SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Oleh :
KH. M. SHIDDIQ AL JAWI, S.Si, MSI
INSTITUT MUAMALAH INDONESIA
MEDAN 16 DESEMBER 2019
MULTIAKAD (AL ‘UQUUD AL
MURAKKABAH; HYBRID
CONTRACTS)
POKOK BAHASAN
(1) Pengertian Multi Akad
(2) Contoh Aplikatif Multi
Akad
(3) Hukum Multi Akad
(4) Tarjih
(5) Kesimpulan
1. PENGERTIAN MULTIAKAD
PENGERTIAN MULTI AKAD
 Istilah Multi Akad adalah
terjemahan bahasa Indonesia
dari istilah-istilah aslinya dlm
bahasa Arab, yaitu :
 (1) al ‘uqud al murakkabah
 (2) al ‘uqud al maliyah al
murakkabah
 (3) al jam’u bayna al ‘uqud
 (4) damju al ‘uqud
PENGERTIAN MULTI AKAD
 (1) Istilah al ‘uqud al murakkabah,
digunakan oleh Nazih Hammad (Al-’Uqud Al-
Murakkabah fi al-Fiqh al-Islami, hal. 7)
 (2) Istilah al ‘uqud al maliyah al
murakkabah, digunakan oleh Abdullah al-
’Imrani (Al-Uqud al-Maliyah al-
Murakkabah, hal. 46).
 (3) Istilah al jam’u bayna al ‘uqud
digunakan oleh AAOIFI (Al Maa’yir Al
Syar’iyyah / Shariah Standards, edisi 2010,
hlm. 347).
 (4) Istilah damju al ‘uqud digunakan oleh
Ismail Syandi (Al Musyarakah Al
Mutanaqishah, hlm. 17-18).
PENGERTIAN MULTI AKAD
 Istilah Multi Akad menurut penggagasnya
adalah kesepakatan dua pihak untuk
melaksanakan suatu muamalah yang meliputi
dua akad atau lebih, misalnya akad jual-beli
dengan ijarah, akad jual beli dengan hibah dst,
sedemikian sehingga semua akibat hukum dari
akad-akad gabungan itu, serta semua hak dan
kewajiban yang ditimbulkannya, dianggap satu
kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan,
yang sama kedudukannya dengan akibat-
akibat hukum dari satu akad.
 (Lihat : Nazih Hammad, Al-’Uqud Al-Murakkabah
fi al-Fiqh al-Islami, hal. 7; Abdullah al-’Imrani, Al-
Uqud al-Maliyah al-Murakkabah, hal. 46).
2. CONTOH APLIKATIF
MULTIAKAD
CONTOH APLIKATIF MULTI
AKAD
 Aplikasinya dalam bank syariah misalnya akad
Murabahah lil Aamir bi asy-Syira` (Murabahah KPP
[Kepada Pemesan Pembelian]/Deferred Payment
Sale).
 Akad ini melibatkan tiga pihak, yaitu pembeli,
lembaga keuangan, dan penjual.
 Prosesnya : (1) pembeli (nasabah) memohon lembaga
keuangan membeli barang, mis sepeda motor
 (2) lalu lembaga keuangan membeli barang dari
penjual (dealer motor) secara kontan,
 (3) lalu lembaga keuangan menjual lagi barang itu
kepada pembeli dengan harga lebih tinggi, baik secara
kontan, angsuran, atau bertempo.
 (Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek,
hal.107; Ayid Sya’rawi, Al-Masharif al-Islamiyah, hal.
412).
CONTOH APLIKATIF MULTI
AKAD
 Catatan :
 Akad ini tidak sama persis dengan akad
Murabahah yang asli, yaitu jual beli pada
harga modal (pokok) dengan tambahan
keuntungan yang diketahui dan
disepakati oleh penjual dan pembeli.
 Jadi dalam Murabahah asli hanya ada 2
pihak, sedang Murabahah di bank
syariah ada 3 pihak.
 (Shalah Ash-Shawi & Abdullah Mushlih, Maa Laa
Yasa'u At-Tajiru Jahlahu, hal. 77; Abdur Rouf
Hamzah, Al-Bai' fi Al-Fiqh Al-Islami, hal. 15; Ayid
Sya’rawi, Al-Masharif al-Islamiyah, hal. 399 dst).
3. HUKUM MULTIAKAD
HUKUM MULTI AKAD
 Terdapat khilafiyah (perbeda pendapat) di
kalangan ulama mengenai boleh tidaknya
multi akad.
 (1) Pendapat pertama, membolehkan.
 Pendapat Imam Asy-hab (mazhab Maliki)
(Hithab, Tahrirul Kalam fi Masail Al
