SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1 
TEORI SOSIAL BUDAYA 
“EVOLUSIONISME” 
Nama Kelompok : 
1. Nurkhasanah (4915122553) 
2. Silvia Radita (4915122560) 
3. Subur (4915122559) 
Prodi : Pendidikan IPS 2012 A 
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 
JL.Rawamangun Muka, Jakarta 13220. 
Telp. : (021)4890046, 489 3982. 
Fax. : (021)489 3726
2 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Seiring dengan perkembangan zaman kebiasaan hidup setiap individu maupun 
kelompok akan menyesuaikan diri terhadap perubahan, baik itu perubahan secara lambat 
(evolusi) ataupun perubahan secara cepat (revolusi). Namun pada hakikatnya tidak ada 
perubahan yang terjadi secara instan tetapi pastinya suatu perubahan itu akan 
membutuhkan proses yang lama. Sehingga dalam proses perubahan (evolusi) tersebut 
terdapat tahap-tahap dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Dalam 
kesempatan kali ini, kita akan mencoba menguraikan berbagai penjelasan mengenai 
pengertian dan prinsip-prinsip dasar evolusionisme, beberapa teori tentang evolusi 
seperti evolusi sosial universal, kebudayaan, religi, dan keluaraga melalui makalah dan 
diskusi kelompok di dalam kelas 
1.2 RUMUSAN MASALAH 
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dengan demikian telah dapat kita 
rumuskan berbagai permasalahan yang akan menjadi subpokok bahasan, yaitu: 
2. Apa definisi dan pengertian evolusionisme? 
3. Apa saja prinsip-prinsip dasar evolusionisme? 
4. Sebutkan dan jelaskan dari beberapa teori evolusi ! 
5. Bagaimana sejarah berkembangnya teori evolusi ? 
1.3 TUJUAN 
Tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain ; 
1. Mengetahui berbagai definisi dan pengertian evolusionisme 
2. Mengetahui berbagai macam prinsip-prinsip dasar evolusionisme 
3. Mengetahui beberapa teori evolusi, serta 
4. Mengetahui sejarah perkembangan teori evolusi tersebut
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 DESKRIPSI TEORI 
2.1.1 PENGERTIAN TEORI EVOLUSI 
Teori Evolusi menganggap bahwa keseluruhan sejarah manusia memiliki bentuk, 
pola, logika atau makna unik yang melandasi banyak kejadian yang tampaknya 
serampangan dan tak berkaitan. Rekontruksi memberikan pemahaman tentang sejarah 
masa lalu dan membuka jalan untuk memprediksi masa depan. Obyek yang mengalami 
perubahan adalah keseluruhan manusia. Evolusi juga merupakan perubahan masyarakat 
dipandang sebagai sesuatu alamiah, terjadi dimana saja, niscaya dan merupakan ciri tak 
terhindarkan dari realita sosial.1 Masyarakat dipandang sebagai satu kesatuan yang 
mengalami perubahan secara dinamis. 
Perubahan evolusi dibayangkan berpola unilinier, mengikuti pola atau lintasan 
tunggal dan dilakukan secara bertahap,terus-menerus, meningkat dan komulatif. Evolusi 
mempunyai penyebab yang bisa menggerakkan proses kedepan seperti mendorong 
perubahan evolusi. Perubahan evolusi adalah sifat masyarakat yang mempunyai 
kebutuhan dasar “Perubahan”. Perubahan evolusi juga dianggap spontan karena terjadi 
secara tidak sengaja yang tidak disadari oleh anggota masyarakat sekitarnya. Perubahan 
evolusi dianggap dengan kemajuan, menghasilkan perbaikan, kehidupan manusia yang 
lebih baik. 
Menurut kerangka berpikir evolusi, masyarakarat dan kebudayaan manusia telah 
berkembang dari tingkat yang rendah pada tingkat yang tinggi, terdorong oleh kekuatan 
dari dalam untuk berevolusi. Proses perkembangan itu melalui tingkat-tingkat tertentu, 
1 http://iis-cantik.blogspot.com/2011/10/evolusionisme-sosiologi-klasik.html di akses tanggal 10 
September 2013 pukul 21.30
4 
dan tingkatan itu akan dialami oelh semua kelompok manusia. Menurut aliran evolusi 
kebudayaan, semua masyarakat dan kebudayaan mengalami kemajuan atau berkembang 
secara progresif, adapun jalan yang ditempuhnya bersifast uniline. 
Jika ditinjau dari sudut pandang evolusi, manusia yang sederhana kebudayaannya dan 
manusia yang sudah kompleks atau moder tidak berbeda secara kualitatif, melaikan 
berbeda secara graduil, terutama dalam alam pikirannya. Perbedaan terebut disebabkan 
oleh perkembangan yang lebih intensif dari potensi mental dan intelegensi manusianya 
sendiri. Dengan cara kerja seperti ini, maka tiap-tiap kebudayaan yang ada di dunia 
dapat ditempatkan di tempatnya masing-masing dan dapat diramalkan tingkat yang 
didudukinya kemudian. Dengan menggunakan kriteria psychologi rasional dapatlah 
disusun sejarah kebudayaan manusia tanpa menggunakan bahan-bahan tertulis, karena 
anggapan dasar yang dipergunakan oleh teori ini adalah, bahwa semakin rasional 
manusia itu, semakin tinggi pula kedudukannya di dalam tangga evolusi. 
a. Asal mula teori evolusi 
Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistik yang muncul bersamaan 
dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistik kuno dan kemudian menyebar luas di 
abad ke 19. Paham materialisme berusaha menjelaskan alam semesta melalui faktor-faktor 
materi. Karena menolak pencipta, pandangan ini menyatakan bahwa segala 
sesuatu yang hidup ataupun tak hidup, hal tersebut muncul tidak melalui pencipta tetapi 
dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Akan tetapi, 
akal manusia sedemikian terstruktur sehingga mampu memahami keberadaan sebuah 
kehendak yang mengatur di mana pun ia menemukan keteraruran. Filsafat materialistis, 
yang bertantangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia ini, 
memunculkan “ teori evolusi” di pertengahan abad ke 19. Serta Teori Evousi telah 
menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. 
Namun demikian, Charles Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan 
teori evolusi yang telah banyak terbukti menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, 
teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh 
mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi. 
Darwin melengkapi teori evolusinya dengan menerapkan prinsip yang sama dengan 
asal-usul spesies kepada asal-usul manusia dan memberikan tempat kepada manusia
5 
melakukan proses evolusi dalam rangka seleksi alam dan mempertahankan 
eksistensinya di alam. 
Teori evolusi ini sangat sulit untuk meninggalkan teori Darwinisme yang sudah 
berusia lebih dari 150 tahun, tetapi dalam ilmu pengetahuan yang terus berkembang, tak 
terkecuali teori Darwin yang sudah melegenda itu, serta dapat dibuktikan dengan 
penelitian terbaru seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Karena ilmu 
pengetahuan pada zaman modern sekarang ini berkembang dengan sangat pesat, bukan 
hanya dalam hitungan tahun dan bulan, tetapi dalam hitungan hari dan bahwa teori 
evolusi ini hanyalah sebuah kebohongan 
2.1.2 PRINSIP-PRINSIP EVOLUSI 
Berbagai macam teori evolusi yang dicetuskan oleh para tokoh tersebut, akan 
menjadi dasar pemikiran tentang evolusi selanjutnya. Proses evolusi dapat dibedakan 
atas dasar faktor-faktor berikut.2 
1. Evolusi Berdasarkan Arahnya 
Berdasarkan arahnya evolusi dibedakan menjadi dua: 
a. Evolusi Progresif 
Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat 
bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang 
terjadi pada burung Finch. 
b. Evolusi Regresif 
Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal 
ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus. 
2 http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/menjelaskan-teori-prinsip-dan-mekanisme-evolusi-biologi/ 
di akses tanggal 10 September 2013 pukul 21.05
6 
2. Evolusi Berdasarkan Skala Perubahannya 
Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua: 
a. Makroevolusi 
Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan 
dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies 
baru. 
b. Mikroevolusi 
Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang 
hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah 
kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom. 
3. Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir 
Berdasarkan hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua: 
a. Evolusi Divergen 
Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu 
spesies menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa 
terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan 
sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia. 
b. Evolusi Konvergen 
Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada 
adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek 
moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan 
lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata 
hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam mamalia.
7 
2.1.3 PROSES EVOLUSI SOSIAL SECARA UNIVERSAL 
Etnografi dan etnografika telah menimbulkan suatu kesadaran di antara para 
cendekiawan dan para ahli filsafat di Eropa Barat mengenai besarnya keanekaragaman 
dari ciri-ciri ras, bahasa, dan kebudayaan umat manusia di dunia. Di samping itu 
kerangka cara berpikir evolusionisme universal tidak hanya diterapkan dalam ilmu 
biologi saja, tetapi juga telah menyebabkan timbulnya konsepsi tentang proses evolusi 
sosial secara universal. Konsepsi itu terutama dalam bagian kedua abad ke-19 sangat 
mempengaruhi cara berpikir para cendekiawan para ahli hukum, para ahli sejarah 
kebudayaan , para ahli folklor, dan ahli filsafat mengenai beberapa soal, misalnya soal 
asal-mula dan evolusi kelompok keluarga, asal-mula dan evolusi konsep hak milik, 
asal-mula dan evolusi negara, asal mula dan evolusi religi dan sebagainya. 
Menurut konsepsi tentang proses evolusi sosial universal semua hal tersebut 
harus dipandang dalam rangka masyarakat manusia yang telah berkembang dengan 
lambat (berevolusi) dari tingkat-tingkat yang rendah dan sederhana, ke tingkat – 
tingkat yang makin lama makin tinggi dan komplex.3 Proses evolusi seperti itu akan 
dialami oleh semua masyarakat manusia di muka bumi, walalupun dengan kecepatan 
yang berbeda-beda. Itulah sebabnya pada masakini masih ada juga kelompok-kelompok 
manusia hidupdalam masyarakat yang bentuknya belum banyak berubah 
dari sejak zaman makhluk manusia baru timbul di muka bumi, artinya mereka baru 
berada pada tingkat-tingkat permulaan dari proses evolusi sosial mereka. Bangsa-bangsa 
lain berada pada tingkat-tingkat pertengahan dari proses itu, sedangkan ada 
pula bangsa-bangsa yang telah mencapai tingkat evolusi sosial yang tertinggi, yaitu 
bangsa-bangsa di Eropa Barat. 
3 Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi 1, Jakarta: UI Press
8 
Diantara para cendekiawan dan ahli filsafat sosial yang telah menulis berbegai 
karangan yang berusaha mendeskripsi jalannya proses evolusi sosial itu, ada beberapa 
yang secara luas dan sangat sistematis telah mempergunakan bahan etnografi dan 
