SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
TAZKIYATUN NAFS
(TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI)
Makalah Ini Diajukan dalam Rangka Tugas Kelompok 7 pada Mata Kuliah
Akhlak Tasauf
Disusun Oleh :
Endah Nurfebriyanti ( 0703172051 )
Sari Fathul Jannah Hrp ( 0703173104 )
Dosen Pengampu :
Juliarseh, S. PdI, M. PdI
PRODI MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas
rahmat dan karunia-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah kami. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf. Makalahinimembahas
tentangTeoriPembersihanJiwa/TazkiyatunNafs.Penulis sangat berterima kasih kepada
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbingkami.Dan
kepada semua yang membantu dalam penyusunanya.Tentunya dalam makalah ini
dengan segala keterbatasan tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu, sangat
diharapkan kritik dan saran dari Dosen Pembimbing dan semua pembaca untuk
perkembangan pengetahun penulis. Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya.
Medan, 22 Oktober 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah. ............................................................................ 1
C. Tujuan penulisan. .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tazkiyatun Nafs.............................................................. 2
B. Tujuan Tazkiyatun Nafs.................................................................... 4
1. Takhalli. ..................................................................................... 5
2. Tahalli. ....................................................................................... 7
3. Tajalli. ........................................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan. ...................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya tazkiyatun nafs adalah pembersihan diri dari kotoran hati.
Seperti do’a Nabi Ibrahim As untuk anak cucunya dalam QS. Al-Baqarah: 129
ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ي‬َ‫و‬ َ‫ك‬ِ‫ت‬َ‫آَي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫وًل‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫اب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬
ُ‫يم‬ِ‫ك‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ُ‫يز‬ِ‫ز‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ز‬ُ‫ي‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ِْ‫ْل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬
Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah)
serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana.
Jelas bahwa tazkiyatun nafs termasuk misi para rasul, kepada orang-orang yang
bertaqwa dan menentukan keselamatan ataupun kecelakaan disisi Allah. Tazkiyah
hati dan jiwahanya bisa dicapai dengan ibadah dan amal perbuatan tertentu.
Tazkiyatun nafs yang membedakan antara manusia dan hewan. Karena tazkiyatun
nafs adalah kesucian jiwa seseorang dari syahwat yang merugikan dirinya sendiri.
Untuk lebih jelasnya, akan kami bahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tazkiyatun Nafs?
2. Apa tujuan Tazkiyatun Nafs?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Tazkiyatun Nafs
2. Untuk mengetahui tujuan Tazkiyatun Nafs
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tazkiyatun Nafs
Tazkiyatun nafs berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata tazkiyah dan
nafs. Secara bahasa (etimologi) tazkiyah berasal dari kata zaka yang artinya suci
atau bersih sedangkan nafs artinya diri atau jiwa. Dengan demikian makna
tazkiyatun nafs adalah membersihkan jiwa dari noda-noda dosa kepada Allah SWT
dan dosa terhadap manusia.
Tazkiyatun nafs sangat diperlukan bagi setiap mukmin yang menginginkan
jiwa, hati dan perbuatannya tetap bersih karena kebersihan jiwa dapat
menguntungkan bagi pelakunya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-
A’la ayat 14 yang berbunyi :
‫ى‬َّ‫ك‬َ‫ز‬َ‫ت‬ ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫َف‬‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman). (QS Al’Alaa : 14)
Dengan demikian, Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk
mensucikan jiwanya dan menjaganya dari hal-hal yang membuat jiwa kotor.
Mengutip pendapat imam qatadah tentang pengertian mensucikan jiwa adalah taat
kepada Allah melalui amal sholeh dan ketaqwaan dengan sifat seperti ini maka akan
menyebabkan hati menjadi lapang dan lega, sebaliknya dengan melakukan dosa-
dosadan maksiyat maka hati akan semakin sempit dan tertutup dari ilmu Allah.1
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tasawuf akhlaqi adalah
tasawuf yang berkontradisi pada perbaikan akhlak. Dengan metode-metode tertentu
yang telah dirumuskan, tasawuf bentuk ini berkontrasi pada upaya-upaya
menghindarkan diri dari akhlak yang tercela (mazmumah) sekaligus mewujudkan
akhlak yang terpuji (mahmudah) didalam diri para sufi.2
1
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 210.
2
H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 62.
2
Didalam diri pada manusia ada potensi-potensi atau kekuatan. Ada yang
disebut dengan fithrah yang tercenderung kepada kebaikan. Ada yang disebut
dengan nafsu yang cendering kepada keburukan.
Artinya:
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan pada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya".
Artinya:
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberikan rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang".
Menurut para sufi, manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya bukan
mengendalikannya. Jika manusia sudah dikendalikan oleh nafsunya maka dia telah
mempertuhankan nafsunya tersebut. Dengan penguaaaan nafsu tersebut didalam
diri seseorang maka berbagai penyakit pun timbul didalam dirinya, seperti:
sombong, membanggakan diri, riya, buruk sangka, kikir dan sebagainya. Penyakit-
penyakut yang ada didalam diri ini disebut oleh kaum sufi sebagai maksiat batin.
Sejalan dengan itu berbagai maksiat lahir (maksiat yang dilakukan oleh anggota
lahir, seperti mulut, mata, tangan dan kaki) akan bermunculan pada diri seseorang,
sehingga dia memiliki akhlak yang tercela (mazmumah). Kehidupannya lebih
beriorentasi kepada kehidupan duniawi, kemegahan, kepopuleran, kekayaan dan
kekuasaan. Berleluasanya hawa nafsu didalam diri seseorang, timbulnya berbagai
maksiat batin dan lahir, kecintaan kepada kehidupan dunia, dalam pandangan kaum
sufi merupakan penghalang bagi seseorang untuk dekat dengan Tuhannya.
3
B. Tujuan Tazkiyatun Nafs
Berdasarkan makna diatas bahwa tazkiyatun nafs mempunyai tujuan untuk
membawa kualitas jiwa seseorang menjadi hamba Allah yang selalu taat beribadah
kepada Allah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya. Dengan nilai takwa maka
seseorang telah melakukan pembersihan jiwa, karena kebersihan jiwa tidak dapat
terlaksana tanpa ada rasa taqwa kepada Allah SWT. Hal ini telah Allah SWT
sampaikan melalui firmannya yang berbunyi :
َ‫اب‬َ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫و‬ . ‫ا‬َ‫اه‬َّ‫ك‬َ‫ز‬ ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫َف‬‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ . ‫ا‬َ‫اه‬َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ‫ْل‬َ‫أ‬َ‫ف‬ . ‫ا‬َ‫اه‬َّ‫و‬َ‫اس‬َ‫م‬َ‫و‬ ٍ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬َ‫و‬
‫ا‬َ‫اه‬َّ‫س‬َ‫د‬ ‫ن‬َ‫م‬
Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (perilaku) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang
menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya (QS. Asy-Syams
91 : 7-10)
Ayat ini menerangkan bahwa untuk membersihkan jiwa seseorang harus
bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam ayat lain Allah berfirman :
‫ى‬َّ‫ك‬َ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ِت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ . ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫َت‬‫أل‬ْ‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫َّب‬‫ن‬َ‫ج‬ُ‫ي‬َ‫س‬َ‫و‬
Dan orang yang paling bertakwa akan dijauhkan dari api neraka, yaitu orang
yang menginfakkan hartanya serta menyucikan dirinya. (QS. Al-Lail 92: 17-18).
Untuk tujuan menghilangkan penghalang yang membayasi manusia dengan
Tuhannya inilah, ahli-ahli tasawuf menyusun sebuah sistem atau cara yang tersusun
atas dasar didikan tiga tingkat yang diberi nama: takhallil, tahalili dan tajalli.
4
1. TAKHALLI
Takhalli adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang sufi.
Takhalli adalah usaha membersihkan diri dari perilaku yang tercela, baik maksiat
batin maupun maksiat lahir yang telah disebutkan diatas. Maksiat-maksiat ini mesti
dibersihkan, karena menurut para sufi semua itu adalah najis maknawiyah yang
menghalang seseorang untuk dapat dekat dengan Tuhannya, sebagaimana najis zati
yang menghalangi seseorang dari pada melakukan ibadah kepada-Nya.3
Artinya:
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya".
Didalam sifat-sifat buruk yang mesti dibersihkan dari hati tersebut adalah:
hasad (dengki), su'u al-dzan (buruk sangka), kibr (sombong), 'ujib (merasa besar
diri), riya (pamer), suma'(cari nama),bukhul (kikir), hubb al-mal (cinta harta),
tafahur (membanggakan diri), ghadab (pemarah), ghibah (pengupat), namimah
