Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
1. PRODI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAKUAN
Oleh:
Sujatmiko Wibowo, M.Ak
Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
AKUNTANSI ASET TETAP,
PERSEDIAAN, INVESTASI
DAN KEWAJIBAN
3. Klasifikasi Aset Tetap
• Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Tanah
• Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan
bermotor, alat elektonik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya
yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua
belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai
Peralatan dan Mesin
• Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan
yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Gedung dan Bangunan
• Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan
yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai
oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
• Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Aset Tetap Lainnya
• Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang
dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan
keuangan belum selesai seluruhnya
Konstruksi dalam
Pengerjaan 3
4. v Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh
dan nilainya dapat diukur dengan handal;
v Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap:
a) Berwujud;
b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
v Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
4
Pengakuan Aset Tetap
5. Sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 1 Maret 2014 dengan harga Rp200.000.000
rusak berat tertimpa runtuhan bangunan karena bencana alam gempa bumi pada
bulan Agustus tahun 20X9
Pada akhir bulan Agustus 20X9 telah ada penetapan dari bahwa mobil yang rusak
berat tersebut dihentikan dari penggunaan aktif untuk selanjutnya diproses
penghapusannya sesuai dengan ketentuan.
Pada tanggal 10 Oktober 20X9 telah diterbitkan penetapan dari entitas yang
berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan
BMN/BMD bahwa mobil yang rusak berat tersebut dapat dikeluarkan dari neraca.
Nilai buku mobil pada saat kena gempa bumi adalah sebesar Rp80.000.000
Bagaimanakah pencatatan dalam jurnal akuntansi atas transaksi tsb?
5
Contoh Kasus Penghapusan Aset Tetap
6. 6
Jurnal untuk mencatat reklasifikasi dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya pada tanggal 30
Agustus 20X9:
Tanggal Uraian Debet Kredit
30/08/20X9 Aset Lainnya 200.000.000
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 120.000.000
Peralatan dan Mesin 200.000.000
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 120.000.000
Jurnal untuk mengeluarkan Aset Lainnya dari neraca pada tanggal 10 Oktober 20X9:
Tanggal Uraian Debet Kredit
30/08/20X9 Beban Non Operasional 80.000.000
Akumulasi Penyusutan Aset Aset Lainnya 120.000.000
Aset Lainnya 200.000.000
Contoh Kasus Penghapusan Aset Tetap
7. Metode penyusutan yang dapat dipergunakan adalah:
Ø Metode garis lurus (straight line method)
Metode ini menghasilkan nilai sama untuk setiap periode
akuntansi, oleh karena itu digunakan dasar waktu periode
akuntansi atau manfaat.
Ketentuan masa manfaat ditetapkan oleh entitas ybs dan
disajikan dalam CaLK.
Nilai penyusutan per periode =
Nilai yg dpt disusutkan / masa manfaat
7
Penyusutan Aset Tetap
8. Ø Metode saldo menurun (double declining balance method)
Metode ini dapat dilakukan dengan cara tarif metode garis lurus
dikalikan dua, namun dasar penyusutannya adalah nilai buku, yaitu:
Nilai penyusutan per periode =
Nilai yg dpt disusutkan – akumulasi penyusutan periode
sebelumnya x tarif penyusutan
Tarif penyusutan :
(nilai yg dpt disusutkan / masa manfaat) x 100% x 2
Ø Metode unit produksi (unit of production method)
Metode ini memperhitungkan penyusutan per periode : produksi
periode berjalan x tarif penyusutan
Tarif penyusutan : nilai yg dpt disusutkan
8
Penyusutan Aset Tetap
9. Pemda DKI Jakarta menetapkan masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Ø Pada tahun 2017 Pemda DKI Jakarta melakukan transaksi pengadaan aset
tetap sbb:
Ø Maret membeli tanah Rp10.000.000.000,00
Ø Bangunan Permanen senilai Rp20.000.000.000,00 dan sudah digunakan mulai
September 2017
Ø Jembatan senilai Rp4.000.000.000,00 selesai dan digunakan sejak Juli 2017
Hitunglah nilai penyusutan aset tersebut pada akhir tahun 2017 dan 2018 dengan
metode garis lurus, metode saldo menurun ganda !
