Pancasila merupakan identitas dan karakter bangsa Indonesia. Ia mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain. Pancasila menjadi identitas nasional karena merupakan dasar filsafat hidup bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai budaya dan keagamaan bangsa. Era globalisasi membawa pengaruh positif dan negatif bagi nilai-nilai bangsa, sehingga perlu direvitalisasi Pancasila sebagai manifestasi identitas nasional untuk memp
1. Pancasila Sebagai Karakter dan Identitas Bangsa
Eva Syifa Arrahmah
01720000
Nur Puji Aisyah
01720000
Puja Lestari
0172000076
2. A. PengertianPancasila sebagaiIdentitas dan karakterbangsa
Identitas adalah tanda pengenal.Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang identitas
yang diketahui oleh hampir semua orang. Kata identitas berasal dari bahasa inggris, yaitu
identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakan dengan yang lain. Dalam term antropologi ,indentitas
adalah sifat khas yang menerangkan dan dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan
sendiri,kelompok sendiri, atau negara sendiri.
Karakter adalah nilai kebajikan ahlak dan moral yang terpatri dan menjadi nilai instrinsik dalam
diri manusia yang melandasi pemikiran , sikap dan prilakunya. Karakter bangsa adalah
akumulasi atau sinergi dari karakter individu –individu warga bangsa yang berproses secara
terus-menerus dan kemudian mengelompok.Karakter bangsa indonesia merupakan kristilasasi
nilai-nilainya kehidupan nyata bangsa indonesia yang merupakan perwujudan dan pengalaman
pancasila .
Sebagai identitas , Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa
Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti
menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi
tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan sebagai karakteristik
bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa, tentunya kedua hal ini merupakan suatu
kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila yang mampu menggambarkan karakteristik
yang membedakan Indonesia dengan negara lain.
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya.Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi
yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The
Capitalist Revolution, era globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai
dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional
yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara
tidak langsung juga nasib, sosial, politik dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideologi
partikular kearah ideology universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan
menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara
transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme.
Konsekuensinya,negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun
demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan
bangsa itu sendiri.
3. Menurut Toyenbee, cirri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi Challence dan response. Jika Challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan Indian di Amerika. Namun demikian jika Challance kecil
sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang
kreatif.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.Sebagaimana terjadi di berbagai
negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yangcenderung
menghancurkan nasionalisme, munculah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
B. Alasan Pancasila menjadi Identitas Nasional
Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai salah
satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang
berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia .Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat
hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat
hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
Negara yaitu Pancasila .Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup
yang bersumber pada kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia
pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
C. Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional
Era globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa indonesia era globalisasi
tersebut mau tidak mau, suka tidak suka, telah datang dan mengeser nilai-nilai yang telah ada.
Nilai-nilai tersebut dapat bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Semua ini merupakan
ancaman, tantangan dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa indonesia untuk berkreasi dan
berinovasi di segala aspek kehidupan.
Di era globalisasi pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara hampir tidak ada
artinya batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan, antar bangsa yang
semakin kental itu, akan menjadi proses alkultural saling meniru dan saling mempengaruhi antar
budaya masing-masing. Hal yang perlu kita cermati dari proses akulturasi tersebut, biasanya
ditandai oleh dua faktor yaitu sebagai berikut:
4. 1. Semakin menonjolnya sikap individualitis yaitu mengeutamakan kepentingan pribadi
diatas kepentingan dengan azas gotong royong.
2. Semakin menonjolnya sikap mateialistis yang berarti harkat dan martabat kemanusian
diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini
berakibat bagaimana cara memperoleh menjadi tidak dipersoalkan lagi, bila hal ini terjadi
berarti etika dan moral dikesampingkan.
Arus informasi yang semakin pesan mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing
yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung maka akan berakibat lebih
serius, sehingga pada puncaknya mereka tidak bangga kepada bangsa negaranya.
Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat meronsong nilai-nilai yang telah ada di
dalam masyarakat kita, jika semua ini dapat dibendung, maka akan menganggu ketahanan di
segala aspek, bahkan mengarah kepada kreditabilitas sebuah ideologi. Untuk membendung arus
globalisasi yang sangat deras tersebut, kita harus berupaya untuk menciptakan suatu kondisi
(konsepsi)agar ketahanan nasional dapat terjaga, salah satunya dengan cara membangun sebuah
konsep nasionalisme kebanggsaan yang mengarah kepada konsep identitas nasional.
Dengan adanya globalisasi identitas hubungan masyarakat antara sutu negara yang lain menjadi
semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat tran-
nasional menjadi semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait dengan
masalah narkotika,pencucian uang, peredaran dokumen keimigrasian palsu dan terorisme.
Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilia budaya bangsa yang selama ini
dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran
narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya
bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat di bendung maka akan menganggu
terhadap ketahanan nasional di segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya
nilai-nilai identitas nasional.
