1. UNIVERSITAS BINA BANGSA
MAKALAH RESUME MANAJEMEN KEUANGAN 1
NAMA : SITIEFA HUDAEFA
NIM : 11011700762
KELAS :2S-MA
RUANGAN :B.21
2. BAB 1
TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN
Tujuan Manajemen Keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, menjaga stabilitas
finansial perusahaan agar selalu terkendali, serta memperkecil risiko perusahaan saat ini
hingga masa yang akan datang. Memaksimalkan nilai perusahaan adalah tujuan utama pihak
manajemen karena mampu memberikan nilai maksimal ketika perusahaan masuk ke pasar.
Manajemen Keuangan bagi perusahaan adalah gabungan ilmu dan seni yang membahas,
mengkaji, serta menganalisis bagaimana manajer keuangan menggunakan seluruh
sumberdaya perusahaan untuk mencari, mengelola, dan membagi dana dengan tujuan mampu
memberikan profit bagi para pemegang saham. Ilmu Manajemen Keuangan berfungsi sebagai
pedoman bagi manajer perusahaan untuk pengambilan keputusan karena mereka boleh
berinovasi dan berpikir kreatif tanpa mengesampingkan kaidah yang berlaku dalam ilmu
Manajemen Keuangan. Contohnya adalah keputusan keuangan seorang manajer keuangan
harus memenuhi aturan – aturan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan), GAAP (General
Accepted Accounting Principle), Undang – Undang serta peraturan tentang pengelolaan
keuangan perusahaan dan lain sebagainya. Fungsi Manajemen Keuangan adalah sebagai
pedoman sehingga beberapa ruang lingkup harus dilihat oleh seorang manajer keuangan
tentang pengambilan keputusan keuangan seperti bagaimana mencari, mengelola dan
mambagi dana. Tahap mencari dana adalah tahap seorang manajer keuangan mencari sumber
– sumber dana yang dapat digunakan sebagai modal perusahaan. Modal perusahaan
bersumber dari modal sendiri dan asing. Modal sendiri adalah modal dari pemilik sehingga
disetor dan dijadikan sebagai modal perusahaan seperti stock (saham). Modal asing adalah
modal hasil pinjaman ke perbankan, hasil penjualan saham, termasuk hutang dagang serta
obligasi dan lain sebagainya.
3. BAB II
Pengertian Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang adalah suatu konsep yang berkaitan dengan waktu dalam
menghitung nilai uang. Maksudnya, uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan
sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang.
Uang yang diterima sekarang nilainya lebih besar daripada uang yang akan diterima dimasa
mendatang. Nilai waktu dari uang berhubungan dengan nilai saat ini dan nilai yang akan
datang.
Nilai waktu dari uang menunjukkan perubahan nilai uang akibat dari berjalannya waktu. Nilai
uang dapat berubah seiring berjalannya waktu. Uang 10 juta saat ini akan berubah nilainya
setelah satu tahun berjalan. Di sini secara tidak langsung menunjukkan waktu menjadi fungsi
dari uang, atau waktu merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi perubahan suatu
nilai uang.
Contohnya
Seorang pedagang meminja uang di bank sebesar Rp. 1.000.000 untuk jangka pengambilan
satu tahun. Bunga pinjaman bank sebesar 10% .
4. Maka pada akhir tahun, pedagang tersebut harus mengembalikan uang kepada bank sebesar
Rp. 1.100.000. pengambilan uang tersebut terdiri dari pembayaran pokok pinjaman sebesar
Rp. 100.000.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa pedagang dan pihak bank sepakat untuk memberikan
penilaian terhadap uang sebesar Rp. 1.100.000 untuk satu tahun ke depan sama dengan Rp.
1.000.000 pada saat ini.
Dengan kata lain, uang Rp. 1.000.000 yang dipegang saat ini memiliki nilai yang lebih besar
dibanding dengan nilai Rp. 1.000.000 dikemudian hari. Jika saat ini uang sebesar Rp.
1.000.000 dapat di belanjakan untuk membeli sembako 100kg beras, maka pada tahun depan,
jumlah uang yang sama akan memperoleh beras kurang dari 100kg.
