SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
1
FAKULTAS MANAJEMEN
TUGAS UAS DAN MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
Nama : YOGA ADIWIGUNA
Nim : 11011700667
Kelas :2T-MA
Ruang : B 1.2
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN
9. TEKNIK PENGGAGARAN BARANG MODAL…………………………… 3
10.ARUS KAS&RESIKO PROYEK……………………………………………… 9
11. BIAYA MODAL……………………………………………………………….…… 15
12.STUKTUR MODAL DAN LEVERGE&KEBIJAKAN DIVEDEN…..…... 32
13. MODAL SAHAM&PERANAN BANK INVESTASI,HUTANG JANGKA PANJANG
PEMBIAYAAN CAMPURAN&MERGER DIVENSI,PERUSAHAAN INDUK DAN
LEVERAGE BUYOUST………………………………………………………….. 41
14.ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KESEHATAN KEBANGKUTAN BADAN
USAHA MILIK SWASTA(BUMS)DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA(BUMN) DAN
CARA MENGATASINYA SECARA UMUM
……………………………………………………………………..…………..…… 45
3
BAB 1 PEMBAHASAN
BAB 9
Teknik penganggaran barang modal
MANAJEMEN AKTIVA MODAL Suatu hal yang membedakan antara perusahaan jasa dengan
perusaan industri yaitu kondisi penyerapan dana invetasi. Perusahaan industri barang lebihbesar
dana investasi terserap pada aktiva lancer (surat berharga, piutang, persediaan, dll) dibanding
investasi pada aktiva tetap. Sedangkan pada perusahaan jasa dana investasi terbesar terserap pada
aktiva tetap (mesin, gedung, peralatan, kenderaan, dll). Keseluruhan macam aktiva tetap yang
ada, sebagian merupakan keharusan bagi perusahaan industry, karena tanpa aktiva tetap tersebut
aktivitas produksi tidak dapat berjalan. Dengan demikian maka menajer keuangan hendaknya
member perhatian terhadap manjemen aktiva tetap, bukan hanya keputuasan pengadaan aktiva
tetap baru, melainkan juga persoalan yang berkaitan dengan pengeluaran selama masa
penggunaan aktiva tetap. Berdasarkan usia teknis dan usia ekonomis aktiva mempunyai masa
lebih dari satu tahun, sehingga investasi pada aktiva tetap merupakan investasi jangka panjang.
Pada saat berakhirnya usia teknis, aktiva tetap tidak dapat digunakan lagi, kecuali memerlukan
perbaikan atau penggantian dengan aktiva tetap baru. Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka
keputusan pengeluaran investasi dana pada aktiva tetp memerlukan ketelitian. PENGELUARAN
MODAL Pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan pengeluaran yang dilakuakn leh
perusahaan guna keperluan investasi untuk jangka waktu lebih dari satu tahun dengan harapan
akan member manfaat atau hasil (benefit). Pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap merupakan
expenture, akan tetapi tidak semua capital expenture akan di gunakan untuk pembelian atau
pengadaan aktiva tetap. Terdapat beberapa tujuan perusahaan melakukan capital expenture :
Untuk membeli aktiva tetap baru Untuk penggantian aktiva tetap lama Untuk perbaikan atau
modernisasi aktiva tetap lama KONSEP DASAR PENGANGGARAN MODAL Penganggaran
modal merupakan keseluruhan aktivitas pengumpulan –pengepaluasi- penyeleksian dan
4
penentuan alterative penanaman modal yang akan member penghasilan bagi perusahaan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun. Keterbatasan jumlah dana yang dimilki perusahaan seringkali
menghambat peruses capital budgeting. Perusahaan selanjutnya akan memisahkan antara
penentuan besarnya pengeluaran investasi (cash outflow) dan pengembalian investasi (cash
inflow) dengan diwali pembahasan tentang jenis proyek. JENIS PEROYEK Pada umumnya jenis
peroyek yang dibiayai dalam suatu investasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis peroyek berdasarkan
ketersediaan dana yang dimilki perusahaan yaitu : Independen project Merupakan proyek atau
investasi yang tidak bergantung pada peroyek lain, dalam arti diterima atau ditolak suatu proyek
tidak mempengaruhi maupun di pengaruhi oleh kesempatan diterimanya usulan peroyek yang
lain. Apabila perusahaan memilki dana yang cukup guna keperluan investasi, maka keseluruhan
seluruh usulan idependent yang memenuhi kreteria investasi dapat dibiayai., Mutually exclusive
project Merupakan proyek atau investasi yang tidak bergantung pada proyek lain, dalam arti
deterima atau di tolak suatu proyek tidak mempengaruhi atau tidak di pengaruhi oleh kesempatan
diterimanya usulan proyek yang lain. Hal ini berlaku karna keterbatasan dana investasi yang
dimiliki prusahaan hanya mampu membiayai usulan yang paling menguntungkan.
PENGELUARAN INVESTASI Pengeluaran untuk membiayai investasi merupakan
permasalahan pertama yang harus di perhitungkan dalam pengambilan keputusan kelayakan
investasi. Apabila prusahaan melakukan investasi baru (pembelian aktiva baru) maka net
investment ditentukan sebagai berikut : Ø Harga prolehan aktiva RP XXX Ø Biaya intalasi RP
XXX Ø Biaya-biaya operasi lainnya RP XXX + Net investment RP XXX Apabila prusahaan
melakukan penggantian aktiva tetap yang lama dengan aktiva tetab baru, maka net investment
detentukan sebagai berikut : Ø Harga beli aktiva tetap RP XXX Ø Biaya-biaya intalasi RP XXX
(+) RP XXX Ø Proceeds aktiva tetap lama RP XXX (-) RP XXX Ø Pajak atas penjualan aktiva
tetap lama RP XXX net investment RP XXX berdasarkan pormat perhitungan di atas, maka
faktor-fakor yang perlu di pertimbangkan dalam bentuk menentukan cash outflow atau net initial
investmen suatu investasi adalah Harga beli aktiva tetap Merupakan harga yang dibayar
perusahaan terhadap aktiva yang dibelinya. Harga beli aktiva tetap merupakan net investment
apabila perusahaan tidak mengeluarkan biaya investasi atau perusahaan mengganti aktiva tetap
lama dengan aktiva tetap yang baru. Biaya-biaya instalasi Merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan guna keperluan menginstalai aktiva tetap yang baru dibeli hingga siap beroperasi.
Berdasarkan fungsinya biaya instalasi harus diperhitungkan atau ditambah sebagai harga beli
5
aktiva tetap. Proceeds aktiva tetap lama Apabila aktiva tetap baru dibeli untuk menggantikan
aktiva tetap lama yang akan dijual, maka hasil penjualan aktiva tetap lama diperhitungkan
sebagai proceeds atau cash inflow. Proceeds yang dihitung sebagai cash inflow merupakan net
sales dalam arti harga jual setelah dikurangi dengan biaya-biaya penjualan. Pajak penjualan
aktiva tetap lama Apabila pengeluaran modal ditunjukan untuk menganti aktiva tetap lama
dengan aktiva tetap baru maka pajak yang dibayarkan atas penjualan aktiva tetap lama akan
menentukan besarnya net investment. Net investment akan lebih kecil dari nilai buku aktiva tetap
(apabila mengalami kerugian). Sebaliknya apabila hasil penjualan aktiva tetap lama lebih besar
dari pada nilai buku aktiva tetap maka pajak yang di bayar akan memperbesar net investment
(karana adanya keuntungan). Sehubung dengan tingkat pajak ini, maka pajak atas penjualan
diatas harga beli aktiva tetap (long term capital gain) lebih kecil dari pada pajak atas penjualan
diatas nilai buku aktiva (ordinary gains) Contoh implikasi pajak terhadap proceeds aktiva tetap
lama dan pengaruh terhadap net investmen sebagai berikut. PT ARINTA membeli sebuah mesin
tiga tahun yang lalu seharga RP 500.000.000. depresiasi menggunakan metode garis lurus
(straight line methode), usia ekonomis 10 tahun dan tidak memiliki nilai sisa (salvage value)
pada akhir usia ekonomis. Dengan demikian nilai bukan aktiva tetap lama (mesin) dapat dihitung
sebagai berikut : ∑ Depresiasi = 3 [ 500.000.000 ] 10 = 150.000.000 Nilai buku aktiva =
500.000.000-150.000.000 = 350.000.000 Apabila dimisalkan long term capital gains sebesar
25% dan ordinary gains sebasar 30% maka pengaruh terhadap net investment dapat duhitung
berdasarkan harga jual aktiva tetap sebagai berikut ini : a. RP 600.000.000 b. RP 400.000.000 c.
RP 350.000.000 d. RP 200.000.000 1) Apabila penjualan seharga Rp. 600.000.000 Dengan
mesin lama laku terjual seharga Rp. 600.000.000 berarti lebih besar dari pada harga beli yang
bearti pula lebih besar dari pada nilai buku aktiva. Terhadap dua jenis pajak yang dikenakan
terhadap hasil penjualan, yaitu long tern capital gains (25%) dikenakan pada selesih harga jual
dengan harga beli aktiva dan ordinary gains (30%) dikenakan terhadap selelisih harga beli
dengan nilai buku aktiva. Dengan demikian jumlah pajak yang dibayar dapat dihitung sbb: -
Long term capital gains =25%X RP. 100.000.000 = RP 25.000.000 - Ordinary gains = 30%X RP
150.000.000 = RP 45.000.000 (+) RP 70.000.000 2) Apabila penjualan sehaharga Rp.
400.000.000 Dengan penjualan mesin lama seharga RP 400.000.000 bearti perusahaan
memperoleh keuntungan sebesar Rp 500.000.000 yaitu selisih harga jual Rp 400.000.000 dengan
nilai buku Rp 350.000.000. pajak yang dikenakan hanyalah ordinary gains sebesar 30%X Rp
6
50.000.000 = Rp 15.000.000 yang akan menambah net investment atau mengurangi proceeds
penjualan aktiva tetap. 3) Apabila penjualan seharga Rp 350.000.000 Pada penjualan sebesar Rp
350.000.000 sama dengan nilai buku berarti perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun
tidak mengalami kerugian. Dengan demikian penjualan diatas aktiva tetap lama tidak
berimplikasi terhadap pajak atau prusahaan tidak membayar pajak atau hasil penjualan aktiva
tetap lama. Contoh : PT. BARANUSA akan menentukan besar net investmen dalam penggantian
mesin lama dengan mesin baru. Mesin baru dibeli seharga Rp 114.000.000 dan biaya intalasi
sebesar Rp 6.000.000. usia ekonomis mesin baru selama 5 tahun dan depresiasi menggunakan
metode garis lurus yang diperkirakan tidak memiliki nilai sisa pada akhir tahun ke 5. Mesin lama
dibeli 3 tahun yang lalu seharga Rp 72.000.000 dan depresiasi menggunakan metode garis lurus.
Usia ekonomis lama 8 tahun dan diperkirakan laku terjual seharga Rp 60.000.000 dengan tingkat
pajak 35%. Hitung berapa net investment mesin baru ?. Penyelesaian : Menghitung pajak atas
proceeds mesin lama, - Harga belimesin RP 72.000.000 - Akumulasi depresiasi selama 3 tahun
Rp 27.000.000 (-) - Nilai buku mesin lama Rp 45.000.000 Keuntungan penjualan mesin lama -
Harga jual mesin Rp 60.000.000 - Nilai buku mesin Rp 45.000.000 (-) - Keuntungan penualan
mesin Rp 15.000.000 - Pajak atas keuntungan 35% Rp 5.250.000 (-) - Net proceeds atas
penjualan Rp 9.750.000 Dengan mengetahui besarnya pajak atas penjualan mesin lama, maka
besar net investment mesin baru dapat dihitung sbb: - Harga beli mesin baru Rp 114.000.000 -
Biaya –biaya intalasi Rp 6.000.000 Rp 120.000.000 - Proceeds penjualan mesin lama Rp
120.000.000 - Net initial investmen Rp 54.750.000 PENGEMBALIAN INVESTASI
Pengembalian investasi yang diharapkan karena adanya pengeluaran modal diukur dari tambahan
aliran kaas masuk (cash inflow sesudah pajak). Karena cash inilah yang mencerminkan jumlah
sesungguhnya yang dapat digunakan oleh perusahaan, bukan laba bersih sebagaimana yang
sering dijumpai dalam laporan laba rugi. Perhitungan cash inflow dapat dilakukan sebagaimana
format perhitungan berikut ini : Pendapatan sebelum depresiasi dan pajak Rp. Xxxxxx
Depresiasi Rp. Xxxxxx (-) Proyeksi pendapatan sebelum pajak Rp. Xxxxxx Pajak Rp. Xxxxxx (-
) Proyeksi pendapatan sesudah pajak Rp. Xxxxxx Depresiasi Rp. Xxxxxx (-) Proyeksi cash
inflow Rp. Xxxxxx Berdasarkan format perhitungan di atas berikut ini contoh bagaiman
manentukan proyeksi cash inflow sebuah perusahaan. 7. KRITERIA PENILAIAN
KELAYAKAN INVESTASI Setelah mengetahui penentuan pembiayaan modal atau cash
outflow dan pengembalian investasi (cash inflow) selanjutnya akan dibahas berbagai criteria
7
yang digunakan dalam mengukur kelayakan suatu investasi dapat dibiayai atau ditolak. Masing-
masing kriteria memiliki teknik perhitungan dan standar penilaian masing-masing. Walupun
demikian diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi bukan berdasarkan ukuran parsial atau
kriteria melainkan secara komprehensif seluruh kriteria yang ada. Adapun kriteria kelayakan
usulan investasi dapat diukur dengan teknik pengukuran sebagai berikut: a. Average rate of
retrun Berdasarkan kriteria ini kelayakan usulan investasi diukur dengan jalan membandingkan
antara rata-rata keuntungan bersih yang dihasilkan dengan sejumlah investasi bersih yang
dikeluarkan. Perhitungan rata-rata keutungan yang sering juga disebut dengan “Acounting rate of
retrun” didasarkan pada keeuntungan bersih sesudah pajak yang tampak dalam laporan laba-rugi.
Adapun perhitungannya menggunakan formula sebagai berikut : Average earning after tax
Average rate of retrun (ARR) = --------------------------------------- Average investment Rata-rata
keuntungan bersih setelah pajak Average Earning After Tax dihitung dengan jalan menjumlah
kan keseluruhan keuntungan besih yang dihasilkan selama usia ivestasi (∑EAT) dibagi dengan
usia investasi. ∑ EAT Average EAT = n Dimana : Average EAT = rata-rata keuntungan bersih ∑
EAT = jumlah seluruh keuntungan bersih n = umur investasi / umur ekonomis aktiva tetap
sedangkan rata-rata investasi ( average investment) dihitung dengan jalan jumlah dana investasi
dibagi 2 (dus). Average investment = Net Initial Investment 2 Net investment dibagi menjadi dua
dengan asuransi bahwa perusahaan menggunakan metode garis lurus dan tidak ada nilai sisa
pada akhir usia investasi. Kebaikan dan Kelemahan Teknik AAR Hal yang menguntungkan
dengan menggunakan teknik AAR berkaitan dengan kemudahan dalam perannya dimana input
data cukup menggunakan data net investment dan keuntungan bersih sesudah pajak. Data
keutungan bersih setelah pajak dengan mudah diperoleh melalui laporanlaba rugi. Sedangan
kelemahan teknik AAR karena : teknik AAR dalam peranannya mengabaikan nilai waktu
terhadapp uang. Sebagaimana dibahas pada bagian terdahulu bahwa sejumlah uang yang dimiliki
saat ini nilainya lebih besar dari pada jumlah yang sama pada apabila baru dimiliki waktu yang
akan datang. Walaupun demikian teknik AAR tetap dibutuhkan dalam penilaian kelayakan
investasi. b. Payback proiod Teknik lain yang dapat digunakan dalam penilaian kelayakan usulan
investasi yaitu payback priod. Dengan teknik ini, akan dapat diukur berapa lama waktu yang
diperlukan guna menutup net investment melalui cash inflow yang dihasilkan melalui
investasi/proyek tersebut.suau investasi juga mengharapkan pengembalian investasi dalam
jangka waktu yang lebih cepat. Maka semakin kecil payback period yang dihasilkan semakin
8
cepat pengembalian investasi dan itulah yang dipilih antara usulan investasi. Dalam menghitung
payback period suatu investasi akan menghasilkan antara pengembalian invstasi dimana cash
inflow yang sama besar setiap periode. Pay back period dengan cash inflow yang sama besar
Dasar perhitungan pay back period adalah : Maka perhitungan payback period dapat melakukan
dengan membagi net investment dengan rata-rata cash inflow. Payback period =Net investment
Rata-rata cash inflow Cara menghitung payback period sebagai berikut : Payback period “X” =
Rp 150.000.000 x 1 tahun Rp 50.000.000 = 3 tahun Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
bahwa dana yang diinvestasikan dalam / proyek X dapat menutup dalam waktu 3 tahun. Payback
period dengan inflow yang tidak sama besar. Guna menghitung payback period dimana cash
inflow tidak sama besar setiap tahun dapat dihitung dengan mengurut tahun demi tahun.
Kabaikan dan kelemahan payback period Kebaikan : - Dalam pengambilan keputusan secara
tidak langsung sudah mempertimbangkan factor likuiditas investasi. - Walaupun tidak
sepenuhnya, namun payback period telah mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang.
kelemahan : - Tidak sepenuhnya mempertimbangkan waktu terhadap uang melainkan implicit
dengan pertimbangan beberapa kecepatan atau waktu dana yang terinvestasikan dapat menutupi.
- Tidak mempertimbangkan adanya cash inflow yang diterima setelah total cash inflow menutupi
net investment c. Net present value (NPV) Salah satu teknik pengukuran investasi yang
mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang. NPV dengan cash inflow yang sama besar
Karenan cash inflow setiap tanhun sama besar maka tidak perlu menghitung rata-r
ata cash inflow setiap tahun. d. Internal rate of return (IRR) Merupang akan teknik menggunakan
pengukuran kelayakan investasi yang banyak digunakan. IRR untuk cash inflow yang sama besar
Langka perhitungan: 1. Hitung besar payback period untuk usulan investasi yang sedang
dievaluasi. e. Indeks profitability Teknik atau kriteria penilaian usulan investasi yang terakhir
disebut jugs dengan istilah Benefit cost ratio .
.
9
10.ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas
perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan
aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.[1]
B. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus
kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek
dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang
berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek
yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran.
2. Memastikanbahwasemuaorang yangterlibatdalamperamalanmenggunakan seperangkat asumsi
perekonomian yang konsisten.
3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara emosional
dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana
keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek
yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
10
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika
melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak
menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus
diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang
diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan mengestimasikan
anggaran, yaitu:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi.
2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Alirankasawal merupakanalirankasyangberkaitandenganpengeluaranuntukkegiataninvestasi
misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat
dikatakan aliran kas keluar.
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti;
penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas
masuk dan aliran kas keluar.
c. Alirankasakhir merupakanalirankas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.[2]
Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikian pula
nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
11
Setiapproyekmembutuhkanaktiva,danpembelianaktivamenggambarkanaruskasnegatif karenapada
suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk biaya pengiriman dan
biaya pemasangannya.
b. Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas meskipun
depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba
bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahandalammodal kerjaoperasi bersihyaitupeningkatanaktivalancaryangdihasilkandari proyek
baru dikurangi denganpeningkatan utang dagang dan akrual scara spontan. Jika perubahannya positif,
sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya
perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga
terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan biaya modal
dihitung dua kali.
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga
pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2. Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada
tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali, tanpa
melihatapakahproyektersebutditerimaatauditolak.Karenabiayatertanambukanlahbiayatambahan,
maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis.
b. Biaya kesempatan
12
Biayakesempatanadalahpengembaliandari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat
pengembaliantertinggi yangtidakakandiperolehjika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek
tertentu.
ukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
3. Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam
satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru
atau proyek pengganti.
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk
meningkatkanpenjualan.Jadi aruskas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari
proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa
proyek yang diusulkan.
2. Proyekpengganti yaitusuatuproyekyangmenggantikansebuahaktivayangadadenganaktivayang
baru. Jadi arus kastambahan berupatambahanpemasukandanpengeluaran yang terjadi dari investasi
pada aktivayangbaru. Maka perusahaanmembandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva
yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a. Pengeluaran investasi awal
b. Arus kas operasi selama umur proyek
c. Arus kas tahun terakhir
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami
dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu
terbagi menjadi tiga, yaitu:
13
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di
masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan
dengan jangka waktu relatif panjang[3]
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
a. Menentukan minimum kas
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c. Menyusunperkiraankebutuhandana dari hutangyangdibutuhkanuntukmenutupi deficit kas dan
membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial
dan budget kas yang final.[4]
2. Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek ini
mengembalikandanayangdiinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan
keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak
E. Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan akan kita
hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga
jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat
tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat
berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi,
maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar.
14
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa
risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan
kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisissensitivitasadalahsuatutekhnikanalisisresikodimanavariabelutama diganti satu per satu dan
hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin
persentase lebihbesardanlebihkecil daripadanilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap
konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan sama
dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
15
BAB 11
BIAYA MODAL
Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi
risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi risiko, semakin
tinggi tingakat keuntungan yang disyaratkan. Biaya modal dipakai sebagai discount rate untuk
perhitungan analisis penganggaran modal. Discount rate tersebut sering juga disebut sebagai
biaya modal rata – rata tertimbang (weighted average cost of capital).
1. BIAYA MODAL RATA – RATA TERTIMBANG
