2. Pengertian Variabel
Variabel adalah suatu ciri, sifat, karakteristik atau
keadaan yang melekat pada beberapa subjek, orang,
atau barang yang dapat berbeda-beda intensitasnya,
banyaknya atau kategorinya.
Contoh; Ada 10 orang kepada mereka ditanya
tentang usia berapa usia saat ini. Jawaban masing-
masing orang ternyata berbeda-beda maka ini
disebut variabel.
Variabel adalah sesuatu yang bervariasi pada
beberapa subjek baik barang, orang, atau kasus.
3. PENGERTIAN VARIABEL
VARIABEL ADALAH KONSEP YANG MEMPUNYAI
BERMACAM-MACAM NILAI (Nasir, 1983)
VARIABEL ADALAH APAPUN YANG DAPAT MEMBEDAKAN
ATAU MEMBAWA VARIASI PADA NILAI (Uma Segaran,
2006)
VARIABEL ADALAH ATRIBUT OBYEK YANG MEMPUNYAI
VARIASI ANTARA SATU DENGAN LAINNYA (Sugiono,
2006)
Contoh:
Berat badan, warna, partisipasi petani, produksi padi,
hasil belajar, metode belajar, tinggi tanaman, produksi
tanaman, pendapatan petani, kinerja usaha tani,
volume penjualan, dll
4. Variabel dan Construct
Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat
diberi berbagai macam nilai
Variabel merupakan penghubung antara contruct
yang abstract dengan fenomena yang nyata.
Variabel merupakan proxy atau representasi dari
construct yang dapat diukur dengan berbagai
macam nilai.
Nilai variabel tergantung pada construct yang
diwakilinya.
Nilai variabel dapat berupa angka atau atribut
yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu
kisaran nilai.
6. konstruk terdiri dari konsep-konsep
yang dapat diamati yang selanjutnya
untuk keperluan penelitian diukur
dengan menggunakan skala
pengukuran.
Konstruk/konsep yang diukur dengan
skala tertentu selanjutnya menjadi
variabel.
7. 1. Simetri/ Non kausalitas : terdapat hubungan antar
variabel dan bersifat tidak ada yang saling
mempengaruhi, Contoh: Bunyi burung hantu dengan
kematian, kupu-kupu yang datang ke rumah dengan
kedatangan tamu.
2. Asimetri/Kausalitas : hubungan antar variabel yang
terjadi bersifat yang satu mempengaruhi dan lainnya
dipengaruhi, contoh: metode mengajar dengan hasil
belajar.
3. Resiprok/timbal balik/ kausalitas bolak-balik:
hubungan antar variabel yang terjadi bersifat saling
mempengaruhi, contoh: kebiasaan belajar dengan
preastasi belajar, motivasi dengan prestasi kerja, dll
Hubungan Antar Variabel
8. Ciri-ciri Variabel Penelitian
Mempunyai variasi nilai, sehingga dapat
membedakan antara satu objek dengan objek lain
dalam satu populasi
Membedakan satu objek dengan objek lain.
Misalnya populasi mahasiswa, mereka berbeda dalam
usia, jenis kelamin, agama, motivasi belajar, prestasi
belajar, pekerjaan orang tua, kecerdasan, bakat dan
lain-lain
Harus dapat diukur. Variabel berbeda dengan
konsep. Contoh: Belajar adalah konsep, hasil belajar
adalah variabel. Siswa adalah konsep, jumlah siswa
adalah variabel
9. Macam-macam Variabel
Berdasarkan Sifatnya: Variabel statis dan variabel dinamis
Berdasarkan hubungan antar variabel: Variabel bebas, v. terikat,
v. kontrol, v. moderator, dan v. intervening.
Berdasarkan urgensi pembakuan instrumen: variabel faktual
(terdapat dalam fakta dan tidak perlu lagi diuji viliditas dan
reliabiltasnya, contoh: agama, jenis kelamin, pendidikan, dll)
dan variabel konseptual (tersembunyi dalam konsep, contoh:
prestasi belajar, minat, kecerdasan, dll).