Istilah yang sering digunakan dalam konsep nilai waktu uang adalah sebagai berikut :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)
i = Interest (suku bunga)
n = Tahun ke-
An = Anuity
Si = Simple Interest dalam rupiah
Po = Pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
Baca juga:
1. Pasar Uang [Pengertian, Fungsi, Tujuan Serta Instrumen dan Jenisnya]
2. [Lengkap] Pengertian Polis Asuransi, Premi Asuransi, serta Klaim Asuransi
3. Dampak dan Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran
Contoh-Contoh Konsep Nilai Waktu Uang
Nilai yang akan datang
5. Nilai yang akan datang ialah nilai uang yang diterima di masa mendatang dari sejumlah
modal yang ditanamkan sekarang dengan tingkat bunga tertentu.
Contoh Kasus
Tuan Juan pada 1 Januari 2010 menanamkan modalnya sebesar Rp 100.000.000,00 dalam
bentuk deposito di bank selama 1 tahun, dan bank bersedia memberi bunga 10% per tahun,
maka pada 31 Desember 2010. Tuan Juna akan menerima uang miliknya yang terdiri dari
modal pokok ditambah bunganya.
Diketahui :
Mo = 100.000.000
I = 10% = 10/100 = 0,1
n = 1
Jawab :
FV = Mo(1 + i)n
FV = 100.000.000 ( 1 + 0,10 )1
FV = 100.000.000 ( 1 + 0,1 )
FV = 100.000.000 (1,1)
FV = 110.000.000
Jadi, nilai yang akan datang uang milik Tuan Juan adalah Rp 110.000.000,00.
Nilai sekarang
Nilai sekarang ialah nilai sejumlah uang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah
yang lebih besar dimasa yang akan datang.
Contoh Kasus
Dua tahun lagi Tama akan menerima uang sebanyak Rp 50.000,00. Berapakah nilai uang
tersebut sekarang jika tingkat bunga adalah 12 % setahun?
Diketahui :
Fv = 50.000,00
6. i = 0,12
n = 2
Jawab :
Pv = Fv/(1+i)n
Pv = 50.000/(1 + 0,12)(2)
Pv = 50.000/2,24
Pv = 22.321,43
Jadi, nilai sekarang uang milik Tama adalah Rp 22.321,43,00
Baca juga:
1. “Pengertian, Jenis-Jenis serta Contoh” Tindakan Ekonomi
2. [Contoh-Contoh] Kegiatan Produksi, Konsumsi dan Distribusi
3. 10 Prinsip Dasar Ekonomi Syariah
Nilai masa datang dan nilai sekarang
Faktor bunga pada nilai sekarang PVIF (r,n), yakni persamaan untuk diskonto dalam mencari
nilai sekarang ialah kebalikan dari faktor bunga nilai masa depan FVIF (r,n).
CONTOH KASUS
Jika Joni menabung Rp 5.000.000,00 dengan bunga 15% maka setelah 1 tahun Joni akan
mendapat?
Diketahui :
Ko = 5.000.000
r = 15% = 15/100 = 0,15
n = 1
Jawab :
FV = Ko (1 + r)^n
7. FV = 5.000.000 (1+0.15)^1
FV = 5.000.000 (1,15)
FV = 5.750.000
Jadi, nilai mendatang uang yang dimilik Joni adalah sebesar Rp 5.750.000.
Anuitas
Anuitas ialah suatu rangkaian pembayaran atau penerimaan tetap yang dilakukan secara
berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu, anuitas juga diartikan sebagai kontrak di mana
perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang
telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari
suatu saham preferen.
Penilaian Obligasi
Obligasi adalah sekuritas yang menunjukan utang perusahaan yang mengeluarkan obligasi
tersebut. Obligasi termasuk utang jangka jangka panjang yaitu utang yang jangka waktu
penembaliannya lebih dari satu tahun. Obligasi punya nilai nominal/ pari yaitu nilai yang
tertera pada kertas obligasi tersebut sampai jatuh tempo, yaitu tanggal ditetapkan yang pada
tanggal tesebut, nilai pari obligasi harus dilunasi.