Biaya modal bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan atau tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Dalam analisis investasi, biaya modal digunakan sebagi discount
rate dalam analisis NPV atau IRR. Biaya modal
pada dasarnya merupakan biaya modal rata – rata tertimbang dari biaya modal individual.
Untuk menghitung biaya modal rata – rata tertimbang kita harus melakukan beberapa langkah:
1. Mengidentifikasi sumber – sumber dana
2. Menghitung biaya modal individual (biaya modal untuk setiap sumber dana)
3. Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana
4. Menghitung rata-rata tertimbang dengan menggunakan proporsi dana sebagai pembobot.
1.1 Mengidentifikasi Sumber – Sumber Dana
Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering digunakan, yaitu hutang dan
saham. Hutang bisa terdiri atas hutang bank atau hutang melalui obligasi. Pemberi hutang
memperoleh kompensasi berupa bunga. Saham merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa
berupa private placement (penempatan dana tidak melalui pasar modal), bisa juga dengan
membeli saham yang diperjualbelikan di pasar sekunder. Pendapatan saham berasal dari dividen
dan capital gain. Capital gain adalah selisih antara harga jual dengan harga beli. Tetapi jenis
saham preferen memunyai ciri – ciri gabungan antara hutang dengan saham. Saham preferen
adalah saham (bentuk kepemilikan) dan berhak memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut
bersifat (secara umum) tetap, sehingga mirip dengan binga.
16
1.2 Menghitung Biaya Modal Individual
a. Biaya Modal Hutang (kd)
Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan yang berkaitan dengan
penggunaan hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak, biaya modal hutang
dihitung net pajak. Misalkan perusahaan menggunakan utang untuk mendanai suatu proyek,
dengan bunga 20%, tingkat pajak 30%. Maka perusahaan memiliki biaya modal utang sebesar
20% (1-0,3) = 14%. Disamping kupon bunga, ada biaya lain yang harus dibayar oleh perusahaan.
Misalkan perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon bunga 20%, nilai nominal Rp 1
juta, selama 10 tahun. Biaya emisi obligasi dan lainnya Rp 50.000,00 per lembar saham. Aliran
kas yang berkaitan dengan emisi obligasi tersebut adalah sebagai berikut.
Kas masuk bersih yang diterima perusahaan: Rp 1 juta = Rp 50 ribu = Rp 950.000. Biaya
modal hutang (kd) sebelum pajak adalah dengan menggunakan teknik perhitungan IRR, 21%.
Perhatikan bahwa kd, yang merupakan tingkat bunga efektif, lebih tinggi sedikit
dibandingkan dengan tingkat bunga nominal.
Bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Karena itu faktor pajak bisa dimasukkan agar
diperoleh biaya modal hutang net pajak. Biaya modal hutang net pajak (dengan tingkat pajak
40%) dihitun sebagai berikut.
kd* = kd (1 – t)
Untuk contoh di atas, kd* adalah
kd* = 21% (1 – 0,4) = 12,6%
Utang dagang dan akrual tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya modal.
Alasannya, karena untuk analisis penganggaran modal, utang dagang dan sejenisnya dikurangkan
17
dari asset lancar. Kemudian kita akan menghitung modal kerja bersih (asset lancer – hutang
dagang dan akrual).
b. Biaya Modal Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara hutang dan saham, karena
merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi dividen yang dibayarkan mirip dengan bunga
karena bersifat tetap (pada umumnya). Perhitungan biaya modal preferen mudah dilakukan, sama
seperti perhitungan biaya hutang. Parameter yang akan diestimasi relative jelas. Biaya saham
preeren (kps) adalah:
Dimana:
kps = biaya saham preferen
Dps = dividen saham preferen
P = harga saham preferen
Karena dividen (termasuk untuk saham preferen) tidak mengurangi pajak, maka net pajak tidak
dihitung untuk biaya modal saham preferen.
c. Biaya Modal Saham Biasa
Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena melibatkan biaya kesempatan (opportunity
cost) yang tidak bisa diamati secara langsung. Bagian ini akan membicarakan biaya modal saham
melalui beberapa metode: DCF, bond-yiled, dan CAPM.
Discounted Cash Flow (Aliran Kas yang Didiskontokan)
Pada waktu kita membicarakan penilaian saham dengan pertumbuhan konstan, harga
saham bisa dituliskan sebagai berikut ini (modul mengenai Nilai Waktu Uang)
18
Dengan mengubah r menjadi ks (baiya modal saham), PV menjadi P (harga saham),
persamaan diatas bisa diubah menjadi berikut ini.
dimana:
ks = biaya modal saham
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya modal saham sama dengan dividend yield ditambah tingkat pertumbuhan. Untuk
menggunakan rumus di atas, beberapa parameter harus diestimasi, yaitu harga saham, dividen
yang dibayarkan, dan tingkat pertumbuhan. Harga bisa diperoleh dengan mudah, terutama untuk
perusahaan yang sudah go-public dan listing di Bursa Keuangan. Data dividen juga dapat
diperoleh dengan mudah. Yang lebih sulit diperkirakan adalah menghitung tingkat pertumbuhan.
Tingkat pertumbuhan dapat dihitung melalui beberapa cara. Pertama, kita bisa
menggunakan formula berikut ini.
g = (1 – DPR) (ROE)
dimana:
DPR = dividen payout ratio
ROE = return on equity
19
Persamaan di atas mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan merupakan fungsi dari pembayaran
dividend dan return on equity. Jika perusahaan membayarkan dividen yang kecil (yang berarti
menanamkan sebagian besar labanya kembali ke perusahaan), tingkat pertumbuhan diharapkan
menjadi lebih tinggi. Tingkat pertumbuhan akan semakin kecil jika dividen yang dibayarkan
semakin besar.
Kedua, tingkat pertumbuhan juga bisa dihitung melalui data historis. Penggunaan data
historis mempunyai asumsi bahwa pola di masa lalu akan sama dengan pola di masa mendatang
(pola konstan). Misalkan perusahaan mempunyai data dividen dan earning per lembar selama
lima tahun sebagai berikut.
EPS
dan DPS Selama Lima Tahun Terakhir
Tahun Dividen
per Share
Pertumbuhan/
Tahun
Earning
per Share
Perumbunhan/
Tahun
1 500 - 1000 0,00
2 500 0,00 1200 20,00
3 550 10,00 1100 -8,33
4 550 0,00 1250 13,64
5 600 9,09 1250 0,00
Rata-rata 4,77 Rata-rata 6,33
Pertumbuhan dividen bisa dihitung melalui dua cara: (1) pertumbuhan aritmatika, dan (2)
pertumbuhan geometris.
(1) Dengan pertumbuhan aritmatika, tingkat pertumbuhan setiap tahun bisa dihitung
sebagai: ((Dt + 1 – Dt) / Dt) × 100%. Untuk setiap tahun, tahun 2, tahun 3, tahun 4, dan tahun 5,
tingkat pertumbuhan adalah 0,10; 0; dan 9,9091%. Rata – rata pertumbuhan setiap tahunadalah
4,77%. Sedangkan rata – rata pertumbuhan EPS sebesar 6,33%.
20
(2) Dengan pertumbuhan geometris, tingkat pertumbuhan dividen bisa dihitung sebagai
berikut:
500 (1 + g)4 = 600
g = 4,6%
Sedangkan EPS, perhitungan dengan tingkat pertumbuhan geometris menghasilkan angka 5,7%
1.500 (1 + g)4 = 1.000
g = 5,7%
Meskipun pertumbuhan dividen adalah tingkat pertumbuhan yang seharusnya dihitung, dalam
beberapa situasi, barangkali kita ingin menghitung tingkat pertumbuhan earning, bukannya
dividen. Beberapa perusahaan tidak pernah membayar dividen, meskipun mempunyai earning
yang baik. Dalam situasi tersebut, kita menghitung tingkat pertumbuhan earning, bukannya
dividen. Tetapi pada akhirnya dividenlah yang akan diterima oleh investor. Tingkat pertumbuhan
mana yang akan dipilih pada akhirnya tergantung dari pertimbangan analis atau manajer
keuangan.
Pendekatan Bond-Yield
Pendekatan yield obligasi didasarkan pada argumen bahwa tingkat keuntungan yang
disyaratkan untuk investasi yang lebih berisiko akan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
keuntungan investasi yang lebih kecil risikonya. Saham mempunyai risiko yang lebih tinggi
dibandingkan obligasi. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham mempunyai prioritas klaim
yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi. Kas dari likuiditas akan diberikan ke pemegang
utang. Jika masih ada sisa kas, baru pemegang saham akan memperoleh bagiannya. Pendekatan
yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut.
ks = yield obligasi + premi risiko
Jika kita menggunakan rumus di atas, kita memerlukan estimasi yield dari obligasi perusahaan
(atau obligasi yang mempunyai kelas risiko yang sama), dan premi risiko saham atas obligasi.
Misalkan perusahaan mengeluarkan obligasi yang membayar kupon bunga Rp 2.000,00 , nilai
nominal Rp 10.000,00. Harga pasar obligasi saat ini Rp 9.500,00. Selisih tingkat keuntungan
saham di atas obligasi selama 5 tahu terakhir 7%. Dengan pendekatang yield obligasi, ks bisa
dihitung berikut ini. Pertama, kita akan menghitung yield obligasi.
21
Yield obligasi = bunga / harga pasar obligasi
= 2.000 / 9.000 = 22,22%
ks = 22% + 7% = 29%
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM menggunakan argumen yang sama dengan pendekatan yield obligasi.
Menurut CAPM, tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham sama dengan tingkat
keuntungan bebas risiko ditambah premi risiko. Secara spesifik, model CAPM bisa dituliskan
sebagai berikut:
ks = Rf + β ( Rm - Rf )
dimana:
ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham
Rf = tingkat keuntungan bebas risiko
β = risiko sistematis
Rm = tingkat keuntungan pasar
Tingkat keuntungan bebas risiko adalah tingkat keuntungan dari aset yang mempunyai risiko
(kebangkrutan atau default dalam hal ini) yang bisa dikatakan nol. Sebagai contoh di Amerika
Bank Senrtal mengeluarkan instrument utang T-Bills atau T-Bonds bisa dianggap sebagai
instrument beas risiko, dan kemungkinan mengalami kebangkrutan cukup kecil. Karena itu
tingkat keuntungan T-Bills atau T-Bonds bisa dipakai sebagai indicator tingkat keuntungan
bebas risiko. Untuk tingkat keuntungan pasar, kita bisa menggunakan tingkat keuntungan dari
portofolio pasar. Contoh portofolio pasar yang bisa kita gunakan adalah IHSG (Indeks Harga
Saham Gabungan) untuk kasus di Bursa Efek Jakarta.
Keputusan Biaya Modal Saham
Perhitungan biaya modal saham yang dihasilkan oleh ketiga metode di atas akan menghasilkan
angka yang berbeda-beda.
22
Ringkasan Biaya Modal Saham
Teknik Estimasi Biaya Modal Saham
Discounted Cash Flow 28%
Bond-Yield Premium 29%
Capital Asset Pricing Model 22%
Hasil – hasil di atas menunjukkan bahwa biaya modal saham berada diantara 22% - 29%.
Misalkan biaya modal saham (ks) dipilih sebesar 25%.
Survey Penggunaan Metode Penentuan Harga Saham
Bagan berikut ini menunjukkan hasil survey mengenai penggunaan teknik – teknik untuk
menentukan biaya modal saham.
Teknik Perhitungan Biaya Modal Saham
Bagan tersebut menunjukkan CAPM metode paling populer untuk menaksir biaya modal saham.
1.3 Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
23
Langkah selanjutnya adalah menghitung proporsi sumber dana yang dipakai oleh perusahaan.
Idealnya, nilai pasar yang sebaiknya dipakai sebagai dasar perhitungan proporsi sumber dana.
Misalkan perusahaan mempunyai komposisi sumber pendanaan sebagai berikut
Perhitungan Biaya Modal Rata – rata Tertimbang (WACC)
Komponen
Biaya Modal
Sesudah Pajak
Proporsi
Biaya Modal Rata-
rata Tertimbang
Utang 12,6% 30.000 (30%) 0,3 x 12,6 = 3,78%
Saham Preferen 20% 10.000 (10%) 0,1 x 20 = 2,00%
Saham Biasa 25% 60.000 (60%) 0,6 x 25 = 15,00%
WACC = 20,78%
WACC perusahaan tersebut adalah 20,78%. Angka tersebut bisa digunakan sebaga discount
rate (cut-off rate) dalam keputusan penganggaran modal atau yang lainnya (misalnya
perhitungan struktur modal).
Meskipun nilai pasar idealnya merupakan pilihan terbaik untuk menghitung komposisi
sumber dana, tetapi informasi tersebut tidak tersedia dengan mudah. Salah satu alternatif adalah
menggunakan nilai buku. Nilai buku bisa diambil dari neraca keuangan perusahaan. Saham biasa
masuk dalam kategori total modal saham (saham biasa + laba yang ditahan + agio).
1.4 Biaya Modal Saham Eksternal
Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost) akan muncul. Biaya
tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham, seperti biaya
akuntan, mencetak saham, dan lainnya. Penerimaan kas bersih dengan demikian akan lebih kecil
setelah biaya emisi tersebut dimasukkan. kas yang didiskontokan (discounted cash flow) bisa
mengakomodasi biaya emisi seperti berikut.
24
dimana:
ke = biaya modal saham eksternal
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
f = flotation cost
g = tingkat pertumbuhan
Model CAPM dan yield obligasi tidak secara langsung bisa mengakomodasi biaya emisi
eksternal, karena formula CAPM atau yield obligasi tidak memasukkan faktor biaya emisi.
Tetapi model CAPM dan yield obligasi secara eksplisit memperhitungkan risiko dalam estimasi
biaya modal.
2. BIAYA MODAL MARGINAL DAN BIAYA MODAL RATA – RATA
Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marjinal. Biaya modal marjinal
merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana modal yang
diperoleh. Sebagai contoh, misal perusahaan menggunakan dua jenis hutang, pertama dengan
nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 10%, kedua dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga
15%. Misalkan perusahaan melakukan pinjaman lagi sebesar Rp200 juta dengan tingkat bunga
20%. Biaya modal hutang marjinal adalah 20%, karena biaya tersebut merupakan biaya modal
yang diperoleh dengan masuknya modal baru. Jika kita menghitung biaya modal rata-rata, maka
biaya modal hutang rata-rata adalah (10% + 15% + 20%) / 3 = 15%.
Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marjinal adalah biaya modal yang relevan,
karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan diperoleh). Biaya
modal rata-rata mencerminkan informasi masa lampau, yang tidak relevan lagi. Tetapi dalam
beberapa situasi kita menggunakan biaya modal masa lampau, karena beberapa alasan, seperti
mudah dilakukan, biaya modal masa lampau bisa dipakai untuk estimasi biaya modal marjinal
(masa mendatang). Perhitungan biaya modal di atas mengasumsikan penggunaan biaya modal
25
marjinal. Tetapi dalam praktek, biaya modal sering diestimasi berdasarkan laporan keuangan,
yang berarti biaya modal diestimasi dengan menggunakan data masa lampau.
3. LOMPATAN DALAM BIAYA MODAL RATA – RATA TERTIMBANG DAN SKEDUL
INVESTASI
Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam biaya modal
rata-rata tertimbang. Misalkan saja struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan adalah modal
saham, hutang, dan saham preferen sebesar 60%, 30%, dan 10%, berturut-turut. Biaya modal
hutang (sesudah pajak), saham preferen, dan saham biasa adalah 12,6% (sesudah pajak), 20%,
dan 25%, berturut-turut. WACC untuk komposisi tersebut adalah:
WACC = (0,3 × 12,6) + (0,1 × 20) + (0,6 × 25) = 20,78%
Misalkan perusahaan mempunyai kesempatan investasi sebesar Rp 200 juta. Untuk mendanai
200 juta tersebut, berikut ini komposisi sumber dana yang harus dikeluarkah perusahaan.
Komposisi Pendanaan
Komponen Proporsi Jumlah
Utang 30% 0,3 x 200 = 60 juta
Saham Preferen 10% 0,1 x 200 = 20 juta
Saham Biasa 60% 0,6 x 200 = 120 juta
Total = 200 juta
Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya biaya modal individual. Contoh,
perusahaan bisa menggunakan utang dengan tingkat bunga 12,6% (net pajak) sampai dengan 40
juta. Karena utang yang diperlukan 60 juta, melebihi batas 40 juta, perusahaan terpaksa
memperoleh tingkat bunga baru yang lebih mahal, yaitu 15%(nrt pajak). Peningkatan ini terjadi
karena utang meningkat, berarti tingkat risiko semakin tinggi. Lompatan karena penggunaan
hutang yang baru bisa dihitung sebagai berikut.
26
= 40 juta / 0,3 = 133 juta
Alokasi dana sebesar Rp 133 juta tersebut sebagai berikut.
Utang = 30% x Rp 133 juta = Rp 40 juta
Saham preferen = 10% x Rp 133 juta = Rp 13 juta
Laba ditahan = 60% x Rp 133 juta = Rp 80 juta
Total Rp 133 juta
WACC yang baru kemudian bisa didhitung sebagai berikut.
WACC = (0,3 x 15) + (0,1 x 20) + (0,6 x 25) = 21,5%
WACC meningkat dari 20,78% menjadi 21,5%. Lompatan WACC bisa terjadi lagi jika
komponen biaya modal yang lain mengalami perubahan. Misalkan laba yang ditahan tahun ini
sebesar Rp100 juta. Jika perusahaan mempertahankan struktur modal seperti itu, maka jumlah
dana maksimum yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah.
= 100 juta / 0,6 = Rp 167 juta
Komposisi dana Rp 167 juta adalah sebagai berikut.
Utang = 30% x Rp 167 juta = Rp 50 juta
Saham preferen = 10% x Rp 167 juta = Rp 17 juta
Laba ditahan = 60% x Rp 167 juta = Rp 100 juta
Total Rp 167 juta
27
Kesempatan investasi yang menarik cukup banyak, yaitu Rp 200 juta, melebihi Rp 167 juta.
Misal perusahaan memutuskan untuk menambah modal dengan mengeluarkan saham baru untuk
menutup kekurangan tersebut. Biaya modal saham baru (eksternal) adalah 27%, lebih tinggi
dibanding biaya modal saham internal. Biaya modal rata-rata tertimbang baru adalah:
WACC = (0,3 x 15) + (0,1 x 20) + (0,6 x 27) = 22,7%
Lompatan – lompatan dalam WACC tersebut bisa digambarkan sebagai berikut.
Lompatan dalam WACC
Informasi lompatan dalam WACC bisa digabung dengan kesempatan investasi yang ada.
Misalkan kesempatan investasi perusahaan bisa diidentifikasi sebagai berikut.
Skedul Investasi dan IRR
Anggaran investasi A B C D
Investasi Rp 50 juta Rp 40 juta Rp 60 juta Rp 100 juta
IRR 30% 25% 23% 19%
Informasi biaya modal marginal dan kesempata investasi yang ada bisa digabung sebagai
berikut.
28
Lompatan WACC dan Skedul Investasi
Dari bagan di atas, tampak hanya usulan investasi A, B dan C yang masih layak dilakukan
karena menghasilkan IRR lebih tinggi dibandingkan WACC.
Secara teoritis perusahaan akan melakukan investasi sampai MCC (marginal cost of
capital) sama dengan marginal rate of return (MRR). Bagan berikut ini menyajikan kurva MCC
dan MRR yang berbentuk garis kontinyu. Investasi optimal diperoleh jika MCC = MRR, seperti
terlihat dalam bagan berikut ini.
MCC dan IRR (variabel kontinyu)
29
4. PERTIMBANGAN DINAMIS: REVIEW BIAYA
Modal secara Regular Seberapa sering biaya modal (WACC) dihitung? Kondisi perusahaan
dan lingkungannya selalu berubah. Risiko dan kesempatan investasi perusahaan berubah.
Perubahan ini mengakibatkan perubahan komposisi struktur modal yang baru dan juga
perubahan tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal). Kondisi lingkungan yang
berubah juga mengakibatkan perubahan biaya modal, misal inflasi yang berubah mengakibatkan
kenaikan tingkat keuntungan yang disyaratkan secara umum. Perubahan risiko (misal semakin
tinggi, terjadi jika kondisi ekonomi memburuk) mengakibatkan premi risiko meningkat.
Karena situasi berubah secara dinamis, perusahaan perlu mengevaluasi biaya modal rata-rata
tertimbangnya secara periodik. Berapa sering? Nampaknya tidak ada formula yang pasti.
Perhitungan bisa dilakukan setiap tahun, bisa juga setiap lima tahun. Tetapi hal yang jelas, jika
kondisi perusahaan dan lingkungan secara fundamental berubah, maka sudah saatnya
menghitung biaya modal rata-rata tertimbang kembali.
5. MENGHITUNG BIAYA MODAL UNTUK J.C PENNEY
J.C. Penney adalah perusahaan retailer (khususnya) pakaian. J.C. Penney ingin menghitung
biaya modal rata – rata tertimbang. Neraca keuangan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Neraca Keuangan J.C. Penney
Neraca per Januari 1990 (dalam juta)
Asset Kewajiban
Aktiva Lancar $ 7.539 Utang dagang, akrual, dan lainnya $2.860
Aktiva Tetap 5.159 Utang pajak 1.278
Total $ 12.697 Utang dan sewa 4.207
Modal saham 4.353
30
Total $ 12.698
5.1 Menghitung Biaya Modal Utang
Biaya utang untuk Penney adalah biaya bunga yang harus dibayar Penney jika perusahaan
memperoleh tambahan uang. Ratimh yang diperoleh Penney oleh Moddy’s adalah A+. Tingkat
bunga obligasi dengan rating semacam itu adalah 9,5%. Biaya modal sesudah pajak adalah
(tingkat pajak = 39%):
kd* = 9,5 (1 – 0,39) = 5,8%
5.2 Menghitung Biaya Modal Saham
Tingkat pertumbuhan dividend dan earning per lembar selama 10 tahun terakhir adalah 14%
dan 10%. Sedangkan untuk 5 tahun terakhir adalah 17% dan 14%. Harga saham saat ini adalah
66 7/8. Dividen tahun lalu $2,24 per lembar. Tingkat bunga bebas investasi bebas risiko 8,1%.
Tingkat keuntungan portofolio pasar dihitung atas 3 komponen: inflasi, pertumbuhan ekonomi
riil dan premi risiko, sebagai berikut.
ofolio pasar = inflasi yang diperkirakan + pertumbuhan ekonomi riil + premi risiko yang diharapkan
= 8,1% + 3% + 5%
= 16,10%
Beta perusahaan berdasarkan publikasi dari Value Line adalah 1,15. Premi risiko saham atas
obligasi 5%. Untuk pendekatan DCF, tingkat pertumbuhan yang dipakai adalah yang
dipublkasikan Value Line. Tingkat ini diperkirakan merupakan tingkat pertumbuhan yang
diharapkan oleh investor.
DCF ks = (2,24(1 + 0,14)) / (66 7/8) + 0,14 = 17,81%
CAPM ks = 8,1 + 1,15 (16,10 – 8,10) = 17,30%
Yield boligasi ks = 9,5% + 5% = 14,5%
Penney mengambil rata – rata dari ketiga pendekatan tersebut. Biaya modal saham dihitung
menjadi (17,8 + 17,3 + 14,5) / 3 = 17%
31
5.3 Menghitung Biaya Modal Rata – rata Tertimbang
Dengan menggunakan proporsi masing-masing sumber dana sebagai pembobot. Berikut ini
ringkasan perhitungan tersebut.
Biaya Modal Rata – rata Tertimbang J.C. Penney
Komponen Biaya Modal Net
Pajak
Proporsi Rata-rata
Tertimbang
Utang Jangka Pendek 4,94% 0,118 0,583%
Utang Jangka Panjang 5,80% 0,217 1,259
Saham Biasa 17,00 0,665 11,305
Belaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
=
13,15%
Biaya modal rata-rata tertimbang J.C. Penney pada Januari 27, 1990 adalah 13,15%. Angka
tersebut dipakai sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan dalam penganggaran modal dan
lainnya.
32
BAB 12
Presentasi berjudul: "STRUKTUR MODAL DAN
LEVERAGE"— Transcript presentasi:
1 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
PERT KE 1 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
2 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
sruktur modal adalah yang dimana ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan
yang menyangkut sumber dana yang menjalankan suatu usaha dari perusahaan tersebut yang
paling menguntungkan , dimana sumber dana perusahaan tersebut adalah memperoleh modalnya
dari modal sendiri atau dengan modal asing dari pihak investor .
3 Secara konseptual terdapat istilah struktur modal yang ditargetkan (target capital structure)
yaitu bauran atau perpaduan dari hutang, saham preferen dan saham biasa yang dikehendaki
perusahaan dalam struktur modalnya. Meskipun struktur modal yang ditargetkan akan berubah-
ubah sesuai dengan perubahan kondisi, umumnya perusahaan telah menghitung dan mempunyai
pedoman untuk mencapai struktur modal tertentu. Dengan adanya struktur modal yang
ditargetkan, setiap pembiayaan akan berpatokan pada bauran modal tersebut. Jika penggunaan
hutang berada di bawah target tersebut, maka perusahaan harus mencari pinjaman. Demikian,
