SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
LOGIKA MATEMATIKA,
FUNGSI DAN FUNGSI INVERS
DISUSUN OLEH:
UFIT FITRIANI (145500016)
MAR’ATUS SH (145500042)
FIKAALIFTIANA (145500165)
ANI ROSIDAH (145500181) 1
1. LOGIKA
MATEMATIKA2. FUNGSI3. FUNGSI
INVERS
APA SAJA YANG
AKAN KITA
PELAJARI ?
2
1.A. PERNYATAAN DAN NEGASINYA
A. Pernyataan.
Contoh :
1. p : Jakarta ibukota Indonesia
2. q : Presiden RI yang pertama
adalah Abdurrahman Wahid
3. r : 3 + 2 = 10
Pernyataan adalah suatu
kalimat yang mempunyai nilai
benar atau salah, tetapi tidak
sekaligus keduanya. Benar atau
salahnya suatu pernyataan
dapat ditunjukkan dengan
bukti, atau disesuaikan dengan
kenyataan yang sesungguhnya,
hukum atau aturan tertentu.
Suatu pernyataan dinotasikan
dengan huruf kecil p, q , r dan
lain-lain
B. Negasi suatu Penyataan
Contoh soal :
1. p : 3 x 4 = 12
p : 3 x 4 ≠ 12
2. p : Jogjakarta ibukota
Indonesia
p : Jogjakarta bukan ibukota
Indonesia
Negasi (ingkaran) adalah
kalimat yang mengingkari atau
menolak tentang suatu
pernyataan. Negasi dari
pernyataan p dinotasikan
dengan p. Notasi dibaca “tidak
p” atau “ bukan p”, atau “ tidak
benar p”
Tabel Kebenaran :
B = benar
S = salah
C. Kalimat Terbuka.
Kalimat terbuka adalah kalimat
yang belum bisa ditentukan nilai
benar atau salahnya, karena
mengandung variabel. Kalimat
terbuka bisa menjadi suatu
pernyataan jika variabelnya diganti
suatu konstanta dari semesta
pembicaraannya.
Anggota semesta pembicaraan
yang jika menggantikan variabel
dalam suatu kalimat terbuka
menjadikan suatu pernyataan yang
benar disebut penyelesaian ˄ dari
kalimat terbuka tersebut.
Contoh :
1. Jika semesta pembicaraan adalah
himpunan bilangan real R, maka
himpunan penyelesaian persamaan
x2– 1 = 0 adalah {-1, 1}
2. Jika x dan y adalah variabel pada
himpunan bilangan cacah C, maka
himpunan penyelesaian dari
persamaan 2x + y = 6 adalah
{(0,6), (1,4), (2,2), (3,0)}.
(bernilai salah atau S)
(bernilai benar atau B)
(bernilai salah atau S)
(B)
(S)
(S)
(B)
p ~p
B S
S B
3
1.B. PERNYATAAN MAJEMUK
1) KONJUNGSI
• Konjungsi adalah pernyataan
majemuk yang menggunakan kata
gabung “ dan “ yang disimbolkan
dengan “˄“. Konjungsi dari
pernyataan p dan q dinotasikan
dengan “ p ˄ q “ yang dibaca “ p dan
q “.
• Konjungsi “p ˄ q” bernilai benar ,
jika p dan q keduanya benar. Dalam
kondisi yang lainnya konjungsi “ p ˄
q “ bernilai salah.
• Tabel Kebenaran Konjungsi :
2) DISJUNGSI
• Disjungsi adalah pernyataan
majemuk yang menggunakan kata
gabung “ atau “ yang disimbolkan
dengan “ ˅ “. Disjungsi dari
pernyataan p dan q dinotasikan
dengan “ p ˅ q “ yang dibaca “ p
atau q “.
• Disjungsi “p ˅ q” bernilai salah,
jika p dan q keduanya salah. Dalam
kondisi yang lainnya disjungsi “ p ˅
q “ bernilai benar.
• Tabel Kebenaran Disjungsi :
4
3) IMPLIKASI
• Implikasi adalah pernyataan majemuk
yang menggunakan kata gabung “ Jika
.... maka ...... “ yang disimbolkan dengan
“ →“. Implikasi dari pernyataan p dan q
dinotasikan dengan “ p →q “ yang
dibaca “ Jika p maka q “.
• i. pernyataan p disebut anteseden
(sebab)
ii. pernyataan q adalah konsequen
(akibat)
• Implikasi “p →q” bernilai salah, jika
anteseden benar dan konsequen salah.
Dalam kondisi yang lainnya implikasi “
p →q “ bernilai benar.
• Tabel Kebenaran Implikasi :
4) BIIMPLIKASI
• Biimplikasi adalah pernyataan majemuk
yang menggunakan kata gabung “ .....
jika dan hanya jika ...... “ yang
disimbolkan dengan “ ↔“.
• Biimplikasi dari pernyataan p dan q
dinotasikan dengan “ p ↔ q “ yang
dibaca “p jika dan hanya jika q “, yang
berarti “ jika p maka q dan jika q maka p
“
• Biimplikasi “p ↔q” bernilai benar, jika
p dan q kedua-duanya benar atau p dan q
keduan-duanya salah. Dalam kondisi
yang lainnya biimplikasi “ p ↔ q “
bernilai salah.
• Tabel Kebenaran Biimplikasi :
5
5) KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI
• Dari suatu implikasi “ p →q” dapat dibentuk implikasi-implikasi
baru yaitu :
1. q→p yang disebut konvers dari p →q.
2. ~p→~q yang disebut invers dari p →q
3. ~q→~p yang disebut kontraposisi dari p →q.
• Hubungan antara implikasi , konvers , invers dan kontraposisi
dapat ditunjukkan dengan tabel kebenaran seperti terlihat di
bawah ini.
Nilai logisnya sama ( ekuivalen logis )
6
1.C. NEGASI DARI PERNYATAAN
MAJEMUK
• Seperti halnya negasi dari suatu pernyataan tunggal, pernyataan majemuk
juga dapat dibuat negasinya.
a. Negasi dari konjungsi yaitu ~(p ˄ q) adalah ~p ˅ ~q
b. Negasi dari disjungsi yaitu ~ (p ˅ q) adalah ~p ˄ ~q
c. Negasi dari implikasi yaitu ~ (p → q) adalah ~p ˄ ~ q
d. Negasi dari biimplikasi yaitu ~(p ↔ q) adalah (~p ˅ q) dan (~p ˅ q )
• Contoh soal :
Diketahui pernyataan implikasi “ p → q”, maka
a. Negasi dari negasinya adalah .........................
b. Negasi dari konversnya adalah .......................
c. Negasi dari inversnya adalah .........................