etnografika itu. Terbitnya karya-karya mereka itulah yang dapat kita anggap sebagai 
permulaan dari adanya ilmu antropologi di dunia ilmiah. Karya-karya ahli filsafat H. 
Spencer, para ahli hukum J.J. Bachofen, H. Maine dan L.H. Morgan, ahli sejarah 
kebudayaan E. B. Tylor dan ahli folklor J. Frazer itu, akan dibicarakan dengan lebih 
men dalam dalam sub-sub bab di bawah ini 
2.1.4 KONSEP EVOLUSI SOSIAL-UNIVERSAL H. SPENCER 
Ahli filsafat Inggris H. Spencer (1820-1903) bersama dengan ahli filsafat 
Perancis A. Comte termasuk aliran cara berpikir positivisme, yaitu aliran dalam ilmu 
filsafat yang bertujuan menerapkan metodologi eksak yang telah dikembangkan 
dalam ilmu fisika dan alam, dalam studi masyarakat manusia.4 Agak berbeda dengan 
A. Comte, dalam studi-studinya Spencer mempergunakan bahan etnografi dan 
etnografika secara sangat luas dan sangat sistematis. Maka walaupun dalam tulisan-tulisannya 
ia selalu menyebut ilmu pengetahuan yang dilaksanakannya itu “ilmu 
sosiologi”, yaitu istilah yang diciptakan oleh A. Comte, ia dapat juga kita anggap salah 
seorang tokoh utam dalam timbulnya ilmu antropologi. 
Semua karya Spencer berdasarkan konsepsi bahwa seluruh alam itu, baik yang 
terwujud nonorganis, organis, maupun superorganis, berevolusi karena didorong oleh 
kekuatan mutlak yang disebutnya evolusi universal (Spencer 1876:I, 434). Ia 
menghasilkan suatu buku raksasa yang bermaksud melukiskan proses evolusi 
universal itu di antara semua bangsa di dunia. Secara garis besar Spencer melihat 
perkembangann masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa di dunia itu telah atau 
akan mengabaikan fakta bahwa secara khusus tiap bagian masyarakat atau sub-sub 
kebudayaan bisa mengalami proses evolusi yang melalui tingkat-tingkat yang berbeda-beda. 
4 ibid
9 
Sebuah contoh dari teori Spancer mengenai asal-mula religi. Pangkal pendirian 
menganai hal itu adalah bahwa semua bangsa di dunia religi itu mulai karena manusia 
sadar dan takut akan maut. Serupa dengan pendirian ahli sejarah kebudayaan E.B. 
Tylor, ia juga berpendirian bahwa bentuk religi yang tertua adalah penyembahan 
kepada roh-roh yang merupakan personifikasi dari jiwa-jiwa orang-orang yang telah 
meninggal, terutama nenek moyangnya. Bentuk religi yang tertua ini pada semua 
bangsa di dunia akan berevolusi ke bentukk religi yang menurut Spencer merupakan 
tingkat evolusi yang lebih komplex, dan berdiferensiasi, yaitu penyembahan kepada 
dewa-dewa, seperti dewa kejayaan, dewi kejayaan, dewa kebijaksanaan, dewa maut 
dan sebagainya. Dewa-dewa yang menjadi pusat orientasi dan penyembahan manusia 
dalam tingkat evolusi religi seperti itu mempunyai ciri-ciri yang mantap dalam 
bayangan seluruh umatnya, karena tercantum dalam mitologi yang seringkali telah 
berada dalam bentuk tulisan. Namun, walaupun religi dari semua bangsa di dunia garis 
besar evolusi universal akan berkembang dari tingat penyembahan roh nenek moyang 
ke tingkat penyembahan dewa-dewa, secara khusus tiap bangsa dapat mengalami 
proses evolusi yang berbeda-beda. 
Contoh lain yaitu anggapan Spencer tentang perbedaan antara proses evolusi 
universal yang seragam dan proses evolusi khusus yang berbeda-beda, tampak dalam 
teorinya tentang evolusi hukum dalam masyarakat. Dalam hubungan itu Spencer 
berpendirian bahwa hukum dalam masyarakat manusia pada mulanya adalah hukum 
keramat, karena merupakan aturan-aturan hidup dan bergaul, yang berasal dari pada 
nenek moyang. Dengan demikian kekuatan dari hukum dalam masyarakat pada zaman 
permulaan itu. Secara sosiologi, maka ketaatan warga masyarakat pada zaman itu 
kepada aturan-aturan yang mereka anggap berasal dari para nenek moyang itu adalah 
karena mereka saling butuh-membutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Azas timbal 
balik inilah yang menjaga bahwa seorang individu tidak akan merugikan atau berbuat 
jahat terhadap sesamanya. 
Pada tingkat evolusi sosial, waktu timbul masyarakat beragama, maka 
masyarakat telah menjadi sedemikian besarnya hingga kekuasaan otoriter raja pun 
tidak lagi cukup. Kekuasaan itu perlu dibantu dengan sifat keramat raja. Karena itu
10 
ditanamkan keyakinan pada warga masyarakat bahwa raja adalah keturunan dan 
bahwa hukum yang dipelihara adalah hukum keramat. 
Pada tingkat evolusi sosial selanjutnya timbul masyarakat industri, dimana 
manusia menjadi bersifat lebih individualis, dan dimana kekuasaan raja dan 
keyakinan terhaddap raja keramat berkurang. Maka timbul lagi suatu sistem hukum 
yang baru, yang kembali berdasarkan azas saling butuh-membutuhkan antara warga 
masyarakat secara timbal-balik. Prosedur terjadinya undang-undang adalah dengan 
perundingan antara wakil-wakil warga masyarakat dalam badan-badan legislatif. 
Dalam maslah tersebut terakhir Spencer sempat mangajukan juga pandangannya 
mengenai proses evolusi pada umumnya.manurut Spencer, seperti dalam evolusi 
biologi di mana jenis-jenis mahkluk yang bisa hidup langsung itu adalah jenis-jenis 
yang paling cocok dengan persyaratan lingkungan alamnya, maka dalam evolusi sosial 
aturan-aturan hidup manusia serta hukum yang dapat dipaksakan tahan dalam 
masyarakat, adalah hukum yang melindungi kebutuhan para warga masyarakat yang 
paling cocok dengan persyaratan masyarakat di mana mereka hidup, yaitu : kebutuhan 
warga masyakat yang paling berkuasa, yang paling pandai, dan yang paling mampu. 
Pandangan ini adalah pandangan Spencer mengenai “survival of the fittest “, yaitu 
daya tahan dari jenis atau individu yang mempunyai ciri-ciri yang paling cocok 
dengan lingkungannya. 
2.1.5 TEORI EVOLUSI KELUARGA J.J. BACHOFEN 
J.J. Bachofen adalah ahli hukum Jerman terbentuknya teori tentang evolusi 
bentuk keluarga yang diuraikan dalam bukunya Das Mutterrecht (1861) dengan 
banyak bahan bukti yang tidak hanya diambilnya dari masyarakat Yunani dan Rum 
Klasik, tetapi juga bahan etnografi dari masyarakat bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan 
suku-suku bangsa Indian di Amerika. Menurut Bachofen, di seluruh dunia keluarga 
manusia berkembang mlelalui empat tingkat evolusi.5 Dalam zaman yang telah jauh 
lampau dalam masyarakat manusia ada keadaan promiskuitas, di mana manusia hidup 
hidup serupa sekawan binatang berkelompok, dan laki-laki serta wanita berhubungan 
5 Ibid.
11 
dengan bebas dan melahirkan keturunannya tanpa ikatan. Kelompok keluarga inti 
sebagai inti masyarakat bellum ada pada waktu itu. Keadaan inti dianggap merupakan 
tingkat pertama dalam proses perkembangan masyarakat manusia. Lambat laun 
manusia sadar akan hubungan antara si ibu dengan anak-anaknya sebagai suatu 
kelompok keluarga inti dalam masyarakat, karena anak-anak hanya mengenal ibunya, 
tetapi tidak menganal ayahnya. Dalam kelompok-kelompok keluarga inti serupa itu, 
ibulah yang menjadi kepala keluarga. Perkawinan antara ibu dan anak laki-laki 
dihindari, dengan demikian timbul adat exogami. Kelompok-kelompok keluarga ibu 
tadi itu menjadi luas karena garis keturunan untuk selanjutnya diperhitungkan melalui 
garis ibu, maka timbul suatu keadaan masyarakat yang oleh para sarjana waktu itu 
disebut matriarchate. Ini adalah tingkat kedua dalam pproses perkembangan 
masyarakat manusia. Tingkat kemudian terjadi karena para pria tak luas dengan 
keadaan ini, lalu mengambil calon-calon isteri mereka dari kelompok-kelompok lain 
dan membawa gadis-gadis itu ke kelompok-kelompok mereka sendiri. Dengan 
demikian keturunan yang dilahirkan juga tetap tinggal dalam kelompom pria. Kejadian 
ini menyebabkan timbulnya secara lambat-laun kelompok-kelompok keluarga dengan 
ayah sebagai kepala, dengan meluasnya kelompok-kelompok serupa itu timbullah 
keadaan partriarchate. Ini adalah tingkat ketiga dalam proses perkembangan 
masyarakat manusia. Tingkat terakhir terjadi waktu perkawinan di luar kelompok 
yaitu exogami, berubah menjadi endogami karenna berbagai sebab. Endogami atau 
perkawinan di dalam batas-batas kelompok menyebabkan bahwa anak-anak sekaranga 
senantiasa berhubungan langsung dengan anggota keluarga ayah maupun ibu. Dengan 
demikian patriachate lambat laun hilang dan berubah menjadi suatu susunan 
kekerabatan yang oleh Bachofen disebut susunan parental. 
2.1.6 TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN DI INDONESIA 
G.A. Wilken merumuskan teori-teori tentanng sejumlah gejala kebudayaan dan 
kemasyarakatannya,misalnya tektonimi (1875), tentang hakekat maskawin, yang 
menurut wilken pada mulanya hanya merupakan alat untuk mengadakan perdamaian 
antara pengantin pria dan wanita setelah berlangsung kawin lari, suatu kejadian yang 
sering terdapat dalam masa peralihan antara matriarkhat ke tingkat patriarkhat (1880 :
12 
662, 665-659, 662-664) dan tentang sejumlah masalah serta gejala sosial dan 
kebudayaan lain.6 Pada umumnya masalah-masalah serta gejal-gejala masyarakat dan 
kebudayaan ini selalu ada hubungannya dengan teori dasarnya mengenai evolusi 
keluarga, anggapannya tentang animisme adalah berdasarkan konsepsi seorang ahli 
yang menganut konsepsi evolusi kebudayaan bernama E.B. Tylor. 
2.1.7 TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN L.H. MORGAN 
Lewis H. Morgan (1818-1881) mula-mula adalah seorang ahli hukum yang lama 
tinggal di antara suku-suku bangsa Indian. Ia mendapat pengetahuan mengenai 
kebudayaan orang-orang Indian itu. Karangan-karangannya tentang orang iroquois itu 
terutama berpusat kepada soal-soal susunan kemasyarakatan dan sistem kekerabatan, 
dan dalam hal ini Morgan terutama berpusat kepada soal-soal susunan kemasyarkatan 
dan sistem kekerabatan kepada ilmu antropologi pada umumnya. Dalam 
memperhatikan sistem kekerabatan tersebut Morgan mempunyai cara untuk mengupas 
semua sistem diambil dari gejala kesejajaran yanng seringkali ada di antara sistem 
istilah kekerabatan dan sistem kekerabatan. Menurut Morgan, masyarakat dari semua 
bangsa di dunia sudah atau masih akan menyelesaikan proses evolusinya melalui 
kedelapan tinngkat evolusi sebagai berikut :7 
1. Zaman Liar Tua, yaitu zaman sejak adanya manusia sampai ia 
menemukan api, dalam zaman ini manusia hidup dari meramu, mencari akar-akar 
dan tumbuh-tumbuha liar. 
2. Zaman Liar Madya, yaitu zaman sejak manusia menemukan api, sampai 
ia menemukan senjata busur-panah, dalam zaman ini manusia mulai merubah 
mata pencaharian hidupnya dari meramu menjadi pencari ikan di sungai-sungai 
atau menjadi pemburu. 
6 Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi 1, Jakarta: UI Press 
7 Ibid.
13 
3. Zaman Liar Muda, yaitu zaman sejak manusia menemukan senjata 
busur-panah, sampai ia mendapatkan kepandaian membuat barang-barang 