jika rasio hutang telah di atas target, ada kemungkinan perusahaan harus menjual saham baru.
4 Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat
pengembalian (return). Penambahan hutang akan memperbesar risiko perusahaan, tapi akan
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Risiko yang makin tinggi
akibat besarnya hutang cenderung akan menurunkan harga saham, tapi meningkatnya expected
return diharapkan akan meningkatkan harga saham pula. Dari sini muncul konsep struktur modal
optimal, yaitu struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham
33
5 Risiko yang dihadapi oleh perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan
tentang struktur modal. Risiko dapat dikategorikan dalam (1) risiko bisnis (business risk) yaitu
tingkat risiko terkait dengan tidak digunakannya hutang jangka panjang untuk membiayai asset
perusahaan. Jika risiko bisnis makin besar, artinya rasio hutang makin kecil. (2) Risiko keuangan
(financial risk) yaitu risiko yang dihadapi para pemegang saham biasa sebagai akibat
penggunaan hutang jangka panjang.
6 Sementara itu risiko keuangan lebih diartikan sebagai tambahan risiko yang ditanggung oleh
pemegang saham sebagai akibat penggunaan leverage keuangan. Artinya jika makin besar
penggunaan sekuritas yang berbiaya tetap dengan prosentase bunga tertentu (hutang dan saham
preferen), maka pemegang saham biasa akan menanggung seluruh risiko bisnis, sehingga risiko
terhadap turunnya nilai saham ditanggung oleh pemegang saham akan berlipat dua jika
dibandingkan kondisi awal.
7 Bagaimana leverage keuangan (financial leverage) akan mempengaruhi laba per lembar saham
(EPS). Analisis terhadap struktur modal pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan hutang (leverage keuangan) terhadap harga saham perusahan, karena perusahaan
akan memutuskan apakah perusahaan perlu memasukkan komponen hutang dalam struktur
modal (yang berarti menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan) atau tidak (unleverage).
8 Jika memanfaatkan leverage keuangan, pada jumlah berapakah penggunaan hutang? Dari
berbagai keputusan tersebut, prinsip dasarnya adalah perusahaan harus memilih struktur modal
yang dapat memaksimumkan harga saham perusahaan
9 Umumnya makin besar penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan akan meningkatkan
risiko perusahaan, sehingga makin tinggi pula suku bunga yang akan dibebankan pemberi
pinjaman.
10 ilustrasi Di bawah ini adalah gambaran bagaimana biaya hutang PT Z akan berubah jika
manajemen menggunakan persentase hutang yang berbeda dalam struktur modalnya. Jumlah
Pinjaman Rasio Utang/Aktiva Biaya Modal Utang 20.000 10% 8% 40.000 20 8,3 60.000 30 9
80.000 40 10 50 11 60 15
34
11 Jika 10% dari total aktiva dibiayai oleh butang dengan jumlah pinjaman $ maka tingkat suku
bunga yang juga menunjukkan biaya modal hutang adalah 8%. Sementara jika lebih banyak
aktiva yang dibiayai dengan hutang, maka biaya modal hutang akan makin naik.
12 Berikut ini adalah perhitungan EPS dengan jumlah leverage keuangan yang berbeda-
beda.
I. Perhitungan EBIT Sales $100,000 $200,000 $300,000 Di - biaya tetap 40,000 40,000 40,000
Di- biaya variabel (60% dari sales) 60, , ,000 Laba sebelum bunga & pajak (EBIT) 0 $40,000
$80,000
13 II. Situasi Jika Hutang/Aktiva = 0
Berikut ini adalah perhitungan EPS dengan jumlah leverage keuangan yang berbeda-beda. II.
Situasi Jika Hutang/Aktiva = 0 EBIT 0 $40,000$ 80,000 Dikurangi bunga Laba sebelum pajak
(EBT) 0 $40,000 $80,000 Dikurangi pajak (40%) 0 -16, ,000 Laba setelah pajak( EAT) 0
$24,000 $48,000 Laba per saham (EPS) atas lembar 0 $2,4 $ 4,8
14 III. Situasi jika Hutang/Aktiva = 50%
Berikut ini adalah perhitungan EPS dengan jumlah leverage keuangan yang berbeda-beda. III.
Situasi jika Hutang/Aktiva = 50% EBIT $40,000 $80,000 Di- bunga (0,12 x $ ) Laba sebelum
pajak (EBT) (12.000) $28,000 $68,000 Dikurangi pajak (40%) 4, , ,200 Laba setelah pajak(
EAT) (7.200) $16,800 $40,800 Laba per saham (EPS) atas 5.000 lembar ($1,44) $3,36 $8,16
15 Penjelasan Pada bagian II, perhitungan EAT dilakukan pada asumsi perusahaan sama sekali
tidak menggunakan hutang (unleverage). Laba bersih setelah pajak pada setiap kondisi sales
dibagi dengan total jumlah saham yang beredar yaitu lembar guna menghitung EPS. Pada tingkat
penjualan $ EPS per lembar adalah $0, tetapi EPS akan naik menjadi $4,8 pada tingkat penjualan
$
16 Penjelasan Bagian III memperlihatkan perhitungan EAT pada asumsi 50% sumber modal
berasal dari hutang jangka panjang (leverage keuangan). Dapat diketahui bahwa dengan rasio
hutang terhadap aktiva 50%, maka EPS per lembar saham adalah ($1,44) jika penjualan
mencapai $ , tetapi naik $3,36 jika penjualan mencapai $ Dengan penggunaan hutang yang lebih
tinggi, maka EPS akan naik karena makin sedikitnya jumlah saham yang beredar. Artinya,
35
penggunaan leverage mempunyai efek yang baik dan buruk karena leverage yang lebih tinggi
akan memperbesar laba per saham, tetapi di sisi lain akan meningkatkan risiko perusahaan.
17 Selanjutnya, penggunaan financial leverage atau leverage keuangan berdampak pada laba
bagi pemegang saham dalam dua hal, yaitu 1) meningkatkan risiko perolehan EPS karena adanya
kewajiban keuangan yang bersifat tetap (pembayaran bunga), dan 2) perubahan level EPS pada
tingkat EBIT tertentu karena penggunaan struktur modal tertentu. yang dianalisa dengan
menggunakan analisa EBIT-EPS.
18 Analisa EBIT-EPS adalah instrumen praktis yang memudahkan manajer keuangan untuk
mengevaluasi beberapa rencana pendanaan dengan cara mengkaji dampak rencana pendanaan
tersebut pada EPS pada berbagai tingkat EBIT. Dalam hal ini, tujuan utama analisa adalah untuk
menentukan titik break even EBIT (atau disebut juga indefference atau indiferen) diantara
berbagai rencana alternatif pendanaan. Titik indiferen antara dua metode pendanaan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut ini.
19 (EBIT - I) (1-t)-PD (EBIT-I)(1-t) – PD = S1 S2 Dimana : T = Tingkat Pajak PD = Dividen
Saham Preferen S1 dan S2 = jumlah lembar saham untuk- rencana 1 dan rencana 2
20 Contoh: Asset PT Aristoteles saat ini dibiayai seluruhnya oleh saham biasa senilai $
Perusahaan ingin membeli peralatan baru senilai $ dengan alternatif cara: 1) menjual lembar
saham biasa pada harga $50 per lembar, 2) menjual obligasi berbunga 10%, atau 3) menerbitkan
saham preferen 8%. EBIT saat ini adalah $ , tingkat pajak pendapatan 50% dan jumlah lembar
saham yang beredar saat ini sebanyak lembar. Untuk menghitung titik indiferen, lebih dahulu
perlu dihitung EPS pada tingkat EBIT $
21 Pembahasan Seluruhnya saham Seluruhnya Seluruhnya Biasa Hutang Saham Preferen EBIT
$1,000,000 $1,000,000 $1,000,000 Interest 200,000 EBT $1,000,000 $800,000 $1,000,000 Pajak
500, , ,000 EAT $500,000 $400,000 $500,000 Deviden S.Pref 160,000 EAC $500,000 $400,000
$340,000 Jumlah saham 140, , ,000 EPS $3,57 4 $3,4
22 Grafik EPS-EBIT dibuat dengan cara menghubungkan antara EPS pada tingkat EBIT $
dengan EBIT untuk masing-masing alternatif pendanaan pada sumbu horisontal. Untuk rencana
36
penggunaan saham biasa, garis melewati titik nol karena tidak terdapat biaya tetap (biaya tetap =
nol), sementara untuk penggunaan obligasi, paling tidak harus tersedia EBIT sejumlah $ untuk
dapat menutup biaya bunga. Untuk rencana menggunakan saham preferen, minimal harus
tersedia EBIT sejumlah $ [$ /(1-0,5)] untuk menutup deviden saham preferen yang sebesar $
pada tingkat pajak 50%, jadi garis saham preferen melewati titik $ pada sumbu horisontal.
23 Grafik
24 Dalam contoh ini, titik indiferen antara saham biasa dan hutang adalah:
25 Dengan cara yang sama, titik indiferen antara saham biasa dan saham preferen diperoleh
sejumlah $ Dari gambaran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada berapapun tingkat
EBIT, penggunaan hutang lebih baik dari pada saham preferen karena tingkat EPS yang
dihasilkannya lebih tinggi.
26 Kesimpulan kedua adalah bahwa pada tingkat EBIT di atas $700
Kesimpulan kedua adalah bahwa pada tingkat EBIT di atas $ , penggunaan hutang lebih baik
dibandingkan menggunakan saham biasa. Jika EBIT kurang dari $ lebih baik menggunakan
saham biasa. Ketiga, pada tingkat EBIT di atas $ lebih baik perusahaan menggunakan saham
preferen dibandingkan saham biasa, dan sebaliknya jika EBIT kurang dari $
27 Ilustrasi Lain: LANDASAN KOSEPTUAL
Diasumsikan perusahaan memiliki tingkat return yang berbeda yaitu : 1. Memiliki pendapatan
yang diharapkan tidak tumbuh. 2. Semua pembayaran keluar utnuk pemegang saham sebagai
dividen. 3. Tidak ada subjek untuk pajak 4. Menggunakan utang perpetual
28 1. Risiko Utang (ki) I Bunga Tahunan pada utang (ki = = B Nilai pasar pada utang yang
beredar Rumus ini ekuivalen dengan utang yang tidak mempunyai jatuh tempo
29 2. Return Pada Ekuitas Saham(kc)
E Laba tersedia untuk pemegang saham kc = = S Nilai biasa saham yang beredar Pembagian
numerator dan denominator dengan jumlah saham yang beredar ekuivalen dengan earning/price
ratio
37
30 3.Return Keseluruhan O Laba Operasi Ko = = V Nilai Pasar Total Perusahaan Nilai pasar
total perusahaan (V) sama dengan nilai pasar utang yang beredar (B) ditambah nilai pasar saham
yang beredar.
31 K o adalah tingkat kapitalisasi keseluruhan pada perusahaan dan rata-rata tertimbang biaya
modal karena itu K o dapat ditulis dengan rumus: B S Ko = Ki = ( ) + Ke ( ) B + S B+S
Berdasarkan rumus diatas apa yang akan terjadi pada Ko dan Ki dan V apabila leverage financial
menaik ?, akan digunakan pendekatan struktur modal berikut:
32 1. PENDEKATAN LABA OPERASI
Pendekatan ini berpegangan bahwa tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko) dan biaya utang (ki)
tidak terpengaruh oleh jumlah leverage finansial (B/S) yang digunakan. Diasumsikan perusahaan
memiliki utang Rp , bunga 13% dan laba operasi yang diharapkan Rp dan tingkat kapitalisasi
keseluruhan 18% perhitungannya
33 Perhitungannya.. O : Laba Operasi Rp Ko: Nilai Operasi Keseluruhan dibagi 0,18 V : Nilai
total perusahaan (O/ko) Rp B : Nilai pasar utang Rp S : Nilai pasar Saham (V-B) Rp Laba yang
tersedia utk pemegang saham (E) dihitung dari laba operasi dikurang bunga pinjaman O-i = – * =
Maka return yang disyaratkan ekuitas saham : * Bunga Pinjaman
34 Return yang disyaratkan ekuitas saham
E Ko = = = 19,25% S Karena ko dan ki tidak dipengaruh oleh jumlah finansial yang digunakan
sehingga implikasinya nilai perusahaan dan harga saham perlembar tidak dipengaruhi oleh
leverage finansial. Bila leverage diukur dengan B/S bertambah maka akan berakibat secara linier
return yang disyaratkan ekuitas (Ko) meningkat.
35 Ilustrasinya.. Diduga perusahaan menambah jumlah utang dari Rp menjadi Rp dan tambahan
utang tsb digunakan untuk membeli kembali saham biasa, maka nilai perusahaan jadi : O : Laba
Operasi Rp Ko: Nilai Operasi Keseluruhan dibagi 0,18 V : Nilai total perusahaan (O/k) Rp B :
Nilai pasar utang Rp S : Nilai pasar Saham (V-B) Rp
38
36 Laba yang tersedia utk pemegang saham (E) dihitung dari laba operasi dikurang bunga
pinjaman O-i = – = E Ko = = = 23% S Terlihat laba yang tersedia untuk pemegang saham (Ko)
menaik dengan meningkatnya leverage.
37 2. PRINSIP NILAI TOTAL Teori Modiglini dan Miller (MM). Investor dapat bertindak
sebagai pribadi pada leverage finansial perusahaan. Investor memiliki kemampuan (melalui
pinjaman pribadi) untuk meniru beberapa struktur modal perusahaan yang dapat diambil. Oleh
karena itu dua perusahaansama dalam setiap hal seandainya tidak pada struktur modal harfus
mempunyai nilai total sama. Apabila tidak arbitrasi akan terjadi, hal ini akan menyebabkan dua
perusahaan akan menjual dalam pasar dengan nilai total yang sama. Artinya arbitrasi akan
menghalangi penjualan dengan harga yang berbeda dalam pasar yang sama.
38 ILUSTRASI... Diasumsikan dua perusahaan A dan B (tidak ada pertumbuhan) identik sama
utnuk semua hal kecuali perusahaan A tidak mempunyai leverage dan perusahaan B memiliki
utang Rp dengan bunga 12% pertahun.menurut pendekatan tradisional struktur modal
perusahaan B bisa mempunyai nilai total yang lebih tinggi dan biaya total rata- rata tertimbang
lebih rendah dari perusahaan A. Penilaian dua perusahaan tsb adalah sebagai berikut:
39 PERUSAHAAN A B O ; LABA OPERASI I : BUNGA UTANG - E : LABA TERSEDIA
UTK PEMEGANG SAHAM O – I Ko : RETURN DISYARATKAN PADA EKUITAS DIBAGI
0,15 0,16 S : NILAI PASAR SAHAM (E/Ko) B : NILAI PASAR UTANG V : NILAI TOTAL
PERUSAHAAN (B+S) Kn : MENYATAKAN TINGKAT KAPITALISASI KESELURUHAN
{Kn (b/v) + Ko (s/v) } 0,15 0,143 B/S : UTANG EKUITAS 0,75
40 Penjelasan Perusahaan B tidak dapat memiliki nilai total perusahaan lebih tinggi sebab
perusahaan B memiliki pembelanjaan campuran yang berbeda dengan perusahaan A. Investor
perusahaan B akan dapat mempertahankan return rupiah total yang sama untuk pengeluaran
investasi pribadi yang lebih kecil dan tidak menaikkan risiko financial menggunakan arbitrasi.
Ini akan menarik investor untuk menjual sahamnya diperusahaan B (aktiva dinilai lebih) dan
membeli saham diperusahaan A (aktiva dinilai kurang)
41 Menjual saham diperusahaan B Rp 400.000
Lanjutan Saham perusahaan B Menurun dan Saham perusahaan meningkat agar nilai total
39
perusahaan A dan B menjadi identik Saudara adalah investor rasional memiliki 1 % saham
perusahaan B (Leverage Firm) dengan nilai pasar x 0,01 = saudara seharusnya: Menjual saham
diperusahaan B Rp Meminjam Rp bunga 12% pertahun pinjaman pribadi ini sama dengan 1 %
dari utang perusahaan B (modal total saudara pada investasi sekarang adalah = ). Membelki 1 %
saham perusahaan A (un leverage firm) untuk dan masih mempunyai – =
42 Lanjutan... Sebelum melakukan transaksi return on investmen (ROI) Saham biasa perusahaan
B adalah 16% dari atau Rp ROI yang diharapkan saudara pada perusahaan A 15% dari investasi
atau Rp dari return ini maka saudara harus memotong beban bunga pinjaman pribadi maka return
nettonya adalah : Return on Investmen Perusahaan A Biaya Bunga x 0, Return netto
43 Lanjutan...... Return netto Rp , sama apabila saudara melakukan investasi pada perusahaan B.
Tapi pengeluaran kas saudara Rp Karena investasi pribadi lebih rendah maka saudara akan lebih
suka berinvestasi pada perusahaan A.
44 PENGARUH PAJAK Apabila ada pajak perseroan, biaya modal keseluruhan dapat
diturunkan menggunakan leverage. Keuntungan penggunaan utang adalah pembayaran bunga
utang dapat mengurang jumlah data yang digunaakn utnuk membayar pajak (tax shield).
Semakin besar bunga utang yang harus dibayar maka semakin kecil pajak yang harus dibayar.
45 Pengaruh pajak........ilustrasi
Y adalah perusahaan tidak memiliki utangdan Z memiliki utang Rp dengan bunga 12 %
pertahun. Perusahaan Y dan Z memiliki laba operasi yang sama besar yakni Rp serta pajak
perseroan 40% pertahun.
46 Ilutrasi... C Laba Operasi 2.000.000 Bunga 12 Persen - 600.000
Perusahaan Y Perusahaan Z Laba Operasi Bunga 12 Persen - Laba Sebelum Pajak Pajak 40%
Laba Setelah Pajak Pendapatan total untuk semua pemegang saham sekuritas (utang dan ekuitas
) Perbedaan pendapatan untuk semua pemegang sekuritas (utang dan ekuitas ) Dari contoh diatas
terlihat semua pemegang sekuritas perusahaan Z lebih besar dari perusahaan Y, hal ini
dikarenakan tax shield. Yakni jumlah bunga di kali persentase pajak Rp x 40%.
40
47 LATIHAN SOAL 8 1. Sebuah Perusahaan memiliki laba sebelum bunga dan pajak (Laba
Operasi) Rp Perusahaan mungkin mengeluarkan obligasi perpetual dengan bunga 5% dalam
rangka membeli kembali saham biasanya, hal ini merupakan rekapitalisasi perusahaan dan tidak
ada pajak pribadi. Apabila pajak perusahaan 40%, berapa laba yang tersedia untuk semua
pemegang sekuritas bila perusahaan tetap membelanjai dengan modal sendiri semua? Berapa
laba tersebut bila mengadakan rekapitulasi? Berapa nilai sekarang keuntungan “tax shield utang”
Tingkat kapitalisasi perusahaan sendiri 20% bila menggunakan modal sendiri seluruhnya. Berapa
nilai perusahaan bila menggunakan modal sendiri semua? Berapa nilai perusahaan bila
mengadakan rekapitulasi
48 Latihan Soal 10 Sebuah perusahaan tidak memiliki utang, tersebut mempertimbangkan “go
public” dengan menjual sebagian saham biasanya. Nilai perusahaan bila tidak mempunyai utang
adalah Rp Disamping menjual saham keluarga juga mengharapkan untuk mengeluarkan obligasi
perpetual untuk membeli saham sehingga ukuran perusahaan tetap sama. Nilai sekarang laba
“tax shield” utang diperkirakan 22% dari jumlah pinjaman bila ada pajak pribadi dan pajak
perusahaan yang diperhitungkan. Estimasi nilai sekarang biaya kebangkrutan yang berkaitan
dengan berbagai tingkat utang adalah:
49 NILAI SEKARANG BIAYA KEBANGKRUTAN
UTANG NILAI SEKARANG BIAYA KEBANGKRUTAN 50.000 JUMLAH UTANG MANA
YANG DIPILIH PERUSAHAAN TERSEBUT?
50 LATIHAN SOAL 8 Suatu perusahaan memiliki laba operasi Rp dan Utang Rp dengan tingkat
bunga 7.%. Laba perusahaan tidak berkembang dan semua laba dibayarkan untuk dividen.
Dianggap tidak ada pajak. Menggunakan NOI dengan tingkat kapitalisasi modal sendiri 12,5
persen pada tingkat utang Rp Hitunglah nilai total perusahaan dan tentukan nilai ko nya
Kemudian asumsikan ada tambahan utang Rp dan digunakan untuk beli saham biasanya. Dan
diasumsikan tingkat bunga dan ko- nya sama. Hitunglah nilai total perusahaan dan ke- nya
41
BAB 13
MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI,HUTANG JANGKA
PANJANG,PEMBIAYAAN CAMPURAN&MERGER DIVESTASI,PERUSAHAAN INDUK DAN
LEVERGE BOYOUTS
MODAL SAHAM
A. PENGERTIAN
Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas ( PT ) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan saham – saham
tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum. Tingkat kepemilikan pemegang saham
terhadap perusahaan tergantung seberapa besar bagian saham yang dikuasainya.
1. B. PENCATATAN MODAL SAHAM
Pencatatan transaksi modal saham dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu :
1. Modal saham dicatat sebesar nominal saham yang diotoritaskan
Pada saat diputuskan untuk menerbitkan saham baru, maka sebesar nilai nominal saham – saham yang
diterbitkan pada perkiraan “modal saham diotoritaskan” dan dikreditkan pada perkiraan “modal saham”.
1. Modal saham dicatat sebesar nominal saham terjual
Pada saat modal saham dicetak tidak perlu ada jurnal cukup dibuatkan catatan dalam bentuk memorial
dan pencatatan modal baru dilakukan apabila saham telah terjual.
Pembatalan pemesanan saham
42
Hal ini terjadi apabila pemesan saham tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar
kekurangannya pada saat yang telah ditentukan. Terdapat 4 klausul yang dapat digunakan sebagai
perlakuan pembatalan pemesanan saham :
1. Uang muka dikembalikan seluruhya kepada pemesan
2. Uang muka dikembalikan kepada pemesan setelah dikurangi kerugian atas penjualan kembali
saham – saham tersebut
3. Diserahkan saham yang nilainya sama dengan uang muka pemesan saham
4. Uang muka dianggap hialang/tidak dikembalikan
1. C. PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM
Disamping dijual secara individual atau per jenis saham, penjualan saham juga dapat dilakukan
secara bersamaan dalam satuan paket/ slot ( lumpsum ), yang mana dalam setiap paket saham yang dijual
terdapat lebih dari satu jenis saham. Bila saham dijual secara lumpsum, maka sahan – saham yang
berbeda – beda tersebut dijual dalam satu harga jual, oleh sebab itu perlu ada suatu perlakuan akuntansi
untuk mendistribusikan hasil penjualan saham – saham tersebut ke masing – masing jenis saham.
Pendistribusian hasil penjualan saham dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Bila harga pasar masing – masing saham diketahui, maka pendistribusian hasil penjualan
dilakukan berdasarkan perbansingan harga pasar masing – masing jenis saham
2. Bila salah satu jenis saham yang diketahui harga pasarnya, maka sebesar harga pasar saham yang
diketahui harga pasarnya didistribusikan sebagai hasil penjualan sahma yang bersangkutan,
sedangkan sisanya didistribusikan untuk hasil penjualan saham yang tidak diketahui harga
pasarnya
3. Bila masing – masing saham tidak diketahui harga pasarnya, maka pendistribusian hasil
penjualan saham belum bisa dilakukan hingga diketahuimya harga pasar masing – masing saham
atau salah satu jenis saham, mana yang dahulu
1. D. MODAL SAHAM BONUS
43
Saham juga dapat diberikan sebagai bonus kepada investor atau kreditor, misalnya untuk
pembelian saham prioritas atau obligasi perusahaan dalam jumlah tertentu akan diberikan saham biasa
sebagai bonus.
Perlakuan akuntansi terhadap premium dan diskon saham
Premium atau diskon saham timbul bila saham – saham ditempatkan/dijual tidak sebesar harga
nominalnya, sedangkan modal saham di neraca harus dilaporkan sebesar nilai nominalnya yang mungkin
tidak sama dengan nilai riil kekayaan bersih yang diterima dari para pemegang saham. Premium dan
diskon saham akan tetap dilaporkan di neraca selama saham saham – saham yang menimbulkan premium
atau diskon tersebut masih tetap beredar. Pembatalan /penghapusan premium ataupun diskon saham
dilakukan apablia ada penarikan saham untuk tujuan pengurangan modal saham.
44
45
BAB 14
Analisa kesehatan dan prediksi kebangkrutan badan
usaha milik swasta [BUMS] dan badan usaha milik
Negara dan cara mengatasi nya secara umum
1. PENGERTIAN BUMS
Secara umum, pengertian Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang
modalnya dimiliki oleh pihak swasta yang dimiliki seseorang atau beberapa orang. BUMS
bertujuan untuk mencari keuntungan seoptimal mungkin, untuk mengembangkan usaha dan
modalnya serta membuka lapangan pekerjaan. Selain berperan dalam menyediakan barang, jasa,
badan usaha swasta juga membantu pemerintah dalam usaha mengurangi pengangguran serta
memberi kontribusi dalam pemasukkan dana berupa pajak. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945
pada badan usaha milik swasta yang berbunyi bahwa bidang-bidang usaha yang diberikan
kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan
strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Badan Usaha Swasta (BUMS)
dibedakan dua jenis yaitu badan usaha swasta dalam negeri dan badan usaha swasta asing. Arti
dari badan usaha swasta dalam negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak
masyarakat dalam negeri. Sedangkan arti dari badan usaha swasta asing adalah badan usaha yang
modalnya miliki oleh pihak masyarakat asing.
2. FUNGSI DAN PERANAN BUMS
A. Fungsi BUMS
1. Sebagai rekan kerja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2. Sebagai rekan dalam pengelolaan sumber daya
3. Merupakan dinamisator dalam perekonomian masyarakat
46
4. Memberikan pelayanan bagi masyarakat
B. Peranan BUMS
