2. PEMBAHASAN MATERI
• Pengertian
• Landasan Hukum
• Macam-Macam Khiyar
• Pandangan Imam Mazhab Terhadap Khiyar
• Hikmah Khiyar Dalam Jual Beli
3. Pengertian
Bahasa “memilih yang terbaik”
Istilah “penjual dan pembeli boleh memilih antara
meneruskan atau mengurungkan jual-belinya”
Tujuannya, agar kedua orang yang melakukan jual-
beli tersebut dapat memikirkan kemaslahatan
masing-masing lebih jauh, supaya tidak terjadi
penyesalan di kemudian hari, karena masing-masing
merasa puas terhadap jual-beli yang mereka lakukan
4. Landasan Hukum
Hadits 1
َلَع هللا صلى هللا ُل ْوُسَر َلاَق ُهْنَع ُهللا َي ِاضَر ٍامَز ِح ِنْب ِمْيِكَح َْنعْمالَم ِارَي ِالخِب ِانَعِيَبْلا َمَّلَس َو ِهْياَقَّرَفتَي
ْوَأَلاَقىتَحْيَب يِف اَمُهَل َك ِورُب اَنيَبَو ََقدَص ِْناَف اَقرَفَتَيَب َُةكَرَب ْتَق ِحُم اَبَذَكَو اَمَتَك ْنِإَو اَمِهِعاَمِهِعْي
(البخاري رواه)
“Dari Hakim bin Hizam, dia berkata, Rasullullah Shalllalahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Dua
orang yang jual beli mempunyai hak pilih selagi belum saling berpisah’, atau beliau
bersabda, ‘Hingga keduanya saling berpisah, jika keduanya saling jujur dan menjelaskan,
maka keduanya diberkahi dalam jual-beli itu, namun jika keduanya saling menyembunyikan
dan berdusta, maka barakah jual-beli itu akan dihapuskan’. (HR.. Bukhori)
5. Hadits 2
َو ِهْيَلع ُهللا َّلىَص ِهللا ِل ْوُسَر َْنع اَمُهْنَع ُهللا َيضَر َرَمُع ِابن َِنعُجَّالر َعَياَبَت اَذِإ َلاَق ُهَّنَأ َمَّلَسَف ِنَالُلُك
ٍد ِاحَوِيَخُي ْوَأ اًعْيِمَج اَنَاك َو اَقَّرَفَتَي ْمَلاَم ِارَي ِخْلاِب اَمُهْنِمَقَف َكِلَذ ىَلَع اَعَياَبَتَفَرَخاآل اَمُهُدَحَأ ُرَو ْدُعْيَبْلا َبَج
َبْلا اَمُهْنِم ٌد ِاحَو ْكُرْتَي ْمَلَو اَعَياَبَتَي ْنَأ َدْعَب اَقَّرَفَت ْنِإَوُعْيَبْلا َبَجَو ْدَقَف َعْي(البخاري رواه)
“Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apabila ada
dua orang mengadakan akad jual beli, maka masing-masing boleh khiyar selagi belum berpisah,
sedangkan mereka berkumpul; atau salah seorang dari mereka mempersilahkan yang lain untuk
khiyar, kalau salah seorang sudah mempersilahkan yang lain untuk khiyar kemudian mereka
mengadakan akad sesuai dengan khiyar tersebut, maka jual beli jadi; dan apabila mereka berpisah
sementara tidak ada seorangpun yang meninggalkan jual beli (tetap memilih(. Khiyar, maka harus
jadi.” (HR. Bukhori)
Landasan Hukum
6. Macam-Macam Khiyar
a. Khiyar Majelis
khiyar yang ditetapkan oleh syara‟ bagi setiap pihak yang
melakukan transaksi, selama para pihak masih berada di tempat
transaksi
b. Khiyar Syarat
suatu bentuk khiyar dimana para pihak yang melakukan akad jual
beli memberikan persyaratan bahwa dalam waktu tertentu
mereka berdua atau salah satunya boleh memilih antara
meneruskan jual beli atau membatalkannya.
