Suatu metode pemisahan dimana komponen yang akan dipisahkan terdistribusi di antara 2 fasa yaitu fasa diam berupa molekul air yang terikat pada selulosa kertas dan fasa geraknya berupa zat cair
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
MENJELASKAN PENGERTIAN KROMATOGRAFI
KERTAS
MENJELASKAN PROSES TERJADINYA
PEMISAHAN KOMPONEN DALAM
KROMATOGRAFI KERTAS
TEKNIK KROMATOGRAFI KERTAS
MENGHITUNG RF (RATE OF FLOW)
KOMPONEN
MENJELASKAN ANALISIS KUALITATIF DAN
KUANTITATIF
MENJELASKAN MOLEKUL POLAR DAN NON
POLAR
3. Suatu metode pemisahan dimana komponen
yang akan dipisahkan terdistribusi di antara 2
fasa yaitu fasa diam berupa molekul air yang
terikat pada selulosa kertas dan fasa
geraknya berupa zat cair
Komponen campuran yang larut dalam air
pada umumnya mempuyai ikatan hidrogen,
atau kepolaran yang tinggi, akan tertarik pada
kertas atau sangat lambat sehingga akan
terjadi pemisahan komponen
4.
5. Rumus struktur selulosa
Analog dengan sebatang kolom.
Molekul air melalui ikatan hidrogen
Bersifat hidrofilik dapat mengikat air
Kadar air 20 %
Memiliki daya kapilaritas dapat menyerap pelarut
sampai ketinggian 20 – 23 cm
100% murni selulosa tanpa liginin dan zat
pengotor (Ca2+, Mg2+, Fe3+, Cu2+ )
6. Kertas Whatman aliran cepat no. 4, 54 dan 540, aliran
sedang No. 1 dan 7 aliran lambat no. 2 dan 20.
Kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silikon
dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam
asetil dapat digunakan untuk zat–zat hidrofobik
(Khopkar, 1990).
Pemilihan kertas didasarkan pada tingkat dan
kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan
spot, efek tailing, pembentukan komet serta laju
pergerakan pelarut
Kegunaan untuk pemisahan golongan senyawa
hidroksil (gula, alkohol berpalensi banyak, asam alfa
amino, Fenol dan asam fenilkarboksilat, Asam organik
alifatik,Glikosida, Zat anorganik (kation)
7. Menyiapkan kertas kromatogram
1. Ukuran kertas 2,5 x 10 cm
2. Batas atas dan bawah penotolan sampel 1 cm
dari tepi
kertas
Penotolan sampel
1. Ukuran sampel 1-2 μL
2. Sampel kental,
3. Menggunakan mikro pipet ukuran 1 – 2 μL
atau 1 – 5 μL
4. Pengeringan noda harus cepat ( hair dryer)
8. Menyiapkan pelarut
1. Pelarut terdiri dari beberapa macam pelarut
2. Pelarut yang dapat digunakan sebagai fasa gerak
adalah campuran butanol dengan amonia, aseton
dengan air, n-butano dengan asam asetat dan air
3. Apabila sampel bergerak lambat komposisi pelarut
diganti dengan pelarut yg lebih mudah melarutkan
sebaliknya sampel yg bergerak terus dekat pelarut
maka perbandingan pelarut yg lebih kecil pelarutnya
diperbanyak
9. Menyiapkan bejana pengembang
1. Bejana pengembang diisi dengan pelarut
2. Bejana ditutup biar jenuh dengan uap pelarut
3. Kertas saring yg telah dibasahi pelarut
dicelupkan ke dalam bejana
Uap Molekul pelarut
Pelarut
10. Teknik analisis
1. Menaik (Ascending) fasa gerak naik dari bagian bawah
kertas
ke bagian atas kertas dengan gaya kapilaritas.