1. Sebagai Mitra BUMN
2. Sebagai Penambah produksi nasional
3. Sebagai pembuka kesempatan kerja
4. Sebagai penambah kas negara dan pemacu pendapatan nasional
5. Membantu pemerintah dalam pengelolaan dan mengusahakan kegiatan ekonomi yang tidak
ditangani oleh pemerintah.
6. Membantu pemerintah dalam usaha dalam pemerataan pendapatan
3. CIRI – CIRI ATAU KARAKTERISTIK BUMS
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) memiliki ciri – ciri atau karakteristik. Ciri – ciri
tersebut secara umum adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Badan usaha yang modalnya sepenuhnya berasal dari pihak swasta
2. Pengawasan yang dijalankan secara hirarki dan fungsional oleh pemegang perusahaan
3. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
4. Dalam pembagian laba berdasarkan pada memilik saham atau modal terbanyak
5. Badan usaha yang memiliki badan hukum
6.
Dijalankan dan dimodali oleh perorangan, banyak orang atau berkelompok.
7. Para anggota memiliki hak suara sesuai dengan jumlah modal/saham
8. Dapat menjual saham melalui bursa efek
9. Modalnya dapat diperoleh dari lembaga keuangan, baik itu bank walaupun non bank.
Ciri – ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) berdasarkan Kepemilikan, yaitu:
1. Usaha Badan Swasta Perseorangan
a. Pemilik dari badan usaha adalah perseorangan
b. Pemilik merupakan pemegang tertinggi kekuasaan yang mengatur segala usahanya
c. Jalannya badan usaha bergantung dari kebijakan perseorangan
d. Seluruh tanggung jawab kewajiban dan resiko adalah pemilik secara perseorangan
47
2. Usaha Badan Swasta Persekutuan
a. Pemilik badan usaha persekutuan dua atau lebih
b. Kewenangan badan usaha ditetapkan pada perjanjian persekutuan
c. Kemajuan dan Kemunduran badan usaha bergantung pada pengurusan sekutu
d. Segala kegiatan badan usaha dijalankan dan diarahkan untuk mencapai keuntungan bersama
Ciri – ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) berdasarkan Fungsinya, yaitu:
1. Badan usaha yang memiliki tujuan dalam memperoleh keuntungan dan membagikan keuntungan
tersebut
2. Sebagai lembaga ekonomi yang berperan dalam pemenuhan barang dan jasa yang merupakan
pelayanan kepada masyarakat
3. Sebagai dinamisator dalam kehidupan perekonomian indonesia
4. Sebagai pengelola dan sumber daya alam dan manusia
5. Rekan kerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Ciri – ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) berdasarkan Permodalannya, yaitu:
1. Keseluruhan modal dimiliki oleh pihak swasta atau pengusaha
2. Pinjaman diperoleh dari lembaga keuangan baik bank maupun non bank
3. Penerbitan dan penjualan saham melalui bursa efek
4. Sebagian laba dibagi kepada pemegang saham, dan sisanya ditahan
5. Memiliki cadangan dalam pengembangan usaha
6. Dapat menerbitkan obligasi dalam jangka waktu yang panjang
4. BENTUK – BENTUK BUMS
BUMS memiliki beberapa bentuk, yaitu:
1. Perusahaan Perseorangan
Suatu bentuk badan usaha yang seluruh modal dan tanggung jawabnya dimiliki oleh
seseorang secara pribadi. Jadi, semua resiko dan kegiatan usaha menjadi tanggung jawab penuh
pengusaha. Contoh: Penginapan, penggilingan padi, toserba, restoran. Untuk mendirikan
perusahaan perseorangan tidak ada undang – undang yang mengatur secara khusus. Namun
48
untuk beberapa jenis usaha, perusahaan perseorangan baru boleh melakukan aktivitasnya setelah
mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat.
Keunggulan perusahaan perseorangan adalah pemilik bebas mengatur perusahaan sesuai
dengan pandangannya. Akibatnya pemilik dituntut untuk untuk kreatif dan giat bekerja. Semua
keuntungan bisa dinikmati sendiri. Rahasia perusahaan bisa lebih terjamin. Saat
menghadapi masalah, pemilik dapat mengambil keputusan dengan cepat. Pemilik tidak perlu
bermusyawarah karena hanya dialah yang mempunyai wewenang untuk memutuskan.
Kelemahan perusahaan perseorangan: Kemampuan tenaga dan modal terbatas karena hanya
didirikan oleh seorang diri. Kesinambungan badan usaha perseorangan kurang terjamin karena
hanya tergantung pada pemilik tunggal. Segala tanggung jawab dan resiko badan usaha
perseorangan dipikul sendiri, dengan jaminan seluruh harta.
2. Firma
Suatu persekutuan antara 2 (dua) orang atau lebih yang menjalankan usaha dengan 1 (satu)
nama dan bertujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan itu. Biasanya orang –
orang yang mendirikan Firma adalah orang – orang yang memiliki hubungan keluarga.
Pendiriannya dilakukan di hadapan notaris dengan membuat akta pendirian sebagai bukti tertulis.
Firma lebih baik daripada perusahaan perseorangan sebab memiliki modal lebih besar dan
dikelola lebih dari 1 (satu) orang. Contoh : konsultan hukum dan pengacara.
Tabel keuntungan dan kelemahan Firma:
Kerugian akibat perbuatan salah seorang pemilik ditanggung juga oleh pemilik lain karena
semua risiko firma ditanggung bersama. Kalau ada perbedaan pandangan di antara pemilik, ada
kemungkinan timbul perselisihan dalam keadaan seperti itu. Firma sulit mengambil keputusan
karena tidak adanya kesepakatan di antara para pemiliknya. Kelangsungan firma lebih terjamin
karena tidak tergantung pada seseorang saja Dapat dilakukan pembagian kerja dalam
kepemimpinan, sesuai dengan kecakapan para pemilik. Dapat menumpulkan modal yang lebih
besar. Risiko firma tidak hanya ditanggung seorang diri, melainkan ditanggung bersama oleh
para pemilik.
3. Persekutuan Komanditer (CV)
49
CV singkatan dari Commanditaire Vennotschaap yang berasal dari Bahasa Belanda, dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah persekutuan komanditer. Persekutuan Komanditer
adalah suatu persekutuan yang terdiri atas beberapa orang yang menjalankan usaha dan beberapa
orang hanya menyerahkan modal saja.
Orang yang terlibat dalam CV ini disebut sekutu. Ada 2 (dua) jenis sekutu dalam CV yaitu:
1) Sekutu aktif / komplementer yaitu sekutu yang menjalankan / memimpin suatu perusahaan.
2) Sekutu pasif / komanditer Sekutu yang memercayakan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak
bertanggung jawab menjalankan usahanya.
4. Persekutuan Terbatas (PT)
PT adalah suatu persekutuan antara 2 (dua) orang atau lebih yang menjalankan usahanya
dengan modal yang diperoleh dari pengeluaran saham. Saham adalah tanda pernyataan modal
pada PT. Pemegang saham atau persero bertanggung jawab terbatas, hanya sebesar modal yang
ditanam. Keuntungan bagi persero diberikan dalam bentuk dividen. Pengolahan PT diserahkan
kepada dewan direksi. Dalam menjalankan tugasnya, dewan direksi diawasi oleh dewan
komisaris.
Komponen yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT adalah Rapat Umum Pemegang
Saham(RUPS). Dalam RUPS, ditentukan bagaimana kegiatan badan usaha akan dijalankan,
mengangkat, memberhentikan direksi & dewan komisaris serta mengatur pembagian dividen
untuk para peserta.
Berdasarkan sahamnya PT dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. PT Tertutup
Saham dalam PT ini sifatnya terbatas, jumlahnya tidak banyak & pemegang saham biasanya
saling mengenal. Biasanya hal ini ditujukan agar kekayaan badan usaha tidak jatuh ke tangan
orang lain.
2. PT Terbuka
Dalam PT ini, sahamnya terdaftar di bursa efek. Saham dapat dimiliki oleh masyarakat umum &
pemegang saham tidak harus mengenal. PT biasanya menuliskan singkatan Tbk (terbuka) di
belak
ang nama perseronya.
50
5. JENIS – JENIS BUMS
Jenis perusahaan swasta ada 3 (tiga), yaitu:
1. Perusahaan Swasta Nasional
Sebuah perusahaan yang modal usahanya berasal dari pihak masyarakat lokal dari dalam negeri
misalnya swasta nasional contoh perusahaan swasta nasional adalah PT. Djarum, PT. Indofoot
Sukses Makmur, PT. Agung Podomoro Group.
2. Perusahaan Swasta Asing
Sebuah perusahaan yang modal usahanya yang modal usahanya berasal dari pihak masyarakat
luar negeri misalnya dari Jepang menanamkan modal serta implementasi perusahaannya di
Indonesia contoh perusahaan swasta asing adalah PT. CHEVRON, PT. MITSUBHISI, PT.
ASTRA, dll.
3. Perusahaan Swasta Campuran
Sebuah bentuk koorporasi perusahaan yang modal usahanya didapatkan dari kerjasama antar
pengusaha nasional ( dalam negeri ) dan pengusaha dari luar negeri. Contoh perusahaan
campuran multinasional adalah PT. AL AXIATA Group.
6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUMS
Kebaikan dan Kelemahan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
1. Kebaikan/Kelebihan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
2. Cepat dalam pengambilan keputusan karena pemilik modal juga kadang kala menjadi pengelola
3. Sebagai penyumbang pajak pada kas pemerintah
4. Memberi kontribusi dalam menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB)
5. Sebagai penyedia barang dan jasa
6. Cepat dalam mendapatkan modal karena dalam pengelola umumnya juga pemilik
51
7. Banyak menampung tenaga kerja
Kelemahan dan Kekurangan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
1. Terlalu mementingkan laba sehingga sering kali tidak memperhatikan lingkungan
2. Sering mengalami kesulitan dalam mendapat pinjaman
3. Sering terjadinya silang pendapat antara manajemen perusahaan dengan para serikat buruh
4. Menimbulkan persaingan tidak sehat
5. Mengalirnya devisa ke luar negeri
7. CONTOH BUMS DI INDONESIA
Di Indonesia sendiri ada banyak badan usaha yang dimiliki oleh swasta yang menjalankan
fungsi dan peranannya di indonesia baik itu badan usaha dalam negeri maupun badan usaha luar
asing. Contoh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut,
yaitu:
1. PT Pupuk Kaltim
2. PT Union Metal
3. PT Djarum
4. PT Holcim
5. PT Karakatau Steel
6. PT XL Axiata Tbk
7. PT Aneka Elektrindo Nusantara
8. PT Fasfood Indonesia
9. PT Astra Internasional
10. PT Ghobel Dharma Nusantara
11.
PT Freeport Indonesia
12. PT Exxon Company
52
Atasi kerugian BUMN dengan hedging
1. 1. Maret 2013 Maret 2014 1 2 3 4 5 (dalam 000.000.000.000.000 rupiah) 2009 2010 2011
2012 2013 Mei 2014 30.000 60.000 90.000 120.000 150.000
2. 2. INvest tunduk pada UU BUMN yang sifatnya lex specialist tidak ada lagi masalah.
Bagaimana jika presiden yang mengeluarkan surat keputusan, apakah tetap tidak bisa
jalan? Sama saja. Sebenarnya ini adalah ranah hukum yang bisa disinkronkan
antarinstitusi. Sebenarnya surat edaran, apalagi Kepres bisa menyele- saikan masalah.
Tapi, masalahnya ada pada penafsiran hukum yang menjadi penghambat. Belum tentu
jaksanya, hakimnya dan aparat penegak hukum seperti kepolisian dan KPK paham ten-
tang mekanisme transaksi korporasi. Jadi, memang yang dibutuhkan adalah
kesepahaman. Karena, menurut saya UU BUMN itu sudah paripurna. Se- harusnya apa
pun transaksi keuangan yang terjadi di BUMN tunduk kepada UU BUMN. Apakah
Kepres bisa jadi solusi se mentara jika surat edaran menteri tidak mempan? Sebenarnya
bisa, tapi Pak Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) adalah orang yang taat azas.
Karena ini problemnya ada di wilayah UU, bisa jadi karena penafsiran beliau juga sama,
itu yang jadi penghambat. Kecu- ali beliau memiliki penafsiran berbeda. Saya kira beliau
akan mengeluarkan keputusan itu. UU BUMN sifatnya lex specialist, dan presiden itu
kepala negara, jaksa agung dan perangkat- perangkat hukum lain berada di bawah
presiden. Tapi sayangnya, UU ini masih ditafsirkan sebagai lex gene ralis. Saya dengar
sekarang ini ada wacana untuk merevisi UU BUMN. UU Keuangan Negara juga sedang
dibawa ke Mahkamah Konstitusi. Tapi berjalan tetapi di BUMN belum. Ada satu klausul
pada UU tersebut yang menyatakan bahwa kekayaan BUMN merupakan kekayaan
negara yang dip- isahkan, dalam konteks pengelolaan- nya. Tetapi, kekayaannya itu
masih jadi bagian dari keuangan negara. Akibat- nya seluruh transaksi yang menyebab-
kan kerugian negara itu bisa masuk delik seperti orang yang melakukan kerugian di
lembaga pemerintahan, seperti kasus korupsi. Jika tuduhan korupsi menyebab kan
BUMN enggan melakukan transaksi hedging untuk memi nimalisasi kerugian
perusahaan, apakah tidak ada payung hukum lain yang dapat membuat BUMN
berlindung? Sebenarnya masalahnya ada di penaf- siran. Hedging prinsipnya seperti asur-
53
ansi, setiap bulan membayar premi. Be- lum tentu saya sakit atau kena musibah, tetapi
harus tetap bayar premi. Kalau di korporasi tidak ada masalah, tapi begitu di BUMN
ketika Anda mengeluarkan dana yang tidak ada imbal hasilnya, itu bisa ditafsirkan
sebagai praktik meru- gikan negara. Ini masalah penafsiran saja, bukan substansinya.
Padahal, ada UU BUMN yang mengatur bahwa mengelola BUMN itu sama dengan
mengelola perusahaan. Tapi, masih ada ganjalan di UU keuangan negara itu orang bisa
menafsirkan praktik hedging sebagai praktik merugikan negara, yang sama dengan tindak
korupsi. Jadi, mes- ki Menteri BUMN mengeluarkan surat edaran tentang pelaksanaan
hedging tetap tidak bisa jalan, karena kedudu- kannya masih lebih rendah dibanding
produk UU. Sekali lagi ini adalah masalah penafsiran, padahal kalau kita interview
Namun, kendati Kementerian BUMN telah mengeluarkan Peraturan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2013 Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa
setiap perusa- haan pelat merah melakukan upaya lindung nilai (hedging), implementasi
kebijakan tersebut masih jauh pang- gang dari api. Padahal, banyak transaksi yang
dilakukan dalam mata uang asing menyebabkan beberapa perusahaan BUMN merugi.
Hal ini tentu berimbas pada kinerja keuangan perusahaan dan mengurangi profitabilitas-
nya dalam menyumbang pendapatan ke kas negara. Bagaimana solusi agar BUMN
‘berani’ melakukan hedging? Berikut wawancara Fortune Indonesia dengan Sunarsip,
Principal – Chief Economist dari The Indonesia Eco- nomic Intelligence.
Petikannya; Upaya lindung nilai yang dilaku kan BUMN terkesan setengah hati meski
menteri telah mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen), apa yang menjadi ganjalan?
BUMN statusnya belum benar-benar clear sebagai sebuah korporasi. Me- mang, kita
memiliki UU BUMN tetapi itu kalau dipahami secara utuh oleh stakeholder baik
pemerintah mau- pun lembaga hukum. UU BUMN itu sifatnya lex specialist. BUMN
mesti- nya hanya tunduk dalam ketentuan di dalam UU BUMN dan tidak boleh tunduk di
luar ketentuan yang lain. Sama seperti BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan KPK
(Komisi Pember- antasan Korups), dua lembaga yang lahir dari produk hukum yang
sifatnya lex specialist. Bedanya, kalau di KPK dan BPK lex specialist-nya sudah bisa
fortune indonesia 18 “Kalau di korporasi tidak ada masalah, tapi begitu di BUMN ketika
Anda mengeluarkan dana yang tidak ada imbal hasilnya, itu bisa ditafsirkan sebagai
praktik merugikan negara. ”— Sunarsip
54
3. 3. 17 Agustus 2014 yang namanya bisnis untung-rugi itu biasa, kalau pemimpin
perusahaan dianggap merugikan perusahaan ya tinggal diberhentikan dari jabatan tidak
perlu dikriminalkan sampai mas- uk penjara, karena tuduhan korupsi misalnya. Di
Indonesia, banyak transaksi va las masih menggunakan transaksi spot padahal mata uang
kita sa ngat fluktuatif, kenapa demikian? Setiap hari transaksi kita memang diliputi
ketidakpastian. Pasar tidak bisa dikendalikan. Mereka banyak bertran- saksi di pasar spot
karena tidak berani. Kalau diperusahaan swasta, sudah ban- yak yang lakukan hedging.
Ini karena faktor payung hukum dan penafsiran- nya itu tadi. Dari sekian banyak BUMN
sudah ada yang melakukan hedging? BUMN sudah ada, tapi melayani transaksi hedging
bukan melakukan hedging. Itu bank-bank BUMN yang melayani dan memfasilitasi
perusahaan swasta dalam melakukan transaksi hedging. Jadi perusahaan seperti
Pertamina, Telkom dan sebagainya itu belum. Saya sebenarnya sudah men- gusulkan
pemerintah juga melakukan hedging dalam pembayaran-pemba- yaran utangnya ke luar
negeri, pembel- ian bahan bakar bersubsidi (BBM) dan sebagainya. Sejak 2007 waktu
kurs masih di angka Rp8.000 per dolar AS saya masih di Kementerian Keuangan, saya
sudah berkoar-koar tentang hedging. Tapi lagi-lagi ganjalannya ada pada penafsir- an
hukum yang berbeda tadi. Padahal, sejak tahun 2011 di UU APBN sudah ada klausul
tentang hedging. Bahwa pemerintah diperbolehkan melakukan hedging terutama untuk
pembayaran utang luar negeri. Tapi pemerintah masih belum berani. Bukankah
seharusnya di tengah fluktuasi nilai tukar yang sangat tajam ini pemerintah dan BUMN
berani ambil sikap yang rawan bersinggungan dengan hukum daripada rugi? Seharusnya
berani, karena di UU sudah diatur. Pemerintah saja yang sudah dia- tur dalam UU APBN
itu masih takut, apalagi BUMN yang belum ada aturan- nya. Ini karena tidak semua
hedging berbuah manis. Ada kalanya sudah melakukan heding ternyata rupiah sta- bil
malah cenderung menguat. Di sana akan muncul tafsiran korupsi. Mereka cenderung
melakukan transaksi spot kendati merugi, lebih aman untuk mereka daripada
dikriminalkan. Padahal, sebenarnya merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Ingat,
dalam perusahaan itu yang dibu- tuhkan adalah kepastian. Kalau begitu terus tenaga habis
untuk memikirkan bagaimana caranya agar rupiah stabil. Seharusnya, sebagai
perusahaan, BUMN berpikir biarpun mengeluarkan biaya lebih tapi mendapatkan
kepastian sehingga sumber daya manusia (SDM) lainnya dapat difokuskan untuk meng-
55
saya tidak tahu bagaimana prosesnya sekarang. Apakah proses harmonisasi antar
lembaga pemerintah sudah dilaku kan guna mengurangi kesalahan penafsiran? Upaya-
upaya itu sudah ada. Kalau tidak salah beberapa waktu lalu pre siden SBY
mengumpulkan seluruh ja- jaran pemerintah termasuk kejaksaan terkait hedging, agar
tidak ditafsirkan sebagai kerugian negara. Selain har- monisasi, menurut saya penting
juga untuk mengajarkan aparat hukum ini bagaimana mengerti tentang transaksi
korporasi. Harusnya bisa diintegra- sikan, sampai di level bawah harus dilatih mengenai
apa dan bagaimana transaksi-transaksi finansial. Supaya tidak salah dalam menafsirkan
tran saksi keuangan. Seperti yang terjadi dalam kasus Mer- pati kalau menurut saya ada
pemaha- man yang kurang dari para penegak hukum dan ada kesalahan penafsiran antara
transaksi korporasi menjadi transaksi kerugian negara. Padahal fortune indonesia 19
dimasukan dalam komponen inflasi.
4. 4. INvest kota besar. Bank Mandiri zamannya pak Agus Martowardoyo juga bagus.
Kemudian Semen Gresik sekarang jadi Semen Indonesia, itu juga bagus kiner- janya.
Seharusnya orang yang bekerja di BUMN itu mengerti bahwa mereka bekerja di bawah
regulasi, tapi jangan dijadikan sebagai alasan. Harusnya bisa bersiasat bagaimana
menghasilkan pendapatan yang lebih banyak lagi bagi perusahaan dan berkontribusi bagi
negara. Ada BUMN-BUMN yang men- ganggap UU menjadi beban ada juga yang tidak
memikirkan sama sekali dan dapat mengambil celah untuk berkem- bang. Di regional
negara mana yang menerapkan hedging ideal? Yang paling maju Singapura karena di
sana memang negara trading. Kalau tidak melakukan hedging mati mereka. Perusahaan
tambang dan perbankan kita saja, banyak yang mencari dolar di sana. Jika persoalan
payung hukum selesai, langkah apa yang harus diambil agar hedging ini bisa diter apkan
perusahaan BUMN? Ketiga pihak yang berwenang di sini adalah pemerintah, aparat
penegak hukum bisa jaksa atau KPK, dan BPK. Ketiga pihak ini dapat mengeluarkan
peraturan soal tataran teknisnya. Aparat penegak hukum dan BPK harus mengedukasi
anggotanya. Auditor di BPK menurut saya sudah cukup teredukasi. Aparat hukum yang
perlu kerja keras dalam mengedu- kasi anggotanya karena di sana letak masalahnya.
Aparat hukum kita lebih banyak mengerti tentang hukum pidana daripada hukum perdata.
men keuangan derivatif. Jangan hanya mengerti cara pinjam uang di bank, tapi juga di
lembaga keuangan nonbank baik dalam maupun luar negeri. Dia juga harus mengerti
56
bagaimana men- jalankan transaksi-transaksi anorganik dalam industri
keuangan. Memang dibutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian tidak standar
supaya nanti proses mitigasinya bisa optimal. Yang terjadi sekarang, masih standar dan
masih sangat konvensional. Makanya, kenapa BUMN belum melakukan hed ging ini
karena kekurangan tenaga ahli di dalamnya. Karena tidak bisa baca peta, jadi takut rugi.
Sedemikian ketergantungannya BUMN terhadap produk hukum dalam mengambil
langkah-langkah strategis untuk mengupayakan kinerja keuangannya positif? BUMN ini
tidak bisa ditimpakan dengan produk hukum. Kadang juga keterbatasan peraturan
dijadikan ala- san untuk tidak mengambil kebijakan yang lebih berani. Namanya orang di
perusahaan harusnya memang berani mengambil risiko. Menurut saya, jika pun nanti
masalah UU selesai, belum tentu juga mereka akan mengambil langkah-langkah berani
seperti upaya lindung nilai ini. Bukan hanya masalah kapasitas tapi juga pola pikir.
Sebenarnya Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) dalam beberapa kes- empatan sudah
mengarah ke situ, tapi memang problem SDM. Memang tidak semua BUMN seperti itu,
banyak juga yang berani ambil risiko seperti Garuda Indonesia, begitu juga Bank BRI. Di
BRI misalnya bagaimana mengambil uang orang kota lalu ‘dibuang’ ke desa, jadi BRI
juga ikut bermain di kota- interview hasilkan pendapatan lebih banyak lagi. Itu yang tidak
bisa terjadi di BUMN. Apakah perlu ada tim khusus untuk melakukan hedging di
perusahaan- perusahaan BUMN? Sebenarnya upaya lindung nilai itu transaksi biasa,
menurut saya cukup dilakukan oleh direktur keuangan saja. Cukup dibuat prosedurnya
saja di internal perusahaan. Misalnya timnya siapa, kemudian pemilihan bank-nya
menggunakan tender, mana yang menawarkan harga terbaik. Bank juga dipilih tidak
hanya nilai kon- trak yang disepakati, tapi juga preminya siapa yang paling murah.
Kemudian, termin pembayarannya yang paling baik. Tapi memang tim hedging ini
membutuhkan intuisi yang baik agar dapat memprediksi keadaan ekonomi di masa akan
datang sehingga dapat melakukan upaya lindung nilai yang efektif dan efisien. Tim ini
juga harus mengerti pola-pola risk management. Makanya, kalau persoalan hukumnya
sudah selesai, atau katakanlah tidak dianggap, tinggal memikirkan tataran teknisnya saja
di internal masing-mas- ing perusahaan. Kalau begitu tetap butuh tim khu sus yang
mengerti ekonomi makro dan pasar? Betul, mereka harus mengerti pola- pola risk
management, pasar, makro, seperti analis. Semua BUMN sepertinya memang masih
57
kekurangan tim ahli yang dapat membaca dan memproyek- sian keadaan ekonomi
sekarang dan ke depan sehingga bisa menentukan lang- kah-langkah hedging. Begitu juga
deng an orang-orang keuangan di BUMN, itu harusnya mengerti instrumen-instru-
“Mereka cenderung melakukan transaksi spot kendati merugi, lebih aman untuk mereka
daripada dikriminalkan. Padahal, sebenarnya merugikan