d. Negasi dari kontraposisinya adalah ...................
7
1.D. DUA PERNYATAAN MAJEMUK YANG
EKUIVALEN (EKUIVALEN LOGIS)
• Dua pernyataan dikatakan ekuivalen (ekuivalen logis) jika untuk semua
kemungkinan dari nilai-nilai kebenaran komponen-komponennya, kedua
pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama.
• Untuk menyelidiki ekuivalen atau tidak ekuivalennya dua pernyataan
majemuk, kita menggunakan tabel kebenaran.
• Dua pernyataan majemuk P(p,q,....) dan Q(p,q,....) yang ekuivalen
dinyatakan dengan lambang P(p,q,...) = Q(p,q,....)
1.Hukum
Komutatif
a. p ˄ q = q ˄ p
b. p ˅ q = q ˅ p
2.Hukum
Assosiatif
a. (p ˄ q) ˄ r = p ˄
(q ˄ r)
b. (p ˅ q) ˄ r = p ˄
(q ˄ r)
3.Hukum
Distributif
a. p ˄ (q ˅ r) =(p ˄ q)
˅ (p ˄ r)
b. p ˅ (q ˄ r) =(p ˅ r) ˄
(p ˅ r)
4.Hukum
Absorbsi
a. p ˄ (p ˄ q) = p
b. p ˅ (p ˅ q) = p
5.Hukum
DeMorgan
a. ~(p ˄ q) = ~p ˄ ~q
b. ~ (p ˅ q) = ~p ˅ ~q 6.Hukum
Ekuivalensi
a. p →q = ~q → ~p
b. ~ (p →q) = ~p ˄ ~q
c. ~ (p →q) = ~ p ˅ q
8
1.E. PERNYATAAN BERKUANTOR DAN
NEGASINYA
NO A. PERNYATAAN BERKUANTOR B. NEGASI PERNYATAAN BERKUANTOR
1. Kuantor Universal adalah Kuantor yang
menyatakan semua atau setiap yang
dilambangkan dengan ᵾ yang dibaca “
untuk semua “
Contoh : ᵾ x € A dibaca “ Untuk semua
x anggota A”. Untuk semua bilangan
ganjil ,kuadratnya adalah ganjil.
Negasi dari Kuantor Universal.
Negasi dari pernyataan ᵾ x €( Untuk semua x
anggota A) adalah Ǝ x ɇA (Ada x yang bukan
anggota)
Contoh :
 Negasi dari “ ᵾ x € R, jika x2 < 1, maka x <
1” adalah “Ǝx € R, x2 < 1 tetapi x ≥1”
 Negasi dari “ ᵾ x € B , Jika x2= 1 , maka x =
1” adalah “Ǝx € B, x2= 1 tetapi x ≠ 1 “
2. Kuantor Eksistensial adalah Kuantor
yang menyatakan ada, baik dalam
jumlah satu atau beberapa banyak yang
dilambangkan dengan yang dibaca “
ada beberapa “
Contoh : Ǝ x € A yang dibaca “ Ada
beberapa x anggota A” Ada beberapa x
dan y sehingga x + y = x.y
Negasi dari Kuantor Eksistensial.
Negasi dari pernyataan Ǝ x € A (Ada x anggota
A) adalah ᵾ x A (Untuk semua x bukan anggota
A)
Contoh :
 Negasi dari “Ǝx € B, x + 3 = 5 “ adalah “ᵾ x ,
x + 3 ≠ 5 “
 Negasi dari “Ǝx € R, x2 < 0 “ adalah “ᵾ x €
R, x2 ≥ 0 “ 9
1.F. PENARIKAN KESIMPULAN
• Salah satu tujuan yang penting dari pelajaran logika matematika adalah untuk
memperoleh pengetahuan guna menguji argumentasi atau penarikan
kesimpulan.Suatu argumentasi dikatakan berlaku atau sah jika dan hanya jika
konjungsi dari premis-premisnya berimplikasi konklusi, yaitu bilamana semua
premisnya benar, maka konklusinya juga benar.
• Ada 3 macam penarikan kesimpulan , yaitu :
2. Modus Tollens.
Premis 1 : p →q (benar)
Premis 2 : ~q (benar)
----------------------------------
Konklusi : ~p (benar)
3. Silogisma
Premis 1 : p →q (benar)
Premis 2 : q →r (benar)
-----------------------------------
Konklusi : p →r (benar)
1. Modus Ponens.
Premis 1 : p →q (benar)
Premis 2 : p (benar)
-------------------------------
Konklusi : q (benar)
10
1.G. PEMBUKTIAN SIFAT MATEMATIKA
• Suatu bukti dalam matematika adalah suatu argumentasi
yang menunjukkan bahwa suatu pernyataan p → q selalu
benar (logis benar atau tautologi). Misalnya p adalah
konjungsi premis-premis, dan q adalah konklusi suatu
argumentasi. Dalam hal demikian p maupun q meungkin
menyangkut beberapa pernyataan tunggal. Jadi harus
ditunjukkan (dibuktikan) bahwa p → q selalu benar
bagaimanapun nilai kebenaran pernyataan komponen-
komponennya.
• Ada beberapa cara untuk membuktikan atau menunjukkan
kebenaran suatu argumentasi, diantaranya adalah bukti
langsung, bukti tidak langsung dan induksi matematika.
11
1. Bukti Langsung.
12
Contoh :
Buktikan bahwa untuk semua bilangan bulat n, jika n ganjil, maka n2 juga ganjil 10
Penyelesaian :
Misalkan p : n bilangan bulat ganjil, dan q : n2 bilangan bulat ganjil.
Harus dibuktikan bahwa p → q bernilai benar.
Bukti :
Oleh karena n ganjil (p), maka dapat dimisalkan n = 2a + 1, dengan a bilangan bulat.
Dengan demikian maka :
n2 = (2a + 1)2
= 4a2+ 4a + 1
= bilangan bulat ganjil (q)
Terbuktilah apa yang harus dibuktikan , jadi p → q bernilai benar.
2. Bukti Tidak Langsung.
13
A. Bukti Tidak Langsung dengan Kontradiksi.
Contoh :
Buktikanlah bahwa untuk semua bilangan bulat n, jika n2 ganjil, maka n ganjil
Penyelesaian:
Misalkan p : n2 bilangan bulat ganjil, Dan q : n bilangan bulat ganjil.
Harus dibuktikan bahwa p → q bernilai benar.
Bukti :
Andaikan bahwa q salah, atau ~q benar, yaitu n bukan bilangan bulat ganjil, maka n bilangan bulat genap.
Dapat dimisalkan n = 2a, dengan a bilangan bulat
Dengan demikian , maka :
n2 = (2a)2 = 4a2
= bilangan bulat genap (~p)
Terjadilah suatu kontradiksi yang diketahui p benar, sedang dari langkah-langkah logis diturunkan –p benar. Oleh
karena kontradiksi tidak boleh terjadi, maka pengandaian harus diingkar, yang berarti ~q salah atau q benar.
Terbuktilah apa yang harus dibuktikan.
