Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi untuk asset tetap, termasuk definisi asset tetap, jenis-jenisnya, contoh transaksi pembelian dan penghentian penggunaan, serta pengendalian intern untuk asset tetap."
2. APA ITU ASSEET ??
Aktiva atau aset adalah harta atau sumber daya yang
dimiliki oleh suatu perusahaan yang berfungsi dalam
operasi perusahaan dan diharapkan dapat memberikan
manfaat ekonomi di masa depan. Macam-macam aktiva
diantaranya kas, persediaan, aktiva lancar, aktiva tetap,
aktiva tak berwujud, investasi jangka panjang, dll.
Dari definisi di atas dapat Klasifikasi aktiva tetap secara
umum terdiri atas:
1. Aktiva tetap berwujud (fixed asset)
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible asset)
3. JENIS JENIS ASSET TETAP
BERWUJUD
v ASET TETAP BERUJUD (fixed asset)
* Aset adalah sumber daya yang memiliki empat karakteristik
yaitu :
1. Berwujud {bentuk atau ukuran tertentu }
2. Digunakan dalam operasi perusahaan
3. Mepunyai masa manfaat jankka panjang
4. Tidak diperjualbelikan
Karakteristik yang membedakan aset tetap dari asset lancar
berwujud seperti perlengkapan kantor,ialah bahwa
perlengkapan dimiliki untuk digunakan dalam waktu satu tahun
atau satu siklus operasi normal perusahaan . Aset tetap dimiliki
perusahaan untuk digunakan dalam jangka waktu yang lebih
panjang . biasanya meliputi beberapa periode akuntansi.
4. Contoh dari aktiva tetap berwujud
adalah barang-barang atau peralatan
yang dimiliki perusahaan untuk
digunakan dalam aktivitas operasi
perusahaan dan masa kegunaannya
relatif permanen.
Contoh dari aktiva ini adalah tanah
yang digunakan untuk aktivitas
perusahaan, pertanian, dan
peternakan.
5. CONTOH :
PT Jojo Ganteng membeli aktiva tetap dari PT
BoyBand Gagal yg sedang bangkrut yg terdiri dari
tanah , bangunan dan mesin . Pembelian dilakukan
secara paket(lumpsum) dengan harga
rp.80.000.000.harga setiap aktiva tetap itu di ketahui
sebagai berikut :
gedung : rp.20.000.000,oo
tanah : rp.40.000.000,00
mesin : rp.20.000.000,00
Buatlah jurnal pembelian aktiva tetap berwujud
tersebut?
6. Jurnal :
Gedung Rp. 20.000.000;
Tanah Rp.40.000.000;
Mesin Rp.20.000.000;
kas Rp.80.000.000;
7. Aseet tetap tidak berwujud
Definisi Aset Tidak Berwujud
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak
berwujud adalah aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap
tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh
manfaat ekonomis masa depa dari aktiva tersebut, dan
b. Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.
8. Contoh aseet tetap tidak berwujud adalah :
1.merek
2. software
3. lisensi dan waralaba
4. hak kekayaan intelektual :hak cipta ,
paten , dan kekayaan intelektual lainnya .
5. resep ,formula ,model dan design
9. Pengendalian intern asset tetap.
pengendalian intern atau kontrol
intern didefinisikan sebagai suatu proses,
yang dipengaruhi oleh sumber daya
manusia dan sistem teknologi informasi,
yang dirancang untuk membantu organisasi
mencapai suatu tujuan atau objektif
tertentu. Pengendalian intern merupakan
suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi,
dan mengukur sumber daya suatu
organisasi
10. Tujuan pengendalian intern
asset tetap
1) Mengamankan harta kekayaan perusahaan
2) Menguji/mengecek ketelitian dan kebenaran
data akuntansi perusahaan
3) Meningkatkan efisiensi perusahaan
4) Ketaatan pada kebijakan-kebijakan
manajemen perusahaan.
12. Struktur Pengendalian Intern
Aktiva Tetap
Mulyadi (2001:600) dalam Sistem Akuntansi mengemukakan
bahwa dokumen yang digunakan untuk merekam dapat
transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan
akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah :
1) Surat permintaan otorisasi investasi (expendirure
outhorization request atau authorization for expenditure)
2) Surat permintaan reparasi (autorization for repair)
3) Surat permintaan transfer aktiva tetap
4) Surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap
5) Surat perintah kerja (work order)
6) Surat order pembelian
7) Laporan penerimaan barang
8) Faktur dari pemasok
9) Bukti kas keluar
10) Bukti memorial
13. PENENTUAN HARGA
PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Biaya perolehan meliputi semua pengeluaran yang
diperlukan untuk mendapatkan aset, dan
pengeluaran-pengeluaran lain hingga asset siap untuk
digunakan.