Pendekatan nilai untuk penilaian sekuritas jangka panjang adalah dengan menghitung nilai
intrinsic suatu surat berharga yaitu dengan menggunakan nilai sekarang dari aliran-aliran kas
masa yang akan datang.
Penilaian obligasi meliputi perhitungan nilai sekarang (kapitalisasi) aliran kas yang dijanjikan
oleh obligasiyang bersangkutan. Penilaian jenis-jenis obligasi :
• Perpeptual Bond
• Non Zero Coupon Bond
• Zero Coupon Bond
• Bunga tiap 6 bulan
8. Penilaian Saham
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas,
salah satunya saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan
oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Dua macam penilaian saham:
1. Saham Preferen
2. Saham Biasa
Saham Preferen adalah campuran yang dalam berbagai hal sangat mirip dengan obligasi
dan dalam hal lain mirip dengan saham biasa. Deviden saham preferen mirip dengan
pembayaran bunga obligasi karena jumlahnya tetap dan umumnya harus dibayar lebih dahulu
sebelum deviden saham biasa. Saham preferen mirip dengan saham biasa dalamhal tidak
mempunyai tanggal jatuh tempo dan tidak bias tembus karena bersifat abadi atau perpeptuitas.
Saham biasa menunjukan kepemilikan dalam suatu perusahaan (PT) tapi bagi investor tertentu
selembar saham biasa hanya selembar kertas yang di bedakan dengan 2 ciri :
• Ia memberi hak pada pemiliknya atas deviden tetapi hanya jika perusahaan memiliki laba
yang merupakan sumber dana bagi pembayaran deviden dan jika manajemen memilih
membayar deviden dari pada manehan seluruh laba.
• Saham dapat dijual pada suatu saat dikemudian hari dengan harapan harga lebih tinggi
daripada harga belinya.
9. BAB III
Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi :
Neraca
Laporan laba rugi komprehensif
Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus
kas atau laporan arus dana
Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran
kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai
unsur neraca.
Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan
Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan
(bahasa Inggris: financial reporting) dan laporan keuangan
(bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan
dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain
lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah
atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk
PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting
Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian
10. informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (bahasa
Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report)
Pemakai Laporan Keuangan
Investor
Karyawan
Pemberi Pinjaman
Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
Pelanggan
Pemerintah
Masyarakat
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa
Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau
menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
11. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta
istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;
Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna;
Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material;
Dapat diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan
keuangan pada periode sebelumnya
Menilai kinerja perusahaan
Menilai kinerja perusahaan menjadi tugas penting bagi para pemimpin organisasi
perusahaan. Penilaian kinerja secara periodik memungkinkan pemimpin organisasi
perusahaan mengetahui posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan target atau sasaran
yang telah ditetapkan misalnya, atau dibandingkan dengan pesaing dan rata-rata industri.
Dengan mengetahui pencapaian sasaran dan posisi perusahaan, maka pemimpin organisasi
perusahaan dapat melakukan improvement untuk mencapai level yang diinginkan.
Dalam persepektif balanced scorecard, perusahaan mengukur kinerja financial dan non
financial. Setiap perusahaan memiliki indikator ukuran kinerja yang mungkin berbeda-
beda. Perusahaan mengembangkan berbagai ukuran kinerja sesuai dengan strategi perusahaan
masing-masing.
12. Contoh indikator kinerja untuk perusahaan hotel dengan menggunakan perspektif balanced
scorecared, perusahaan mengembangkan berbagai indikator kinerja sebagai berikut:
1. Perspektif finansial: harga saham, net income, return on sales, return on investment,
residual income, dan economic value-added.
2. Perspektif pelanggan: market share di berbagai lokasi/wilayah, customer satisfaction,
brand image, dan average number of repeat visits.
