SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Pengajar :
Heni Widayani, M.Si
Mata Kuliah :Matematika Diskrit
REVIEW
MATHEMATICAL
REASONING
Senin, 26 Januari 2018
Mereview materi logika (Kalkulus Proposisi)
Mereview kombinasi proposisi
Mereview Hukum-hukum logika proposisi
Mengecek kebenaran suatu proposisi atau kesahihan suatu argumen
Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau
salah (false), tetapi tidak sekaligus keduanya. Kebenaran atau
kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenarannya (Truth
value).
Proposisi dilambangkan dengan huruf kecil, seperti 𝑝, 𝑞, 𝑟, …
Cara mendefinisikan proposisi
𝑝 ∶ UIN Maulana Malik Ibrahim berada di kota Malang
𝑞 ∶ Jurusan Matematika UIN Malang berada di Gedung
Bacharudin Jusuf Habibie.
Bidang logika yang membahas proposisi dinamakan kalkulus
proporsi (Propositional calculus) atau logika proposisi
(Propositional logic)
1. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia.
2. 6 adalah bilangan genap
3. 12 ≥ 19
4. Ibukota Provinsi Jawa Timur adalah Malang.
5. Jam berapa kereta Penataran tiba di Malang?
6. Serahkan uangmu sekarang!
7. 𝑥 > 3
8. 𝑥 + 3 = 8
9. Untuk sembarang bilangan bulat 𝑛 ≥ 0, maka 2𝑛 adalah
bilangan genap.
10.Untuk setiap 𝑥 dan 𝑦 anggota himpunan bilangan riil,
berlaku 𝑦 + 𝑥 = 𝑥 + 𝑦
P T
P T
P F
P F
BP
BP
BP
BP
P T
P T
Operator Biner : membutuhkan minimal dua proposisi
1. dan (and)
2. atau (or)
Operator Uner : membutuhkan satu buah proposisi (tidak (not))
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian beberapa proposisi
disebut majemuk (compound proposition).
Sedangkan proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain
disebut proposisi atomik.
George Boole (1854, The Laws of Thought) mendefinisikan 3 macam
proposisi majemuk sebagai berikut
Misalkan 𝑝 dan 𝑞 adalah proposisi.
1. Konjungsi (conjuction) ⇰ dan ⇰ 𝒑 ∧ 𝒒
2. Disjungsi (disjunction) inklusif ⇰ atau ⇰ 𝒑 ∨ 𝒒
3. Disjungsi ekslusif ⇰ atau tetapi bukan keduanya ⇰𝒑⨁𝒒
4. Ingkaran (negation) ⇰ tidak 𝑝 ⇰ ~𝒑, ¬𝑝, 𝑝 , 𝑛𝑜𝑡 𝑝
dan ⇰ 𝑝 ∧ 𝑞
Konjungsi bernilai BENAR, jika 𝑝 dan 𝑞 keduanya
benar, selain itu nilainya salah
𝒑 𝒒 𝑝 ∧ 𝑞
T T T
T F F
F T F
F F F
Note : T menotasikan TRUE
F menotasikan FALSE
atau => 𝑝 ∨ 𝑞
Disjungsi bernilai SALAH jika 𝑝 dan 𝑞 keduanya salah, selain itu
nilainya benar.
“Tenaga IT yang dibutuhkan harus menguasai Bahasa C++ atau Java”
Artinya :
Tenaga It yang diterima harus menguasai salah satu dari bahasa
Java atau Bahasa C++ atau kedua-duanya.
𝒑 𝒒 𝒑 ∨ 𝒒
T T T
T F T
F T T
F F F
𝑝 atau 𝑞 tetapi bukan keduanya => 𝒑⨁𝒒
Proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari 𝑝 dan
𝑞 benar, selain itu nilainya salah.
Pada sebuah ajangan perlombaan, pemenang dijanjikan mendapat hadiah.
Hadiahnya adalah sebuah pesawat televisi 20 inchi. Jika pemenang tidak
menginginkan membawa TV, panitia menggantinya dengan uang sebesar
harga TV tersebut.
“Pemenang lomba mendapat hadiah berupa TV atau uang”
𝒑 𝒒 𝒑⨁𝒒
T T F
T F T
F T T
F F F
1. Ingkaran (negation) => tidak/bukan 𝑝 => ~𝒑, ¬𝑝, 𝑝 , 𝑛𝑜𝑡 𝑝
2. Negasi 𝑝, bernilai benar jika 𝑝 salah, sebaliknya bernilai salah jika 𝑝 benar.
𝒑 ~𝒑
T F
F T
Proposisi bersyarat (Implikasi)
 Misalkan 𝑝 dan 𝑞 adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika 𝑝 maka 𝑞” disebut
proposisi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan 𝑝 ⟶ 𝑞. Proposisi 𝑝
disebut hipotesis (premis, kondisi antesenden) dan proposisi 𝑞 disebut konklusi
(konsekuen).
