3. 3.18.1 Menjelaskan pengertian aset
tetap menurut SAK ETAP
3.18.2 Menjelaskan 3 karakteristik aset
tetap
3.18.3 Menjelaskan penilaian aset tetap
3.18.4 Menjelaskan 4 akun yang
tergolong aset tetap
3.18.5 Menjelaskan cara penentuan
harga perolehan berbagai aset
tetap dengan cara membeli dan
hibah
4.18.1Menentukan harga perolehan aset
tetap.
4.18.2Mencatat harga perolehan aset
tetap.
4. Setelah mengikuti proses
pembelajaran melalui tahapan inkuiri:
menyajikan fenomena, observasi,
merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menyusun
kesimpulan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian aset tetap
2. Menjelaskan karakteristik aset
tetap
3. Menjelaskan penilaian aset tetap
5. 4. Menjelaskan akun-akun yang
tergolong aset tetap
5. Menjelaskan penentuan harga
perolehan berbagai aset tetap
dengan cara membeli dan hibah
6. Menentukan harga perolehan
aset tetap.
7. Mencatat harga perolehan aset
tetap.
6. 1. Pengertian aset tetap
2. Karakteristik aset tetap
3. Penilaian aset tetap
4. Akun-akun yang tergolong aset tetap
5. Penentuan harga perolehan berbagai
aset tetap dengan cara membeli
6. Penentuan harga perolehan berbagai
aset tetap dengan cara hibah
7. Pencatat harga perolehan aset tetap.
8. Aset tetap adalah aset berwujud
yang:
dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk disewakan ke
pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
diharapkan akan digunakan lebih
dari satu periode.
9. Karakteristik aset tetap :
◦ Berwujud
◦ Digunakan dalam kegiatan entitas (
dalam kegiatan operasi perusahaan )
◦ Masa manfaat lebih dari 1 periode atau
satu tahun
10. Unsur Biaya Perolehan :
Biaya perolehan aset tetap meliputi:
(a) harga beli, termasuk termasuk
biaya hukum dan broker, bea
impor dan pajak pembelian yang
tidak boleh dikreditkan, setelah
dikurangi diskon pembelian dan
potongan lainnya
(b) biaya-biaya yang dapat
diatribusikan langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset
siap digunakan sesuai dengan
maksud manajemen.
11. Harga perolehan aset tetap
adalah setara harga tunainya
pada tanggal pengakuan. Jika
pembayaran ditangguhkan lebih
dari waktu kredit normal, maka
harga perolehan adalah nilai
tunai semua pembayaran masa
akan datang.
13. 1. MEMBELI TUNAI
2. MEMBELI SECARA KREDIT
ATAU ANGSURAN
3. PERTUKARAN
4. MEMBUAT SENDIRI
5. DITERIMA SEBAGAI
HADIAH
ATAU HIBAH
14. ASET TETAP DEBIT DAN KAS KREDIT
SEBESAR HARGA PEROLEHANNYA
ATAU
ASET TETAP RP. XX
KAS RP. XX
15. Contoh 1;
Dibeli tunai sebuah Gedung, seharga
Rp. 42.500.000,- biaya -biaya dan lain-
lain Rp. 2.500.000,-
maka pencatatannya :
Kendaraan (Debit) RP. 42.500.000,-
K a s (Kredit) Rp. 42.500.000,-
16. A. PEMBELIAN KREDIT :
ASET TETAP DEBIT DAN UTANG
DAGANG KREDIT SEBESAR
HARGA PEROLEHANNYA
ATAU :
ASET TETAP ( D ) RP. XX
UTANG DAGANG ( K ) RP. XX
17. Contoh 2 :
Dibeli dengan kredit sebuah Mesin,
seharga
Rp. 60.000.000,- biaya
pengankutan, biaya pemasangan
dan lain-lain Rp. 3.500.000,-
maka pencatatannya :
Mesin (Debit) RP.
63.500.000,-
Utang dagang (Kredit) Rp.
42.500.000,-
18. B. PEMBELIAN SECARA ANGSURAN
:
ASET TETAP DEBIT SEBESAR HARGA
PEROLEHANNYA, BUNGA YANG
DITANGGUHKAN DEBIT SEBESAR
SELISIH HARGA ANGSURAN DENGAN
HARGA PEROLEHANNYA DAN UTANG
ANGSURAN KREDIT SEBESAR HARGA
PEROLEHANNYA
ATAU :
ASET TETAP (D) RP. XX
BUNGA YANG DITANGGUHKAN (D)
RP. X
UTANG ANGSURAN (K) RP.
XX
19. Contoh 3 :
Dibeli sebuah Mesin dengan 36 kali
angsuran bulanan @ Rp.