14
B. Bukti Tidak Langsung dengan Kontraposisi.
Misalkan kita harus membuktikan p → q benar. Andaikan bahwa ~q benar. Kemudian melalui
langkah-langkah logis diturunkan ~p benar. Jadi ~ q → ~p. Oleh karena p → q = ~q → ~p,
maka jika ~q → ~p benar, p→ q juga benar. Dengan demikian terbuktilah bahwa p → q
benar.
Sebagai contoh kita mengambil bukti pada contoh a di atas, dengan menguraikannya menurut
langkah-langkah sebagai berikut :
Diketahui : n2 bilangan bulat ganjil : p
Harus dibuktikan : n bilangan bulat ganjil : q.
Andaikan : n bukan bilangan bulat ganjil ~q
Maka : n2 bukan bilangan bulat ganjil : ~p
Langkah yang kita tempuh adalah ~q → ~p , kontraposisi dari p → q. Oleh karena kedua
pernyataan itu ekuivalen (ekuivalen logis), maka terbuktilah apa yang harus kita buktikan
Dengan demikian sebenarnya kedua cara itu ( cara dengan kontradiksi dan dengan kontraposisi)
pada dasarnya sama.
2.A. OPERASI ALJABAR PADA FUNGSI
`Seorang photografer dapat menghasilkan gambar yang bagus melalui dua tahap,
yaitu; tahap pemotretan dan tahap editing. Biaya yang diperlukan pada tahap pemotretan
(B1) adalah Rp500,- per gambar, mengikuti fungsi: B1(g) = 500g + 2500 dan biaya pada
tahap editing (B2) adalah Rp100,- per gambar, mengikuti fungsi: B2(g) = 100g + 500,
dengan g adalah banyak gambar yang dihasilkan.
a) Berapakah total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar dengan kualitas
yang bagus?
b) Tentukanlah selisih antara biaya pada tahap pemotretan dengan biaya pada tahap
editing untuk 5 gambar.
15
2.B. MENENTUKAN KONSEP FUNGSI KOMPOSISI
Veysa bekerja di sebuah toko elektronik selama 40 jam dalam seminggu
dengan penghasilan Rp. 750.000,00. JikaVeysa dapat menjual diatas Rp.
7.000.000,00, ia akan memperoleh komisi 4%. Misalnya seminggu ini Veysa telah
cukup menjual untuk mendapatkan komisi. Diberikan fungsi f(x) = 0,04x dan g(x) =
x-7.000.000, manakah dari komposisi (f○g)(x) dan (g○f)(x) yang mempresentasikan
besar komisinya ?
16
2.C. SIFAT-SIFAT OPERASI FUNGSI KOMPOSISI
Masalah 1 :
Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 4x + 3 dan fungsi g: R→R
dengan g(x) = x–1.
a) Tentukanlah rumus fungsi komposisi (g ◦ f )(x) dan (f ◦ g)(x) ?
b) Selidiki apakah (g ◦ f )(x) = (f ◦ g)(x) ?
(g ◦ f)(x) = 4x + 2, dan
(f ◦ g)(x) = 4x – 1
Andaikan (g ◦ f )(x) = (f ◦ g)(x)
4x + 2 = 4x – 1
2 = –1
Ternyata hasil yang diperoleh adalah kontradiksi dari pernyataan.
Jadi, g ◦ f ≠ f ◦ g
Berdasarkan Contoh di atas, disimpulkan bahwa pada umumnya sifat
komutatif pada operasi fungsi komposisi tidak berlaku,
yaitu; g ◦ f ≠ f ◦ g.
17
2.C. SIFAT-SIFAT OPERASI FUNGSI KOMPOSISI
Masalah 2 :
Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 2x – 1 dan fungsi g: R→R dengan
g(x) = 4x+5, dan fungsi h: R→R dengan h(x) = 2x – 3.
a) Tentukanlah fungsi komposisi (g◦(f ◦ h))(x) dan ((g ◦ f) ◦ h)(x).
b) Tentukanlah fungsi komposisi (f◦(g ◦ h))(x) dan ((f ◦ g) ◦ h)(x).
c) Selidiki apakah: i) (g ◦ (f ◦ h))(x) = ((g ◦ f) ◦ h)(x)
ii) (f ◦ (g ◦ h))(x) = ((f ◦ g) ◦ h)(x)
18
2.C. SIFAT-SIFAT OPERASI FUNGSI KOMPOSISI
Masalah 3 :
Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 5x – 7 dan fungsi I: R→R
dengan I(x) = x.
a) Rumus fungsi komposisi f ◦ I dan I ◦ f.
b) Selidikilah apakah f ◦ I = I ◦ f = f.
19
3.A. FUNGSI INVERS KEBALIKAN DARI FUNGSI
Masalah 1 :
Seorang pedagang kain memperoleh keuntungan dari hasil penjualan setiap x potong kain sebesar
f(x) rupiah. Nilai keuntungan yang diperoleh mengikuti fungsi f(x) = 500x + 1000, (dalam ribuan
rupiah) x adalah banyak potong kain yang terjual.
a) Jika dalam suatu hari pedagang tersebut mampu menjual 50 potong kain, berapa keuntungan
yang diperoleh?
b) Jika keuntungan yang diharapkan sebesar Rp100.000,00 berapa potong kain yang harus
terjual?
c) Jika A merupakan daerah asal (domain) fungsi f dan B merupakan daerah hasil (range) fungsi f,
gambarkanlah permasalahan butir (a) dan butir (b) di atas.
(Berdasarkan Gambar di atas, dikemukakan beberapa hal sebagai berikut.
(a) Gambar (i) menunjukkan bahwa fungsi f memetakan A ke B, ditulis: f: A→B.
(b) Gambar (ii) menunjukkan bahwa f -1 memetakan B ke A, ditulis: f -1: B→A.
f -1 merupakan invers fungsi f.
(c) Gambar (iii) menunjukkan bahwa untuk nilai x = 50 maka akan dicari nilai
f(x).
(d) Gambar (iv) menunjukkan kebalikan dari Gambar (iii) yaitu mencari
nilai x jika diketahui nilai f(x) = 100.000.
20
3.B. MENYATAKAN FUNGSI DALAM BENTUK
PASANGAN BERURUTAN
X Y
f
A B
f -1
Berdasarkan Gambar di samping, diketahui beberapa hal sebagai berikut.
Pertama, fungsi f memetakan x ∈ A ke y ∈ B. Ingat kembali pelajaran
Kelas X tentang menyatakan fungsi ke dalam bentuk pasangan berurutan.
Jika fungsi f dinyatakan ke dalam bentuk pasangan berurutan, maka dapat
ditulis sebagai berikut: f = {(x, y) |x ∈ A dan y ∈ B}. Pasangan berurut (x
