Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Membentuk Perusahaan Syariah
1.
2. MEMBANGUN PERUSAHAAN
• Bentuk perusahaan ada 2 kemungkinan:
1. Perusahaan pribadi (individual)
2. Perusahaan bersama (syirkah)
• Jika perusahaannya pribadi, maka
tidak perlu pembahasan lebih lanjut.
• Jika ingin membentuk perusahaan
bersama, maka harus memahami
hukum-hukum perseroan terlebih
dahulu.
3. PERSEROAN DALAM EKONOMI KAPITALISME
Perseroan Terbatas (PT):
1. Beberapa orang yang melakukan pendirian perseroan
membuat sistem perseroan, lalu perseroan tersebut melempar
sahamnya kepada khalayak agar bisa menjadi anggotanya.
2. Apabila waktu pendaftaran berakhir, maka diadakan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memberikan masukan
tentang sistem perseroan serta menentukan Dewan Komisaris
Perseroan.
3. Selanjutnya dewan komisaris tersebut akan mengangkat
Dewan Direksi untuk mengoperasikan perusahaannya.
4. Setiap pemegang saham, berapapun jumlahnya berhak untuk
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Suara
didasarkan pada jumlah saham, bukan pada jumlah orang.
4. 1. Pada PT tidak ada dua pihak yang
melakukan aqad secara sempurna,
yaitu adanya ijab dan qabul.
2. Tidak ada pihak yang bertindak sebagai
pengelola, yang ada hanya pemodal saja
(syarikul-mal), sedangkan pengelolaan
justru diserahkan pada pihak lain yang
tidak terlibat dalam aqad perseroan,
yaitu Dewan Direksi.
TINJAUAN HUKUM WADH’I
5. • PT dianggap hanya merupakan
kesepakatan sepihak saja terhadap syarat
tertentu, bukan merupakan kesepakatan
dua belah pihak.
• Sehingga akad pembentukan PT adalah
tidak sah (bathil).
• Konsekuensinya, saham yang diterbitkan
oleh PT adalah bathil.
• Selanjutnya, jual beli berbagai saham yang
diterbitkan oleh PT juga bathil.
KESIMPULAN HUKUM WADH’I
6. DAMPAK PERUSAHAAN MODEL PT
• Bentuk PT merupakan inti sari dari ekonomi kapitalisme.
• Bentuk PT akan membuat perusahaan hanya akan dimiliki oleh para
pemilik modal saja.
• Mereka yang memiliki ilmu dan ketrampilan posisinya hanya
menjadi buruh saja.
• Keuntungan bersih perusahaan 100% hanya akan dinikmati oleh
para pemegang saham saja.
• Tanpa bekerja, mereka akan terus dapat tambahan kekayaan, berarti
juga tambahan modal baru untuk dapat diinvestasikan lagi.
• Akhirnya yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin dan
semakin tertindas.
7. • Pengertian perseroan (syirkah):
•الشركةالنصيبي خلط اللغة فين
ال بحيث ًافصاعدُزِيَمَتُيعن الواحد
اآلخر
Syirkah menurut pengertian bahasa =
mencampurkan dua bagian atau lebih
sedemikian rupa sehingga tidak dapat
lagi dibedakan satu bagian dengan
bagian lainnya.
PERSEROAN ISLAM
8. •ف اثنين بين ٌدقَع هي ًاشرع والشركةِفَّتَي َرَثأكِانَق
َقب ٍمالي ٍلبعم القيام على ِهيِفِحب ِالر ِدص
Adapun menurut makna syariat, syirkah
adalah suatu akad antara dua pihak atau
lebih, yang bersepakat untuk melakukan
suatu usaha atau bisnis dengan tujuan
memperoleh keuntungan.
PENGERTIAN SYIRKAH SECARA SYARI’I
9. • Hukumnya jâ’iz (mubah).
• Dalilnya As-Sunnah, antara lain:
(1) Nabi SAW men-taqrir muamalah syirkah.