3. Perspektif proses-bisnis-internal: customer–service time, waktu yang diperlukan untuk
reservasi, check in, restaurant services, tingkat kebersihan hotel dan ruangan, kualitas
restauran, waktu yang diperlukan untuk membersihkan ruangan, pengurangan limbah
dan penurunan konsumsi energi dan air, jumlah layanan baru untuk pelanggan
(wirelessInternet, video games, dan lain-lain).
4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: tingkat pendidikan dan ketrampilan
pekerja, tingkat turnover pekerja, jumlah pelatihan, pencapaian standar ISO, dan lain-
lain.
Dalam kerangka kerja balanced scorecard, kinerja financial merupakan hasil dari proses
pencapaian kinerja non financial. Balanced scorecard memberikan panduan strategy map,
peta perjalanan dan peta strategi yang akan dieksekusi oleh pemimpin organisasi perusahaan
sesuai dengan misi dan visi organisasi.
Kerangka kerja balanced scorecared memungkinkan pemimpin organisasi perusahaan
memperoleh gambaran rasional faktor-faktor kunci dalam mencapai kinerja keuangan
perusahaan.
Kinerja keuangan sangat ditentukan oleh bagaimana para pemimpin organisasi perusahaan
mengelola organisasi dan kompetensi modal manusianya. Pengelolaan organisasi dan
kompetensi modal manusia yang baik memungkinkan perusahaan dapat memberikan kualitas
pelayanan yang prima, sehingga pelanggan puas dan loyal. Pelanggan yang puas dan loyal
merupakan kunci sukses untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
13. Perspektif Analisis
Pengukuran kinerja perusahaan, selain dilihat dari perspektif kinerja financial dan non
financial, juga dapat dilihat dari perspektif kepentingan atau tujuan analisisnya. Dalam hal
ini, kita dapat membedakan perspektif eksternal dan internal.
Pengukuran kinerja dari perspektif eksternal, terutama dilakukan oleh investor ekuitas dan
kreditor. Dari perspektif ini, tujuan analisis kinerja keuangan perusahaan terutama
dimaksudkan untuk valuation, yaitu menilai prospek dan risiko perusahaan yang tercermin
dari present valueharga saham dan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Dengan mengetahui present value harga saham, maka para investor dan kreditor dapat
mengambil keputusan atas investasi pada perusahaan tersebut. Keputusan ini dapat
berupa: hold, buy, atau sell atas kepemilikan saham pada perusahaan tersebut.
Dalam melakukan valuation mensyaratkan data prospek cash-inflow perusahaan dalam
beberapa tahun kedepan, misalnya 5 s.d 7 tahun kedepan. Analis perlu melakukan konstruksi
dan analisis prospektif untuk menghasilkan proyeksi laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi komprehensif, dan laporan arus kas.
Dari informasi proyeksi laporan keuangan ini dapat diperloleh informasi estimasi net
profit dan book values of equity untuk menghitung residual income yang diperlukan dalam
mengestimasi current stock price.
Sementara itu, dari perspektif internal analisis kinerja perusahaan dimaksudkan untuk
mengevaluasi kinerja unit bisnis atau divisi dalam suatu organisasi perusahaan.
Evaluasi kinerja unit bisnis dilakukan untuk memperoleh gambaran kontribusi setiap unit
bisnis terhadap profitabilitas dan value creation perusahaan secara keseluruhan.
Pengukuran kinerja unit bisnis sangat diperlukan dalam konteks sistem pengendalian
manajemen, terutama pada organisasi yang menerapkan desentralisasi pusat-pusat
responsibility (responsibility centers). Dalam desain sistem pengendalian manajemen,
perusahaan menetapkan responsibility center berupa: revenue center, cost center, profit center,
dan investment center.
14. Pada unit organisasi atau divisi yang diposisikan sebagai revenue center, manajer
divisi revenuecenter memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pencapaian target
pendapatan sesuai yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Oleh karena itu, pengukuran
kinerja divisi revenuecenter ditetapkan dengan KPI: pencapaian target pendapatan, market
share, akuisisi pelanggan, dan sebagainya, yang terkait dengan kinerja pencapaian
pendapatan.