,y) merupakan unsur dari fungsi f.
Kedua, invers fungsi f atau f -1 memetakan y ∈ B ke x ∈ A. Jika invers
fungsi f dinyatakan ke dalam pasangan berurutan, maka dapat ditulis f -1 =
{(y , x) | y ∈ B dan x ∈ A}. Pasangan berurut (y, x) merupakan unsur dari
invers fungsi f.
Jika fungsi f memetakan A ke B dan dinyatakan dalam pasangan
berurutan f = {(x, y) | x ∈ A dan y ∈ B}, maka invers fungsi f
(dilambangkan f -1) adalah relasi yang memetakan B ke A, dalam
pasangan berurutan dinyatakan dengan f -1 = {(y, x) | y ∈ B dan
x ∈ A}.
21
a) Jika invers fungsi f memetakan B ke A, invers fungsi g memetakan D ke C, dan invers fungsi h
memetakan F ke E, gambarlah ketiga invers fungsi tersebut!
b) Dari ketiga invers fungsi tersebut, tentukanlah mana yang merupakan fungsi.
3.C. MEMAHAMI KONSEP INVERS SUATU FUNGSI
Dapat disimpulkan bahwa invers suatu fungsi belum tentu merupakan fungsi
tetapi dapat hanya berupa relasi biasa. Invers fungsi g dan h bukan suatu
fungsi melainkan hanya relasi biasa. Invers suatu fungsi yang merupakan
fungsi disebut fungsi invers. Invers fungsi f merupakan suatu fungsi invers. 22
LANJUTAN
Berdasarkan uraian di atas, ditemukan sifat berikut :
Suatu fungsi f : A → B dikatakan memiliki fungsi invers f -1: B → A jika dan hanya jika
fungsi f merupakan fungsi bijektif.
Perhatikan kembali Sifat diatas, pada fungsi bijektif f: A→B, A merupakan daerah asal
fungsi f dan B merupakan daerah hasil fungsi f . Secara umum, definisi fungsi invers
diberikan sebagai berikut :
Jika fungsi f: Df→Rf adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi f adalah fungsi yang
didefinisikan sebagai f -1: Rf →Df dengan kata lain f -1 adalah fungsi dari Rf ke Df .
Perhatikan kembali Definisi 3.4 di atas.
Fungsi f: Df →Rf adalah fungsi bijektif, jika Y ∈ Rf merupakan peta dari x ∈ Df, maka
hubungan antara y dengan f(x) didefinisikan dengan y = f(x). Jika f -1 adalah fungsi
invers dari fungsi f, maka untuk setiap x ∈ Rf -1adalah peta dari y ∈ Df -1.
Hubungan antara x dengan f-1(y) didefinisikan dengan rumus x = f -1(y).
23
3.D. MENENTUKAN RUMUS FUNGSI INVERS
Salah satu sumber penghasilan yang diperoleh klub sepak bola adalah hasil penjualan
tiket penonton jika timnya sedang bertanding. Besar dana yang diperoleh bergantung
pada banyaknya penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut. Suatu klub
memberikan informasi bahwa besar pendapatan yang diperoleh klub dari penjualan tiket
penonton mengikuti fungsi f(x) = 50.000x + 20.000, dengan x merupakan banyak
penonton yang menyaksikan pertandingan.
a) Tentukanlah invers fungsi pendapatan dari tiket penonton klub sepak bola tersebut.
b) Jika dalam suatu pertandingan, klub memperoleh dana hasil penjualan tiket penonton
sebesar Rp55.570.000,-. Berapa penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut?
Misalkan f -1 adalah fungsi invers fungsi f.
Untuk setiap x ∈ Df dan y ∈ Rf berlaku y = f(x) jika dan hanya jika f -1(y) = x.
24
LATIHAN SOAL
1. Pagi ini cuaca gelap muram. Hal itu mengurangi semangat Wayan
untuk berangkat kerja. Namun, Wayan bingung dengan alat
transportasi yang akan dikendarai. Jika hari ini hujan, maka Wayan
mengendarai mobil. Namun jika hari ini tidak hujan, maka wayan
akan mengendarai sepeda motor. Bagaimanakah konvers, invers
dan kontraposisi dari pernyataan yang digaris bawahi ?
2. Suatu pabrik kertas berbahan dasar kayu memproduksi kertas
melalui dua tahap. Tahap pertama dengan menggunakan mesin I
yang menghasilkan bahan kertas setengah jadi, dan tahap kedua
dengan menggunakan mesin II yang menghasilkan kertas. Dalam
produksinya mesin I menghasilkan bahan setengah jadi dengan
mengikuti fungsi f(x) = 0,9x – 1 dan mesin II mengikuti fungsi
g(x) = 0,02x2 – 2,5x, dengan x merupakan banyak bahan dasar
kayu dalam satuan ton. Jika bahan dasar kayu yang tersedia untuk
suatu produksi sebesar 200 ton, berapakah kertas yang dihasilkan?
(kertas dalam satuan ton).
3. Diketahui fungsi komposisi (g ◦ f) (x) = 18x2 + 24x + 2 dan fungsi
g(x) = 2x2 – 6. Tentukanlah rumus untuk :
a) fungsi f(x)
b) fungsi komposisi (f ◦ g)(x)! 25
4. Seorang pedagang kain memperoleh keuntungan dari hasil
penjualan setiap x potong kain sebesar f(x) rupiah. Nilai
keuntungan yang diperoleh mengikuti fungsi f(x) – 100x | 500,
x merupakan banyak potong kain yang terjual
a) Jika dalam suatu hati pedagang tersebut mampu menjual 100
potong kain, berapa keuntungan yang diperoleh?
b) Jika keuntungan yang diharapkan sebesar Rp 500.000,00
berapa potong kain yang harus dijual?
c) Jika A merupakan himpunan daerah asal
(domain) fungsi f(x) dan B merupakan himpunan daerah asal
(range) fungsi f(x), gambarkanlah permasalahan butir (a) dan
butir (b) di atas.
5. Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) – 3x. Tentukan fungsi
inversnya ?
26
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

