Dokumen tersebut membahas tentang kemitraan bisnis dalam Islam, termasuk definisi kemitraan, prinsip-prinsipnya, dan bentuk-bentuk kemitraan bisnis yang diijinkan dalam Islam seperti musyarakah, mudharabah, muzara'ah, dan mukhabarah."
2. KEMITRAAN
Interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak atau
lebih dimana masing-masing pihak merupakan mitra atau
partner
Proses pencarian atau perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang
saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk
mencapai kepentingan bersama
Upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-
masing
4. BISNIS
Bisnis
Badan usaha, yaitu
kesatuan yuridis,
teknis, dan
ekonomis untuk
mencari
keuntungan
Sektor pasar
tertentu, misalnya
pasar modal
Seluruh aktivitas
pada komunitas
produsen barang
dan jasa
5. KONSTRUK KEMITRAAN BISNIS
DALAM ISLAM
• Saling Mengenal (QS.
Al-Hujurat: 13)
• Saling berbagi
pengalaman
• Saling memberikan
manfaat
Ta’aruf
•Setiap individu
harus terbebaskan
dari eksploitasi
individu
lainnya(QS. Asy-
Syu’ara:183)
Ukhuwah • Konsep keadilan ekonomi dalam
islam mengharuskan setiap orang
mendapatkan haknya dan tidak
mengambil hak atau bagian orang
lain.
• Nabi SAW bersabda: “Bukanlah
mukmin sejati, orang yang
kenyang sementara tetangga
disampingnya kelaparan”.
‘Adil
7. Musyarakah
•Merujuk pada definisi dari Fatwa DSN MUI (No:
08/DSNMUI/ IV/2000), musyarakah adalah pembiayaan
berdasarkan perjanjian kerjasama antara dua mitra atau
lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing
mitra memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan.
Pengertian
•Sabda Rasulullah SAW:
•
َّ
نِإ
َّ
هللا
ىهلاهعهت
َّ
ُلوُقهي
:
اهنهأ
َّ
ثِلاهث
َِّهينكي ِ
هرشال
مهلاهم
نُخهي
اهمُهُدهحهأ
،ُههب ِاحهص
َّ
هف
اهذِإ
َّهانهخ
اهمُهُدهحهأ
َّ
ُههب ِاحهص
َُّجتهرهخ
نِم
اهمِهِنيهب
•Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak
Landasan
Hukum
8.
9. Jenis Musyarakah
Syirkah Uqud
Syirkah Uqud merupakan akad antara dua pihak atau lebih dalam hal dengan cara
menggabungkan harta mereka untuk suatu bisnis. Syirkah jenis ini dibagi lagi menjadi
beberapa bentuk, meliputi:
Al In’an: Syirkah antara dua pihak atau lebih yang bekerja sama dengan menyetor modal
dalam jumlah berbeda-beda, untuk kemudian membagi keuntungan yang ada
berdasarkan besaran modal masing-masing.
Syirkah A’mal atau Syirkah Abdan: Kerjasama antara dua orang yang biasanya berprofesi
sama untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan. Masing-masing dari mereka
memberikan kontribusi dalam bentuk skill, kemudian keuntungan yang didapat akan
dibagi rata.
Mufawadah: Akad musyarakah antara dua pihak yang memberikan modal sama besar
untuk kemudian tiap-tiap keuntungan maupun kerugian dibagi menjadi dua secara rata.
Syirkah Wujuh: Kolaborasi antara pemilik dana dengan pihak yang memiliki kredibilitas
sehingga kerjasama ini didasarkan atas wibawa para anggota. Keuntungan dan kerugian
10. Jenis Musyarakah
Syirkah Amlak
Syirkah Amlak terjadi bukan karena akad, melainkan
karena kehendak untuk memiliki harta bersama.
Syirkah ini dibagi menjadi dua bentuk:
Syirkah Ikhtiyariyah: terjadi atas kehendak masing-
masing pihak yang bekerjasama.
Syirkah Ijbariyah: terjadi secara otomatis karena
keadaan tertentu, misalnya pembagian warisan yang
menyebabkan kepemilikan bersama sebuah aset.
11. Rukun Akad Musyarakah
•Merupakan pernyataan para pihak yang secara jelas
menunjukkan tujuan akad, penerimaan dan penawaran
langsung saat kontrak, dan menuangkan akad dalam
bentuk tertulis.
Ijab
Qabul/Shigha
at
•Cakap hukum, Kompeten, Memiliki dana dan pekerjaan,
Memiliki wewenang untuk mengelola aset mitranya, Tidak
diizinkan menginvestasikan dana untuk kepentingan
pribadi, dan Memiliki hak untuk mengatur aset
musyarakah.
‘Aqidain/Pihak
yang berakad
• Objek akad terdiri dari modal dan kerja. Modal harus berupa uang tunai dan aset
yang dapat dinilai dengan uang. Modal yang ada juga tidak boleh menjadi jaminan
maupun dipinjamkan kepada pihak lain.
• Sedangkan, objek kerja harus dilakukan atas nama pribadi maupun mitra masing-
masing. Pekerjaan yang dilakukan tidak harus sama besar, namun pihak yang
mengerjakan lebih banyak, berhak mendapat tambahan keuntungan.
