Makalah ini membahas tentang Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi. Kromatografi Serapan menggunakan zat padat sebagai fasa stasioner dan gas atau cairan sebagai fasa mobil, sedangkan Kromatografi Partisi menggunakan dua fasa cair yang salah satunya bergerak dan yang lain diam. Makalah ini juga menjelaskan contoh-contoh dan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis kromat
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
1. MAKALAH KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI SERAPAN DAN KROMATOGRAFI PARTISI
Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Ahmad Suwandi 1911102415117
2. Ayu Faradillah 1911102415028
3. Dinny Seppraudiva 1911102415103
4. Firda Meidasari 1911102415002
5. Putri Ayu Lestari 1911102415114
6. Putri Ramadayanti 1811102415102
7. Riamitha Darasatri 1911102415027
8. Rini Yolanda 1911102415034
9. Salsabila Azzahra 19111024150112
10. Yogi Pratama 1911102415023
11. Zahwa Maulidha Anandilla 1911102415050
Dosen Pengampu : Wirnawati. S.Farm. M.Si., Apt
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “MAKALAH KROMATOGRAFI SERAPAN DAN
KROMATOGRAFI PARTISI” Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua dan dapat di jadikan sebagai bahan
ajaran.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan untuk membaca Makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami.
Samarinda, 8 September 2020
Kelompok 1
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Kromatografi Serapan (ADSORPSI)............................................................... 3
1. Contoh-contoh Kromatografi Adsorpsi ....................................................... 4
2. Kelebihan Dan Kekurangan Kromatografi Adsorpsi................................... 6
B. Kromatografi Partisi ........................................................................................ 7
1. Contoh – contoh Kromatografi Partisi......................................................... 7
2. Kelebihan Dan Kekukrangan Kromatografi Partisi..................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A. KESIMPULAN........................................................................................... 9
B. SARAN ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11
4. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang
ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk
memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman.
Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis.
Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan tulis, warna
senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja terjadi dalam
proses pemisahan ini.
Kromatografi merupakan suatu istilah umum yang digunakan
untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi
sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas maupun cairan
dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan maupun padatan.
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV, kromatografi adalah
suatu tekhnik atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu sistem
yang terdiri dari 2 fase atau lebih yang salah satu diantarnya bergerak
secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya, zat –
zat itu menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan dalam adsobsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran
molekul atau kerapatan muatan ion. Kromatografi menurut IUPAC
adalah suatu metode yang digunakan untuk pemisahan komponen
dalam sample dimana komponen tersebut terdistribusi dalam 2 fase
yang salah satunya diam dan yang lainnya bergerak.
5. 2
Meskipun dasar kromatografi adalah proses pemisahan, namun
banyak diantara cara ini yang dapat digunakan untuk analisi kuatitatif.
Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisi kualitatif dan
analisis kuantitatif adalah kromatografi kertas, kromatigrafi lapis tipis
(KLT), kromatografi kolom, kromatografi gas, dan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT). Kromatografi kertas dan KLT pada umunya
lebih bermanfaat untuk tujuan indentifikasi, karena lebih mudah dan
sederhana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kromatografi Serapan dan Kromatografi Praktisi ?
2. Bagaimana klasifikasi jenis Kromatografi Serapan dan Kromatografi
Praktisi?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Kromatografi Serapan dan
Kromatografi Praktisi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti Kromatografi Serapan dan Kromatografi
Praktisi
2. Untuk mengetahui jenis – jenis Kromatografi
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Kromatografi Serapan
dan Kromatografi Praktisi
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kromatografi Serapan (ADSORPSI)
Kromatografi adsorpsi atau Adsorpsi kromatografi merupakan
gejala yang timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada perbatasan
antara dua fasa dari pada dalam masing- masing fasa, diakibatkan gaya
tarik fasa stationer yang kuat terhadap komponen- komponen yang harus
dipisahkan. Melihat kondisi mahasiswa yang ada keinginan untuk
mengetahui suatu materi khususnya tentang Kromatatografi (kromatografi
Adsorpsi), serta sangat sedikit sekali referensi tentang Kromatografi
(kromatografi Adsorpsi). Oleh karena itu, kiranya perlu ada suatu makalah
yang bisa membantu mahasiswa dalam memahami materi tersebut.