More Related Content

What's hot

Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianFahrul Usman
 
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksimiftahulive
 
Dimensi Tiga Proyeksi Sudut
Dimensi Tiga Proyeksi SudutDimensi Tiga Proyeksi Sudut
Dimensi Tiga Proyeksi SudutAmin Herwansyah
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.siKiki Ni
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaEman Mendrofa
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04KuliahKita
 
Modul 1 bilangan bulat
Modul 1 bilangan bulatModul 1 bilangan bulat
Modul 1 bilangan bulatAcika Karunila
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritKarlFykr
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianEman Mendrofa
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikaSuryo Wedo Susilo
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 

What's hot (20)

Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
 
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
 
Dimensi Tiga Proyeksi Sudut
Dimensi Tiga Proyeksi SudutDimensi Tiga Proyeksi Sudut
Dimensi Tiga Proyeksi Sudut
 
Kuantor
 Kuantor Kuantor
Kuantor
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
 
Logika mat-simpel
Logika mat-simpelLogika mat-simpel
Logika mat-simpel
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
 
Modul 1 bilangan bulat
Modul 1 bilangan bulatModul 1 bilangan bulat
Modul 1 bilangan bulat
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskrit
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
 
Ppt induksi matematika
Ppt induksi matematikaPpt induksi matematika
Ppt induksi matematika
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 

Similar to Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers

Similar to Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers (20)

Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Materi Semester 2
Materi Semester 2Materi Semester 2
Materi Semester 2
 
logika-matematika.ppt
logika-matematika.pptlogika-matematika.ppt
logika-matematika.ppt
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika matematika-1
Logika matematika-1Logika matematika-1
Logika matematika-1
 
Pp. matek new
Pp. matek newPp. matek new
Pp. matek new
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Mtk diskrit
Mtk diskritMtk diskrit
Mtk diskrit
 
2. logika
2. logika 2. logika
2. logika
 
Logika matematika edit
Logika matematika editLogika matematika edit
Logika matematika edit
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematika
 

More from Ikak Waysta

Kutipan presentasi
Kutipan presentasiKutipan presentasi
Kutipan presentasiIkak Waysta
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiIkak Waysta
 
Belajar Dan Pembelajaran Matematika
Belajar Dan Pembelajaran MatematikaBelajar Dan Pembelajaran Matematika
Belajar Dan Pembelajaran MatematikaIkak Waysta
 
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaEvaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaIkak Waysta
 
Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanIkak Waysta
 
Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanIkak Waysta
 

More from Ikak Waysta (11)

Kutipan presentasi
Kutipan presentasiKutipan presentasi
Kutipan presentasi
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasi
 
Luas kurva
Luas kurvaLuas kurva
Luas kurva
 
Belajar Dan Pembelajaran Matematika
Belajar Dan Pembelajaran MatematikaBelajar Dan Pembelajaran Matematika
Belajar Dan Pembelajaran Matematika
 
Teori Belajar
Teori BelajarTeori Belajar
Teori Belajar
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
Perbandingan
PerbandinganPerbandingan
Perbandingan
 
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaEvaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
 