Identitas Nasional sendiri merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh "Bhinneka
Tunggal Ika" sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional adalah Suku bangsa, Agama, Kebudayaan, dan
bahasa.
D. Revitalisasi Pancasila sebagai pemberdayaan Identitas Nasional
Karakteristik masyarakat yang hidup di kota-kota besar Indonesia berbeda dengan orang-orang
yang hidup di pedesaan.Ini terlihat dari aktifitas yang mereka jalani dalam kesehariannya.
Rutinitas diperkotaan sangatlah jauh dengan pedesaan.Dampaknya pun dapat berakibat pada
5. aspek ekonomi, adat, dan budaya.Namun yang menjadi permasalahan terhadap perbedaan nyata
ialah identitas diri.Unsur identitas sendiri terdiri dari suku bangsa, agama, kebudayaan, dan
bahasa.Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sehingga diberi seloka
Bhineka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangrwa.Secara harfiah dapat diartikan. Berbeda-beda
tetapi satu jua atau diantara puspa ragam adalah kesatuan.Bukanlah lagi perbedaan antarsuku lagi
yang menjadi topik perbincangan, tetapi moralitas kota dan pedesaan. Kebanyakan masyarakat
kota kurang adanya kesadaran diri dalam berkontribusi. Moralitas, etika, religius jarang ditemui
oleh mereka yang selalu merasa diri benar.Terkecuali pada orang-orang besar yang bisa
membantu faktor ekonomi seseorang.
Lain halnya lagi dengan pedesaan, mereka masih aktif gemar bergotong royong.Adat daerahpun
tetap dipertahankan.Budaya yang mereka cintai senantiasa terjaga dan terealisasikan.Kecintaan
pada Tuhanpun selamanya ada selama keimanan mereka ada.Perbedaan tersebut dapat
direvitalisasi melalui kesadaran diri terhadap identitas nasional dengan menjunjung nilai
Pancasila.Revitalisasi Pancasila sebagai manifestasi identitas nasional yang semestinya
diarahkan pada pembinaan dan pengembangan moral.Moralitas merupaka bagian dari revitalisasi
yang dapat dijadikan dasar dan arah dalam upaya untuk mengubah semua segi dan sendi
kehidupan.
Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional hendaknya dikaitkan
dengan wawasan spiritual, akademis, kebangsaan, dan mondial.Spiritual, berkaitan dengan
moral, etika, dan religius.Sikap seperti ini dapat menunjang pribadi seseorang menjadi lebih
baik.Andai kata seseorang tidak memiliki sikap etik dalam dirinya dapat berdampak buruk pada
dirinya.Misalnya dikucilkan dari masyarakat, tidak mendapatkan perhatian lebih, dan sedikitnya
masyarakat yang ingin bersosialisasi.
Akademis, untuk merubah kerangka sumber daya manusia (SDM) yang bukan sekedar
instrument melainkan sebagai subyek pembaharuan dan pencerahan. Hal ini menunujukkan
bahwa nilai akademisi yang dilihat bukanlah ditinjau dari prestasi saja akan tetapi ditunjang
dengan adanya bentuk kontributif dan aplikatif.
Kebangsaan, untuk menumbuhkan kesadaran nasionalisme.Kesadaran ini dapat diterapkan dalam
pergaulan antarbangsa. Potensi pribadi di luar sana dapat ditumbuh-kembangkan, tetapi pastinya
tidak lupa dengan negeri sendiri. Alangkah baiknya apabila potensi yang sudah diperoleh
diterapkan di Indonesia demi terwujudnya nasionalisme diri terhadap bangsa.
Mondial, untuk menyadarkan bahwa manusia harus siap menghadapi dialektika perkembangan
dalam masyarakat dunia yang “terbuka”.Sehubungan dengan dampak dan pengaruh
perkembangan iptek yang bukan sekedar prasarana, melainkankan menjadi sesuatu yang
substansif.Namun ini dapat dijadikan peluang dan tantangan untuk berkarya guna untuk umat
manusia.
6. Pemberdayaan identitas nasional dapat dieksplorasikan meliputi realitas, idealis, dan
fleksibelitas. Manusia menjadikan rasio sebagai mitos, kesahihan tradisi dapat dikritisi demi
masa depan lebih baik. Nilai-nilai budaya yang diajarkan nenek moyang tidak hanya diwarisi
sebagai barang sudah “jadi”, tetapi harus diperjuangkan dan ditumbuhkan dalam dimensi ruang.
