3. Konsep Guru Menurut
Imam Al-Ghazali
Dalam hal kedudukan dan
ketinggian derajat, al-
Ghazali berkata bahwa:
barangsiapa berilmu,
beramal dan mengajar,
maka dialah orang yang
besar dalam amalan
malakut yang tinggi. Dia
laksana matahari yang
menyinarkan cahayanya
pada lainnya dan
menyinarkan pula pada
dirinya sendiri. dia laksana
kasturi yang membawa
keharuman pada lainnya
dan ia sendiripun harum.
4. SYARAT MENJADI GURU
Sabar menerima masalah-masalah yang ditanyakan murid,
dan harus diterima dengan baik;
Senantiasa bersifat kasih sayang dan tidak pilih kasih;
Jika duduk harus senantiasa sopan dan tunduk, tidak ria
dan pamer;
Tidak takabur, kecuali kepada orang yang zalim, dengan
maksud mencegah dari tindakannya;
Bersikap tawadhu dalam pertemuan-pertemuan;
Sikap dan pembicarannya tidak main-main;
Menanam sifat bersahabat dalam hatinya terhadap semua
murid-muridnya;
Menyantuni serta tidak membentak-bentak orang-orang
yang “kurang faham”;
Membimbing dan mendidik murid yang “kurang faham”
dengan cara yang sebaik-baiknya;
Berani berkata “saya tidak tahu” terhadap masalah yang
tidak dimengerti;
Menampilkan hujjah yang benar apabila ia berada dalam hak,
dan bersedia ruju’ kepada kebenaran.
5. TUGAS DAN KEWAJIBAN PENDIDIK
• (1) Mengikuti jejak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam tugas
dan kewajibannya;
• (2) Memberi kasih sayang terhadap anak didik;
• (3) menjadi teladan bagi anak didiknya; dan
• (4) Menjaga kode etik guru (pendidik).
6. Cara menunjukkan kasih sayang kepada anak didik
ialah dengan menganggapnya seperti anak, Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
•ِ َاّلل ُلوُس َر َلاَق َلاَق َة َْري َرُه يِبَأ ْنَعَلَس َو ِهْيَلَع ُ َاّلل ىَلَصْمُكَل َانَأ اَمَنِإ َم
ْمُكُمِلَعُأ ِدَل َوْلِل ِدِلا َوْال ُلْثِم
dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Keberadaanku bagi kalian laksana seorang ayah bagi
anaknya, yang aku adalah mengajari kalian… (HR.
Ad-Darimi)
1. MEMILIKI RASA KASIH SAYANG
KEPRIBADIAN GURU IDEAL MENURUT IMAM AL GHAZALI
7. Karena mengajarkan ilmu merupakan
kewajiban agama bagi setiap orang yang alim
(berilmu), maka seorang guru tidak boleh
menuntut upah atas jerih payah mengajarnya
itu.
Kecuali jika ada faktor-faktor lainnya harus
diupayakan dengan dana yang tidak sedikit,
maka akan sulit dilakukan kegiatan pengajaran
apabila gurunya tidak diberikan imbalan
kesejahteraan yang memadai.
2. IKHLAS DALAM MENGAJAR
KEPRIBADIAN GURU IDEAL MENURUT IMAM AL GHAZALI
8. Guru hendaknya menghardik muridnya dari
berperangai jahat dengan cara sindiran dan
tidak dengan cara terus terang, tetapi
sebaliknya dengan cara kasih sayang, tidak
dengan cara mengejek. Sebab kalau dengan
cara terus terang, murid akan takut kepada
guru, dan mengakibatkan ia berani menentang
dan suka sifat yang jahat itu
3. MENGAJAR DENGAN PENUH KELEMBUTAN
KEPRIBADIAN GURU IDEAL MENURUT IMAM AL GHAZALI
9. 4. bersikap toleran dan mau
menghargai keahlian orang lain
Seorang guru sebagai penanggung jawab pada salah satu bidang studi tidak boleh menjelek-jelekkan mata pelajaran atau bidang studi yang lain
di hadapan murid… inilah budi pekerti tercela bagi guru yang harus dijauhkan. Sebaliknya, yang wajar hendaklah seorang guru yang
bertanggung jawab pada satu bidang studi membuka jalan seluas-luasnya bagi murid untuk mempelajari bidang studi yang lain. Kalau ia
bertanggung jawab dalam beberapa bidang studi, hendaklah menjaga kemajuan murid setingkat demi setingkat
10. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi
diri dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman
muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaran yang tidak
dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat
menimbulkan rusaknya akal murid.
5. MENGAKUI ADANYA PERBEDAAN POTENSI
YANG DIMILIKI MURID
11. hendaklah guru mengamalkan ilmunya, jangan perkataannya
membohongi perbuatannya… perumpamaan guru yang
membimbing murid adalah bagai ukiran dengan tanah liat, atau
bayangan dengan tongkat. Bagaimana mungkin tanah liat dapat
terukir sendiri tanpa ada alat untuk mengukirnya, bagaimana
mungkin bayangan akan lurus kalau tongkatnya bengkok.
6. MENGAMALKAN ILMUNYA
13. • Nama: Burhanuddin Al-Islam Al-
Zarnuji.