More Related Content

What's hot

akuntansi-keuangan-lanjutan-2
akuntansi-keuangan-lanjutan-2akuntansi-keuangan-lanjutan-2
akuntansi-keuangan-lanjutan-2iafir
 
Akuntansi Mudhorobah
Akuntansi MudhorobahAkuntansi Mudhorobah
Akuntansi Mudhorobahier oezwah
 
Investasi sementara
Investasi sementaraInvestasi sementara
Investasi sementarafitrahusaid
 
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)2nd Social
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANdyna septiani
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamSidik Abdullah
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748furkon choerul
 
4. konsep penilaian investasi
4.  konsep penilaian investasi4.  konsep penilaian investasi
4. konsep penilaian investasiRatih Aryati
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhmaritahardi
 
Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Dodi Suryadi
 
Pencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitasPencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitasKasmadi Rais
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASPuja Lestari
 
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usahaBab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usahaAhmad Rudi
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARNurul Qamar
 
Perhitungan bagi hasil
Perhitungan bagi hasilPerhitungan bagi hasil
Perhitungan bagi hasilsinupid
 

What's hot (19)

Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
 
akuntansi-keuangan-lanjutan-2
akuntansi-keuangan-lanjutan-2akuntansi-keuangan-lanjutan-2
akuntansi-keuangan-lanjutan-2
 
Akuntansi Mudhorobah
Akuntansi MudhorobahAkuntansi Mudhorobah
Akuntansi Mudhorobah
 
Investasi sementara
Investasi sementaraInvestasi sementara
Investasi sementara
 
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor saham
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
 
4. konsep penilaian investasi
4.  konsep penilaian investasi4.  konsep penilaian investasi
4. konsep penilaian investasi
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1
 
5. teknik penganggaran modal 2
5. teknik penganggaran modal 25. teknik penganggaran modal 2
5. teknik penganggaran modal 2
 
Pencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitasPencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitas
 
Teori bagi hasil
Teori bagi hasilTeori bagi hasil
Teori bagi hasil
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
 
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usahaBab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCAR
 
Perhitungan bagi hasil
Perhitungan bagi hasilPerhitungan bagi hasil
Perhitungan bagi hasil
 

Similar to Makalah 2 manajemen keuangan

Angaran investasi
Angaran investasiAngaran investasi
Angaran investasibudieto
 
AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03
AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03
AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03AbillioChristofory1
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudWawan Dwi Hadisaputro
 
Aktiva tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap dan PenyusutanAktiva tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap dan PenyusutanYan Chen
 
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.pptBab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.pptKevin Al Kahfi
 
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Restu Pamungkas
 
Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04
Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04
Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04KyoLaerely
 
Pengambilan keputusan investasi modal
Pengambilan keputusan investasi modalPengambilan keputusan investasi modal
Pengambilan keputusan investasi modalIsmha Mhanyun
 
Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.
Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.
Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.Mukhtarbustami
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 

Similar to Makalah 2 manajemen keuangan (20)

Angaran investasi
Angaran investasiAngaran investasi
Angaran investasi
 
Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
 
3. investasi dalam aktiva tetap
3. investasi dalam aktiva tetap3. investasi dalam aktiva tetap
3. investasi dalam aktiva tetap
 
AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03
AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03
AnalyzingProjectCashFlow_AbsorMarantika_AbillioChristofory_3-03
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
Aktiva tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap dan PenyusutanAktiva tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap dan Penyusutan
 
Materi aktiva tetap
Materi aktiva tetapMateri aktiva tetap
Materi aktiva tetap
 
Pertemuan 7 capital budgeting 2 arus kas
Pertemuan 7 capital budgeting 2 arus kasPertemuan 7 capital budgeting 2 arus kas
Pertemuan 7 capital budgeting 2 arus kas
 
Calk modul 9
Calk modul 9Calk modul 9
Calk modul 9
 
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.pptBab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
 
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
 
Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04
Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04
Analyzing Project Cash Flows/abshor.marantika/Kyo Laerely Jehan Pentrys/3-04
 
Bab 10 - Penganggaran Modal
Bab 10 - Penganggaran ModalBab 10 - Penganggaran Modal
Bab 10 - Penganggaran Modal
 
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Soal manaj keu
Soal manaj keuSoal manaj keu
Soal manaj keu
 
Pengambilan keputusan investasi modal
Pengambilan keputusan investasi modalPengambilan keputusan investasi modal
Pengambilan keputusan investasi modal
 
materi-14-merger-akuisisi.pdf
materi-14-merger-akuisisi.pdfmateri-14-merger-akuisisi.pdf
materi-14-merger-akuisisi.pdf
 
Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.
Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.
Penganggaran modal Manajemen keuangan_1.
 
sekapur sirih
sekapur sirihsekapur sirih
sekapur sirih
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Makalah 2 manajemen keuangan