Adsorpsi ialah gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar
pada bidang perbatasan antara dua fasa daripada dalam masing-masing
fasa. Terjadinya pemisahan ialah akibat gaya tarik fasa stasioner yang kuat
terhadap komponen – komponen yang harus dipisahkan. Gaya tarik yang
kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi dan atau interaksi Van Der
Walls
Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua
dioperasikan berdasarkan retensi terlarut pada permukaan adsorben.
Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel dan alumina karena
mereka dimiliki daerah yang besar permukaan dan banyak situs aktif.
Terlarut dan pelarut dalam cairan dapat bersaing satu sama lain untuk
mendapatkan situs yang aktif. Karena ini, memilih pelarut yang tepat
sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi maksimum zat terlarut pada
situs aktif permukaan. Pada kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya
terdiri atas zat padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat gas atau zat cair.
7. 4
1. Contoh-contoh Kromatografi Adsorpsi
a. Kromatografi kolom Adsorpsi
Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa
komponen – komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai
afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Apabila kita
mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang berisi
zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang
pertama – tama dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah
terikat kepada adsorben. Komponen –komponen lainnya akan dihanyutkan
menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan
daripada komponen – komponen tersebut.
b. Kromatografi Gas
Kromatografi Gas adalah metode kromatografi pertama yang
dikembangkan pada jaman instrument dan elektronika yang telah
merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Sekarang
kromatografi gas dipakai secara rutin di sebagian besar laboratorium
industri dan perguruan inggi. kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap
campuran yang komponennya atau akan lebih baik lagi jika semua
komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti pada suhu yang
dipakai untuk pemisahan.
Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa
stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan
(kromatografi gas-cair).
8. 5
Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan
inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau
saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang
(2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen
atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah
seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan
dengan teknik ini. Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil
dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika gel
atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke
dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan
gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan setiap senyawa akan
dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti hukum
partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih
dahulu.
Metode ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik
yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak
mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan
dengan teknik ini.
Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara
sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang
diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan
yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya, akan
mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan
bergantung apakah tujuannya analisik atau preparative
c. Kromatografi Lapis Tipis.
Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi adsorpsi dan
adsorben (silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oxide), kieselguhr
(diatomeous earth), dan selulosa) bertindak sebagai fase stasioner. Dalam
kromatografi lapis tipis, bahan penyalut yang digunakan beraneka macam.
Silika gel yang paling banyak dipakai (Djide , 2003).
9. 6
Teknik ini dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff dan Schraiber.
Adsorbent dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai fase
diam. Fase bergerak (Untuk senyawa organik yang polar akan lebih mudah
larut dengan air dari pada pelarut organik, dan hendaknya untuk senyawa-
senyawa tertentu menggunakan pelarut sesuai dengan kepolaran pelarut
yang digunakan dan pembuatan fase mobil harus hati-hati karena sulitnya
keterulangan dalam campuran serta pelarut jangan digunakan dalam selang
yang lama) akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah
kromatogram. Dikenal juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode
ini sederhana, cepat dalam pemisahan dan sensitif. Kecepatan pemisahan
tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang
dipisahkan (Petrucci, 1987).
Pelarut-pelarut yang digunakan biasanya berupa campuran satu
komponen organik yang utama, air dan berbagai tambahan seperti asam-
asam, basa-basa atau pereaksi komplek, utk memperbesar atau mengurangi
kelarutan untuk zat-zat tertentu (Ganiswarna, 1995). Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam teknik kromatografi adalah metode (penaikan,
penurunan, mendatar), macam kertas, pemilihan dan pembuatan eluen
(fase mobil), kesetimbangan dari bejana yang dipilih, pembuatan cuplikan,
waktu pengembangan, metode deteksi dan identifikasi (Petrucci, 1987).
2. Kelebihan Dan Kekurangan Kromatografi Adsorpsi
1. Kelebihan kromatografi adsorpsi yaitu :
a) Dapat digunakan untuk analisis
b) Digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran
digunakan untuk memisahkan.
2. Kekurangan kromatografi adsorpsi yaitu :
a) Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama(time
consuming).
10. 7
B. Kromatografi Partisi
Kromatografi partisi merupakan prisnsip kromatografi yang paling
luas pemanfaatannya dalam KCKT dibanding empat tipe lainnya. Pada
awalnya kromatografi partisi digunakan untuk memisahkan senyawa-
senyawa non ionic dan senyawa polar dengan bobot molekul sedang (BM
< 3000). Sekarang, dengan semakin berkembanganya metode derivatisasi
dan pasangan ion maka prinsip kromatografi partisi juga telah digunakan
untuk pemisahan senyawa-senyawa ionic.