Sebagai contoh, harga beli mesin, biaya pengangkutan
mesin yang dibayar pembeli , dan biaya pemasangan
mesin adalah bagian dari biaya perolehan mesin
pabrik yang dibeli perusahaan.
Akuntansi tidak mengakui pemakain harga pasr atau
harga pengganti selama pemakaian suatu asset tetap.
14. Akuntansi untuk sumber alam
Berkurangnya harga perolehan/nilai
sumber-sumber alam seperti tambang dan
hutan kayu yg disebabkan oleh perubahan
(pengolahan) sumber-sumber alam
tersebut sehingga menjadi persediaan
disebut deplesi
15. Contoh ;
Perusahaan membeli tanah sebagai lahan yang akan
dipergunakan untuk membangun pabrik atau kantor dan
keperluan perusahaan lainnya . Biaya perolehan tanah
meliputi :
1. Harga beli tunai tanah
2. Biaya balik nama
3. Komisi perantara
4. Pajak atu pemungutan yang harus dibayar pembeli.
Contoh : misalkan harga tunai tanah adalah
Rp.5000.000,00 dan pembeli setuju untuk membayar pajak
bumi dan bangunan (PBB) yang belum dibayar oleh
pemilik lama sebesar Rp.100.000,00, maka biaya perolehan
tanah akan menjadi Rp.5.100.000,00
16. Misalkan perusahaan membeli sebidang tanah dengan
harga jual Rp 250.000.000,- Diatas tanah tersebut terdapat
sebuah bangunan/gedung tua, yang jika bangunan
tersebut akan dibongkar biayanya sebesar Rp 10.000.000,-
Biaya balik nama Rp 2.500.000,- biaya komisi perantara Rp
10.000.000. sehingga harga perolehan tanah tersebut
adalah :
Harga tunai tanah……………………..Rp 250.000.000,-
Pembongkaran gedung…………..........Rp 10.000.000,-
Biaya balik nama……………………...Rp 2.500.000,-
Biaya komisi/makelar…………………Rp 10.000.000,-
Harga perolehan tanah …………..Rp 272.500.000,-
PENENTUAN HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
17. Misalkan PT XYZ membeli mesin pabrik
seharga Rp150.000.000,- pengeluaran lain yang
berkait dengan pembelian mesin pabrik yaitu : pajak
pertambahan nilai (PPn) Rp 15.000.000,- premi
asuransi pengangkutan atau kecelakaan
Rp 400.000,- pemasangan dan pengujian
Rp.6.000.000,- dan biaya service/perbaikan karena
terjadi kesalahan dalam pemasangan Rp 800.000,-,
maka :
18. Perhitungannya :
Harga tunai mesin……………………Rp 150.000.000,-
PPn……………………………………..Rp 15.000.000,-
Asuransi pengangkutan………………...Rp 4.000.000,-
Pemasangan dan pengujian…………….Rp 6.000.000,-
Harga perolehan mesin……………Rp 175.000.000,-
Jurnal: (pembelian mesin).
Mesin pabrik Rp 175.000.000,-
Kerugian pemasangan mesin Rp 800.000,-
Kas Rp 175.800.000
19. Masalah masalah khusus
penentuan biaya.
v MASALAH KHUSUS DALAM PENENTUAN BIAYA
PEROLEHAN
Penentuan biaya perolehan asset tetap, kadang-
kadang tidak sedehana karena adanya berbagai
masalah. Masalah tersebut biasanya muncul karena
cara perolehan aset seperti :
1. Pembelian dengan menggunakan wesel berbunga.
2. Pembelian dalam satu paket.
3. Perolehan dengan membangun sendiri.
20. Pembelian dengan menggunakan
wesel berbunga.
contoh :
Misalkan PT.ABC membeli sebuah mesin
pabrik pemintalan benang yang harga
tunainya Rp.10.000.000,- PT.ABC
memberikan uang muka sebesar Rp
2.000.000,- dan sisanya dibayar dengan
wesel senilai Rp.8.000.000,- jangka waktu 1
tahun dengan bunga 10%
21. jurnal : (mencatat transaksi pembelian)
Mesin pabrik Rp10.000.000,-
Kas Rp 2.000.000,-
Utang wesel Rp 8.000.000,-
Catatan : wesel saat jatuh tempo.
Jurnal : Utang wesel Rp 8.000.000,-
Utang bunga Rp 800.000,-(10% x Rp8.000.000)
Kas Rp8.800.000,-
22. Pembelian dalam satu paket.
Biasa juga disebut pembelian secara Lump-sum, terjadi
bila beberapa jenis aktiva dibeli secara bersama dalam
satu transaksi.