Iltizam, hlm. 353).
 Pendapat Ibnu Taimiyah (mazhab
Hambali) (Ibnu Taimiyah, Majmu’ul
Fatawa, 29/132).
 Pendapat At Tasuli, dalam Al Bahjah,
2/14).
HUKUM MULTI AKAD
 Dalil pendapat pertama, antara lain
kaidah fiqih :
‫األصل‬‫في‬‫المعامالت‬‫اإلباحة‬‫إال‬‫أن‬‫يدل‬‫دليل‬‫على‬‫تحريمها‬
 “Hukum asal muamalah adalah boleh,
kecuali ada dalil yang menunjukkan
keharamannya.”
 Berdasarkan kaidah ini,
penggabungan dua akad atau lebih
dibolehkan karena tidak dalil yang
melarangnya.
HUKUM MULTI AKAD
 (2) Pendapat kedua, mengharamkannya.
Ini pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
 Pendapat para ulama mazhab Hanafi
(lihat Imam Al Marghinani, Al Hidayah,
3/53)
 Satu versi pendapat (riwayat) dari
mazhab Maliki (Hithab, Tahrirul Kalam
fi Masail Al Iltizam, hlm. 353).
 Satu versi pendapat (riwayat) dari dua
pendapat para ulama mazhab Hambali
(Ibnu Muflih, Al-Mubdi’, 5/54).
HUKUM MULTI AKAD
 Dalil pendapat kedua : hadis-hadis yang
melarang dua syarat/akad.
 (1) Hadis Hakim bin Hizam RA, dia berkata :
‫نهاني‬‫رسول‬‫هللا‬-‫صلى‬‫هللا‬‫عليه‬‫وسلم‬-‫عن‬‫أربع‬‫خصال‬
‫في‬‫البيع‬:‫عن‬‫سلف‬،‫وبيع‬‫وشر‬‫ط‬‫ين‬‫في‬،‫بيع‬‫وبيع‬‫ما‬
‫ليس‬،‫عندك‬‫وربح‬‫ما‬‫لم‬‫تضمن‬
 ”Nabi SAW telah melarangku dari empat macam
jual beli, yaitu (1) menggabungkan salaf dan jual
beli, (2) dua syarat dalam satu jual beli, (3)
menjual apa yang tidak ada di sisimu, (4)
mengambil laba dari apa yang kamu tak
menjamin [kerugiannya]” (HR Thabrani)
HUKUM MULTI AKAD
 (2) Hadis bahwa Nabi SAW :
‫نهى‬‫عن‬‫بيعتين‬‫في‬‫بيعة‬
 ”Nabi SAW telah melarang adanya dua
jual beli dalam satu jual beli.” (HR
Tirmidzi, hadis sahih)
 (3) Hadis bahwa Nabi SAW bersabda :
‫ال‬‫يحل‬‫سلف‬،‫وبيع‬‫وال‬‫شرطان‬‫في‬‫بيع‬
 “Tidak halal menggabungkan salaf dan
jual beli, juga tak halal adanya dua syarat
dalam satu jual beli.” (HR Abu Dawud,
hadis hasan sahih)
HUKUM MULTI AKAD
 (4) Hadis Ibnu Mas’ud RA bahwa :
‫نهى‬‫عن‬‫صفقتين‬‫في‬‫صفقة‬‫واحدة‬
 ”Nabi SAW telah melarang dua
kesepakatan [akad] dalam satu
kesepakatan [akad].” (HR Ahmad, hadis
sahih)
 Hadis-hadis di atas telah melarang
penggabungan (ijtima’) lebih dari satu
akad ke dalam satu akad.
 (Lihat : Ismail Syandi, Musyarakah
Mutanaqishah, hlm. 19; Taqiyuddin Nabhani,
Syakhshiyah Islamiyah, 2/308).
4. TARJIH
T A R J I H
 Dari dua pendapat di atas,
pendapat yang kuat (rajih) adalah
pendapat kedua, yaitu yang
mengharamkan multi akad.
 Empat alasan pentarjihan :
 Pertama, dalil-dalil hadis yang
ada dengan jelas telah melarang
penggabungan dua akad atau
lebih ke dalam satu akad.
T A R J I H
 Di antaranya adalah hadis Ibnu Mas’ud RA :
‫نهى‬‫عن‬‫صفقتين‬‫في‬‫صفقة‬‫واحدة‬
 ”Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan
[akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR
Ahmad, hadis sahih)
 Imam Taqiyuddin An Nabhani, menjelaskan
bahwa dua kesepakatan dalam satu
kesepakatan (shafqataini fi shafqah wahidah)
dalam hadis itu, artinya adalah adanya dua
akad dalam satu akad. Misal menggabungkan
dua akad jual beli menjadi satu akad, atau
akad jual beli digabung dengan akad ijarah.
(al-Syakhshiyah al-Islamiyah, II/308).
T A R J I H
Kedua, kaidah fiqih yang dipakai
pendapat yang membolehkan, yaitu al-
ashlu fi al-muamalat al-ibahah tidak
