hariyatunnisa Ahmad
 
13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdf
13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdf13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdf
13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdfCindySilaban
 
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaUuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaOperator Warnet Vast Raha
 
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxFikramMunandar
 

Similar to RESUME KLT PCT tentang Kromatografi lapis tipis (20)

Laporan tlc
Laporan tlcLaporan tlc
Laporan tlc
 
Ppt presentasi
Ppt presentasiPpt presentasi
Ppt presentasi
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI
ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRIADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI
ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI
 
Modul 3 koagulasi
Modul 3  koagulasiModul 3  koagulasi
Modul 3 koagulasi
 
P pt emulsi unsiq
P pt emulsi unsiqP pt emulsi unsiq
P pt emulsi unsiq
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiMakalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
 
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
 
ppt.Kaloid
ppt.Kaloidppt.Kaloid
ppt.Kaloid
 
Pembahasan koloid
Pembahasan koloidPembahasan koloid
Pembahasan koloid
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdf
13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdf13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdf
13 UBB - PBG_Flotasi part-2_.pdf
 
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
 
Pembahasan koloid
Pembahasan koloidPembahasan koloid
Pembahasan koloid
 
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaUuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
 
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
 

RESUME KLT PCT tentang Kromatografi lapis tipis

  • 1.  Prinsip kerja KLT yaitu adsorpsi, desorpsi, dan elusi. Adsorpsi terjadi ketika larutan sampel ditotolkan ke fase diam (plat KLT) menggunakan pipa kapiler, komponen– komponen dalam sampel akan teradsorbsi di dalam fase diam. Desorbsi adalah peristiwa ketika komponen yang teradsorbsi di fase diam didesak oleh fase gerak (eluen), terjadi persaingan antara eluen dan komponen untuk berikatan dengan fase diam. Elusi adalah peristiwa ketika komponen ikut terbawa oleh eluen  Fase diam adalah fase yang akan menahan komponen campuransedangkan fase gerak adalah fase yang akan melarutkan zat komponen campuran  fase diam berupa silika gel F254, sebab menurut Feladita dkk (2016) silika gel F254 memiliki sifat yang cukup polar, serta memiliki analit tidak berwarna yang mampu berfluoresensi (bisa memancarkan cahaya) dengan baik disinar UV dengan panjang gelombang 254 nm. Terdapat pengaktifan lempeng KLT yang berupa silika gel F254 di dalam oven selama 30 menit pada suhu 120oC. Pemilihan suhu 120oC bertujuan untuk melewati titik didih air yaitu pada suhu 100oC, sedangkan untuk pengaktifan lempeng KLT bertujuan untuk menghilangkan kelembapan air pada atmosfer yang terserap pada lempeng (Wulandari, 2011)  Fase gerak yang dipergunakan pada penelitian ini ialah etil asetat dan kloroform dengan rasio (2:1) yang dicampur serta dimasukkan ke dalam suatu bejana (chamber), ditambahkannya pelarut yang mempunyai sifat kurang polar contohnya etil asetat yang mempunyai sifat semi polar ke dalam pelarut non polar contohnya kloroform dapat meningkatkan nilai Rf. Fase gerak yang mempunyai sifat non polar akan menahan senyawa yang memiliki sifat polar pada fase diam (silika gel) serta akan membawa senyawa yang kurang polar naik ke atas. Eluen dijenuhkan dengan cara menutup rapat chamber dan didiamkan selama beberapa saat supaya atmosfer yang berada di dalam chamber terjenuhkan dengan uap pelarut, sehingga menyebabkan elusi kecepatan eluen sama pada semua sisi pada permukaan lempeng KLT. (Wulandari, 2011).  pada lempeng KLT tepi atas diberikan garis batas dengan jarak 0,5 cm, Sedangkan di tepi bawah diberikan garis batas dengan jarak 1cm, hal ini dilakukan supaya tidak
  • 2. terdapat hubungan antara fase gerak dan penotolan sampel yang akan membuat sebagian molekul sampel terlarut pada fase gerak. Menurut Fauziyah (2012) hal ini bisa mengakibatkan hasil yang didapatkan juga tidak mampu maksimal. Volume penotolan pada penelitian ini memakai pipet kapiler yang mampu mengambil serta mengeluarkan zat cair dengan jumlah yang sangat kecil sebab bila terlalu banyak sampel yang ditotolkan dilempeng akan membuat hasil tidak optimal  Senyawa yang memiliki sifat kepolaran lebih besar akan terhenti dalam fase diam akibatnya nilai Rf yang diperoleh lebih kecil. Nilai Rf yang baik berkisar antara 0,2- 0,8. Bila nilai Rf yang didapatkan berlebihan, yang dapat dikerjakan ialahmengecilkan sifat polar eluen.  Pergeseran pita penyerapan terjadi sebab struktur parasetamol mempunyai gugus ausokrom yang terikat di gugus kromofor, apabila hal itu terjadi akan menyebabkan perpindahan pita absorbansi mengarah ke panjang gelombang yang semakin tinggi atau disebut dengan batukromik dan juga disertai dengan adanya peningkatan intensitas pada serapan yang bisa disebut dengan pengaruh hiperkromik.  Pengukuran panjang gelombang maksimum yang diperoleh memperlihatkan bahwa serapan parasetamol ada di wilayah UV sebab telah diterima dalam rentang panjang gelombang parasetamol yaitu antara 200-400 nm Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