(bicara dibelakang orang), kizb (dusta), khianat (munafik).
Semua sufi sependapat bahwa tujuan terpenting dari tasawuf adalah
memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga merasa dan sadar berada
di hadirat Tuhan. Keberadaan di hadirat Tuhan itu dirasakan sebagai kenikmatan
dan kebahagiaan yang paling hakiki. Menurut sufi, rohani manusia memang dapat
mencapai berada di hadirat Tuhan, karena roh manusia merupakan refleksi dari
hakikat ketuhanan dan jiwa manusia adalah pancaran dari Nurul Anwar (Tuhan).4
Menurut sufi, jalan agar rohani manusia dapat berhubungan langsung
dengan Tuhan adalah dengan kesucian jiwa karena Tuhan adalah zat yang suci. Dan
mencapai kesucian jiwa ini, menurut kaum sufi caranya adalah pengaturan sikap
mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat, yang dengan cara ini manusia
3
H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 64.
4
H.Miswar dkk, Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami, (Medan : Perdana Publishing,
2015), hlm. 163.
5
dapat mengidentifikasikan dirinya dengan ciri-ciri ketuhanan. Untuk mencapai ini
diperlukan pendidikan dan latihan mental.
Menurut kaum sufi, kenikmatan dan kebahagiaan dunia hanyalah semu,
karena itu dia bukanlah tujuan hidup manusia. Tetapi kenyataannya adalah bahwa
manusia telah menjadikan dunia sebagai tujuan dan hal ini terjadi adalah
disebabkan pengaruh godaan hawa nafsu.5
Takhalli juga berarti melepaskan diri dari ketergantungan kepada kelezatan
hidup dunia dengan melenyapkan dorongan hawa nafsu yang cenderung kepada
keburukan. Manusia dikendalikan oleh hawa nafsu, bukan manusia yang
mengendalikan hawa nafsunya, sehingga manusia itu berprinsip ingin menguasai
dunia atau berusaha agar berkuasa di dunia. Prinsip hidup seperti ini akan membawa
manusia kejurang kehancuran moral dan pemujaan terhadap dunia.
Maka untuk bisa mencapai kehadirat Tuhan menurut sufi adalah hawa nafsu
harus dikuasai, dikontrol dan ditekan sampai ketitik terendah atau bila mungkin
mematikan hawa nafsu itu sama sekali. Untuk dapat mengontrol dan menguasai
hawa nafsu ini, kaum sufi menyusun langkah-langkah pembinaan akhlak berupa
amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat. Langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
Langkah pertama yang harus ditempuh oleh orang sufi adalah takhalli,
artinya adalah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan
duniawi dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya
dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu, karena hawa nafsu itu lah yang
menjadi penyebab utama dari segala sifat yang tidak baik.
Dalam hal menanamkan rasa benci terhadap kelezatan duniawi
melenyapkan dorongan hawa nafsu itu, sufi berbeda pendapat, ada pendapat yang
moderat dan ada pendapat yang ekstrem.
Pendapat sufi yang modern adalah rasa benci terhadap kehidupan duniawi
cukuplah sekedar jangan sampai lupa kepada tujuan hidup yang sebenarnya yaitu
5
Ibid., hlm. 164.
6
berhubungan dengan Tuhan atau berada di hadirat Tuhan, tidak perlu meninggalkan
dunia sama sekali, nafsu tidak harus dimatikan, cukup dengan sekedar
menguasainya melalui pengaturan disiplin kehidupan. Jelasnya tidak memburu
dunia dan tidak pula alergi atau anti terhadap dunia.
Bagaimana pun, kaum sufi dalam hal ini terbagi menjadi dua kelompok.
Yang pertama, berpandangan bahwa dunia adalah racun pembunuh yang
menghalangi seseorang untuk dapat memperoleh kedekatan dengan Tuhan, karena
itu nafsu duniawi harus benar-benar dimatikan. Kelompok kedua berpendapat
bahwa kebencian kepada dunia yaitu sekedar tidak melupakan tujuan hidup,
karenanya tidak berarti meninggalkan dunia sama sekali.
Bagi sufi ekstrem ini, untu memperoleh keridhaan Tuhan tidak sama dengan
kenikmatan spiritual. Pengingkaran pada ego dengan meresapkan diri pada
kemauan Tuhan adalah perbuatan utama. Ego dipandang sebagai munber
kesombonga, pada hal kesombongan itu adalah sama dengan penyembahan kepada
diri, satu macam polyteisme atau kemusyrikan.6
Demikian juga dengan masalah nafsu. Diantara para sufi ada yang
berpandangan bahwa nafsu mesti dibunuh karena puncak angkara murkah,
penghalang untuk dapat dejat dengan Tuhan. Sementara kelompok lain, seperti
halnya Al-Ghazaliberpendapat bahwa nafsu juga dipeelukan didalam kehidupan ini,
untuk memotivasi mempeetahankan kehidupan, harga diri, membela keluarga dan
sebagainya, karena itu nafsu mesti tetap ada didalan diri.
Setelah langkah pembersihan ini (takhalli), maka seseorang yang memasuki
kehidupan tasawuf selanjutnya memasuki tahap tahalli.
2. TAHALLI
Tahalli, adalah langkah berikutnya yang mesti diikuti seorang sufi. Tahapan
ini adalah tahapan pengisian jiwa setelah dikosongkan dari akhlak-akhlak yang
tercela.
6
H.Miswar dkk, Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami, (Medan : Perdana Publishing,
2015), hlm. 165.
7
Harus dipahami bahwa tahapan ini tidaklah berarti bahwa jiwa mesti
dikosongkan terlebih dahulu baru kemudian diisi. Akan tetapi begitu satu sifat
tercelah dibuang bersamaan dengan itu sifat terpuji diisikan. Begitu rasa benci
dikikis langsung rasa cinta ditanamkan. Begitu sifat riya dibuang pada saat yang
sama seikhlasan disemai. Begitu keserakaan dicampakkan, kezuhudan dipatrikkan.
Begitu buruk sangka dihancurkan, baik sangka dikembangkan. Begitulah
seterusnya.7
Diantara sikap mental dan perbuatan baik yang sangat penting untuk
diisikan kedalam jiwa manusia adalah: al-taubah, al-khauf wa al-raja', al-zuhd, al-
fagr, al-ikhlash, al-shabr, al-ridha, al-muraqabahdan lain-lain.
Apabila sifat-sifat buruk telah dibuang, kemudian sifat-sifat baik telah
ditanamkan, maka akan lahirlah kebiasaan-kebiasaan baik, akhlak yang mulia.
Berbuat, bertingkah laku, bertindak tanduk dalam rangka bimbingan sifat-sifat
mulia yang telah ditanamkan didalam diri. Sejalan dengan itu, jiwa pun akan
menjadi bersih yang dengannya seseorang akan dapat dekat dengan Tuhannya.
Menurut sufi, pengisian diri dengan perbuatan baik setelah dikosongkan,
harus segera dilaksanakan karena jika suatu kebiasaan sudah ditinggalkan tetapi
tidak segera diisi dengan kebiasaan baru, maka kekosongan itu akan bisa
menimbulkan frustasi.
Dapat dipahami bahwa menurut tasawuf akhlak, jiwa manusia dapat
diibaratkan dengan sebidang tanah yang akan ditanami oleh petani. Sebelum petani
menanam tanaman di tanah tersebut, dia harus terlebih dahulu membersihkan tanah
tersebut dari segala jenis rumput yang tumbuh diatasnya. Proses inilah yang disebut
dengan takhalli. Setelah tanah bersih dari rumput-rumput, selanjutnya ditanami
dengan tanaman yang bermanfaat. Proses inilah yang disebut dengan tahalli.
Sikap mental dan perbuatan luhur yang harus diisikan ke dalam kalbu agar
menjadi manusia yang dapat berrhubungan dengan Tuhan adalah:
a. Tubat
7
H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 65.
8
Taubat adalah rasa penyesalan yang sungguh-sungguh dalam hati dan
disertai dengan permohonan ampun serta meninggalakan segala perbuatan yang
dapat menimbulkan dosa. Sehingga hanya Allah yang ada dalam ingatan dan
jiwanya. Atau dengan kata lain, taubat adalah kembali ke jalan yang benar yang
diridhoi Allah setelah seseorang melakukan penyimpangan-penyimpangan (Haidar
Putra Daulay, 2003 : 70).
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, syarat taubat itu adalah sebagai berikut:
1) Harus menghentikan maksiat
2) Harus menyesal atas perbuatan yang dilakukannya
3) Niat bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia, maka syarat
taubatnya ditambah dengan keempat, yaitu:
4) Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan minta
maaf atau halalnya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya
(Salim Bahreisy, 29).
b. Cemas dan Harap
Cemas dan harap maksudnya ialah suatu perasaan takut, yang timbul karena
banyak berbuat salah dan sering lalai kepada Allah atau karena menyadari
kekurangan sempurnaan dalam mengabdi kepada Allah maka timbullah rasa takut
dan khawatir bila Allah akan murka kepadanya, dan seiring dengan itu dia
tetapmengharapkan ampunan dan keridhoan dari Allah.
c. Al-Zuhd
Al-Zuhd maksudnya ialah sikap melepaskan diri dari rasa ketergantungan
terhadap kehidupan duniawi dengan mengutamakan kehidupan akhirat, karena itu
harus pasrah dan rela menerima dan memadakan saja akan rezeki yang ia terima
dari Tuhan. Caranya adalah dengan mengendalikan hawa nafsu, karena hawa nafsu
inilah yang mendorong manusia untuk tergantung padda kelezatan duniawi.
Haidar Putra Daulay (2003 : 73) mengemukakan bahwa sikap Zuhd itu
adalah :
9
1) Menempatkan dunia sebagai sarana menuju akhirat.
2) Tidak mencintai dunia berlebihan sehingga melupakan akhiratnya.
3) Hidup sederhana dalam makanan, pakaian, perumahan, kendaraan, dan lain
sebagainya.
4) Harta bukanlah sesuatu yang dibangga-banggakan tetapi jalan untuk
beribadah kepada Allah, karenanya kewajiban-kewajibannya terhadap harta
dilaksanakannya dengan baik.
d. Al-Faqr
Al-Faqr maksudnya ialah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah
dipunyainya, merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki, sehingga tidak meminta
sesuatu yang lain walaupun dia masih miskin. Dengan demikian, sebenarnya Al-
