Dokumen tersebut membahas tentang pengertian syirkah secara bahasa dan istilah, serta jenis-jenis syirkah seperti syirkah 'inan, syirkah wujuh, syirkah 'abdan, dan syirkah mudharabah. Syirkah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan pembagian keuntungan dan kerugian. Ada empat jenis syirkah yang dijelaskan berdasarkan kontribusi modal dan tenaga
2. Pengertian
Kata Syirkah didalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il madhi), artinya
menjadi sekutu atau syarikat (kamus al Munawar).
Secara bahasa, syirkah artinya mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga
tidak boleh dibedakan lagi satu bagian dengan bagian lainnya, (An-Nabhani).
Secara Istilahan, yaitu suatu bentuk jalinan kerja sama (partnership) dalam
kepemilikan dan tasharruf (pengelolaan)
Jadi, Syirkah merupakan suatu akad kerja sama antara dua orang atau
lebih untuk suatu usaha tertentu di mana setiap pihak memberikan kontribusi
dana (atau amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan.
3. Dalil
Akad ini diperbolehkan secara nash.
Dalil nash yang menetapkan adalah firman Allah
ضْعَب ٰ
ىَلَع ْمُهُضْعَب ىِغْبَيَل ِٓءاَطَلُخْلٱ َنِم اًيرِثَك َّنِإَو
َٰحِل َّٰصٱل ۟واُلَِمعَو ۟واُنَماَء َِينذَّلٱ َّ
َّلِإ
َو ِت
ٌليِلَق
ْمُه اَّم
Artinya:
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang
orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah
mereka ini.” (QS Shâd: 24)
4. Menurut Ibnu Qudamah, ada dua jenis syirkah, yaitu:
1. Syirkah Milik dan
2. Syirkah Uqud
Syirkah Milik merupakan suatu pernyataan tentang kepemilikan oleh
dua orang atau lebih terhadap satu barang “tanpa adanya” kontrak serikat
atau persekutuan dalam kepemilikan aset.
Umumnya syirkah ini terbentuk karena faktor alamiah seperti karena
waris atau wasiat, atau kondisi lain yang melatarbelakangi kepemilikan satu
aset nyata secara bersama-sama, dan dikelola bersama-sama, untung rugi
ditanggung bersama, tanpa adanya syarat lain.
5. Adapun Syirkah Uqud adalah suatu pernyataan yang diselenggarakan
oleh dua pihak atau lebih untuk bersama-sama mengusahakan terwujudnya
aset, melakukan pengelolaan bersama, dan untung-rugi ditanggung bersama.
Contoh: koperasi, permodalan, saham, perseroan, bisnis bersama, dll
Dengan demikian, perbedaan antara syirkah milik dengan syirkah uqud
adalah keberadaan pernyataan antara dua pihak yang saling berserikat dalam
aset.
Syirkah uqud mensyaratkan adanya ikatan kontrak. Sementara syirkah milik,
tidak mensyaratkan adanya ikatan.
.
6. Syarat ketentuan secara
Umum
Menurut Syeikh Wahbah Al-Zuhaili, Syarat umum bagi syirkah ‘uqud ini adalah sebagai berikut:
1. Syirkah merupakan transaksi yang bisa diwakilkan. Artinya bahwa, dalam hal ini, orang yang
memiliki modal tidak harus menjalankan sendiri perseroan yang dibentuk. Ia bisa menyuruh
seorang wakil untuk menggantikan perannya selaku mushorrif al-syirkah, yang dia beri upah.
2. Pembagian keuntungan di antara anggota yang harus jelas. Maksudnya adalah masing-masing
pihak antara yang menjalankan usaha dan yang hanya sekedar sebagai pemodal, harus jelas
dalam kesepakatan upah yang diterima.
3. Pembagian keuntungan diambil dari laba perserikatan, bukan dari modal. Maksudnya adalah,
bahwa keuntungan dibagi dengan patokan utama kadar keuntungan berdasarkan nisbah
modal yang dimiliki sesuai dengan kesepakatan awal.
7. Jenis- Jenis Syirkah
1. Syirkah ‘Inan
Syirkah ‘Inan, adalah suatu bentuk ikatan yang berupa kesepakatan kerja
sama antara dua orang ataupun lebih dalam tenaga dan modal,
baik dijalankan secara bersama-sama ataupun dengan menunjuk salah satu peserta
syirkah untuk menjalankannya.
Dengan demikian, maka komponen penyusun syirkah ‘inan ini adalah:
1) dua pihak yang bertransaksi,
2) objek transaksi yang meliputi modal dan juga jenis usaha
3) perjanjian (syarat) pembagian keuntungan ataupun kerugian usaha,
4) orang yang menjalankan (‘amil) dan ketentuan upahnya.
8. 3. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh merupakan kerjasama usaha antara dua belah pihak atau
lebih yang masing-masing pihak memberikan kontribusi kerja (amal).
Disebut syirkah wujuh karena para pihak yang akan melakukan syirkah ini
memiliki reputasi baik dan juga keahlian dalam berbisnis.
Para pihak ini membeli barang dengan cara pembayaran kredit/tunda kepada pemilik
barang, kemudian menjual kembali secara tunai. Mereka dapat melakukan hal
tersebut, karena mempunyai reputasi baik sehingga mereka dipercaya baik oleh
pemilik barang tersebut, maupun masyakat ataupun calon pembeli. Terkadang para
pihak itu juga memperoleh 100% modal dari shahibul maal.
9. 3. Syirkah ‘Abdan
Syirkah abdan merupakan kerjasama usaha antar para pihak
yang menyertertakan kontribusi tenaga (amal), tanpa kontribusi modal (maal).
• Kontribusi kerja yang dimasukkan dapat berupa kerja fisik, dan juga kerja pikiran.
Tidak ada syarat kesamaan profesi pada praktek syirkah abdan. Sehingga
memungkinkan kerjasama syirkah abdan antara pihak yang menyumbang kerja
pikirannya dan satu pihak lagi kerja fisiknya.
Syirkah abdan memiliki rukun sebagai berikut:
– Keberadaan dua orang atau lebih yang berakad.
– Jenis Usaha dan pembagian kerja.
– Kesepakatan pembagian keuntungan dan kerugian dari hasil kerja sama tsb.
Gambaran fenomena sosial dari syirkah abdan ini adalah: makelar tanah, kerjasama
antara kuli angkut dan tengkulak/ antara kuli kapal dan anak buah kapal.
10. 4. Syirkah Mudhorobah
Merupakan kerja sama antara dua orang atau lebih baik secara modal dan
tenaga.
Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan juga berpartisipasi
dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama.
• Misalnya A adalah pemodal, berkonstribusi modal pada B dan C, dua insinyur
teknik sipil, yang sebelumnya juga sepakat, bahwa masing-masing akan
berkonstribusi kerja. Kemudian B dan C juga sepakat untuk berkonstribusi modal,
untuk membeli barang secara kredit atas dasar kepercayaan pedagang kepada B
dan C