2. Menurun (Descending) fasa gerak mengalir turun dari
bagian atas ke bagian bawah dengan gaya kapilaritas dan
gaya
grafitasi
3. Membalikan fasa menggantikan fasa diam yg bersifat polar
dengan fasa gerak yg bersifat non plar
4. Dua dimensi dilakukan untuk memisahkan komponen
sampel yg tidak dapat dipisahkan dengan satu kali elusi
5. Mendatar (Horizontal) fasa gerak mengalir dengan arah
horizontal
11. Identifikasi noda
1. Disemprot dengan pereaksi yg sesuai sehingga
menghasilkan noda. Pereaksi yg digunakan
ditizon,
asam rubeanat, difenilkarbazid, alizarin,
saliladoksim,
kalium kromat, amonium sulfida
2. Disinari dengan sinar UV
Komponen tertentu akan memancarkan sinar
pendar fluor yg khas
13. Analisia kuantitatif
1. Dilakukan dengan membandingkan luas noda yg dihasilkan sampel
dengan luas noda larutan standar kemudian dibuat kurva kalibrasi
antara
luas beberapa noda larutan standar dengan konsentrasinya sehingga
dari
kurva kalibrasi konsentrasi sampel dapat ditentukan
Luas noda (Cm2
Konsentrasi (ppm)
2. Luas noda diukur dengan alat planimeter
14. Molekul polar adalah molekul yang mempuyai
muatan yang berlawanan pada ujung-ujung
ikatan.
Molekul non polar adalah molekul yang tidak
mempunyai muatan yang berlawan pada ujung-ujung
ikatannya.
Molekul polar terbentuk dari atom yang memiliki
perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar
+ + + -
Molekul non polar Molekul polar
15. Sifat polaritas suatu molekul dipengaruhi
oleh keelektronegatifan dan struktur
molekul
Elektronegativitas menunjukkan besarnya
kecenderungan (tendensi) suatu ataom
untuk menarik elektron (yang digunakan
bersama), dari atom tetangganya
Terdapat berbagai cara untuk
mengembangkan konsep
elektronegativitas, salah satu diantaranya
adalah skala elektronegativitas yang
16. TABEL KEELEKTRONEGATIFAN
H 2.1
Li 1.0 Be 1.5 B 2.0 C 2.5 N 3.0 O 3.5 F 4.0
Na 0.9 Mg 1.2 Al 1.5 Si 1.8 P 2.1 S 2.5 Cl 3.0
K 0.8 Ca 1.0 Sc 1.3 Ge 1.8 As 2.0 Sc 2.5 Br 2.8
Rb 0.8 Sr 1.0 Y 1.2 Sn 1.8 Sb 1.9 Te 2.1 I 2.5
Cs 0.7 Ba 0.9
17.
18.
19.
20.
21. Fasa diam yang bersifat polar lebih kuat mengikat
komponen-komponen yang bersifat polar begitu juga
fasa diam yang bersifat non polar mengikat lebih kuat
komponen-komponen yang juga bersifat non polar.
Untuk memisahkan dua komponen yang bersifat polar
kita harus memilih fasa diam yang juga memiliki sifat
polar karena itu kita mengharapkan terjadi interaksi
antara fasa diam dan komponen yang akan dipisahkan.
Bagaimana caranya agar kedua komponen yang terikat
pada fasa diam memiliki kekuatan yang berbeda?
Tentunya harus diusahakan agar kedua komponen
mempunyai kelarutan yang berbeda dalam cairan fasa
diam yang digunakan.
22. Perbedaan kelarutan dua komponen polar dalam
fasa diam yang polar dapat disebabkan oleh
terbentuknya ikatan hidrogen dari salah satu
komponen yang akan dipisahkan dengan fasa
diam. Komponen yang tidak membentuk ikatan
hidrogen dengan fasa diam terelusi lebih cepat
sedangkan komponen yang membentuk ikatan
hidrogen dengan fasa diam terelusi lebih
lambat.
Ikatan hidrogen dapat terbentuk dari atom yang
memiliki keelektronegatifan tinggi dalam suatu
molekul dengan atom hidorogen dari molekul
lain atau molekul yang sejenis.
23. Pemisahan komponen X, Y dan Z secara kromatografi
kertas dengan eluen heksana/etil asetat 50 : 50
dihasilkan kromatogram seperti di bawah ini. Bagaimana
cara mendapatkan komposisi eluen yg akan memberikan
pemisahan komponen lebih baik