SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Uang Muka
Uang Muka dalam istilah fiqh dikenal dengan al-‘Urbuun. Dalam bahasa Arab, kata ini
memiliki sinonim atau padanan kata yaitu di antaranya Urbaan, ‘Urbaan, dan Urbuun.
Secara bahasa, kesemuanya dapat diartikan sebagai “Jadi transaksi dalam jual beli”.
Secara istilah (terminologis), penulis kitab al-Mishbah al-Munier dalam kitabnya hal. 10
memberi definisi sebagai berikut:
“Al-Arabuun dengan difathahkan ‘Ain dan Ra’nya. Sebagian ulama menyatakan bahwa al-
Urbuun ini ialah kegiatan jual beli di mana seseorang membeli sesuatu atau menyewa
sesuatu dan memberikan sebagian bayarannya atau uang sewanya, kemudian menyatakan
“apabila transaksi sempurna maka kita hitung ini sebagai pembayaran dan bila tidak maka
itu untukmu dan aku tidak meminta kembali darimu”.
Al-Ashma’i menyatakan bahwa al-‘Urbun adalah kata A’jam yakni kata yang bukan bahasa
Arab namun diarabkan (kata serapan dari bahasa lain).
Gambaran dalam jual beli ini ialah sebagai berikut:
- Pembeli membayar sejumlah uang di muka kepada si penjual. Uang itu dibayarkan di
awal pertemuannya dengan penjual, ketika pembeli memilih untuk membeli barang yang
bersangkutan maka uang yang dibayar diawal pertemuannya itu menjadi bayaran separuh
untuk pembelian barang ybs. Namun jika pembeli memilih untuk membatalkan
pembeliannya, maka uang tersebut menjadi hak bagi penjual (menjadi milik penjual).
- Gambarannya bisa juga melalui percakapan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Dalam pembeliannya, pembeli berkata “Apabila saya ambil barang tersebut maka ini adalah
bagian dari nilai harga dan bila saya tidak mengambil (barang ini), maka uang muka
tersebut untukmu (penjual).”
Jika dalam kehidupan modern, masyarakat mengenal uang muka ini dengan istilah DP
(uang jadi).
Jual beli dengan ‘Urbuun ini sempat menjadi kontroversial di kalangan ulama. Dari masa
Tabi’in hingga kini, banyak ulama yang masih memperdebatkannya. Di Indonesia sendiri
telah dilakukan seminar khusus untuk mengkaji apakah jual beli ini diperbolehkan atau
tidak, seminar ini diselenggarakan oleh Majlis Fikih Islam. Berbeda dengan mayoritas
ulama salafus-shaleh, pada akhir perdebatannya, ulama modern abad ini bersepakat bahwa
jual beli panjar (uang muka) ialah halal hukumnya.
Namun sebelumnya, saya akan mengupas bagaimana pandangan atau bangunan
argumentasi dari kedua belah pihak ulama yang berkontroversi perihal panjar tersebut.
1. Pendapat ulama yang mengharamkannya
Ulama klasik, sebenarnya telah mengeluarkan ijma mengenai hukum uang muka ini.
Mereka bersepakat bahwa uang muka haram hukumnya. Hal ini dilandasi oleh sumber
hukum Islam itu sendiri yakni hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Umar bin
Syuaib, dari ayahnya, dari kakenya, bahwa ia berkata:
‫عن‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلىى‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫نهى‬‫العربان‬ ‫بيع‬
‫اع‬ ‫يقول‬ ‫ثم‬ ‫الدبة‬ ‫يتكارى‬ ‫او‬ ‫العبد‬ ‫الرجل‬ ‫ييشتري‬ ‫انن‬ ‫اعلم‬ ‫وهللا‬ ‫نرى‬ ‫فيما‬ ‫ذالك‬ ‫و‬ ‫مالك‬ ‫قال‬‫دىنارا‬ ‫طيك‬
‫ان‬ ‫عنى‬ ‫على‬‫لك‬ ‫اعطيتك‬ ‫فما‬ ‫الكراء‬ ‫اوو‬ ‫السلعة‬ ‫تركت‬
Artinya: “Rasulullah SAW melarang jual beli dengan sistem uang muka. Imam Malik