 Implikasi 𝑝 ⟶ 𝑞 hanya salah jika 𝑝 benar tetapi 𝑞 salah, selain itu implikasi bernilai
benar.
𝒑 𝒒 𝒑 → 𝒒
T T T
T F F
F T T
F F T
 Implikasi 𝑝 → 𝑞 ekuivalen secara logika dengan ~𝑝 ∨ 𝑞
Cara menyatakan implikasi 𝑝 → 𝑞
a. Jika 𝑝 maka 𝑞 (if 𝑝, then 𝑞)
b. Jika 𝑝, 𝑞 (if 𝑝, 𝑞)
c. 𝑝 mengakibatkan 𝑞 (𝑝 implies 𝑞)
d. 𝑞 jika 𝑝 (𝑞 if 𝑝)
e. 𝑝 hanya jika 𝑞 (𝑝 only if 𝑞)
f. 𝑝 syarat cukup agar 𝑞 (𝑝 is sufficient for 𝑞)
g. 𝑞 syarat perlu bagi 𝑝 (𝑞 is necessary for 𝑝)
h. 𝑞 bilamana 𝑝 (𝑞 whenever 𝑝)
“Jika nilai ujian akhir Anda 80 atau lebih, maka anda akan mendapat nilai A untuk
kuliah ini.”
Kasus 1 :
Nilai ujian akhir Anda di atas 80 (hipotesis BENAR) dan anda mendapat nilai A untuk
kuliah tersebut (konklusi BENAR). Pada kasus ini, pernyataan dosen Anda BENAR
Kasus 2 :
Nilai ujian akhir Anda di atas 80( hipotesis BENAR) tetapi Anda tidak mendapat nilai A
(konklusi SALAH). Pada kasus ini, dosen Anda berbohong (Pernyataan SALAH)
Kasus 3 :
Nilai ujian akhir Anda di bawah 80 (hipotesis SALAH) dan Anda mendapat nilai A
(konklusi BENAR). Pada kasus ini dosen anda tidak dapat dikatakan salah (Mungkin ia
melihat kemampuan Anda secara rata-rata bagus sehingga ia tidak ragu memberi nilai
A) (Pernyataan BENAR)
Kasus 4 :
Nilai ujian akhir Anda di bawah 80 (hipotesis SALAH) dan anda tidak mendapat nilai A
(konklusi SALAH). Pada kasus ini dosen anda BENAR.
Jika paris adalah ibukota Perancis, maka 1+1=2.
 Konvers (kebalikan) : 𝑞 → 𝑝
 Invers :~𝑝 → ~𝑞
 Kontraposisi :~𝑞 → ~𝑝
𝒑 𝒒 ~𝒑 ~𝒒 Implikasi
𝒑 → 𝒒
Konvers
𝒒 → 𝒑
Invers
~𝒑 → ~𝒒
Kontraposisi
~𝒒 → ~𝒑
T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T
Note :
Proposisi bersyarat 𝑝 → 𝑞 ekivalen dengan kontraposisinya, ~𝑞 → ~𝑝
 Proposisi majemuk “𝑝 jika dan hanya jika 𝑞” disebut bikondisional (bi-implikasi) dan
dilambangkan dengan 𝑝 ↔ 𝑞.
 Pernyataan 𝑝 ↔ 𝑞 adalah BENAR jika 𝑝 dan 𝑞 mempunyai nilai kebenaran yang
sama, yakni jika 𝑝 dan 𝑞 keduanya benar atau 𝑝 dan 𝑞 keduanya salah.
𝒑 𝒒 𝒑 ↔ 𝒒
T T T
T F F
F T F
F F T
 Pernyataan 𝑝 ↔ 𝑞 ekivalen secara logika dengan (𝑝 → 𝑞) ∧ 𝑞 → 𝑝
Cara menyatakan bikondisional 𝑝 ↔ 𝑞
a. 𝑝 jika dan hanya jika 𝑞 (𝑝 if and only if 𝑞)
b. 𝑝 adalah syarat perlu dan cukup untuk 𝑞 (𝑝 is necessary and sufficient for 𝑞)
c. Jika 𝑝 maka 𝑞, dan sebaliknya (if 𝑝 then 𝑞, and conversely)
d. 𝑝 iff 𝑞
Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi disebut inferensi.
 Modus Ponen (law of detachment) ⇰ 𝑝 ⟶ 𝑞 ∧ 𝑞 → 𝑞
 Modus Tollen ⇰ 𝑝 ⟶ 𝑞 ∧ ~𝑞 → ~𝑝
 Silogisme Hipotetis ⇰ 𝑝 → 𝑞 ∧ 𝑞 → 𝑟 → 𝑝 ⟶ 𝑟
 Silogisme Disjungtif ⇰ 𝑝 ∨ 𝑞 ∧∼ 𝑝 → 𝑞
 Simplifikasi ⇰ 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝
 Penjumlahan ⇰ 𝑝 ⟶ 𝑝 ∨ 𝑞
 Konjungsi ⇰ 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝 ∧ 𝑞
Jika 𝑝, 𝑞, dan 𝑟 adalah proposisi. Bentuklah tabel kebenaran dari ekspresi logika
1. 𝑝 ∧ 𝑞 ∨ ∼ 𝑞 ∧ 𝑟 T T T F F F T F
2. 𝑝 ∨∼ 𝑝 ∧ 𝑞 T T T T
3. 𝑝 ∧ 𝑞 ∧∼ 𝑝 ∨ 𝑞 F F F F
4. ∼ 𝑝 ∧ 𝑞 F T T T
5. ∼ 𝑝 ∨∼ 𝑞 F T T T
6. ~𝑝 → 𝑝 → 𝑞
7. ~ 𝑝 → 𝑞 → ~𝑞
8. 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝 → 𝑞
9. 𝑝 ∨ 𝑞 ∧∼ 𝑝
10. ∼ 𝑞 → 𝑝 → 𝑝 → ~𝑞
Noted :
 Sebuah proposisi majemuk disebut TAUTOLOGI jika ia benar untuk semua kasus.
 Sebaliknya disebut KONTRADIKSI jika salah untuk semua kasus.
 Dua buah proposisi majemuk, P(𝑝, 𝑞, … ) dan 𝑄(𝑝, 𝑞, … ) disebut EKIVALEN secara
logika 𝑃(𝑝, 𝑞, … ) ⟺ 𝑄(𝑝, 𝑞, … ) jika keduanya mempunyai tabel kebenaran yang
identik.
Hukum identitas
(i) 𝑝 ∨ 𝐹 ⟺ 𝑝 (ii) 𝑝 ∧ 𝑇 ⟺ 𝑝
Hukum null / dominasi
(i) 𝑝 ∧ 𝐹 ⟺ 𝐹 (ii) 𝑝 ∨ 𝑇 ⟺ 𝑇
