Membahas 10 pesan dalam Pedoman Gizi Seimbang yang terkait dengan pencegahan anemia.
NOTE: Mohon apabila hendak mengutip, kutiplah dengan mencantumkan sumbernya ya.
Terima kasih :)
“Intentionally using the quotes of others without author attribution is plagiarism and contributes to illiteracy.” - Rain Bojangles
2. Anaemia is a condition in which the number of red blood cells
(and consequently their oxygen-carrying capacity) is insufficient
to meet the body’s physiologic needs.
(WHO, 2011)
SUMBER :
Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity. Diakses dari
http://www.who.int/vmnis/indicators/haemoglobin.pdf?ua=1 pada tanggal 12 Oktober 2026. 2011
3.
4. Sumber : Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Hlm. 12
1. Syukuri dan Nikmati Anekaragam Makanan
Cara menerapkan pesan ini adalah dengan
mengonsumsi lima
kelompok pangan setiap hari atau setiap kali
makan. Kelima kelompok pangan
tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk,
sayuran, buah-buahan dan
minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis
untuk setiap kelompok makanan
(makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-
buahan) setiap kali makan akan
lebih baik.
5. Penelitian Handayani (2010) menunjukkan ada hubungan
antara pengetahuan, asupan gizi, asupan sumber protein
hewani dan sayuran berwarna hijau, serta diet dengan
anemia remaja.
SUMBER :
Kalsum,Ummi dan Halim,Raden. 2016. KEBIASAAN SARAPAN PAGI BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
REMAJA DI SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI. Volume 18, Nomor 1, Hal.09-19 ISSN:0852-8349. Januari-Juni 2016
6. Sumber :
Astuti,Yoni. 2016. Hubungan antara Asupan Protein, Zat Besi dan Vitamin C dengan Kadar Hb pada Anak Umur (7-
15) tahun di Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo. Mutiara Medika Vol. 10 No. 2: 172-179, Juli 2010
• Asupan zat besi yang ada pada bahan makanan terutama sayuran dapat
digunakan jika mudah diserap. Dalam hal ini sayuran tersebut harus
dikombinasi dengan bahan yang tinggi kandungan vitamin C nya.
• Zat besi dalam bahan sayuran kebanyakan berupa ion Fe3+ sehingga
membutuhkan vitamin C sebagai reduktornya agar mudah diserap oleh dinding
intestinum setelah berubah menjadi ion Fe2+.
• Rata – rata kebutuhan vitamin C anak usia 4-10 tahun adalah 45 mg perhari,
dan umur 11-14 tahun sebesar 50 mg/hari.
2. Biasakan Makan Sayuran dan Cukup Buah-buahan
7. Untuk meningkatkan jumlah globin dan heme
asupan besi
Asupan besi dapat efektif apabila mudah diserap di intestinum.
Agar besi mudah diserap maka memerlukan vitamin C yang
cukup, dikonsumsi bersama – sama dengan asupan besi
Sumber :
Astuti,Yoni. 2016. Hubungan antara Asupan Protein, Zat Besi dan Vitamin C dengan Kadar Hb pada Anak Umur (7-
15) tahun di Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo. Mutiara Medika Vol. 10 No. 2: 172-179, Juli 2010
8. Sumber:
Andarina, Dewi dan Sri Sumarmi. 2006. Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin
pada Balita Usia 13–36 Bulan. Hal 19-23.
Astuti,Yoni. 2016. Hubungan antara Asupan Protein, Zat Besi dan Vitamin C dengan Kadar Hb pada Anak Umur (7-
15) tahun di Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo. Mutiara Medika Vol. 10 No. 2: 172-179, Juli 2010
• Protein : zat gizi yang penting bagi tubuh karena selain berfungsi sebagai sumber utama zat besi,
juga sebagai sumber energi dalam tubuh.
• Protein diperlukan untuk sintesis sel – sel darah merah agar tidak mengalami anemia. Protein dalam sel
darah merah sebagai hemoglobin, yang menjalankan peran utama sel darah merah yaitu mengangkut
gas O2 untuk dilepaskan ke sel-sel dan mengangkut gas CO2 dari sel ke paru2 untuk dikeluarkan dari
tubuh.
• Menurut Muhilal (1993), protein dalam bahan makanan yang berasal dari hewan seperti protein daging
dan ikan selain sebagai sumber protein juga sumber zat besi heme pembentuk hemoglobin darah.
• Protein penting dalam transportasi zat besi → asupan protein ↓↓ → transportasi zat besi
terhambat → defisiensi besi (Anemia).
• Bahan makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah berasal dari hewani yang merupakan sumber
protein yang berperan dalam hemopoisis yaitu pembentukan erythrocyt dengan hemoglobin.
3. Biasakan Mengkonsumsi Lauk Pauk Berprotein Tinggi
9. • Pemerintah Indonesia telah mewajibkan pengayaan mineral dan
vitamin pada semua terigu yang dipasarkan di Indonesia sebagai
bagian dari strategi perbaikan gizi terutama penanggulangan
anemia gizi.
