2. Bungin (2001:73) mengartikan konsep sebagai
generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai
fenomena yang sama.
Kerlinger (1986:28) menyebutkan konsep sebagai
abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan
hal-hal khusus.
Nanang Martono dalam bukunya Metode Penelitian
kuantitatif, konsep menunjuk pada istilah dan defenisi
yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak:
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu social.
3. Pertama, untuk menyederhanakan proses riset dengan
cara mengombinasikan karakteristik-karakteristik
tertentu, objek-objek atau individu-individu ke dalam
kategori yang lebih umum.
Kedua, konsep menyederhanakan komunikasi di antara
orang-orang (ilmuwa, akademisi, praktisi, mahasiswa)
yang ingin berbagi pemahaman tentang konsep yang
digunakan dalam riset.
Ketiga, sebagai dasar untuk membangun variabel
maupun skala pengukuran yang akan digunakan.
4. • Pertama, ilmu-ilmu sosial lebih sukar diukur
daripada ilmu alam. Ilmu alam mempunyai
sifat relatif tetap.
• Kedua, kesulitan mengkonsepsi ini disebabkan
sikap subjektivitas orang yang sering kali
membuat peneliti terjebak pada sikap stereotype
(pandangan yang salah terhadap kelompok
tertentu). Hal ini disebabkan adanya intervensi
subjektif dan kepentingan tertentu.
5. Variabel sebenarnya adalah konsep
dalam bentuk konkret atau konsep
operasional. Suatu variabel adalah
konsep tingkat rendah, yang acuan-
acuannya secara relatif mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta
mudah diklasifikasi, diurut atau diukur
(Mayer, 1984:215).
6. Variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep
atau konstruk.
Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang
dapat diukur atau dimanipulasi dalam proses riset.
Variabel berfungsi sebagai penghubung antara
dunia teoritis dengan dunia empiris.
Contoh, “kepuasan dalam menonton TV” adalah dunia
teoritis, sedangkan “seseorang dapat dipuaskan secara:
sangat puas, sedikit atau tidak sama sekali” adalah
representasi dari dunia empiris.
7.
8. 1.Variabel Pengaruh/Bebas (Independent
Variabel) dan Variabel Tergantung/Tak
Bebas (Dependent Variabel).
Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai
penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya.
Sedangkan variabel tergantung adalah variabel yang
diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh
variabel yang mendahuluinya.
11. Ada variabel dikotomis, diskrit, dan kontinu.
Dikatakan dikotomis jika variabel tersebut hanya
berisi dua nilai, misalnya laki-perempuan, ya-tidak.
Dikatakan variabel diskrit jika datanya hanya
mempunyai satu nilai tertentu saja, misalnya
jumlah anak yang dimilki.
Dikatakan variabel kontinu jika nilai-nilainya
bergerak dalam interval tertentu bahkan tak
terbatas antar dua nilai, misalnya tinggi badan
seseorang.
12. • Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan
berdasarkan penggolongan. Artinya hanya
mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu.
Contohnya status perkawinan, jenis kelamin, status
pendidikan, agama, dll.
• Variabel Ordinal, yaitu variabel yang memiliki jenjang
tingkatan, diurutkan dari yang paling tinggi ke paling
rendah atau sebaliknya dengan tidak memperhatikan
interval(jarak)nya. Contohnya variabel tinggi badan,
rangking mahasiswa, dll.
• Variabel Interval, yaitu variabel seperti variabel
ordinal, namun mempunyai jarak atau interval yang
sama, mempunyai satuan pengukuran yang sama.
13. • Hubungan simetris
Kedua variabel ini dikatakan memiliki hubungan simetris,
apabila variable yang satu tidak disebabkan oleh variable yang
lain, atau tidak dipengaruhi oleh variable yang lain.
• Hubungan timbal balik
Sebuah hubungan ketika sebuah variabel dapat menjadi sebab
dan juga menjadi akibat dari variabel lainnya. Kedudukan
kedua variable ini dapat saling dipertukarkan dalam waktu
yang berbeda.
• Hubungan asimetris
Suatu jenis hubungan ketika variabel yang stau mempengaruhi
variabel yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan.
14. Defenisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel atau kostruk
dengan cara memberikan arti, atau mempersepsikan
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional
yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau
variabel tertentu (Nazir, 1998).
Panggabean mengemukakan alasan diperlukannya
definisi operasiomal adalah
o Tuntutan adanya perbedaan situasi
o Perlu kriteria untukl pencatatan
o Sebuah konsep atau objek dapat mempunyai lebih
15. Skala Nominal
Skala ini dugunakan untuk mengklasifikasikan
objek-objek atau kajian ke dalam kelompok
yang terpisah untuk menunjukan kesamaan
atau perbedaan cirri-ciri tertentu dari yang
diamati.
Skala Ordinal
Skala ordinal ini memiliki semua karakteristik
skala nominal, perbedaannya, skala ordinal
memiliki urutan atau peringkat antarkategori.
Angka yang digunakan hanya menentukan
posisi dalam suatu seri yang urut, bukan nilai
16. Skala Interval
Skala interval memiliki semua variable dari skala
ordinal. Perbedaannya, skala interval memiliki
satuan skala, atau satuan pengukuran yang
standard an jarak antar kategori dapat diketahui.
Skala interval tidak memiliki titik 0 (nol) yang
sesungguhnya, sehingga tidak berlaku operasi
perbandingan, akan tetapi berlaku operasi
penjumlahan serta pengurangan.