Geometri
GeometriGeometri
Geometri
 
Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan
 
Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers

  • 1. LOGIKA MATEMATIKA, FUNGSI DAN FUNGSI INVERS DISUSUN OLEH: UFIT FITRIANI (145500016) MAR’ATUS SH (145500042) FIKAALIFTIANA (145500165) ANI ROSIDAH (145500181) 1
  • 2. 1. LOGIKA MATEMATIKA2. FUNGSI3. FUNGSI INVERS APA SAJA YANG AKAN KITA PELAJARI ? 2
  • 3. 1.A. PERNYATAAN DAN NEGASINYA A. Pernyataan. Contoh : 1. p : Jakarta ibukota Indonesia 2. q : Presiden RI yang pertama adalah Abdurrahman Wahid 3. r : 3 + 2 = 10 Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus keduanya. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditunjukkan dengan bukti, atau disesuaikan dengan kenyataan yang sesungguhnya, hukum atau aturan tertentu. Suatu pernyataan dinotasikan dengan huruf kecil p, q , r dan lain-lain B. Negasi suatu Penyataan Contoh soal : 1. p : 3 x 4 = 12 p : 3 x 4 ≠ 12 2. p : Jogjakarta ibukota Indonesia p : Jogjakarta bukan ibukota Indonesia Negasi (ingkaran) adalah kalimat yang mengingkari atau menolak tentang suatu pernyataan. Negasi dari pernyataan p dinotasikan dengan p. Notasi dibaca “tidak p” atau “ bukan p”, atau “ tidak benar p” Tabel Kebenaran : B = benar S = salah C. Kalimat Terbuka. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum bisa ditentukan nilai benar atau salahnya, karena mengandung variabel. Kalimat terbuka bisa menjadi suatu pernyataan jika variabelnya diganti suatu konstanta dari semesta pembicaraannya. Anggota semesta pembicaraan yang jika menggantikan variabel dalam suatu kalimat terbuka menjadikan suatu pernyataan yang benar disebut penyelesaian ˄ dari kalimat terbuka tersebut. Contoh : 1. Jika semesta pembicaraan adalah himpunan bilangan real R, maka himpunan penyelesaian persamaan x2– 1 = 0 adalah {-1, 1} 2. Jika x dan y adalah variabel pada himpunan bilangan cacah C, maka himpunan penyelesaian dari persamaan 2x + y = 6 adalah {(0,6), (1,4), (2,2), (3,0)}. (bernilai salah atau S) (bernilai benar atau B) (bernilai salah atau S) (B) (S) (S) (B) p ~p B S S B 3
  • 4. 1.B. PERNYATAAN MAJEMUK 1) KONJUNGSI • Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata gabung “ dan “ yang disimbolkan dengan “˄“. Konjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan “ p ˄ q “ yang dibaca “ p dan q “. • Konjungsi “p ˄ q” bernilai benar , jika p dan q keduanya benar. Dalam kondisi yang lainnya konjungsi “ p ˄ q “ bernilai salah. • Tabel Kebenaran Konjungsi : 2) DISJUNGSI • Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata gabung “ atau “ yang disimbolkan dengan “ ˅ “. Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan “ p ˅ q “ yang dibaca “ p atau q “. • Disjungsi “p ˅ q” bernilai salah, jika p dan q keduanya salah. Dalam kondisi yang lainnya disjungsi “ p ˅ q “ bernilai benar. • Tabel Kebenaran Disjungsi : 4
  • 5. 3) IMPLIKASI • Implikasi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata gabung “ Jika .... maka ...... “ yang disimbolkan dengan “ →“. Implikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan “ p →q “ yang dibaca “ Jika p maka q “. • i. pernyataan p disebut anteseden (sebab) ii. pernyataan q adalah konsequen (akibat) • Implikasi “p →q” bernilai salah, jika anteseden benar dan konsequen salah. Dalam kondisi yang lainnya implikasi “ p →q “ bernilai benar. • Tabel Kebenaran Implikasi : 4) BIIMPLIKASI • Biimplikasi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata gabung “ ..... jika dan hanya jika ...... “ yang disimbolkan dengan “ ↔“. • Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan “ p ↔ q “ yang dibaca “p jika dan hanya jika q “, yang berarti “ jika p maka q dan jika q maka p “ • Biimplikasi “p ↔q” bernilai benar, jika p dan q kedua-duanya benar atau p dan q keduan-duanya salah. Dalam kondisi yang lainnya biimplikasi “ p ↔ q “ bernilai salah. • Tabel Kebenaran Biimplikasi : 5
  • 6. 5) KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI • Dari suatu implikasi “ p →q” dapat dibentuk implikasi-implikasi baru yaitu : 1. q→p yang disebut konvers dari p →q. 2. ~p→~q yang disebut invers dari p →q 3. ~q→~p yang disebut kontraposisi dari p →q. • Hubungan antara implikasi , konvers , invers dan kontraposisi dapat ditunjukkan dengan tabel kebenaran seperti terlihat di bawah ini. Nilai logisnya sama ( ekuivalen logis ) 6
  • 7. 1.C. NEGASI DARI PERNYATAAN MAJEMUK • Seperti halnya negasi dari suatu pernyataan tunggal, pernyataan majemuk juga dapat dibuat negasinya. a. Negasi dari konjungsi yaitu ~(p ˄ q) adalah ~p ˅ ~q b. Negasi dari disjungsi yaitu ~ (p ˅ q) adalah ~p ˄ ~q c. Negasi dari implikasi yaitu ~ (p → q) adalah ~p ˄ ~ q d. Negasi dari biimplikasi yaitu ~(p ↔ q) adalah (~p ˅ q) dan (~p ˅ q ) • Contoh soal : Diketahui pernyataan implikasi “ p → q”, maka a. Negasi dari negasinya adalah ......................... b. Negasi dari konversnya adalah ....................... c. Negasi dari inversnya adalah ......................... d. Negasi dari kontraposisinya adalah ................... 7
  • 8. 1.D. DUA PERNYATAAN MAJEMUK YANG EKUIVALEN (EKUIVALEN LOGIS) • Dua pernyataan dikatakan ekuivalen (ekuivalen logis) jika untuk semua kemungkinan dari nilai-nilai kebenaran komponen-komponennya, kedua pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama. • Untuk menyelidiki ekuivalen atau tidak ekuivalennya dua pernyataan majemuk, kita menggunakan tabel kebenaran. • Dua pernyataan majemuk P(p,q,....) dan Q(p,q,....) yang ekuivalen dinyatakan dengan lambang P(p,q,...) = Q(p,q,....) 1.Hukum Komutatif a. p ˄ q = q ˄ p b. p ˅ q = q ˅ p 2.Hukum Assosiatif a. (p ˄ q) ˄ r = p ˄ (q ˄ r) b. (p ˅ q) ˄ r = p ˄ (q ˄ r) 3.Hukum Distributif a. p ˄ (q ˅ r) =(p ˄ q) ˅ (p ˄ r) b. p ˅ (q ˄ r) =(p ˅ r) ˄ (p ˅ r) 4.Hukum Absorbsi a. p ˄ (p ˄ q) = p b. p ˅ (p ˅ q) = p 5.Hukum DeMorgan a. ~(p ˄ q) = ~p ˄ ~q b. ~ (p ˅ q) = ~p ˅ ~q 6.Hukum Ekuivalensi a. p →q = ~q → ~p b. ~ (p →q) = ~p ˄ ~q c. ~ (p →q) = ~ p ˅ q 8