Hukum negasi
(i) 𝑝 ∨∼ 𝑝 ⟺ 𝑇 (ii)𝑝 ∧∼ 𝑝 ⟺ 𝐹
Hukum idempoten
(i) 𝑝 ∨ 𝑝 ⟺ 𝑝 (ii)𝑝 ∧ 𝑝 ⟺ 𝑝
Hukum involusi (negasi ganda)
(i) ∼ ∼ 𝑝 ⟺ 𝑝
Hukum penyerapan (absorpsi)
(i) 𝑝 ∨ 𝑝 ∧ 𝑞 ⟺ 𝑝 (ii) 𝑝 ∧ 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺ 𝑝
Hukum komutatif
(i) 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺ 𝑞 ∨ 𝑝 (ii) 𝑝 ∧ 𝑞 ⟺ 𝑞 ∧ 𝑝
Hukum asosiatif
(i) 𝑝 ∨ 𝑞 ∨ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∨ 𝑞 ∨ 𝑟 (ii)𝑝 ∧ 𝑞 ∧ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∧ 𝑞 ∧ 𝑟
Hukum distributif
(i) 𝑝 ∨ 𝑞 ∧ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∨ 𝑞 ∧ 𝑝 ∨ 𝑟 (ii)𝑝 ∧ 𝑞 ∨ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∧ 𝑞 ∨ 𝑝 ∧ 𝑟
Hukum De Morgan
(i) ∼ 𝑝 ∧ 𝑞 ⟺∼ 𝑝 ∨∼ 𝑞 (ii)∼ 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺∼ 𝑝 ∧∼ 𝑞
Tunjukkan bahwa proposisi-proposisi di bawah ini keduanya ekivalen secara logika
menggunakan hukum logika
1. 𝑝 ∨∼ (𝑝 ∨ 𝑞) ⟺ 𝑝 ∨∼ 𝑞
2. 𝑝 ∧ 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺ 𝑝
3. 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝 ∨ 𝑞
4. 𝑝 ∧ 𝑝 → 𝑞 → 𝑞
1. “Jika Air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang”
a. Air laut surut setelah gempa di laut. Karena itu tsunami datang.
b. Tsunami datang. Jadi, air laut surut setelah gempa di lault.
2. Jika 5 lebih kecil dari 4, maka 5 bukan bilangan prima.
5 tidak lebih kecil dari 4. Jadi, 5 adalah bilangan prima.
3. Jika 17 adalah bilangan prima, maka 3 tidak habis membagi 17.
3 habis membagi 17. Jadi, 17 bukan bilangan prima.
1. Sebuah pulau didiami oleh dua suku asli. Penduduk suku pertama selalu
mengatakan hal yang benarm sedangkan penduduk dari suku lain selalu
mengatakan kebohongan. Anda tiba di pulau ini dan bertanya kepada seorang
penduduk setempat apakah di pulau tersebut ada emas atau tidak. Ia menjawab
“Ada emas di pulau ini jika dan hanya jika saya selalu mengatakan kebenaran”.
Apakah ada emas di pulau tersebut ?
2. Sebagian besar orang percaya bahwa harimau Jawa sudah lama punah. Tetapi,
pada suatu hari Amir membuta pernyataan-pernyataan kontroversial sebagai berikut :
a. Saya melihat harimau di hutan
b. Jika saya melihat harimau di hutan, maka saya juga melihat serigala.
Misalkan kita diberitahu bahwa Amir kadang-kadang suka berbohong dan kadang-
kadang jujur. Gunakan tabel kebenaran untuk memeriksa apakah Amir benar-benar
melihat harimau di hutan !
3. Ada sebuah kampung yang penduduknya selalu mengatakan hal yang benar atau
selalu bohong. Penduduk kampung hanya memberikan jawaban “ya” atau “tidak”
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pendatang. Misalkan Anda adalah seorang
penatang yang baru sampai ke kampung tersebut dan hendak pergi ke kampung lain.
Anda sedang berada pada sebuah pertigaan jalan. Satu cabang jalan menuju kota,
sedangkan cabang jalan lainnya menuju jurang, namun Anda tidak tahu cabang mana
yang menuju ke kota tujuan (tidak ada penunjuk arah). Kebetulan di pertigaan
tersebut ada seorang warga kampung sedang berdiri, namanya Z. Sebutkan sebuat
pertanyaan yang harus Anda ajukan ke warga tersebut untuk menentukan cabang
jalan mana yang akan Anda ambil?
Petunjuk : Misalkan 𝑝 adalah pernyataan ,”Z selalu mengatakan sebenarnya” dan 𝑞
pernyataan “jalan yang berbelok ke kiri menuju kota”. Formulasikan pernyataan A yang
tersusun dari 𝑝 an 𝑞 sedemikian rupa sehingga Z akan menjawab pertanyaan “Apakah
A benar” dengan “ya” jika dan hanya jika 𝑞 benar.