Divisi cost center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam penggunaan biaya untuk
menjalankan suatu fungsi organisasi support, seperti divisi akuntansi,
ICT, human capital services, purchasing, dan lain-lain. Pada divisi costcenter, penetapan KPI
misalnya: cost effective, efisiensi biaya, target cost reduction, dan sebagainya.
Divisi profit center peran dalam pencapaian profit, oleh karena itu manajer divisi ini memiliki
tanggung jawab dan kewenangan dalam pengelolaan kinerja pendapatan dan
biaya. Pengukuran kinerja divisi profit center misalnya, returnon sales dan profit margin.
Manajer divisi profit center tidak memiliki kewenangan dalam menetapkan berapa dan dari
mana sumber modal atau aset yang digunakan untuk menghasilkan profit.
Berbeda dengan divisi profit center, divisi investment center memiliki tanggung jawab dan
kewenangan dalam menetapkan sumber modal dan dari mana modal tersebut diperoleh. Oleh
karena itu, KPI divisi investment center dapat dikembangkan pada pengukuran kinerja
keuangan seperti return on assets, return on investment, residual income, dan economic value
added.
Menerapkan pengukuran kinerja perusahaan
Dalam menerapkan pengukuran kinerja perusahaan, beberapa hal penting yang perlu
dipahami oleh para pemimpin organisasi perusahaan adalah:
15. Pengukuran kinerja perusahaan perlu dikembangkan dari perspektif yang lebih luas,
baik perspekfit financial dan non financial. Penggunaan model balanced
scorecard dapat membantu untuk mengidentifikasi rasional strategy map, antara
kinerja finansial dan non finansial.
Pengukuran kinerja perusahaan perlu dipastikan untuk kepentingan apa analisis kinerja
perusahaan dilakukan, dalam hal ini pemimpin perusahaan dapat menganalisis kinerja
perusahaan dari perspekfit eksternal dan internal.
Pengukuran kinerja perusahaan perlu ditetapkan periode analisisnya, sehingga data
gathering dapat ditentukan dengan tepat. Sumber data misalnya laporan tahunan,
laporan manajamen, laporan divisi, dan sumber data eksternal.
Pemimpin organisasi perusahaan menetapkan target KPI dari setiap perspektif
financial dan non financial sesuai strategi perusahaan. Alignment setiap target KPI
divisi dengan divisi lain, target divisi dengan target korporat menjadi isu penting.
Kebijakan modal kerja
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana, seperti diketahui
bahwa sumber dana untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka
panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif mempunyai
konsekuensi dan keuntungan. Modal kerja pada dasarnya adalah dana yang masa
perputarannya berjangka pendek, tetapi karena ada dana (modal kerja) yang selalu harus ada
dalam perusahaan (modal kerja permanen), dimana dana tersebut harus ada dalam jangka
panjang, maka perlu kebijakan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh biaya
dana yang paling murah.
Kebijakan modal kerja yang bisa diambil oleh pihak perusahaan adalah:
Kebijakan Konservatif
Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh
dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya
dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini sering disebut dengan kebijakan
konservatif (hati-hati), sebab sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang
relatif lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali dimana
perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar.
16. Kebijakan Moderat
Pada kebijakan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya
kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Dimana aktiva yang
bersifat permanen, yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber
dana jangka panjang, dan aktivanya bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai
dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan pada prinsip matching principle
yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya
dana tersebut yang dibutuhkan perusahaan. Oleh karena itu kesulitan yang dihadapi adalah
memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang. Dalam
kebijakan akan muncul trade-off antara profitabilitas dan resiko
Kebijakan Agresif
Dalam kebijakan ini perusahaan, dimana kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana
jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar, sedangkan
trade-off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih besar.
17. BAB IV
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN
keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan
pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga panda penentuan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut.
Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana keuangan
diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian Perencanaan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada
sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi.
1. Analisis titik impas
Analisis titik impas ( breakeven analysis) adalah suatu metode untuk menentukan titik
di mana penjualan akan menutup biaya.
Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat impas
dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan keuntungan
Kegunaan titik impas :
1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya
operasi yang dibedakan dari biaya modal.