  • 9. 1.E. PERNYATAAN BERKUANTOR DAN NEGASINYA NO A. PERNYATAAN BERKUANTOR B. NEGASI PERNYATAAN BERKUANTOR 1. Kuantor Universal adalah Kuantor yang menyatakan semua atau setiap yang dilambangkan dengan ᵾ yang dibaca “ untuk semua “ Contoh : ᵾ x € A dibaca “ Untuk semua x anggota A”. Untuk semua bilangan ganjil ,kuadratnya adalah ganjil. Negasi dari Kuantor Universal. Negasi dari pernyataan ᵾ x €( Untuk semua x anggota A) adalah Ǝ x ɇA (Ada x yang bukan anggota) Contoh :  Negasi dari “ ᵾ x € R, jika x2 < 1, maka x < 1” adalah “Ǝx € R, x2 < 1 tetapi x ≥1”  Negasi dari “ ᵾ x € B , Jika x2= 1 , maka x = 1” adalah “Ǝx € B, x2= 1 tetapi x ≠ 1 “ 2. Kuantor Eksistensial adalah Kuantor yang menyatakan ada, baik dalam jumlah satu atau beberapa banyak yang dilambangkan dengan yang dibaca “ ada beberapa “ Contoh : Ǝ x € A yang dibaca “ Ada beberapa x anggota A” Ada beberapa x dan y sehingga x + y = x.y Negasi dari Kuantor Eksistensial. Negasi dari pernyataan Ǝ x € A (Ada x anggota A) adalah ᵾ x A (Untuk semua x bukan anggota A) Contoh :  Negasi dari “Ǝx € B, x + 3 = 5 “ adalah “ᵾ x , x + 3 ≠ 5 “  Negasi dari “Ǝx € R, x2 < 0 “ adalah “ᵾ x € R, x2 ≥ 0 “ 9
  • 10. 1.F. PENARIKAN KESIMPULAN • Salah satu tujuan yang penting dari pelajaran logika matematika adalah untuk memperoleh pengetahuan guna menguji argumentasi atau penarikan kesimpulan.Suatu argumentasi dikatakan berlaku atau sah jika dan hanya jika konjungsi dari premis-premisnya berimplikasi konklusi, yaitu bilamana semua premisnya benar, maka konklusinya juga benar. • Ada 3 macam penarikan kesimpulan , yaitu : 2. Modus Tollens. Premis 1 : p →q (benar) Premis 2 : ~q (benar) ---------------------------------- Konklusi : ~p (benar) 3. Silogisma Premis 1 : p →q (benar) Premis 2 : q →r (benar) ----------------------------------- Konklusi : p →r (benar) 1. Modus Ponens. Premis 1 : p →q (benar) Premis 2 : p (benar) ------------------------------- Konklusi : q (benar) 10
  • 11. 1.G. PEMBUKTIAN SIFAT MATEMATIKA • Suatu bukti dalam matematika adalah suatu argumentasi yang menunjukkan bahwa suatu pernyataan p → q selalu benar (logis benar atau tautologi). Misalnya p adalah konjungsi premis-premis, dan q adalah konklusi suatu argumentasi. Dalam hal demikian p maupun q meungkin menyangkut beberapa pernyataan tunggal. Jadi harus ditunjukkan (dibuktikan) bahwa p → q selalu benar bagaimanapun nilai kebenaran pernyataan komponen- komponennya. • Ada beberapa cara untuk membuktikan atau menunjukkan kebenaran suatu argumentasi, diantaranya adalah bukti langsung, bukti tidak langsung dan induksi matematika. 11
  • 12. 1. Bukti Langsung. 12 Contoh : Buktikan bahwa untuk semua bilangan bulat n, jika n ganjil, maka n2 juga ganjil 10 Penyelesaian : Misalkan p : n bilangan bulat ganjil, dan q : n2 bilangan bulat ganjil. Harus dibuktikan bahwa p → q bernilai benar. Bukti : Oleh karena n ganjil (p), maka dapat dimisalkan n = 2a + 1, dengan a bilangan bulat. Dengan demikian maka : n2 = (2a + 1)2 = 4a2+ 4a + 1 = bilangan bulat ganjil (q) Terbuktilah apa yang harus dibuktikan , jadi p → q bernilai benar.
  • 13. 2. Bukti Tidak Langsung. 13 A. Bukti Tidak Langsung dengan Kontradiksi. Contoh : Buktikanlah bahwa untuk semua bilangan bulat n, jika n2 ganjil, maka n ganjil Penyelesaian: Misalkan p : n2 bilangan bulat ganjil, Dan q : n bilangan bulat ganjil. Harus dibuktikan bahwa p → q bernilai benar. Bukti : Andaikan bahwa q salah, atau ~q benar, yaitu n bukan bilangan bulat ganjil, maka n bilangan bulat genap. Dapat dimisalkan n = 2a, dengan a bilangan bulat Dengan demikian , maka : n2 = (2a)2 = 4a2 = bilangan bulat genap (~p) Terjadilah suatu kontradiksi yang diketahui p benar, sedang dari langkah-langkah logis diturunkan –p benar. Oleh karena kontradiksi tidak boleh terjadi, maka pengandaian harus diingkar, yang berarti ~q salah atau q benar. Terbuktilah apa yang harus dibuktikan.
  • 14. 14 B. Bukti Tidak Langsung dengan Kontraposisi. Misalkan kita harus membuktikan p → q benar. Andaikan bahwa ~q benar. Kemudian melalui langkah-langkah logis diturunkan ~p benar. Jadi ~ q → ~p. Oleh karena p → q = ~q → ~p, maka jika ~q → ~p benar, p→ q juga benar. Dengan demikian terbuktilah bahwa p → q benar. Sebagai contoh kita mengambil bukti pada contoh a di atas, dengan menguraikannya menurut langkah-langkah sebagai berikut : Diketahui : n2 bilangan bulat ganjil : p Harus dibuktikan : n bilangan bulat ganjil : q. Andaikan : n bukan bilangan bulat ganjil ~q Maka : n2 bukan bilangan bulat ganjil : ~p Langkah yang kita tempuh adalah ~q → ~p , kontraposisi dari p → q. Oleh karena kedua pernyataan itu ekuivalen (ekuivalen logis), maka terbuktilah apa yang harus kita buktikan Dengan demikian sebenarnya kedua cara itu ( cara dengan kontradiksi dan dengan kontraposisi) pada dasarnya sama.
  • 15. 2.A. OPERASI ALJABAR PADA FUNGSI `Seorang photografer dapat menghasilkan gambar yang bagus melalui dua tahap, yaitu; tahap pemotretan dan tahap editing. Biaya yang diperlukan pada tahap pemotretan (B1) adalah Rp500,- per gambar, mengikuti fungsi: B1(g) = 500g + 2500 dan biaya pada tahap editing (B2) adalah Rp100,- per gambar, mengikuti fungsi: B2(g) = 100g + 500, dengan g adalah banyak gambar yang dihasilkan. a) Berapakah total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar dengan kualitas yang bagus? b) Tentukanlah selisih antara biaya pada tahap pemotretan dengan biaya pada tahap editing untuk 5 gambar. 15
  • 16. 2.B. MENENTUKAN KONSEP FUNGSI KOMPOSISI Veysa bekerja di sebuah toko elektronik selama 40 jam dalam seminggu dengan penghasilan Rp. 750.000,00. JikaVeysa dapat menjual diatas Rp. 7.000.000,00, ia akan memperoleh komisi 4%. Misalnya seminggu ini Veysa telah cukup menjual untuk mendapatkan komisi. Diberikan fungsi f(x) = 0,04x dan g(x) = x-7.000.000, manakah dari komposisi (f○g)(x) dan (g○f)(x) yang mempresentasikan besar komisinya ? 16
  • 17. 2.C. SIFAT-SIFAT OPERASI FUNGSI KOMPOSISI Masalah 1 : Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 4x + 3 dan fungsi g: R→R dengan g(x) = x–1. a) Tentukanlah rumus fungsi komposisi (g ◦ f )(x) dan (f ◦ g)(x) ? b) Selidiki apakah (g ◦ f )(x) = (f ◦ g)(x) ? (g ◦ f)(x) = 4x + 2, dan (f ◦ g)(x) = 4x – 1 Andaikan (g ◦ f )(x) = (f ◦ g)(x) 4x + 2 = 4x – 1 2 = –1 Ternyata hasil yang diperoleh adalah kontradiksi dari pernyataan. Jadi, g ◦ f ≠ f ◦ g Berdasarkan Contoh di atas, disimpulkan bahwa pada umumnya sifat komutatif pada operasi fungsi komposisi tidak berlaku, yaitu; g ◦ f ≠ f ◦ g. 17
  • 18. 2.C. SIFAT-SIFAT OPERASI FUNGSI KOMPOSISI Masalah 2 : Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 2x – 1 dan fungsi g: R→R dengan g(x) = 4x+5, dan fungsi h: R→R dengan h(x) = 2x – 3. a) Tentukanlah fungsi komposisi (g◦(f ◦ h))(x) dan ((g ◦ f) ◦ h)(x). b) Tentukanlah fungsi komposisi (f◦(g ◦ h))(x) dan ((f ◦ g) ◦ h)(x). c) Selidiki apakah: i) (g ◦ (f ◦ h))(x) = ((g ◦ f) ◦ h)(x) ii) (f ◦ (g ◦ h))(x) = ((f ◦ g) ◦ h)(x) 18
  • 19. 2.C. SIFAT-SIFAT OPERASI FUNGSI KOMPOSISI Masalah 3 : Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 5x – 7 dan fungsi I: R→R dengan I(x) = x. a) Rumus fungsi komposisi f ◦ I dan I ◦ f. b) Selidikilah apakah f ◦ I = I ◦ f = f. 19