More Related Content

What's hot

PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2unesa
 
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLEMuhammad Nur Chalim
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Mkls Rivership
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Bab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaBab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaKelinci Coklat
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
121593320 teorema-stokes
121593320 teorema-stokes121593320 teorema-stokes
121593320 teorema-stokessaidattamimi1
 
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLEMuhammad Nur Chalim
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 

What's hot (20)

PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
 
K10 arima
K10 arimaK10 arima
K10 arima
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Bab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaBab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasa
 
Makalah metode numerik
Makalah metode numerikMakalah metode numerik
Makalah metode numerik
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Kalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsiKalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsi
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
121593320 teorema-stokes
121593320 teorema-stokes121593320 teorema-stokes
121593320 teorema-stokes
 
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
 
6 pencocokan-kurva
6 pencocokan-kurva6 pencocokan-kurva
6 pencocokan-kurva
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Bab 3 logika matematika
Bab 3 logika matematikaBab 3 logika matematika
Bab 3 logika matematika
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 

Similar to Logika Proposisi dan Hukum-hukum Logika

Materi Logika Matematika
Materi Logika MatematikaMateri Logika Matematika
Materi Logika Matematikasiska sri asali
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskritfitri mhey
 
Jurnal modul 1 logika matematika
Jurnal modul 1 logika matematikaJurnal modul 1 logika matematika
Jurnal modul 1 logika matematikaDeni Solehudin
 
Matematika_Pembelajaran-6.pdf
Matematika_Pembelajaran-6.pdfMatematika_Pembelajaran-6.pdf
Matematika_Pembelajaran-6.pdfIsnaininurazizah2
 
pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)dwi sekti
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Nurul Mocymocy Nacava
 
Logika matematika1
Logika matematika1Logika matematika1
Logika matematika1Adi We
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oSistaAngginiSaputri
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oSistaAngginiSaputri
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversIkak Waysta
 
54d33fad8c853.ppt
54d33fad8c853.ppt54d33fad8c853.ppt
54d33fad8c853.pptDeraDentara
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaNdank Suanda
 

Similar to Logika Proposisi dan Hukum-hukum Logika (20)

Materi Logika Matematika
Materi Logika MatematikaMateri Logika Matematika
Materi Logika Matematika
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Bab 9-logika-matematika
Bab 9-logika-matematikaBab 9-logika-matematika
Bab 9-logika-matematika
 