tembikar, dalam zaman ini mata pencaharian hidupnya masih berburu. 
4. Zaman Barbar Tua, yaitu zaman sejak manusia menemukan kepandaian 
membuat tembikar sampai ia mulai berternak atau bercocok tanam. 
5. Zaman Barbar Madya yaitu zaman sejak manusia berternak atau 
bercocok tanam sampai ia menemukan kepandaian membuat benda-benda dari 
logam. 
6. Zaman Barbar Muda yaitu zaman sejak manusia menemukan kepandaian 
membuat benda-benda dari logam, sampai ia mengenal tulisan. 
7. Zaman Peradaban Purba 
8. Zaman Peradaban Masakini. 
Rangka mengenai kedelapan tingkat evolusi tersebut di atas oleh Morgan 
dipakai untuk menyusun bahan yang banyak jumlahnya tentang unsure-unsur 
kebudayaan dari berbagai suku bangsa Indian di Amerika Serikat, dari penduduk asli 
Australi, dari bangsa-bangsa Yunani dan Rum Klasik dan dari beberapa bangsa di 
Eropa sekarang. Walaupun demikian kita jangan menyangka bahwa Morgan sama 
sekali mengabaikan kekhususan dan keistimewaan dari perkembangan tiap masyarakat 
atau mengabaikan gejala pengaruh luar, tetapi mengenai beberapa unsure yang 
terpenting seperti mata pencaharian hidup dan susunan masyarakat, tiap masyarakat di 
dunia melewati kedelapan tingkat evolusi tersebut. 
Teori Morgan mengenai evolusi kebudayaan mendapat kecaman yang sangat 
tajam dari para ahli antropologi di Inggris dan Amerika pada awal abad ke-20 ini, dan 
walaupun ia seorang warganegara Amerika yang mempunyai pengetahuan yang luas 
mengenai kehidupan masyarakat dan kebudayaan Indian, ia toh tidak di anggap 
sebagai pendekar ilm antropologi Amerika. Tetapi L.H. Morgan sampai sekarang 
masih dihormati sebagai tokoh pendekar ilmu antropologi di Uni Sovyet yang 
disebabkan karena teorinya mengenai evolusi kebudayaan itu sangat cocok dengan 
ajaran K. Marx dan F. Engels mengenai evolusi masyarakat manusia, dan juga cocok 
dengan gagasan kedua tokoh pendekar komunis yang tercantum dalam Manifesto 
Komunis (1848) mereka itu. Teori Morgan kemudian menjadi terkenal di kalangan
14 
cendikiawan komunis berkat F. Engels yang sebagai seorang pengarang bergaya 
lancar, telah berfungsi membuat populer gagasan-gagasan Marx yang sering terlalu 
ilmiah sifatnya itu. 
2.1.8 TEORI EVOLUSI RELIGI 
A. TEORI EVOLUSI RELIGI E.B. TYLOR 
Edward B. Tylor (1832-1917) adalah orang Inggris yang mula-mula 
mendapatkan pendidikan dalam kesustateraan dan peradaban Yunani dan Rum Klasik, 
dan baru kemudian tertarik akan ilmu arkeologi. Menurut uraiannya sendiri, seorang 
ahli antropologi bertujuan mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan yang beraneka 
ragam di dunia, mencari unsure-unsur persamaan itu sedemikian rupa, sehingga 
tampak sejarah evolusi kebudayaan manusia itu sendiri dari satu tingkat ke tingkat 
yang lain. 
Suatu penelitian serupa itu dilakukan sendiri dengan mangambil sebagai pokok, 
unsure-unsur kebudayaan seperti sistem religi, kepercayaan, kesustateraan, adat-istiadat, 
upacara, dan kesenian. Penelitian itu menghasilkan karyanya yang terpenting 
yaitu dua jilid Primitive Culture : Researches into the Development of Mythology, 
Philosophy, Religion, Language, Art and Custom (1874). Dalam buku itu ia juga 
mengajukan teorinya tentang asal-mula religi yang berbunyi sbb : Asal mula religi 
adalah kesadaran manusia kan adanya jiwa. Kesadaran akan faham jiwa itu disebabkan 
karena dua hal, yaitu :8 
1) Perbadaan yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal 
yang mati. Dan manusia mulai sadar akan adanya suatu kekuatan yang 
menyebabkan gerak itu yaitu jiwa. 
2) Peristiwa mimpi. Dalam mimpinya manusia melihat dirinya di tempat-tempat 
lain bukan di tempat di mana ia sedang tidur. Maka manusia mulai 
membedakan antara tubuh jasmaninya yang ada di tempat tidur, dan suatu bagian 
lain dari dirinya yang pergi ke tempat-tempat lain. Bagian lain itulah yang disebut 
jiwa. 
8 Ibid.
15 
Sifat bastrak dari jiwa itu menimbulkan keyakinan pada manusia bahwa jiwa 
dapat hidup langsung , lepas dari tubuh jasmaninya. Pada waktu hidup, jiwa itu masih 
tersangkut kepada tubuh jasmani, dan hanya dapat meninggalkan tubuh waktu 
manusia tidur atau pingsan. Karena pada saat-saat serupa itu kekuatan hidup pergi 
melayang, maka tubuh berada dalam keadaan lemah. Tetapi Taylor berpendirian 
bahwa walaupun sedang melayang hubungan jiwa dengan jasmani pada saat tidur atau 
pingsan tetap ada. Hanya apabila manusia mati, jiwanya melayang terlepas, dan 
terputuslah hubungan dengan jasmani untuk selama-lamanya. Jiwa yang telah merdeka 
dan terlepas dari jasmaninya itu dapat berbuat sekehendaknya. Alam semesta penuh 
dengan jiwa-jiwa merdeka itu, yang oleh Taylor tidak disebut soul, atau jiwa lagi 
tetapi disebut spirit (makhluk halus atau roh). Dengan demikian pikiran manusia telah 
mentransformasikan kesadarannya akan adanya jiwa menjadi keyakinan kepada 
makhluk-makhluk halus. 
Pada tingkat tertua dalam evolusi religinya, manusia percaya bahwa makhluk-makhluk 
halus itulah yang menempati alam sekeliling tempat tinggalnya. Makhluk-makhluk 
yang bertubuh halus yang tinggal dekat tempat tinggal manusia, yang tidak 
dapat tertangkap leh pancaindera manusia, yang mampu berbuat yang tidak dapat 
dilakukan manusia, mendapat tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia, 
sehingga menjadi objek penghormatan dan penyembahannya, yang disertai berbagai 
upacara berupa doa, sajian, atau korban. Religi serupa itulah yang oleh Taylor disebut 
animism. 
Kemudian Tylor melanjutkan teorinya tentang asal mula religi yang berdasarkan 
cara berfikir evolusionalisme. Katanya, animisme yang pada dasarnya merupakan 
keyakinan kepada roh-roh yang mendiam alam semesta sekeliling tempat tinggal 
manusia, merupakan bentuk religi yang tertua. Pada tingkat kedua dalam evolusi 
religi, manusia yakin bahwa gerak alam yang hidup itu juga disebabkan adanya jiwa di 
belakang peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala alam itu. Gunung-gunung meletus, 
gempa bumi, angin topan, gerak matahari, dan seluruh gerak alam, disebabkan oleh 
makhluk-makhluk halus yang menempati alam. 
Jiwa alam itu kemudian dipersonifikasikan dan dianggap seperti makhluk yang 
memiliki suatu kepribadian dengan kemauan dan pikiran, yang disebut dewa-dewa
16 
alam. Pada tingkat ketiga dalam evolusi religi, bersama dengan timbulnya susunan 
kenegaraan, serupa dengan manusia. Maka terdapat pula suatu susunan pangkat dewa-dewa, 
mulai dari raja dewa-dewa tertinggi sampai dewa-dewa yang terendah 
pangkatnya. Susunan tersebut menjadikan manusia berfikir dan menarik kesimpulan 
bahwa semua dewa itu adalah penjelmaan dari satu dewa saja. Akibat dari keyakinan 
itu adalah berkembangnya keyakinan bahwa Tuhan itu satu, dan timbulnya religi-religi 
yang bersifat monotheisme sebagai tingkat yang terakhir dalam evolusi religi manusia. 
Penelitian Tylor mengenai tingkat-tingkat evolusi kebudayaan manusia telah 
menimbulkan adanya konsep survivals. Tylor memecahkan suatu persoalan dengan 
suatu pendirian bahwa unsure-unsur itu adalah unsure-unsur sisa-sisa dari 
kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari suatu tingkat evolusi sebelumnya. Unsur-unsur 
itu merupakan survivals. Dengan demikian, faham survival itu menjadi alat yang 
penting sekali bagi para penganut evolusionalisme dalam menganalisa kebudayaan-kebudayaan 
dan dalam menentukan tingkat-tingkat evolusi dari tiap kebudayaan itu. 
Kecuali sebagai survivals, Tylor sering juga menerangkan adanya unsure-unsur 
kebudayaan yang tidak termasuk kebudayaan teladan sebagai akibat persebaran dan 
pengaruh kebudayaan lain. Tylor menerangkan adanya unsure-unsur kebudayaan 
seperti : dongeng mitologi, permainan, bentuk bajak, bentuk tiang keramat(tiang 
totem), motif perhiasan, dsb. Sebagai akibat dari persebaran pengaruh kebudayaan-kebudayaan 
tetangga. 
B. TEORI J.G. FRAZER MENGENAI ILMU GAIB DAN RELIGI 
Teori Frazer mengenai asal mula ilmu gaib dan religi itu dapat diringkas sbb : 
Manusia memecahakan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuan itu 
ada batasnya. Makin terbelakang kebudayaan manusia makin sempit lingkaran batas 
akalnya. Soal-soal hidup yang tak dapat dipecahkan dengan akal dipecahkannya 
dengan magic, ilmu gaib. Menurut Frazer, Magic adalah semua tindakan manusia 
untuk mencapai suatu maksud melalui kekuatan-kekuatan yang ada di alam serta 
complex anggapan yang ada dibelakangnya.9 Mula-mulanya manusia memecahkan 
setiap persoalan hidup dengan ilmu gaib tetapi lambat laun terbukti bahwa banyak dari 
9Ibid.
17 
tindakan magic itu tidak ada hasilnyam maka mulailah ia yakin bahwa alam didiami 
oleh makhluk-makhluk halus yang lebih berkuasa daripadanya, lalu mulailah ia 
mencari hubungan dengan makhluk-makhluk halus itu. Dengan demikian timbullah 
religi. 
Menurut Frazer memang ada suatu perbedaan besar antara ilmu gaib, dan religi. 
Ilmu gaib adalah segala sistem tingkah laku dan sikap manusia untuk mencapai suatu 
maksud dengan menguasai dan mempergunakan kekuatan-kekuatan dan kaidah-kaidah 
gaib yang ada di dalam alam. Sebaliknya religi adalah segala sistem tingkah laku 
manusia untuk mencapai suatu maksud dengan cara menyandarkan diri kepada 
kemauan dan kekuasaan makhluk-makhluk halus seperti roh-roh, dewa-dewa, dsb 
yang menempati alam.10 
10 Ibid.
18 
BAB III 
PENUTUP 
1. Kesimpulan 
Dalam kehidupan masyarkat tidak dapat dipungkiri dalam setiap zamannya 
terjadi evolusi yang melingkupi aspek agama, keluarga, sosial yang universal, serta 
budaya.. Dengan demikian, evolusi merupakan perubahan kehidupan manusia 
melalui beberapa tahapan-tahapan tertentu. Perubahan tersebut tidak selalu kearah 
kemajuan, akan tetapi perubahan itu dapat ke arah sebaliknya. Karena evolusi itu 
mengikuti tingkah laku dari setiap tindakan manusia. Hal itu mempengaruhi kegiatan 
manusia dalam segala bidang kehidupannya. Proses sosial yang terjadi di masyarakat 
selalu dinamis jadi , evolusi akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Oleh karena 
itu, ada evolusi keluarga yang menjelaskan tentang asal-usul terbentuknya keluarga. 
Evolusi sosial universal dan kebudayaan yang berhubungan dengan tingkah laku sosial 
manusia dalam segi berinteraksi, maupun yang lainnya. Begitupun dengan kebudayaan 
yang menjadi cirri khas dari suatu daerah.
19 
DAFTAR PUSTAKA 
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi 1, Jakarta: UI Press 
http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/menjelaskan-teori-prinsip-dan-mekanisme-evolusi- 
biologi/ di akses tanggal 10 September 2013 pukul 21.05 
http://iis-cantik.blogspot.com/2011/10/evolusionisme-sosiologi-klasik.html di akses tanggal 10 
September 2013 pukul 21.30