menyatakan: “Dan menurut yang kita lihat –Wallahu A’lam- jual beli ini adalah seseorang
membeli budak atau menyewa hewan kendaraan kemudian menyatakan, ‘Saya berikan
kepadamu satu dinar dengan ketentuan apabila saya gagal beli atau gagal menyewanya
mamka uang yang telah saya berikan itu menjadi milikmu.’”(kitab Muwatha Imam Malik
dan Sunan Ibnu Majjah).
Ulama yang menggantungkan argumentasinya kepada hadis ini di antaranya adalah Imam
Syafi’i, Imam Maliki, dan ahlu ra’yi yakni Imam Hanafi. Pendapat mereka bahkan
diperkuat lagi oleh ulama ahli tafsir, Imam al-Qurtubhi. Dalam kitab tafsirnya ia
menyatakan bahwa “Di antara bentuk memakan harta orang lain dengan bathil adalah jual
beli dengan panjar (uang muka). Jual beli ini tidak benar dan tidak boleh menurut sejumlah
ahli fiqih dari ahli Hijaz (madzhab Syafi’i) dan Iraq (madzhab Hanafi), karena termasuk
jual beli perjudian, gharar, spekultaif, dan memakan harta orang lain dengan bathil tanpa
pengganti dan hadiah dan itu jelas bathil menurut ijma”.
Pernyataan al-Qurtubhi di atas adalah tafsirnya untuk ayat 29 al-Quran Surat an-Nissa,
yang bunyinya:
‫ت‬ ‫وال‬ ‫منكم‬ ‫تراض‬ ‫عن‬ ‫تجارة‬ ‫تكون‬ ‫ان‬ ‫اال‬ ‫الباطل‬ ‫با‬ ‫بينكم‬ ‫اموالكم‬ ‫تاكلوا‬ ‫ال‬ ‫امنوا‬ ‫الذين‬ ‫ايها‬ ‫يا‬‫انفسكم‬ ‫قتلوا‬
‫رحيما‬ ‫بكم‬ ‫كان‬ ‫هللا‬ ‫ان‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
di antara kamu. Dan, janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”
Al-Qurtubhi ialah seorang ulama ahli tafsir. Buku tafsirnya yang terkenal biasa disebut
dengan nama tafsir al-Qurtubhi. Di samping itu pula, ahli tafsir ini ialah seorang ulama
penganut madzhab Maliki. Sehinggga tidak mengherankan jika pendapatnya dapat menjadi
argumen tambahan sekaligus penguat bagi pendapatnya Imam Maliki yang mengharamkan
jual beli panjar.
Argumen ketiga untuk ulama-ulama yang mengharamkan jual beli panjar adalah argumen
yang menyatakan bahwa dalam jual beli panjar terdapat dua syarat bathil: syarat
memberikan uang panjar dan syarat mengembalikan barang transaksi dengan perkiraan
salah satu pihak tidak ridha (Shahih Fiqhus Sunnah 4/411). Hadis menyatakan:
)‫الخمسه‬ ‫(روه‬‫بيع‬ ‫في‬ ‫شرطان‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫بيع‬ ‫و‬ ‫سلف‬ ‫يحل‬ ‫ال‬
Artinya: “Tidak boleh ada hutang dalam jual beli, dan dua syarat dalam satu jual beli”.
Ibnu Qudamah mengqiyaskannya dengan Khiyar Majhul (hak pilih terhadap hal yang tidak
diketahui/tidak lazim). Ia berkata “inilah qiyas/analogi” (Nailul Authar 6/289). Illat (sebab
hukum) dari larangan ini ialah jual beli ini mengandung dua syarat yang fasid. Salah
satunya adalah mensyaratkan kepada si pembeli untuk menyerahkan uang muka secara
gratis apabila pembeli gagal membelinya. Yang kedua adalah syarat mengembalikan
barang ybs apabila pembeli tidak ridha untuk membelinya (Lil al-Mughni 6/331).
Pendapat Ibnu Qudamah dan pendapat-pendapat para ulama yang melarang jual beli uang
muka yang sudah dijelaskan sebelumnya itu dirajihkan pula oleh Al-Syaukanni, al-
Syaukanni berpendapat “Yang rajih atau kuat adalah pendapat mayoritas ulama, karena
hadist Amru bin Syua’ib telah ada dari beberapa jalur periwayatan yang saling menguatkan.
Juga karena hal ini mengandung larangan dan hadist yang terkandung larangan lebih rajih