2.200.000,- harga tunai mesin
tersebut Rp. 72.000.000,-
Maka pencatatannya :
Mesin (D) RP. 72.000.000,-
Bunga yang
ditangguhkan (D) Rp. 7.200.000,-
Utang angsuran (K) Rp. 79.200.000,-
20. a. PERTUKARAN DENGAN ASET
TETAP SEJENIS;
Dengan asumsi ; NILAI BUKU ASET TETAP
LAMA BESAR DARI NILAI YANG DIHARGAI
SAAT PERTUKARAN (RUGI);
pencatatannya :
ASET TETAP (BARU) DEBIT SEBESAR
HARGA PEROLEHANNYA, AKUMULASI
PENYUSUTAN ASET TETAP (LAMA) DEBIT
SEBESAR PENYUSTANNYA, RUGI
PERTUKARAN (DEBET) SEBESAR SELISIH
NILAI BUKU ASET TETAP LAMA DENGAN
HARGA ASET TETAP (LAMA) YANG DIHARGAI
DAN ASET TETAP (LAMA) KREDIT SEBESAR
HARGA PEROLEHAN, KAS ATAU UTANG
KREDIT SEBESAR SELISIH HARGA
PEROLEHAN ASET BARU DENGAN NILAI
ASET TETAP LAMA YANG DIHARGAI
21. ATAU :
RUGI APABILA NILAI BUKU ASET TETAP LAMA
BESAR DARI NILAI YANG DIHARGAI SAAT
PERTUKARAN
SEBALIKNYA
LABA APABILA NILAI BUKU ASET TETAP LAMA
KECIL DARI NILAI YANG DIHARGAI SAAT
PERTUKARAN
ASET TETAP (BARU) (D) RP. XX
AKUMULASI PENY. ASET TETAP (lama) (D) RP. XX
RUGI PERTUKARAN ASET TETAP (D) RP. XX
ASET TETAP (lama) (K)
RP. XX
KAS / UTANG (K) RP. XX
22. Contoh 4 :
Sebuah mesin harga perolehan Rp. 40.000.000,- telah
disusutkan Rp. 24.000.000,- ditukar dengan sebuah mesin
baru seharga Rp. 60.000.000,- dalam pertukran tersebut
mesin lama dihargai Rp. 12.000.000,-
Perhitungan:
Harga mesin lama Rp. 40.000.000,-
Telah disusutkan Rp. 24.000.000,-
Nilai sisa Rp. 16.000.000,-
Penilai pada pertukaran Rp. 12.000.000,-
Rugi atas pertukaran Rp. 4.000.000,-
===============
23. Maka pencatatannya :
Mesin baru (D) RP.60.000.000,-
Akumulasi peny. mesin (D) Rp.24.000.000,-
Rugi pertukaran mesin (D) RP. 4.000.000,-
Mesin (lama) (K)Rp. 40.000.000,-
K a s (K)Rp. 48.000.000,-
24. Dengan asumsi ; NILAI BUKU ASET TETAP LAMA
KECIL DARI NILAI YANG DIHARGAI SAAT
PERTUKARAN (LABA);
pencatatannya :
ASET TETAP (BARU) DEBIT SEBESAR (HARGA
PEROLEHANNYA DIKURANG LABA PERTUKARAN),
AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP (LAMA)
DEBIT SEBESAR PENYUSTANNYA, DAN ASET
TETAP (LAMA) KREDIT SEBESAR HARGA
PEROLEHAN, KAS ATAU UTANG KREDIT SEBESAR
SELISIH HARGA PEROLEHAN ASET BARU
DENGAN NILAI ASET TETAP LAMA YANG
DIHARGAI
25. ATAU :
ASET TETAP (BARU) (D) RP. XX
AKUMULASI PENY. ASET TETAP (lama) (D) RP. XX
ASET TETAP (lama) (K)
RP. XX
KAS / UTANG (K) RP. XX
SEBESAR
( HARGA PEROLEHAN ASET
TETAP BARU – LABA
PERTUKARAN )
26. Contoh 4 :
Sebuah mesin harga perolehan Rp. 40.000.000,- telah
disusutkan Rp. 24.000.000,- ditukar dengan sebuah mesin baru
seharga Rp. 60.000.000,- dalam pertukran menambah uang
tunai Rp. 32.000.000,- dan mesin lama dihargai Rp.