Faqr ini adalah rangkaian sebelum al-zuhd.8
Untuk mencapai sikap al-Faqr dan al-Zuhd ini manusia harus wara’,
maksudnya adalah bersikap hati-hati dalam menghadapi segala sesuatu yang
kurang jelas masalahnya, hukumnya dan usul-usulnya. Lebih baik dihindari atau
ditinggalkan.
e. Ash-Shabru
Sabar oleh sufi diartikan sebagai suatu keadaan jiwa yang kokoh, stabil dan
konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak letih
walau bagaimanapun beratnya tantangan yang dihadapi, pantang mundur dan tidak
kenal menyerah, karena segala sesuatu itu terjadi adalah merupakan iradah Tuhan
yang mengandung ujian.
Karena itu, menurut sufi sabar adalah suatu sikap mental yang sangat
fundamental dalam usaha mencapai tujuan hidupnya yang sangat banyak
menghadapi ganggguan dan cobaan.
Mengingat banyaknya gangguan yang dapat mempengaruhi kestabilan jiwa,
al-Ghazali membedakan sabar itu kepada beberapa nama yaitu: apabila ketahanan
8
H.Miswar dkk, Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami, (Medan : Perdana Publishing,
2015), hlm. 169.
10
mental itu dihadapkan kepada penanggulangan hawa nafsu perut dan seksual, maka
kemampuan mengatasinya disebut iffah, sedangkan kesanggupan menguasai diri
agar tidak marah, dinamakan hilm. Ketabahan hati untuk menerima nasib
sebagaimana adanya disebut qana’ah, sedangkan orang yang bersifat pantang
menyerah dalam menegakkan kebenaran disebut saja’ah.
f. Ridho
Sikap mental ridho merupakan kelanjutan dari rasa cinta atau perpaduan dari
sikap mahabbah dan sabar. Term Ridho mengandung arti: Menerima dengan lapang
dada dan hati terbuka apa saja yang datang dari Allah, baik dalam menerima serta
mengamalkan ketentuan-ketentuan agama maupun yang berkenaan dengan
masalah nasib dirinya. Harun Nasution dalam bukunya : Filsafat dan Mistisme
dalam Islam (1985 : 69) mengemukakan bahwa ridho ialah menerima qada dan
qadar dengan hati tenang. Mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang
tinggal didalamnya hanya perasaan senang dan gembira. Merasa senang menerima
malapetaka sebagaimana senangnya menerima nikmat. Tidak meminta syurga dari
Allah dan tidak meminta supaya dijauhkan dari neraka.
Ridho berbeda dengan sikap fatalis. Perbedaannya ialah kalau ridho adalah
rela menerima setiap kondisi yang dialami, timbul sesudah kejadian itu terjadi, dia
tetap berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh dan kemudian rela menerima
hasilnya walau bagaimanapun wujud dan nilainya. Sedangkan fatalis adalah sikap
menyerah sebelum dan sesudah berbuat. Belum berbuat apa-apa sudah menyerah
pasrah.
g. Al-Muqarabah
Seorang kadndidat sufi, sejak awal sudah diajarkan bahwa dirinya tidak pernah
lepas dari pengawasan Allah, karena itu seluruh aktifitas hidupnya harus ditujukan
untuk dapat berada sedekat mungkin dengan Allah. Ia tahu sadar bahwa Allah selalu
memandang kepadanya, sehingga dia harus selalu mawas diri atau intropeksi diri.
11
3. TAJALLI
Tajalli, berarti tersingkapnya nur ghaib. Agar apa yang telah di upayakan pada
langkah-langkah diatas langgeng, berkelanjutan dan terus meningkat, maka mesti
rasa ketuhanan harus terus di pupuk dalam diri. Kesadaran ketuhanan didalam
semua aktifitas agar melahirkan kecintaan bahkan kerinduan kepada Nya. Tingkat
kesempurnaan dan kesucian dalam pandangan para sufi hanya dapat diraih melalui
raa cinta kepada Allah. Keberadaan dengan denagan Allah hanya akan dapat
diperoleh melalui kebersihan hati.9
Jalan menuju kepada kedekatan kepada Allah ini menurut para sufi dapat
dilakukan dengan dua usaha: (1) Mulamazah yaitu terus menerus berada dalam zikir
kepada Allah. (2) Mukhalafah yakni secara berkelanjutan dan konsisten
menghindari segala sesuatu yang dapat melupalan Allah SWT. Keadaan ini, oleh
para sufi disebut safar kepada Allah.
Apabila jiwa telah bersih, terhindar dari berbagai penyakit dan dipenuhi
dengan kebaikan-kebaiakan, maka Allah akan memasukkan nur (cahaya)
kedalamnya. Pada saat ini, seorang sufi akan merasa dekat dengan Tuhannya,
berbagai kegaiban dan pengetahuan pun tersingkap baginya.
Artinya:
"Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya dia melapangkan dadanya untuk islam".
Dalam rangka pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada
fase tahalli, maka rangkaian pendidikan itu disempurnakan pada fase tajalli. Kata
ini berarti terungkapnya nur ghaib bagi hati.
Apabila jiwa telah terisidengan butir-butir mutiara akhlak dan organ-organ
tubuh sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur, maka agar hasil
9
H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 66.
12
yang telah diperoleh itu tidak berkurang, perlu penghayatan rasa ketuhanan. Satu
kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran yang optimum dan rasa kecintaan yang
mendalam, akan menumbuhkan rasa rindj kepada-Nya, para sufi sependapat bahwa
untuk mencapai tingkat kesempatan kesucian jiwa itu hanya dengan satu jalan, yaitu
cinta kepada Allah dan memperdalam rasa kecintaan itu. Dengan kesucian jiwa ini,
barulah akan terbuka jalan untuk mencapai Tuhan. Tanpa jalan ini tidak ada
kemungkinan tercapainya tujuan itu dan perbuatan yang dilakukan tidak dianggap
perbuatan yang baik.
Untuk memperdalam rasa ketuhanan, ada beberapa teori yang diajarkam
sufi, antara lain :
a. Munajat
Secara sederhana kata ini mengandung arti melaparkan diri kehadirat Allah
atas segala aktifitas yang dilakukan.
Dalam munajat itu, disampaikan segala keluhan, mengadukan nasib dengan
untaian kalimat yang indah seraya memuji keagungan Allah denga. Deraian air
mata. Munajat biasanya dilakukan dalam suasana keheningan malam seusai sholat
tahajjud. Pemusatan jiwa dengan sebulat hati yang diiringi deraian air mata,
membuat suasana munajat itu seakan sedang behadapan langsung dengan Tuhan.
Rasa berhadapan langsung dengan Allah, ia melihat Allah melalui hatinya, yang
tentunya saat berjumpa dengan yang dicinta meledaklah segala isi hati,
berhamburan pujian syukur dan sanjungan kebesaran Ilahi, berderai air mata
bahagia. Doa dan air mata itulah munajat sebagai perwujudan dari rasa cinta kepada
Allah dan rasa rindu kepada-Nya seakan ingin selalu bersama tidak ingin berpisah
dengan-Nya.
13
b. Zikrul Maut
Salah satu yang selalu diulang dan diingatkan oleh Alquran adalah kematian
yanb pasti akan menemui manusia. Diantara ayat Alquran yang menjelaskan
kematian ini adalah terdapat dalam surah al-Jumu’ah ayat 8 :
Artinya : Katakanlah : “ Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari
padanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan “.
Sadar akan kenyataan bahwa semua makhluk pasti akan mati, maka kaum
sufi mengajarkan bahwa ingat akan mati secara berkelanjutan termasuk rangkaian
aktifitas rohani yang harus dibina. Sebab dengan mengingat kematian secara
terkelanjutan akan menimbulkan rangsangan untuk mempersiapkan bekal
semaksimal mungkin untuk menghadapi kematian itu. Dengan zikrul maut, akan
menjadi pendorong bagi manusia untuk bekerja keras sekuat tenaga melakukan hal-
hal yang menguntungkan dan menghindari hal-hal yang merugikannya di alam
baqa.
Dengan ingat akan mati, nafsu serakah akan terkikis serta akan
menumbuhkan rasa ketuhanan yang semakin mendalam. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa zikrul maut merupakan kendali bagi diri manusia agar tidak
melakukan perbuatan tercela atau dengan kata lain zikrul maut akan berfungsi
sebagai alat kontrol terhadap jiwa untuk selalu ingat kepada Allah secara terus
menerus.
Dengan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh sufi mulai dari takhalli,
tahalli dan tajalli beserta unsur-unsurnya seperti yang telah diuraikan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa menurut sufi , budi pekerti akan menghantarkan manusia
kepada kesempurnaan rohani dan menjadi jembatan emas menuju kedekatan
kepada Tuhan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
Tazkiyatun nafs berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata tazkiyah dan
nafs. Secara bahasa (etimologi) tazkiyah berasal dari kata zaka yang artinya suci
atau bersih sedangkan nafs artinya diri atau jiwa. Dengan demikian makna
tazkiyatun nafs adalah membersihkan jiwa dari noda-noda dosa kepada Allah SWT
dan dosa terhadap manusia.
Berdasarkan makna diatas bahwa tazkiyatun nafs mempunyai tujuan untuk
membawa kualitas jiwa seseorang menjadi hamba Allah yang selalu taat beribadah
kepada Allah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya.
Untuk tujuan menghilangkan penghalang yang membayasi manusia dengan
Tuhannya inilah, ahli-ahli tasawuf menyusun sebuah sistem atau cara yang tersusun
atas dasar didikan tiga tingkat yang diberi nama: takhallil, tahalili dan tajalli.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini ataupun penyajiannya, kami sebagai manusia
bisa menyadari adanya ketidaksempurnaan terhadap apa yang kami susun dan
sajikan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca agar kami bisa menyenpurnakan penyusunan dan penyajian makalah
kami di masa mendatang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung : PT Pustaka Setia
Jamil, H.M. 2013. Akhlak Tasawuf. Ciputat : Referensi
H. Miswar dkk. 2005. Akhlak Tasawuf. Medan : Perdana Publishing
16