tepat.
Karena ditinjau dari asal usul kaidah itu,
kaidah fiqih tersebut sebenarnya cabang
dari (atau lahir dari) kaidah fiqih lain
yaitu :
‫األصل‬‫في‬‫األش‬‫يا‬‫ء‬‫اإلباحة‬‫ما‬‫لم‬‫يرد‬‫دليل‬‫التحريم‬
“Hukum asal segala sesuatu adalah boleh
selama tak ada dalil yang
mengharamkan.”
T A R J I H
Padahal kaidah fiqih tersebut (al-ashlu
fi al-asy-ya` al-ibahah), hanya berlaku
untuk benda (materi), tidak dapat
diberlakukan pada muamalah (sebab
muamalah bukan benda, melainkan
aktivitas manusia).
Mengapa dikatakan bahwa kaidah
tersebut hanya berlaku untuk benda?
Sebab nash-nash yang mendasari kaidah
al-ashlu fi al-asy-ya` al-ibahah (misal
QS Al-Baqarah:29) berbicara tentang
hukum benda (materi), bukan tentang
mu’amalah.
T A R J I H
Ketiga, kaidah fiqih al ashlu fil
muamalat al ibahah juga bertentangan
dengan nash syara’ sehingga tidak boleh
diamalkan.
Nash syara’ yang dimaksud adalah
hadits-hadis Nabi SAW yg menunjukkan
bahwa para sahabat selalu bertanya
lebih dahulu kepada Rasulullah SAW
dalam muamalah mereka.
Andaikata hukum asal muamalah itu
boleh, tentu para shahabat akan lagsung
beramal, dan TAK PERLU bertanya
kepada Rasulullah SAW.
T A R J I H
Sebagai contoh, perhatikan hadits yg
menunjukkan sahabat bertanya kepada
Rasulullah SAW dalam masalah muamalah
sbb :
‫عن‬‫حكيم‬‫بن‬‫حزام‬‫رضي‬‫هللا‬‫عنه‬‫أنه‬‫قال‬‫قلت‬‫يا‬‫رسول‬‫هللا‬
‫إني‬‫أشتري‬ً‫بيوعا‬‫فما‬‫يحل‬‫لي‬‫منها‬‫وما‬‫يحرم‬‫َلي‬‫ع‬‫ق‬‫ال‬:
‫فإذا‬‫اشتريت‬ً‫بيعا‬‫فال‬‫تبعه‬‫حتى‬‫تقبضه‬
Dari Hakim bin Hizam RA, dia berkata,”Aku
bertanya,’Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya aku
banyak melakukan jual beli, apa yang halal bagiku
dan yang haram bagiku?’ Rasulullah SAW
menjawab,’Jika kamu membeli suatu barang, jangan
kamu menjualnya lagi hingga kamu menerima
barang itu.” (HR Ahmad).
T A R J I H
Keempat, sebagian ulama pendukung multi
akad mengatakan bahwa tak semua
multiakad haram. Yang haram hanya multi
akad itu mengandung akad/muamalah yang
haram, seperti riba, gharar, dsb.
Alasan ini tidak tepat, karena nash-nash
yang mengharamkan multi akad bersifat
mutlak. Artinya baik multi akad itu
mengandung sesuatu yang haram atau
tidak, tetap haram.
 Contohnya hadis Ibnu Mas’ud RA :
‫نهى‬‫عن‬‫صفقتين‬‫في‬‫صفقة‬‫واحدة‬
 ”Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan
[akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR
Ahmad, hadis sahih)
T A R J I H
Hadits tsb mengandung larangan mutlak
terhadap multi akad, baik akad yang
digabungkan adalah akad mubah atau akad
haram.
Jadi, semua multi akad hukumnya haram,
sesuai kemutlakan hadits. Tidak boleh
menghalalkan sebagian multi akad, kecuali
ada dalil yang men-taqyid (memberikan
batasan) terhadap dalil yang mutlak tsb.
Kaidah ushul fiqih menyebutkan :
‫اإلطالقًيبقىًعلىًإطالقهًماًلمًيردًدليلًالتقييد‬
”Dalil mutlak tetap dalam kemutlakannya
selama tidak terdapat dalil taqyid (yang
memberikan batasan).
5. KESIMPULAN
KESIMPULAN
(1) Multi akad merupakan
masalah khilafiyah. Ada
sebagian ulama
membolehkannya, sedang
jumhur (mayoritas) ulama
mengharamkannya.
(2) Pendapat yang rajih (kuat)
adalah pendapat jumhur ulama
yang mengharamkan multi
akad. Wallahu a’lam.
TERIMA KASIH.
WASSAALAAM
M. SHIDDIQ AL JAWI
Mobile : 081-3287-44133