More Related Content

What's hot

Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiCici Cweety
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan symons12
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemZainal Abidin
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAMuhamad Yogi
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222dayurikaperdana19
 
Asal usul kehidupan Biologi
Asal usul kehidupan BiologiAsal usul kehidupan Biologi
Asal usul kehidupan BiologiLoloanes
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismeRajabul Gufron
 

What's hot (20)

Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
Paradigma Sosiologi
Paradigma SosiologiParadigma Sosiologi
Paradigma Sosiologi
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
 
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 PertanyaanRuntuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Ruang lingkup antropologi
Ruang lingkup antropologiRuang lingkup antropologi
Ruang lingkup antropologi
 
Perkembangan sosiologi di indonesia
Perkembangan sosiologi di indonesiaPerkembangan sosiologi di indonesia
Perkembangan sosiologi di indonesia
 
Bab 3 substansi genetik kelas XII IPA
Bab 3 substansi genetik kelas XII IPABab 3 substansi genetik kelas XII IPA
Bab 3 substansi genetik kelas XII IPA
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Studi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didikStudi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didik
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Asal usul kehidupan Biologi
Asal usul kehidupan BiologiAsal usul kehidupan Biologi
Asal usul kehidupan Biologi
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
 
Ppt 1 dasar dasar antropologi
Ppt 1 dasar dasar antropologiPpt 1 dasar dasar antropologi
Ppt 1 dasar dasar antropologi
 

Viewers also liked

Teori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachovenTeori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachovenPungki Ariefin
 
Teori Evolusi Dalam Antropoligi
Teori Evolusi Dalam AntropoligiTeori Evolusi Dalam Antropoligi
Teori Evolusi Dalam Antropoligitegarae
 
Teori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles DarwinTeori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles Darwinazzaazza50746
 
Pengantar Manajemen : Evolusi Teori Manajemen
Pengantar Manajemen : Evolusi Teori ManajemenPengantar Manajemen : Evolusi Teori Manajemen
Pengantar Manajemen : Evolusi Teori ManajemenEsterina Danar Puja
 
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen UmumMakalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen UmumFajar Jabrik
 
Nilai nilai islam dalam kebudayaan indonesia
Nilai nilai islam dalam kebudayaan indonesiaNilai nilai islam dalam kebudayaan indonesia
Nilai nilai islam dalam kebudayaan indonesiaFia Afia
 
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporerMakalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporerjuniska efendi
 
Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...
Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...
Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...Exa Purnama
 
Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa Klasik
Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa KlasikSejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa Klasik
Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa KlasikHana Medina
 
Evolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemenEvolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemenindipras
 
Evolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemenEvolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemenahmad zani
 
PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN
PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN
PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN tegarae
 

Viewers also liked (20)

Teori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachovenTeori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachoven
 
Teori Evolusi Dalam Antropoligi
Teori Evolusi Dalam AntropoligiTeori Evolusi Dalam Antropoligi
Teori Evolusi Dalam Antropoligi
 
Teori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles DarwinTeori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles Darwin
 