Berdasarkan tipe skala pengukuran: Variabel nominal, var.
ordinal, var. interval, dan variabel ratio.
Berdasarkan penampilan waktu pengukuran: var maksimalis
(didorong untuk memaksimalkan tampilannya, contoh: prestasi
belajar, kreativitas, bakat, dll) dan variabel tipikalis (didorong
untuk melaporkan secara jujur, contoh: minat, sikap, motivasi,
dll)
10. Variabel independen/bebas
Variabel Bebas (Independent variable) :Variabel
yang mempengaruhi variabel lain/menjadi sebab
atau berubahnya suatu variabel lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti
untuk menentukan hubungannya dengan suatu
gejala yang diobservasi.
Juga disebut dengan variabel prediktor, stimulus,
eksougen.
Contoh:
“Model Pembelajaran” adalah variable bebas yang
dapat dilihat pengaruhnya terhadap “prestasi
belajar”.
11. Faktor kultural (kelas sosial) dapat
mempengaruhi keputusan membeli barang
diskon 50 %
Variabel bebas “pengembangan fasilitas wisata”
dapat mempengaruhi variabel “kepuasan
pengunjung”
Variabel “warna mobil” adalah variabel bebas
yang dapat dimanipulasi dan dilihat
pengaruhnya terhadap “minat beli”, misalnya
apakah warna merah mobil dapat
menimbulkan minat beli konsumen terhadap
mobil tersebut.
12. VARIABEL DEPENDEN/TERGANTUNG
Variabel tergantung adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.
Variabel tergantung adalah variabel yang
faktornya diamati dan diukur untuk menentukan
pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Pada contoh pengaruh penggunaan jenis pupuk
terhadap produksi tanamam, maka variabel
tergantungnya adalah ”produksi tanaman”.
13. Variabel Moderat (Moderate variable)
Variabel moderat merupakan variabel yang
memperkuat atau memperlemah variabel bebas
terhadap variabel terikat
Faktornya diperhitungkan atau dianalisis,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
mengetahui apakah variabel tersebut mengubah
hubungan antara variable bebas dan variabel
tergantung.
Contoh: Pengaruh Model Pembelajaran pada
kemampuan akademik berbeda terhadap Kemampuan
berpikir kreatif siswa SMA di Kota Kupang.
Variabel bebas: Model pembelajaran
Variabel terikat: Kemampuan berpikir kreatif
Variable moderat: Kemampuan akademik
Contoh lain:
Pengaruh motivasi belajar pada iklim kelas berbeda
terhadap prestasi belajar siswa.
Pengaruh kebiasaan belajar pada inteligensi berbeda
terhadap hasil belajar.
14. Variabel Kontrol (Control variable)
Variable kontrol didefinisikan sebagai variabel yang
faktornya dikontrol oleh peneliti untuk
menetralisasi pengaruhnya.
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan agar
tidak berefek pada gejala yang sedang diteliti
Contoh:
Pengaruh metode mengajar pada mata pelajaran
Biologi terhadap prestasi belajar
Variabel bebas: Metode Mengajar
Variabel terikat: prestasi belajar
Variabel kontrol: mata pelajaran biologi
15. Variabel intervening (pengganggu, antara)
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat menjadi hubungan tidak langsung dan tidak
dapat diamati dan diukur
Variable pengganggu bersifat hipotetikal artinya
secara kongkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi
secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara
varaibel bebas dan tergantung yang sedang diteliti.
Pendapatan gaya hidup harapan hidup
budaya lingkungan hidup (var. Intervening)
16. MENYUSUN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar
lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel
dengan lainnya dan pengukurannya.
Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan
mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran
hubungan antar variable yang masih bersifat
konseptual.
17. Operasionalisasi variabel bermanfaat untuk:
1) mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi
yang sedang didefinisikan;
2) menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek
mungkin mempunyai lebih dari satu definisi
operasional;
3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat
unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus
digunakan.
18. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah suatu definisi
yang didasarkan pada karakteristik yang
dapat diobservasi dari apa yang sedang
didefinisikan atau “mengubah konsep-
konsep yang berupa konstruk dengan kata-
kata yang menggambarkan perilaku atau
gejala yang dapat diamati dan yang dapat
diuji dan ditentukan kebenarannya oleh
orang lain”
19. Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan
pada operasi yang harus dilakukan, sehingga
menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan
menjadi nyata atau dapat terjadi.
Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti
dapat membuat gejala menjadi nyata.
Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang
dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau
lebih pada situasi dimana masing-masing orang
mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu
orang yang akan dapat mencapainya.
20. Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan
pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan
dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang
dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-
karakteristik dinamisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai
seorang yang mendapatkan nilai-nilai tinggi di
sekolahnya.
21. Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
Definisi operasional Tipe C dapat disusun
didasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau
gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja
yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai
orang yang mempunyai ingatan kuat, menguasai
beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik,
sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung
secara cepat.
22. Dalam menyusun definisi operasional, definisi
tersebut sebaiknya dapat mengidentifikasi
seperangkat criteria unik yang dapat diamati.
Semakin unik suatu definisi operasional, maka
semakin bermanfaat. Karena definisi tersebut
akan banyak memberikan informasi kepada
peneliti, dan semakin menghilangkan obyek-
obyek atau pernyataan lain yang muncul dalam
mendifinisikan sesuatu hal yang tidak kita
inginkan tercakup dalam definisi tersebut
secara tidak sengaja dan dapat meningkatkan
adanya kemungkinan makna variable dapat
direplikasi/ganda
23. Contoh….
Jika anda memiliki rumusan masalah “Adakah
pengaruh tingkat Hunian Kamar terhadap
Pendapatan Hotel X”
Variabel Tingkat Hunian Kamar adalah…….
(jelaskan apa yang anda maksud secara teory
maupun praktis dilapangan)
Variabel Pendapatan Hotel X adalah…… (jelaskan
apa yang anda maksud dengan pendapatan,
pendapatan apa sajakah..? Harus jelas dan praktis)
24. PENGUKURAN VARIABEL
Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi, karena itu
setiap kegiatan pengukuran berkaitan dengan jumlah,
dimensi atau taraf dari sesuatu obyek/gejala yang diukur.
Hasil dari pengukuran itu biasanya dilambangkan dalam
bentuk bilangan.
Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan
definisi operasional konsep variabel. Definisi operasional
melekatkan arti pada suatu konsep variabel dengan cara
menetapkan tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur
suatu konsep variabel itu. Atau dengan ungkapan lain,
definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti
dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasaikannya.
Contoh definisi operasional yang sederhana (kasar) dari
konsep ‘inteligensi’ adalah skor yan dicapai pada tes
intelegensi X.
25. PENGERTIAN INDIKATOR
1. Ukuran tidak langsung
dari suatu kejadian atau
kondisi (wilson, 1993)
2. Variabel yang
mengindikasikan atau
memberi petunjuk suatu
keadaan sehingga dapat
digunakan untuk
mengukur suatu
perubahan (Green,1992)
26. MONITORING
EVALUASI
POSISI SAAT INI
• Konteks : Dimana posisi
saat ini
• Perencanaan : kita ingin
kemana
• Masukan : Apa yang kita
perlukan
• Proses : Bagaimana cara
melakukan
• Output : Apa yang kita
hasilkan
• Outcome : Apa yang cita
capai manfaatnya
• Impact : manfaat yang
lebih luas
PENTINGNYA INDIKATOR
PERENCANAAN
Variabel penelitian sosial adalah karakteristik, atribut, atau konsep yang diamati, diukur, atau dimanipulasi dalam konteks penelitian yang berkaitan dengan bidang sosial atau manusia. Dalam penelitian sosial, variabel ini merupakan elemen penting yang digunakan untuk memahami, menjelaskan, atau menguji hubungan antara fenomena sosial yang beragam. Variabel penelitian sosial dapat bervariasi mulai dari yang bersifat kuantitatif hingga kualitatif, tergantung pada jenis data yang ingin dikumpulkan dan analisis yang akan dilakukan.