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH 10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH
 
08 HUKUM IJARAH
08 HUKUM IJARAH08 HUKUM IJARAH
08 HUKUM IJARAH
 
07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)
 
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
 
Presentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabahPresentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabah
 
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
 
Rahn (Gadai Syariah)
Rahn (Gadai Syariah)Rahn (Gadai Syariah)
Rahn (Gadai Syariah)
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
 
Fiqih Riba
Fiqih RibaFiqih Riba
Fiqih Riba
 
Presentasi ijarah
Presentasi ijarahPresentasi ijarah
Presentasi ijarah
 
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih MuamalahFiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
 
Ijarah (Sewa)
Ijarah (Sewa)Ijarah (Sewa)
Ijarah (Sewa)
 
09.2 HUKUM SAMSARAH (DROPSHIPPER)
09.2 HUKUM SAMSARAH (DROPSHIPPER)09.2 HUKUM SAMSARAH (DROPSHIPPER)
09.2 HUKUM SAMSARAH (DROPSHIPPER)
 
Ppt jual beli syariah
Ppt jual beli syariahPpt jual beli syariah
Ppt jual beli syariah
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
 
Kafalah dan wakalah
Kafalah dan wakalahKafalah dan wakalah
Kafalah dan wakalah
 
06.1 HUKUM RIBA
06.1 HUKUM RIBA06.1 HUKUM RIBA
06.1 HUKUM RIBA
 
13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH
 

Similar to 01.3 MULTI AKAD

Similar to 01.3 MULTI AKAD (20)

Bay jual beli
Bay jual beliBay jual beli
Bay jual beli
 
Muamalat
MuamalatMuamalat
Muamalat
 
Mengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabahMengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabah
 
agen jual beli (simsar) dan menimbun (ihtikar)
agen jual beli (simsar) dan menimbun (ihtikar)agen jual beli (simsar) dan menimbun (ihtikar)
agen jual beli (simsar) dan menimbun (ihtikar)
 
Fiqih mu'amalah
Fiqih mu'amalahFiqih mu'amalah
Fiqih mu'amalah
 
HUKUM TEBUS MURAH.pdf
HUKUM TEBUS MURAH.pdfHUKUM TEBUS MURAH.pdf
HUKUM TEBUS MURAH.pdf
 
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis IslamSyirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
 