Sumber : Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Hlm. 15
4. Konsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok
10. Batasi Konsumsi Pangan Manis
Anemia
Produksi
erythropoietin
Ginjal
(Neuropati
Diabetes)
Gula darah
Konsumsi
pangan manis
Sumber: Clara Adelia Wijaya, dkk., Korelasi Antara Kadar Hemoglobin dan Gangguan Fungsi Ginjal pada
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang (Jurnal), Vol. 47 No. 1, Januari 2015
5. Batasi Konsumsi Pangan Yang
Manis, Asin Dan Berlemak
11. Sumber :
Kalsum,Ummi dan Halim,Raden. 2016. KEBIASAAN SARAPAN PAGI BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA REMAJA DI SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI. Volume 18, Nomor 1, Hal.09-19 ISSN:0852-8349. Januari-Juni 2016
(Dari penelitian
Ummi dan Raden,
2016) :
Ditemukan
hubungan yang
signifikan antara
kebiasaan sarapan
pagi dengan
kejadian anemia
gizi besi pada
remaja.
Remaja yang tidak
punya kebiasaan
sarapan pagi
sebelum beraktivitas
berpeluang dua kali
lebih besar untuk
terkena anemia
dibanding yang punya
kebiasaan sarapan
pagi.
Remaja yang memiliki aktivitas
fisik yang banyak
membutuhkan kalori, protein,
dan mikronutrien baik secara
kualitatif maupun kuantitatif
makanan yang dikonsumsi saat
sarapan mengandung sumber
zat tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur dalam jumlah
seimbang serta mengandung
sepertiga kecukupan gizi dalam
sehari dan remaja sangat
membutuhkan nutrisi di pagi
hari sebelum melakukan
aktivitas
6. Biasakan Sarapan
12. 7. Biasakan Minum Air Putih Yang Cukup Dan Aman
Bagi tubuh, air berfungsi sebagai pengatur proses biokimia, pengatur
suhu, pelarut, pembentuk atau komponen sel dan organ, media tranportasi zat
gizi dan pembuangan sisa metabolisme, pelumas sendi dan bantalan organ.
Sebagian besar (dua-pertiga) air yg dibutuhkan
tubuh dilakukan melalui minuman yaitu sekitar
dua liter atau delapan gelas sehari bagi remaja
dan dewasa yang melakukan kegiatan ringan
pada kondisi temperatur harian di kantor/rumah
tropis. Pekerja yang berkeringat, olahragawan,
ibu hamil dan ibu menyusui memerlukan
tambahan kebutuhan air selain dua liter
kebutuhan dasar air.
Sumber : Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Hlm. 20
13. 8. Biasakan Membaca Label Pada Kemasan Pangan
Semua keterangan yang rinci pada label
makanan yang dikemas sangat membantu
konsumen untuk mengetahui bahan-
bahan yang terkandung dalam makanan
tersebut. Selain itu dapat memperkirakan
bahaya yang mungkin terjadi pada
konsumen yang berisiko tinggi karena
punya penyakit tertentu.
Sumber : Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Hlm. 20
14. Parasit
• Soil
Transmitted
Helmint
(Ascariasis)
Infeksi
• Masuk melalui
kuku
• Ke tubuh {Usus
Halus}
Terjadi
perdarahan
Defisiensi
Fe
Anemia
Sumber :
Dwi Rusmanto dan J. Mukono, 2012 Hubungan Personal Higyene Siswa Sekolah Dasar Dengan Kejadian
Kecacingan. h. 105.111
9. Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Air Bersih Mengalir
15. 10. Lakukan Aktivitas Fisik Cukup Dan
Pertahankan Berat Badan Normal
Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila
seseorang melakukan latihan fisik atau olah
raga selama 30 menit setiap hari atau minimal
3-5 hari dalam seminggu.
Sumber : Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Hlm. 21-22
Aktivitas fisik yang teratur akan
meningkatkan kesempatan hidup
sehat lebih panjang. Dasar sederhana
adalah mempertahankan berat badan
normal, seimbang kalori yang
dimakan dan kalori yang digunakan
(dibakar).
16. DAFTAR PUSTAKA
• Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang
• Parulian, Intan Tiurma Roosleyn. STRATEGI DALAM PENANGGULANGAN PENCEGAHAN
ANEMIA PADA KEHAMILAN (Jurnal). Volume 3 Nomor 3, 3 Januari - Juli 201 6.
• Hindartin, Efriana Ayu. HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, VITAMIN C DAN ASAM FOLAT
DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI
DI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO.(jurnal) 2016
• Kalsum,Ummi dan Halim,Raden. KEBIASAAN SARAPAN PAGI BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA DI SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI. (jurnal). Volume 18,
Nomor 1, Hal.09-19 ISSN:0852-8349. Januari-Juni 2016.
• Andarina, Dewi dan Sri Sumarmi. 2006. Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi
dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Usia 13–36 Bulan (jurnal). Hal 19-23.
• Astuti,Yoni. Hubungan antara Asupan Protein, Zat Besi dan Vitamin C dengan Kadar Hb pada
Anak Umur (7-15) tahun di Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo. (jurnal). Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 172-179, Juli 2010
• Dwi Rusmanto dan J. Mukono, Hubungan Personal Higyene Siswa Sekolah Dasar Dengan
Kejadian Kecacingan. (jurnal) h. 105.111. 2012
• WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity.
Diakses dari http://www.who.int/vmnis/indicators/haemoglobin.pdf?ua=1 pada tanggal 12
Oktober 2026. 2011
• Wijaya, Clara Adelia, dkk., Korelasi Antara Kadar Hemoglobin dan Gangguan Fungsi Ginjal pada
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang (Jurnal), Vol. 47 No. 1, Januari
2015