dari yang menunjukan kebolehan sebagaimana telah jelas dalam Ushul Fiqh.”
2. Pendapat ulama yang membolehkannya.
Imam Ahmad Ibnu Hambal (Imam Hambali) membolehkan jual beli panjar dengan dalil
utamanya ialah sebuah atsar dari Umar. Umar bin Khattab melakukan jual beli panjar ini
dan putera Umar sendiri yakni Abdullah Ibnu Umar juga membenarkan bahwa ayahnya
telah melakukan jual beli panjar. Beberapa tabi’in juga membolehkannya termasuk Said
Ibnu Musayyib, Ibnu Sirrin, Nafi’ Ibnu al-Harits, dan Zaid Ibnu Aslam (Abu Sulaiman, al-
Ikhtiyarat, 33). Atsar yang berbunyi:
‫واال‬ ‫عمر‬ ‫رضي‬ ‫فان‬ ‫االميه‬ ‫بن‬ ‫الصفوان‬ ‫من‬ ‫السجن‬ ‫دار‬ ‫لعمر‬ ‫اششترى‬ ‫انه‬ ‫الحارث‬ ‫ابن‬ ‫نافع‬ ‫عن‬‫كذا‬ ‫فله‬
‫و‬‫كذا‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Nafi’ bin al-Harist, ia pernah membelikan sebuah bangun
penjara untuk Umar dari Shafwan bin Umayyah, (dengan ketentuan) apabila Umar suka.
Bila tidak, maka Shafwan berhak mendapatkan uang sekian dan sekian.”
Bahkan kisah atau atsar mengenai Umar ini telah masyhur di kalangan para ulama dan
penulis sejarah Mekkah seperti al-Azraaqi, al-Fakihi, dan Umar bin Syubah. Penjaranya
pun diriwayatkan masih ada hingga zaman al-Fakihi (Fiqh wa Fatwa al-Buyu, disusun
asyraf Abdul Maqshud hal. 219).
Selain itu ulama yang membolehkan panjar juga berpendapat bahwa hadist yang dijadikan
sandaran bagi jumhur ulama (“Rasulullah melarang jual beli dengan ‘Urbuun”) adalah
hadis yang dhaif. Disebut dhaif karena jalur periwayatannya kembali kepada orang tsiqah
yang mubham (tidak disebut namanya). Hal ini dapat diketahui dari pernyataan Imam
Maliki “telah menceritakan kepadaku seorang tsiqah” (al-Muwatha), namun ia tidak
menyebutkan namanya. Dalam riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majjah diriwayatkan Imam
Malik menyatakan “telah sampai kepada kami bahwa Amru bin Syuaib...” dan Ibnu Majjah
meriwayatkan hadis ini dari jalur lain yakni dari perawi yang bernama Abu Muhammad
Habieb bin Abi Habieb Khatib Malik, seorang perawi hadis yang matruk (lemah sekali),
dan dari perawi hadis Abdullah bin Amir al-Aslami yang juga lemah.
Hadis tersebut juga dinilai lemah (dhaif) oleh Imam Ahmad, al-Baihaqi, al-Nawawi, al-
Mundziri, Ibnu Hajar, dan al-Bani.
Ulama-ulama yang membolehkan panjar juga berpendapat bahwa panjar ialah uang
kompensasi bagi si penjual karena telah menyimpankan barang yang akan dibeli. Pembeli
yang memberikan uang muka akan menangguhkan pembeliannya, mulanya ia memberikan
uang muka namun barang tidak diambilnya dahulu. Ketika ia memutuskan untuk membeli
dan mengambil barang maka uang muka itu dianggap sebagai bayaran separuh harga
barang, namun jika tidak maka uang muka itu menjadi milik si penjual.
Terlebih dahulu, penjual tentunya harus menunggu keputusan si pembeli untuk mengambil
atau membatalkan pembelian barangnya. Selama si penjual menunggu keputusan tersebut,
pastinya ia harus menyimpan, menjaga, dan tidak menjualnya kepada pembeli yang tidak
bersangkutan. Sehingga, karena inilah penjual akan kehilangan sebagian kesempatan
berjualannya dan ia berhak mendapat uang kompensasi dari si pembeli yang membuat ia
kehilangan sebagian kesempatan berjualannya itu.