Landasan Hukum Pasar Modal Syariah
Landasan Hukum Pasar Modal SyariahLandasan Hukum Pasar Modal Syariah
Landasan Hukum Pasar Modal Syariah
 
Definisi uang muka
Definisi uang mukaDefinisi uang muka
Definisi uang muka
 
Hukum akad dan jualbeli
Hukum akad dan jualbeliHukum akad dan jualbeli
Hukum akad dan jualbeli
 
66 fatwa waran
66 fatwa waran66 fatwa waran
66 fatwa waran
 
Ijtihad dalam Muamalat Kewangan
Ijtihad dalam Muamalat KewanganIjtihad dalam Muamalat Kewangan
Ijtihad dalam Muamalat Kewangan
 
PPT KONSEP KHIYAR.pptx
PPT KONSEP KHIYAR.pptxPPT KONSEP KHIYAR.pptx
PPT KONSEP KHIYAR.pptx
 
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
 
01.7 koperasi syariah
01.7 koperasi syariah01.7 koperasi syariah
01.7 koperasi syariah
 
Multi Akad (Hiybrid Contract)
Multi Akad (Hiybrid Contract)Multi Akad (Hiybrid Contract)
Multi Akad (Hiybrid Contract)
 
khiyar
khiyarkhiyar
khiyar
 
Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
 
05.6 PENGANTAR KAJIAN MUROBAHAH
05.6 PENGANTAR KAJIAN MUROBAHAH05.6 PENGANTAR KAJIAN MUROBAHAH
05.6 PENGANTAR KAJIAN MUROBAHAH
 
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxJUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
 

More from fissilmikaffah1

01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAHfissilmikaffah1
 
01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORERfissilmikaffah1
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORERfissilmikaffah1
 
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)fissilmikaffah1
 
10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH
10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH
10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAHfissilmikaffah1
 
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAHfissilmikaffah1
 
09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)
09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)
09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)fissilmikaffah1
 
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAINfissilmikaffah1
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMANfissilmikaffah1
 
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURANfissilmikaffah1
 
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELIfissilmikaffah1
 
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)fissilmikaffah1
 

More from fissilmikaffah1 (16)

01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
 
01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.2 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
 
15 HUKUM JU'ALAH
15 HUKUM JU'ALAH15 HUKUM JU'ALAH
15 HUKUM JU'ALAH
 
14 HUKUM WADI'AH
14 HUKUM WADI'AH14 HUKUM WADI'AH
14 HUKUM WADI'AH
 
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
 
11 HUKUM WAKALAH
11 HUKUM WAKALAH11 HUKUM WAKALAH
11 HUKUM WAKALAH
 
10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH
10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH
10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH
 
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
 
09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)
09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)
09.3 HUKUM SAMSARAH (MLM)
 
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
 
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
 
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
05.1 RINGKASAN HUKUM JUAL BELI
 
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
 
04.2 PENULISAN AKAD
04.2 PENULISAN AKAD04.2 PENULISAN AKAD
04.2 PENULISAN AKAD
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