Contoh Kasus Penyusutan Aset Tetap
No Jenis Aset Masa Manfaat Tarif Penyusutan
1 Gedung dan Bangunan
Tidak permanen
Permanen
10 tahun
20 tahun
10 %
5 %
2 Peralatan dan mesin 4 tahun 25 %
3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 4 tahun 25 %
10. Nilai penyusutan aset tersebut pada akhir tahun 2017 dan 2018 dengan metode garis lurus, metode
saldo menurun ganda dan metode unit produksi adlh sbb:
Metode garis lurus
Tahun 2017
Gedung bangunan permanen :
5% x Rp20.000.000.000,00 x 4/12 = Rp333.333.333,00
Jembatan :
25% x Rp4.000.000.000,00 x 6/12 = Rp500.000.000,00
Tahun 2018
Gedung bangunan permanen:
5% x Rp20.000.000.000,00 = Rp1.000.000.000,00
Jembatan :
25% x Rp4.000.000.000,00 = Rp1.000.000.000,00
Contoh Kasus Penyusutan Aset Tetap
11. Metode saldo menurun ganda
Tahun 2017
Gedung bangunan permanen :
10% x Rp20.000.000.000,00 x 4/12 = Rp666.666.666,00
Jembatan :
50% x Rp4.000.000.000,00 x 6/12 = Rp1.000.000.000,00
Tahun 2018
Gedung bangunan permanen:
= 10% x Rp20.000.000.000,00 – Rp666.666.666,00
= Rp1.933.333.333,00
Jembatan :
= 50% x Rp4.000.000.000,00 – Rp1.000.000.000,00
= Rp1.500.000.000,00
Contoh Kasus Penyusutan Aset Tetap
12. Contoh Metode unit produksi
Pemda DKI Jakarta TA 2017 membeli generator
listrik kapasitas 2.000.000 Kwh senilai
Rp4.000.000.000,00. Pada tahun yang sama,
generator tersebut dimanfaatkan sebesar 10.000 Kwh.
Hitunglah besarnya penyusutan generator tersebut
pada akhir tahun 2017 dengan metode Unit Produksi
!
Contoh Kasus Penyusutan Aset Tetap
13. Besarnya penyusutan generator tersebut pada akhir
tahun 2017 dengan metode Unit Produksi adalah
sebagai berikut:
Besarnya penyusutan =
= 10.000/2.000.000 x Rp4.000.000.000,00
= Rp20.000.000,00
Contoh Kasus Penyusutan Aset Tetap
15. PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.(PSAP 05 Par. 4)
15
16. Persediaan merupakan aset yang berupa:
A. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan
dalam rangka kegiatan operasional pemerintah;
B. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan
digunakan dalam proses produksi;
C. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
D. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat dalam rangka kegiatan
pemerintahan.
16
CAKUPAN PERSEDIAAN
17. PENCATATAN
§Metode Perpetual
Mencatat setiap persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilai/jumlah
persediaan selalu terupdate dalam pembukuan
Memiliki internal kontrol yang lebih baik namun mengharuskan disiplin dalam
mencatat à harus dilengkapi sistem terkomputerisasi
§Metode Periodik
Persediaan tidak di-update apabila ada persediaan yang masuk atau keluar.
Persediaan akhir diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode.
Persediaan yang tidak ada pada saat perhitungan stock opname = persediaan
yang digunakan (persediaan yang hilang dianggap digunakan, karena tidak ada
kontrol pencatatan)
18. METODE PERPETUAL
Pembelian persediaan :
Dr. Persediaan 5.000
Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000
Pemakaian persediaan:
Dr.Beban persediaan 3.000
Cr.Persediaan 3.000
Di akhir periode/saat penyesuaian:
Tidak dilakukan penjurnalan
Saldo Persediaan 5.000 – 3.000 = 2.000
19. METODE PERIODIK
Pembelian persediaan (pendekatan aset) :
Dr. Persediaan 5.000
Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000
Pemakaian persediaan:
Tidak dilakukan penjurnalan
Di akhir periode/saat penyesuaian:
Diketahui persediaan yang tersisa 2.000
Dr.Beban persediaan 3.000
Cr.Persediaan 3.000
20. Contoh Kasus
20
Pada akhir periode akuntansi 31 Desember 2017 dilakukan inventarisasi fisik
persediaan dg hasil sbb:
ü 100 riem pembelian pertama dg harga Rp30.000 per riem dan 200 riem
pembelian kedua seharga Rp33.000.
ü Pita cukai sebanyak 10.000 pita dengan nilai nominal Rp1000 harga percetakan
sebesar Rp600 per pita dan harga cetak pada saat perhitungan fisik Rp700
ü Barang yang dinyatakan rusak senilai Rp2.000.000
ü Buku perpustakaan milik pemda senilai Rp150.000.000
ü 100 sapi yang akan dibagikan ke masyarakat. Harga beli Rp3.000.000/ekor dan
nilai saat inventarisasi Rp3.500.000/ekor.
ü Barang pertanian total senilai Rp40.000.000 (terdiri dari bahan baku Rp25.000.000,
biaya tenaga kerja Rp10.000.000, dan biaya lain Rp5.000.000)
Hitunglah nilai persediaan per 31 Desember 2017 !