More Related Content

What's hot

05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)fissilmikaffah1
 
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNAfissilmikaffah1
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMiftah Iqtishoduna
 
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)fissilmikaffah1
 
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAHfissilmikaffah1
 
Hukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalamHukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalamDade Nak'forcik
 
59 obligasi mudharabah-konversi
59 obligasi mudharabah-konversi59 obligasi mudharabah-konversi
59 obligasi mudharabah-konversiSiLvi FitrissaLam
 
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)fissilmikaffah1
 

What's hot (20)

05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
05.5 HUKUM JUAL BELI (KONTEMPORER)
 
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
 
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
 
Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Makalah syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
 
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
 
41 obligasi syariah-ijarah
41 obligasi syariah-ijarah41 obligasi syariah-ijarah
41 obligasi syariah-ijarah
 
49 konversi akad-murabahah
49 konversi akad-murabahah49 konversi akad-murabahah
49 konversi akad-murabahah
 
05 hukum jual beli 2
05 hukum jual beli 205 hukum jual beli 2
05 hukum jual beli 2
 
73 musyarakah mutanaqisah
73 musyarakah mutanaqisah73 musyarakah mutanaqisah
73 musyarakah mutanaqisah
 
67 fatwa anjak-piutang
67 fatwa anjak-piutang67 fatwa anjak-piutang
67 fatwa anjak-piutang
 
Hukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalamHukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalam
 
Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
 
59 obligasi mudharabah-konversi
59 obligasi mudharabah-konversi59 obligasi mudharabah-konversi
59 obligasi mudharabah-konversi
 
Muamalat
MuamalatMuamalat
Muamalat
 
07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)
 
Bay jual beli
Bay jual beliBay jual beli
Bay jual beli
 
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
05.4 HUKUM JUAL BELI (KLASIK)
 
Bai Al- Tawarruq
Bai Al- TawarruqBai Al- Tawarruq
Bai Al- Tawarruq
 
56 review ujrah
56 review ujrah56 review ujrah
56 review ujrah
 

Similar to Jual Beli Uang Muka: Pandangan Ulama yang Membolehkan dan yang Mengharamkan

Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam Muhammad Iqbal
 
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxJUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxRahmat Hidayat
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaezz_ally
 
PPT KONSEP KHIYAR.pptx
PPT KONSEP KHIYAR.pptxPPT KONSEP KHIYAR.pptx
PPT KONSEP KHIYAR.pptxardi577897
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Marhamah Saleh
 
Penentuan Awal Bulan Qomariyah
Penentuan Awal Bulan QomariyahPenentuan Awal Bulan Qomariyah
Penentuan Awal Bulan QomariyahAnas Wibowo
 
Perdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islamPerdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islamMuhammad Azmi
 
07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan Wakaf
07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan Wakaf07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan Wakaf
07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan WakafPristiyanto SS
 