Jurnal modul 1 logika matematika
Jurnal modul 1 logika matematikaJurnal modul 1 logika matematika
Jurnal modul 1 logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Matematika_Pembelajaran-6.pdf
Matematika_Pembelajaran-6.pdfMatematika_Pembelajaran-6.pdf
Matematika_Pembelajaran-6.pdf
 
pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
 
Nur aliyah
Nur aliyahNur aliyah
Nur aliyah
 
Logika matematika1
Logika matematika1Logika matematika1
Logika matematika1
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
 
Ppt logika mtk
Ppt logika  mtkPpt logika  mtk
Ppt logika mtk
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
 
54d33fad8c853.ppt
54d33fad8c853.ppt54d33fad8c853.ppt
54d33fad8c853.ppt
 
5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Isi
IsiIsi
Isi
 

More from Heni Widayani

Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialHeni Widayani
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiHeni Widayani
 
Pers. KdV dan Sine-Gordon
Pers. KdV dan Sine-GordonPers. KdV dan Sine-Gordon
Pers. KdV dan Sine-GordonHeni Widayani
 
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DSolusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DHeni Widayani
 
Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)Heni Widayani
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Heni Widayani
 
5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasiHeni Widayani
 
Interacting Population Models
Interacting Population ModelsInteracting Population Models
Interacting Population ModelsHeni Widayani
 
Single Population Model
Single Population ModelSingle Population Model
Single Population ModelHeni Widayani
 
An Introduction to Mathematical Modelling
An Introduction to Mathematical ModellingAn Introduction to Mathematical Modelling
An Introduction to Mathematical ModellingHeni Widayani
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaHeni Widayani
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 

More from Heni Widayani (18)

Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan Multinomial
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasi
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
Standing Waves
Standing WavesStanding Waves
Standing Waves
 
Pers. KdV dan Sine-Gordon
Pers. KdV dan Sine-GordonPers. KdV dan Sine-Gordon
Pers. KdV dan Sine-Gordon
 
Gelombang Berjalan
Gelombang BerjalanGelombang Berjalan
Gelombang Berjalan
 
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DSolusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
 
Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
 
5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi
 
Interacting Population Models
Interacting Population ModelsInteracting Population Models
Interacting Population Models
 
Single Population Model
Single Population ModelSingle Population Model
Single Population Model
 
Compartmental model
Compartmental modelCompartmental model
Compartmental model
 
An Introduction to Mathematical Modelling
An Introduction to Mathematical ModellingAn Introduction to Mathematical Modelling
An Introduction to Mathematical Modelling
 
Counting 1
Counting 1Counting 1
Counting 1
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