2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang berbeda-beda.
Unsur-unsur penting titik impas
1. Sifat biaya yang diasumsikan
Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan menjadi
dua kategori, yaitu:
Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak mengalami
perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh: Gaji administratif,
penyusutan, asuransi, sewa.
Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah karena
perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung, bahan langsung, komisi penjualan.
2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya
18. Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat tajam
ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian naik lagi
bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya seperti ini
dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap. Untuk menggunakan model titk impas dengan
menyesuaikan struktur biaya yang kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus
mengidentifikasi range jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur
perkiraan efek biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya
tetap dan biaya variabel.
Total pendapatan dan volume output
Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per unit
barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat operasi
perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.
Anggaran Kas
Aspek lain dari perencanaan keuangan adalah penganggaran kas (cash budgeting).
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu, perusahaan membutuhkan kas
sebagai bagian dari pada proses penganggaran atau peramalan. Mula-mula perusahaan
meramalkan penjualannya. Kemudian meramalkan kebutuhan aktiva tetap dan
persediaan yang diperlukan untuk mendukung tingkat penjualan yang diramalkan.
Setelah itu pembelian aktiva dan rencana pembayarannya disusun dalam skala waktu
berikut penentuan waktu penjualan dan penagihan piutang. Perusahaan umumnya
membuat ramalan untuk periode lima tahun dan ramalan itu digunakan untuk
perencanaan pengadaan aktiva tetap [anggaran barang modal (capital budgeting)].
Selanjutnya perusahaan menyusun anggaran tahunan untuk tahun yang akan datang di
mana penjualan dan pembelian persediaan diramalkan menurut basis bulanan, dan
bersama dengan itu direncanakan juga saat pembayaran pembelian aktiva tetap dan
persediaan. Informasi ini digabung dengan proyeksi saat penagihan piutang,
pembayaran pajak, tanggal pembayaran bunga dan dividen dan sebagainya. Semua
informasi tersebut diikhtisarkan dalam anggaran kas yang merupakan proyeksi arus
kas masuk dan keluar untuk suatu periode tertentu.
Pengendalian dalam Perusahaan dengan Multidivisi
Demi pertimbangan organisasi, umumnya perusahaan-perusahaan besar biasanya berasaskan
desentralisasi. Sebagai contoh, General Electric mempunyai divisi-divisi terpisah untuk
peralatan berat, peralatan ringan, transformator daya, generator dengan bahan bakar minyak
19. bumi, generator nuklir dan lain-lain. Setiap divisi dianggap sebagai pusat laba (profit center),
dan masing-masing merupakan investasi tersendiri, baik aktiva lancar maupun tetap, berikut
bagian pada aktiva umum perusahaan seperti laboratorium riset dan kantor pusat, di mana tiap
divisi harus menciptakan laba sendiri. Kantor pusat perusahaan atau staf pusat mengendalikan
bebagai divisi tersebut dengan sistem Du Pont yang diuraikan di bawah ini.
3. Analisis Keuangan dengan Sistem Du Pont
Sekarang ini analisis keuangan dengan sistem Du Pont telah diakui secara luas di
seluruh Amerika Serikat. Analisis terpadu ini mengelompokkan ratio-ratio aktivitas dan
marjin laba penjualan serta mengungkapkan bagaimana ratio-ratio tersebut berinteraksi dalam
menentukan profitabilitas harta perusahaan.
4. Memprakirakan Laporan Keuangan
Gambaran yang baik tentang operasi perusahaan diberikan oleh tiga laporan keuangan
kunci : neraca, perhitungan, rugi laba, dan laporan arus kas. Laporan arus kas dapat
diturunkan dari infomasi yang disajikan oleh ke dua laporan sebelumnya. Untuk memperoleh
perencanaan keuangan yang menyeluruh, digunakan sistem informasi manajemen yang
canggih serta program komputer yang lebih canggih yang disebut sebagai “expert system”.
