SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Beberapa pelanggaran etika dalam bisnis
dewasa ini telah menyeret profesi di bidang
akuntansi (akuntan publik) untuk larut di
dalamnya. Walaupun ini bukan persoalan yang
sederhana, namun upaya konstruktif harus
dikembangkan untuk meminimalisir terjadinya
pelanggaran etika lebih lanjut oleh akuntan
(publik).
Perhatian atas keberlangsungan suatu praktik
etika dalam bisnis dan profesi dewasa ini telah
sedemikian berkembang. Situasi ini tidak
terlepas dari kenyataan bahwa bisnis
merupakan bidang kehidupan yang rentan atas
pelanggaran-pelanggaran moral.
Menoleh ke belakang atas beberapa peristiwa
bisnis yang melibatkan akuntan, perhatian atas
berlangsungnya etika seharusnya menjadi
sesuatu yang utama. Krisis moral dalam dunia
bisnis yang sangat fenomenal pada
dekade ini adalah kasus “Enron”,
Suatu kasus yang sedemikian kompleks, yang
kemudian diikuti mencuatnya kasus-kasus
lainnya yang melibatkan Merck, Qwest, Xerox,
dan Worldcom. Kasus-kasus skandal keuangan
ini tidak saja berakibat pada menurunnya
kinerja perekonomian Amerika Serikat (yang
ditandai dengan menurunnya harga saham di
Wall Street dan indeks harga saham Dow
Jones), tetapi kemudian juga merembet ke
negara-negara lainnya
Peristiwa ini kemudian memicu kalangan
pemerintahan dan legislatif di Amerika Serikat
untuk meninjau kembali perangkat hukum
yang mengatur perusahaan (korporat) dan
praktik akuntan publik. Untuk pengaturan
korporat, sebagaimana terdapat dalam
www.findlaw.com, dikeluarkan “Sarbanes-
Oxley Act of 2002”. Serta kemudian untuk
pengaturan praktik akuntan publik dikeluarkan
“Public Company Accounting Reform and
Investor Protection Act of 2002”
Dalam perspektif etika, kasus inipun kemudian
berimplikasi pada munculnya keraguan banyak
pihak pada berbagai aspek kunci dari etika
profesi akuntan. Salah satu aspek kunci
tersebut adalah bersangkutan dengan
independensi, sehingga dalam hal ini memaksa
Kongres Amerika Serikat turun tangan untuk
memperketat pengaturan praktik akuntan
publik sebagaimana tersebut dalam kedua
undang undang di atas.
Sementara itu di Indonesia kasus-kasus serupa
juga terjadi, misalnya kasus audit PT Telkom
oleh KAP “Eddy Pianto & Rekan” (Media
Akuntansi, 2003). Dalam kasus ini laporan
keuangan auditan PT Telkom tidak diakui oleh
SEC (pemegang otoritas pasar modal di
Amerika Serikat), dan atas peristiwa ini audit
ulang diminta untuk dilakukan oleh KAP yang
lainnya.
Kemudian selain itu adalah kasus penggelapan
pajak yang melibatkan KAP “KPMG Sidharta
Sidharta & Harsono” (KPMG-SSH) yang
menyarankan kepada kliennya (PT. Easman
Christensen/PTEC) untuk melakukan
penyuapan kepada aparat perpajakan
Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas
jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya
(Sinaga dkk., 2001). Sebuah kasus ironis, oleh
karena pengungkapannya justru dilakukan oleh
pemegang otoritas pasar modal Amerika
Serikat (SEC).
Selanjutnya berdasarkan data yang
disampaikan oleh Bidang Penegakan Disiplin
dan Etika Profesi IAI pada Kongres Luar Biasa
dan KNA IV IAI tahun 2000 menunjukkan
berbagai bentuk pelanggaran yang dilakukan
oleh KAP/KJA (Baidaie, 2000). Hasil
review/evaluasi BPKP terhadap 91 KAP/KJA
pada periode 1994-1997 yang terdapat dalam
data tersebut menunjukkan bahwa:
- 6,35% tidak memenuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku
- 7,30% tidak memenuhi sepenuhnya Kode Etik
- 81,27% tidak menerapkan Sistem
Pengendalian Mutu
- 97,55% tidak mematuhi Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP).
Bagaimanapun harus diakui, masih terdapatnya
berbagai kasus pelanggaran etika di kalangan
akuntan seakan menjadi bukti rapuhnya
integritas akuntan, dan tidak menutup
kemungkinan kondisi ini akan berakibat pada
terjadinya krisis berkepanjangan pada diri
profesi akuntan.
APA DAMPAKNYA LEBIH JAUH LAGI ?????
Aspek tersebut antara lain adalah, pertama
munculnya keraguan publik akan informasi
laporan keuangan. Kondisi ini memaksa
dilakukannya reformasi dalam asosiasi, serikat
atau ikatan-ikatan akuntan di seluruh dunia.
Dengan kata lain untuk mengembalikan
kepercayaan publik, hal yang harus dilakukan
adalah melakukan reformasi profesi akuntan.
Reformasi dilakukan dengan menerapkan dan
memantapkan regulasi diri, menghentikan jasa
konsultasi untuk klien audit, melakukan rotasi
tugas auditor pada klien, membatasi infiltrasi
auditor ke perusahaan, serta membersihkan
standar akuntansi keuangan dan aturan yang
memungkinkan creative accounting.
Dampak kedua, badan pengatur akan semakin
ketat mengurusi laporan keuangan dan KAP.
Untuk ini investigasi laporan keuangan oleh
penegak hukum akan semakin banyak
ditujukan kepada KAP.
Sementara dampak ketiga, perhatian yang
serius atas adanya keharusan untuk pemisahan
jasa konsultasi dan jasa audit. Dan implikasi
lanjutannya adalah kemungkinan munculnya
banyak asosiasi investor dan federasi asosiasi
investor dunia untuk melindungi kepentingan
pemegang saham publik. Dengan ini maka
tekanan terhadap profesi akuntan semakin
berat.
Bagaimanapun memelihara standar etis yang
tinggi di antara profesional akuntan adalah
persoalan kritis dalam memastikan
berlangsungnya fungsi audit yang berkualitas
tinggi (Cohen dkk., 1996).
Standar etis yang tinggi dan integritas akuntan
dapat berlangsung dan terjaga oleh karena
adanya kolektifitas situasi yang melingkupinya.
Oleh karena lingkup pekerjaan akuntan
berkaitan dengan aktifitas profesional yang
terorganisir, kolektifitas situasi tentunya terjadi
dan bersifat organisasional.
Etika sebagai Basis Profesionalisme Akuntan
Etika, yang merupakan refleksi atas moralitas,
adalah persoalan yang kompleks. Dalam
bidang profesi akuntansi, praktik etika
berlangsung baik karena keadaan dimensi
individual akuntan maupun dimensi sosialnya.
Dalam praktik akuntan publik, secara kolektif
tindakan dan perilaku etis akuntan (dan staf
profesional di bidang akuntansi) yang bekerja
di kantor akuntan publik akan menggambarkan
tindakan dan perilaku etis kantor akuntan
publik (KAP) sebagai organisasi yang menaungi
aktifitas profesionalnya.
Sebagai sebuah organisasi bisnis profesional,
yang keberadaannya tergantung pada
kepercayaan masyarakat, akuntan dan staf
profesional di kantor akuntan publik secara
taken for granted harus mengedepankan etika.
Sehingga dalam praktik di organisasi KAP,
akomodasi etika profesi di dalamnya menjadi
sesuatu yang sangat penting untuk
diperhatikan.
Secara umum kode etik perilaku akuntan
seharusnya memberikan pedoman yang cukup
bagi akuntan untuk menjalankan perannya
sebagai profesional, dan menginformasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan
seperti investor, manajemen atau agensi
pemerintah bagaimana akuntan seharusnya
bertindak (Brooks, 1989; 164).
Ada beberapa kerangka pengembangan etika
di dalam suatu organisasi, sebagaimana
misalnya disampaikan oleh White & Lam (2000)
dan Murphy (1989). White & Lam (2000)
menyampaikan bahwa ada beberapa komponen
yang perlu diperhatikan untuk menuju suatu
sistem organisasi yang etis dengan
institusionalisasi etika.
Scwhartz (2002) berdasarkan pandangan dari
beberapa penulis sebelumnya menyebutkan
pengertian kode etik, yaitu suatu dokumen
formal yang tertulis dan membedakan yang
terdiri dari standar moral untuk membantu
mengarahkan perilaku karyawan dan
organisasi.
- Trustworthiness (yang dalam hal ini meliputi
honesty, integrity, reliability,
dan loyalty),
- Respect (misalnya meliputi perhatian atas
perlindungan hak azasi
manusia),
- Responsibility (meliputi juga accountability),
- Fairness (meliputi penghindaran dari sifat tidak
memihak, dan
mempromosikan persamaan),
- Caring (meliputi misalnya penghindaran atas
tindakan-tindakan yang
merugikan dan tidak perlu), dan
- Citizenship (yang dalam hal ini meliputi
penghormatan atas hukum dan
perlindungan lingkungan).
Scwhartz (2002), dari hasil telaah
beberapa survei yang dilakukan oleh peneliti
atau lembaga penelitian lainnya di
beberapa negara, menunjukkan prosentase (%)
jumlah perusahaan yang telah
merumuskan kode etik organisasinya, yaitu:
- di Amerika Serikat lebih dari 90%,
- di Kanada 85%,
- di Inggris Raya 57%, dan
- di Jerman 51%
Namun demikian dalam implementasinya,
dampak keberadaan kode etik di perusahaan
masih diperdebatkan. Di satu sisi disebutkan
dan dibuktikan adanya dampak positif, tetapi
di sisi lain menunjukkan yang sebaliknya.
Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Adams dkk. (2001)
menunjukkan bahwa dibandingkan dengan
responden dari perusahaan yang tidak
mempunyai kode etik formal (tidak tertulis),
responden dari perusahaan yang mempunyai
kode etik formal (tertulis) menilai lebih
besarnya dukungan perusahaan untuk
berperilaku etis bagi mereka
Selain itu responden ini juga merasakan adanya
kepuasan atas penyelesaian dilema etis yang
mereka dapati, walaupun kebanyakan dari
mereka ternyata tidak dapat menyebutkan
perilaku spesifik yang bagaimana yang
dipersyaratkan ataupun dilarang oleh kode etik
perusahaan mereka (Adams dkk., 2001).
Bagaimanapun kondisi ini dapat merefleksikan
kurangnya sosialisasi atas isi dari kode etik
perusahaan.
Etika sebenarnya meliputi suatu proses
penentuan yang kompleks tentang apa yang
harus dilakukan seseorang dalam situasi
tertentu (Ward dkk., 1993), yang proses itu
sendiri meliputi penyeimbangan pertimbangan
sisi dalam (inner) dan sisi luar (outer) yang
disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman
dan pembelajaran masing-masing individu.
Dengan tidak mengesampingkan perhatian dan
pemenuhan sesuatu yang bersifat materi,
penguatan personalitas dilakukan dengan
memperhatikan dan mengembangkan potensi
emosionalitas (EQ) dan spiritualitas (SQ)
anggota KAP.
Dengan demikian EQ mencakup pula
kemampuan dalam pengendalian diri,
semangat dan ketekunan, serta kemampuan
untuk memotivasi diri sendiri (Goleman, 1995;
xiii). Perhatian pada EQ akan dapat
mengembangkan kecerdasan hati, seperti
ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan
beradaptasi dan empati.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, di
mana dia dapat membantu manusia untuk
menyembuhkan dan membangun dirinya
secara utuh (Zohar dan Marshall, 2001; 8). SQ
tidak harus berhubungan dengan agama,
demikian pula tidak bergantung pada budaya
maupun nilai-nilai yang ada. Bagi sebagian
orang SQ mungkin menemukan cara
pengungkapan melalui agama formal, tetapi
beragama tidak menjamin SQ tinggi (Zohar dan
Marshall, 2001; 8).
Simpulan
Mencermati berbagai malpraktik dalam bisnis dan
profesi akuntan yang telah berlangsung
sedemikian masif, maka dalam lingkup
keorganisasian diperlukan suatu upaya
pengembangan praktik etika di KAP.
Pengembangan ini dilakukan baik meliputi upaya-
upaya eksplisit maupun implisit. Upaya eksplisit
dilakukan antara lain dengan adanya kode etik,
pelatihan etika, ethics newsletter, ethics hotline,
ethics officer, dan komite etika. Sementara itu
upaya dalam bentuk implisit meliputi
reward system, sistem evaluasi kinerja, sistem
promosi, budaya organisasi, kepemimpinan etis,
dukungan dari manajemen puncak, dan saluran
komunikasi yang terbuka

More Related Content

What's hot

Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaUlfa Defrana
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBmas ijup
 
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISlevana412y
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Hasan Romadon
 
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...
METODE PENELITIANProses PenelitianLangkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...METODE PENELITIANProses PenelitianLangkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...Indah Dwi Lestari
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGUofa_Unsada
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan StrategiSistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan StrategiYunika Lestari
 
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasiJawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasiRusmaladewi01
 

What's hot (20)

Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerja
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Laporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
Laporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farmaLaporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
Laporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Paradigma akuntansi
Paradigma akuntansiParadigma akuntansi
Paradigma akuntansi
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Regulation of financial accounting
Regulation of financial accountingRegulation of financial accounting
Regulation of financial accounting
 
Analisis teknikal
Analisis teknikalAnalisis teknikal
Analisis teknikal
 
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
 
Teori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: PendapatanTeori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: Pendapatan
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...
METODE PENELITIANProses PenelitianLangkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...METODE PENELITIANProses PenelitianLangkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang ...
 
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan StrategiSistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
 
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasiJawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasi
 

Similar to Mengembangkan etika di kantor akuntan publik

5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdf
5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdf5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdf
5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdfWindiWulandari34
 
Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...
Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...
Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...Ramsey Ramli
 
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...TeguhBudiSantoso9
 
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...TeguhBudiSantoso9
 
1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...TeguhBudiSantoso9
 
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...TeguhBudiSantoso9
 
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...petraaja
 
Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017
Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017
Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017Ruslan -
 
14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...
14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...
14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...ASA LILA
 
Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...
Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...
Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...ASA LILA
 
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...Vhiie Audi
 
Keterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus Korupsi
Keterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus KorupsiKeterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus Korupsi
Keterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus KorupsiBasyarAlAddar1
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...Antoni Butarbutar
 
Translate etbis artikel 15
Translate etbis artikel 15Translate etbis artikel 15
Translate etbis artikel 15Erdha Reidha
 
2, be gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...
2, be  gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...2, be  gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...
2, be gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...Jejen Zainal Mutaqin, S.Psi, CHRP
 
BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...
BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...
BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...Monica Rizki Lestari
 
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...yohana premavari
 
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...yohana premavari
 

Similar to Mengembangkan etika di kantor akuntan publik (20)

5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdf
5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdf5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdf
5552220015-windi wulandari-bab 1 etika.pdf
 
Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...
Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...
Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 2 UAS sistem informasi dan pengendalian ...
 
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
 
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
 
1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
1, BE & GG, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, unive...
 
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
 
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...
 
Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017
Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017
Be&gg ruslan hapzi ali_governance rating_universitas mercu buana_2017
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...
14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...
14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...
 
Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...
Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...
Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...
 
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...
 
Keterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus Korupsi
Keterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus KorupsiKeterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus Korupsi
Keterlibatan Etika Bisnis Pada Kasus Korupsi
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
 
Translate etbis artikel 15
Translate etbis artikel 15Translate etbis artikel 15
Translate etbis artikel 15
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
2, be gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...
2, be  gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...2, be  gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...
2, be gg, jejen zainal mutaqin, hapzi ali, ethics and business concept and t...
 
BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...
BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...
BE & GG. 12,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Governance Rating, Universitas Mer...
 
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
 
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Mengembangkan etika di kantor akuntan publik

  • 1.
  • 2. Beberapa pelanggaran etika dalam bisnis dewasa ini telah menyeret profesi di bidang akuntansi (akuntan publik) untuk larut di dalamnya. Walaupun ini bukan persoalan yang sederhana, namun upaya konstruktif harus dikembangkan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran etika lebih lanjut oleh akuntan (publik).
  • 3. Perhatian atas keberlangsungan suatu praktik etika dalam bisnis dan profesi dewasa ini telah sedemikian berkembang. Situasi ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa bisnis merupakan bidang kehidupan yang rentan atas pelanggaran-pelanggaran moral.
  • 4. Menoleh ke belakang atas beberapa peristiwa bisnis yang melibatkan akuntan, perhatian atas berlangsungnya etika seharusnya menjadi sesuatu yang utama. Krisis moral dalam dunia bisnis yang sangat fenomenal pada dekade ini adalah kasus “Enron”,
  • 5. Suatu kasus yang sedemikian kompleks, yang kemudian diikuti mencuatnya kasus-kasus lainnya yang melibatkan Merck, Qwest, Xerox, dan Worldcom. Kasus-kasus skandal keuangan ini tidak saja berakibat pada menurunnya kinerja perekonomian Amerika Serikat (yang ditandai dengan menurunnya harga saham di Wall Street dan indeks harga saham Dow Jones), tetapi kemudian juga merembet ke negara-negara lainnya
  • 6. Peristiwa ini kemudian memicu kalangan pemerintahan dan legislatif di Amerika Serikat untuk meninjau kembali perangkat hukum yang mengatur perusahaan (korporat) dan praktik akuntan publik. Untuk pengaturan korporat, sebagaimana terdapat dalam www.findlaw.com, dikeluarkan “Sarbanes- Oxley Act of 2002”. Serta kemudian untuk pengaturan praktik akuntan publik dikeluarkan “Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002”
  • 7. Dalam perspektif etika, kasus inipun kemudian berimplikasi pada munculnya keraguan banyak pihak pada berbagai aspek kunci dari etika profesi akuntan. Salah satu aspek kunci tersebut adalah bersangkutan dengan independensi, sehingga dalam hal ini memaksa Kongres Amerika Serikat turun tangan untuk memperketat pengaturan praktik akuntan publik sebagaimana tersebut dalam kedua undang undang di atas.
  • 8. Sementara itu di Indonesia kasus-kasus serupa juga terjadi, misalnya kasus audit PT Telkom oleh KAP “Eddy Pianto & Rekan” (Media Akuntansi, 2003). Dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat), dan atas peristiwa ini audit ulang diminta untuk dilakukan oleh KAP yang lainnya.
  • 9. Kemudian selain itu adalah kasus penggelapan pajak yang melibatkan KAP “KPMG Sidharta Sidharta & Harsono” (KPMG-SSH) yang menyarankan kepada kliennya (PT. Easman Christensen/PTEC) untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya (Sinaga dkk., 2001). Sebuah kasus ironis, oleh karena pengungkapannya justru dilakukan oleh pemegang otoritas pasar modal Amerika Serikat (SEC).
  • 10. Selanjutnya berdasarkan data yang disampaikan oleh Bidang Penegakan Disiplin dan Etika Profesi IAI pada Kongres Luar Biasa dan KNA IV IAI tahun 2000 menunjukkan berbagai bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh KAP/KJA (Baidaie, 2000). Hasil review/evaluasi BPKP terhadap 91 KAP/KJA pada periode 1994-1997 yang terdapat dalam data tersebut menunjukkan bahwa:
  • 11. - 6,35% tidak memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku - 7,30% tidak memenuhi sepenuhnya Kode Etik - 81,27% tidak menerapkan Sistem Pengendalian Mutu - 97,55% tidak mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
  • 12. Bagaimanapun harus diakui, masih terdapatnya berbagai kasus pelanggaran etika di kalangan akuntan seakan menjadi bukti rapuhnya integritas akuntan, dan tidak menutup kemungkinan kondisi ini akan berakibat pada terjadinya krisis berkepanjangan pada diri profesi akuntan. APA DAMPAKNYA LEBIH JAUH LAGI ?????
  • 13. Aspek tersebut antara lain adalah, pertama munculnya keraguan publik akan informasi laporan keuangan. Kondisi ini memaksa dilakukannya reformasi dalam asosiasi, serikat atau ikatan-ikatan akuntan di seluruh dunia. Dengan kata lain untuk mengembalikan kepercayaan publik, hal yang harus dilakukan adalah melakukan reformasi profesi akuntan.
  • 14. Reformasi dilakukan dengan menerapkan dan memantapkan regulasi diri, menghentikan jasa konsultasi untuk klien audit, melakukan rotasi tugas auditor pada klien, membatasi infiltrasi auditor ke perusahaan, serta membersihkan standar akuntansi keuangan dan aturan yang memungkinkan creative accounting.
  • 15. Dampak kedua, badan pengatur akan semakin ketat mengurusi laporan keuangan dan KAP. Untuk ini investigasi laporan keuangan oleh penegak hukum akan semakin banyak ditujukan kepada KAP. Sementara dampak ketiga, perhatian yang serius atas adanya keharusan untuk pemisahan jasa konsultasi dan jasa audit. Dan implikasi lanjutannya adalah kemungkinan munculnya banyak asosiasi investor dan federasi asosiasi investor dunia untuk melindungi kepentingan pemegang saham publik. Dengan ini maka tekanan terhadap profesi akuntan semakin berat.
  • 16. Bagaimanapun memelihara standar etis yang tinggi di antara profesional akuntan adalah persoalan kritis dalam memastikan berlangsungnya fungsi audit yang berkualitas tinggi (Cohen dkk., 1996). Standar etis yang tinggi dan integritas akuntan dapat berlangsung dan terjaga oleh karena adanya kolektifitas situasi yang melingkupinya. Oleh karena lingkup pekerjaan akuntan berkaitan dengan aktifitas profesional yang terorganisir, kolektifitas situasi tentunya terjadi dan bersifat organisasional.
  • 17. Etika sebagai Basis Profesionalisme Akuntan Etika, yang merupakan refleksi atas moralitas, adalah persoalan yang kompleks. Dalam bidang profesi akuntansi, praktik etika berlangsung baik karena keadaan dimensi individual akuntan maupun dimensi sosialnya. Dalam praktik akuntan publik, secara kolektif tindakan dan perilaku etis akuntan (dan staf profesional di bidang akuntansi) yang bekerja di kantor akuntan publik akan menggambarkan tindakan dan perilaku etis kantor akuntan publik (KAP) sebagai organisasi yang menaungi aktifitas profesionalnya.
  • 18. Sebagai sebuah organisasi bisnis profesional, yang keberadaannya tergantung pada kepercayaan masyarakat, akuntan dan staf profesional di kantor akuntan publik secara taken for granted harus mengedepankan etika. Sehingga dalam praktik di organisasi KAP, akomodasi etika profesi di dalamnya menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan.
  • 19. Secara umum kode etik perilaku akuntan seharusnya memberikan pedoman yang cukup bagi akuntan untuk menjalankan perannya sebagai profesional, dan menginformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor, manajemen atau agensi pemerintah bagaimana akuntan seharusnya bertindak (Brooks, 1989; 164).
  • 20. Ada beberapa kerangka pengembangan etika di dalam suatu organisasi, sebagaimana misalnya disampaikan oleh White & Lam (2000) dan Murphy (1989). White & Lam (2000) menyampaikan bahwa ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan untuk menuju suatu sistem organisasi yang etis dengan institusionalisasi etika.
  • 21. Scwhartz (2002) berdasarkan pandangan dari beberapa penulis sebelumnya menyebutkan pengertian kode etik, yaitu suatu dokumen formal yang tertulis dan membedakan yang terdiri dari standar moral untuk membantu mengarahkan perilaku karyawan dan organisasi.
  • 22. - Trustworthiness (yang dalam hal ini meliputi honesty, integrity, reliability, dan loyalty), - Respect (misalnya meliputi perhatian atas perlindungan hak azasi manusia), - Responsibility (meliputi juga accountability), - Fairness (meliputi penghindaran dari sifat tidak memihak, dan mempromosikan persamaan), - Caring (meliputi misalnya penghindaran atas tindakan-tindakan yang merugikan dan tidak perlu), dan - Citizenship (yang dalam hal ini meliputi penghormatan atas hukum dan perlindungan lingkungan).
  • 23. Scwhartz (2002), dari hasil telaah beberapa survei yang dilakukan oleh peneliti atau lembaga penelitian lainnya di beberapa negara, menunjukkan prosentase (%) jumlah perusahaan yang telah merumuskan kode etik organisasinya, yaitu: - di Amerika Serikat lebih dari 90%, - di Kanada 85%, - di Inggris Raya 57%, dan - di Jerman 51%
  • 24. Namun demikian dalam implementasinya, dampak keberadaan kode etik di perusahaan masih diperdebatkan. Di satu sisi disebutkan dan dibuktikan adanya dampak positif, tetapi di sisi lain menunjukkan yang sebaliknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adams dkk. (2001) menunjukkan bahwa dibandingkan dengan responden dari perusahaan yang tidak mempunyai kode etik formal (tidak tertulis), responden dari perusahaan yang mempunyai kode etik formal (tertulis) menilai lebih besarnya dukungan perusahaan untuk berperilaku etis bagi mereka
  • 25. Selain itu responden ini juga merasakan adanya kepuasan atas penyelesaian dilema etis yang mereka dapati, walaupun kebanyakan dari mereka ternyata tidak dapat menyebutkan perilaku spesifik yang bagaimana yang dipersyaratkan ataupun dilarang oleh kode etik perusahaan mereka (Adams dkk., 2001). Bagaimanapun kondisi ini dapat merefleksikan kurangnya sosialisasi atas isi dari kode etik perusahaan.
  • 26. Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu (Ward dkk., 1993), yang proses itu sendiri meliputi penyeimbangan pertimbangan sisi dalam (inner) dan sisi luar (outer) yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu.
  • 27. Dengan tidak mengesampingkan perhatian dan pemenuhan sesuatu yang bersifat materi, penguatan personalitas dilakukan dengan memperhatikan dan mengembangkan potensi emosionalitas (EQ) dan spiritualitas (SQ) anggota KAP. Dengan demikian EQ mencakup pula kemampuan dalam pengendalian diri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri (Goleman, 1995; xiii). Perhatian pada EQ akan dapat mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi dan empati.
  • 28. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, di mana dia dapat membantu manusia untuk menyembuhkan dan membangun dirinya secara utuh (Zohar dan Marshall, 2001; 8). SQ tidak harus berhubungan dengan agama, demikian pula tidak bergantung pada budaya maupun nilai-nilai yang ada. Bagi sebagian orang SQ mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi beragama tidak menjamin SQ tinggi (Zohar dan Marshall, 2001; 8).
  • 29. Simpulan Mencermati berbagai malpraktik dalam bisnis dan profesi akuntan yang telah berlangsung sedemikian masif, maka dalam lingkup keorganisasian diperlukan suatu upaya pengembangan praktik etika di KAP. Pengembangan ini dilakukan baik meliputi upaya- upaya eksplisit maupun implisit. Upaya eksplisit dilakukan antara lain dengan adanya kode etik, pelatihan etika, ethics newsletter, ethics hotline, ethics officer, dan komite etika. Sementara itu upaya dalam bentuk implisit meliputi reward system, sistem evaluasi kinerja, sistem promosi, budaya organisasi, kepemimpinan etis, dukungan dari manajemen puncak, dan saluran komunikasi yang terbuka