Logika Proposisi dan Hukum-hukum Logika

  • 1. Pengajar : Heni Widayani, M.Si Mata Kuliah :Matematika Diskrit REVIEW MATHEMATICAL REASONING Senin, 26 Januari 2018
  • 2. Mereview materi logika (Kalkulus Proposisi) Mereview kombinasi proposisi Mereview Hukum-hukum logika proposisi Mengecek kebenaran suatu proposisi atau kesahihan suatu argumen
  • 3. Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenarannya (Truth value). Proposisi dilambangkan dengan huruf kecil, seperti 𝑝, 𝑞, 𝑟, … Cara mendefinisikan proposisi 𝑝 ∶ UIN Maulana Malik Ibrahim berada di kota Malang 𝑞 ∶ Jurusan Matematika UIN Malang berada di Gedung Bacharudin Jusuf Habibie. Bidang logika yang membahas proposisi dinamakan kalkulus proporsi (Propositional calculus) atau logika proposisi (Propositional logic)
  • 4. 1. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia. 2. 6 adalah bilangan genap 3. 12 ≥ 19 4. Ibukota Provinsi Jawa Timur adalah Malang. 5. Jam berapa kereta Penataran tiba di Malang? 6. Serahkan uangmu sekarang! 7. 𝑥 > 3 8. 𝑥 + 3 = 8 9. Untuk sembarang bilangan bulat 𝑛 ≥ 0, maka 2𝑛 adalah bilangan genap. 10.Untuk setiap 𝑥 dan 𝑦 anggota himpunan bilangan riil, berlaku 𝑦 + 𝑥 = 𝑥 + 𝑦 P T P T P F P F BP BP BP BP P T P T
  • 5. Operator Biner : membutuhkan minimal dua proposisi 1. dan (and) 2. atau (or) Operator Uner : membutuhkan satu buah proposisi (tidak (not)) Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian beberapa proposisi disebut majemuk (compound proposition). Sedangkan proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain disebut proposisi atomik.
  • 6. George Boole (1854, The Laws of Thought) mendefinisikan 3 macam proposisi majemuk sebagai berikut Misalkan 𝑝 dan 𝑞 adalah proposisi. 1. Konjungsi (conjuction) ⇰ dan ⇰ 𝒑 ∧ 𝒒 2. Disjungsi (disjunction) inklusif ⇰ atau ⇰ 𝒑 ∨ 𝒒 3. Disjungsi ekslusif ⇰ atau tetapi bukan keduanya ⇰𝒑⨁𝒒 4. Ingkaran (negation) ⇰ tidak 𝑝 ⇰ ~𝒑, ¬𝑝, 𝑝 , 𝑛𝑜𝑡 𝑝
  • 7. dan ⇰ 𝑝 ∧ 𝑞 Konjungsi bernilai BENAR, jika 𝑝 dan 𝑞 keduanya benar, selain itu nilainya salah 𝒑 𝒒 𝑝 ∧ 𝑞 T T T T F F F T F F F F Note : T menotasikan TRUE F menotasikan FALSE
  • 8. atau => 𝑝 ∨ 𝑞 Disjungsi bernilai SALAH jika 𝑝 dan 𝑞 keduanya salah, selain itu nilainya benar. “Tenaga IT yang dibutuhkan harus menguasai Bahasa C++ atau Java” Artinya : Tenaga It yang diterima harus menguasai salah satu dari bahasa Java atau Bahasa C++ atau kedua-duanya. 𝒑 𝒒 𝒑 ∨ 𝒒 T T T T F T F T T F F F
  • 9. 𝑝 atau 𝑞 tetapi bukan keduanya => 𝒑⨁𝒒 Proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari 𝑝 dan 𝑞 benar, selain itu nilainya salah. Pada sebuah ajangan perlombaan, pemenang dijanjikan mendapat hadiah. Hadiahnya adalah sebuah pesawat televisi 20 inchi. Jika pemenang tidak menginginkan membawa TV, panitia menggantinya dengan uang sebesar harga TV tersebut. “Pemenang lomba mendapat hadiah berupa TV atau uang” 𝒑 𝒒 𝒑⨁𝒒 T T F T F T F T T F F F
  • 10. 1. Ingkaran (negation) => tidak/bukan 𝑝 => ~𝒑, ¬𝑝, 𝑝 , 𝑛𝑜𝑡 𝑝 2. Negasi 𝑝, bernilai benar jika 𝑝 salah, sebaliknya bernilai salah jika 𝑝 benar. 𝒑 ~𝒑 T F F T