More Related Content

What's hot

Power point wudhu
Power point wudhuPower point wudhu
Power point wudhu
ayusisca
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power point
sknramadhaniah
 
Makalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allahMakalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allah
Naya Ti
 

What's hot (20)

Konsep Kehidupan alam barzakh
Konsep Kehidupan alam barzakhKonsep Kehidupan alam barzakh
Konsep Kehidupan alam barzakh
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujud
 
Power point wudhu
Power point wudhuPower point wudhu
Power point wudhu
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
 
Jam' ul quran
Jam' ul quranJam' ul quran
Jam' ul quran
 
Akhlak terhadap diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiriAkhlak terhadap diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri
 
Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1
 
Cinta kepada Al Qur'an
Cinta kepada Al Qur'anCinta kepada Al Qur'an
Cinta kepada Al Qur'an
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power point
 
Hukum syara
Hukum syaraHukum syara
Hukum syara
 
Fiqh 4 Tanda-tanda Baligh
Fiqh 4 Tanda-tanda BalighFiqh 4 Tanda-tanda Baligh
Fiqh 4 Tanda-tanda Baligh
 
Nikmatnya menuntut ilmu dan berbagi ilmu pengetahuan
Nikmatnya menuntut ilmu dan berbagi ilmu pengetahuanNikmatnya menuntut ilmu dan berbagi ilmu pengetahuan
Nikmatnya menuntut ilmu dan berbagi ilmu pengetahuan
 
Zikir dan doa
Zikir dan doaZikir dan doa
Zikir dan doa
 
Makalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allahMakalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allah
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
Ppt manusia sebagai khalifah
Ppt manusia sebagai khalifahPpt manusia sebagai khalifah
Ppt manusia sebagai khalifah
 
Bab 1 dalil aqli dan naqli
Bab 1 dalil aqli dan naqliBab 1 dalil aqli dan naqli
Bab 1 dalil aqli dan naqli
 
PPT Jenazah
PPT Jenazah PPT Jenazah
PPT Jenazah
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 

Similar to TAZKIYATUN NAFS (TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI)

Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Aznil Muhammad
 
Syarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwaSyarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwa
Syarifudin Amq
 
Syarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quran
Syarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quranSyarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quran
Syarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quran
Syarifudin Amq
 

Similar to TAZKIYATUN NAFS (TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI) (20)

SUARA HATI.ppt
SUARA HATI.pptSUARA HATI.ppt
SUARA HATI.ppt
 
Tarbiyah Berbasis Tujuan
Tarbiyah Berbasis TujuanTarbiyah Berbasis Tujuan
Tarbiyah Berbasis Tujuan
 
Makalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasariMakalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasari
 
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
 
Makalah Agama Islam
Makalah Agama IslamMakalah Agama Islam
Makalah Agama Islam
 
Formula merawat hati
Formula merawat hatiFormula merawat hati
Formula merawat hati
 
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
 
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawuf
 
Syarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwaSyarifudin, merawat jiwa
Syarifudin, merawat jiwa
 
Taubat dan raja'
Taubat dan raja'Taubat dan raja'
Taubat dan raja'
 
Makalah akhlak benar
Makalah akhlak benarMakalah akhlak benar
Makalah akhlak benar
 
Syarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quran
Syarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quranSyarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quran
Syarifudin, membersihkan jiwa dengan berkahnya al quran
 
Cara memahami ahlak
Cara memahami ahlakCara memahami ahlak
Cara memahami ahlak
 
Akhlak Madzmumah
Akhlak MadzmumahAkhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah
 
10 Kunci Tazkiyatun Nafs
10 Kunci Tazkiyatun Nafs10 Kunci Tazkiyatun Nafs
10 Kunci Tazkiyatun Nafs
 
Tugas tik(makalah)
Tugas tik(makalah)Tugas tik(makalah)
Tugas tik(makalah)
 
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubatPembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
 

More from endahnurfebriyanti

More from endahnurfebriyanti (20)

Three Dimensional Object
Three Dimensional ObjectThree Dimensional Object
Three Dimensional Object
 
Kedudukan hadis dalam islam dan sejarah pembukuan
Kedudukan hadis dalam islam dan sejarah pembukuanKedudukan hadis dalam islam dan sejarah pembukuan
Kedudukan hadis dalam islam dan sejarah pembukuan
 
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIANMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Soal Dasar Matematika
Soal Dasar MatematikaSoal Dasar Matematika
Soal Dasar Matematika
 
REGRESI LINIER BERGANDA
REGRESI LINIER BERGANDAREGRESI LINIER BERGANDA
REGRESI LINIER BERGANDA
 
Menguji Validitas dan Reliabilitas Pada Kuesioner
Menguji Validitas dan Reliabilitas Pada Kuesioner Menguji Validitas dan Reliabilitas Pada Kuesioner
Menguji Validitas dan Reliabilitas Pada Kuesioner
 
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
 
Laporan Pengabdian Gerakan Sumut Mengajar Kelompok 21 Batch 7
Laporan Pengabdian Gerakan Sumut Mengajar Kelompok 21 Batch 7 Laporan Pengabdian Gerakan Sumut Mengajar Kelompok 21 Batch 7
Laporan Pengabdian Gerakan Sumut Mengajar Kelompok 21 Batch 7
 
PENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRALPENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRAL
 
GEOMETRI ANALITIK
GEOMETRI ANALITIKGEOMETRI ANALITIK
GEOMETRI ANALITIK
 
FUNGSI KOMPLEKS - TURUNAN DAN ATURAN RANTAI
FUNGSI KOMPLEKS - TURUNAN DAN ATURAN RANTAI FUNGSI KOMPLEKS - TURUNAN DAN ATURAN RANTAI
FUNGSI KOMPLEKS - TURUNAN DAN ATURAN RANTAI
 
PENYIMPANGAN DALAM TEOLOGI ISLAM
PENYIMPANGAN DALAM TEOLOGI ISLAM PENYIMPANGAN DALAM TEOLOGI ISLAM
PENYIMPANGAN DALAM TEOLOGI ISLAM
 
STATISTIKA PENGENDALI MUTU - PETA KENDALI
STATISTIKA PENGENDALI MUTU - PETA KENDALISTATISTIKA PENGENDALI MUTU - PETA KENDALI
STATISTIKA PENGENDALI MUTU - PETA KENDALI
 
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMASTRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
 
Fungsi Math Lab Untuk Menggambar 3D
Fungsi Math Lab Untuk Menggambar 3D Fungsi Math Lab Untuk Menggambar 3D
Fungsi Math Lab Untuk Menggambar 3D
 
Regresi Dengan Pendekatan Matriks
Regresi Dengan Pendekatan MatriksRegresi Dengan Pendekatan Matriks
Regresi Dengan Pendekatan Matriks
 
Mathematical Logic
Mathematical LogicMathematical Logic
Mathematical Logic
 
GERAK MELINGKAR
GERAK MELINGKARGERAK MELINGKAR
GERAK MELINGKAR
 
PROGRAM LINEAR CONTOH SOAL
PROGRAM LINEAR CONTOH SOALPROGRAM LINEAR CONTOH SOAL
PROGRAM LINEAR CONTOH SOAL
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 

Recently uploaded (20)

PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 

TAZKIYATUN NAFS (TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI)

  • 1. TAZKIYATUN NAFS (TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI) Makalah Ini Diajukan dalam Rangka Tugas Kelompok 7 pada Mata Kuliah Akhlak Tasauf Disusun Oleh : Endah Nurfebriyanti ( 0703172051 ) Sari Fathul Jannah Hrp ( 0703173104 ) Dosen Pengampu : Juliarseh, S. PdI, M. PdI PRODI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2018
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah kami. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf. Makalahinimembahas tentangTeoriPembersihanJiwa/TazkiyatunNafs.Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbingkami.Dan kepada semua yang membantu dalam penyusunanya.Tentunya dalam makalah ini dengan segala keterbatasan tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari Dosen Pembimbing dan semua pembaca untuk perkembangan pengetahun penulis. Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Medan, 22 Oktober 2018 Penulis i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah. ............................................................................ 1 C. Tujuan penulisan. .............................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tazkiyatun Nafs.............................................................. 2 B. Tujuan Tazkiyatun Nafs.................................................................... 4 1. Takhalli. ..................................................................................... 5 2. Tahalli. ....................................................................................... 7 3. Tajalli. ........................................................................................ 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan. ...................................................................................... 15 B. Saran.................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 16 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya tazkiyatun nafs adalah pembersihan diri dari kotoran hati. Seperti do’a Nabi Ibrahim As untuk anak cucunya dalam QS. Al-Baqarah: 129 ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ي‬َ‫و‬ َ‫ك‬ِ‫ت‬َ‫آَي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫وًل‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫اب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫يم‬ِ‫ك‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ُ‫يز‬ِ‫ز‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ز‬ُ‫ي‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ِْ‫ْل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. Jelas bahwa tazkiyatun nafs termasuk misi para rasul, kepada orang-orang yang bertaqwa dan menentukan keselamatan ataupun kecelakaan disisi Allah. Tazkiyah hati dan jiwahanya bisa dicapai dengan ibadah dan amal perbuatan tertentu. Tazkiyatun nafs yang membedakan antara manusia dan hewan. Karena tazkiyatun nafs adalah kesucian jiwa seseorang dari syahwat yang merugikan dirinya sendiri. Untuk lebih jelasnya, akan kami bahas pada bab selanjutnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Tazkiyatun Nafs? 2. Apa tujuan Tazkiyatun Nafs? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian Tazkiyatun Nafs 2. Untuk mengetahui tujuan Tazkiyatun Nafs 1
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tazkiyatun Nafs Tazkiyatun nafs berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata tazkiyah dan nafs. Secara bahasa (etimologi) tazkiyah berasal dari kata zaka yang artinya suci atau bersih sedangkan nafs artinya diri atau jiwa. Dengan demikian makna tazkiyatun nafs adalah membersihkan jiwa dari noda-noda dosa kepada Allah SWT dan dosa terhadap manusia. Tazkiyatun nafs sangat diperlukan bagi setiap mukmin yang menginginkan jiwa, hati dan perbuatannya tetap bersih karena kebersihan jiwa dapat menguntungkan bagi pelakunya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al- A’la ayat 14 yang berbunyi : ‫ى‬َّ‫ك‬َ‫ز‬َ‫ت‬ ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫َف‬‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). (QS Al’Alaa : 14) Dengan demikian, Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk mensucikan jiwanya dan menjaganya dari hal-hal yang membuat jiwa kotor. Mengutip pendapat imam qatadah tentang pengertian mensucikan jiwa adalah taat kepada Allah melalui amal sholeh dan ketaqwaan dengan sifat seperti ini maka akan menyebabkan hati menjadi lapang dan lega, sebaliknya dengan melakukan dosa- dosadan maksiyat maka hati akan semakin sempit dan tertutup dari ilmu Allah.1 Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkontradisi pada perbaikan akhlak. Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf bentuk ini berkontrasi pada upaya-upaya menghindarkan diri dari akhlak yang tercela (mazmumah) sekaligus mewujudkan akhlak yang terpuji (mahmudah) didalam diri para sufi.2 1 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 210. 2 H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 62. 2
  • 6. Didalam diri pada manusia ada potensi-potensi atau kekuatan. Ada yang disebut dengan fithrah yang tercenderung kepada kebaikan. Ada yang disebut dengan nafsu yang cendering kepada keburukan. Artinya: "Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan pada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya". Artinya: "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberikan rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang". Menurut para sufi, manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya bukan mengendalikannya. Jika manusia sudah dikendalikan oleh nafsunya maka dia telah mempertuhankan nafsunya tersebut. Dengan penguaaaan nafsu tersebut didalam diri seseorang maka berbagai penyakit pun timbul didalam dirinya, seperti: sombong, membanggakan diri, riya, buruk sangka, kikir dan sebagainya. Penyakit- penyakut yang ada didalam diri ini disebut oleh kaum sufi sebagai maksiat batin. Sejalan dengan itu berbagai maksiat lahir (maksiat yang dilakukan oleh anggota lahir, seperti mulut, mata, tangan dan kaki) akan bermunculan pada diri seseorang, sehingga dia memiliki akhlak yang tercela (mazmumah). Kehidupannya lebih beriorentasi kepada kehidupan duniawi, kemegahan, kepopuleran, kekayaan dan kekuasaan. Berleluasanya hawa nafsu didalam diri seseorang, timbulnya berbagai maksiat batin dan lahir, kecintaan kepada kehidupan dunia, dalam pandangan kaum sufi merupakan penghalang bagi seseorang untuk dekat dengan Tuhannya. 3
  • 7. B. Tujuan Tazkiyatun Nafs Berdasarkan makna diatas bahwa tazkiyatun nafs mempunyai tujuan untuk membawa kualitas jiwa seseorang menjadi hamba Allah yang selalu taat beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya. Dengan nilai takwa maka seseorang telah melakukan pembersihan jiwa, karena kebersihan jiwa tidak dapat terlaksana tanpa ada rasa taqwa kepada Allah SWT. Hal ini telah Allah SWT sampaikan melalui firmannya yang berbunyi : َ‫اب‬َ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫و‬ . ‫ا‬َ‫اه‬َّ‫ك‬َ‫ز‬ ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫َف‬‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ . ‫ا‬َ‫اه‬َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ‫ْل‬َ‫أ‬َ‫ف‬ . ‫ا‬َ‫اه‬َّ‫و‬َ‫اس‬َ‫م‬َ‫و‬ ٍ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫اه‬َّ‫س‬َ‫د‬ ‫ن‬َ‫م‬ Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (perilaku) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya (QS. Asy-Syams 91 : 7-10) Ayat ini menerangkan bahwa untuk membersihkan jiwa seseorang harus bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam ayat lain Allah berfirman : ‫ى‬َّ‫ك‬َ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ِت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ . ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫َت‬‫أل‬ْ‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫َّب‬‫ن‬َ‫ج‬ُ‫ي‬َ‫س‬َ‫و‬ Dan orang yang paling bertakwa akan dijauhkan dari api neraka, yaitu orang yang menginfakkan hartanya serta menyucikan dirinya. (QS. Al-Lail 92: 17-18). Untuk tujuan menghilangkan penghalang yang membayasi manusia dengan Tuhannya inilah, ahli-ahli tasawuf menyusun sebuah sistem atau cara yang tersusun atas dasar didikan tiga tingkat yang diberi nama: takhallil, tahalili dan tajalli. 4
  • 8. 1. TAKHALLI Takhalli adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang sufi. Takhalli adalah usaha membersihkan diri dari perilaku yang tercela, baik maksiat batin maupun maksiat lahir yang telah disebutkan diatas. Maksiat-maksiat ini mesti dibersihkan, karena menurut para sufi semua itu adalah najis maknawiyah yang menghalang seseorang untuk dapat dekat dengan Tuhannya, sebagaimana najis zati yang menghalangi seseorang dari pada melakukan ibadah kepada-Nya.3 Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". Didalam sifat-sifat buruk yang mesti dibersihkan dari hati tersebut adalah: hasad (dengki), su'u al-dzan (buruk sangka), kibr (sombong), 'ujib (merasa besar diri), riya (pamer), suma'(cari nama),bukhul (kikir), hubb al-mal (cinta harta), tafahur (membanggakan diri), ghadab (pemarah), ghibah (pengupat), namimah (bicara dibelakang orang), kizb (dusta), khianat (munafik). Semua sufi sependapat bahwa tujuan terpenting dari tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga merasa dan sadar berada di hadirat Tuhan. Keberadaan di hadirat Tuhan itu dirasakan sebagai kenikmatan dan kebahagiaan yang paling hakiki. Menurut sufi, rohani manusia memang dapat mencapai berada di hadirat Tuhan, karena roh manusia merupakan refleksi dari hakikat ketuhanan dan jiwa manusia adalah pancaran dari Nurul Anwar (Tuhan).4 Menurut sufi, jalan agar rohani manusia dapat berhubungan langsung dengan Tuhan adalah dengan kesucian jiwa karena Tuhan adalah zat yang suci. Dan mencapai kesucian jiwa ini, menurut kaum sufi caranya adalah pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat, yang dengan cara ini manusia 3 H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 64. 4 H.Miswar dkk, Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami, (Medan : Perdana Publishing, 2015), hlm. 163. 5
  • 9. dapat mengidentifikasikan dirinya dengan ciri-ciri ketuhanan. Untuk mencapai ini diperlukan pendidikan dan latihan mental. Menurut kaum sufi, kenikmatan dan kebahagiaan dunia hanyalah semu, karena itu dia bukanlah tujuan hidup manusia. Tetapi kenyataannya adalah bahwa manusia telah menjadikan dunia sebagai tujuan dan hal ini terjadi adalah disebabkan pengaruh godaan hawa nafsu.5 Takhalli juga berarti melepaskan diri dari ketergantungan kepada kelezatan hidup dunia dengan melenyapkan dorongan hawa nafsu yang cenderung kepada keburukan. Manusia dikendalikan oleh hawa nafsu, bukan manusia yang mengendalikan hawa nafsunya, sehingga manusia itu berprinsip ingin menguasai dunia atau berusaha agar berkuasa di dunia. Prinsip hidup seperti ini akan membawa manusia kejurang kehancuran moral dan pemujaan terhadap dunia. Maka untuk bisa mencapai kehadirat Tuhan menurut sufi adalah hawa nafsu harus dikuasai, dikontrol dan ditekan sampai ketitik terendah atau bila mungkin mematikan hawa nafsu itu sama sekali. Untuk dapat mengontrol dan menguasai hawa nafsu ini, kaum sufi menyusun langkah-langkah pembinaan akhlak berupa amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Langkah pertama yang harus ditempuh oleh orang sufi adalah takhalli, artinya adalah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan duniawi dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu, karena hawa nafsu itu lah yang menjadi penyebab utama dari segala sifat yang tidak baik. Dalam hal menanamkan rasa benci terhadap kelezatan duniawi melenyapkan dorongan hawa nafsu itu, sufi berbeda pendapat, ada pendapat yang moderat dan ada pendapat yang ekstrem. Pendapat sufi yang modern adalah rasa benci terhadap kehidupan duniawi cukuplah sekedar jangan sampai lupa kepada tujuan hidup yang sebenarnya yaitu 5 Ibid., hlm. 164. 6
  • 10. berhubungan dengan Tuhan atau berada di hadirat Tuhan, tidak perlu meninggalkan dunia sama sekali, nafsu tidak harus dimatikan, cukup dengan sekedar menguasainya melalui pengaturan disiplin kehidupan. Jelasnya tidak memburu dunia dan tidak pula alergi atau anti terhadap dunia. Bagaimana pun, kaum sufi dalam hal ini terbagi menjadi dua kelompok. Yang pertama, berpandangan bahwa dunia adalah racun pembunuh yang menghalangi seseorang untuk dapat memperoleh kedekatan dengan Tuhan, karena itu nafsu duniawi harus benar-benar dimatikan. Kelompok kedua berpendapat bahwa kebencian kepada dunia yaitu sekedar tidak melupakan tujuan hidup, karenanya tidak berarti meninggalkan dunia sama sekali. Bagi sufi ekstrem ini, untu memperoleh keridhaan Tuhan tidak sama dengan kenikmatan spiritual. Pengingkaran pada ego dengan meresapkan diri pada kemauan Tuhan adalah perbuatan utama. Ego dipandang sebagai munber kesombonga, pada hal kesombongan itu adalah sama dengan penyembahan kepada diri, satu macam polyteisme atau kemusyrikan.6 Demikian juga dengan masalah nafsu. Diantara para sufi ada yang berpandangan bahwa nafsu mesti dibunuh karena puncak angkara murkah, penghalang untuk dapat dejat dengan Tuhan. Sementara kelompok lain, seperti halnya Al-Ghazaliberpendapat bahwa nafsu juga dipeelukan didalam kehidupan ini, untuk memotivasi mempeetahankan kehidupan, harga diri, membela keluarga dan sebagainya, karena itu nafsu mesti tetap ada didalan diri. Setelah langkah pembersihan ini (takhalli), maka seseorang yang memasuki kehidupan tasawuf selanjutnya memasuki tahap tahalli. 2. TAHALLI Tahalli, adalah langkah berikutnya yang mesti diikuti seorang sufi. Tahapan ini adalah tahapan pengisian jiwa setelah dikosongkan dari akhlak-akhlak yang tercela. 6 H.Miswar dkk, Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami, (Medan : Perdana Publishing, 2015), hlm. 165. 7
  • 11. Harus dipahami bahwa tahapan ini tidaklah berarti bahwa jiwa mesti dikosongkan terlebih dahulu baru kemudian diisi. Akan tetapi begitu satu sifat tercelah dibuang bersamaan dengan itu sifat terpuji diisikan. Begitu rasa benci dikikis langsung rasa cinta ditanamkan. Begitu sifat riya dibuang pada saat yang sama seikhlasan disemai. Begitu keserakaan dicampakkan, kezuhudan dipatrikkan. Begitu buruk sangka dihancurkan, baik sangka dikembangkan. Begitulah seterusnya.7 Diantara sikap mental dan perbuatan baik yang sangat penting untuk diisikan kedalam jiwa manusia adalah: al-taubah, al-khauf wa al-raja', al-zuhd, al- fagr, al-ikhlash, al-shabr, al-ridha, al-muraqabahdan lain-lain. Apabila sifat-sifat buruk telah dibuang, kemudian sifat-sifat baik telah ditanamkan, maka akan lahirlah kebiasaan-kebiasaan baik, akhlak yang mulia. Berbuat, bertingkah laku, bertindak tanduk dalam rangka bimbingan sifat-sifat mulia yang telah ditanamkan didalam diri. Sejalan dengan itu, jiwa pun akan menjadi bersih yang dengannya seseorang akan dapat dekat dengan Tuhannya. Menurut sufi, pengisian diri dengan perbuatan baik setelah dikosongkan, harus segera dilaksanakan karena jika suatu kebiasaan sudah ditinggalkan tetapi tidak segera diisi dengan kebiasaan baru, maka kekosongan itu akan bisa menimbulkan frustasi. Dapat dipahami bahwa menurut tasawuf akhlak, jiwa manusia dapat diibaratkan dengan sebidang tanah yang akan ditanami oleh petani. Sebelum petani menanam tanaman di tanah tersebut, dia harus terlebih dahulu membersihkan tanah tersebut dari segala jenis rumput yang tumbuh diatasnya. Proses inilah yang disebut dengan takhalli. Setelah tanah bersih dari rumput-rumput, selanjutnya ditanami dengan tanaman yang bermanfaat. Proses inilah yang disebut dengan tahalli. Sikap mental dan perbuatan luhur yang harus diisikan ke dalam kalbu agar menjadi manusia yang dapat berrhubungan dengan Tuhan adalah: a. Tubat 7 H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 65. 8
  • 12. Taubat adalah rasa penyesalan yang sungguh-sungguh dalam hati dan disertai dengan permohonan ampun serta meninggalakan segala perbuatan yang dapat menimbulkan dosa. Sehingga hanya Allah yang ada dalam ingatan dan jiwanya. Atau dengan kata lain, taubat adalah kembali ke jalan yang benar yang diridhoi Allah setelah seseorang melakukan penyimpangan-penyimpangan (Haidar Putra Daulay, 2003 : 70). Dalam kitab Riyadhus Shalihin, syarat taubat itu adalah sebagai berikut: 1) Harus menghentikan maksiat 2) Harus menyesal atas perbuatan yang dilakukannya 3) Niat bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali. Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia, maka syarat taubatnya ditambah dengan keempat, yaitu: 4) Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan minta maaf atau halalnya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya (Salim Bahreisy, 29). b. Cemas dan Harap Cemas dan harap maksudnya ialah suatu perasaan takut, yang timbul karena banyak berbuat salah dan sering lalai kepada Allah atau karena menyadari kekurangan sempurnaan dalam mengabdi kepada Allah maka timbullah rasa takut dan khawatir bila Allah akan murka kepadanya, dan seiring dengan itu dia tetapmengharapkan ampunan dan keridhoan dari Allah. c. Al-Zuhd Al-Zuhd maksudnya ialah sikap melepaskan diri dari rasa ketergantungan terhadap kehidupan duniawi dengan mengutamakan kehidupan akhirat, karena itu harus pasrah dan rela menerima dan memadakan saja akan rezeki yang ia terima dari Tuhan. Caranya adalah dengan mengendalikan hawa nafsu, karena hawa nafsu inilah yang mendorong manusia untuk tergantung padda kelezatan duniawi. Haidar Putra Daulay (2003 : 73) mengemukakan bahwa sikap Zuhd itu adalah : 9
  • 13. 1) Menempatkan dunia sebagai sarana menuju akhirat. 2) Tidak mencintai dunia berlebihan sehingga melupakan akhiratnya. 3) Hidup sederhana dalam makanan, pakaian, perumahan, kendaraan, dan lain sebagainya. 4) Harta bukanlah sesuatu yang dibangga-banggakan tetapi jalan untuk beribadah kepada Allah, karenanya kewajiban-kewajibannya terhadap harta dilaksanakannya dengan baik. d. Al-Faqr Al-Faqr maksudnya ialah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyainya, merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki, sehingga tidak meminta sesuatu yang lain walaupun dia masih miskin. Dengan demikian, sebenarnya Al- Faqr ini adalah rangkaian sebelum al-zuhd.8 Untuk mencapai sikap al-Faqr dan al-Zuhd ini manusia harus wara’, maksudnya adalah bersikap hati-hati dalam menghadapi segala sesuatu yang kurang jelas masalahnya, hukumnya dan usul-usulnya. Lebih baik dihindari atau ditinggalkan. e. Ash-Shabru Sabar oleh sufi diartikan sebagai suatu keadaan jiwa yang kokoh, stabil dan konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak letih walau bagaimanapun beratnya tantangan yang dihadapi, pantang mundur dan tidak kenal menyerah, karena segala sesuatu itu terjadi adalah merupakan iradah Tuhan yang mengandung ujian. Karena itu, menurut sufi sabar adalah suatu sikap mental yang sangat fundamental dalam usaha mencapai tujuan hidupnya yang sangat banyak menghadapi ganggguan dan cobaan. Mengingat banyaknya gangguan yang dapat mempengaruhi kestabilan jiwa, al-Ghazali membedakan sabar itu kepada beberapa nama yaitu: apabila ketahanan 8 H.Miswar dkk, Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami, (Medan : Perdana Publishing, 2015), hlm. 169. 10
  • 14. mental itu dihadapkan kepada penanggulangan hawa nafsu perut dan seksual, maka kemampuan mengatasinya disebut iffah, sedangkan kesanggupan menguasai diri agar tidak marah, dinamakan hilm. Ketabahan hati untuk menerima nasib sebagaimana adanya disebut qana’ah, sedangkan orang yang bersifat pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran disebut saja’ah. f. Ridho Sikap mental ridho merupakan kelanjutan dari rasa cinta atau perpaduan dari sikap mahabbah dan sabar. Term Ridho mengandung arti: Menerima dengan lapang dada dan hati terbuka apa saja yang datang dari Allah, baik dalam menerima serta mengamalkan ketentuan-ketentuan agama maupun yang berkenaan dengan masalah nasib dirinya. Harun Nasution dalam bukunya : Filsafat dan Mistisme dalam Islam (1985 : 69) mengemukakan bahwa ridho ialah menerima qada dan qadar dengan hati tenang. Mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal didalamnya hanya perasaan senang dan gembira. Merasa senang menerima malapetaka sebagaimana senangnya menerima nikmat. Tidak meminta syurga dari Allah dan tidak meminta supaya dijauhkan dari neraka. Ridho berbeda dengan sikap fatalis. Perbedaannya ialah kalau ridho adalah rela menerima setiap kondisi yang dialami, timbul sesudah kejadian itu terjadi, dia tetap berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh dan kemudian rela menerima hasilnya walau bagaimanapun wujud dan nilainya. Sedangkan fatalis adalah sikap menyerah sebelum dan sesudah berbuat. Belum berbuat apa-apa sudah menyerah pasrah. g. Al-Muqarabah Seorang kadndidat sufi, sejak awal sudah diajarkan bahwa dirinya tidak pernah lepas dari pengawasan Allah, karena itu seluruh aktifitas hidupnya harus ditujukan untuk dapat berada sedekat mungkin dengan Allah. Ia tahu sadar bahwa Allah selalu memandang kepadanya, sehingga dia harus selalu mawas diri atau intropeksi diri. 11
  • 15. 3. TAJALLI Tajalli, berarti tersingkapnya nur ghaib. Agar apa yang telah di upayakan pada langkah-langkah diatas langgeng, berkelanjutan dan terus meningkat, maka mesti rasa ketuhanan harus terus di pupuk dalam diri. Kesadaran ketuhanan didalam semua aktifitas agar melahirkan kecintaan bahkan kerinduan kepada Nya. Tingkat kesempurnaan dan kesucian dalam pandangan para sufi hanya dapat diraih melalui raa cinta kepada Allah. Keberadaan dengan denagan Allah hanya akan dapat diperoleh melalui kebersihan hati.9 Jalan menuju kepada kedekatan kepada Allah ini menurut para sufi dapat dilakukan dengan dua usaha: (1) Mulamazah yaitu terus menerus berada dalam zikir kepada Allah. (2) Mukhalafah yakni secara berkelanjutan dan konsisten menghindari segala sesuatu yang dapat melupalan Allah SWT. Keadaan ini, oleh para sufi disebut safar kepada Allah. Apabila jiwa telah bersih, terhindar dari berbagai penyakit dan dipenuhi dengan kebaikan-kebaiakan, maka Allah akan memasukkan nur (cahaya) kedalamnya. Pada saat ini, seorang sufi akan merasa dekat dengan Tuhannya, berbagai kegaiban dan pengetahuan pun tersingkap baginya. Artinya: "Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk islam". Dalam rangka pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, maka rangkaian pendidikan itu disempurnakan pada fase tajalli. Kata ini berarti terungkapnya nur ghaib bagi hati. Apabila jiwa telah terisidengan butir-butir mutiara akhlak dan organ-organ tubuh sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur, maka agar hasil 9 H.M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat : Referensi, 2013), hlm. 66. 12
  • 16. yang telah diperoleh itu tidak berkurang, perlu penghayatan rasa ketuhanan. Satu kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran yang optimum dan rasa kecintaan yang mendalam, akan menumbuhkan rasa rindj kepada-Nya, para sufi sependapat bahwa untuk mencapai tingkat kesempatan kesucian jiwa itu hanya dengan satu jalan, yaitu cinta kepada Allah dan memperdalam rasa kecintaan itu. Dengan kesucian jiwa ini, barulah akan terbuka jalan untuk mencapai Tuhan. Tanpa jalan ini tidak ada kemungkinan tercapainya tujuan itu dan perbuatan yang dilakukan tidak dianggap perbuatan yang baik. Untuk memperdalam rasa ketuhanan, ada beberapa teori yang diajarkam sufi, antara lain : a. Munajat Secara sederhana kata ini mengandung arti melaparkan diri kehadirat Allah atas segala aktifitas yang dilakukan. Dalam munajat itu, disampaikan segala keluhan, mengadukan nasib dengan untaian kalimat yang indah seraya memuji keagungan Allah denga. Deraian air mata. Munajat biasanya dilakukan dalam suasana keheningan malam seusai sholat tahajjud. Pemusatan jiwa dengan sebulat hati yang diiringi deraian air mata, membuat suasana munajat itu seakan sedang behadapan langsung dengan Tuhan. Rasa berhadapan langsung dengan Allah, ia melihat Allah melalui hatinya, yang tentunya saat berjumpa dengan yang dicinta meledaklah segala isi hati, berhamburan pujian syukur dan sanjungan kebesaran Ilahi, berderai air mata bahagia. Doa dan air mata itulah munajat sebagai perwujudan dari rasa cinta kepada Allah dan rasa rindu kepada-Nya seakan ingin selalu bersama tidak ingin berpisah dengan-Nya. 13
  • 17. b. Zikrul Maut Salah satu yang selalu diulang dan diingatkan oleh Alquran adalah kematian yanb pasti akan menemui manusia. Diantara ayat Alquran yang menjelaskan kematian ini adalah terdapat dalam surah al-Jumu’ah ayat 8 : Artinya : Katakanlah : “ Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan “. Sadar akan kenyataan bahwa semua makhluk pasti akan mati, maka kaum sufi mengajarkan bahwa ingat akan mati secara berkelanjutan termasuk rangkaian aktifitas rohani yang harus dibina. Sebab dengan mengingat kematian secara terkelanjutan akan menimbulkan rangsangan untuk mempersiapkan bekal semaksimal mungkin untuk menghadapi kematian itu. Dengan zikrul maut, akan menjadi pendorong bagi manusia untuk bekerja keras sekuat tenaga melakukan hal- hal yang menguntungkan dan menghindari hal-hal yang merugikannya di alam baqa. Dengan ingat akan mati, nafsu serakah akan terkikis serta akan menumbuhkan rasa ketuhanan yang semakin mendalam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa zikrul maut merupakan kendali bagi diri manusia agar tidak melakukan perbuatan tercela atau dengan kata lain zikrul maut akan berfungsi sebagai alat kontrol terhadap jiwa untuk selalu ingat kepada Allah secara terus menerus. Dengan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh sufi mulai dari takhalli, tahalli dan tajalli beserta unsur-unsurnya seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut sufi , budi pekerti akan menghantarkan manusia kepada kesempurnaan rohani dan menjadi jembatan emas menuju kedekatan kepada Tuhan. 14
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa : Tazkiyatun nafs berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata tazkiyah dan nafs. Secara bahasa (etimologi) tazkiyah berasal dari kata zaka yang artinya suci atau bersih sedangkan nafs artinya diri atau jiwa. Dengan demikian makna tazkiyatun nafs adalah membersihkan jiwa dari noda-noda dosa kepada Allah SWT dan dosa terhadap manusia. Berdasarkan makna diatas bahwa tazkiyatun nafs mempunyai tujuan untuk membawa kualitas jiwa seseorang menjadi hamba Allah yang selalu taat beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya. Untuk tujuan menghilangkan penghalang yang membayasi manusia dengan Tuhannya inilah, ahli-ahli tasawuf menyusun sebuah sistem atau cara yang tersusun atas dasar didikan tiga tingkat yang diberi nama: takhallil, tahalili dan tajalli. B. Saran Dalam penyusunan makalah ini ataupun penyajiannya, kami sebagai manusia bisa menyadari adanya ketidaksempurnaan terhadap apa yang kami susun dan sajikan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kami bisa menyenpurnakan penyusunan dan penyajian makalah kami di masa mendatang. 15
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung : PT Pustaka Setia Jamil, H.M. 2013. Akhlak Tasawuf. Ciputat : Referensi H. Miswar dkk. 2005. Akhlak Tasawuf. Medan : Perdana Publishing 16