  • 1. 1 FAKULTAS MANAJEMEN TUGAS UAS DAN MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN Nama : YOGA ADIWIGUNA Nim : 11011700667 Kelas :2T-MA Ruang : B 1.2 UNIVERSITAS BINA BANGSA
  • 2. 2 DAFTAR ISI BAB I PEMBAHASAN 9. TEKNIK PENGGAGARAN BARANG MODAL…………………………… 3 10.ARUS KAS&RESIKO PROYEK……………………………………………… 9 11. BIAYA MODAL……………………………………………………………….…… 15 12.STUKTUR MODAL DAN LEVERGE&KEBIJAKAN DIVEDEN…..…... 32 13. MODAL SAHAM&PERANAN BANK INVESTASI,HUTANG JANGKA PANJANG PEMBIAYAAN CAMPURAN&MERGER DIVENSI,PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUST………………………………………………………….. 41 14.ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KESEHATAN KEBANGKUTAN BADAN USAHA MILIK SWASTA(BUMS)DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA(BUMN) DAN CARA MENGATASINYA SECARA UMUM ……………………………………………………………………..…………..…… 45
  • 3. 3 BAB 1 PEMBAHASAN BAB 9 Teknik penganggaran barang modal MANAJEMEN AKTIVA MODAL Suatu hal yang membedakan antara perusahaan jasa dengan perusaan industri yaitu kondisi penyerapan dana invetasi. Perusahaan industri barang lebihbesar dana investasi terserap pada aktiva lancer (surat berharga, piutang, persediaan, dll) dibanding investasi pada aktiva tetap. Sedangkan pada perusahaan jasa dana investasi terbesar terserap pada aktiva tetap (mesin, gedung, peralatan, kenderaan, dll). Keseluruhan macam aktiva tetap yang ada, sebagian merupakan keharusan bagi perusahaan industry, karena tanpa aktiva tetap tersebut aktivitas produksi tidak dapat berjalan. Dengan demikian maka menajer keuangan hendaknya member perhatian terhadap manjemen aktiva tetap, bukan hanya keputuasan pengadaan aktiva tetap baru, melainkan juga persoalan yang berkaitan dengan pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap. Berdasarkan usia teknis dan usia ekonomis aktiva mempunyai masa lebih dari satu tahun, sehingga investasi pada aktiva tetap merupakan investasi jangka panjang. Pada saat berakhirnya usia teknis, aktiva tetap tidak dapat digunakan lagi, kecuali memerlukan perbaikan atau penggantian dengan aktiva tetap baru. Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka keputusan pengeluaran investasi dana pada aktiva tetp memerlukan ketelitian. PENGELUARAN MODAL Pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan pengeluaran yang dilakuakn leh perusahaan guna keperluan investasi untuk jangka waktu lebih dari satu tahun dengan harapan akan member manfaat atau hasil (benefit). Pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap merupakan expenture, akan tetapi tidak semua capital expenture akan di gunakan untuk pembelian atau pengadaan aktiva tetap. Terdapat beberapa tujuan perusahaan melakukan capital expenture : Untuk membeli aktiva tetap baru Untuk penggantian aktiva tetap lama Untuk perbaikan atau modernisasi aktiva tetap lama KONSEP DASAR PENGANGGARAN MODAL Penganggaran modal merupakan keseluruhan aktivitas pengumpulan –pengepaluasi- penyeleksian dan
  • 4. 4 penentuan alterative penanaman modal yang akan member penghasilan bagi perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Keterbatasan jumlah dana yang dimilki perusahaan seringkali menghambat peruses capital budgeting. Perusahaan selanjutnya akan memisahkan antara penentuan besarnya pengeluaran investasi (cash outflow) dan pengembalian investasi (cash inflow) dengan diwali pembahasan tentang jenis proyek. JENIS PEROYEK Pada umumnya jenis peroyek yang dibiayai dalam suatu investasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis peroyek berdasarkan ketersediaan dana yang dimilki perusahaan yaitu : Independen project Merupakan proyek atau investasi yang tidak bergantung pada peroyek lain, dalam arti diterima atau ditolak suatu proyek tidak mempengaruhi maupun di pengaruhi oleh kesempatan diterimanya usulan peroyek yang lain. Apabila perusahaan memilki dana yang cukup guna keperluan investasi, maka keseluruhan seluruh usulan idependent yang memenuhi kreteria investasi dapat dibiayai., Mutually exclusive project Merupakan proyek atau investasi yang tidak bergantung pada proyek lain, dalam arti deterima atau di tolak suatu proyek tidak mempengaruhi atau tidak di pengaruhi oleh kesempatan diterimanya usulan proyek yang lain. Hal ini berlaku karna keterbatasan dana investasi yang dimiliki prusahaan hanya mampu membiayai usulan yang paling menguntungkan. PENGELUARAN INVESTASI Pengeluaran untuk membiayai investasi merupakan permasalahan pertama yang harus di perhitungkan dalam pengambilan keputusan kelayakan investasi. Apabila prusahaan melakukan investasi baru (pembelian aktiva baru) maka net investment ditentukan sebagai berikut : Ø Harga prolehan aktiva RP XXX Ø Biaya intalasi RP XXX Ø Biaya-biaya operasi lainnya RP XXX + Net investment RP XXX Apabila prusahaan melakukan penggantian aktiva tetap yang lama dengan aktiva tetab baru, maka net investment detentukan sebagai berikut : Ø Harga beli aktiva tetap RP XXX Ø Biaya-biaya intalasi RP XXX (+) RP XXX Ø Proceeds aktiva tetap lama RP XXX (-) RP XXX Ø Pajak atas penjualan aktiva tetap lama RP XXX net investment RP XXX berdasarkan pormat perhitungan di atas, maka faktor-fakor yang perlu di pertimbangkan dalam bentuk menentukan cash outflow atau net initial investmen suatu investasi adalah Harga beli aktiva tetap Merupakan harga yang dibayar perusahaan terhadap aktiva yang dibelinya. Harga beli aktiva tetap merupakan net investment apabila perusahaan tidak mengeluarkan biaya investasi atau perusahaan mengganti aktiva tetap lama dengan aktiva tetap yang baru. Biaya-biaya instalasi Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan guna keperluan menginstalai aktiva tetap yang baru dibeli hingga siap beroperasi. Berdasarkan fungsinya biaya instalasi harus diperhitungkan atau ditambah sebagai harga beli
  • 5. 5 aktiva tetap. Proceeds aktiva tetap lama Apabila aktiva tetap baru dibeli untuk menggantikan aktiva tetap lama yang akan dijual, maka hasil penjualan aktiva tetap lama diperhitungkan sebagai proceeds atau cash inflow. Proceeds yang dihitung sebagai cash inflow merupakan net sales dalam arti harga jual setelah dikurangi dengan biaya-biaya penjualan. Pajak penjualan aktiva tetap lama Apabila pengeluaran modal ditunjukan untuk menganti aktiva tetap lama dengan aktiva tetap baru maka pajak yang dibayarkan atas penjualan aktiva tetap lama akan menentukan besarnya net investment. Net investment akan lebih kecil dari nilai buku aktiva tetap (apabila mengalami kerugian). Sebaliknya apabila hasil penjualan aktiva tetap lama lebih besar dari pada nilai buku aktiva tetap maka pajak yang di bayar akan memperbesar net investment (karana adanya keuntungan). Sehubung dengan tingkat pajak ini, maka pajak atas penjualan diatas harga beli aktiva tetap (long term capital gain) lebih kecil dari pada pajak atas penjualan diatas nilai buku aktiva (ordinary gains) Contoh implikasi pajak terhadap proceeds aktiva tetap lama dan pengaruh terhadap net investmen sebagai berikut. PT ARINTA membeli sebuah mesin tiga tahun yang lalu seharga RP 500.000.000. depresiasi menggunakan metode garis lurus (straight line methode), usia ekonomis 10 tahun dan tidak memiliki nilai sisa (salvage value) pada akhir usia ekonomis. Dengan demikian nilai bukan aktiva tetap lama (mesin) dapat dihitung sebagai berikut : ∑ Depresiasi = 3 [ 500.000.000 ] 10 = 150.000.000 Nilai buku aktiva = 500.000.000-150.000.000 = 350.000.000 Apabila dimisalkan long term capital gains sebesar 25% dan ordinary gains sebasar 30% maka pengaruh terhadap net investment dapat duhitung berdasarkan harga jual aktiva tetap sebagai berikut ini : a. RP 600.000.000 b. RP 400.000.000 c. RP 350.000.000 d. RP 200.000.000 1) Apabila penjualan seharga Rp. 600.000.000 Dengan mesin lama laku terjual seharga Rp. 600.000.000 berarti lebih besar dari pada harga beli yang bearti pula lebih besar dari pada nilai buku aktiva. Terhadap dua jenis pajak yang dikenakan terhadap hasil penjualan, yaitu long tern capital gains (25%) dikenakan pada selesih harga jual dengan harga beli aktiva dan ordinary gains (30%) dikenakan terhadap selelisih harga beli dengan nilai buku aktiva. Dengan demikian jumlah pajak yang dibayar dapat dihitung sbb: - Long term capital gains =25%X RP. 100.000.000 = RP 25.000.000 - Ordinary gains = 30%X RP 150.000.000 = RP 45.000.000 (+) RP 70.000.000 2) Apabila penjualan sehaharga Rp. 400.000.000 Dengan penjualan mesin lama seharga RP 400.000.000 bearti perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 500.000.000 yaitu selisih harga jual Rp 400.000.000 dengan nilai buku Rp 350.000.000. pajak yang dikenakan hanyalah ordinary gains sebesar 30%X Rp
  • 6. 6 50.000.000 = Rp 15.000.000 yang akan menambah net investment atau mengurangi proceeds penjualan aktiva tetap. 3) Apabila penjualan seharga Rp 350.000.000 Pada penjualan sebesar Rp 350.000.000 sama dengan nilai buku berarti perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun tidak mengalami kerugian. Dengan demikian penjualan diatas aktiva tetap lama tidak berimplikasi terhadap pajak atau prusahaan tidak membayar pajak atau hasil penjualan aktiva tetap lama. Contoh : PT. BARANUSA akan menentukan besar net investmen dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru. Mesin baru dibeli seharga Rp 114.000.000 dan biaya intalasi sebesar Rp 6.000.000. usia ekonomis mesin baru selama 5 tahun dan depresiasi menggunakan metode garis lurus yang diperkirakan tidak memiliki nilai sisa pada akhir tahun ke 5. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu seharga Rp 72.000.000 dan depresiasi menggunakan metode garis lurus. Usia ekonomis lama 8 tahun dan diperkirakan laku terjual seharga Rp 60.000.000 dengan tingkat pajak 35%. Hitung berapa net investment mesin baru ?. Penyelesaian : Menghitung pajak atas proceeds mesin lama, - Harga belimesin RP 72.000.000 - Akumulasi depresiasi selama 3 tahun Rp 27.000.000 (-) - Nilai buku mesin lama Rp 45.000.000 Keuntungan penjualan mesin lama - Harga jual mesin Rp 60.000.000 - Nilai buku mesin Rp 45.000.000 (-) - Keuntungan penualan mesin Rp 15.000.000 - Pajak atas keuntungan 35% Rp 5.250.000 (-) - Net proceeds atas penjualan Rp 9.750.000 Dengan mengetahui besarnya pajak atas penjualan mesin lama, maka besar net investment mesin baru dapat dihitung sbb: - Harga beli mesin baru Rp 114.000.000 - Biaya –biaya intalasi Rp 6.000.000 Rp 120.000.000 - Proceeds penjualan mesin lama Rp 120.000.000 - Net initial investmen Rp 54.750.000 PENGEMBALIAN INVESTASI Pengembalian investasi yang diharapkan karena adanya pengeluaran modal diukur dari tambahan aliran kaas masuk (cash inflow sesudah pajak). Karena cash inilah yang mencerminkan jumlah sesungguhnya yang dapat digunakan oleh perusahaan, bukan laba bersih sebagaimana yang sering dijumpai dalam laporan laba rugi. Perhitungan cash inflow dapat dilakukan sebagaimana format perhitungan berikut ini : Pendapatan sebelum depresiasi dan pajak Rp. Xxxxxx Depresiasi Rp. Xxxxxx (-) Proyeksi pendapatan sebelum pajak Rp. Xxxxxx Pajak Rp. Xxxxxx (- ) Proyeksi pendapatan sesudah pajak Rp. Xxxxxx Depresiasi Rp. Xxxxxx (-) Proyeksi cash inflow Rp. Xxxxxx Berdasarkan format perhitungan di atas berikut ini contoh bagaiman manentukan proyeksi cash inflow sebuah perusahaan. 7. KRITERIA PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI Setelah mengetahui penentuan pembiayaan modal atau cash outflow dan pengembalian investasi (cash inflow) selanjutnya akan dibahas berbagai criteria
  • 7. 7 yang digunakan dalam mengukur kelayakan suatu investasi dapat dibiayai atau ditolak. Masing- masing kriteria memiliki teknik perhitungan dan standar penilaian masing-masing. Walupun demikian diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi bukan berdasarkan ukuran parsial atau kriteria melainkan secara komprehensif seluruh kriteria yang ada. Adapun kriteria kelayakan usulan investasi dapat diukur dengan teknik pengukuran sebagai berikut: a. Average rate of retrun Berdasarkan kriteria ini kelayakan usulan investasi diukur dengan jalan membandingkan antara rata-rata keuntungan bersih yang dihasilkan dengan sejumlah investasi bersih yang dikeluarkan. Perhitungan rata-rata keutungan yang sering juga disebut dengan “Acounting rate of retrun” didasarkan pada keeuntungan bersih sesudah pajak yang tampak dalam laporan laba-rugi. Adapun perhitungannya menggunakan formula sebagai berikut : Average earning after tax Average rate of retrun (ARR) = --------------------------------------- Average investment Rata-rata keuntungan bersih setelah pajak Average Earning After Tax dihitung dengan jalan menjumlah kan keseluruhan keuntungan besih yang dihasilkan selama usia ivestasi (∑EAT) dibagi dengan usia investasi. ∑ EAT Average EAT = n Dimana : Average EAT = rata-rata keuntungan bersih ∑ EAT = jumlah seluruh keuntungan bersih n = umur investasi / umur ekonomis aktiva tetap sedangkan rata-rata investasi ( average investment) dihitung dengan jalan jumlah dana investasi dibagi 2 (dus). Average investment = Net Initial Investment 2 Net investment dibagi menjadi dua dengan asuransi bahwa perusahaan menggunakan metode garis lurus dan tidak ada nilai sisa pada akhir usia investasi. Kebaikan dan Kelemahan Teknik AAR Hal yang menguntungkan dengan menggunakan teknik AAR berkaitan dengan kemudahan dalam perannya dimana input data cukup menggunakan data net investment dan keuntungan bersih sesudah pajak. Data keutungan bersih setelah pajak dengan mudah diperoleh melalui laporanlaba rugi. Sedangan kelemahan teknik AAR karena : teknik AAR dalam peranannya mengabaikan nilai waktu terhadapp uang. Sebagaimana dibahas pada bagian terdahulu bahwa sejumlah uang yang dimiliki saat ini nilainya lebih besar dari pada jumlah yang sama pada apabila baru dimiliki waktu yang akan datang. Walaupun demikian teknik AAR tetap dibutuhkan dalam penilaian kelayakan investasi. b. Payback proiod Teknik lain yang dapat digunakan dalam penilaian kelayakan usulan investasi yaitu payback priod. Dengan teknik ini, akan dapat diukur berapa lama waktu yang diperlukan guna menutup net investment melalui cash inflow yang dihasilkan melalui investasi/proyek tersebut.suau investasi juga mengharapkan pengembalian investasi dalam jangka waktu yang lebih cepat. Maka semakin kecil payback period yang dihasilkan semakin
  • 8. 8 cepat pengembalian investasi dan itulah yang dipilih antara usulan investasi. Dalam menghitung payback period suatu investasi akan menghasilkan antara pengembalian invstasi dimana cash inflow yang sama besar setiap periode. Pay back period dengan cash inflow yang sama besar Dasar perhitungan pay back period adalah : Maka perhitungan payback period dapat melakukan dengan membagi net investment dengan rata-rata cash inflow. Payback period =Net investment Rata-rata cash inflow Cara menghitung payback period sebagai berikut : Payback period “X” = Rp 150.000.000 x 1 tahun Rp 50.000.000 = 3 tahun Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa dana yang diinvestasikan dalam / proyek X dapat menutup dalam waktu 3 tahun. Payback period dengan inflow yang tidak sama besar. Guna menghitung payback period dimana cash inflow tidak sama besar setiap tahun dapat dihitung dengan mengurut tahun demi tahun. Kabaikan dan kelemahan payback period Kebaikan : - Dalam pengambilan keputusan secara tidak langsung sudah mempertimbangkan factor likuiditas investasi. - Walaupun tidak sepenuhnya, namun payback period telah mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang. kelemahan : - Tidak sepenuhnya mempertimbangkan waktu terhadap uang melainkan implicit dengan pertimbangan beberapa kecepatan atau waktu dana yang terinvestasikan dapat menutupi. - Tidak mempertimbangkan adanya cash inflow yang diterima setelah total cash inflow menutupi net investment c. Net present value (NPV) Salah satu teknik pengukuran investasi yang mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang. NPV dengan cash inflow yang sama besar Karenan cash inflow setiap tanhun sama besar maka tidak perlu menghitung rata-r ata cash inflow setiap tahun. d. Internal rate of return (IRR) Merupang akan teknik menggunakan pengukuran kelayakan investasi yang banyak digunakan. IRR untuk cash inflow yang sama besar Langka perhitungan: 1. Hitung besar payback period untuk usulan investasi yang sedang dievaluasi. e. Indeks profitability Teknik atau kriteria penilaian usulan investasi yang terakhir disebut jugs dengan istilah Benefit cost ratio . .
  • 9. 9 10.ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK Pengertian Aliran Kas Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.[1] B. Mengestimasikan Arus Kas Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu: 1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran. 2. Memastikanbahwasemuaorang yangterlibatdalamperamalanmenggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten. 3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan. Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas. C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
  • 10. 10 Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu: 1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi. 2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini: Arus kas proyek Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Alirankasawal merupakanalirankasyangberkaitandenganpengeluaranuntukkegiataninvestasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar. b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar. c. Alirankasakhir merupakanalirankas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.[2] Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi. a. Biaya aktiva tetap
  • 11. 11 Setiapproyekmembutuhkanaktiva,danpembelianaktivamenggambarkanaruskasnegatif karenapada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya. b. Beban nonkas Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek. c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih Perubahandalammodal kerjaoperasi bersihyaitupeningkatanaktivalancaryangdihasilkandari proyek baru dikurangi denganpeningkatan utang dagang dan akrual scara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan. d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali. Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan. 2. Arus kas tambahan Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu: a. Biaya tertanam Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali, tanpa melihatapakahproyektersebutditerimaatauditolak.Karenabiayatertanambukanlahbiayatambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis. b. Biaya kesempatan
  • 12. 12 Biayakesempatanadalahpengembaliandari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat pengembaliantertinggi yangtidakakandiperolehjika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu. ukannya, perusahaan lain akan melakukannya. 3. Penentuan waktu arus kas Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi. D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti. 1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkanpenjualan.Jadi aruskas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan. 2. Proyekpengganti yaitusuatuproyekyangmenggantikansebuahaktivayangadadenganaktivayang baru. Jadi arus kastambahan berupatambahanpemasukandanpengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktivayangbaru. Maka perusahaanmembandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut: a. Pengeluaran investasi awal b. Arus kas operasi selama umur proyek c. Arus kas tahun terakhir Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
  • 13. 13 Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang[3] 1. Analisis arus kas Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu: a. Menentukan minimum kas b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran c. Menyusunperkiraankebutuhandana dari hutangyangdibutuhkanuntukmenutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga. d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.[4] 2. Mengambil keputusan Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek ini mengembalikandanayangdiinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak E. Pengenalan Analisis Risiko Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar.
  • 14. 14 Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan: 1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi. 2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham. 3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi. F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri 1. Analisis sensitivitas Analisissensitivitasadalahsuatutekhnikanalisisresikodimanavariabelutama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebihbesardanlebihkecil daripadanilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan. NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
  • 15. 15 BAB 11 BIAYA MODAL Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingakat keuntungan yang disyaratkan. Biaya modal dipakai sebagai discount rate untuk perhitungan analisis penganggaran modal. Discount rate tersebut sering juga disebut sebagai biaya modal rata – rata tertimbang (weighted average cost of capital). 1. BIAYA MODAL RATA – RATA TERTIMBANG Biaya modal bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan atau tingkat keuntungan yang disyaratkan. Dalam analisis investasi, biaya modal digunakan sebagi discount rate dalam analisis NPV atau IRR. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata – rata tertimbang dari biaya modal individual. Untuk menghitung biaya modal rata – rata tertimbang kita harus melakukan beberapa langkah: 1. Mengidentifikasi sumber – sumber dana 2. Menghitung biaya modal individual (biaya modal untuk setiap sumber dana) 3. Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana 4. Menghitung rata-rata tertimbang dengan menggunakan proporsi dana sebagai pembobot. 1.1 Mengidentifikasi Sumber – Sumber Dana Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering digunakan, yaitu hutang dan saham. Hutang bisa terdiri atas hutang bank atau hutang melalui obligasi. Pemberi hutang memperoleh kompensasi berupa bunga. Saham merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa private placement (penempatan dana tidak melalui pasar modal), bisa juga dengan membeli saham yang diperjualbelikan di pasar sekunder. Pendapatan saham berasal dari dividen dan capital gain. Capital gain adalah selisih antara harga jual dengan harga beli. Tetapi jenis saham preferen memunyai ciri – ciri gabungan antara hutang dengan saham. Saham preferen adalah saham (bentuk kepemilikan) dan berhak memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut bersifat (secara umum) tetap, sehingga mirip dengan binga.
  • 16. 16 1.2 Menghitung Biaya Modal Individual a. Biaya Modal Hutang (kd) Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan yang berkaitan dengan penggunaan hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak, biaya modal hutang dihitung net pajak. Misalkan perusahaan menggunakan utang untuk mendanai suatu proyek, dengan bunga 20%, tingkat pajak 30%. Maka perusahaan memiliki biaya modal utang sebesar 20% (1-0,3) = 14%. Disamping kupon bunga, ada biaya lain yang harus dibayar oleh perusahaan. Misalkan perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon bunga 20%, nilai nominal Rp 1 juta, selama 10 tahun. Biaya emisi obligasi dan lainnya Rp 50.000,00 per lembar saham. Aliran kas yang berkaitan dengan emisi obligasi tersebut adalah sebagai berikut. Kas masuk bersih yang diterima perusahaan: Rp 1 juta = Rp 50 ribu = Rp 950.000. Biaya modal hutang (kd) sebelum pajak adalah dengan menggunakan teknik perhitungan IRR, 21%. Perhatikan bahwa kd, yang merupakan tingkat bunga efektif, lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan tingkat bunga nominal. Bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Karena itu faktor pajak bisa dimasukkan agar diperoleh biaya modal hutang net pajak. Biaya modal hutang net pajak (dengan tingkat pajak 40%) dihitun sebagai berikut. kd* = kd (1 – t) Untuk contoh di atas, kd* adalah kd* = 21% (1 – 0,4) = 12,6% Utang dagang dan akrual tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya modal. Alasannya, karena untuk analisis penganggaran modal, utang dagang dan sejenisnya dikurangkan
  • 17. 17 dari asset lancar. Kemudian kita akan menghitung modal kerja bersih (asset lancer – hutang dagang dan akrual). b. Biaya Modal Saham Preferen Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara hutang dan saham, karena merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi dividen yang dibayarkan mirip dengan bunga karena bersifat tetap (pada umumnya). Perhitungan biaya modal preferen mudah dilakukan, sama seperti perhitungan biaya hutang. Parameter yang akan diestimasi relative jelas. Biaya saham preeren (kps) adalah: Dimana: kps = biaya saham preferen Dps = dividen saham preferen P = harga saham preferen Karena dividen (termasuk untuk saham preferen) tidak mengurangi pajak, maka net pajak tidak dihitung untuk biaya modal saham preferen. c. Biaya Modal Saham Biasa Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena melibatkan biaya kesempatan (opportunity cost) yang tidak bisa diamati secara langsung. Bagian ini akan membicarakan biaya modal saham melalui beberapa metode: DCF, bond-yiled, dan CAPM. Discounted Cash Flow (Aliran Kas yang Didiskontokan) Pada waktu kita membicarakan penilaian saham dengan pertumbuhan konstan, harga saham bisa dituliskan sebagai berikut ini (modul mengenai Nilai Waktu Uang)
  • 18. 18 Dengan mengubah r menjadi ks (baiya modal saham), PV menjadi P (harga saham), persamaan diatas bisa diubah menjadi berikut ini. dimana: ks = biaya modal saham D1 = dividen pada tahun pertama P = harga saham saat ini g = tingkat pertumbuhan Biaya modal saham sama dengan dividend yield ditambah tingkat pertumbuhan. Untuk menggunakan rumus di atas, beberapa parameter harus diestimasi, yaitu harga saham, dividen yang dibayarkan, dan tingkat pertumbuhan. Harga bisa diperoleh dengan mudah, terutama untuk perusahaan yang sudah go-public dan listing di Bursa Keuangan. Data dividen juga dapat diperoleh dengan mudah. Yang lebih sulit diperkirakan adalah menghitung tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan dapat dihitung melalui beberapa cara. Pertama, kita bisa menggunakan formula berikut ini. g = (1 – DPR) (ROE) dimana: DPR = dividen payout ratio ROE = return on equity
  • 19. 19 Persamaan di atas mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan merupakan fungsi dari pembayaran dividend dan return on equity. Jika perusahaan membayarkan dividen yang kecil (yang berarti menanamkan sebagian besar labanya kembali ke perusahaan), tingkat pertumbuhan diharapkan menjadi lebih tinggi. Tingkat pertumbuhan akan semakin kecil jika dividen yang dibayarkan semakin besar. Kedua, tingkat pertumbuhan juga bisa dihitung melalui data historis. Penggunaan data historis mempunyai asumsi bahwa pola di masa lalu akan sama dengan pola di masa mendatang (pola konstan). Misalkan perusahaan mempunyai data dividen dan earning per lembar selama lima tahun sebagai berikut. EPS dan DPS Selama Lima Tahun Terakhir Tahun Dividen per Share Pertumbuhan/ Tahun Earning per Share Perumbunhan/ Tahun 1 500 - 1000 0,00 2 500 0,00 1200 20,00 3 550 10,00 1100 -8,33 4 550 0,00 1250 13,64 5 600 9,09 1250 0,00 Rata-rata 4,77 Rata-rata 6,33 Pertumbuhan dividen bisa dihitung melalui dua cara: (1) pertumbuhan aritmatika, dan (2) pertumbuhan geometris. (1) Dengan pertumbuhan aritmatika, tingkat pertumbuhan setiap tahun bisa dihitung sebagai: ((Dt + 1 – Dt) / Dt) × 100%. Untuk setiap tahun, tahun 2, tahun 3, tahun 4, dan tahun 5, tingkat pertumbuhan adalah 0,10; 0; dan 9,9091%. Rata – rata pertumbuhan setiap tahunadalah 4,77%. Sedangkan rata – rata pertumbuhan EPS sebesar 6,33%.
  • 20. 20 (2) Dengan pertumbuhan geometris, tingkat pertumbuhan dividen bisa dihitung sebagai berikut: 500 (1 + g)4 = 600 g = 4,6% Sedangkan EPS, perhitungan dengan tingkat pertumbuhan geometris menghasilkan angka 5,7% 1.500 (1 + g)4 = 1.000 g = 5,7% Meskipun pertumbuhan dividen adalah tingkat pertumbuhan yang seharusnya dihitung, dalam beberapa situasi, barangkali kita ingin menghitung tingkat pertumbuhan earning, bukannya dividen. Beberapa perusahaan tidak pernah membayar dividen, meskipun mempunyai earning yang baik. Dalam situasi tersebut, kita menghitung tingkat pertumbuhan earning, bukannya dividen. Tetapi pada akhirnya dividenlah yang akan diterima oleh investor. Tingkat pertumbuhan mana yang akan dipilih pada akhirnya tergantung dari pertimbangan analis atau manajer keuangan. Pendekatan Bond-Yield Pendekatan yield obligasi didasarkan pada argumen bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk investasi yang lebih berisiko akan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi yang lebih kecil risikonya. Saham mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan obligasi. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham mempunyai prioritas klaim yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi. Kas dari likuiditas akan diberikan ke pemegang utang. Jika masih ada sisa kas, baru pemegang saham akan memperoleh bagiannya. Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut. ks = yield obligasi + premi risiko Jika kita menggunakan rumus di atas, kita memerlukan estimasi yield dari obligasi perusahaan (atau obligasi yang mempunyai kelas risiko yang sama), dan premi risiko saham atas obligasi. Misalkan perusahaan mengeluarkan obligasi yang membayar kupon bunga Rp 2.000,00 , nilai nominal Rp 10.000,00. Harga pasar obligasi saat ini Rp 9.500,00. Selisih tingkat keuntungan saham di atas obligasi selama 5 tahu terakhir 7%. Dengan pendekatang yield obligasi, ks bisa dihitung berikut ini. Pertama, kita akan menghitung yield obligasi.