01.3 MULTI AKAD

  • 1. Oleh : KH. M. SHIDDIQ AL JAWI, S.Si, MSI INSTITUT MUAMALAH INDONESIA MEDAN 16 DESEMBER 2019 MULTIAKAD (AL ‘UQUUD AL MURAKKABAH; HYBRID CONTRACTS)
  • 2. POKOK BAHASAN (1) Pengertian Multi Akad (2) Contoh Aplikatif Multi Akad (3) Hukum Multi Akad (4) Tarjih (5) Kesimpulan
  • 4. PENGERTIAN MULTI AKAD  Istilah Multi Akad adalah terjemahan bahasa Indonesia dari istilah-istilah aslinya dlm bahasa Arab, yaitu :  (1) al ‘uqud al murakkabah  (2) al ‘uqud al maliyah al murakkabah  (3) al jam’u bayna al ‘uqud  (4) damju al ‘uqud
  • 5. PENGERTIAN MULTI AKAD  (1) Istilah al ‘uqud al murakkabah, digunakan oleh Nazih Hammad (Al-’Uqud Al- Murakkabah fi al-Fiqh al-Islami, hal. 7)  (2) Istilah al ‘uqud al maliyah al murakkabah, digunakan oleh Abdullah al- ’Imrani (Al-Uqud al-Maliyah al- Murakkabah, hal. 46).  (3) Istilah al jam’u bayna al ‘uqud digunakan oleh AAOIFI (Al Maa’yir Al Syar’iyyah / Shariah Standards, edisi 2010, hlm. 347).  (4) Istilah damju al ‘uqud digunakan oleh Ismail Syandi (Al Musyarakah Al Mutanaqishah, hlm. 17-18).
  • 6. PENGERTIAN MULTI AKAD  Istilah Multi Akad menurut penggagasnya adalah kesepakatan dua pihak untuk melaksanakan suatu muamalah yang meliputi dua akad atau lebih, misalnya akad jual-beli dengan ijarah, akad jual beli dengan hibah dst, sedemikian sehingga semua akibat hukum dari akad-akad gabungan itu, serta semua hak dan kewajiban yang ditimbulkannya, dianggap satu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan, yang sama kedudukannya dengan akibat- akibat hukum dari satu akad.  (Lihat : Nazih Hammad, Al-’Uqud Al-Murakkabah fi al-Fiqh al-Islami, hal. 7; Abdullah al-’Imrani, Al- Uqud al-Maliyah al-Murakkabah, hal. 46).
  • 8. CONTOH APLIKATIF MULTI AKAD  Aplikasinya dalam bank syariah misalnya akad Murabahah lil Aamir bi asy-Syira` (Murabahah KPP [Kepada Pemesan Pembelian]/Deferred Payment Sale).  Akad ini melibatkan tiga pihak, yaitu pembeli, lembaga keuangan, dan penjual.  Prosesnya : (1) pembeli (nasabah) memohon lembaga keuangan membeli barang, mis sepeda motor  (2) lalu lembaga keuangan membeli barang dari penjual (dealer motor) secara kontan,  (3) lalu lembaga keuangan menjual lagi barang itu kepada pembeli dengan harga lebih tinggi, baik secara kontan, angsuran, atau bertempo.  (Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, hal.107; Ayid Sya’rawi, Al-Masharif al-Islamiyah, hal. 412).
  • 9. CONTOH APLIKATIF MULTI AKAD  Catatan :  Akad ini tidak sama persis dengan akad Murabahah yang asli, yaitu jual beli pada harga modal (pokok) dengan tambahan keuntungan yang diketahui dan disepakati oleh penjual dan pembeli.  Jadi dalam Murabahah asli hanya ada 2 pihak, sedang Murabahah di bank syariah ada 3 pihak.  (Shalah Ash-Shawi & Abdullah Mushlih, Maa Laa Yasa'u At-Tajiru Jahlahu, hal. 77; Abdur Rouf Hamzah, Al-Bai' fi Al-Fiqh Al-Islami, hal. 15; Ayid Sya’rawi, Al-Masharif al-Islamiyah, hal. 399 dst).
  • 11. HUKUM MULTI AKAD  Terdapat khilafiyah (perbeda pendapat) di kalangan ulama mengenai boleh tidaknya multi akad.  (1) Pendapat pertama, membolehkan.  Pendapat Imam Asy-hab (mazhab Maliki) (Hithab, Tahrirul Kalam fi Masail Al Iltizam, hlm. 353).  Pendapat Ibnu Taimiyah (mazhab Hambali) (Ibnu Taimiyah, Majmu’ul Fatawa, 29/132).  Pendapat At Tasuli, dalam Al Bahjah, 2/14).