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiHijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiAnas Wibowo
 
penilaian syiah terhadap ahli sunnah
 penilaian syiah terhadap ahli sunnah penilaian syiah terhadap ahli sunnah
penilaian syiah terhadap ahli sunnahR&R Darulkautsar
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamArham Gensida
 

Similar to Jual Beli Uang Muka: Pandangan Ulama yang Membolehkan dan yang Mengharamkan (20)

Mengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabahMengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabah
 
Bay tawarruq
Bay tawarruqBay tawarruq
Bay tawarruq
 
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
 
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxJUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
 
01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
 
Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8
 
Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8
 
PPT KONSEP KHIYAR.pptx
PPT KONSEP KHIYAR.pptxPPT KONSEP KHIYAR.pptx
PPT KONSEP KHIYAR.pptx
 
Fiqh - Muamalah
Fiqh - MuamalahFiqh - Muamalah
Fiqh - Muamalah
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
 
jual beli dalam islam
jual beli dalam islamjual beli dalam islam
jual beli dalam islam
 
Penentuan Awal Bulan Qomariyah
Penentuan Awal Bulan QomariyahPenentuan Awal Bulan Qomariyah
Penentuan Awal Bulan Qomariyah
 
Perdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islamPerdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islam
 
Jual beli
Jual beliJual beli
Jual beli
 
07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan Wakaf
07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan Wakaf07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan Wakaf
07 Peran Asuransi dalam Penghimpunan dan Pengembangan Wakaf
 
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiHijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
 
penilaian syiah terhadap ahli sunnah
 penilaian syiah terhadap ahli sunnah penilaian syiah terhadap ahli sunnah
penilaian syiah terhadap ahli sunnah
 
Fiqih mu'amalah
Fiqih mu'amalahFiqih mu'amalah
Fiqih mu'amalah
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islam
 

More from Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

More from Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (20)

AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
 
Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun)
Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun) Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun)
Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun)
 
Sistematika Penyelesaian Sengketa Pajak
Sistematika Penyelesaian Sengketa PajakSistematika Penyelesaian Sengketa Pajak
Sistematika Penyelesaian Sengketa Pajak
 
Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Akuntansi Musyarakah
 
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
 
Karakteristik Filsafat
Karakteristik FilsafatKarakteristik Filsafat
Karakteristik Filsafat
 
Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal
Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal
Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal
 
Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis
Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis
Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis
 
Gold or Fiat Money
Gold or Fiat MoneyGold or Fiat Money
Gold or Fiat Money
 
Hukum Dagang - Pasar Modal
Hukum Dagang - Pasar ModalHukum Dagang - Pasar Modal
Hukum Dagang - Pasar Modal
 
Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah
Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah
Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah
 
Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah
Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah
Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah
 
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
 
Batasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank Syariah
Batasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank SyariahBatasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank Syariah
Batasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank Syariah
 
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
 
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
 
Concept of quality leader in islam
Concept of quality leader in islamConcept of quality leader in islam
Concept of quality leader in islam
 

Recently uploaded

DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 

Recently uploaded (20)

DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 

Jual Beli Uang Muka: Pandangan Ulama yang Membolehkan dan yang Mengharamkan

  • 1. Uang Muka Uang Muka dalam istilah fiqh dikenal dengan al-‘Urbuun. Dalam bahasa Arab, kata ini memiliki sinonim atau padanan kata yaitu di antaranya Urbaan, ‘Urbaan, dan Urbuun. Secara bahasa, kesemuanya dapat diartikan sebagai “Jadi transaksi dalam jual beli”. Secara istilah (terminologis), penulis kitab al-Mishbah al-Munier dalam kitabnya hal. 10 memberi definisi sebagai berikut: “Al-Arabuun dengan difathahkan ‘Ain dan Ra’nya. Sebagian ulama menyatakan bahwa al- Urbuun ini ialah kegiatan jual beli di mana seseorang membeli sesuatu atau menyewa sesuatu dan memberikan sebagian bayarannya atau uang sewanya, kemudian menyatakan “apabila transaksi sempurna maka kita hitung ini sebagai pembayaran dan bila tidak maka itu untukmu dan aku tidak meminta kembali darimu”. Al-Ashma’i menyatakan bahwa al-‘Urbun adalah kata A’jam yakni kata yang bukan bahasa Arab namun diarabkan (kata serapan dari bahasa lain). Gambaran dalam jual beli ini ialah sebagai berikut: - Pembeli membayar sejumlah uang di muka kepada si penjual. Uang itu dibayarkan di awal pertemuannya dengan penjual, ketika pembeli memilih untuk membeli barang yang bersangkutan maka uang yang dibayar diawal pertemuannya itu menjadi bayaran separuh untuk pembelian barang ybs. Namun jika pembeli memilih untuk membatalkan pembeliannya, maka uang tersebut menjadi hak bagi penjual (menjadi milik penjual). - Gambarannya bisa juga melalui percakapan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Dalam pembeliannya, pembeli berkata “Apabila saya ambil barang tersebut maka ini adalah bagian dari nilai harga dan bila saya tidak mengambil (barang ini), maka uang muka tersebut untukmu (penjual).” Jika dalam kehidupan modern, masyarakat mengenal uang muka ini dengan istilah DP (uang jadi).
  • 2. Jual beli dengan ‘Urbuun ini sempat menjadi kontroversial di kalangan ulama. Dari masa Tabi’in hingga kini, banyak ulama yang masih memperdebatkannya. Di Indonesia sendiri telah dilakukan seminar khusus untuk mengkaji apakah jual beli ini diperbolehkan atau tidak, seminar ini diselenggarakan oleh Majlis Fikih Islam. Berbeda dengan mayoritas ulama salafus-shaleh, pada akhir perdebatannya, ulama modern abad ini bersepakat bahwa jual beli panjar (uang muka) ialah halal hukumnya. Namun sebelumnya, saya akan mengupas bagaimana pandangan atau bangunan argumentasi dari kedua belah pihak ulama yang berkontroversi perihal panjar tersebut. 1. Pendapat ulama yang mengharamkannya Ulama klasik, sebenarnya telah mengeluarkan ijma mengenai hukum uang muka ini. Mereka bersepakat bahwa uang muka haram hukumnya. Hal ini dilandasi oleh sumber hukum Islam itu sendiri yakni hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Umar bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakenya, bahwa ia berkata: ‫عن‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلىى‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫نهى‬‫العربان‬ ‫بيع‬ ‫اع‬ ‫يقول‬ ‫ثم‬ ‫الدبة‬ ‫يتكارى‬ ‫او‬ ‫العبد‬ ‫الرجل‬ ‫ييشتري‬ ‫انن‬ ‫اعلم‬ ‫وهللا‬ ‫نرى‬ ‫فيما‬ ‫ذالك‬ ‫و‬ ‫مالك‬ ‫قال‬‫دىنارا‬ ‫طيك‬ ‫ان‬ ‫عنى‬ ‫على‬‫لك‬ ‫اعطيتك‬ ‫فما‬ ‫الكراء‬ ‫اوو‬ ‫السلعة‬ ‫تركت‬ Artinya: “Rasulullah SAW melarang jual beli dengan sistem uang muka. Imam Malik menyatakan: “Dan menurut yang kita lihat –Wallahu A’lam- jual beli ini adalah seseorang membeli budak atau menyewa hewan kendaraan kemudian menyatakan, ‘Saya berikan kepadamu satu dinar dengan ketentuan apabila saya gagal beli atau gagal menyewanya mamka uang yang telah saya berikan itu menjadi milikmu.’”