1. Syirkah
Dinda Fariesta N. (06)
Frizky Triputra C. (09)
Kurnia R. Yusuf (15)
Nabilah Cahyani P. (25)
Rizkiana Prima R. (31)
2. Pengertian
Secara bahasa, kata syirkah berarti
mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga
tidak dapat lagi dibedakan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya. Menurut istilah,
syirkah adalah suatu akad yang dilakukan oleh
dua pihak atau lebih yang bersepakat untuk
melakukan suatu usaha dengan tujuan
memperoleh keuntungan.
3. Dasar Hukum Syirkah
ىَلَعا ْوُن َاوَعَت َوَل َو ى وْقَّتال َوِِّرِبْالَو ِمْث ِاإل ىَلَع ا ْوُن َو اَعَتِان َو ْدُعلْا(لمائدة ا:2)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.” (Q.S AL-Maidah : 2)
4. َُره ىِبَأ ْنَعَر َة َْريَى ِضُ َّاَللُهْنَعَلاَق:َص ِ ِّاَلل ُل ْوُس َر َلاَقَمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَلل ىَّل.ُ َّاَلل َلاَقَتىَلاَع:َأ
اَث َانِرَّشال ُثِلِْنيَكْيْمَلاَمَخ ْن ِاءَف ُهَب ِح اَص اَمُه ُدَحَأ ْنُخَيْنِم ُتْجََرخ ُهَن ااَمِهِنْيَب(رواهأبوداود)
“Dari Abu hurairah r.a., berkata, Rasulullah Saw. Bersabda : Allah
Swt. Berfirman : Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat, selama salah seorang di antaranya tidak
menghianati yang lain. Apabila salah seorang diantaranya
menghianati yang lainnya, maka Aku keluar dari perserikatan itu.”
(H.R. Abu dawud).
6. Syirkah ‘Inan
Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan harta masing-masing
untuk dikelola oleh mereka sendiri, dan keuntungan dibagi di antara mereka,
atau salah seorang sebagai pengelola dan mendapat jatah keuntungan lebih
banyak daripada rekannya.
Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang (nuqûd);
sedangkan barang (‘urûdh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh dijadikan
modalsyirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya pada saat akad.
Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
oleh masing-masing mitra usaha (syarîk) berdasarkan porsi modal. Jika,
misalnya, masing-masing modalnya 50%, maka masing-masing menanggung
kerugian sebesar 50%. sebagaimana kaidah fikih yang berlaku, yakni (Ar-Ribhu
‘Alâ mâ Syarathâ wal Wadhii’atu ‘Alâ Qadril Mâlain).
7. Syirkah ‘Abdan
Yaitu kerja sama antaradua orang atau lebih dalam usaha yang
dilakukan oleh tubuh mereka, yakni masing-masing hanya
memberikan konstribusi kerja (‘amal), tanpa konstribusi modal (mâl)
Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian,
tetapi boleh berbeda profesi.
Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan
pekerjaan halal.
Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan;
nisbahnya boleh sama dan boleh juga tidak sama di antara mitra-mitra
usaha (syarîk).
8. Syirkah Wujuh
Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan nama baik
serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit (hutang) dari suatu
perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai, lalu keuntungan yang
didapat dibagi bersama atas dasar kesepakatan di antara mereka.
Syirkah semacam ini juga dibolehkan menurut kalangan hanafiyah dan hanbaliyah,
namun tidak sah menurut kalangan Malikiyah, Syafi’iyah dan Zhahiriyah.
Disebut syirkah wujûh karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan, atau
keahlian seseorang di tengah masyarakat. Tak seorang pun memiliki modal, namun
mereka memiliki nama baik, sehingga mereka membeli barang secara hutang
dengan jaminan nama baik tersebut.
Dalam syirkah wujûh ini, keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, bukan
berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian
ditanggung oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase barang
dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan.
9. Syirkah Mufawadah
Syirkah Mufawadah adalah syirkah antara dua pihak atau
lebih yang merupakan gabungan dari syirkah ‘inan,
‘abdan, dan wujuh. Keuntungan yang diperoleh dibagi
sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung sesuai jenis syirkahnya, yaitu ditanggung oleh
para pemodal sesuai porsi modal jika berupa syirkah ‘inan,
atau ditanggung pemodal saja jika berupa mufawadah,
atau ditanggung mitra – mitra usaha berdasarkan
persentase barang dagangan yang dimiliki jika berupa
syirkah wujuh.
10. Mudarabah
Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak, di mana pihak pertama menyediakan semua modal
(sahibul mal), pihak lainnya menjadi pengelola atau
pengusaha (mudarrib). Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan dalam kontrak, namun kerugian ditanggung
pemilik modal selama kerugian tersebut bukan kelalaian
pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena
kecurangan atau kelalaian pengelola, pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
11. Mudarabah dibagi menjadi dua, yaitu :
A.Mudarabah mutlaqah : Bentuk kerja sama
antara pemilik modal dan pengelola yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis
B.Mudarabah muqayyadah : Usaha yang akan
dijalankan dengan dibatasi oleh jenis usaha,
waktu, atau tempat usaha.
12. Musaqah, Muzara’ah,
dan Mukhabarah
A. Musaqah : Kerja sama antara pemilik kebun dan petani
di mana sang pemilik kebun menyerahkan kepada petani
agar dipelihara dan hasil panennya nanti akan dibagi
dua sesuai perjanjian.
B. Muzara’ah : Kerja sama dalam bidang pertanian antara
pemilik lahan dan petani penggarap di mana benih
tanamannya berasal dari petani.
C. Mukhabarah : Kerja sama dalam bidang pertanian
antara pemilik lahan dan petani penggarap di mana
benih tanamannya berasal dari pemilik lahan.
13. Rukun dan Syarat
Syirkah
1. Dua belah pihak yang berakad (‘aqidani). Syarat orang
yang melakukan akad adalah harus memiliki kecakapan
(ahliyah) melakukan tasarruf (pengelolaan harta).
2. Objek akad yang disebut juga ma’qud ‘alaihi mencakup
pekerjaan atau modal. Adapun syarat pekerjaan atau benda
yang dikelola dalam syirkah harus halal dan diperbolehkan
dalam agama dan pengelolaannya dapat diwakilkan.
3. Akad atau yang disebut juga dengan istilah sigat. Adapun
syarat sah akad harus berupa tasarruf, yaitu adanya
aktivitas pengelolaan.