  • 12. HUKUM MULTI AKAD  Dalil pendapat pertama, antara lain kaidah fiqih : ‫األصل‬‫في‬‫المعامالت‬‫اإلباحة‬‫إال‬‫أن‬‫يدل‬‫دليل‬‫على‬‫تحريمها‬  “Hukum asal muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang menunjukkan keharamannya.”  Berdasarkan kaidah ini, penggabungan dua akad atau lebih dibolehkan karena tidak dalil yang melarangnya.
  • 13. HUKUM MULTI AKAD  (2) Pendapat kedua, mengharamkannya. Ini pendapat jumhur (mayoritas) ulama.  Pendapat para ulama mazhab Hanafi (lihat Imam Al Marghinani, Al Hidayah, 3/53)  Satu versi pendapat (riwayat) dari mazhab Maliki (Hithab, Tahrirul Kalam fi Masail Al Iltizam, hlm. 353).  Satu versi pendapat (riwayat) dari dua pendapat para ulama mazhab Hambali (Ibnu Muflih, Al-Mubdi’, 5/54).
  • 14. HUKUM MULTI AKAD  Dalil pendapat kedua : hadis-hadis yang melarang dua syarat/akad.  (1) Hadis Hakim bin Hizam RA, dia berkata : ‫نهاني‬‫رسول‬‫هللا‬-‫صلى‬‫هللا‬‫عليه‬‫وسلم‬-‫عن‬‫أربع‬‫خصال‬ ‫في‬‫البيع‬:‫عن‬‫سلف‬،‫وبيع‬‫وشر‬‫ط‬‫ين‬‫في‬،‫بيع‬‫وبيع‬‫ما‬ ‫ليس‬،‫عندك‬‫وربح‬‫ما‬‫لم‬‫تضمن‬  ”Nabi SAW telah melarangku dari empat macam jual beli, yaitu (1) menggabungkan salaf dan jual beli, (2) dua syarat dalam satu jual beli, (3) menjual apa yang tidak ada di sisimu, (4) mengambil laba dari apa yang kamu tak menjamin [kerugiannya]” (HR Thabrani)
  • 15. HUKUM MULTI AKAD  (2) Hadis bahwa Nabi SAW : ‫نهى‬‫عن‬‫بيعتين‬‫في‬‫بيعة‬  ”Nabi SAW telah melarang adanya dua jual beli dalam satu jual beli.” (HR Tirmidzi, hadis sahih)  (3) Hadis bahwa Nabi SAW bersabda : ‫ال‬‫يحل‬‫سلف‬،‫وبيع‬‫وال‬‫شرطان‬‫في‬‫بيع‬  “Tidak halal menggabungkan salaf dan jual beli, juga tak halal adanya dua syarat dalam satu jual beli.” (HR Abu Dawud, hadis hasan sahih)
  • 16. HUKUM MULTI AKAD  (4) Hadis Ibnu Mas’ud RA bahwa : ‫نهى‬‫عن‬‫صفقتين‬‫في‬‫صفقة‬‫واحدة‬  ”Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan [akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR Ahmad, hadis sahih)  Hadis-hadis di atas telah melarang penggabungan (ijtima’) lebih dari satu akad ke dalam satu akad.  (Lihat : Ismail Syandi, Musyarakah Mutanaqishah, hlm. 19; Taqiyuddin Nabhani, Syakhshiyah Islamiyah, 2/308).
  • 18. T A R J I H  Dari dua pendapat di atas, pendapat yang kuat (rajih) adalah pendapat kedua, yaitu yang mengharamkan multi akad.  Empat alasan pentarjihan :  Pertama, dalil-dalil hadis yang ada dengan jelas telah melarang penggabungan dua akad atau lebih ke dalam satu akad.
  • 19. T A R J I H  Di antaranya adalah hadis Ibnu Mas’ud RA : ‫نهى‬‫عن‬‫صفقتين‬‫في‬‫صفقة‬‫واحدة‬  ”Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan [akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR Ahmad, hadis sahih)  Imam Taqiyuddin An Nabhani, menjelaskan bahwa dua kesepakatan dalam satu kesepakatan (shafqataini fi shafqah wahidah) dalam hadis itu, artinya adalah adanya dua akad dalam satu akad. Misal menggabungkan dua akad jual beli menjadi satu akad, atau akad jual beli digabung dengan akad ijarah. (al-Syakhshiyah al-Islamiyah, II/308).