1. Contoh – contoh Kromatografi Partisi
Kromatografi partisi dapat dibedakan kedalam dua kategori ;
kromatografi partisi cair-cair dan kromatografi fase terikat. Perbedaan
kedua teknik ini terletak pada metode pengikatan fase diam pada partikel
penyangga kemasan kolom. Kromatografi partisi cair-cair, fase diam
diikatkatkan pada permukaan kemasan Secara fisika, sedangkan pada
kromatorafi partisi fase terikat (bonde phase) fase diam terikatse cara
kimia.
Berdasarkan fase terikat kromatgrafi partisi dibagi menjadi 2 yaitu
fase normal dan fase diam. Fase normal untuk memisahkan senyawa non
polar yang larut dalam hidrokarbon dan bobot molekul <1000 seperti
vitamin larut lemak dan antrakinon dapat dipsahkan berdasarkan afinitas
terhadap fase diam. Sementara pada fase terbalik : memisahkan senyawa
polar, seperti alcohol dan amina
2. Kelebihan Dan Kekukrangan Kromatografi Partisi
1. Kelebihan kromatografi partisi, yaitu :
a) Distribusinya tidak bergantung pada konsentrasi,
sehingga pemisahan dapat terjadi lebih baik.
b) Koefisien prtisi konstan pada daerah (range) konsentrsi
yang lebih besar.
c) Puncak simetris dan tajam, sehingga dengan pasangan
pelarut yang merpakan metode pilihan.
2. Kekurangan kromatografi partisi, yaitu :
11. 8
a) Kemungkinan untuk terkikisnya fase diam oleh aliran
fase gerak.
b) Masalah kelarutan fase diam oelh fase gerak juga
menjadi penghalang penggunaan kemasan fase cair
untuk elusi gradient.
12. 9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kromatografi adalah suatu tekhnik atau prosedur pemisahan zat
terlarut oleh suatu sistem yang terdiri dari 2 fase atau lebih yang salah satu
diantarnya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan
didalamnya, zat – zat itu menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh
adanya perbedaan dalam adsobsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran
molekul atau kerapatan muatan ion.
Kromatografi adsorpsi atau Adsorpsi kromatografi merupakan
gejala yang timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada perbatasan
antara dua fasa dari pada dalam masing- masing fasa, diakibatkan gaya
tarik fasa stationer yang kuat terhadap komponen- komponen yang harus
dipisahkan. Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua
dioperasikan berdasarkan retensi terlarut pada permukaan adsorben.
Kromatografi partisi merupakan prisnsip kromatografi yang paling luas
pemanfaatannya dalam KCKT dibanding empat tipe lainnya.
Kelebihan kromatografi adsorpsi yaitu :Dapat digunakan untuk
analisis dan digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran
digunakan.
Kekurangan kromatografi adsorpsi yaitu : Metode ini sangat
membutuhkan waktu yang lama (time consuming).
Kelebihan kromatografi partisi, yaitu : Distribusinya tidak
bergantung pada konsentrasi, sehingga pemisahan dapat terjadi lebih baik,
koefisien prtisi konstan pada daerah (range) konsentrsi yang lebih besar
dan puncak simetris dan tajam, sehingga dengan pasangan pelarut yang
merpakan metode pilihan.
Kekurangan kromatografi partisi, yaitu : Kemungkinan untuk
terkikisnya fase diam oleh aliran fase gerak dan masalah kelarutan fase
diam oelh fase gerak juga menjadi penghalang penggunaan kemasan fase
cair untuk elusi gradient.
13. 10
B. SARAN
Penulis menyadari dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan, maka dari pada itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar bisa
menjadi lebih baik lagi.
14. 11
DAFTAR PUSTAKA
Dasar Dasar Ilmu Instrumentasi, O.G Brink, R.J Flink dan Ir. Sobandi Sachri ;
Jakarta 1984.
Day. RA, JR dan AL Underwood, Analisa Kimia Kuantitatif edisi 6, Penerbit
Erlangga ; Jakarta 2002.
Harmita. (2009). Analisis Fisiokimia: Kromatografi. Jakarta: EGC.
Susanti, M., & Dachriyanus. (2014). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Padang: Andalas University Press.