  • 11. Proposisi bersyarat (Implikasi)  Misalkan 𝑝 dan 𝑞 adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika 𝑝 maka 𝑞” disebut proposisi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan 𝑝 ⟶ 𝑞. Proposisi 𝑝 disebut hipotesis (premis, kondisi antesenden) dan proposisi 𝑞 disebut konklusi (konsekuen).  Implikasi 𝑝 ⟶ 𝑞 hanya salah jika 𝑝 benar tetapi 𝑞 salah, selain itu implikasi bernilai benar. 𝒑 𝒒 𝒑 → 𝒒 T T T T F F F T T F F T  Implikasi 𝑝 → 𝑞 ekuivalen secara logika dengan ~𝑝 ∨ 𝑞 Cara menyatakan implikasi 𝑝 → 𝑞 a. Jika 𝑝 maka 𝑞 (if 𝑝, then 𝑞) b. Jika 𝑝, 𝑞 (if 𝑝, 𝑞) c. 𝑝 mengakibatkan 𝑞 (𝑝 implies 𝑞) d. 𝑞 jika 𝑝 (𝑞 if 𝑝) e. 𝑝 hanya jika 𝑞 (𝑝 only if 𝑞) f. 𝑝 syarat cukup agar 𝑞 (𝑝 is sufficient for 𝑞) g. 𝑞 syarat perlu bagi 𝑝 (𝑞 is necessary for 𝑝) h. 𝑞 bilamana 𝑝 (𝑞 whenever 𝑝)
  • 12. “Jika nilai ujian akhir Anda 80 atau lebih, maka anda akan mendapat nilai A untuk kuliah ini.” Kasus 1 : Nilai ujian akhir Anda di atas 80 (hipotesis BENAR) dan anda mendapat nilai A untuk kuliah tersebut (konklusi BENAR). Pada kasus ini, pernyataan dosen Anda BENAR Kasus 2 : Nilai ujian akhir Anda di atas 80( hipotesis BENAR) tetapi Anda tidak mendapat nilai A (konklusi SALAH). Pada kasus ini, dosen Anda berbohong (Pernyataan SALAH) Kasus 3 : Nilai ujian akhir Anda di bawah 80 (hipotesis SALAH) dan Anda mendapat nilai A (konklusi BENAR). Pada kasus ini dosen anda tidak dapat dikatakan salah (Mungkin ia melihat kemampuan Anda secara rata-rata bagus sehingga ia tidak ragu memberi nilai A) (Pernyataan BENAR) Kasus 4 : Nilai ujian akhir Anda di bawah 80 (hipotesis SALAH) dan anda tidak mendapat nilai A (konklusi SALAH). Pada kasus ini dosen anda BENAR.
  • 13. Jika paris adalah ibukota Perancis, maka 1+1=2.
  • 14.  Konvers (kebalikan) : 𝑞 → 𝑝  Invers :~𝑝 → ~𝑞  Kontraposisi :~𝑞 → ~𝑝 𝒑 𝒒 ~𝒑 ~𝒒 Implikasi 𝒑 → 𝒒 Konvers 𝒒 → 𝒑 Invers ~𝒑 → ~𝒒 Kontraposisi ~𝒒 → ~𝒑 T T F F T T T T T F F T F T T F F T T F T F F T F F T T T T T T Note : Proposisi bersyarat 𝑝 → 𝑞 ekivalen dengan kontraposisinya, ~𝑞 → ~𝑝
  • 15.  Proposisi majemuk “𝑝 jika dan hanya jika 𝑞” disebut bikondisional (bi-implikasi) dan dilambangkan dengan 𝑝 ↔ 𝑞.  Pernyataan 𝑝 ↔ 𝑞 adalah BENAR jika 𝑝 dan 𝑞 mempunyai nilai kebenaran yang sama, yakni jika 𝑝 dan 𝑞 keduanya benar atau 𝑝 dan 𝑞 keduanya salah. 𝒑 𝒒 𝒑 ↔ 𝒒 T T T T F F F T F F F T  Pernyataan 𝑝 ↔ 𝑞 ekivalen secara logika dengan (𝑝 → 𝑞) ∧ 𝑞 → 𝑝 Cara menyatakan bikondisional 𝑝 ↔ 𝑞 a. 𝑝 jika dan hanya jika 𝑞 (𝑝 if and only if 𝑞) b. 𝑝 adalah syarat perlu dan cukup untuk 𝑞 (𝑝 is necessary and sufficient for 𝑞) c. Jika 𝑝 maka 𝑞, dan sebaliknya (if 𝑝 then 𝑞, and conversely) d. 𝑝 iff 𝑞
  • 16. Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi disebut inferensi.  Modus Ponen (law of detachment) ⇰ 𝑝 ⟶ 𝑞 ∧ 𝑞 → 𝑞  Modus Tollen ⇰ 𝑝 ⟶ 𝑞 ∧ ~𝑞 → ~𝑝  Silogisme Hipotetis ⇰ 𝑝 → 𝑞 ∧ 𝑞 → 𝑟 → 𝑝 ⟶ 𝑟  Silogisme Disjungtif ⇰ 𝑝 ∨ 𝑞 ∧∼ 𝑝 → 𝑞  Simplifikasi ⇰ 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝  Penjumlahan ⇰ 𝑝 ⟶ 𝑝 ∨ 𝑞  Konjungsi ⇰ 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝 ∧ 𝑞
  • 17. Jika 𝑝, 𝑞, dan 𝑟 adalah proposisi. Bentuklah tabel kebenaran dari ekspresi logika 1. 𝑝 ∧ 𝑞 ∨ ∼ 𝑞 ∧ 𝑟 T T T F F F T F 2. 𝑝 ∨∼ 𝑝 ∧ 𝑞 T T T T 3. 𝑝 ∧ 𝑞 ∧∼ 𝑝 ∨ 𝑞 F F F F 4. ∼ 𝑝 ∧ 𝑞 F T T T 5. ∼ 𝑝 ∨∼ 𝑞 F T T T 6. ~𝑝 → 𝑝 → 𝑞 7. ~ 𝑝 → 𝑞 → ~𝑞 8. 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝 → 𝑞 9. 𝑝 ∨ 𝑞 ∧∼ 𝑝 10. ∼ 𝑞 → 𝑝 → 𝑝 → ~𝑞 Noted :  Sebuah proposisi majemuk disebut TAUTOLOGI jika ia benar untuk semua kasus.  Sebaliknya disebut KONTRADIKSI jika salah untuk semua kasus.  Dua buah proposisi majemuk, P(𝑝, 𝑞, … ) dan 𝑄(𝑝, 𝑞, … ) disebut EKIVALEN secara logika 𝑃(𝑝, 𝑞, … ) ⟺ 𝑄(𝑝, 𝑞, … ) jika keduanya mempunyai tabel kebenaran yang identik.