  • 20. T A R J I H Kedua, kaidah fiqih yang dipakai pendapat yang membolehkan, yaitu al- ashlu fi al-muamalat al-ibahah tidak tepat. Karena ditinjau dari asal usul kaidah itu, kaidah fiqih tersebut sebenarnya cabang dari (atau lahir dari) kaidah fiqih lain yaitu : ‫األصل‬‫في‬‫األش‬‫يا‬‫ء‬‫اإلباحة‬‫ما‬‫لم‬‫يرد‬‫دليل‬‫التحريم‬ “Hukum asal segala sesuatu adalah boleh selama tak ada dalil yang mengharamkan.”
  • 21. T A R J I H Padahal kaidah fiqih tersebut (al-ashlu fi al-asy-ya` al-ibahah), hanya berlaku untuk benda (materi), tidak dapat diberlakukan pada muamalah (sebab muamalah bukan benda, melainkan aktivitas manusia). Mengapa dikatakan bahwa kaidah tersebut hanya berlaku untuk benda? Sebab nash-nash yang mendasari kaidah al-ashlu fi al-asy-ya` al-ibahah (misal QS Al-Baqarah:29) berbicara tentang hukum benda (materi), bukan tentang mu’amalah.
  • 22. T A R J I H Ketiga, kaidah fiqih al ashlu fil muamalat al ibahah juga bertentangan dengan nash syara’ sehingga tidak boleh diamalkan. Nash syara’ yang dimaksud adalah hadits-hadis Nabi SAW yg menunjukkan bahwa para sahabat selalu bertanya lebih dahulu kepada Rasulullah SAW dalam muamalah mereka. Andaikata hukum asal muamalah itu boleh, tentu para shahabat akan lagsung beramal, dan TAK PERLU bertanya kepada Rasulullah SAW.
  • 23. T A R J I H Sebagai contoh, perhatikan hadits yg menunjukkan sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW dalam masalah muamalah sbb : ‫عن‬‫حكيم‬‫بن‬‫حزام‬‫رضي‬‫هللا‬‫عنه‬‫أنه‬‫قال‬‫قلت‬‫يا‬‫رسول‬‫هللا‬ ‫إني‬‫أشتري‬ً‫بيوعا‬‫فما‬‫يحل‬‫لي‬‫منها‬‫وما‬‫يحرم‬‫َلي‬‫ع‬‫ق‬‫ال‬: ‫فإذا‬‫اشتريت‬ً‫بيعا‬‫فال‬‫تبعه‬‫حتى‬‫تقبضه‬ Dari Hakim bin Hizam RA, dia berkata,”Aku bertanya,’Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya aku banyak melakukan jual beli, apa yang halal bagiku dan yang haram bagiku?’ Rasulullah SAW menjawab,’Jika kamu membeli suatu barang, jangan kamu menjualnya lagi hingga kamu menerima barang itu.” (HR Ahmad).
  • 24. T A R J I H Keempat, sebagian ulama pendukung multi akad mengatakan bahwa tak semua multiakad haram. Yang haram hanya multi akad itu mengandung akad/muamalah yang haram, seperti riba, gharar, dsb. Alasan ini tidak tepat, karena nash-nash yang mengharamkan multi akad bersifat mutlak. Artinya baik multi akad itu mengandung sesuatu yang haram atau tidak, tetap haram.  Contohnya hadis Ibnu Mas’ud RA : ‫نهى‬‫عن‬‫صفقتين‬‫في‬‫صفقة‬‫واحدة‬  ”Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan [akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR Ahmad, hadis sahih)
  • 25. T A R J I H Hadits tsb mengandung larangan mutlak terhadap multi akad, baik akad yang digabungkan adalah akad mubah atau akad haram. Jadi, semua multi akad hukumnya haram, sesuai kemutlakan hadits. Tidak boleh menghalalkan sebagian multi akad, kecuali ada dalil yang men-taqyid (memberikan batasan) terhadap dalil yang mutlak tsb. Kaidah ushul fiqih menyebutkan : ‫اإلطالقًيبقىًعلىًإطالقهًماًلمًيردًدليلًالتقييد‬ ”Dalil mutlak tetap dalam kemutlakannya selama tidak terdapat dalil taqyid (yang memberikan batasan).
  • 27. KESIMPULAN (1) Multi akad merupakan masalah khilafiyah. Ada sebagian ulama membolehkannya, sedang jumhur (mayoritas) ulama mengharamkannya. (2) Pendapat yang rajih (kuat) adalah pendapat jumhur ulama yang mengharamkan multi akad. Wallahu a’lam.
  • 28. TERIMA KASIH. WASSAALAAM M. SHIDDIQ AL JAWI Mobile : 081-3287-44133