Pentingnya variabel penelitian sosial terletak pada kemampuannya untuk membantu peneliti dalam mengembangkan pertanyaan penelitian yang jelas, merumuskan hipotesis, merancang metodologi penelitian yang sesuai, serta menganalisis dan menafsirkan data dengan tepat. Dengan menggunakan variabel penelitian sosial yang tepat, peneliti dapat mengidentifikasi pola-pola, tren, atau hubungan dalam masyarakat yang relevan dengan topik penelitian mereka.
Contoh variabel penelitian sosial meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan, agama, budaya, sikap, perilaku, dan interaksi sosial. Misalnya, dalam penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi politik, variabel penelitian sosial bisa mencakup tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, afiliasi politik, dan sikap terhadap pemerintah.
Dengan demikian, variabel penelitian sosial menjadi landasan penting dalam penyelidikan ilmiah tentang berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat.
Variabel dan konstruk adalah dua konsep penting dalam penelitian ilmiah, terutama dalam bidang ilmu sosial dan ilmu perilaku. Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian, mereka memiliki perbedaan yang penting dalam konteks penelitian. Berikut penjelasan singkat tentang masing-masing konsep:
Variabel:
Variabel adalah suatu karakteristik atau properti yang dapat diukur atau diamati, dan dapat bervariasi dalam nilai atau atributnya.
Dalam penelitian, variabel adalah unit dasar yang digunakan untuk mengukur fenomena yang sedang diteliti.
Variabel dapat bersifat independen (yang mempengaruhi atau memanipulasi variabel lain) atau dependen (yang dipengaruhi oleh atau bergantung pada variabel lain).
Contoh variabel dalam penelitian sosial bisa berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepuasan hidup, dan sebagainya.
Konstruk:
Konstruk adalah suatu abstraksi teoritis yang mewakili konsep, sifat, atau dimensi yang lebih kompleks dari fenomena yang sedang diteliti.
Konstruk tidak dapat diukur secara langsung, tetapi diwakili oleh satu atau lebih variabel yang dapat diukur.
Konstruk mewakili konsep yang lebih luas dan kompleks, dan seringkali melibatkan beberapa dimensi atau aspek yang berbeda.
Contoh konstruk dalam penelitian sosial bisa berupa kecerdasan, kesejahteraan psikologis, dan sikap politik.
Dalam konteks penelitian, variabel seringkali digunakan untuk mengukur atau mewakili konstruk. Misalnya, dalam penelitian tentang kesejahteraan psikologis, konstruk kesejahteraan psikologis dapat diwakili oleh beberapa variabel seperti tingkat kebahagiaan, tingkat stres, dan tingkat depresi. Oleh karena itu, variabel-variabel ini digunakan sebagai indikator atau penanda dari konstruk yang lebih luas tersebut.
Singkatnya, variabel adalah unit pengukuran yang konkrit dan dapat diamati atau diukur, sedangkan konstruk adalah konsep abstrak yang mewakili aspek yang lebih kompleks dari fenomena yang sedang diteliti. Variabel-variabel ini digunakan untuk mengukur atau merepresentasikan konstruk dalam konteks penelitian.
Dalam rumusan masalah "Adakah pengaruh tingkat Hunian Kamar terhadap Pendapatan Hotel X", terdapat dua variabel utama yang perlu dijelaskan:
Variabel Tingkat Hunian Kamar:
Secara teoritis: Variabel ini mengacu pada persentase kamar-kamar hotel yang terisi dalam suatu periode waktu tertentu. Tingkat hunian kamar dapat menjadi indikator penting untuk menilai kinerja operasional hotel karena menunjukkan seberapa baik hotel tersebut mampu menarik tamu dan mempertahankan tingkat okupansi yang tinggi.