(kitab Muwatha Imam Malik dan Sunan Ibnu Majjah). Ulama yang menggantungkan argumentasinya kepada hadis ini di antaranya adalah Imam Syafi’i, Imam Maliki, dan ahlu ra’yi yakni Imam Hanafi. Pendapat mereka bahkan diperkuat lagi oleh ulama ahli tafsir, Imam al-Qurtubhi. Dalam kitab tafsirnya ia menyatakan bahwa “Di antara bentuk memakan harta orang lain dengan bathil adalah jual beli dengan panjar (uang muka). Jual beli ini tidak benar dan tidak boleh menurut sejumlah ahli fiqih dari ahli Hijaz (madzhab Syafi’i) dan Iraq (madzhab Hanafi), karena termasuk
  • 3. jual beli perjudian, gharar, spekultaif, dan memakan harta orang lain dengan bathil tanpa pengganti dan hadiah dan itu jelas bathil menurut ijma”. Pernyataan al-Qurtubhi di atas adalah tafsirnya untuk ayat 29 al-Quran Surat an-Nissa, yang bunyinya: ‫ت‬ ‫وال‬ ‫منكم‬ ‫تراض‬ ‫عن‬ ‫تجارة‬ ‫تكون‬ ‫ان‬ ‫اال‬ ‫الباطل‬ ‫با‬ ‫بينكم‬ ‫اموالكم‬ ‫تاكلوا‬ ‫ال‬ ‫امنوا‬ ‫الذين‬ ‫ايها‬ ‫يا‬‫انفسكم‬ ‫قتلوا‬ ‫رحيما‬ ‫بكم‬ ‫كان‬ ‫هللا‬ ‫ان‬ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan, janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Al-Qurtubhi ialah seorang ulama ahli tafsir. Buku tafsirnya yang terkenal biasa disebut dengan nama tafsir al-Qurtubhi. Di samping itu pula, ahli tafsir ini ialah seorang ulama penganut madzhab Maliki. Sehinggga tidak mengherankan jika pendapatnya dapat menjadi argumen tambahan sekaligus penguat bagi pendapatnya Imam Maliki yang mengharamkan jual beli panjar. Argumen ketiga untuk ulama-ulama yang mengharamkan jual beli panjar adalah argumen yang menyatakan bahwa dalam jual beli panjar terdapat dua syarat bathil: syarat memberikan uang panjar dan syarat mengembalikan barang transaksi dengan perkiraan salah satu pihak tidak ridha (Shahih Fiqhus Sunnah 4/411). Hadis menyatakan: )‫الخمسه‬ ‫(روه‬‫بيع‬ ‫في‬ ‫شرطان‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫بيع‬ ‫و‬ ‫سلف‬ ‫يحل‬ ‫ال‬ Artinya: “Tidak boleh ada hutang dalam jual beli, dan dua syarat dalam satu jual beli”. Ibnu Qudamah mengqiyaskannya dengan Khiyar Majhul (hak pilih terhadap hal yang tidak diketahui/tidak lazim). Ia berkata “inilah qiyas/analogi” (Nailul Authar 6/289). Illat (sebab hukum) dari larangan ini ialah jual beli ini mengandung dua syarat yang fasid. Salah satunya adalah mensyaratkan kepada si pembeli untuk menyerahkan uang muka secara gratis apabila pembeli gagal membelinya. Yang kedua adalah syarat mengembalikan barang ybs apabila pembeli tidak ridha untuk membelinya (Lil al-Mughni 6/331). Pendapat Ibnu Qudamah dan pendapat-pendapat para ulama yang melarang jual beli uang muka yang sudah dijelaskan sebelumnya itu dirajihkan pula oleh Al-Syaukanni, al-