  • 20. 3.A. FUNGSI INVERS KEBALIKAN DARI FUNGSI Masalah 1 : Seorang pedagang kain memperoleh keuntungan dari hasil penjualan setiap x potong kain sebesar f(x) rupiah. Nilai keuntungan yang diperoleh mengikuti fungsi f(x) = 500x + 1000, (dalam ribuan rupiah) x adalah banyak potong kain yang terjual. a) Jika dalam suatu hari pedagang tersebut mampu menjual 50 potong kain, berapa keuntungan yang diperoleh? b) Jika keuntungan yang diharapkan sebesar Rp100.000,00 berapa potong kain yang harus terjual? c) Jika A merupakan daerah asal (domain) fungsi f dan B merupakan daerah hasil (range) fungsi f, gambarkanlah permasalahan butir (a) dan butir (b) di atas. (Berdasarkan Gambar di atas, dikemukakan beberapa hal sebagai berikut. (a) Gambar (i) menunjukkan bahwa fungsi f memetakan A ke B, ditulis: f: A→B. (b) Gambar (ii) menunjukkan bahwa f -1 memetakan B ke A, ditulis: f -1: B→A. f -1 merupakan invers fungsi f. (c) Gambar (iii) menunjukkan bahwa untuk nilai x = 50 maka akan dicari nilai f(x). (d) Gambar (iv) menunjukkan kebalikan dari Gambar (iii) yaitu mencari nilai x jika diketahui nilai f(x) = 100.000. 20
  • 21. 3.B. MENYATAKAN FUNGSI DALAM BENTUK PASANGAN BERURUTAN X Y f A B f -1 Berdasarkan Gambar di samping, diketahui beberapa hal sebagai berikut. Pertama, fungsi f memetakan x ∈ A ke y ∈ B. Ingat kembali pelajaran Kelas X tentang menyatakan fungsi ke dalam bentuk pasangan berurutan. Jika fungsi f dinyatakan ke dalam bentuk pasangan berurutan, maka dapat ditulis sebagai berikut: f = {(x, y) |x ∈ A dan y ∈ B}. Pasangan berurut (x ,y) merupakan unsur dari fungsi f. Kedua, invers fungsi f atau f -1 memetakan y ∈ B ke x ∈ A. Jika invers fungsi f dinyatakan ke dalam pasangan berurutan, maka dapat ditulis f -1 = {(y , x) | y ∈ B dan x ∈ A}. Pasangan berurut (y, x) merupakan unsur dari invers fungsi f. Jika fungsi f memetakan A ke B dan dinyatakan dalam pasangan berurutan f = {(x, y) | x ∈ A dan y ∈ B}, maka invers fungsi f (dilambangkan f -1) adalah relasi yang memetakan B ke A, dalam pasangan berurutan dinyatakan dengan f -1 = {(y, x) | y ∈ B dan x ∈ A}. 21
  • 22. a) Jika invers fungsi f memetakan B ke A, invers fungsi g memetakan D ke C, dan invers fungsi h memetakan F ke E, gambarlah ketiga invers fungsi tersebut! b) Dari ketiga invers fungsi tersebut, tentukanlah mana yang merupakan fungsi. 3.C. MEMAHAMI KONSEP INVERS SUATU FUNGSI Dapat disimpulkan bahwa invers suatu fungsi belum tentu merupakan fungsi tetapi dapat hanya berupa relasi biasa. Invers fungsi g dan h bukan suatu fungsi melainkan hanya relasi biasa. Invers suatu fungsi yang merupakan fungsi disebut fungsi invers. Invers fungsi f merupakan suatu fungsi invers. 22
  • 23. LANJUTAN Berdasarkan uraian di atas, ditemukan sifat berikut : Suatu fungsi f : A → B dikatakan memiliki fungsi invers f -1: B → A jika dan hanya jika fungsi f merupakan fungsi bijektif. Perhatikan kembali Sifat diatas, pada fungsi bijektif f: A→B, A merupakan daerah asal fungsi f dan B merupakan daerah hasil fungsi f . Secara umum, definisi fungsi invers diberikan sebagai berikut : Jika fungsi f: Df→Rf adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi f adalah fungsi yang didefinisikan sebagai f -1: Rf →Df dengan kata lain f -1 adalah fungsi dari Rf ke Df . Perhatikan kembali Definisi 3.4 di atas. Fungsi f: Df →Rf adalah fungsi bijektif, jika Y ∈ Rf merupakan peta dari x ∈ Df, maka hubungan antara y dengan f(x) didefinisikan dengan y = f(x). Jika f -1 adalah fungsi invers dari fungsi f, maka untuk setiap x ∈ Rf -1adalah peta dari y ∈ Df -1. Hubungan antara x dengan f-1(y) didefinisikan dengan rumus x = f -1(y). 23
  • 24. 3.D. MENENTUKAN RUMUS FUNGSI INVERS Salah satu sumber penghasilan yang diperoleh klub sepak bola adalah hasil penjualan tiket penonton jika timnya sedang bertanding. Besar dana yang diperoleh bergantung pada banyaknya penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut. Suatu klub memberikan informasi bahwa besar pendapatan yang diperoleh klub dari penjualan tiket penonton mengikuti fungsi f(x) = 50.000x + 20.000, dengan x merupakan banyak penonton yang menyaksikan pertandingan. a) Tentukanlah invers fungsi pendapatan dari tiket penonton klub sepak bola tersebut. b) Jika dalam suatu pertandingan, klub memperoleh dana hasil penjualan tiket penonton sebesar Rp55.570.000,-. Berapa penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut? Misalkan f -1 adalah fungsi invers fungsi f. Untuk setiap x ∈ Df dan y ∈ Rf berlaku y = f(x) jika dan hanya jika f -1(y) = x. 24
  • 25. LATIHAN SOAL 1. Pagi ini cuaca gelap muram. Hal itu mengurangi semangat Wayan untuk berangkat kerja. Namun, Wayan bingung dengan alat transportasi yang akan dikendarai. Jika hari ini hujan, maka Wayan mengendarai mobil. Namun jika hari ini tidak hujan, maka wayan akan mengendarai sepeda motor. Bagaimanakah konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan yang digaris bawahi ? 2. Suatu pabrik kertas berbahan dasar kayu memproduksi kertas melalui dua tahap. Tahap pertama dengan menggunakan mesin I yang menghasilkan bahan kertas setengah jadi, dan tahap kedua dengan menggunakan mesin II yang menghasilkan kertas. Dalam produksinya mesin I menghasilkan bahan setengah jadi dengan mengikuti fungsi f(x) = 0,9x – 1 dan mesin II mengikuti fungsi g(x) = 0,02x2 – 2,5x, dengan x merupakan banyak bahan dasar kayu dalam satuan ton. Jika bahan dasar kayu yang tersedia untuk suatu produksi sebesar 200 ton, berapakah kertas yang dihasilkan? (kertas dalam satuan ton). 3. Diketahui fungsi komposisi (g ◦ f) (x) = 18x2 + 24x + 2 dan fungsi g(x) = 2x2 – 6. Tentukanlah rumus untuk : a) fungsi f(x) b) fungsi komposisi (f ◦ g)(x)! 25
  • 26. 4. Seorang pedagang kain memperoleh keuntungan dari hasil penjualan setiap x potong kain sebesar f(x) rupiah. Nilai keuntungan yang diperoleh mengikuti fungsi f(x) – 100x | 500, x merupakan banyak potong kain yang terjual a) Jika dalam suatu hati pedagang tersebut mampu menjual 100 potong kain, berapa keuntungan yang diperoleh? b) Jika keuntungan yang diharapkan sebesar Rp 500.000,00 berapa potong kain yang harus dijual? c) Jika A merupakan himpunan daerah asal (domain) fungsi f(x) dan B merupakan himpunan daerah asal (range) fungsi f(x), gambarkanlah permasalahan butir (a) dan butir (b) di atas. 5. Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) – 3x. Tentukan fungsi inversnya ? 26 TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA