Dalam Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas (Modal) terdiri dari Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, dan Saldo Laba. Presentasi ini menjelaskan mengenai Modal Disetor, yaitu saham yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu entitas.
3. Ekuitas: Bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih
antara aset dan kewajiban yang ada sehingga bukan merupakan
ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Tambahan modal disetor: Selisih lebih jumlah setoran modal
yang diterima perusahaan dari nilai par (nominal) saham pada
saat penerbitan saham.
Saldo laba: Akumulasi keuntungan operasional perusahaan yang
belum atau tidak dibagikan ke pemegang saham.
Saham: Bukti kepemilikan atas suatu PT.
Nilai Par: Nilai nominal yang tercantum pada setiap lembar
saham.
Dividen: Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang
saham.
Saham Preferen (Utama): Instrumen ekuitas yang memiliki hak
sisa atas kekayaan (residu) setelah hak-hak instrumen ekuitas
lainnya.
4. Jika saham diterbitkan oleh perusahaan diberi nilai dan
dicatat pada sertifikat saham, maka saham tersebut disebut
memiliki nilai parnilai par. Jika tidak memiliki nilai par, saham
tersebut dikatakan saham tanpa nilai par.
5. Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, atau disebut juga Perseroan, PT adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan
pelaksanaannya.
Dari definisi tersebut, maka diketahui bahwa modal
dasar suatu PT berupa saham.
6. 1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah
dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara
dalam rapat pemegang saham.
2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam
bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan.
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan
perusahaan agar proporsi kepemilikan saham
masing-masing pemegang saham dapat tidak
berubah.
4. Hak untuk menerima pembagian aset perusahaan
dalam hal perusahaan dilikuidasi.
7. Modal saham suatu perusahaan meliputi:
1. Saham Preferen
2. Saham Biasa
3. Tambahan Modal Disetor
Saham Preferen: Saham yang memiliki kelebihan
pada pembagian dividen atau pembagian aset pada
saat likuidasi (prioritas).
Saham Biasa: Saham yang menjadi prioritas kedua
pada saat likuidasi, namun memperoleh bagian
dividen terbesar.
8.
9.
10. Preferen Kumulatif: Dividen setiap tahun harus
dibayarkan, seandainya belum terbayar harus dilunasi
dahulu sebelum kewajiban pembayaran dividen pada
saham biasa.
Non Kumulatif: Dividen yang belum terbayar pada
periode sebelumnya tidak perlu dilunasi, jadi hanya
sebatas kewajiban pembayaran dividen pada periode
saat itu, sebelum kewajiban pembayaran dividen pada
saham biasa.
11. PT. Biru Laut memiliki 100.000 lembar saham
preferen kumulatif 9% yang beredar dengan nilai par
sebesar Rp1.000. Dividen terakhir dibayarkan pada
1999. Total dividen sebesar Rp30.000.000 telah
diumumkan oleh dewan direksi pada tahun 2011.
Mayoritas dari jumlah tersebut akan diperuntukkan
bagi para pemegang saham preferen dengan
komposisi sebagai berikut:
12. Dividen bagi
pemegang saham
preferen
Dividen bagi
pemegang saham
biasa
Jumlah Dividen
Dividen kumulatif
tahun 2009
Rp9.000.000 0 Rp9.000.000
Dividen kumulatif
tahun 2010
Rp9.000.000 0 Rp9.000.000
Dividen tahun 2011 Rp9.000.000 Rp3.000.000 Rp12.000.000
JUMLAH Rp27.000.000 Rp3.000.000 Rp30.000.000
13. Dividen bagi
pemegang saham
preferen
Dividen bagi
pemegang saham
biasa
Jumlah Dividen
Dividen kumulatif
tahun 2009
0 0 0
Dividen kumulatif
tahun 2010
0 0 0
Dividen tahun 2011 Rp9.000.000 Rp21.000.000 Rp30.000.000
JUMLAH Rp9.000.000 Rp21.000.000 Rp30.000.000
14. Partisipasi:
Penuh dividen saham preferen = dividen saham biasa
Sebagian dividen saham preferen hingga jumlah
tertentu yang ditetapkan setelah saham biasa (dalam
%)
Contoh:
PT Swadaya mempunyai saham yang beredar yaitu
saham preferen 10% sebesar Rp2.000.000 berpartisipasi
penuh, saham biasa sebesar Rp4.000.000. Pada akhir
tahun 2011, dividen sebesar Rp1.080.000. Dividen ini
dibagikan kepada saham preferen dan saham biasa
dengan perhitungan sebagai berikut:
15. Saham Preferen Saham Biasa
Untuk saham preferen:
10% x Rp2.000.000
Rp200.000 0
Untuk saham biasa:
10% x Rp4.000.000
0 Rp400.000
Untuk saham preferen dan biasa:
Rp1.080.000 –
Rp(200.000+400.000) = Rp480.000
Rp160.000
(200.000/600.000) x
480.000
Rp320.000
(400.000/600.000) x
480.000
JUMLAH Rp360.000 Rp720.000
16. Saham Preferen Saham Biasa
Untuk saham preferen:
10% x Rp2.000.000
Rp200.000 0
Untuk saham biasa:
10% x Rp4.000.000
0 Rp400.000
Untuk saham preferen:
Rp1.080.000 –
Rp(200.000+400.000) = Rp480.000
5%* x Rp2.000.000 *5%=15%-10%
Rp100.000 Rp380.000
380.000=
480.000-100.000
JUMLAH Rp300.000 Rp780.000
17. Saham Preferen Convertible: Dapat ditukarkan oleh
pemiliknya dengan surat berharga lainnya dari Perseroan
yang menerbitkan. Bisa ditukar dengan saham biasa,
untuk mendapatkan dividen yang lebih besar; atau dengan
obligasi untuk merubah peran menjadi kreditur.
Saham Preferen yang dapat ditarik: Dapat ditebus sesuai
dengan kehendak Perseroan penerbit saham. Kebanyakan
saham preferen dapat ditarik dengan penyebutan harga
penarikan dalam perjanjian awal.
Saham Preferen yang dapat ditebus: tumpang tindih
antara instrumen utang dengan ekuitas. Sesuai dengan
keinginan pemegang saham (Redeemable Preferred Stock)
Saham Preferen atas aset dan dividen pada saat likuidasi:
Mendapatkan hak atas sisa aset dan dividen saat likuidasi.
18. Modal Saham tunai dicatat:
Mendebit Kas
Menkredit Modal Saham
Selisih antara jumlah kas dengan nilai par dimasukkan
ke dalam Agio Saham (additional Paid-in Capital)
Contoh:
PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000
lembar saham biasa dengan nilai par Rp500. Pada
tanggal 01 April 2011, 4.000 lembar saham dijual tunai
dengan harga Rp2.500.000. Bagaimana pencatatan
transaksinya (Jurnal Akuntansi)?
Nilai Par/nilai statuterNilai Par/nilai statuter
19. Tanggal Keterangan Debit Kredit
April 1 Kas Rp2.500.000
Modal Saham
(Rp500 x 10.000 lembar)
Rp2.000.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(2.500.000 – 2.000.000)
Rp500.000
20. Diasumsikan PT. Angsa menerbitkan sebanyak 200
lembar saham biasa dengan nilai par sebesar Rp1.000
untuk memperoleh sebidang tanah yang nilai
pasarnya Rp300.000, maka pencatatan yang dilakukan
oleh perusahaan adalah.....
Tanggal Keterangan Debit Kredit
April 1 Tanah Rp300.000
Modal Saham
(Rp1.000 x 200 lembar)
Rp200.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(300.000 – 200.000)
Rp100.000
21. Diasumsikan PT. Angsa menerbitkan sebanyak 200
lembar saham biasa dengan nilai par sebesar Rp1.000
untuk memperoleh sebidang tanah. Nilai pasar
saham di bursa Rp1.250/lembar, maka pencatatan
yang dilakukan oleh perusahaan adalah.....
Tanggal Keterangan Debit Kredit
April 1 Tanah (Rp1.250 x 200 lembar) Rp250.000
Modal Saham
(Rp1.000 x 200 lembar)
Rp200.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(250.000 – 200.000)
Rp50.000
22. PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai par Rp1.000
Pada tanggal 1-30 November 2011 diterima pesanan atas
5.000 lembar saham biasa bernilai par Rp1.000 dengan
harga Rp1.250 per lembar dan 50% uang muka, sisanya
separuh akan jatuh tempo pada periode 1-31 Desember 2011
dan separuh lagi akan jatuh tempo pada periode 1-31
Januari 2012
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 1-30 Piutang Pemesanan Modal Saham
(Rp1.250 x 5.000 lembar)
Rp6.250.000
Modal Saham biasa yang dipesan
(Rp1.000 x 5.000 lembar)
Rp5.000.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(6.250.000-5.000.000)
Rp1.250.000
Pemesanan SahamPemesanan Saham
23. PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai par Rp1.000
Pada tanggal 1-30 November 2011 diterima pesanan atas
5.000 lembar saham biasa bernilai par Rp1.000 dengan
harga Rp1.250 per lembar dan 50% uang muka, sisanya
separuh akan jatuh tempo pada periode 1-31 Desember 2011
dan separuh lagi akan jatuh tempo pada periode 1-31
Januari 2012
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 1-30 Kas
(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Piutang Pemesanan Modal
Saham
Rp3.125.000
Pembayaran Uang MukaPembayaran Uang Muka
24. PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai par Rp1.000
Pada tanggal 1-30 November 2011 diterima pesanan atas
5.000 lembar saham biasa bernilai par Rp1.000 dengan
harga Rp1.250 per lembar dan 50% uang muka, sisanya
separuh akan jatuh tempo pada periode 1-31 Desember 2011
dan separuh lagi akan jatuh tempo pada periode 1-31
Januari 2012
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Des 1-31 Kas
(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Piutang Pemesanan Modal
Saham
Rp3.125.000
Pembayaran Setengah dari sisa hargaPembayaran Setengah dari sisa harga
pesanan yang jatuh tempopesanan yang jatuh tempo
25. PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai par Rp1.000
Pada tanggal 1-31 Desember 2011 diterima setengah dari sisa
harga pesanan yang jatuh tempo dan diserahkan saham
untuk jumlah saham yang telah dibayar penuh oleh
pemesan, yaitu 2.500 lembar
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Des 1-31 Modal saham biasa yang dipesan
(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Modal saham biasa Rp3.125.000
Jan 1-31 Modal saham biasa yang dipesan
(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Modal saham biasa Rp3.125.000
Penyerahan SahamPenyerahan Saham
26. Memperbesar laba per saham (earning per share)
perusahaan dengan mengurangi jumlah saham yang
beredar.
Mendorong naiknya harga pasar saham Teori Pasar
(Supply and Demand).
Menaikkan rasio utang terhadap ekuitas.
Memperoleh saham untuk dikonversi dengan
sekuritas lain.
Menginvestasikan kelebihan kas secara temporer.
27. Metode harga perolehan (Cost Method) dimana
saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar hargaharga
perolehan kembaliperolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang
atas jumlah Modal Saham.
Metode nilai par (Nominal Method) dimana saham
yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominalnilai nominal
sahamsaham yang bersangkutan dan disajikan sebagai
pengurang akun Modal Saham
28. Pada tahun 2011, PT. Gembira didirikan dengan
menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai
par @Rp500 dan harga jual Rp750 per lembar saham.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011 Kas (Rp750 x 10.000 lembar) Rp7.500.000
Modal Saham biasa
(Rp500 x 10.000 lembar)
Rp5.000.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(7.500.000-5.000.000)
Rp2.500.000
29. Pada tahun 2012, PT. Gembira membeli 500 lembar
saham biasa yang beredar dengan harga beli Rp800
per lembar saham. (nilai par @Rp500)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011 Saham Treasuri (Rp800 x 500 lembar) Rp400.000
Kas Rp400.000
30. Modal Setoran:
Modal Saham Rp5.000.000
Agio Saham Rp2.500.000
Saldo Laba Rp1.000.000 (asumsi)
Jumlah Rp8.500.000
(-/-) Saham Treasuri(-/-) Saham Treasuri (Rp400.000)(Rp400.000)
Jumlah Ekuitas pemegang Saham Rp8.100.000
31. Pada tahun 2013 dijual 100 lembar saham treasuri
dengan harga Rp1.200 per lembar. Harga perolehan
Rp800/lembar.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011 Kas (Rp1.200 x 100 lembar) Rp120.000
Saham Treasuri
(Rp800 x 100 lembar)
Rp80.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(120.000-80.000)
Rp40.000
32. Metode harga perolehan (Cost Method) dimana
saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar hargaharga
perolehan kembaliperolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang
atas jumlah Modal Saham.
Metode nilai par (Nominal Method) dimana saham
yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominalnilai nominal
sahamsaham yang bersangkutan dan disajikan sebagai
pengurang akun Modal Saham
33. Pada tahun 2011, PT. Gembira didirikan dengan
menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai
par @Rp500 dan harga jual Rp750 per lembar saham.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011 Kas (Rp750 x 10.000 lembar) Rp7.500.000
Modal Saham biasa
(Rp500 x 10.000 lembar)
Rp5.000.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(7.500.000-5.000.000)
Rp2.500.000
34. Pada tahun 2012, PT. Gembira membeli 500 lembar
saham biasa yang beredar dengan harga beli Rp800
per lembar saham. (nilai par @Rp500)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011 Saham Treasuri (Rp500 x 500 lembar) Rp250.000
Tambahan Modal Disetor (Agio
Saham)
(Rp(750-500) x 500 lembar)
Rp125.000
Saldo Laba
(400.000 – (250.000+125.000)
Rp25.000
Kas Rp400.000
35. Pada tahun 2013 dijual 100 lembar saham treasuri
dengan harga Rp1.200 per lembar. Harga perolehan
Rp800/lembar. (nilai par @Rp500)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011 Kas (Rp1.200 x 100 lembar) Rp120.000
Saham Treasuri
(Rp500 x 100 lembar)
Rp50.000
Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham)
(120.000-50.000)
Rp70.000