(2) Nabi SAW bersabda:
•ُخَي لم ما الشريكين ثالث أنا تعالى هللا قالُهمادأح ن
بينهما من ُخرجت خان فإن ،هَبصاح
"Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: Aku adalah pihak
ketiga dari dua pihak yang ber-syirkah selama salah
satunya tidak mengkhianati yang lainnya. Kalau salah
satunya berkhianat, Aku keluar dari keduanya."
[HR. Abu Dawud, al-Baihaqi, dan ad-Daruquthni]
HUKUM SYIRKAH
10. • Rukun syirkah ada 3 (tiga):
1. Dua pihak yang berakad (‘âqidâni), syaratnya:
memiliki ahliyah at-tasharruf (kecakapan
melakukan tindakan hukum).
2. Obyek akad (ma’qûd ‘alayhi), mencakup
pekerjaan (amal) dan atau modal (mâl).
3. Shighat (ijab-kabul).
RUKUN-RUKUN SYIRKAH
11. • Syarat sah syirkah ada 2 (dua) :
1. Obyek akadnya berupa tasharruf, yaitu
perbuatan atau perkataan yang mempunyai
akibat hukum. Contoh: menerima barang
(perbuatan) atau mengadakan akad jual-beli
(perkataan).
2. Obyek akadnya dapat diwakilkan (qabilun li
al-wakalah), agar keuntungan syirkah
menjadi hak bersama di antara para syarîk
(mitra usaha).
SYARAT SAH SYIRKAH
12. • Secara garis besar ada 2 (dua) macam
syirkah:
1. SYIRKAH AMLAK: kepemilikan bersama oleh
dua pihak atau lebih atas suatu barang yang
diperoleh melalui salah satu sebab
kepemilikan, seperti hibah, jual beli, waris, dll.
2. SYIRKAH AKAD: akad antara dua pihak atau
lebih dalam pekerjaan (amal) dan atau modal
(mal) untuk memperoleh keuntungan.
MACAM-MACAM SYIRKAH
13. Syirkah Akad dapat dibagi lagi
menjadi 5 macam:
1. SYIRKAH INAN
2. SYIRKAH ABDAN
3. SYIRKAH MUDHARABAH
4. SYIRKAH WUJUH
5. SYIRKAH MUFAWADHAH
SYIRKAH AKAD
14. • Syirkah Inan adalah syirkah antara dua pihak
atau lebih yang masing-masing memberi
konstribusi kerja (‘amal) dan modal (mâl).
• Modal harus berupa uang (nuqûd). Untuk
barang (‘urûdh) (misal rumah) tidak boleh
dijadikan modal syirkah, kecuali jika barang
itu dihitung nilainya (qîmah al-‘urûdh) pada
saat akad.
SYIRKAH INAN
15. • SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU :
PIHAK PERTAMA: PENGELOLA SEKALIGUS PEMODAL
PIHAK KEDUA: PENGELOLA SEKALIGUS PEMODAL
SKEMA SYIRKAH INAN
PENGELOLA
DAN
PEMODAL
PENGELOLA
DAN
PEMODAL
PROYEK
BISNIS
SYARI’AH
16. • Keuntungan didasarkan pada kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-
masing mitra usaha (syarîk) berdasarkan porsi
modal.
• Diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam kitab Al-
Jâmi’, Ali bin Abi Thalib ra. berkata :
•عليه اصطلحوا ما على الربح و المال على الوضيعة
• “Kerugian didasarkan atas besarnya modal,
sedangkan keuntungan didasarkan atas kesepakatan
mereka (pihak-pihak yang bersyirkah)”.
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN SYIRKAH INAN
17. • Syirkah ‘abdan adalah syirkah antara dua
pihak atau lebih yang masing-masing hanya
memberikan konstribusi kerja (‘amal), tanpa
konstribusi modal (mâl).
• Konstribusi kerja dapat berupa kerja pikiran
(seperti penulis) ataupun kerja fisik (seperti
pekerjaan tukang kayu, sopir, pemburu,
nelayan, dst)
• Tidak disyaratkan kesamaan keahlian, boleh
berbeda profesi. Jadi, boleh misalnya terdiri
dari beberapa tukang kayu dan tukang batu.
SYIRKAH ABDAN
18. • SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU :
PIHAK PERTAMA: BERKONTRIBUSI AMAL (PEKERJAAN)
PIHAK KEDUA: BERKONTRIBUSI AMAL (PEKERJAAN)
PENGELOLA PENGELOLA
PROYEK
BISNIS
SYARI’AH
19. • Disyaratkan bahwa pekerjaan yang
dilakukan merupakan pekerjaan halal. Tidak
boleh berupa pekerjaan haram, misalnya,
merampok, membunuh, berburu babi
hutan (celeng), dll
• Keuntungan yang diperoleh dibagi
berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh
sama dan boleh juga tidak sama di antara
mitra-mitra usaha (syarîk).
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN SYIRKAH ABDAN
20. • Syirkah mudhârabah adalah syirkah antara
dua pihak atau lebih dengan ketentuan,
satu pihak memberikan konstribusi kerja
(amal), sedangkan pihak lain memberikan
konstribusi modal (mâl).
• Dalam syirkah ini, kewenangan melakukan
tasharruf hanyalah menjadi hak pengelola
(mudhârib atau‘âmil).
• Pemodal tidak berhak turut campur dalam
tasharruf.
• Namun, pengelola terikat dengan syarat
yang ditetapkan pemodal.
SYIRKAH MUDHARABAH
21. SKEMA MUDHARABAH I
• MODEL PERTAMA:
• SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU:
PIHAK PERTAMA: PEMODAL (SHAHIBUL MAL),
PIHAK KEDUA: PENGELOLA (AMIL ATAU MUDHARIB)
PEMODAL PENGELOLA
PROYEK
BISNIS
SYARI’AH
22. SKEMA MUDHARABAH II
• MODEL KEDUA:
• SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU:
PIHAK PERTAMA: PEMODAL (SHAHIBUL MAL),
PIHAK KEDUA: PENGELOLA DAN PEMODAL
PEMODAL
PENGELOLA
DAN
PEMODAL
PROYEK
BISNIS
SYARI’AH
23. SKEMA MUDHARABAH III
• MODEL KETIGA:
• SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK, YAITU:
PIHAK PERTAMA: GABUNGAN PEMODAL (SHAHIBUL MAL),
PIHAK KEDUA: PENGELOLA DAN PEMODAL
PEMODAL PENGELOLA
DAN
PEMODAL
PROYEK
BISNIS
SYARI’AH
PEMODAL
24. • Dalam syirkah mudhârabah, keuntungan
dibagi sesuai kesepakatan di antara pemodal
dan pengelola modal, sedangkan kerugian
ditanggung hanya oleh pemodal.
• Namun pengelola modal turut menanggung
kerugian, jika kerugian itu terjadi karena
kesengajaannya atau karena melanggar syarat-
syarat yang ditetapkan oleh pemodal.
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN SYIRKAH
MUDHARABAH
25. • Syirkah wujûh adalah syirkah yang
didasarkan pada wujûh (kedudukan,
ketokohan, atau keahlian) seseorang di
tengah masyarakat.
• Terdapat 2 (dua) bentuk/model syirkah
wujuh:
1. Syirkah wujuh yang termasuk kategori
syirkah mudharabah.
2. Syirkah wujuh yang termasuk kategori
syirkah abdan.
SYIRKAH WUJUH
26. SYIRKAH WUJUH MODEL I
• MODEL PERTAMA : SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU :
PIHAK PERTAMA: GABUNGAN DUA PENGELOLA ATAU LEBIH
PIHAK KEDUA: PEMODAL
PEMODAL
PENGELOLA
PROYEK
BISNIS
SYARI’AH
PENGELOLA
27. • Syirkah wujûh model pertama ini, adalah
syirkah antara dua pihak (misal A dan B)
yang sama-sama memberikan konstribusi
kerja (‘amal), dengan pihak ketiga (misalnya
C) yang memberikan konstribusi modal
(mâl). Pihak A dan B adalah tokoh
masyarakat.