21. SOLUSI Kasus
21
No Uraian Jumlah (Rp)
1 (100+200) x Rp33.000 – dinilai perolehan terakhir 9.900.000
2 10.000 x Rp600 – dinilai sesuai harga perolehan 6.000.000
3 100 x Rp3.500.000 – dinilai dengan harga wajar 350.000.000
4 Dinilai dengan harga perhitungan anggaran dan
realisasi
40.000.000
Total persediaan per 31 Desember 2017 405.900.000
Keterangan :
ü Barang yang dinyatakan rusak senilai Rp2.000.000 tidak dimasukan dlm persediaan
namun dicacat di Calk
ü Buku perpustakaan milik pemda senilai Rp150.000.000 tidak termasuk persediaan,
namun sebagai aset tetap lainnya
23. DEFINISI INVESTASI
Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti
bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
24. INVESTASI JANGKA PENDEK
ü Diharapkan dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimiliki selama setahun atau kurang.
ü Berisiko rendah atau bebas dari perubahan atau
pengurangan harga yang signifikan
ü Terdiri:
§ Deposito berjangka waktu 3 - 12 bulan,
§ Pembelian obligasi pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah daerah,
§ Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
25. INVESTASI JANGKA PANJANG
ü Dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 bulan
ü Sifat penanaman:
§ Investasi permanen
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan,
contoh:
Ø Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah,
Ø Penyertaan Pemerintah pada badan internasional dan badan hukum lainnya;
Ø Investasi permanen lainnya
§ Investasi non permanen
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan, contoh:
Ø Investasi dalam Surat Utang Negara
Ø Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada
pihak ketiga
Ø Investasi non permanen lainnya.
26. METODE PENILAIAN INVESTASI
a. Metode biaya;
Investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui
sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada
badan usaha/badan hukum yang terkait.
b. Metode ekuitas;
Pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau
dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian
laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi
nilai investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk
mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan yang
timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan
yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
27. KRITERIA METODE PENILAIAN
INVESTASI
a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;
b. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari
20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan
metode ekuitas;
c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
d. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode
nilai bersih yang direalisasikan.
28. CONTOH KASUS
Pemda Kota Depok pada Tahun 2017 turut serta dalam pembangunan
proyek jalan tol dengan biaya pembebasan tanah sebesar Rp 20 M dan
biaya pengurugan dan perataan tanah sebesar Rp5 M, bahan bangunan
Rp150M, tenaga kerja Rp50 M dan biaya lain-lain senilai Rp20 M. Selain
itu juga ada biaya Konsultan Perencana Rp3 M serta Konsultan
Manajemen dan Pengawasan Rp10 M.
Bangunan tersebut akan diserahkan kepada PT. Jasa Marga sebagai
investasi jangka panjang.
Berapakah nilai investasi jangka panjang Pemda Depok yang dilaporkan
pada Laporan Keuangan TA 2017 ?
29. SOLUSI KASUS
Nilai investasi jangka panjang Pemda Depok yang dilaporkan pada
Laporan Keuangan TA 2017 adlh sbb:
Bahan bangunan : Rp150 M
Tenaga kerja : Rp50 M
Biaya lain-lain pembangunan : Rp20 M
Biaya konsultan perencana : Rp3 M
Biaya manajemen/pengawasan : Rp10 M
Nilai investasi : Rp233 M
Nilai tanah dan pengurugan sebesar Rp25 M diakui dan dicatat dalam
akun aset tetap berupa tanah dan tidak dimasukan dalam nilai
investasi jalan tol
31. DEFINISI
Utang yang timbul dari peristiwa
masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi pemerintah
31
32. KLASIFIKASI KEWAJIBAN
q Kewajiban Jangka Pendek : Diharapkan dibayar
dalam waktu 12 bulan setelah tanggal
pelaporan
q Kewajiban Jangka Panjang : diselesaikan dalam
waktu lebih dari 12 bulan.
32
33. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan berikutnya
tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika :
§ jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 bulan
§ entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban
tersebut atas dasar jangka panjang
§ maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian
pendanaan kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan
kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum
Laporan Keuangan disetujui
33
34. Contoh Kasus
34
Pada Tahun 2018 Pemda Bogor melakukan penerbitan
obligasi 6 % yang berjangka waktu 10 tahun dengan
nilai nominal Rp200 juta per lembar.
Obligasi yang dijual sebanyak 1000 lembar dengan harga
88 %, penjualan obligasi dilakukan pada bulan September
2018.
Obligasi ini akan dilunasi sebesar nilai nominalnya pada
akhir tahun 2018, maka berapakah nilai obligasi yang
akan dilunasi per 31 Desember 2018 ?
35. SOLUSI Kasus
35
Nilai obligasi yang akan dilunasi per 31 Desember 2018 adalah sbb:
Harga jual : 1000 x 88/100 x Rp200 juta
: Rp176 M
Amortisasi : 4/12 x discount obligasi / 10
: 4/12 x Rp24 M / 10
: Rp 800 juta
Nilai per 31/12 : Rp176,8 M (176 M + 800 juta)
Discount obligasi : 12 % x 1000lbr x Rp200 juta