1. VARIABEL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Mufidah Ahmad
104704224
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
JURUSAN PMP-KN
PRODI ILMU HUKUM
2012
2. VARIABEL PENELITIAN
1. Pengertian Variabel
Suharsimi Arikunto (1996 : 99) mengemukakan bahwa “Variabel
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”
Hatch&Farhady,(1981) variable didefinisikan sebagai atribut
seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Menurut Karlinger (1973) : variabel adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari.
Kidder(1981): variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya
Menurut Sugiyono (2207 : 2), bahwa “ variable penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan
bahwa variabel penenlitia adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan, atau konsep yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran
industri (kecil, sedang dan besar), variabel jarak angkut (dekat, sedang, jauh),
variabel sumber modal (modal dalam negeri dan modal asing), dan
sebagainya.
2. Fungsi dan Kegunaan Variabel Penelitian
Kekurangan dalam menentukan variable penelitian, akan
menghasilkan penelitian yang tidak valid dan tidak tepat sasaran apabila
diteliti lebih jauh. Fungsi dan kegunaan variable penelitian diantaranya
sebagai berikut:
3. a. Dengan menentukan variabel yang akan diteliti, maka peneliti akan
memiliki gambaran alat dan cara dalam menentukan pengumpulan
data
b. Dengan menentukan variabel, peneliti bisa memilih metode
pengolahan data
c. Untuk pengujian hipotesis
Dalam membuat suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi,
diklasifikasi, dan didefinisikan secara jelas agar dapat menekan kesalahan
dalam pengumpulan dan pengolahan data.
Penelitian bisa disebut baik dan benar, jika penelitian itu relevan
dengan tujuan penelitian dan varibel-variabelnya dapat diukur dan dapat
diamati.
3. Macam-Macam Variabel Penelitian
Dalam terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel
penelitian. Berdasarkan hubungan antara satu variable dengan variable yang
lain, maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variable ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor,
Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa,
Treatment, Risiko, atau Variable Bebas. Dalam SEM (Structural
Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel
Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen.
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen
(terikat). dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam
mempengaruhi variabel lain.
Contoh :
- “Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan…”
Variabel Independen
4. - Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen,
Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel
Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau
Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga
sebagai Variabel Indogen.
Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel
Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel
independent.
Contoh :
- “Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan…”
- Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar
3. Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas
dan Variabel Terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel
Independen Kedua.
Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan perilaku suami dan istri akan menjadi semakin akrab bila
mempunyai anak, dan akan semakin renggang bila ada pihak ke tiga
ikut mencampuri. Anak adalah variabel moderator yang memperkuat
hubungan, dan pihak ke tiga adalah yang memperlemah hubungan.
Variabel Dependen
Variabel Independen
Variabel Dependen
5. Gambar 1. Contoh hubungan variabel independen, moderator,
dependen
4. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel
Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur.
Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak
diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel
Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya Variabel Terikat
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak
langsung terhadap umur harapan hidup. Dalam hal ini ada varaibel
antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel
penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu
Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
Gambar 2. Contoh hubungan variabel independen, moderator-
Intervening, dependen
Perilaku Suami
(Variabel Independen)
Perilaku Isteri
(Variabel Dependen)
Jumlah Anak
(Variabel Moderator)
Penghasilan
(Variabel
Independen)
Gaya Hidup
(Variabel
Intervening)
Harapan Hidup
(Variabel
Dependen)
Lingkungan Temapat Tinggal
(Variabel Moderator)
6. 5. Variabel Control
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat
tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.
Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang
bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan dalam mengetik.
Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel
dependenya adalah keterampilan mengetik dan variabel control yang
ditetapkan sama misalnya, adalah naskah yang diketik sama, mesin
tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama. Dengan
adanya variabel control tersebut, maka bearnya pengaruh jenis
pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih
pasti.
Gambar 3. Contoh hubungan variabel independen-kontrol,
dependen
Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dan
dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, harus dilihat
konteknya dengan dilandasi konteks teoritis yang mendasari maupun hasil
dari pengamatan yang empiris di tempat penelitian. Untuk itu sebelum
peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian
teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang
Pendidikan SMA & SMK
(Variabel Independen)
Ketrampilan Mengetik
(Variabel Dependen)
Naskah, tempat, mesin tik sama
(Variabel Kontrol)
7. akan diteliti. Kemudian membuat rumusan masalah pada objek penelitian,
Setelah masalah dapat difahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka
peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitian.
4. Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan
pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan
realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus
memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran
yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat
dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4
kegiatan pokok sebagai berikut :
a) Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
b) Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa
item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
c) Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah
tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
d) Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat
pengukuran yang baik. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur
itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam
pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan
indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur
intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang
intelegen tersebut.
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala
Pengukuran, yaitu :
1) Skala Nominal
Skala Nominal Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota –
anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki
perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
8. a. Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
b. Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
c. Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
d. Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
e. Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak
dan lain sebagainya .
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau
Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu
mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori
yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari
kategori yang lain
2) Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi
nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat
dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih
rendah daripada nilai yang lain. Dimana dapat dikatakan bahwa Skala
Ordinal merupakan skala variabelnya menunjukkan tingkatan –
tingkatan
Contoh :
a. Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
b. Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
c. Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II,
dan III. Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat
daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada
Stadium II.
Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti besarnya
perbedaan keparahan itu.
Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu –
ragu, Tidak Setuju. Dsb.
9. 3) Skala Interval
Skala Interval adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai
satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat
dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai
pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui
secara pasti.
Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti
halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb);
tetapi Nilai Mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara Matematis,
oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat
Arbiter (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).
Contoh :
a. Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu
360Celcius jelas lebih panas daripada suhu 240Celcius. Tetapi
tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360Celcius 1½ kali lebih panas
daripada suhu 240Celcius. Alasannya : Penentuan skala
00Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada
Suhu/Temperatur sama sekali).
b. Tingkat Kecerdasan,
c. Jarak
4) Skala Ratio = Skala Perbandingan.
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas,
juga variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak
(mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).
Misalnya :
a. Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat
dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120
Cm, hal ini JUGA dapat dikatakan Bahwa : tinggi badan 180
adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
b. Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan Tidak
Ada Sama Sekali denyut nadinya.
10. c. Berat Badan
d. Dosis Obat
5. Jenis Hubungan antara Variabel
a) Hubungan Simetris
Hubungan Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan,
tetapi tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi atau masing –
masing bersifat mandiri.
Hubungan Simetris terjadi karena :
1. Hubungan yang bersifat Kebetulan.
Misalnya: seorang bayi ditimbang lalu meninggal keesokan harinya.
Kedua peristiwa itu tidak ada kaitannya tetapi terjadi karena
kebetulan semata-mata.
2. Sama – sama merupakan akibat dari factor yang sama (Sebagai akibat
dari Variabel Bebas)
Contoh: Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya
merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
3. Saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang
lainnya pun pasti disana.
Contoh : Di mana ada majikan di sana ada buruh, di mana ada
komandan disana ada prajurit, di mana ada guru di sana ada murid.
4. Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya: Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan
ketahanan kontraksi otot
Keduanya merupakan indicator “Kemampuan” Kontraksi Otot.
b) Hubungan Timbal Balik (Reciprocal)
Hubungan Timbal Balik adalah hubungan antar dua variable yang antar
keduanya saling pengaruh – mempengaruhi.
Contoh : Korelasi atau hubungan antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi
mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan
malabsorbsi.
11. c) Hubungan Asimetris/Tidak Simetris
Hubungan Asimatris ialah Korelasi atau hubungan antara dua variable
dimana variabel yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain
(Variable Bebas dan Variable Terikat)
Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1) Hubungan antara stimulus dan respons.
Merupakan salah satu tipe hubungan kausal, yang lazim
dipergunakan oleh para ahli.
Misalnya : Pengaruh metode mengajar tertentu terhadap prestasi
belajar siswa, pengaruh media promosi tertentu terhadap peningkatan
penjualan suatu produk
2) Hubungan antara disposisi dan respons.
Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu
dalam situasi tertentu. Berbeda dengan “Stimulus” datangnya
pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri
seseorang. Misalnya sikap kebiasaan, nilai dorongan, kemampuan
dan sebagainya. Suatu respon sering diukur dengan mengamati
tingkah laku seseorang, misalnya perilaku inovasi, perilaku politik,
migrasi / urabnisasi / transmigrasi / pemakaian alat kontrasepsi dalam
KB. Petani komersil lebih cepat dalam mengadopsi teknologi baru
dari petani subsisten. ada hubungan antara keinginan (disposisi)
dengan frekuensi mencari pekerjaan (respons)
3) Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku.
Artinya ciri di sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan
tidak dipengaruhi lingkungan. Misalnya suku bangsa, kebangsaan,
jenis kelamin, pendidikan dan lain-lain
4) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
Misalnya :
- Agar produsen alat-alat pertanian seperti sabit, pacul dapat
berkembang antara lain diperlukan adanya larangan impor /
proteksi.
12. - Agar pedagang kecil dapat memperluas usahanya diperlukan
antara lain persyaratan adanya pinjaman bank yang ringan.
- Agar warga Negara dapat menyatakan perasaan hatinya dengan
jujur diperlukan jaminan pemerintah untuk melindungi kebebasan
pers
5) Hubungan Imanen antara dua variabel.
Kedua variabel terjalin satu sama lain, apabila variabel yang satu
berubah maka variabel yang lain ikut berubah. Misalnya hubungan
antara semakin besarnya suatu organisasi dengan semakin rumitnya
peraturan yang ada. Semakin tinggi jabatan seseorang akan semakin
berat tanggung jawab yang dipikulnya.
6) Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
Misalnya hubungan antara kerja keras dan keberhasilan, jumlah jam
belajar dan nilai ujian yang diperoleh, besarnya penanamanmodal dan
keuntungan.
13. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiono. 2010. Metodologi Penelitian Hukum. Bandung : Alfabeta
http://pascasarjana-stiami.ac.id/2009/04/contoh-contoh-variabel-penelitian/
rickypuspito.blogspot.com/macam-macam-variabel-dalam-peneliti
http://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/30/variabel-variabel-dalam-
penelitian/