Mauqud
‘alaih/Objek Akad
12. Rukun Akad Musyarakah
•Keuntungan yang diperoleh wajib dibagi
untuk para pihak, baik secara rata maupun
sesuai kesepakatan. Misalnya, salah satu pihak
menyetorkan modal senilai Rp. 5.000.000,-
dan dalam kontraknya Ia memperoleh bagian
keuntungan sebesar 10%. Nantinya,
keuntungan yang diperoleh bukanlah 10% dari
Rp. 5.000.000,- melainkan 10% dari total
keuntungan.
•Sedangkan kerugian yang terjadi akan dibagi
sesuai dengan jumlah modal yang disetorkan.
Misalnya, A menanamkan modal sebesar 60%
sedangkan B sebesar 40%. Maka kerugiannya
akan ditanggung oleh masing-masing sebesar
60% oleh A dan 40% oleh B.
Nisbah/Bagi
13. Syarat-Syarat Musyarakah
Syarat
•Perikatan dapat diwakilkan sesuai izin masing-masing
pihak
•Persentase pembagian keuntungan diketahui para
pihak ketika melangsungkan akad.
•Keuntungan ditentukan dalam bentuk persentase,
bukan dalam jumlah pasti.
14.
15. Secara
Bahasa
• Dharb (memukul atau berjalan)
• Proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha
Secara
Istilah
•Akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal,
LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (amil, mudharib, nasabah) bertindak
selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak
Dalil
•
َّ
هأ
َِّهْيهلهعَُّللاَّىلهصَّيِبَّالنن
َِّهِلآهو
َّ
هملهسهو
َّ
هلاهق
:
َّ
ْيِفَّثهالهث
َّ
ُهةكهرهبْلَّانِه
:
َّهارهقُمْلاهَّو،ٍلهجهأَّىهلِإَُّعْيهبْلها
َّ ِ
رْيِعالشِبَِِّّ
رُبْلَّاُطْلهخهَّو،ُةهض
َّ
ِعْيهبْلِلَّهالَِّتْيهبْلِل
•
Nabi bersabda: Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah
Mudharabah
18. Jenis-Jenis Mudharabah
•Pemilik dana/modal (shahibul maal) memiliki kewenangan
untuk melakukan apa saja atau mengintervensi bisnis yang
berjalan agar berhasil dan sesuai dengan tujuan bisnis yang telah
disepakati antar kedua mitra.
Mudharabah
Mutlaqah
•Pemilik dana/modal (shahibul maal) memberikan
batasan kepada pengelola dana mengenai lokasi,
cara, dan atau objek investasi/sektor usaha.
Mudharabah
Muqayyadah
•Pengelola dana turut menyertakan modal atau
dananya dalam kerjasama investasi.
Mudharabah
Musytarakah
19. Muzara’ah
Muzara’ah menurut bahasa berarti
mu’amalah atas tanah dengan
sebagian yang keluar sebagian
darinya. Sedangkan secara istilah
muzara’ah adalah suatu bentuk
kemitraan agribisnis antara pemilik
lahan dengan penggarap tanah
dengan perjanjian bagi hasil yang
jumlahnya menurut kesepakatan
bersama, apakah pembagiannya 1/3,
20.
21.
22. Mukhabarah
Secara bahasa, mukhabarah artinya tanah gembur atau lunak. Kata
mukhabarah ini merupakan masdar dari fiil madhi “khaabara” dan dari fi'il
mudhari “yukhaabiru”. Sedangkan menurut istilah, mukhabarah adalah
mengerjakan tanah milik orang lain, baik itu seperti sawah atau ladang
dengan adanya pembagian hasil di antara para mitra (boleh 1/2, 1/3 atau 1/4).
Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung penggarap lahan.
Persamaan & Perbedaan Muzara’ah & Mukhabarah:
Persamaan:
Pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola.
Perbedaan:
Muzara’ah » modal dikeluarkan dari pemilik tanah.
Mukhabarah » modal berasal dari pengelola/penggarap.
23. Rukun Mukhabarah
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun mukhabarah adalah ijab dan
qabul yang menunjukkan keridhaan diantara keduanya. Namun Ulama
Hanabilah berpendapat bahwa rukun mukhabarah tidak memerlukan qabul
secara lafaz, tetapi cukup dengan mengerjakan tanah. Adapun rukun
mukhabarah menurut pendapat umum antara lain:
• Pemilik dan penggarap sawah / ladang.
• Sawah / ladang
• Jenis pekerjaan yang harus dilakukan
• Kesepakatan dalam pembagian hasil (upah)
• Akad (sighat)
24.
25. Musaqah
Pengertian musaqah secara bahasa (lughat) di ambil dari lafadz as-saqyu
(menyirami). Sedangkan pengertian musaqah menurut istilah syara’ adalah
akad mu’amalah seseorang terhadap orang lain agar merawat tanaman
tertentu dengan menyirami dan lainnya, dengan menggunakan shigat, dan
buahnya dibagi dua.
Kalangan Syafi'iyah mengatakan bahwa syarat dan rukun musaqah terdiri
lima, yaitu:
(1) Dua orang yang bertransaksi,
(2) Adanya shighat (kalimat yang menyatakan akad),
(3) Hal yang berhubungan dengan amal (perkebunan),
(4) Buah atau yang semakna (menurut qaul qadim Imam Syafii), dan
(5) Pekerjaan atau amal