Lagika dibelkang model perencanaan keuaangan ini dapat disampaikan oleh metodologi yang
tercakup dalam prakiraan laporan keuangan perusahaan. Dua pendekatan dasar yang dipakai
metode presentase penjualan dan metode regresi.
5. Metode Persentase Penjualan
Perputaran penjualan terhadap aktiva merupakan variabel pengendalian yang penting
dan mencerminkan proposisi yang secara fundamental penting dalam manejemen keuangan
bahwa volume penjualan perusahaan adalah p[rediktor yang baik untuk investasi yang
dibutuhkan dalam aktiva. Prakiraan penjualan, merupakan langkah pertama dalam
memprakirakan kebutuhan keuangan.
6. Memprakirakan Penjualan
Pemrakiraan penjualan adalah ilmu pengetahuan dan seni. Pemrakiraan penjualan bukan
pedoman utama para menejer keuangan, namun namun terinteraksi dengan menejer-menejer
dalam perusahaa yang memiliki tanggung jawab utama seperti pejabat pemasaran atau
20. perencanaan. Eksekutif puncak lainnya juga kemungkinan akan dilibatkan.
1. Pendekatan top-down (dari atas ke bawah)
Prakiraan perekonomian dunia.
Prakiraan perekonomian nasional.
Prakiraan volume penjualan dalam setiap industri dimana perusahaan menjual
produk-produk. Prakiraan pangsa pasar perusahaan dalam setiap industri dimana
perusahaan ikut serta. Trtanslasikan prakiraan pangsa pasar menjadi prakiraan
penjualan untuk perusahaan.
2. Pendekatan bottom-up (dari bawah ke atas)
Minta agar setiap segmen perusahaan menganalisis trend dalam pola penjualan.
Pertimabangan perbuatan iklan dan program promosi lainnya yang dapat mempengaruhi
tingkat penjualan.Setiap segmen perusahaan membuat prakiraan untuk area pasar produknya.
Prakiraan segmen tersebut diagregasikan menjadi prakiraan yang menyeluruh untuk
perusahaan. Sekarang dua prakiraan penjualan, satu berdasarkan trend perekonomian dan
industri yang menyeluruh , berdasarkan prakiraan para menejer yang “dekat dengan pasar”.
Interaksi dan diskusi yang berulang-ulang anatarta para menejer yang bertanggung jawab atas
prakiraan top-down dan yang bertanggung jawab atas perkiraan bottom-up menghasilkan
prakiraan konsensus. Prakiraan konsensus dan prakiraan-prakiraan penjualan konsensus
berikutnya menjadi premis perencanaan dasar bagi perusahaan dan banyak kegiatannya,
termasuk tanggung jawab anatara para menenjer keuangan.
21. BAB VI
Pengelolaan kas
Kas:
Merupakan aktiva yang tidak menghasilkan laba.
Tujuan pengelolaan kas agar jumlah kas ditekan sampai jumlah minimum yang diperlukan
untuk menjalankan usaha, untuk itu lamanya keterikatan kas pada operasional diusahakan
minimum.
Aliran Kas
Aliran kas keluar (Cash outflow)
Aliran kas masuk (Cash inflow)
Sifat aliran kas
– Terus menerus (continue)
– Tidak terus menerus (intermitten)
Motivasi Memegang Kas (keyne)
– Motif transaksi
– Motif berjaga-jaga
22. – Motif spekulasi
Manajemen Kas
Tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas:
– Mempercepat pemasukan kas
– Memperlambat pengeluaran kas
– Memelihara saldo kas yang optimal.
Kas yang efisien, penyediaan jumlah kas yang aman
– Pengadaan kas dengan cepat
– Investasi kas dalam investasi jangka pendek untuk menghasilkan penghasilan yang layak
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
persediaan kas minimal
Pertimbangan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar
Penyimpanan terhadap aliran kas yang diperkirakan
Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank
Budget Kas
estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang”
23. Penyusunan budget kas:
> Perusahaan akan mengetahui dalam kondisi defisit atau surplus kas.