  • 21. 21 Yield obligasi = bunga / harga pasar obligasi = 2.000 / 9.000 = 22,22% ks = 22% + 7% = 29% Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model) Model CAPM menggunakan argumen yang sama dengan pendekatan yield obligasi. Menurut CAPM, tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko ditambah premi risiko. Secara spesifik, model CAPM bisa dituliskan sebagai berikut: ks = Rf + β ( Rm - Rf ) dimana: ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham Rf = tingkat keuntungan bebas risiko β = risiko sistematis Rm = tingkat keuntungan pasar Tingkat keuntungan bebas risiko adalah tingkat keuntungan dari aset yang mempunyai risiko (kebangkrutan atau default dalam hal ini) yang bisa dikatakan nol. Sebagai contoh di Amerika Bank Senrtal mengeluarkan instrument utang T-Bills atau T-Bonds bisa dianggap sebagai instrument beas risiko, dan kemungkinan mengalami kebangkrutan cukup kecil. Karena itu tingkat keuntungan T-Bills atau T-Bonds bisa dipakai sebagai indicator tingkat keuntungan bebas risiko. Untuk tingkat keuntungan pasar, kita bisa menggunakan tingkat keuntungan dari portofolio pasar. Contoh portofolio pasar yang bisa kita gunakan adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) untuk kasus di Bursa Efek Jakarta. Keputusan Biaya Modal Saham Perhitungan biaya modal saham yang dihasilkan oleh ketiga metode di atas akan menghasilkan angka yang berbeda-beda.
  • 22. 22 Ringkasan Biaya Modal Saham Teknik Estimasi Biaya Modal Saham Discounted Cash Flow 28% Bond-Yield Premium 29% Capital Asset Pricing Model 22% Hasil – hasil di atas menunjukkan bahwa biaya modal saham berada diantara 22% - 29%. Misalkan biaya modal saham (ks) dipilih sebesar 25%. Survey Penggunaan Metode Penentuan Harga Saham Bagan berikut ini menunjukkan hasil survey mengenai penggunaan teknik – teknik untuk menentukan biaya modal saham. Teknik Perhitungan Biaya Modal Saham Bagan tersebut menunjukkan CAPM metode paling populer untuk menaksir biaya modal saham. 1.3 Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
  • 23. 23 Langkah selanjutnya adalah menghitung proporsi sumber dana yang dipakai oleh perusahaan. Idealnya, nilai pasar yang sebaiknya dipakai sebagai dasar perhitungan proporsi sumber dana. Misalkan perusahaan mempunyai komposisi sumber pendanaan sebagai berikut Perhitungan Biaya Modal Rata – rata Tertimbang (WACC) Komponen Biaya Modal Sesudah Pajak Proporsi Biaya Modal Rata- rata Tertimbang Utang 12,6% 30.000 (30%) 0,3 x 12,6 = 3,78% Saham Preferen 20% 10.000 (10%) 0,1 x 20 = 2,00% Saham Biasa 25% 60.000 (60%) 0,6 x 25 = 15,00% WACC = 20,78% WACC perusahaan tersebut adalah 20,78%. Angka tersebut bisa digunakan sebaga discount rate (cut-off rate) dalam keputusan penganggaran modal atau yang lainnya (misalnya perhitungan struktur modal). Meskipun nilai pasar idealnya merupakan pilihan terbaik untuk menghitung komposisi sumber dana, tetapi informasi tersebut tidak tersedia dengan mudah. Salah satu alternatif adalah menggunakan nilai buku. Nilai buku bisa diambil dari neraca keuangan perusahaan. Saham biasa masuk dalam kategori total modal saham (saham biasa + laba yang ditahan + agio). 1.4 Biaya Modal Saham Eksternal Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost) akan muncul. Biaya tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham, seperti biaya akuntan, mencetak saham, dan lainnya. Penerimaan kas bersih dengan demikian akan lebih kecil setelah biaya emisi tersebut dimasukkan. kas yang didiskontokan (discounted cash flow) bisa mengakomodasi biaya emisi seperti berikut.
  • 24. 24 dimana: ke = biaya modal saham eksternal D1 = dividen pada tahun pertama P = harga saham saat ini f = flotation cost g = tingkat pertumbuhan Model CAPM dan yield obligasi tidak secara langsung bisa mengakomodasi biaya emisi eksternal, karena formula CAPM atau yield obligasi tidak memasukkan faktor biaya emisi. Tetapi model CAPM dan yield obligasi secara eksplisit memperhitungkan risiko dalam estimasi biaya modal. 2. BIAYA MODAL MARGINAL DAN BIAYA MODAL RATA – RATA Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marjinal. Biaya modal marjinal merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana modal yang diperoleh. Sebagai contoh, misal perusahaan menggunakan dua jenis hutang, pertama dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 10%, kedua dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 15%. Misalkan perusahaan melakukan pinjaman lagi sebesar Rp200 juta dengan tingkat bunga 20%. Biaya modal hutang marjinal adalah 20%, karena biaya tersebut merupakan biaya modal yang diperoleh dengan masuknya modal baru. Jika kita menghitung biaya modal rata-rata, maka biaya modal hutang rata-rata adalah (10% + 15% + 20%) / 3 = 15%. Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marjinal adalah biaya modal yang relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan informasi masa lampau, yang tidak relevan lagi. Tetapi dalam beberapa situasi kita menggunakan biaya modal masa lampau, karena beberapa alasan, seperti mudah dilakukan, biaya modal masa lampau bisa dipakai untuk estimasi biaya modal marjinal (masa mendatang). Perhitungan biaya modal di atas mengasumsikan penggunaan biaya modal
  • 25. 25 marjinal. Tetapi dalam praktek, biaya modal sering diestimasi berdasarkan laporan keuangan, yang berarti biaya modal diestimasi dengan menggunakan data masa lampau. 3. LOMPATAN DALAM BIAYA MODAL RATA – RATA TERTIMBANG DAN SKEDUL INVESTASI Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam biaya modal rata-rata tertimbang. Misalkan saja struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan adalah modal saham, hutang, dan saham preferen sebesar 60%, 30%, dan 10%, berturut-turut. Biaya modal hutang (sesudah pajak), saham preferen, dan saham biasa adalah 12,6% (sesudah pajak), 20%, dan 25%, berturut-turut. WACC untuk komposisi tersebut adalah: WACC = (0,3 × 12,6) + (0,1 × 20) + (0,6 × 25) = 20,78% Misalkan perusahaan mempunyai kesempatan investasi sebesar Rp 200 juta. Untuk mendanai 200 juta tersebut, berikut ini komposisi sumber dana yang harus dikeluarkah perusahaan. Komposisi Pendanaan Komponen Proporsi Jumlah Utang 30% 0,3 x 200 = 60 juta Saham Preferen 10% 0,1 x 200 = 20 juta Saham Biasa 60% 0,6 x 200 = 120 juta Total = 200 juta Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya biaya modal individual. Contoh, perusahaan bisa menggunakan utang dengan tingkat bunga 12,6% (net pajak) sampai dengan 40 juta. Karena utang yang diperlukan 60 juta, melebihi batas 40 juta, perusahaan terpaksa memperoleh tingkat bunga baru yang lebih mahal, yaitu 15%(nrt pajak). Peningkatan ini terjadi karena utang meningkat, berarti tingkat risiko semakin tinggi. Lompatan karena penggunaan hutang yang baru bisa dihitung sebagai berikut.
  • 26. 26 = 40 juta / 0,3 = 133 juta Alokasi dana sebesar Rp 133 juta tersebut sebagai berikut. Utang = 30% x Rp 133 juta = Rp 40 juta Saham preferen = 10% x Rp 133 juta = Rp 13 juta Laba ditahan = 60% x Rp 133 juta = Rp 80 juta Total Rp 133 juta WACC yang baru kemudian bisa didhitung sebagai berikut. WACC = (0,3 x 15) + (0,1 x 20) + (0,6 x 25) = 21,5% WACC meningkat dari 20,78% menjadi 21,5%. Lompatan WACC bisa terjadi lagi jika komponen biaya modal yang lain mengalami perubahan. Misalkan laba yang ditahan tahun ini sebesar Rp100 juta. Jika perusahaan mempertahankan struktur modal seperti itu, maka jumlah dana maksimum yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah. = 100 juta / 0,6 = Rp 167 juta Komposisi dana Rp 167 juta adalah sebagai berikut. Utang = 30% x Rp 167 juta = Rp 50 juta Saham preferen = 10% x Rp 167 juta = Rp 17 juta Laba ditahan = 60% x Rp 167 juta = Rp 100 juta Total Rp 167 juta
  • 27. 27 Kesempatan investasi yang menarik cukup banyak, yaitu Rp 200 juta, melebihi Rp 167 juta. Misal perusahaan memutuskan untuk menambah modal dengan mengeluarkan saham baru untuk menutup kekurangan tersebut. Biaya modal saham baru (eksternal) adalah 27%, lebih tinggi dibanding biaya modal saham internal. Biaya modal rata-rata tertimbang baru adalah: WACC = (0,3 x 15) + (0,1 x 20) + (0,6 x 27) = 22,7% Lompatan – lompatan dalam WACC tersebut bisa digambarkan sebagai berikut. Lompatan dalam WACC Informasi lompatan dalam WACC bisa digabung dengan kesempatan investasi yang ada. Misalkan kesempatan investasi perusahaan bisa diidentifikasi sebagai berikut. Skedul Investasi dan IRR Anggaran investasi A B C D Investasi Rp 50 juta Rp 40 juta Rp 60 juta Rp 100 juta IRR 30% 25% 23% 19% Informasi biaya modal marginal dan kesempata investasi yang ada bisa digabung sebagai berikut.
  • 28. 28 Lompatan WACC dan Skedul Investasi Dari bagan di atas, tampak hanya usulan investasi A, B dan C yang masih layak dilakukan karena menghasilkan IRR lebih tinggi dibandingkan WACC. Secara teoritis perusahaan akan melakukan investasi sampai MCC (marginal cost of capital) sama dengan marginal rate of return (MRR). Bagan berikut ini menyajikan kurva MCC dan MRR yang berbentuk garis kontinyu. Investasi optimal diperoleh jika MCC = MRR, seperti terlihat dalam bagan berikut ini. MCC dan IRR (variabel kontinyu)
  • 29. 29 4. PERTIMBANGAN DINAMIS: REVIEW BIAYA Modal secara Regular Seberapa sering biaya modal (WACC) dihitung? Kondisi perusahaan dan lingkungannya selalu berubah. Risiko dan kesempatan investasi perusahaan berubah. Perubahan ini mengakibatkan perubahan komposisi struktur modal yang baru dan juga perubahan tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal). Kondisi lingkungan yang berubah juga mengakibatkan perubahan biaya modal, misal inflasi yang berubah mengakibatkan kenaikan tingkat keuntungan yang disyaratkan secara umum. Perubahan risiko (misal semakin tinggi, terjadi jika kondisi ekonomi memburuk) mengakibatkan premi risiko meningkat. Karena situasi berubah secara dinamis, perusahaan perlu mengevaluasi biaya modal rata-rata tertimbangnya secara periodik. Berapa sering? Nampaknya tidak ada formula yang pasti. Perhitungan bisa dilakukan setiap tahun, bisa juga setiap lima tahun. Tetapi hal yang jelas, jika kondisi perusahaan dan lingkungan secara fundamental berubah, maka sudah saatnya menghitung biaya modal rata-rata tertimbang kembali. 5. MENGHITUNG BIAYA MODAL UNTUK J.C PENNEY J.C. Penney adalah perusahaan retailer (khususnya) pakaian. J.C. Penney ingin menghitung biaya modal rata – rata tertimbang. Neraca keuangan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Neraca Keuangan J.C. Penney Neraca per Januari 1990 (dalam juta) Asset Kewajiban Aktiva Lancar $ 7.539 Utang dagang, akrual, dan lainnya $2.860 Aktiva Tetap 5.159 Utang pajak 1.278 Total $ 12.697 Utang dan sewa 4.207 Modal saham 4.353
  • 30. 30 Total $ 12.698 5.1 Menghitung Biaya Modal Utang Biaya utang untuk Penney adalah biaya bunga yang harus dibayar Penney jika perusahaan memperoleh tambahan uang. Ratimh yang diperoleh Penney oleh Moddy’s adalah A+. Tingkat bunga obligasi dengan rating semacam itu adalah 9,5%. Biaya modal sesudah pajak adalah (tingkat pajak = 39%): kd* = 9,5 (1 – 0,39) = 5,8% 5.2 Menghitung Biaya Modal Saham Tingkat pertumbuhan dividend dan earning per lembar selama 10 tahun terakhir adalah 14% dan 10%. Sedangkan untuk 5 tahun terakhir adalah 17% dan 14%. Harga saham saat ini adalah 66 7/8. Dividen tahun lalu $2,24 per lembar. Tingkat bunga bebas investasi bebas risiko 8,1%. Tingkat keuntungan portofolio pasar dihitung atas 3 komponen: inflasi, pertumbuhan ekonomi riil dan premi risiko, sebagai berikut. ofolio pasar = inflasi yang diperkirakan + pertumbuhan ekonomi riil + premi risiko yang diharapkan = 8,1% + 3% + 5% = 16,10% Beta perusahaan berdasarkan publikasi dari Value Line adalah 1,15. Premi risiko saham atas obligasi 5%. Untuk pendekatan DCF, tingkat pertumbuhan yang dipakai adalah yang dipublkasikan Value Line. Tingkat ini diperkirakan merupakan tingkat pertumbuhan yang diharapkan oleh investor. DCF ks = (2,24(1 + 0,14)) / (66 7/8) + 0,14 = 17,81% CAPM ks = 8,1 + 1,15 (16,10 – 8,10) = 17,30% Yield boligasi ks = 9,5% + 5% = 14,5% Penney mengambil rata – rata dari ketiga pendekatan tersebut. Biaya modal saham dihitung menjadi (17,8 + 17,3 + 14,5) / 3 = 17%
  • 31. 31 5.3 Menghitung Biaya Modal Rata – rata Tertimbang Dengan menggunakan proporsi masing-masing sumber dana sebagai pembobot. Berikut ini ringkasan perhitungan tersebut. Biaya Modal Rata – rata Tertimbang J.C. Penney Komponen Biaya Modal Net Pajak Proporsi Rata-rata Tertimbang Utang Jangka Pendek 4,94% 0,118 0,583% Utang Jangka Panjang 5,80% 0,217 1,259 Saham Biasa 17,00 0,665 11,305 Belaya modal rata-rata tertimbang (WACC) = 13,15% Biaya modal rata-rata tertimbang J.C. Penney pada Januari 27, 1990 adalah 13,15%. Angka tersebut dipakai sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan dalam penganggaran modal dan lainnya.
  • 32. 32 BAB 12 Presentasi berjudul: "STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE"— Transcript presentasi: 1 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE PERT KE 1 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE 2 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE sruktur modal adalah yang dimana ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan yang menyangkut sumber dana yang menjalankan suatu usaha dari perusahaan tersebut yang paling menguntungkan , dimana sumber dana perusahaan tersebut adalah memperoleh modalnya dari modal sendiri atau dengan modal asing dari pihak investor . 3 Secara konseptual terdapat istilah struktur modal yang ditargetkan (target capital structure) yaitu bauran atau perpaduan dari hutang, saham preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Meskipun struktur modal yang ditargetkan akan berubah- ubah sesuai dengan perubahan kondisi, umumnya perusahaan telah menghitung dan mempunyai pedoman untuk mencapai struktur modal tertentu. Dengan adanya struktur modal yang ditargetkan, setiap pembiayaan akan berpatokan pada bauran modal tersebut. Jika penggunaan hutang berada di bawah target tersebut, maka perusahaan harus mencari pinjaman. Demikian, jika rasio hutang telah di atas target, ada kemungkinan perusahaan harus menjual saham baru. 4 Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian (return). Penambahan hutang akan memperbesar risiko perusahaan, tapi akan memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Risiko yang makin tinggi akibat besarnya hutang cenderung akan menurunkan harga saham, tapi meningkatnya expected return diharapkan akan meningkatkan harga saham pula. Dari sini muncul konsep struktur modal optimal, yaitu struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham
  • 33. 33 5 Risiko yang dihadapi oleh perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan tentang struktur modal. Risiko dapat dikategorikan dalam (1) risiko bisnis (business risk) yaitu tingkat risiko terkait dengan tidak digunakannya hutang jangka panjang untuk membiayai asset perusahaan. Jika risiko bisnis makin besar, artinya rasio hutang makin kecil. (2) Risiko keuangan (financial risk) yaitu risiko yang dihadapi para pemegang saham biasa sebagai akibat penggunaan hutang jangka panjang. 6 Sementara itu risiko keuangan lebih diartikan sebagai tambahan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham sebagai akibat penggunaan leverage keuangan. Artinya jika makin besar penggunaan sekuritas yang berbiaya tetap dengan prosentase bunga tertentu (hutang dan saham preferen), maka pemegang saham biasa akan menanggung seluruh risiko bisnis, sehingga risiko terhadap turunnya nilai saham ditanggung oleh pemegang saham akan berlipat dua jika dibandingkan kondisi awal. 7 Bagaimana leverage keuangan (financial leverage) akan mempengaruhi laba per lembar saham (EPS). Analisis terhadap struktur modal pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan hutang (leverage keuangan) terhadap harga saham perusahan, karena perusahaan akan memutuskan apakah perusahaan perlu memasukkan komponen hutang dalam struktur modal (yang berarti menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan) atau tidak (unleverage). 8 Jika memanfaatkan leverage keuangan, pada jumlah berapakah penggunaan hutang? Dari berbagai keputusan tersebut, prinsip dasarnya adalah perusahaan harus memilih struktur modal yang dapat memaksimumkan harga saham perusahaan 9 Umumnya makin besar penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan akan meningkatkan risiko perusahaan, sehingga makin tinggi pula suku bunga yang akan dibebankan pemberi pinjaman. 10 ilustrasi Di bawah ini adalah gambaran bagaimana biaya hutang PT Z akan berubah jika manajemen menggunakan persentase hutang yang berbeda dalam struktur modalnya. Jumlah Pinjaman Rasio Utang/Aktiva Biaya Modal Utang 20.000 10% 8% 40.000 20 8,3 60.000 30 9 80.000 40 10 50 11 60 15
  • 34. 34 11 Jika 10% dari total aktiva dibiayai oleh butang dengan jumlah pinjaman $ maka tingkat suku bunga yang juga menunjukkan biaya modal hutang adalah 8%. Sementara jika lebih banyak aktiva yang dibiayai dengan hutang, maka biaya modal hutang akan makin naik. 12 Berikut ini adalah perhitungan EPS dengan jumlah leverage keuangan yang berbeda- beda. I. Perhitungan EBIT Sales $100,000 $200,000 $300,000 Di - biaya tetap 40,000 40,000 40,000 Di- biaya variabel (60% dari sales) 60, , ,000 Laba sebelum bunga & pajak (EBIT) 0 $40,000 $80,000 13 II. Situasi Jika Hutang/Aktiva = 0 Berikut ini adalah perhitungan EPS dengan jumlah leverage keuangan yang berbeda-beda. II. Situasi Jika Hutang/Aktiva = 0 EBIT 0 $40,000$ 80,000 Dikurangi bunga Laba sebelum pajak (EBT) 0 $40,000 $80,000 Dikurangi pajak (40%) 0 -16, ,000 Laba setelah pajak( EAT) 0 $24,000 $48,000 Laba per saham (EPS) atas lembar 0 $2,4 $ 4,8 14 III. Situasi jika Hutang/Aktiva = 50% Berikut ini adalah perhitungan EPS dengan jumlah leverage keuangan yang berbeda-beda. III. Situasi jika Hutang/Aktiva = 50% EBIT $40,000 $80,000 Di- bunga (0,12 x $ ) Laba sebelum pajak (EBT) (12.000) $28,000 $68,000 Dikurangi pajak (40%) 4, , ,200 Laba setelah pajak( EAT) (7.200) $16,800 $40,800 Laba per saham (EPS) atas 5.000 lembar ($1,44) $3,36 $8,16 15 Penjelasan Pada bagian II, perhitungan EAT dilakukan pada asumsi perusahaan sama sekali tidak menggunakan hutang (unleverage). Laba bersih setelah pajak pada setiap kondisi sales dibagi dengan total jumlah saham yang beredar yaitu lembar guna menghitung EPS. Pada tingkat penjualan $ EPS per lembar adalah $0, tetapi EPS akan naik menjadi $4,8 pada tingkat penjualan $ 16 Penjelasan Bagian III memperlihatkan perhitungan EAT pada asumsi 50% sumber modal berasal dari hutang jangka panjang (leverage keuangan). Dapat diketahui bahwa dengan rasio hutang terhadap aktiva 50%, maka EPS per lembar saham adalah ($1,44) jika penjualan mencapai $ , tetapi naik $3,36 jika penjualan mencapai $ Dengan penggunaan hutang yang lebih tinggi, maka EPS akan naik karena makin sedikitnya jumlah saham yang beredar. Artinya,
  • 35. 35 penggunaan leverage mempunyai efek yang baik dan buruk karena leverage yang lebih tinggi akan memperbesar laba per saham, tetapi di sisi lain akan meningkatkan risiko perusahaan. 17 Selanjutnya, penggunaan financial leverage atau leverage keuangan berdampak pada laba bagi pemegang saham dalam dua hal, yaitu 1) meningkatkan risiko perolehan EPS karena adanya kewajiban keuangan yang bersifat tetap (pembayaran bunga), dan 2) perubahan level EPS pada tingkat EBIT tertentu karena penggunaan struktur modal tertentu. yang dianalisa dengan menggunakan analisa EBIT-EPS. 18 Analisa EBIT-EPS adalah instrumen praktis yang memudahkan manajer keuangan untuk mengevaluasi beberapa rencana pendanaan dengan cara mengkaji dampak rencana pendanaan tersebut pada EPS pada berbagai tingkat EBIT. Dalam hal ini, tujuan utama analisa adalah untuk menentukan titik break even EBIT (atau disebut juga indefference atau indiferen) diantara berbagai rencana alternatif pendanaan. Titik indiferen antara dua metode pendanaan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini. 19 (EBIT - I) (1-t)-PD (EBIT-I)(1-t) – PD = S1 S2 Dimana : T = Tingkat Pajak PD = Dividen Saham Preferen S1 dan S2 = jumlah lembar saham untuk- rencana 1 dan rencana 2 20 Contoh: Asset PT Aristoteles saat ini dibiayai seluruhnya oleh saham biasa senilai $ Perusahaan ingin membeli peralatan baru senilai $ dengan alternatif cara: 1) menjual lembar saham biasa pada harga $50 per lembar, 2) menjual obligasi berbunga 10%, atau 3) menerbitkan saham preferen 8%. EBIT saat ini adalah $ , tingkat pajak pendapatan 50% dan jumlah lembar saham yang beredar saat ini sebanyak lembar. Untuk menghitung titik indiferen, lebih dahulu perlu dihitung EPS pada tingkat EBIT $ 21 Pembahasan Seluruhnya saham Seluruhnya Seluruhnya Biasa Hutang Saham Preferen EBIT $1,000,000 $1,000,000 $1,000,000 Interest 200,000 EBT $1,000,000 $800,000 $1,000,000 Pajak 500, , ,000 EAT $500,000 $400,000 $500,000 Deviden S.Pref 160,000 EAC $500,000 $400,000 $340,000 Jumlah saham 140, , ,000 EPS $3,57 4 $3,4 22 Grafik EPS-EBIT dibuat dengan cara menghubungkan antara EPS pada tingkat EBIT $ dengan EBIT untuk masing-masing alternatif pendanaan pada sumbu horisontal. Untuk rencana
  • 36. 36 penggunaan saham biasa, garis melewati titik nol karena tidak terdapat biaya tetap (biaya tetap = nol), sementara untuk penggunaan obligasi, paling tidak harus tersedia EBIT sejumlah $ untuk dapat menutup biaya bunga. Untuk rencana menggunakan saham preferen, minimal harus tersedia EBIT sejumlah $ [$ /(1-0,5)] untuk menutup deviden saham preferen yang sebesar $ pada tingkat pajak 50%, jadi garis saham preferen melewati titik $ pada sumbu horisontal. 23 Grafik 24 Dalam contoh ini, titik indiferen antara saham biasa dan hutang adalah: 25 Dengan cara yang sama, titik indiferen antara saham biasa dan saham preferen diperoleh sejumlah $ Dari gambaran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada berapapun tingkat EBIT, penggunaan hutang lebih baik dari pada saham preferen karena tingkat EPS yang dihasilkannya lebih tinggi. 26 Kesimpulan kedua adalah bahwa pada tingkat EBIT di atas $700 Kesimpulan kedua adalah bahwa pada tingkat EBIT di atas $ , penggunaan hutang lebih baik dibandingkan menggunakan saham biasa. Jika EBIT kurang dari $ lebih baik menggunakan saham biasa. Ketiga, pada tingkat EBIT di atas $ lebih baik perusahaan menggunakan saham preferen dibandingkan saham biasa, dan sebaliknya jika EBIT kurang dari $ 27 Ilustrasi Lain: LANDASAN KOSEPTUAL Diasumsikan perusahaan memiliki tingkat return yang berbeda yaitu : 1. Memiliki pendapatan yang diharapkan tidak tumbuh. 2. Semua pembayaran keluar utnuk pemegang saham sebagai dividen. 3. Tidak ada subjek untuk pajak 4. Menggunakan utang perpetual 28 1. Risiko Utang (ki) I Bunga Tahunan pada utang (ki = = B Nilai pasar pada utang yang beredar Rumus ini ekuivalen dengan utang yang tidak mempunyai jatuh tempo 29 2. Return Pada Ekuitas Saham(kc) E Laba tersedia untuk pemegang saham kc = = S Nilai biasa saham yang beredar Pembagian numerator dan denominator dengan jumlah saham yang beredar ekuivalen dengan earning/price ratio
  • 37. 37 30 3.Return Keseluruhan O Laba Operasi Ko = = V Nilai Pasar Total Perusahaan Nilai pasar total perusahaan (V) sama dengan nilai pasar utang yang beredar (B) ditambah nilai pasar saham yang beredar. 31 K o adalah tingkat kapitalisasi keseluruhan pada perusahaan dan rata-rata tertimbang biaya modal karena itu K o dapat ditulis dengan rumus: B S Ko = Ki = ( ) + Ke ( ) B + S B+S Berdasarkan rumus diatas apa yang akan terjadi pada Ko dan Ki dan V apabila leverage financial menaik ?, akan digunakan pendekatan struktur modal berikut: 32 1. PENDEKATAN LABA OPERASI Pendekatan ini berpegangan bahwa tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko) dan biaya utang (ki) tidak terpengaruh oleh jumlah leverage finansial (B/S) yang digunakan. Diasumsikan perusahaan memiliki utang Rp , bunga 13% dan laba operasi yang diharapkan Rp dan tingkat kapitalisasi keseluruhan 18% perhitungannya 33 Perhitungannya.. O : Laba Operasi Rp Ko: Nilai Operasi Keseluruhan dibagi 0,18 V : Nilai total perusahaan (O/ko) Rp B : Nilai pasar utang Rp S : Nilai pasar Saham (V-B) Rp Laba yang tersedia utk pemegang saham (E) dihitung dari laba operasi dikurang bunga pinjaman O-i = – * = Maka return yang disyaratkan ekuitas saham : * Bunga Pinjaman 34 Return yang disyaratkan ekuitas saham E Ko = = = 19,25% S Karena ko dan ki tidak dipengaruh oleh jumlah finansial yang digunakan sehingga implikasinya nilai perusahaan dan harga saham perlembar tidak dipengaruhi oleh leverage finansial. Bila leverage diukur dengan B/S bertambah maka akan berakibat secara linier return yang disyaratkan ekuitas (Ko) meningkat. 35 Ilustrasinya.. Diduga perusahaan menambah jumlah utang dari Rp menjadi Rp dan tambahan utang tsb digunakan untuk membeli kembali saham biasa, maka nilai perusahaan jadi : O : Laba Operasi Rp Ko: Nilai Operasi Keseluruhan dibagi 0,18 V : Nilai total perusahaan (O/k) Rp B : Nilai pasar utang Rp S : Nilai pasar Saham (V-B) Rp
  • 38. 38 36 Laba yang tersedia utk pemegang saham (E) dihitung dari laba operasi dikurang bunga pinjaman O-i = – = E Ko = = = 23% S Terlihat laba yang tersedia untuk pemegang saham (Ko) menaik dengan meningkatnya leverage. 37 2. PRINSIP NILAI TOTAL Teori Modiglini dan Miller (MM). Investor dapat bertindak sebagai pribadi pada leverage finansial perusahaan. Investor memiliki kemampuan (melalui pinjaman pribadi) untuk meniru beberapa struktur modal perusahaan yang dapat diambil. Oleh karena itu dua perusahaansama dalam setiap hal seandainya tidak pada struktur modal harfus mempunyai nilai total sama. Apabila tidak arbitrasi akan terjadi, hal ini akan menyebabkan dua perusahaan akan menjual dalam pasar dengan nilai total yang sama. Artinya arbitrasi akan menghalangi penjualan dengan harga yang berbeda dalam pasar yang sama. 38 ILUSTRASI... Diasumsikan dua perusahaan A dan B (tidak ada pertumbuhan) identik sama utnuk semua hal kecuali perusahaan A tidak mempunyai leverage dan perusahaan B memiliki utang Rp dengan bunga 12% pertahun.menurut pendekatan tradisional struktur modal perusahaan B bisa mempunyai nilai total yang lebih tinggi dan biaya total rata- rata tertimbang lebih rendah dari perusahaan A. Penilaian dua perusahaan tsb adalah sebagai berikut: 39 PERUSAHAAN A B O ; LABA OPERASI I : BUNGA UTANG - E : LABA TERSEDIA UTK PEMEGANG SAHAM O – I Ko : RETURN DISYARATKAN PADA EKUITAS DIBAGI 0,15 0,16 S : NILAI PASAR SAHAM (E/Ko) B : NILAI PASAR UTANG V : NILAI TOTAL PERUSAHAAN (B+S) Kn : MENYATAKAN TINGKAT KAPITALISASI KESELURUHAN {Kn (b/v) + Ko (s/v) } 0,15 0,143 B/S : UTANG EKUITAS 0,75 40 Penjelasan Perusahaan B tidak dapat memiliki nilai total perusahaan lebih tinggi sebab perusahaan B memiliki pembelanjaan campuran yang berbeda dengan perusahaan A. Investor perusahaan B akan dapat mempertahankan return rupiah total yang sama untuk pengeluaran investasi pribadi yang lebih kecil dan tidak menaikkan risiko financial menggunakan arbitrasi. Ini akan menarik investor untuk menjual sahamnya diperusahaan B (aktiva dinilai lebih) dan membeli saham diperusahaan A (aktiva dinilai kurang) 41 Menjual saham diperusahaan B Rp 400.000 Lanjutan Saham perusahaan B Menurun dan Saham perusahaan meningkat agar nilai total
  • 39. 39 perusahaan A dan B menjadi identik Saudara adalah investor rasional memiliki 1 % saham perusahaan B (Leverage Firm) dengan nilai pasar x 0,01 = saudara seharusnya: Menjual saham diperusahaan B Rp Meminjam Rp bunga 12% pertahun pinjaman pribadi ini sama dengan 1 % dari utang perusahaan B (modal total saudara pada investasi sekarang adalah = ). Membelki 1 % saham perusahaan A (un leverage firm) untuk dan masih mempunyai – = 42 Lanjutan... Sebelum melakukan transaksi return on investmen (ROI) Saham biasa perusahaan B adalah 16% dari atau Rp ROI yang diharapkan saudara pada perusahaan A 15% dari investasi atau Rp dari return ini maka saudara harus memotong beban bunga pinjaman pribadi maka return nettonya adalah : Return on Investmen Perusahaan A Biaya Bunga x 0, Return netto 43 Lanjutan...... Return netto Rp , sama apabila saudara melakukan investasi pada perusahaan B. Tapi pengeluaran kas saudara Rp Karena investasi pribadi lebih rendah maka saudara akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan A. 44 PENGARUH PAJAK Apabila ada pajak perseroan, biaya modal keseluruhan dapat diturunkan menggunakan leverage. Keuntungan penggunaan utang adalah pembayaran bunga utang dapat mengurang jumlah data yang digunaakn utnuk membayar pajak (tax shield). Semakin besar bunga utang yang harus dibayar maka semakin kecil pajak yang harus dibayar. 45 Pengaruh pajak........ilustrasi Y adalah perusahaan tidak memiliki utangdan Z memiliki utang Rp dengan bunga 12 % pertahun. Perusahaan Y dan Z memiliki laba operasi yang sama besar yakni Rp serta pajak perseroan 40% pertahun. 46 Ilutrasi... C Laba Operasi 2.000.000 Bunga 12 Persen - 600.000 Perusahaan Y Perusahaan Z Laba Operasi Bunga 12 Persen - Laba Sebelum Pajak Pajak 40% Laba Setelah Pajak Pendapatan total untuk semua pemegang saham sekuritas (utang dan ekuitas ) Perbedaan pendapatan untuk semua pemegang sekuritas (utang dan ekuitas ) Dari contoh diatas terlihat semua pemegang sekuritas perusahaan Z lebih besar dari perusahaan Y, hal ini dikarenakan tax shield. Yakni jumlah bunga di kali persentase pajak Rp x 40%.