Secara praktis: Tingkat hunian kamar di lapangan diukur dengan menghitung jumlah kamar yang terjual atau terisi dibagi dengan jumlah total kamar yang tersedia dalam suatu periode waktu tertentu, misalnya per hari, per minggu, atau per bulan. Angka ini kemudian dijadikan persentase untuk memberikan gambaran tentang seberapa baik kamar-kamar hotel tersebut terisi.
Variabel Pendapatan Hotel X:
Secara teoritis: Variabel ini merujuk pada total pendapatan yang diperoleh oleh Hotel X dari semua sumber pendapatan yang ada, seperti pendapatan dari sewa kamar, restoran, fasilitas rekreasi, layanan tambahan, dan lain sebagainya.
Secara praktis: Pendapatan Hotel X dapat terdiri dari berbagai sumber, termasuk pendapatan kamar, pendapatan dari restoran dan bar di dalam hotel, pendapatan dari layanan konferensi atau acara, pendapatan dari spa atau fasilitas kebugaran, dan pendapatan dari layanan tambahan seperti laundry atau antar-jemput tamu. Dalam konteks penelitian ini, fokusnya mungkin pada pendapatan kamar sebagai variabel pendapatan utama yang relevan.
Dengan memahami kedua variabel ini secara teoritis dan praktis, peneliti dapat merancang metodologi penelitian yang tepat dan mengumpulkan data dengan cara yang sesuai untuk menguji hipotesis tentang pengaruh tingkat hunian kamar terhadap pendapatan Hotel X.
Bidang Kesehatan:
Tingkat kegemukan: Indikator ini bisa diukur menggunakan indeks massa tubuh (BMI) sebagai ukuran standar.
Tekanan darah: Indikator ini dapat diukur secara langsung menggunakan sphygmomanometer untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolik.
Tingkat kecanduan rokok: Indikator ini dapat diukur dengan menggunakan skala atau kuesioner yang mengukur tingkat ketergantungan fisik dan psikologis terhadap rokok.
Bidang Pendidikan:
Tingkat literasi: Indikator ini dapat diukur dengan menguji kemampuan membaca, menulis, dan memahami teks tertentu.
Tingkat kelulusan: Indikator ini dapat diukur dengan membandingkan jumlah siswa yang lulus dengan jumlah total siswa yang mengikuti ujian atau program studi tertentu.
Tingkat partisipasi dalam program pendidikan: Indikator ini dapat diukur dengan menghitung jumlah siswa yang aktif mengikuti program pendidikan di suatu tempat.
Bidang Ekonomi:
Produk Domestik Bruto (PDB): Indikator ini digunakan untuk mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara selama periode waktu tertentu.
Tingkat pengangguran: Indikator ini mengukur persentase populasi yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan aktif.
Inflasi: Indikator ini mengukur tingkat kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam suatu ekonomi selama periode waktu tertentu.
Bidang Lingkungan:
Kualitas udara: Indikator ini bisa diukur menggunakan parameter seperti tingkat polutan udara (misalnya, Partikulat Matter 2.5 atau PM2.5) dalam lingkungan tertentu.
Kepadatan populasi: Indikator ini mengukur jumlah individu dalam suatu wilayah tertentu per satuan luas tertentu.
Tingkat deforestasi: Indikator ini dapat diukur dengan memantau jumlah hutan yang hilang dalam periode waktu tertentu.
Bidang Sosial:
Tingkat kemiskinan: Indikator ini dapat diukur dengan menggunakan garis kemiskinan yang ditentukan berdasarkan pendapatan atau kebutuhan dasar tertentu.
Tingkat kepuasan hidup: Indikator ini dapat diukur menggunakan survei atau skala khusus untuk menilai tingkat kebahagiaan atau kepuasan hidup seseorang.
Tingkat kejahatan: Indikator ini bisa diukur dengan menghitung jumlah kejahatan yang dilaporkan dalam suatu daerah atau populasi tertentu.