18.000.000,-
Perhitungan:
Harga mesin lama Rp. 40.000.000,-
Telah disusutkan Rp. 24.000.000,-
Nilai sisa Rp. 16.000.000,-
Penilai pada pertukaran Rp. 18.000.000,-
Laba atas pertukaran Rp. 2.000.000,-
===============
27. Karena pertukaran aset tetap sejenis , maka laba tidak
diakui ; tetapi diperhitungkan untuk mengurangi harga
peroleh aset tetap baru
Maka pencatatannya :
Mesin baru (D) RP.58.000.000,-
Akumulasi peny. mesin (D) Rp.24.000.000,-
Mesin (lama) (K) Rp. 40.000.000,-
K a s (K) Rp. 32.000.000,-
Cat. Laba Rp. 2.000.000,- mengurangi harga perolehan
mesin baru ( Rp. 60.000.000,- -- Rp. 2.000.000,-)
28. b.PERTUKARAN DENGAN ASET TETAP tidak
SEJENIS;
Jika rugi pertukaran sama pencatatannya dengan
pertukaran sejenis,
Jika laba pertukaran :
Pencatatannya :
ASET TETAP (BARU) DEBIT SEBESAR HARGA
PEROLEHANNYA, AKUMULASI PENYUSUTAN ASET
TETAP (LAMA) DEBIT SEBESAR PENYUSTANNYA,
LABA PERTUKARAN (KREDIT) SEBESAR SELISIH
NILAI BUKU ASET TETAP LAMA DENGAN HARGA
ASET TETAP (LAMA) YANG DIHARGAI DAN ASET
TETAP (LAMA) KREDIT SEBESAR HARGA
PEROLEHAN, KAS ATAU UTANG KREDIT SEBESAR
SELISIH HARGA PEROLEHAN ASET BARU DENGAN
NILAI ASET TETAP LAMA YANG DIHARGAI
29. ATAU :
ASET TETAP (BARU) (D) RP. XX
AKUMULASI PENY. ASET TETAP (lama) (D) RP. XX
LABA PERTUKARAN (K)
RP. XX
ASET TETAP (lama) (K)
RP. XX
KAS / UTANG (K) RP. XX
30. Contoh 5 :
Sebuah mesin harga perolehan Rp. 25.000.000,- telah
disusutkan Rp. 15.000.000,- ditukar dengan sebuah
Kendaraan seharga Rp. 80.000.000,- dalam pertukaran
menambah uang tunai Rp.76.000.000,- dan mesin lama
dihargai Rp. 14.000.000,-
Perhitungan:
Harga mesin lama Rp. 25.000.000,-
Telah disusutkan Rp. 15.000.000,-
Nilai sisa Rp. 10.000.000,-
Penilai pada pertukaran Rp. 13.000.000,-
Laba atas pertukaran Rp. 3.000.000,-
===============
31. Maka pencatatannya :
Kendaraan (D) RP.80.000.000,-
Akumulasi peny. mesin (D) Rp.24.000.000,-
Laba pertukaran (K) Rp. 3.000.000,-
Mesin (lama) (K) Rp. 25.000.000,-
K a s (K) Rp. 76.000.000,-
32. ASET TETAP PEROLEHAN DIBUAT SENDIRI DICATAT
SEBESAR HARGA PEROLEHAN ( HARGA BELI
DITAMBAH SEMUA BIAYA-BIAYA YANG DITIMBULKAN
UNTUK MEMPEROLEH ASET TETAP TESRSEBUT)
PENCATATANYA:
ASET TETAP RP. X
KAS / UTANG RP. XX
33. ASET TETAP DIPEROLEH SEBAGAI HADIAH
ATAU HIBAH DICATAT SEBESAR HARGA
PASAR ( HARGA YANG WAJAR )
PENCATATANNYA :
ASET TETAP (D) RP. X
MODAL DONASI (K) RP.
XX
(Modal yg bersal dari sumbangan /
hadiah)
34. 1. Dibeli tunai sebuah Kendaraan, seharga
Rp. 250.000.000,- biaya balik nama Rp.
4.500.000,-
2. Dibeli dengan kredit sebuah Gedung, seharga
Rp. 560.000.000,- biaya-biaya lain Rp.
7.500.000,-
3. Dibeli sebuah Mesin dengan 50 kali angsuran
bulanan @ Rp. 3.300.000,- harga tunai mesin
tersebut Rp. 150.000.000,-
35. 4. Sebuah mesin harga perolehan Rp. 70.000.000,- telah
disusutkan Rp. 55.000.000,- ditukar dengan sebuah mesin
baru seharga Rp. 95.000.000,- dalam pertukaran menambah
uang tunai Rp. 75.000.000,- dan mesin lama dihargai Rp.
18.000.000,-
5. Sebuah mesin harga perolehan Rp. 50.000.000,-
telah disusutkan Rp. 30.000.000,- ditukar dengan
sebuah Gedung seharga Rp. 200.000.000,- dalam
pertukaran menambah uang tunai Rp.85.000.000,-
dan mesin lama dihargai Rp. 15.000.000,-
DIMINTA : CATATLAH TRANSAKSI-TRANSAKSI
TERSEBUT DALAM JURNAL UMUM SERTA
PERHITUNGANNYA
36. MP. Simangunsong. Drs. 1991, Akuntansi
Mahir. Karya Utama
Zaki Baridwan, Dr. MSC. 1990 Akuntansi
intermediate Accounting, Edisi 6, Yogyakarta
Jay M. Smith dan K. Fed Skousen. 1995.
Akuntansi Intermediate Volume
Komprehensip Edisis 9 Jilid 2. Erlangga