Dokumen tersebut membahas dua pendapat tentang koperasi syariah, yaitu pendapat pertama yang hanya mengubah kegiatan koperasi agar sesuai syariah, sedangkan pendapat kedua mengubah akad koperasi menjadi akad syirkah. Dokumen ini lebih mendukung pendapat kedua karena akad syirkah lebih sesuai dengan dalil-dalil nabi. Ringkasannya, dokumen tersebut membandingkan dua pendapat tentang k
4. PENGERTIAN KOPERASI
SYARIAH
Koperasi Syariah = koperasi yang
dilaksanakan menurut ketentuan
Syariah Islam.
Merupakan konversi dari koperasi
konvensional melalui pendekatan yang
sesuai dengan syariah Islam dan
peneladanan ekonomi yang dijalankan
Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
(Yahya Abdurrahman, Tinjauan Kritis
Koperasi Syariah, hal. 25)
5. DUA MAZHAB KOPERASI
SYARIAH
Terdapat dua mazhab koperasi syariah
=> sebagai hasil dari kritik masing2
terhadap koperasi konvensional.
Mazhab Pertama, koperasi syariah
yang mengkonversi kegiatan dan
usaha koperasi.
Mazhab ini tidak mempermasalahkan
bentuk akad koperasi.
7. DUA PENDAPAT KOPERASI
SYARIAH
Pendapat Pertama, ingin
mengislamkan koperasi kovensional dg
menghindarkan koperasi dari sejumlah
usaha / kegiatan yg tidak syar’i ex:
(1) Maysir (judi)
(2) Asusila
(3) Gharar (uncertainty)
(4) Haram
(5) Riba
(6) Ihtikar (menimbun)
(7) Dharar (bahaya)
8. DUA PENDAPAT KOPERASI
SYARIAH
Pendapat Kedua, koperasi syariah
yang mengubah akad koperasi
konvensional agar sesuai dengan akad
syirkah.
Pendapat ini mempermasalahkan akad
koperasi konvensional yang tidak
sesuai dengan akad syirkah.
Menurut pendapat ini akad koperasi
konvensional tidak sah, karena tak ada ijab
kabul dalam pengertian syar’i (yg ada hanya
kesepakatan mengumpulkan modal, tanpa
9. DUA PENDAPAT KOPERASI
SYARIAH
Pendapat ini mengkonversi koperasi
konvensional pada 2 aspek utama :
(1) dengan mengubah akad koperasi
konvensional menjadi akad syirkah
(misal akad syirkah mudharabah).
(2) mengubah dasar bagi hasil, menjadi
bagi hasil berdasarkan kerja (amal)
atau modal (mal), bukan lagi berdasar
pada hal2 yang tak syar’i dlm hukum
syirkah (spt kuantitas pembelian,
kuantitas penjualan, kredit yg diambil)
11. DALIL PENDAPAT PERTAMA
Pendapat ini hanya fokus pada upaya
menghindarkan diri dari usaha /
kegiatan yang tidak syar’i.
Mereka tidak mempermasalahkan akad
koperasi konvensional, dengan dasar kaidah
fiqih :
التحريم دليل يرد لم ما اإلباحة المعامالت في األصل
“Hukum asal muamalah adalah boleh
selama tak ada dalil yang mengharamkan”
12. DALIL PENDAPAT KEDUA
Pendapat ini fokus pada akad koperasi,
karena akad koperasi dianggap menyalahi
akad dalam syirkah.
Juga mengkritik dasar bagi hasil yang tak
sesuai dengan dasar bagi hasil dalam akad
syirkah.
Maka koperasi tidak sah karena berdasar
sabda Nabi SAW :
رد فهو أمرنا عليه ليس عمال عمل من
“Barang siapa melakukan suatu perbuatan yg
tak sesuai dengan tuntunan kami, maka
perbuatan itu tertolak.” (HR Muslim)
14. T A R J I H
Menurut kami yang rajih (lebih kuat) adalah
pendapat kedua, dengan alasan sbb :
(1) kaidah fiqih yang dipakai pendapat
pertama tidak tepat.
Karena ditinjau dari segi dalil yang
mendasarinya, kaidah fiqih tersebut
sebenarnya cabang dari (atau lahir dari)
kaidah fiqih lain yaitu :
األش في األصلياالتحريم دليل يرد لم ما اإلباحة ء
“Hukum asal segala sesuatu adalah boleh selama tak
ada dalil yang mengharamkan”
15. T A R J I H
Padahal kaidah fiqih tersebut, hanya berlaku
untuk benda (materi), tidak dapat
diberlakukan pada muamalah (sebab
muamalah bukan benda, melainkan aktivitas
manusia).
(2) kaidah fiqih tersebut bertentangan dengan
nash hadits, yg menunjukkan bahwa para
sahabat selalu bertanya lebih dahulu kepada
Rasulullah SAW dalam muamalah mereka.
Andaikata hukum asal muamalah itu boleh,
tentu mereka TAK PERLU bertanya kepada
Rasulullah SAW.
16. T A R J I H
Sebagai contoh, perhatikan hadits yg
menunjukkan sahabat bertanya kpd Rasul
SAW dalam masalah muamalah :
عنإن هللا رسول يا قلت قال أنه عنه هللا رضي حزام بن حكيمي
قال َليع يحرم وما منها لي يحل فما ًابيوع أشتري:فإذا
تقبضه حتى تبعه فال ًابيع اشتريت
Dari Hakim bin Hizam RA, dia berkata,”Aku
bertanya,’Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya
aku banyak melakukan jual beli, apa yang halal
bagiku dan yang haram bagiku?’ Rasulullah SAW
menjawab,’Jika kamu membeli suatu barang,
jangan kamu menjualnya lagi hingga kamu
menerima barang itu.” (HR Ahmad).
18. KESIMPULAN
(1) Menurut kami, pendapat yang
rajih adalah pendapat pendapat
kedua, karena dalilnya lebih kuat.
(2) Maka dari itu, bentuk koperasi
syariah yang kami
rekomendasikan adalah konversi
koperasi konvensional pada
AKAD-nya, bukan sekedar pada
usaha atau kegiatan yang haram.