Pengantar Manajemen : Evolusi Teori Manajemen
Pengantar Manajemen : Evolusi Teori ManajemenPengantar Manajemen : Evolusi Teori Manajemen
Pengantar Manajemen : Evolusi Teori Manajemen
 
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen UmumMakalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
 
Nilai nilai islam dalam kebudayaan indonesia
Nilai nilai islam dalam kebudayaan indonesiaNilai nilai islam dalam kebudayaan indonesia
Nilai nilai islam dalam kebudayaan indonesia
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Makalah Teori difusionisme
Makalah Teori difusionismeMakalah Teori difusionisme
Makalah Teori difusionisme
 
Keruntuhan Teori Evolusi
Keruntuhan Teori EvolusiKeruntuhan Teori Evolusi
Keruntuhan Teori Evolusi
 
Museum Geologi
Museum GeologiMuseum Geologi
Museum Geologi
 
Soal dan jawaban
Soal dan jawabanSoal dan jawaban
Soal dan jawaban
 
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporerMakalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
 
Faktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor EvolusiFaktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor Evolusi
 
Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...
Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...
Dirasah Islamiyah - “Islam Pada Masa (Klasik, abad pertengahan, dan zaman mod...
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa Klasik
Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa KlasikSejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa Klasik
Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam Pada Masa Klasik
 
Evolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemenEvolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemen
 
Evolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemenEvolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemen
 
PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN
PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN
PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN
 
Teori Evolusi
Teori EvolusiTeori Evolusi
Teori Evolusi
 

Similar to TEORI SOSIAL BUDAYA EVOLUSI

Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...Zukét Printing
 
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...Zukét Printing
 
Pertanyaan 4
Pertanyaan 4Pertanyaan 4
Pertanyaan 4Delsaade
 
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)Rosdi Ramli
 
Apa itu hidup dan kehidupan bahagian pertama
Apa itu hidup dan kehidupan   bahagian pertamaApa itu hidup dan kehidupan   bahagian pertama
Apa itu hidup dan kehidupan bahagian pertamaYagi Mohamad
 
Writing History Thesis by Slidesgo(1).pptx
Writing History Thesis by Slidesgo(1).pptxWriting History Thesis by Slidesgo(1).pptx
Writing History Thesis by Slidesgo(1).pptxAnastasyaRumapea
 
Perkembangan teori evolusi
Perkembangan teori evolusiPerkembangan teori evolusi
Perkembangan teori evolusiZahrazz2
 
Evolusi tidak pernah terjadi
Evolusi tidak pernah terjadiEvolusi tidak pernah terjadi
Evolusi tidak pernah terjadihanif muslimah
 
Keruntuhan teorievolusi harunyahya
Keruntuhan teorievolusi harunyahyaKeruntuhan teorievolusi harunyahya
Keruntuhan teorievolusi harunyahyaAdi Utami
 
ANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASI
ANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASIANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASI
ANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASINur Arifaizal Basri
 
Makalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernMakalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernjuniska efendi
 
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)Rosdi Ramli
 
DESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANGDESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANGLenni Nay
 

Similar to TEORI SOSIAL BUDAYA EVOLUSI (20)

Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
 
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
Makhluk Manusia Teori Evolusi dan Sejarah Perkembangan Manusia Serta Klasifik...
 
Kelompok 1 ; teori evolusi
Kelompok 1 ; teori evolusiKelompok 1 ; teori evolusi
Kelompok 1 ; teori evolusi
 
PPT KELOMPOK 3_EVOLUSI.pdf
PPT KELOMPOK 3_EVOLUSI.pdfPPT KELOMPOK 3_EVOLUSI.pdf
PPT KELOMPOK 3_EVOLUSI.pdf
 
Pertanyaan 4
Pertanyaan 4Pertanyaan 4
Pertanyaan 4
 
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu a)
 
Makalah evolusi kehidupan & evolusi manusia
Makalah evolusi kehidupan & evolusi manusiaMakalah evolusi kehidupan & evolusi manusia
Makalah evolusi kehidupan & evolusi manusia
 
F 20025 7l
F 20025 7lF 20025 7l
F 20025 7l
 
Apa itu hidup dan kehidupan bahagian pertama
Apa itu hidup dan kehidupan   bahagian pertamaApa itu hidup dan kehidupan   bahagian pertama
Apa itu hidup dan kehidupan bahagian pertama
 
Writing History Thesis by Slidesgo(1).pptx
Writing History Thesis by Slidesgo(1).pptxWriting History Thesis by Slidesgo(1).pptx
Writing History Thesis by Slidesgo(1).pptx
 
Perkembangan teori evolusi
Perkembangan teori evolusiPerkembangan teori evolusi
Perkembangan teori evolusi
 
Evolusi tidak pernah terjadi
Evolusi tidak pernah terjadiEvolusi tidak pernah terjadi
Evolusi tidak pernah terjadi
 
Keruntuhan teorievolusi harunyahya
Keruntuhan teorievolusi harunyahyaKeruntuhan teorievolusi harunyahya
Keruntuhan teorievolusi harunyahya
 
ANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASI
ANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASIANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASI
ANTROPOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT (DIFUSI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INOVASI
 
sample
samplesample
sample
 
Makalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernMakalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modern
 
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
 
DESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANGDESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANG
 
DESA SADU
DESA SADUDESA SADU
DESA SADU
 
Amali 3 teori evolusi
Amali 3   teori evolusiAmali 3   teori evolusi
Amali 3 teori evolusi
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

TEORI SOSIAL BUDAYA EVOLUSI

  • 1. 1 TEORI SOSIAL BUDAYA “EVOLUSIONISME” Nama Kelompok : 1. Nurkhasanah (4915122553) 2. Silvia Radita (4915122560) 3. Subur (4915122559) Prodi : Pendidikan IPS 2012 A UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JL.Rawamangun Muka, Jakarta 13220. Telp. : (021)4890046, 489 3982. Fax. : (021)489 3726
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan zaman kebiasaan hidup setiap individu maupun kelompok akan menyesuaikan diri terhadap perubahan, baik itu perubahan secara lambat (evolusi) ataupun perubahan secara cepat (revolusi). Namun pada hakikatnya tidak ada perubahan yang terjadi secara instan tetapi pastinya suatu perubahan itu akan membutuhkan proses yang lama. Sehingga dalam proses perubahan (evolusi) tersebut terdapat tahap-tahap dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Dalam kesempatan kali ini, kita akan mencoba menguraikan berbagai penjelasan mengenai pengertian dan prinsip-prinsip dasar evolusionisme, beberapa teori tentang evolusi seperti evolusi sosial universal, kebudayaan, religi, dan keluaraga melalui makalah dan diskusi kelompok di dalam kelas 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dengan demikian telah dapat kita rumuskan berbagai permasalahan yang akan menjadi subpokok bahasan, yaitu: 2. Apa definisi dan pengertian evolusionisme? 3. Apa saja prinsip-prinsip dasar evolusionisme? 4. Sebutkan dan jelaskan dari beberapa teori evolusi ! 5. Bagaimana sejarah berkembangnya teori evolusi ? 1.3 TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain ; 1. Mengetahui berbagai definisi dan pengertian evolusionisme 2. Mengetahui berbagai macam prinsip-prinsip dasar evolusionisme 3. Mengetahui beberapa teori evolusi, serta 4. Mengetahui sejarah perkembangan teori evolusi tersebut
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 DESKRIPSI TEORI 2.1.1 PENGERTIAN TEORI EVOLUSI Teori Evolusi menganggap bahwa keseluruhan sejarah manusia memiliki bentuk, pola, logika atau makna unik yang melandasi banyak kejadian yang tampaknya serampangan dan tak berkaitan. Rekontruksi memberikan pemahaman tentang sejarah masa lalu dan membuka jalan untuk memprediksi masa depan. Obyek yang mengalami perubahan adalah keseluruhan manusia. Evolusi juga merupakan perubahan masyarakat dipandang sebagai sesuatu alamiah, terjadi dimana saja, niscaya dan merupakan ciri tak terhindarkan dari realita sosial.1 Masyarakat dipandang sebagai satu kesatuan yang mengalami perubahan secara dinamis. Perubahan evolusi dibayangkan berpola unilinier, mengikuti pola atau lintasan tunggal dan dilakukan secara bertahap,terus-menerus, meningkat dan komulatif. Evolusi mempunyai penyebab yang bisa menggerakkan proses kedepan seperti mendorong perubahan evolusi. Perubahan evolusi adalah sifat masyarakat yang mempunyai kebutuhan dasar “Perubahan”. Perubahan evolusi juga dianggap spontan karena terjadi secara tidak sengaja yang tidak disadari oleh anggota masyarakat sekitarnya. Perubahan evolusi dianggap dengan kemajuan, menghasilkan perbaikan, kehidupan manusia yang lebih baik. Menurut kerangka berpikir evolusi, masyarakarat dan kebudayaan manusia telah berkembang dari tingkat yang rendah pada tingkat yang tinggi, terdorong oleh kekuatan dari dalam untuk berevolusi. Proses perkembangan itu melalui tingkat-tingkat tertentu, 1 http://iis-cantik.blogspot.com/2011/10/evolusionisme-sosiologi-klasik.html di akses tanggal 10 September 2013 pukul 21.30
  • 4. 4 dan tingkatan itu akan dialami oelh semua kelompok manusia. Menurut aliran evolusi kebudayaan, semua masyarakat dan kebudayaan mengalami kemajuan atau berkembang secara progresif, adapun jalan yang ditempuhnya bersifast uniline. Jika ditinjau dari sudut pandang evolusi, manusia yang sederhana kebudayaannya dan manusia yang sudah kompleks atau moder tidak berbeda secara kualitatif, melaikan berbeda secara graduil, terutama dalam alam pikirannya. Perbedaan terebut disebabkan oleh perkembangan yang lebih intensif dari potensi mental dan intelegensi manusianya sendiri. Dengan cara kerja seperti ini, maka tiap-tiap kebudayaan yang ada di dunia dapat ditempatkan di tempatnya masing-masing dan dapat diramalkan tingkat yang didudukinya kemudian. Dengan menggunakan kriteria psychologi rasional dapatlah disusun sejarah kebudayaan manusia tanpa menggunakan bahan-bahan tertulis, karena anggapan dasar yang dipergunakan oleh teori ini adalah, bahwa semakin rasional manusia itu, semakin tinggi pula kedudukannya di dalam tangga evolusi. a. Asal mula teori evolusi Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistik yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistik kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke 19. Paham materialisme berusaha menjelaskan alam semesta melalui faktor-faktor materi. Karena menolak pencipta, pandangan ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang hidup ataupun tak hidup, hal tersebut muncul tidak melalui pencipta tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Akan tetapi, akal manusia sedemikian terstruktur sehingga mampu memahami keberadaan sebuah kehendak yang mengatur di mana pun ia menemukan keteraruran. Filsafat materialistis, yang bertantangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia ini, memunculkan “ teori evolusi” di pertengahan abad ke 19. Serta Teori Evousi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Namun demikian, Charles Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi. Darwin melengkapi teori evolusinya dengan menerapkan prinsip yang sama dengan asal-usul spesies kepada asal-usul manusia dan memberikan tempat kepada manusia
  • 5. 5 melakukan proses evolusi dalam rangka seleksi alam dan mempertahankan eksistensinya di alam. Teori evolusi ini sangat sulit untuk meninggalkan teori Darwinisme yang sudah berusia lebih dari 150 tahun, tetapi dalam ilmu pengetahuan yang terus berkembang, tak terkecuali teori Darwin yang sudah melegenda itu, serta dapat dibuktikan dengan penelitian terbaru seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Karena ilmu pengetahuan pada zaman modern sekarang ini berkembang dengan sangat pesat, bukan hanya dalam hitungan tahun dan bulan, tetapi dalam hitungan hari dan bahwa teori evolusi ini hanyalah sebuah kebohongan 2.1.2 PRINSIP-PRINSIP EVOLUSI Berbagai macam teori evolusi yang dicetuskan oleh para tokoh tersebut, akan menjadi dasar pemikiran tentang evolusi selanjutnya. Proses evolusi dapat dibedakan atas dasar faktor-faktor berikut.2 1. Evolusi Berdasarkan Arahnya Berdasarkan arahnya evolusi dibedakan menjadi dua: a. Evolusi Progresif Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch. b. Evolusi Regresif Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus. 2 http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/menjelaskan-teori-prinsip-dan-mekanisme-evolusi-biologi/ di akses tanggal 10 September 2013 pukul 21.05
  • 6. 6 2. Evolusi Berdasarkan Skala Perubahannya Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua: a. Makroevolusi Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru. b. Mikroevolusi Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom. 3. Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir Berdasarkan hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua: a. Evolusi Divergen Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia. b. Evolusi Konvergen Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam mamalia.
  • 7. 7 2.1.3 PROSES EVOLUSI SOSIAL SECARA UNIVERSAL Etnografi dan etnografika telah menimbulkan suatu kesadaran di antara para cendekiawan dan para ahli filsafat di Eropa Barat mengenai besarnya keanekaragaman dari ciri-ciri ras, bahasa, dan kebudayaan umat manusia di dunia. Di samping itu kerangka cara berpikir evolusionisme universal tidak hanya diterapkan dalam ilmu biologi saja, tetapi juga telah menyebabkan timbulnya konsepsi tentang proses evolusi sosial secara universal. Konsepsi itu terutama dalam bagian kedua abad ke-19 sangat mempengaruhi cara berpikir para cendekiawan para ahli hukum, para ahli sejarah kebudayaan , para ahli folklor, dan ahli filsafat mengenai beberapa soal, misalnya soal asal-mula dan evolusi kelompok keluarga, asal-mula dan evolusi konsep hak milik, asal-mula dan evolusi negara, asal mula dan evolusi religi dan sebagainya. Menurut konsepsi tentang proses evolusi sosial universal semua hal tersebut harus dipandang dalam rangka masyarakat manusia yang telah berkembang dengan lambat (berevolusi) dari tingkat-tingkat yang rendah dan sederhana, ke tingkat – tingkat yang makin lama makin tinggi dan komplex.3 Proses evolusi seperti itu akan dialami oleh semua masyarakat manusia di muka bumi, walalupun dengan kecepatan yang berbeda-beda. Itulah sebabnya pada masakini masih ada juga kelompok-kelompok manusia hidupdalam masyarakat yang bentuknya belum banyak berubah dari sejak zaman makhluk manusia baru timbul di muka bumi, artinya mereka baru berada pada tingkat-tingkat permulaan dari proses evolusi sosial mereka. Bangsa-bangsa lain berada pada tingkat-tingkat pertengahan dari proses itu, sedangkan ada pula bangsa-bangsa yang telah mencapai tingkat evolusi sosial yang tertinggi, yaitu bangsa-bangsa di Eropa Barat. 3 Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi 1, Jakarta: UI Press
  • 8. 8 Diantara para cendekiawan dan ahli filsafat sosial yang telah menulis berbegai karangan yang berusaha mendeskripsi jalannya proses evolusi sosial itu, ada beberapa yang secara luas dan sangat sistematis telah mempergunakan bahan etnografi dan etnografika itu. Terbitnya karya-karya mereka itulah yang dapat kita anggap sebagai permulaan dari adanya ilmu antropologi di dunia ilmiah. Karya-karya ahli filsafat H. Spencer, para ahli hukum J.J. Bachofen, H. Maine dan L.H. Morgan, ahli sejarah kebudayaan E. B. Tylor dan ahli folklor J. Frazer itu, akan dibicarakan dengan lebih men dalam dalam sub-sub bab di bawah ini 2.1.4 KONSEP EVOLUSI SOSIAL-UNIVERSAL H. SPENCER Ahli filsafat Inggris H. Spencer (1820-1903) bersama dengan ahli filsafat Perancis A. Comte termasuk aliran cara berpikir positivisme, yaitu aliran dalam ilmu filsafat yang bertujuan menerapkan metodologi eksak yang telah dikembangkan dalam ilmu fisika dan alam, dalam studi masyarakat manusia.4 Agak berbeda dengan A. Comte, dalam studi-studinya Spencer mempergunakan bahan etnografi dan etnografika secara sangat luas dan sangat sistematis. Maka walaupun dalam tulisan-tulisannya ia selalu menyebut ilmu pengetahuan yang dilaksanakannya itu “ilmu sosiologi”, yaitu istilah yang diciptakan oleh A. Comte, ia dapat juga kita anggap salah seorang tokoh utam dalam timbulnya ilmu antropologi. Semua karya Spencer berdasarkan konsepsi bahwa seluruh alam itu, baik yang terwujud nonorganis, organis, maupun superorganis, berevolusi karena didorong oleh kekuatan mutlak yang disebutnya evolusi universal (Spencer 1876:I, 434). Ia menghasilkan suatu buku raksasa yang bermaksud melukiskan proses evolusi universal itu di antara semua bangsa di dunia. Secara garis besar Spencer melihat perkembangann masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa di dunia itu telah atau akan mengabaikan fakta bahwa secara khusus tiap bagian masyarakat atau sub-sub kebudayaan bisa mengalami proses evolusi yang melalui tingkat-tingkat yang berbeda-beda. 4 ibid
  • 9. 9 Sebuah contoh dari teori Spancer mengenai asal-mula religi. Pangkal pendirian menganai hal itu adalah bahwa semua bangsa di dunia religi itu mulai karena manusia sadar dan takut akan maut. Serupa dengan pendirian ahli sejarah kebudayaan E.B. Tylor, ia juga berpendirian bahwa bentuk religi yang tertua adalah penyembahan kepada roh-roh yang merupakan personifikasi dari jiwa-jiwa orang-orang yang telah meninggal, terutama nenek moyangnya. Bentuk religi yang tertua ini pada semua bangsa di dunia akan berevolusi ke bentukk religi yang menurut Spencer merupakan tingkat evolusi yang lebih komplex, dan berdiferensiasi, yaitu penyembahan kepada dewa-dewa, seperti dewa kejayaan, dewi kejayaan, dewa kebijaksanaan, dewa maut dan sebagainya. Dewa-dewa yang menjadi pusat orientasi dan penyembahan manusia dalam tingkat evolusi religi seperti itu mempunyai ciri-ciri yang mantap dalam bayangan seluruh umatnya, karena tercantum dalam mitologi yang seringkali telah berada dalam bentuk tulisan. Namun, walaupun religi dari semua bangsa di dunia garis besar evolusi universal akan berkembang dari tingat penyembahan roh nenek moyang ke tingkat penyembahan dewa-dewa, secara khusus tiap bangsa dapat mengalami proses evolusi yang berbeda-beda. Contoh lain yaitu anggapan Spencer tentang perbedaan antara proses evolusi universal yang seragam dan proses evolusi khusus yang berbeda-beda, tampak dalam teorinya tentang evolusi hukum dalam masyarakat. Dalam hubungan itu Spencer berpendirian bahwa hukum dalam masyarakat manusia pada mulanya adalah hukum keramat, karena merupakan aturan-aturan hidup dan bergaul, yang berasal dari pada nenek moyang. Dengan demikian kekuatan dari hukum dalam masyarakat pada zaman permulaan itu. Secara sosiologi, maka ketaatan warga masyarakat pada zaman itu kepada aturan-aturan yang mereka anggap berasal dari para nenek moyang itu adalah karena mereka saling butuh-membutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Azas timbal balik inilah yang menjaga bahwa seorang individu tidak akan merugikan atau berbuat jahat terhadap sesamanya. Pada tingkat evolusi sosial, waktu timbul masyarakat beragama, maka masyarakat telah menjadi sedemikian besarnya hingga kekuasaan otoriter raja pun tidak lagi cukup. Kekuasaan itu perlu dibantu dengan sifat keramat raja. Karena itu
  • 10. 10 ditanamkan keyakinan pada warga masyarakat bahwa raja adalah keturunan dan bahwa hukum yang dipelihara adalah hukum keramat. Pada tingkat evolusi sosial selanjutnya timbul masyarakat industri, dimana manusia menjadi bersifat lebih individualis, dan dimana kekuasaan raja dan keyakinan terhaddap raja keramat berkurang. Maka timbul lagi suatu sistem hukum yang baru, yang kembali berdasarkan azas saling butuh-membutuhkan antara warga masyarakat secara timbal-balik. Prosedur terjadinya undang-undang adalah dengan perundingan antara wakil-wakil warga masyarakat dalam badan-badan legislatif. Dalam maslah tersebut terakhir Spencer sempat mangajukan juga pandangannya mengenai proses evolusi pada umumnya.manurut Spencer, seperti dalam evolusi biologi di mana jenis-jenis mahkluk yang bisa hidup langsung itu adalah jenis-jenis yang paling cocok dengan persyaratan lingkungan alamnya, maka dalam evolusi sosial aturan-aturan hidup manusia serta hukum yang dapat dipaksakan tahan dalam masyarakat, adalah hukum yang melindungi kebutuhan para warga masyarakat yang paling cocok dengan persyaratan masyarakat di mana mereka hidup, yaitu : kebutuhan warga masyakat yang paling berkuasa, yang paling pandai, dan yang paling mampu. Pandangan ini adalah pandangan Spencer mengenai “survival of the fittest “, yaitu daya tahan dari jenis atau individu yang mempunyai ciri-ciri yang paling cocok dengan lingkungannya. 2.1.5 TEORI EVOLUSI KELUARGA J.J. BACHOFEN J.J. Bachofen adalah ahli hukum Jerman terbentuknya teori tentang evolusi bentuk keluarga yang diuraikan dalam bukunya Das Mutterrecht (1861) dengan banyak bahan bukti yang tidak hanya diambilnya dari masyarakat Yunani dan Rum Klasik, tetapi juga bahan etnografi dari masyarakat bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan suku-suku bangsa Indian di Amerika. Menurut Bachofen, di seluruh dunia keluarga manusia berkembang mlelalui empat tingkat evolusi.5 Dalam zaman yang telah jauh lampau dalam masyarakat manusia ada keadaan promiskuitas, di mana manusia hidup hidup serupa sekawan binatang berkelompok, dan laki-laki serta wanita berhubungan 5 Ibid.
  • 11. 11 dengan bebas dan melahirkan keturunannya tanpa ikatan. Kelompok keluarga inti sebagai inti masyarakat bellum ada pada waktu itu. Keadaan inti dianggap merupakan tingkat pertama dalam proses perkembangan masyarakat manusia. Lambat laun manusia sadar akan hubungan antara si ibu dengan anak-anaknya sebagai suatu kelompok keluarga inti dalam masyarakat, karena anak-anak hanya mengenal ibunya, tetapi tidak menganal ayahnya. Dalam kelompok-kelompok keluarga inti serupa itu, ibulah yang menjadi kepala keluarga. Perkawinan antara ibu dan anak laki-laki dihindari, dengan demikian timbul adat exogami. Kelompok-kelompok keluarga ibu tadi itu menjadi luas karena garis keturunan untuk selanjutnya diperhitungkan melalui garis ibu, maka timbul suatu keadaan masyarakat yang oleh para sarjana waktu itu disebut matriarchate. Ini adalah tingkat kedua dalam pproses perkembangan masyarakat manusia. Tingkat kemudian terjadi karena para pria tak luas dengan keadaan ini, lalu mengambil calon-calon isteri mereka dari kelompok-kelompok lain dan membawa gadis-gadis itu ke kelompok-kelompok mereka sendiri. Dengan demikian keturunan yang dilahirkan juga tetap tinggal dalam kelompom pria. Kejadian ini menyebabkan timbulnya secara lambat-laun kelompok-kelompok keluarga dengan ayah sebagai kepala, dengan meluasnya kelompok-kelompok serupa itu timbullah keadaan partriarchate. Ini adalah tingkat ketiga dalam proses perkembangan masyarakat manusia. Tingkat terakhir terjadi waktu perkawinan di luar kelompok yaitu exogami, berubah menjadi endogami karenna berbagai sebab. Endogami atau perkawinan di dalam batas-batas kelompok menyebabkan bahwa anak-anak sekaranga senantiasa berhubungan langsung dengan anggota keluarga ayah maupun ibu. Dengan demikian patriachate lambat laun hilang dan berubah menjadi suatu susunan kekerabatan yang oleh Bachofen disebut susunan parental. 2.1.6 TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN DI INDONESIA G.A. Wilken merumuskan teori-teori tentanng sejumlah gejala kebudayaan dan kemasyarakatannya,misalnya tektonimi (1875), tentang hakekat maskawin, yang menurut wilken pada mulanya hanya merupakan alat untuk mengadakan perdamaian antara pengantin pria dan wanita setelah berlangsung kawin lari, suatu kejadian yang sering terdapat dalam masa peralihan antara matriarkhat ke tingkat patriarkhat (1880 :
  • 12. 12 662, 665-659, 662-664) dan tentang sejumlah masalah serta gejala sosial dan kebudayaan lain.6 Pada umumnya masalah-masalah serta gejal-gejala masyarakat dan kebudayaan ini selalu ada hubungannya dengan teori dasarnya mengenai evolusi keluarga, anggapannya tentang animisme adalah berdasarkan konsepsi seorang ahli yang menganut konsepsi evolusi kebudayaan bernama E.B. Tylor. 2.1.7 TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN L.H. MORGAN Lewis H. Morgan (1818-1881) mula-mula adalah seorang ahli hukum yang lama tinggal di antara suku-suku bangsa Indian. Ia mendapat pengetahuan mengenai kebudayaan orang-orang Indian itu. Karangan-karangannya tentang orang iroquois itu terutama berpusat kepada soal-soal susunan kemasyarakatan dan sistem kekerabatan, dan dalam hal ini Morgan terutama berpusat kepada soal-soal susunan kemasyarkatan dan sistem kekerabatan kepada ilmu antropologi pada umumnya. Dalam memperhatikan sistem kekerabatan tersebut Morgan mempunyai cara untuk mengupas semua sistem diambil dari gejala kesejajaran yanng seringkali ada di antara sistem istilah kekerabatan dan sistem kekerabatan. Menurut Morgan, masyarakat dari semua bangsa di dunia sudah atau masih akan menyelesaikan proses evolusinya melalui kedelapan tinngkat evolusi sebagai berikut :7 1. Zaman Liar Tua, yaitu zaman sejak adanya manusia sampai ia menemukan api, dalam zaman ini manusia hidup dari meramu, mencari akar-akar dan tumbuh-tumbuha liar. 2. Zaman Liar Madya, yaitu zaman sejak manusia menemukan api, sampai ia menemukan senjata busur-panah, dalam zaman ini manusia mulai merubah mata pencaharian hidupnya dari meramu menjadi pencari ikan di sungai-sungai atau menjadi pemburu. 6 Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi 1, Jakarta: UI Press 7 Ibid.
  • 13. 13 3. Zaman Liar Muda, yaitu zaman sejak manusia menemukan senjata busur-panah, sampai ia mendapatkan kepandaian membuat barang-barang tembikar, dalam zaman ini mata pencaharian hidupnya masih berburu. 4. Zaman Barbar Tua, yaitu zaman sejak manusia menemukan kepandaian membuat tembikar sampai ia mulai berternak atau bercocok tanam. 5. Zaman Barbar Madya yaitu zaman sejak manusia berternak atau bercocok tanam sampai ia menemukan kepandaian membuat benda-benda dari logam. 6. Zaman Barbar Muda yaitu zaman sejak manusia menemukan kepandaian membuat benda-benda dari logam, sampai ia mengenal tulisan. 7. Zaman Peradaban Purba 8. Zaman Peradaban Masakini. Rangka mengenai kedelapan tingkat evolusi tersebut di atas oleh Morgan dipakai untuk menyusun bahan yang banyak jumlahnya tentang unsure-unsur kebudayaan dari berbagai suku bangsa Indian di Amerika Serikat, dari penduduk asli Australi, dari bangsa-bangsa Yunani dan Rum Klasik dan dari beberapa bangsa di Eropa sekarang. Walaupun demikian kita jangan menyangka bahwa Morgan sama sekali mengabaikan kekhususan dan keistimewaan dari perkembangan tiap masyarakat atau mengabaikan gejala pengaruh luar, tetapi mengenai beberapa unsure yang terpenting seperti mata pencaharian hidup dan susunan masyarakat, tiap masyarakat di dunia melewati kedelapan tingkat evolusi tersebut. Teori Morgan mengenai evolusi kebudayaan mendapat kecaman yang sangat tajam dari para ahli antropologi di Inggris dan Amerika pada awal abad ke-20 ini, dan walaupun ia seorang warganegara Amerika yang mempunyai pengetahuan yang luas mengenai kehidupan masyarakat dan kebudayaan Indian, ia toh tidak di anggap sebagai pendekar ilm antropologi Amerika. Tetapi L.H. Morgan sampai sekarang masih dihormati sebagai tokoh pendekar ilmu antropologi di Uni Sovyet yang disebabkan karena teorinya mengenai evolusi kebudayaan itu sangat cocok dengan ajaran K. Marx dan F. Engels mengenai evolusi masyarakat manusia, dan juga cocok dengan gagasan kedua tokoh pendekar komunis yang tercantum dalam Manifesto Komunis (1848) mereka itu. Teori Morgan kemudian menjadi terkenal di kalangan
  • 14. 14 cendikiawan komunis berkat F. Engels yang sebagai seorang pengarang bergaya lancar, telah berfungsi membuat populer gagasan-gagasan Marx yang sering terlalu ilmiah sifatnya itu. 2.1.8 TEORI EVOLUSI RELIGI A. TEORI EVOLUSI RELIGI E.B. TYLOR Edward B. Tylor (1832-1917) adalah orang Inggris yang mula-mula mendapatkan pendidikan dalam kesustateraan dan peradaban Yunani dan Rum Klasik, dan baru kemudian tertarik akan ilmu arkeologi. Menurut uraiannya sendiri, seorang ahli antropologi bertujuan mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan yang beraneka ragam di dunia, mencari unsure-unsur persamaan itu sedemikian rupa, sehingga tampak sejarah evolusi kebudayaan manusia itu sendiri dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Suatu penelitian serupa itu dilakukan sendiri dengan mangambil sebagai pokok, unsure-unsur kebudayaan seperti sistem religi, kepercayaan, kesustateraan, adat-istiadat, upacara, dan kesenian. Penelitian itu menghasilkan karyanya yang terpenting yaitu dua jilid Primitive Culture : Researches into the Development of Mythology, Philosophy, Religion, Language, Art and Custom (1874). Dalam buku itu ia juga mengajukan teorinya tentang asal-mula religi yang berbunyi sbb : Asal mula religi adalah kesadaran manusia kan adanya jiwa. Kesadaran akan faham jiwa itu disebabkan karena dua hal, yaitu :8 1) Perbadaan yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati. Dan manusia mulai sadar akan adanya suatu kekuatan yang menyebabkan gerak itu yaitu jiwa. 2) Peristiwa mimpi. Dalam mimpinya manusia melihat dirinya di tempat-tempat lain bukan di tempat di mana ia sedang tidur. Maka manusia mulai membedakan antara tubuh jasmaninya yang ada di tempat tidur, dan suatu bagian lain dari dirinya yang pergi ke tempat-tempat lain. Bagian lain itulah yang disebut jiwa. 8 Ibid.
  • 15. 15 Sifat bastrak dari jiwa itu menimbulkan keyakinan pada manusia bahwa jiwa dapat hidup langsung , lepas dari tubuh jasmaninya. Pada waktu hidup, jiwa itu masih tersangkut kepada tubuh jasmani, dan hanya dapat meninggalkan tubuh waktu manusia tidur atau pingsan. Karena pada saat-saat serupa itu kekuatan hidup pergi melayang, maka tubuh berada dalam keadaan lemah. Tetapi Taylor berpendirian bahwa walaupun sedang melayang hubungan jiwa dengan jasmani pada saat tidur atau pingsan tetap ada. Hanya apabila manusia mati, jiwanya melayang terlepas, dan terputuslah hubungan dengan jasmani untuk selama-lamanya. Jiwa yang telah merdeka dan terlepas dari jasmaninya itu dapat berbuat sekehendaknya. Alam semesta penuh dengan jiwa-jiwa merdeka itu, yang oleh Taylor tidak disebut soul, atau jiwa lagi tetapi disebut spirit (makhluk halus atau roh). Dengan demikian pikiran manusia telah mentransformasikan kesadarannya akan adanya jiwa menjadi keyakinan kepada makhluk-makhluk halus. Pada tingkat tertua dalam evolusi religinya, manusia percaya bahwa makhluk-makhluk halus itulah yang menempati alam sekeliling tempat tinggalnya. Makhluk-makhluk yang bertubuh halus yang tinggal dekat tempat tinggal manusia, yang tidak dapat tertangkap leh pancaindera manusia, yang mampu berbuat yang tidak dapat dilakukan manusia, mendapat tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga menjadi objek penghormatan dan penyembahannya, yang disertai berbagai upacara berupa doa, sajian, atau korban. Religi serupa itulah yang oleh Taylor disebut animism. Kemudian Tylor melanjutkan teorinya tentang asal mula religi yang berdasarkan cara berfikir evolusionalisme. Katanya, animisme yang pada dasarnya merupakan keyakinan kepada roh-roh yang mendiam alam semesta sekeliling tempat tinggal manusia, merupakan bentuk religi yang tertua. Pada tingkat kedua dalam evolusi religi, manusia yakin bahwa gerak alam yang hidup itu juga disebabkan adanya jiwa di belakang peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala alam itu. Gunung-gunung meletus, gempa bumi, angin topan, gerak matahari, dan seluruh gerak alam, disebabkan oleh makhluk-makhluk halus yang menempati alam. Jiwa alam itu kemudian dipersonifikasikan dan dianggap seperti makhluk yang memiliki suatu kepribadian dengan kemauan dan pikiran, yang disebut dewa-dewa
  • 16. 16 alam. Pada tingkat ketiga dalam evolusi religi, bersama dengan timbulnya susunan kenegaraan, serupa dengan manusia. Maka terdapat pula suatu susunan pangkat dewa-dewa, mulai dari raja dewa-dewa tertinggi sampai dewa-dewa yang terendah pangkatnya. Susunan tersebut menjadikan manusia berfikir dan menarik kesimpulan bahwa semua dewa itu adalah penjelmaan dari satu dewa saja. Akibat dari keyakinan itu adalah berkembangnya keyakinan bahwa Tuhan itu satu, dan timbulnya religi-religi yang bersifat monotheisme sebagai tingkat yang terakhir dalam evolusi religi manusia. Penelitian Tylor mengenai tingkat-tingkat evolusi kebudayaan manusia telah menimbulkan adanya konsep survivals. Tylor memecahkan suatu persoalan dengan suatu pendirian bahwa unsure-unsur itu adalah unsure-unsur sisa-sisa dari kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari suatu tingkat evolusi sebelumnya. Unsur-unsur itu merupakan survivals. Dengan demikian, faham survival itu menjadi alat yang penting sekali bagi para penganut evolusionalisme dalam menganalisa kebudayaan-kebudayaan dan dalam menentukan tingkat-tingkat evolusi dari tiap kebudayaan itu. Kecuali sebagai survivals, Tylor sering juga menerangkan adanya unsure-unsur kebudayaan yang tidak termasuk kebudayaan teladan sebagai akibat persebaran dan pengaruh kebudayaan lain. Tylor menerangkan adanya unsure-unsur kebudayaan seperti : dongeng mitologi, permainan, bentuk bajak, bentuk tiang keramat(tiang totem), motif perhiasan, dsb. Sebagai akibat dari persebaran pengaruh kebudayaan-kebudayaan tetangga. B. TEORI J.G. FRAZER MENGENAI ILMU GAIB DAN RELIGI Teori Frazer mengenai asal mula ilmu gaib dan religi itu dapat diringkas sbb : Manusia memecahakan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuan itu ada batasnya. Makin terbelakang kebudayaan manusia makin sempit lingkaran batas akalnya. Soal-soal hidup yang tak dapat dipecahkan dengan akal dipecahkannya dengan magic, ilmu gaib. Menurut Frazer, Magic adalah semua tindakan manusia untuk mencapai suatu maksud melalui kekuatan-kekuatan yang ada di alam serta complex anggapan yang ada dibelakangnya.9 Mula-mulanya manusia memecahkan setiap persoalan hidup dengan ilmu gaib tetapi lambat laun terbukti bahwa banyak dari 9Ibid.
  • 17. 17 tindakan magic itu tidak ada hasilnyam maka mulailah ia yakin bahwa alam didiami oleh makhluk-makhluk halus yang lebih berkuasa daripadanya, lalu mulailah ia mencari hubungan dengan makhluk-makhluk halus itu. Dengan demikian timbullah religi. Menurut Frazer memang ada suatu perbedaan besar antara ilmu gaib, dan religi. Ilmu gaib adalah segala sistem tingkah laku dan sikap manusia untuk mencapai suatu maksud dengan menguasai dan mempergunakan kekuatan-kekuatan dan kaidah-kaidah gaib yang ada di dalam alam. Sebaliknya religi adalah segala sistem tingkah laku manusia untuk mencapai suatu maksud dengan cara menyandarkan diri kepada kemauan dan kekuasaan makhluk-makhluk halus seperti roh-roh, dewa-dewa, dsb yang menempati alam.10 10 Ibid.
  • 18. 18 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Dalam kehidupan masyarkat tidak dapat dipungkiri dalam setiap zamannya terjadi evolusi yang melingkupi aspek agama, keluarga, sosial yang universal, serta budaya.. Dengan demikian, evolusi merupakan perubahan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan-tahapan tertentu. Perubahan tersebut tidak selalu kearah kemajuan, akan tetapi perubahan itu dapat ke arah sebaliknya. Karena evolusi itu mengikuti tingkah laku dari setiap tindakan manusia. Hal itu mempengaruhi kegiatan manusia dalam segala bidang kehidupannya. Proses sosial yang terjadi di masyarakat selalu dinamis jadi , evolusi akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, ada evolusi keluarga yang menjelaskan tentang asal-usul terbentuknya keluarga. Evolusi sosial universal dan kebudayaan yang berhubungan dengan tingkah laku sosial manusia dalam segi berinteraksi, maupun yang lainnya. Begitupun dengan kebudayaan yang menjadi cirri khas dari suatu daerah.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi 1, Jakarta: UI Press http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/menjelaskan-teori-prinsip-dan-mekanisme-evolusi- biologi/ di akses tanggal 10 September 2013 pukul 21.05 http://iis-cantik.blogspot.com/2011/10/evolusionisme-sosiologi-klasik.html di akses tanggal 10 September 2013 pukul 21.30