Misal:
PT. YOU_HAND bergerak dibidang
perhotelan,membeli hotel dari perusahaan lain
dengan harga tunai Rp140.000.000-
dan pengallokasian harga beli dengan
menggunakan harga pasar masing-masing golongan
aktiva sbb:
23. TABLE ;
(dalam ribuan rupiah)
Golongan Harga pasar % dari
total Harga
pasar
Perhitungan
% Dari harga
beli
Allokasi
harga
perolehan
Tanah
Rp 40.000 25 % 25% x
Rp140.000
=35.000
Gedung Rp.100.000 62,5% 62,5% x
Rp140.000
= Rp 87.500
Peralatan Rp.20.000 12,5% 12,5% x
Rp140.000
= Rp 17.500
total = rp.160.000 =. 100 % =rp.140.000
24. Jurnal : Pembelian Aktiva Tetap (Hotel)
Tanah Rp 35.000.000,-
Gedung Rp 87.500.000,-
Peralatan Rp 17.500.000,-
Kas Rp 140.000.000,-
25. Perolehan dengan membangun
sendiri
Misalkan perusahaan membangun garasi untuk
kendaraan ukuran 5 x 5 m, dengan harga wajar (pasar)
pembangunan
sebesar Rp 50.000.000,- Seandainya perusahaan
membangun
garasi ternyata hanya menelan biaya sebesar Rp
8.000.000,-
maka berdasarkan PAI, melarang perusahaan untuk
mengakui adanya keuntungan dalam kejadian
tersebut.
26. Penghentian Penggunaan Aktiva
Tetap
Aktiva tetap dapat dihentikan penggunaannya dengan
membuang, menjual, atau menukarkannya. Pada
umumnya, pada waktu aktiva dilepaskan, penyusutan
atau amortisasi yang belum dicatat untuk periode
bersangkutan dicatat sampai tanggal pelepasan.
Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan
atau penghentian penggunaan dapat dihitung sebagai
selisih antara harga perolehan aktiva itu dan
akumulasi penyusutannya.
Dalam hal ini, proses penghentian penggunaan aktiva
tetap dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:
27. 1. Pembuangan Aktiva Tetap
Apabila aktiva tetap tidak berguna lagi bagi
perusahaan serta tidak memiliki nilai jual, maka aktiva
tersebut dapat dibuang. Jika aktiva tetap tersebut
belum disusutkan secara penuh, maka harus terlebih
dahulu dilakukan pencatatan penyusutan sebelum
aktiva tersebut dibuang dan dihapus dari catatan
akuntansi perusahaan. Dalam hal ini, tidak akan
timbul keuntungan ataupun kerugian yang harus
diakui dalam catatan akuntansi karena aktiva tetap
telah disusutkan secara penuh dan tidak memiliki
nilai sisa (salvage value).
28. Contoh ;
misalkan suatu jenis mesin yang diperoleh dengan
harga Rp 3.000.000,- dan telah disusutkan secara
penuh pada akhir periode. Pada awal Februari, mesin
tersebut dibuang. Ayat jurnal untuk mencatat
pembuangan aktiva tetap ini adalah (Hadibroto,2000):
jawab :
Ak. PenyusutanMesin Rp 3.000.000,-
Mesin Rp 3.000.000,-
29. 2. Penjualan
Apabila suatu aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi
oleh perusahaan, tetapi masih memiliki nilai sisa,
maka aktiva tersebut dapat dijual. Penjualan aktiva
tetap ini dapat menimbulkan keuntungan jika dijual di
atas nilai sisanya, atau menimbulkan kerugian jika
dijual di bawah nilai sisanya. Jika hasil dari penjualan
aktiva tetap adalah dalam bentuk kas atau piutang
(aktiva moneter), maka pencatatan transaksi tersebut
harus mengikuti urutan yang telah diaturkan.
30. Contoh ;
misalkan bahwa sebuah mesin yang diperoleh dengan
harga Rp 3.500.000,- disusutkan dengan metode garis
lurus sebesar 20% setiap tahunnya. Mesin tersebut
dijual secara tunai pada akhir tahun keempat
pemakaiannya. Saldo akumulasi penyusutan pada saat
penjualan tersebut terjadi adalah Rp 2.800.000,-. Nilai
buku mesin tersebut adalah Rp 700.000,-. Maka ayat
jurnal untuk mencatat penghentian penggunaan
mesin tersebut dalam berbagai kondisi adalah :
31. a. jika penjualan seharga dengan nilai buku Rp 700.000,-
Kas Rp 700.000,-
Ak. Penyusutan – Mesin Rp 2.800.000,-
Mesin Rp 3.500.000,-
b. jika penjualan di bawah nilai buku Rp 500.000,-
Kas Rp 500.000,-
Ak. Penyusutan – Mesin Rp 2.800.000,-
Kerugian penjualan aktiva Rp 200.000,-
Mesin Rp 3.500.000,-
c. jika penjualan di atas nilai buku Rp 800.000,-
Kas Rp 800.000,-
Ak. Peyusutan – Mesin Rp 2.800.000,-
Mesin Rp 3.500.000,-
Keuntungan penjualan
aktiva Rp 100.000,-
32. v DEPRESIASI
Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya perolehan
aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya dangan
cara yang rasional dan sistimatis.
Depresiasi adalah proes pengalokasian biaya perolahan,
bukan proses penilaiaan aset. Perubahan harga aset tetap
yang terrjadi dipasa, tidak perlu dicatat dalam
pembukuaan perusahaan, karena aset tetap dimiliki
perusahaan untuk digunakan, bukan untuk dijual
kembali.Oleh karena itu , nilai buku aset (biaya perolehan
dikurangi akumulasi depresiasi),bias sangat berbeda
dengan harga passer aset yang bersangkutan.
Pengakuan atas depresiasi aset tetap tidak berakibat
adanya pengumpulan kas untuk mengganti aset lama
dengan yang baru.
33. v FAKTOR-FAKTOR PENGENGHITUNGAN DALAM
DEPRESIASI
Ada tigs factor ysng berpengaruh dalam penghitungsn
depresiasi, yaitu :
1. Biaya perolehan, aset tetap di catat dalam biaya
perolehannya.
2. Masa manfaat, Biasa disebut juga umur aset
adalah jangka waktu pemakaian aset yang dihrapkan
perusahaan.
3. Nilai Residu, atau nilai sisa adslsh taksiran nilai
tunai aset pada akhir masa manfaat aset tersebut.
35. METODA GARIS LURUS
Dalam metoda garis lurus , beban depresiasi periodic sepanjang masa
pemakaian aset adslsh sama besarnya.Rumus untuk menghitung biaya
depresiasi per tahun dan penghitungan biaya depresasi dari PT
BROMO adalah :
Biaya perolehan - Nilai Residu = Biaya
perolehan di depresiasi
Rp.130.000.000,00 -
Rp.10.000.000,00 = Rp.120.000.000,00
Biaya perolehan depresiasi : Masa manfaat = Beban
depresiasi pertahun
(dalam tahun)
Rp.120.000.00,00 : 5 =
Rp.24.000.000,00
Biaya perolehan didepresiasi adalah biaya perolehan dikurrangi dengan
nilai residu.
36. v METODA SALDO MENURUN
Metoda saldo menurun , biaya depresiasa dari tahun ke tahun semakin
menurun. Biaya depresisasi per tahun dihitung dengan cara mengalikan nilai
buku aset pada awal ta hun dengan tarif depresiasi . Dalam hal ini tarif
depresiasi tetap sama pada setiap tahun , akan tetapi nilai buku setiap tahun
semakin menurun.
Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tariff metoda garis lurus yang
dikalikan dua , sehingga metoda ini serig disebut metoda saldo menurun
ganda. Contoh : PT BROMO menggunakan metoda saldo menurun ganda ,
maka tariff metode garis lurus diatas yaiutu 20% akan dikalikan 2 sehingga
tarifnya menjadi 40% per tahun . Rumus perhitungan depresiasi truk untuk
tahun pertama adalah sebagai berikut :
NILAI
BUKU TARIF BEBAN
PADA X SALDO MENURUN = DEPRESIASI
AWAL
TAHUN SETAHUN
Rp.130.000.000,00 X 40% =Rp.52.000.000,00
37. v METODA SATUAN HASIL
Dalam metoda satuan hasil , masa manfaat tidak
dinyatakan dalam satuan waktu , melainksn dalam
satuan hasil produksi atau pemakaian yang
diharapkan dari aset.
Untuk menerapkan metoda ini , perusahaan harus
menaksir total satuan hasil selama assa menfaat aset,
dan selanjutnya membagikan biaya perolehan aset
pada satuan hasil-hasil tersebut. Metod ini mudah
diterapkan pada aset yang dibeli di pertengahan
tahun . Metoda ini tidak sepopuler metoda garis lurus
atau metoda saldo menurun ,karena perusahaan
sering menghadapi kendala dalam menaksir total hasil
produksi yang biasa dihasilkan sebuah aset.
38. Pertukaran Aset Tetap
Sejenis
Sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin
produksi merk A dengan merk B
Tak Sejenis
Sifat dan fungsinya tidak sama seperti pertukaran mesin
dengan tanah, tanah dengan gedung dll.