  • 4. Syaukanni berpendapat “Yang rajih atau kuat adalah pendapat mayoritas ulama, karena hadist Amru bin Syua’ib telah ada dari beberapa jalur periwayatan yang saling menguatkan. Juga karena hal ini mengandung larangan dan hadist yang terkandung larangan lebih rajih dari yang menunjukan kebolehan sebagaimana telah jelas dalam Ushul Fiqh.” 2. Pendapat ulama yang membolehkannya. Imam Ahmad Ibnu Hambal (Imam Hambali) membolehkan jual beli panjar dengan dalil utamanya ialah sebuah atsar dari Umar. Umar bin Khattab melakukan jual beli panjar ini dan putera Umar sendiri yakni Abdullah Ibnu Umar juga membenarkan bahwa ayahnya telah melakukan jual beli panjar. Beberapa tabi’in juga membolehkannya termasuk Said Ibnu Musayyib, Ibnu Sirrin, Nafi’ Ibnu al-Harits, dan Zaid Ibnu Aslam (Abu Sulaiman, al- Ikhtiyarat, 33). Atsar yang berbunyi: ‫واال‬ ‫عمر‬ ‫رضي‬ ‫فان‬ ‫االميه‬ ‫بن‬ ‫الصفوان‬ ‫من‬ ‫السجن‬ ‫دار‬ ‫لعمر‬ ‫اششترى‬ ‫انه‬ ‫الحارث‬ ‫ابن‬ ‫نافع‬ ‫عن‬‫كذا‬ ‫فله‬ ‫و‬‫كذا‬ Artinya: “Diriwayatkan dari Nafi’ bin al-Harist, ia pernah membelikan sebuah bangun penjara untuk Umar dari Shafwan bin Umayyah, (dengan ketentuan) apabila Umar suka. Bila tidak, maka Shafwan berhak mendapatkan uang sekian dan sekian.” Bahkan kisah atau atsar mengenai Umar ini telah masyhur di kalangan para ulama dan penulis sejarah Mekkah seperti al-Azraaqi, al-Fakihi, dan Umar bin Syubah. Penjaranya pun diriwayatkan masih ada hingga zaman al-Fakihi (Fiqh wa Fatwa al-Buyu, disusun asyraf Abdul Maqshud hal. 219). Selain itu ulama yang membolehkan panjar juga berpendapat bahwa hadist yang dijadikan sandaran bagi jumhur ulama (“Rasulullah melarang jual beli dengan ‘Urbuun”) adalah hadis yang dhaif. Disebut dhaif karena jalur periwayatannya kembali kepada orang tsiqah yang mubham (tidak disebut namanya). Hal ini dapat diketahui dari pernyataan Imam Maliki “telah menceritakan kepadaku seorang tsiqah” (al-Muwatha), namun ia tidak menyebutkan namanya. Dalam riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majjah diriwayatkan Imam
  • 5. Malik menyatakan “telah sampai kepada kami bahwa Amru bin Syuaib...” dan Ibnu Majjah meriwayatkan hadis ini dari jalur lain yakni dari perawi yang bernama Abu Muhammad Habieb bin Abi Habieb Khatib Malik, seorang perawi hadis yang matruk (lemah sekali), dan dari perawi hadis Abdullah bin Amir al-Aslami yang juga lemah. Hadis tersebut juga dinilai lemah (dhaif) oleh Imam Ahmad, al-Baihaqi, al-Nawawi, al- Mundziri, Ibnu Hajar, dan al-Bani. Ulama-ulama yang membolehkan panjar juga berpendapat bahwa panjar ialah uang kompensasi bagi si penjual karena telah menyimpankan barang yang akan dibeli. Pembeli yang memberikan uang muka akan menangguhkan pembeliannya, mulanya ia memberikan uang muka namun barang tidak diambilnya dahulu. Ketika ia memutuskan untuk membeli dan mengambil barang maka uang muka itu dianggap sebagai bayaran separuh harga barang, namun jika tidak maka uang muka itu menjadi milik si penjual. Terlebih dahulu, penjual tentunya harus menunggu keputusan si pembeli untuk mengambil atau membatalkan pembelian barangnya. Selama si penjual menunggu keputusan tersebut, pastinya ia harus menyimpan, menjaga, dan tidak menjualnya kepada pembeli yang tidak bersangkutan. Sehingga, karena inilah penjual akan kehilangan sebagian kesempatan berjualannya dan ia berhak mendapat uang kompensasi dari si pembeli yang membuat ia kehilangan sebagian kesempatan berjualannya itu.