• Syirkah semacam ini hakikatnya termasuk
dalam syirkah mudhârabah sehingga
berlaku ketentuan-ketentuan syirkah
mudhârabah padanya.
SYIRKAH WUJUH MODEL I
28. SYIRKAH WUJUH MODEL II
• MODEL KEDUA : SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU :
PIHAK PERTAMA: PENGELOLA (A)
PIHAK KEDUA: PENGELOLA (B)
MEMBELI BARANG SECARA KREDIT DARI C.
PEDAGANG
(C)
PENGELOLA
(A)PROYEK
BISNIS
SYARI’AH PENGELOLA
(B)
29. • Syirkah wujûh model kedua, adalah syirkah
antara dua pihak atau lebih yang ber-syirkah
dalam barang yang mereka beli secara kredit,
atas dasar kepercayaan pedagang kepada
keduanya, tanpa konstribusi modal dari masing-
masing pihak.
• Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan,
bukan berdasarkan prosentase barang
dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian
ditanggung oleh masing-masing mitra usaha
berdasarkan prosentase barang dagangan yang
dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan.
• Syirkah wujûh kedua ini hakikatnya termasuk
dalam syirkah ‘abdan.
SYIRKAH WUJUH MODEL II
30. • Syirkah mufâwadhah adalah syirkah antara
dua pihak atau lebih yang menggabungkan
semua jenis syirkah di atas (syirkah inân,
‘abdan, mudhârabah, dan wujûh).
• Syirkah mufâwadhah dalam pengertian ini
adalah boleh.
• Sebab, setiap jenis syirkah yang sah ketika
berdiri sendiri, maka sah pula ketika
digabungkan dengan jenis syirkah lainnya.
SYIRKAH MUFAWADHAH
31. 1. Dengan adanya ketentuan yang mengharuskan adanya pihak pengelola,
maka syirkah Islam memberikan peluang bagi mereka yang hanya
bermodalkan “tenaga”, tetapi memiliki kemampuan, ketrampilan (skill),
kecerdasan, keuletan, pengalaman dsb, bisa mendapatkan kesempatan
menjadi pemilik perusahaan.
2. Jika ada pihak baru yang ingin berinvestasi, dengan adanya ketentuan
yang mengharuskan adanya ijab dan qobul secara sempurna, maka
perusahaan itu tidak akan terlalu mudah untuk menggelembung.
Sehingga, proses “pencaplokan” dari perusahaan besar pada
perusahaan yang kecil, tidak mudah terjadi. Hal itu sangat berbeda jika
proses penambahan investasi cukup hanya dengan menerbitkan kertas
saham, kemudian menjualnya di bursa saham.
SYIRKAH SEBAGAI SOLUSI KAPITALISME
32. 3. Jika proses pencaplokan perusahaan itu
tidak mudah terjadi, ditambah lagi
dengan adanya kemudahan bagi pihak-
pihak yang hanya bermodalkan “tenaga”
untuk bisa bergabung, kemudian dapat
menjadi pemilik perusahaan, maka
diharapkan kemungkinan terjadinya
penindasan dari kaum kapitalis terhadap
kaum buruh, benar-benar tidak akan
terjadi dan celahnya sudah ditutup rapat-
rapat.
SYIRKAH SEBAGAI SOLUSI KAPITALISME
33. 1. Dengan adanya pengakuan terhadap kepemilikan
harta kekayaan bagi individu, maka problem
hilangnya motivasi, kreasi dan inovasi untuk
berproduksi dapat diatasi.
2. Dengan adanya pengakuan terhadap kepemilikan
harta kekayaan bagi individu, serta adanya
peluang bagi pekerja untuk bisa menjadi pemilik
perusahaan, maka problem keinginan untuk
menambah dan mengembangkan harta kekayaan
sudah dapat terjawab.
3. Jika motivasi, kreasi dan inovasi dari para pekerja
dalam berproduksi tetap ada, maka problem
merosotnya pertumbuhan ekonomi secara
nasional akan mudah untuk diselesaikan.
SYIRKAH SEBAGAI SOLUSI SOSIALISME