  • 40. 40 47 LATIHAN SOAL 8 1. Sebuah Perusahaan memiliki laba sebelum bunga dan pajak (Laba Operasi) Rp Perusahaan mungkin mengeluarkan obligasi perpetual dengan bunga 5% dalam rangka membeli kembali saham biasanya, hal ini merupakan rekapitalisasi perusahaan dan tidak ada pajak pribadi. Apabila pajak perusahaan 40%, berapa laba yang tersedia untuk semua pemegang sekuritas bila perusahaan tetap membelanjai dengan modal sendiri semua? Berapa laba tersebut bila mengadakan rekapitulasi? Berapa nilai sekarang keuntungan “tax shield utang” Tingkat kapitalisasi perusahaan sendiri 20% bila menggunakan modal sendiri seluruhnya. Berapa nilai perusahaan bila menggunakan modal sendiri semua? Berapa nilai perusahaan bila mengadakan rekapitulasi 48 Latihan Soal 10 Sebuah perusahaan tidak memiliki utang, tersebut mempertimbangkan “go public” dengan menjual sebagian saham biasanya. Nilai perusahaan bila tidak mempunyai utang adalah Rp Disamping menjual saham keluarga juga mengharapkan untuk mengeluarkan obligasi perpetual untuk membeli saham sehingga ukuran perusahaan tetap sama. Nilai sekarang laba “tax shield” utang diperkirakan 22% dari jumlah pinjaman bila ada pajak pribadi dan pajak perusahaan yang diperhitungkan. Estimasi nilai sekarang biaya kebangkrutan yang berkaitan dengan berbagai tingkat utang adalah: 49 NILAI SEKARANG BIAYA KEBANGKRUTAN UTANG NILAI SEKARANG BIAYA KEBANGKRUTAN 50.000 JUMLAH UTANG MANA YANG DIPILIH PERUSAHAAN TERSEBUT? 50 LATIHAN SOAL 8 Suatu perusahaan memiliki laba operasi Rp dan Utang Rp dengan tingkat bunga 7.%. Laba perusahaan tidak berkembang dan semua laba dibayarkan untuk dividen. Dianggap tidak ada pajak. Menggunakan NOI dengan tingkat kapitalisasi modal sendiri 12,5 persen pada tingkat utang Rp Hitunglah nilai total perusahaan dan tentukan nilai ko nya Kemudian asumsikan ada tambahan utang Rp dan digunakan untuk beli saham biasanya. Dan diasumsikan tingkat bunga dan ko- nya sama. Hitunglah nilai total perusahaan dan ke- nya
  • 41. 41 BAB 13 MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI,HUTANG JANGKA PANJANG,PEMBIAYAAN CAMPURAN&MERGER DIVESTASI,PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERGE BOYOUTS MODAL SAHAM A. PENGERTIAN Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan saham – saham tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum. Tingkat kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan tergantung seberapa besar bagian saham yang dikuasainya. 1. B. PENCATATAN MODAL SAHAM Pencatatan transaksi modal saham dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu : 1. Modal saham dicatat sebesar nominal saham yang diotoritaskan Pada saat diputuskan untuk menerbitkan saham baru, maka sebesar nilai nominal saham – saham yang diterbitkan pada perkiraan “modal saham diotoritaskan” dan dikreditkan pada perkiraan “modal saham”. 1. Modal saham dicatat sebesar nominal saham terjual Pada saat modal saham dicetak tidak perlu ada jurnal cukup dibuatkan catatan dalam bentuk memorial dan pencatatan modal baru dilakukan apabila saham telah terjual. Pembatalan pemesanan saham
  • 42. 42 Hal ini terjadi apabila pemesan saham tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar kekurangannya pada saat yang telah ditentukan. Terdapat 4 klausul yang dapat digunakan sebagai perlakuan pembatalan pemesanan saham : 1. Uang muka dikembalikan seluruhya kepada pemesan 2. Uang muka dikembalikan kepada pemesan setelah dikurangi kerugian atas penjualan kembali saham – saham tersebut 3. Diserahkan saham yang nilainya sama dengan uang muka pemesan saham 4. Uang muka dianggap hialang/tidak dikembalikan 1. C. PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM Disamping dijual secara individual atau per jenis saham, penjualan saham juga dapat dilakukan secara bersamaan dalam satuan paket/ slot ( lumpsum ), yang mana dalam setiap paket saham yang dijual terdapat lebih dari satu jenis saham. Bila saham dijual secara lumpsum, maka sahan – saham yang berbeda – beda tersebut dijual dalam satu harga jual, oleh sebab itu perlu ada suatu perlakuan akuntansi untuk mendistribusikan hasil penjualan saham – saham tersebut ke masing – masing jenis saham. Pendistribusian hasil penjualan saham dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : 1. Bila harga pasar masing – masing saham diketahui, maka pendistribusian hasil penjualan dilakukan berdasarkan perbansingan harga pasar masing – masing jenis saham 2. Bila salah satu jenis saham yang diketahui harga pasarnya, maka sebesar harga pasar saham yang diketahui harga pasarnya didistribusikan sebagai hasil penjualan sahma yang bersangkutan, sedangkan sisanya didistribusikan untuk hasil penjualan saham yang tidak diketahui harga pasarnya 3. Bila masing – masing saham tidak diketahui harga pasarnya, maka pendistribusian hasil penjualan saham belum bisa dilakukan hingga diketahuimya harga pasar masing – masing saham atau salah satu jenis saham, mana yang dahulu 1. D. MODAL SAHAM BONUS
  • 43. 43 Saham juga dapat diberikan sebagai bonus kepada investor atau kreditor, misalnya untuk pembelian saham prioritas atau obligasi perusahaan dalam jumlah tertentu akan diberikan saham biasa sebagai bonus. Perlakuan akuntansi terhadap premium dan diskon saham Premium atau diskon saham timbul bila saham – saham ditempatkan/dijual tidak sebesar harga nominalnya, sedangkan modal saham di neraca harus dilaporkan sebesar nilai nominalnya yang mungkin tidak sama dengan nilai riil kekayaan bersih yang diterima dari para pemegang saham. Premium dan diskon saham akan tetap dilaporkan di neraca selama saham saham – saham yang menimbulkan premium atau diskon tersebut masih tetap beredar. Pembatalan /penghapusan premium ataupun diskon saham dilakukan apablia ada penarikan saham untuk tujuan pengurangan modal saham.
  • 44. 44
  • 45. 45 BAB 14 Analisa kesehatan dan prediksi kebangkrutan badan usaha milik swasta [BUMS] dan badan usaha milik Negara dan cara mengatasi nya secara umum 1. PENGERTIAN BUMS Secara umum, pengertian Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta yang dimiliki seseorang atau beberapa orang. BUMS bertujuan untuk mencari keuntungan seoptimal mungkin, untuk mengembangkan usaha dan modalnya serta membuka lapangan pekerjaan. Selain berperan dalam menyediakan barang, jasa, badan usaha swasta juga membantu pemerintah dalam usaha mengurangi pengangguran serta memberi kontribusi dalam pemasukkan dana berupa pajak. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 pada badan usaha milik swasta yang berbunyi bahwa bidang-bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Badan Usaha Swasta (BUMS) dibedakan dua jenis yaitu badan usaha swasta dalam negeri dan badan usaha swasta asing. Arti dari badan usaha swasta dalam negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak masyarakat dalam negeri. Sedangkan arti dari badan usaha swasta asing adalah badan usaha yang modalnya miliki oleh pihak masyarakat asing. 2. FUNGSI DAN PERANAN BUMS A. Fungsi BUMS 1. Sebagai rekan kerja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2. Sebagai rekan dalam pengelolaan sumber daya 3. Merupakan dinamisator dalam perekonomian masyarakat
  • 46. 46 4. Memberikan pelayanan bagi masyarakat B. Peranan BUMS 1. Sebagai Mitra BUMN 2. Sebagai Penambah produksi nasional 3. Sebagai pembuka kesempatan kerja 4. Sebagai penambah kas negara dan pemacu pendapatan nasional 5. Membantu pemerintah dalam pengelolaan dan mengusahakan kegiatan ekonomi yang tidak ditangani oleh pemerintah. 6. Membantu pemerintah dalam usaha dalam pemerataan pendapatan 3. CIRI – CIRI ATAU KARAKTERISTIK BUMS Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) memiliki ciri – ciri atau karakteristik. Ciri – ciri tersebut secara umum adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Badan usaha yang modalnya sepenuhnya berasal dari pihak swasta 2. Pengawasan yang dijalankan secara hirarki dan fungsional oleh pemegang perusahaan 3. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya 4. Dalam pembagian laba berdasarkan pada memilik saham atau modal terbanyak 5. Badan usaha yang memiliki badan hukum 6. Dijalankan dan dimodali oleh perorangan, banyak orang atau berkelompok. 7. Para anggota memiliki hak suara sesuai dengan jumlah modal/saham 8. Dapat menjual saham melalui bursa efek 9. Modalnya dapat diperoleh dari lembaga keuangan, baik itu bank walaupun non bank. Ciri – ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) berdasarkan Kepemilikan, yaitu: 1. Usaha Badan Swasta Perseorangan a. Pemilik dari badan usaha adalah perseorangan b. Pemilik merupakan pemegang tertinggi kekuasaan yang mengatur segala usahanya c. Jalannya badan usaha bergantung dari kebijakan perseorangan d. Seluruh tanggung jawab kewajiban dan resiko adalah pemilik secara perseorangan
  • 47. 47 2. Usaha Badan Swasta Persekutuan a. Pemilik badan usaha persekutuan dua atau lebih b. Kewenangan badan usaha ditetapkan pada perjanjian persekutuan c. Kemajuan dan Kemunduran badan usaha bergantung pada pengurusan sekutu d. Segala kegiatan badan usaha dijalankan dan diarahkan untuk mencapai keuntungan bersama Ciri – ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) berdasarkan Fungsinya, yaitu: 1. Badan usaha yang memiliki tujuan dalam memperoleh keuntungan dan membagikan keuntungan tersebut 2. Sebagai lembaga ekonomi yang berperan dalam pemenuhan barang dan jasa yang merupakan pelayanan kepada masyarakat 3. Sebagai dinamisator dalam kehidupan perekonomian indonesia 4. Sebagai pengelola dan sumber daya alam dan manusia 5. Rekan kerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Ciri – ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) berdasarkan Permodalannya, yaitu: 1. Keseluruhan modal dimiliki oleh pihak swasta atau pengusaha 2. Pinjaman diperoleh dari lembaga keuangan baik bank maupun non bank 3. Penerbitan dan penjualan saham melalui bursa efek 4. Sebagian laba dibagi kepada pemegang saham, dan sisanya ditahan 5. Memiliki cadangan dalam pengembangan usaha 6. Dapat menerbitkan obligasi dalam jangka waktu yang panjang 4. BENTUK – BENTUK BUMS BUMS memiliki beberapa bentuk, yaitu: 1. Perusahaan Perseorangan Suatu bentuk badan usaha yang seluruh modal dan tanggung jawabnya dimiliki oleh seseorang secara pribadi. Jadi, semua resiko dan kegiatan usaha menjadi tanggung jawab penuh pengusaha. Contoh: Penginapan, penggilingan padi, toserba, restoran. Untuk mendirikan perusahaan perseorangan tidak ada undang – undang yang mengatur secara khusus. Namun
  • 48. 48 untuk beberapa jenis usaha, perusahaan perseorangan baru boleh melakukan aktivitasnya setelah mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat. Keunggulan perusahaan perseorangan adalah pemilik bebas mengatur perusahaan sesuai dengan pandangannya. Akibatnya pemilik dituntut untuk untuk kreatif dan giat bekerja. Semua keuntungan bisa dinikmati sendiri. Rahasia perusahaan bisa lebih terjamin. Saat menghadapi masalah, pemilik dapat mengambil keputusan dengan cepat. Pemilik tidak perlu bermusyawarah karena hanya dialah yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Kelemahan perusahaan perseorangan: Kemampuan tenaga dan modal terbatas karena hanya didirikan oleh seorang diri. Kesinambungan badan usaha perseorangan kurang terjamin karena hanya tergantung pada pemilik tunggal. Segala tanggung jawab dan resiko badan usaha perseorangan dipikul sendiri, dengan jaminan seluruh harta. 2. Firma Suatu persekutuan antara 2 (dua) orang atau lebih yang menjalankan usaha dengan 1 (satu) nama dan bertujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan itu. Biasanya orang – orang yang mendirikan Firma adalah orang – orang yang memiliki hubungan keluarga. Pendiriannya dilakukan di hadapan notaris dengan membuat akta pendirian sebagai bukti tertulis. Firma lebih baik daripada perusahaan perseorangan sebab memiliki modal lebih besar dan dikelola lebih dari 1 (satu) orang. Contoh : konsultan hukum dan pengacara. Tabel keuntungan dan kelemahan Firma: Kerugian akibat perbuatan salah seorang pemilik ditanggung juga oleh pemilik lain karena semua risiko firma ditanggung bersama. Kalau ada perbedaan pandangan di antara pemilik, ada kemungkinan timbul perselisihan dalam keadaan seperti itu. Firma sulit mengambil keputusan karena tidak adanya kesepakatan di antara para pemiliknya. Kelangsungan firma lebih terjamin karena tidak tergantung pada seseorang saja Dapat dilakukan pembagian kerja dalam kepemimpinan, sesuai dengan kecakapan para pemilik. Dapat menumpulkan modal yang lebih besar. Risiko firma tidak hanya ditanggung seorang diri, melainkan ditanggung bersama oleh para pemilik. 3. Persekutuan Komanditer (CV)
  • 49. 49 CV singkatan dari Commanditaire Vennotschaap yang berasal dari Bahasa Belanda, dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah persekutuan komanditer. Persekutuan Komanditer adalah suatu persekutuan yang terdiri atas beberapa orang yang menjalankan usaha dan beberapa orang hanya menyerahkan modal saja. Orang yang terlibat dalam CV ini disebut sekutu. Ada 2 (dua) jenis sekutu dalam CV yaitu: 1) Sekutu aktif / komplementer yaitu sekutu yang menjalankan / memimpin suatu perusahaan. 2) Sekutu pasif / komanditer Sekutu yang memercayakan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak bertanggung jawab menjalankan usahanya. 4. Persekutuan Terbatas (PT) PT adalah suatu persekutuan antara 2 (dua) orang atau lebih yang menjalankan usahanya dengan modal yang diperoleh dari pengeluaran saham. Saham adalah tanda pernyataan modal pada PT. Pemegang saham atau persero bertanggung jawab terbatas, hanya sebesar modal yang ditanam. Keuntungan bagi persero diberikan dalam bentuk dividen. Pengolahan PT diserahkan kepada dewan direksi. Dalam menjalankan tugasnya, dewan direksi diawasi oleh dewan komisaris. Komponen yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT adalah Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS). Dalam RUPS, ditentukan bagaimana kegiatan badan usaha akan dijalankan, mengangkat, memberhentikan direksi & dewan komisaris serta mengatur pembagian dividen untuk para peserta. Berdasarkan sahamnya PT dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: 1. PT Tertutup Saham dalam PT ini sifatnya terbatas, jumlahnya tidak banyak & pemegang saham biasanya saling mengenal. Biasanya hal ini ditujukan agar kekayaan badan usaha tidak jatuh ke tangan orang lain. 2. PT Terbuka Dalam PT ini, sahamnya terdaftar di bursa efek. Saham dapat dimiliki oleh masyarakat umum & pemegang saham tidak harus mengenal. PT biasanya menuliskan singkatan Tbk (terbuka) di belak ang nama perseronya.
  • 50. 50 5. JENIS – JENIS BUMS Jenis perusahaan swasta ada 3 (tiga), yaitu: 1. Perusahaan Swasta Nasional Sebuah perusahaan yang modal usahanya berasal dari pihak masyarakat lokal dari dalam negeri misalnya swasta nasional contoh perusahaan swasta nasional adalah PT. Djarum, PT. Indofoot Sukses Makmur, PT. Agung Podomoro Group. 2. Perusahaan Swasta Asing Sebuah perusahaan yang modal usahanya yang modal usahanya berasal dari pihak masyarakat luar negeri misalnya dari Jepang menanamkan modal serta implementasi perusahaannya di Indonesia contoh perusahaan swasta asing adalah PT. CHEVRON, PT. MITSUBHISI, PT. ASTRA, dll. 3. Perusahaan Swasta Campuran Sebuah bentuk koorporasi perusahaan yang modal usahanya didapatkan dari kerjasama antar pengusaha nasional ( dalam negeri ) dan pengusaha dari luar negeri. Contoh perusahaan campuran multinasional adalah PT. AL AXIATA Group. 6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUMS Kebaikan dan Kelemahan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) 1. Kebaikan/Kelebihan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) 2. Cepat dalam pengambilan keputusan karena pemilik modal juga kadang kala menjadi pengelola 3. Sebagai penyumbang pajak pada kas pemerintah 4. Memberi kontribusi dalam menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) 5. Sebagai penyedia barang dan jasa 6. Cepat dalam mendapatkan modal karena dalam pengelola umumnya juga pemilik
  • 51. 51 7. Banyak menampung tenaga kerja Kelemahan dan Kekurangan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) 1. Terlalu mementingkan laba sehingga sering kali tidak memperhatikan lingkungan 2. Sering mengalami kesulitan dalam mendapat pinjaman 3. Sering terjadinya silang pendapat antara manajemen perusahaan dengan para serikat buruh 4. Menimbulkan persaingan tidak sehat 5. Mengalirnya devisa ke luar negeri 7. CONTOH BUMS DI INDONESIA Di Indonesia sendiri ada banyak badan usaha yang dimiliki oleh swasta yang menjalankan fungsi dan peranannya di indonesia baik itu badan usaha dalam negeri maupun badan usaha luar asing. Contoh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut, yaitu: 1. PT Pupuk Kaltim 2. PT Union Metal 3. PT Djarum 4. PT Holcim 5. PT Karakatau Steel 6. PT XL Axiata Tbk 7. PT Aneka Elektrindo Nusantara 8. PT Fasfood Indonesia 9. PT Astra Internasional 10. PT Ghobel Dharma Nusantara 11. PT Freeport Indonesia 12. PT Exxon Company
  • 52. 52 Atasi kerugian BUMN dengan hedging 1. 1. Maret 2013 Maret 2014 1 2 3 4 5 (dalam 000.000.000.000.000 rupiah) 2009 2010 2011 2012 2013 Mei 2014 30.000 60.000 90.000 120.000 150.000 2. 2. INvest tunduk pada UU BUMN yang sifatnya lex specialist tidak ada lagi masalah. Bagaimana jika presiden yang mengeluarkan surat keputusan, apakah tetap tidak bisa jalan? Sama saja. Sebenarnya ini adalah ranah hukum yang bisa disinkronkan antarinstitusi. Sebenarnya surat edaran, apalagi Kepres bisa menyele- saikan masalah. Tapi, masalahnya ada pada penafsiran hukum yang menjadi penghambat. Belum tentu jaksanya, hakimnya dan aparat penegak hukum seperti kepolisian dan KPK paham ten- tang mekanisme transaksi korporasi. Jadi, memang yang dibutuhkan adalah kesepahaman. Karena, menurut saya UU BUMN itu sudah paripurna. Se- harusnya apa pun transaksi keuangan yang terjadi di BUMN tunduk kepada UU BUMN. Apakah Kepres bisa jadi solusi se mentara jika surat edaran menteri tidak mempan? Sebenarnya bisa, tapi Pak Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) adalah orang yang taat azas. Karena ini problemnya ada di wilayah UU, bisa jadi karena penafsiran beliau juga sama, itu yang jadi penghambat. Kecu- ali beliau memiliki penafsiran berbeda. Saya kira beliau akan mengeluarkan keputusan itu. UU BUMN sifatnya lex specialist, dan presiden itu kepala negara, jaksa agung dan perangkat- perangkat hukum lain berada di bawah presiden. Tapi sayangnya, UU ini masih ditafsirkan sebagai lex gene ralis. Saya dengar sekarang ini ada wacana untuk merevisi UU BUMN. UU Keuangan Negara juga sedang dibawa ke Mahkamah Konstitusi. Tapi berjalan tetapi di BUMN belum. Ada satu klausul pada UU tersebut yang menyatakan bahwa kekayaan BUMN merupakan kekayaan negara yang dip- isahkan, dalam konteks pengelolaan- nya. Tetapi, kekayaannya itu masih jadi bagian dari keuangan negara. Akibat- nya seluruh transaksi yang menyebab- kan kerugian negara itu bisa masuk delik seperti orang yang melakukan kerugian di lembaga pemerintahan, seperti kasus korupsi. Jika tuduhan korupsi menyebab kan BUMN enggan melakukan transaksi hedging untuk memi nimalisasi kerugian perusahaan, apakah tidak ada payung hukum lain yang dapat membuat BUMN berlindung? Sebenarnya masalahnya ada di penaf- siran. Hedging prinsipnya seperti asur-
  • 53. 53 ansi, setiap bulan membayar premi. Be- lum tentu saya sakit atau kena musibah, tetapi harus tetap bayar premi. Kalau di korporasi tidak ada masalah, tapi begitu di BUMN ketika Anda mengeluarkan dana yang tidak ada imbal hasilnya, itu bisa ditafsirkan sebagai praktik meru- gikan negara. Ini masalah penafsiran saja, bukan substansinya. Padahal, ada UU BUMN yang mengatur bahwa mengelola BUMN itu sama dengan mengelola perusahaan. Tapi, masih ada ganjalan di UU keuangan negara itu orang bisa menafsirkan praktik hedging sebagai praktik merugikan negara, yang sama dengan tindak korupsi. Jadi, mes- ki Menteri BUMN mengeluarkan surat edaran tentang pelaksanaan hedging tetap tidak bisa jalan, karena kedudu- kannya masih lebih rendah dibanding produk UU. Sekali lagi ini adalah masalah penafsiran, padahal kalau kita interview Namun, kendati Kementerian BUMN telah mengeluarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2013 Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa setiap perusa- haan pelat merah melakukan upaya lindung nilai (hedging), implementasi kebijakan tersebut masih jauh pang- gang dari api. Padahal, banyak transaksi yang dilakukan dalam mata uang asing menyebabkan beberapa perusahaan BUMN merugi. Hal ini tentu berimbas pada kinerja keuangan perusahaan dan mengurangi profitabilitas- nya dalam menyumbang pendapatan ke kas negara. Bagaimana solusi agar BUMN ‘berani’ melakukan hedging? Berikut wawancara Fortune Indonesia dengan Sunarsip, Principal – Chief Economist dari The Indonesia Eco- nomic Intelligence. Petikannya; Upaya lindung nilai yang dilaku kan BUMN terkesan setengah hati meski menteri telah mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen), apa yang menjadi ganjalan? BUMN statusnya belum benar-benar clear sebagai sebuah korporasi. Me- mang, kita memiliki UU BUMN tetapi itu kalau dipahami secara utuh oleh stakeholder baik pemerintah mau- pun lembaga hukum. UU BUMN itu sifatnya lex specialist. BUMN mesti- nya hanya tunduk dalam ketentuan di dalam UU BUMN dan tidak boleh tunduk di luar ketentuan yang lain. Sama seperti BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan KPK (Komisi Pember- antasan Korups), dua lembaga yang lahir dari produk hukum yang sifatnya lex specialist. Bedanya, kalau di KPK dan BPK lex specialist-nya sudah bisa fortune indonesia 18 “Kalau di korporasi tidak ada masalah, tapi begitu di BUMN ketika Anda mengeluarkan dana yang tidak ada imbal hasilnya, itu bisa ditafsirkan sebagai praktik merugikan negara. ”— Sunarsip
  • 54. 54 3. 3. 17 Agustus 2014 yang namanya bisnis untung-rugi itu biasa, kalau pemimpin perusahaan dianggap merugikan perusahaan ya tinggal diberhentikan dari jabatan tidak perlu dikriminalkan sampai mas- uk penjara, karena tuduhan korupsi misalnya. Di Indonesia, banyak transaksi va las masih menggunakan transaksi spot padahal mata uang kita sa ngat fluktuatif, kenapa demikian? Setiap hari transaksi kita memang diliputi ketidakpastian. Pasar tidak bisa dikendalikan. Mereka banyak bertran- saksi di pasar spot karena tidak berani. Kalau diperusahaan swasta, sudah ban- yak yang lakukan hedging. Ini karena faktor payung hukum dan penafsiran- nya itu tadi. Dari sekian banyak BUMN sudah ada yang melakukan hedging? BUMN sudah ada, tapi melayani transaksi hedging bukan melakukan hedging. Itu bank-bank BUMN yang melayani dan memfasilitasi perusahaan swasta dalam melakukan transaksi hedging. Jadi perusahaan seperti Pertamina, Telkom dan sebagainya itu belum. Saya sebenarnya sudah men- gusulkan pemerintah juga melakukan hedging dalam pembayaran-pemba- yaran utangnya ke luar negeri, pembel- ian bahan bakar bersubsidi (BBM) dan sebagainya. Sejak 2007 waktu kurs masih di angka Rp8.000 per dolar AS saya masih di Kementerian Keuangan, saya sudah berkoar-koar tentang hedging. Tapi lagi-lagi ganjalannya ada pada penafsir- an hukum yang berbeda tadi. Padahal, sejak tahun 2011 di UU APBN sudah ada klausul tentang hedging. Bahwa pemerintah diperbolehkan melakukan hedging terutama untuk pembayaran utang luar negeri. Tapi pemerintah masih belum berani. Bukankah seharusnya di tengah fluktuasi nilai tukar yang sangat tajam ini pemerintah dan BUMN berani ambil sikap yang rawan bersinggungan dengan hukum daripada rugi? Seharusnya berani, karena di UU sudah diatur. Pemerintah saja yang sudah dia- tur dalam UU APBN itu masih takut, apalagi BUMN yang belum ada aturan- nya. Ini karena tidak semua hedging berbuah manis. Ada kalanya sudah melakukan heding ternyata rupiah sta- bil malah cenderung menguat. Di sana akan muncul tafsiran korupsi. Mereka cenderung melakukan transaksi spot kendati merugi, lebih aman untuk mereka daripada dikriminalkan. Padahal, sebenarnya merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Ingat, dalam perusahaan itu yang dibu- tuhkan adalah kepastian. Kalau begitu terus tenaga habis untuk memikirkan bagaimana caranya agar rupiah stabil. Seharusnya, sebagai perusahaan, BUMN berpikir biarpun mengeluarkan biaya lebih tapi mendapatkan kepastian sehingga sumber daya manusia (SDM) lainnya dapat difokuskan untuk meng-
  • 55. 55 saya tidak tahu bagaimana prosesnya sekarang. Apakah proses harmonisasi antar lembaga pemerintah sudah dilaku kan guna mengurangi kesalahan penafsiran? Upaya- upaya itu sudah ada. Kalau tidak salah beberapa waktu lalu pre siden SBY mengumpulkan seluruh ja- jaran pemerintah termasuk kejaksaan terkait hedging, agar tidak ditafsirkan sebagai kerugian negara. Selain har- monisasi, menurut saya penting juga untuk mengajarkan aparat hukum ini bagaimana mengerti tentang transaksi korporasi. Harusnya bisa diintegra- sikan, sampai di level bawah harus dilatih mengenai apa dan bagaimana transaksi-transaksi finansial. Supaya tidak salah dalam menafsirkan tran saksi keuangan. Seperti yang terjadi dalam kasus Mer- pati kalau menurut saya ada pemaha- man yang kurang dari para penegak hukum dan ada kesalahan penafsiran antara transaksi korporasi menjadi transaksi kerugian negara. Padahal fortune indonesia 19 dimasukan dalam komponen inflasi. 4. 4. INvest kota besar. Bank Mandiri zamannya pak Agus Martowardoyo juga bagus. Kemudian Semen Gresik sekarang jadi Semen Indonesia, itu juga bagus kiner- janya. Seharusnya orang yang bekerja di BUMN itu mengerti bahwa mereka bekerja di bawah regulasi, tapi jangan dijadikan sebagai alasan. Harusnya bisa bersiasat bagaimana menghasilkan pendapatan yang lebih banyak lagi bagi perusahaan dan berkontribusi bagi negara. Ada BUMN-BUMN yang men- ganggap UU menjadi beban ada juga yang tidak memikirkan sama sekali dan dapat mengambil celah untuk berkem- bang. Di regional negara mana yang menerapkan hedging ideal? Yang paling maju Singapura karena di sana memang negara trading. Kalau tidak melakukan hedging mati mereka. Perusahaan tambang dan perbankan kita saja, banyak yang mencari dolar di sana. Jika persoalan payung hukum selesai, langkah apa yang harus diambil agar hedging ini bisa diter apkan perusahaan BUMN? Ketiga pihak yang berwenang di sini adalah pemerintah, aparat penegak hukum bisa jaksa atau KPK, dan BPK. Ketiga pihak ini dapat mengeluarkan peraturan soal tataran teknisnya. Aparat penegak hukum dan BPK harus mengedukasi anggotanya. Auditor di BPK menurut saya sudah cukup teredukasi. Aparat hukum yang perlu kerja keras dalam mengedu- kasi anggotanya karena di sana letak masalahnya. Aparat hukum kita lebih banyak mengerti tentang hukum pidana daripada hukum perdata. men keuangan derivatif. Jangan hanya mengerti cara pinjam uang di bank, tapi juga di lembaga keuangan nonbank baik dalam maupun luar negeri. Dia juga harus mengerti
  • 56. 56 bagaimana men- jalankan transaksi-transaksi anorganik dalam industri keuangan. Memang dibutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian tidak standar supaya nanti proses mitigasinya bisa optimal. Yang terjadi sekarang, masih standar dan masih sangat konvensional. Makanya, kenapa BUMN belum melakukan hed ging ini karena kekurangan tenaga ahli di dalamnya. Karena tidak bisa baca peta, jadi takut rugi. Sedemikian ketergantungannya BUMN terhadap produk hukum dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk mengupayakan kinerja keuangannya positif? BUMN ini tidak bisa ditimpakan dengan produk hukum. Kadang juga keterbatasan peraturan dijadikan ala- san untuk tidak mengambil kebijakan yang lebih berani. Namanya orang di perusahaan harusnya memang berani mengambil risiko. Menurut saya, jika pun nanti masalah UU selesai, belum tentu juga mereka akan mengambil langkah-langkah berani seperti upaya lindung nilai ini. Bukan hanya masalah kapasitas tapi juga pola pikir. Sebenarnya Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) dalam beberapa kes- empatan sudah mengarah ke situ, tapi memang problem SDM. Memang tidak semua BUMN seperti itu, banyak juga yang berani ambil risiko seperti Garuda Indonesia, begitu juga Bank BRI. Di BRI misalnya bagaimana mengambil uang orang kota lalu ‘dibuang’ ke desa, jadi BRI juga ikut bermain di kota- interview hasilkan pendapatan lebih banyak lagi. Itu yang tidak bisa terjadi di BUMN. Apakah perlu ada tim khusus untuk melakukan hedging di perusahaan- perusahaan BUMN? Sebenarnya upaya lindung nilai itu transaksi biasa, menurut saya cukup dilakukan oleh direktur keuangan saja. Cukup dibuat prosedurnya saja di internal perusahaan. Misalnya timnya siapa, kemudian pemilihan bank-nya menggunakan tender, mana yang menawarkan harga terbaik. Bank juga dipilih tidak hanya nilai kon- trak yang disepakati, tapi juga preminya siapa yang paling murah. Kemudian, termin pembayarannya yang paling baik. Tapi memang tim hedging ini membutuhkan intuisi yang baik agar dapat memprediksi keadaan ekonomi di masa akan datang sehingga dapat melakukan upaya lindung nilai yang efektif dan efisien. Tim ini juga harus mengerti pola-pola risk management. Makanya, kalau persoalan hukumnya sudah selesai, atau katakanlah tidak dianggap, tinggal memikirkan tataran teknisnya saja di internal masing-mas- ing perusahaan. Kalau begitu tetap butuh tim khu sus yang mengerti ekonomi makro dan pasar? Betul, mereka harus mengerti pola- pola risk management, pasar, makro, seperti analis. Semua BUMN sepertinya memang masih
  • 57. 57 kekurangan tim ahli yang dapat membaca dan memproyek- sian keadaan ekonomi sekarang dan ke depan sehingga bisa menentukan lang- kah-langkah hedging. Begitu juga deng an orang-orang keuangan di BUMN, itu harusnya mengerti instrumen-instru- “Mereka cenderung melakukan transaksi spot kendati merugi, lebih aman untuk mereka daripada dikriminalkan. Padahal, sebenarnya merugikan