  • 18. Hukum identitas (i) 𝑝 ∨ 𝐹 ⟺ 𝑝 (ii) 𝑝 ∧ 𝑇 ⟺ 𝑝 Hukum null / dominasi (i) 𝑝 ∧ 𝐹 ⟺ 𝐹 (ii) 𝑝 ∨ 𝑇 ⟺ 𝑇 Hukum negasi (i) 𝑝 ∨∼ 𝑝 ⟺ 𝑇 (ii)𝑝 ∧∼ 𝑝 ⟺ 𝐹 Hukum idempoten (i) 𝑝 ∨ 𝑝 ⟺ 𝑝 (ii)𝑝 ∧ 𝑝 ⟺ 𝑝 Hukum involusi (negasi ganda) (i) ∼ ∼ 𝑝 ⟺ 𝑝 Hukum penyerapan (absorpsi) (i) 𝑝 ∨ 𝑝 ∧ 𝑞 ⟺ 𝑝 (ii) 𝑝 ∧ 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺ 𝑝 Hukum komutatif (i) 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺ 𝑞 ∨ 𝑝 (ii) 𝑝 ∧ 𝑞 ⟺ 𝑞 ∧ 𝑝 Hukum asosiatif (i) 𝑝 ∨ 𝑞 ∨ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∨ 𝑞 ∨ 𝑟 (ii)𝑝 ∧ 𝑞 ∧ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∧ 𝑞 ∧ 𝑟 Hukum distributif (i) 𝑝 ∨ 𝑞 ∧ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∨ 𝑞 ∧ 𝑝 ∨ 𝑟 (ii)𝑝 ∧ 𝑞 ∨ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∧ 𝑞 ∨ 𝑝 ∧ 𝑟 Hukum De Morgan (i) ∼ 𝑝 ∧ 𝑞 ⟺∼ 𝑝 ∨∼ 𝑞 (ii)∼ 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺∼ 𝑝 ∧∼ 𝑞
  • 19. Tunjukkan bahwa proposisi-proposisi di bawah ini keduanya ekivalen secara logika menggunakan hukum logika 1. 𝑝 ∨∼ (𝑝 ∨ 𝑞) ⟺ 𝑝 ∨∼ 𝑞 2. 𝑝 ∧ 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺ 𝑝 3. 𝑝 ∧ 𝑞 → 𝑝 ∨ 𝑞 4. 𝑝 ∧ 𝑝 → 𝑞 → 𝑞
  • 20. 1. “Jika Air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang” a. Air laut surut setelah gempa di laut. Karena itu tsunami datang. b. Tsunami datang. Jadi, air laut surut setelah gempa di lault. 2. Jika 5 lebih kecil dari 4, maka 5 bukan bilangan prima. 5 tidak lebih kecil dari 4. Jadi, 5 adalah bilangan prima. 3. Jika 17 adalah bilangan prima, maka 3 tidak habis membagi 17. 3 habis membagi 17. Jadi, 17 bukan bilangan prima.
  • 21.
  • 22. 1. Sebuah pulau didiami oleh dua suku asli. Penduduk suku pertama selalu mengatakan hal yang benarm sedangkan penduduk dari suku lain selalu mengatakan kebohongan. Anda tiba di pulau ini dan bertanya kepada seorang penduduk setempat apakah di pulau tersebut ada emas atau tidak. Ia menjawab “Ada emas di pulau ini jika dan hanya jika saya selalu mengatakan kebenaran”. Apakah ada emas di pulau tersebut ? 2. Sebagian besar orang percaya bahwa harimau Jawa sudah lama punah. Tetapi, pada suatu hari Amir membuta pernyataan-pernyataan kontroversial sebagai berikut : a. Saya melihat harimau di hutan b. Jika saya melihat harimau di hutan, maka saya juga melihat serigala. Misalkan kita diberitahu bahwa Amir kadang-kadang suka berbohong dan kadang- kadang jujur. Gunakan tabel kebenaran untuk memeriksa apakah Amir benar-benar melihat harimau di hutan !
  • 23. 3. Ada sebuah kampung yang penduduknya selalu mengatakan hal yang benar atau selalu bohong. Penduduk kampung hanya memberikan jawaban “ya” atau “tidak” terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pendatang. Misalkan Anda adalah seorang penatang yang baru sampai ke kampung tersebut dan hendak pergi ke kampung lain. Anda sedang berada pada sebuah pertigaan jalan. Satu cabang jalan menuju kota, sedangkan cabang jalan lainnya menuju jurang, namun Anda tidak tahu cabang mana yang menuju ke kota tujuan (tidak ada penunjuk arah). Kebetulan di pertigaan tersebut ada seorang warga kampung sedang berdiri, namanya Z. Sebutkan sebuat pertanyaan yang harus Anda ajukan ke warga tersebut untuk menentukan cabang jalan mana yang akan Anda ambil? Petunjuk : Misalkan 𝑝 adalah pernyataan ,”Z selalu mengatakan sebenarnya” dan 𝑞 pernyataan “jalan yang berbelok ke kiri menuju kota”. Formulasikan pernyataan A yang tersusun dari 𝑝 an 𝑞 sedemikian rupa sehingga Z akan menjawab pertanyaan “Apakah A benar” dengan “ya” jika dan hanya jika 𝑞 benar.