Melalui revitalisasi pancasila sebagai wujud pemberdayaan identitas nasional ini, sebagai kritik
sosial terhadap berbagai penyimpangan yang melanda masyarakat dewasa ini.Guna untuk
membentuk jati diri bangsa.Misalnya gotong royong, persatuan dan kesatuan, serta saling
menghargai dan menghormati.Dengan seperti ini dapat mempererat persatuan bangsa.Tindakan
seperti dapat dijadikan sebuah gerakan kecil yang muncul dalam diri kita pribadi.Tidak hanya
untuk orang-orang dewasa, tetapi pada anak remaja pun harus sudah diterapkan.Kebangkitan
suatu negara ditinjau seberapa banyak pemuda yang siap membantu negaranya dalm mengatasii
berbagai hal.Minimalnya dengan mengayomi atau memperdalam butir-butir dan fungsi pancasila
baik di perkotaan maupun pedesaan.Kalau bukan kita siapa lagi.
E. Pengertian Pancasila sebagai Karakter Bangsa
Istilah karakter dapat diartikan sebagai sistem daya juang ( daya dorong , daya gerak , dan gaya
hidup ) yang berisikan tata nilai kebajikan dan moral yang berpatri dalam diri manusia . tat nilai
itu merupakan peroaduan aktualisasi potensi dari dalam diri manusia serta internalisasi nilai nilai
ahklak dengan moral dari luar ( lingkungan ) yang melandasi pemikiran , silkap , dan prilaku .
dengan kata lain , karakter adalah nilai kebajikan ahlak dan moral yang terpatri dan menjadi nilai
instrinsik dalam diri manusia yang melandasi pemikiran , sikap dan prilakunya .
Karakter bangsa adalah akumulasi atau sinergi dari karakter individu –individu warga bangsa
yang berproses secara terus-menerus dan kemudian mengelompok . karakter bangsa indonesia
merupakan kristilasasi nilai-nilainya kehidupan nyata bangsa indonesia yang merupakan
perwujudan dan pengalaman pancasila
F. Alasan Pancasila sebagai Karakter Bangsa
Melalui pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur Pancasila, para generasi muda akan
dapat menjadi warga negara yang baik yang mampu memahami hak dan kewajibannya,
memahami ideologi negara secara utuh dan benar. Melalui pendidikan karakter berbasis
Pancasila ini, para generasi muda mampu menjadi warga negara Indonesia yang baik, cerdas,
terampil, dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu
untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu
mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain
pendidikan karakter mengajarkan bangsa ini, pemuda negeri ini, untuk berpikir cerdas sehingga
mampu mengatasi berbagai macam masalah baru yang ada, meningkatkan kemampuan untuk
berbaur dengan bangsa lain dengan tetap mempertahankan identitas dan budaya bangsanya.
7. Pancasila mempunyai tujuan yang salah satunya yaitu sebagai pandangan hidup bangsa. Bahwa
nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok dalam berpikir dan berbuat, dan hal
ini mengharuskan bangsa Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila itu kedalam sikap
dan perilaku baik dalam perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Salah satunya
dengan menerapkan pendidikan berkarakter. Dengan berlandaskan pancasila maka tingkah laku
kita akan terlindungi dari hal-hal yang tidak sesuai dengan pancasila, dikarenakan saat ini sudah
berkembang tentang kenakalan remaja dalam masyarakat seperti perkelahian masal (tawuran).
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal tersebut juga terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alinea 4.
Pendidikan karakter tidak saja merupakan tuntutan Undang-Undang dan peraturan pemerintah,
tetapi juga oleh agama. Hal itu dicerminkan dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa. Pembangunan karakter bangsa mempunyai tujuan yang salah satunya yaitu untuk
mengembangkan karakter bangsa sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia,
berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai bangsa Indonesia kita harus mempunyai karakter yang sesuai dengan pancasila,
jadi setiap aspek karakter yang diberikan harus dijiwai oleh ke lima sila Pancasila secara utuh.
Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diberikan dalam setiap pembelajaran. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan pancasila perlu dikembangkan antara lain materi tentang
norma atau ilai-nilai sehingga karakter seseorang yang sesuai dengan pancasila dapat dibentuk
dari proses pembelajaran.
Membangun karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina,
memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlak (budi pekerti), insan
manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
G . Kesimpulan:
Pancasila adalah suatu filsafat bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita harus nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai indentitas dan karakter bangsa itu sendiri.
Selain itu kita haus menjaga nilai-nilai pancasila ini sebagai identitas dan karakter bangsa selalu
ada di dalam kehidupan bangsa Indonesia
H . Saran :
8. Dalam era globalisasi, bangsa Indonesia harus mampu menjegah dampak negative globalisasi
yang masuk di Indonesia dengan cara menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu kita harus mengingatkan kepada sesame bangsa Indonesia agar tidak terpengaruhi
oleh arus globalisasi dan menjaga agar budaya bangsa Indonesia ada dalam kehidupan bangsa
Indonesia
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Karakter
http://thetanjungpuratimes.com/2017/06/01/jadikan-pancasila-sebagai-karakter-bangsa/
http://arroudlo.blogspot.co.id/2015/10/pkn-pancasila-sebagai-identitas-dan.html