• beliau sebenarnya hidup di
ujung pemerintahan Khalifah
Abbasiah di Baghdad yang
berkelanjutan lebih lima abad
• Sebagian peneliti mengatakan
bahwa beliau berasal dari
Zarnuji, suatu daerah yang kini
dikenal dengan nama
Afghanistan.
RIWAYAT HIDUP
14. 1. Al-A’lam (lebih alim)
• Syekh Ibrahim bin Ismail memberikan penjelasan tentang kata a’lam yang dimaksud oleh Az-
Zarnuji, yaitu guru yang ilmunya selalu bertambah
• Orang yang alim, mereka yang diberi ilmu tersebut adalah orang-orang yang terus berinteraksi
dengan al-Qur’an sehingga hati mereka tunduk kepada Allah SWT
• az-Zarnuji bahwa: “Sebaiknya bagi orang yang berilmu janganlah membuat dirinya sendiri menjadi
hina lantaran berbuat tamak terhadap sesuatu yang tidak semestinya, dan hendaknya menjaga dari
perkara yang dapat menjadikan hinanya ilmu dan para pemegang ilmu, sebaliknya berbuatlah
tawadhu (sikap tengah-tangah antara sombong dan kecil hati) dan iffah.”
15. 2. Bersifat wara’
Guru haruslah menjaga diri dari segala
sesuatu yang berbau syubhat agar tetap
terjaga keilmuannya dan kepribadiannya.
Terkait dengan guru, guru yang wara’
berarti guru yang dapat menjauhi dari
pembicaraan yang tidak bermanfaat, senda
gurau dan menyia-nyiakan umur atau waktu,
menjauhi perbuatan ghibah (menuturkan
kejelekan orang lain) dan bergaul bersama
orang yang banyak bicara tanpa
membuahkan hasil dalam pembicaraan,
ngobrol dan omong kosong.
…………….?????
16. 3. Al-Asanna
(Berpengalaman / Lebih
dewasa)
guru harus yang lebih tua atau
dewasa dibanding muridnya
karena guru yang lebih tua
(lebih dewasa) mengerti dan
ilmunya lebih luas.
18. 1. Selalu mendekatkan diri (muraqabah)
guru diwajibkan memiliki kepribadian yang selalu mawas diri
dengan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala
dikarenakan dengan mendekatkan diri kepada Allah sebagai
sang pemberi ilmu maka guru akan terpancar dengan Nur
keilmuan dari Allah sehingga apa yang disampaikan bukanlah
dari nafsunya melainkan dari Allah.
19. 2. Takut (khouf) kepada murka atau siksa Allah subhanahu
wata’ala
seorang guru haruslah memiliki rasa takut
kepada Allah dalam pengabdian diri dan
pengembanan tugasnya untuk mencerdaskan
generasi penerus bangsa ini. Sehingga guru
yang berkepribadian tidak akan
menyalahgunakan kedudukannya sebagai
pendidik dan senantiasa patuh dengan
ketentuan dan hukum Allah subhanahu wata’ala.
20. Khalifah Umar Ibn Khattab
radhiyallahu anhu. Berkata:
“pelajarilah oleh kalian ilmu
pengetahuan, dan pelajarilah
sikap tenang dan ketundukan”.
Dari perkataan tersebut
dapat kita simpulkan
bahwasanya ketenangan harus
dimiliki oleh seorang guru
karena dengan bersikap
tenang tersebut guru akan
memiliki kewibawaan
dihadapan peserta didiknya.
4. Sakinah (bersikap tenang)
21. • Ibrahim bin Adham
menjelaskan bahwa wara’
adalah meninggalkan segala
sesuatu yang meragukan,
segala sesuatu yang tidak
berarti, dan apapun yang
berlebihan. Dari penjelasan
di atas, seorang guru
haruslah bersikap wara’
dalam setiap perkataan dan
perbuatannya karena guru
merupakan sosok yang
menjadi teladan bagi
peserta didiknya.
5. Wara’, (Berhati-hati dalam setiap perbuatan)
22. Dengan ber-tawadlu’,
guru tidak akan
menyalahkan dan
membodoh-bodohkan
peserta didiknya apabila
ia salah, melainkan
memberikan semangat
kepada peserta didik
tersebut untuk terus
belajar dan memberikan
pembelajaran dari
kesalahan tersebut.
6. Tawadhu
( Rendah hati atau tidak menyombongkan diri)
23. 7. Khusyu kepada Allah subhanahu wata’ala
Menurut Ibnu Rajab bahwa asal
dari khusyu’ adalah kelembutan,
kehalusan, ketenangan,
ketundukan, kelemahan, dan
kepedihan hati. Apabila hati
khusyu’, ia akan diikuti oleh
khusyu’nya anggota tubuh, karena
seluruh anggota tubuh adalah
pengikut baginya.
24. 8. Zuhud (tidak terlampau
mencintai kesenangan dunia)
As-Saqathy menegaskan bahwa
Allah subhanahu wata’ala
menjauhkan dunia dari para
auliya’-Nya, menjauhkannya dari
makhluk-makhluk-Nya yang
berhati suci, dan menjauhkannya
dari hati mereka yang dicintai-
Nya, lantaran Dia tidak
memperuntukkannya bagi mereka