7. Macam-Macam Khiyar
c. Khiyar Aib
merupakan hak pembatalan jual beli dan pengembalian barang akibat
adanya cacat dalam suatu barang yang belum diketahui, baik aib itu
ada pada waktu transaksi atau baru terlihat setelah transaksi selesai
disepakati sebelum serah terima barang.
d. Khiyar Ru’yah
hak pembeli untuk membatalkan akad atau tetap melangsungkannya
ketika ia melihat obyek akad dengan syarat ia belum melihatnya ketika
berlangsung akad atau sebelumnya ia pernah melihatnya dalam batas
waktu yang memungkinkan telah jadi batas perubahan atasnya.
8. Macam-Macam Khiyar
e. Khiyar at-Ta’yin, yaitu hak pilih buat pembeli
dalam menentukan barang yang berbeda kualitas
dalam jual beli.
9. Pandangan Imam Mazhab
Terhadap Khiyar
a. Mazhab Hanafi
Menurut Mazhab Hanafi bentuk khiyar terbagi kepada empat kategori
yaitu: khiyar syarat, ru’yah, ‘aib, dan ta’yin. Dari kesemua bentuk khiyar
tersebut Mazhab Hanafi membolehkan. Akan tetapi, Mazhab Hanafi
berbeda pendapat terhadap keabsahan khiyar majlis. Khiyar majlis
menurut Mazhab Hanafi adalah batil atau tidak boleh karena menurut
mazhab ini akad menjadi wajib hanya dengan keluarnya ijab dan qabul
tidak menunggu sesuatu dan salah satunya tidak ada hak untuk
memfasakh sendiri walaupun dalam majlis akad.
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. (QS. Al-
Maidah (5): 1)”.
10. Pandangan Imam Mazhab
Terhadap Khiyar
b. Mazhab Maliki
Menurut Mazhab Maliki khiyar dapat diklasifikasikan
kedalam dua kategori yang sangat simpel yaitu khiyar syarat
dan khiyar ‘aib. Dalam hal ini khiyar syarat dan khiyar ‘aib
dibolehkan menurut Mazhab Maliki, akan tetapi mazhab ini
berbeda pendapat tentang keabasahan khiyar majelis dan
khiyar ta’yin dalam jual beli. pertama, mngenai khiyar majlis
kalangan Mazhab Maliki mempunyai argumen yang sama
seperti Mazhab Hanafi bahwa suatu akad telah pasti dengan
ijab dan qabul, jadi tidak ada khiyar bagi keduanya.
11. Pandangan Imam Mazhab
Terhadap Khiyar
c. Mazhab Syafi’i
Kalangan Mazhab Syafi’i berbeda pendapat dengan Mazhab
Hanafi, Maliki, dan Hanbali tentang keabsahan khiyar ar-
ru’yah. Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa jual beli
barang ghaib tidak sah, baik barang itu disebutkan sifatnya
waktu akad maupun tidak. Oleh sebab itu, menurut mereka,
Khiyar ar-ru’yah tidak berlaku, karena akad itu mengandung
unsur penipuan yang bisa membawa kepada perselisihan
12. Pandangan Imam Mazhab
Terhadap Khiyar
d. Mazhab Hanbali
Kalangan Mazhab Hanbali mengklasifikasikan khiyar empat
bentuk yaitu khiyar majlis, syarat, ‘aib dan ar-ru’yah, dan
semua bentuk khiyar ini mubah (boleh) menurut mazhab
Hambali. Mazhab Hanbali berbeda pendapat dengan
Mazhab Hanafi mengenai keabsahan khiyar ta’yin.
Kelompok ulama Hanafiyah berpendapat bahwa khiyar
ta’yin hukumnya mubah (boleh) sedangkan ulama
Hanabilah menolak adanya khiyar ta’yin dalam suatu
transaksi jual beli karena ada unsur jahalah (ketidaktahuan).
13. Hikmah Khiyar Dalam Jual Beli
1. Menghindarkan terjadinya penyesalan bagi kedua belah
pihak, penjual dan pembeli, atau salah satunya.
2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penipuan dalam
jual beli, sebab dengan adanya khiyar.
3. Mendidik para penjual dan pembeli agar bersikap hati-
hati, cermat, dan teliti dalam bertransaksi.
4. Menumbuhkan sikap toleransi antara kedua belah
pihak.