> Periode penyusunan dalam bulanan atau kuartalan
Pembagiannya:
– Estimasi penerimaan kas
– Estimasi pengeluaran kas
Maksud dari Penyusunan Budget Kas
Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan
Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasinya perusahaan
Saat-saat kapan kredit dibayar kembali
Model Konversi kas
Adalah suatu metode untuk menentukan jumlah kas yang optimal seta menyeimbangkan
antara biaya relevan dan manfaat memegang uang dengan investasi pada sekuritas.
The Baumol Model
adalah pendekatan sederhana untuk menentukan jumlah sekuritas yang ideal untuk dikonversi
ke kas dengan mempertimbangkan biaya konversi dari sekuritas ke uang kas, kebutuhan akan
uang tunai, dan peluang pendapatan bunga yang hilang bila sekuritas di konversi ke uang kas.
24. BAB VII
PENGELOLAAN KREDIT
1. Pengertian Pengelolaan Kredit
Pengelolaan Kredit adalah pengelolaan piutang yang timbul dari transaksi penjualan
barang dengan pembayaran kredit.
2. Kegiatan Bagian Kredit
* Identifikasi Pelanggan
Bertujuan agar penjualan kredit dilakukan kepada pembeli yang tepat, baik tingkat
bonafiditasnya maupun batas maksimal kredit yang diterimanya. Data yang diperlukan yaitu
lamanya menjadi pelanggan perusahaan, besarnya kredit maksimal yang pernah diberikan,
kelancaran pengembalian krdit pada periode-periode yang lalu, status kredit yang sedang
berjalan, dan kondisi perusahaan pelanggan yang sedang berjalan (data ekstern).
* Analisa Kelayakan Kredit
Merupakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang relevan dengan tingkat
kemampuan pengembalian kredit dan bonafiiditas pelanggan yang mengajukan order kepada
perusahaan.
* Penilaian Kelayakan Kredit
- Character : watak atau karakteristik dari calon debitor.
- Capacity : kemampuan calon debitor dalam menjalankan usahanya.
25. - Capital : modal yang dimilki calon debitor.
- Condition of Economy : kondisi ekonomi calon debitor yang dapat mempengaruhi
usahanya.
- Collateral : jaminan dalam bentuk harta yang dimiliki oleh calon debitor.
* Penentuan Besarnya Kredit
Merupakan besarnya kredit yang diperkirakan tepat diberikan kepada pelanggan
dipandang dari kepentingan pengamanan piutang.
3. Dokumen - Dokumen Yang Diperlukan
* Daftar Order Penjualan
Berisi tentang nama pengirim order, besarnya order dan kredit yang diberikan.
* Daftar Pelanggan
Berisi tentang data-data dari para pelanggan dan tingkat kebonafiditas dari masing-
masing pelanggan.
Pengelolaan Persediaan
Pengertian Persediaan merupakan bagia utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya
biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Ini juga merupakn faktor
penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Hampir disetiap perusahaan
memiliki persediaan, perbedaan untuk masing-masing perusahaan tersebut dalah jenis
persediaannya.
26. Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya. Tapi
tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanayak-banyaknya. Persediaan
yang tinggi memungkinkan perusahaan bisa memenuhi permintaan pelanggan yang
mendadak, tapi persediann yang tinggi akan menyebabkan penrusahaan harus menyediakan
dana untuk modal kerja yang besar pula.
Unuk mempredisikan permintaan secara tepat memang sangat sulit, oleh karena itu perlu
direncanakan sedemikian agar persediaan tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu sedikit.
Pengelolaan Persediaan
1. Pengertian
Persediaan merupakan bagia utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya
persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Ini juga merupakn faktor penting
dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Hampir disetiap perusahaan memiliki
persediaan, perbedaan untuk masing-masing perusahaan tersebut dalah jenis persediaannya.
Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya. Tapi
tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanayak-banyaknya. Persediaan
yang tinggi memungkinkan perusahaan bisa memenuhi permintaan pelanggan yang
mendadak, tapi persediann yang tinggi akan menyebabkan penrusahaan harus menyediakan
dana untuk modal kerja yang besar pula.
Unuk mempredisikan permintaan secara tepat memang sangat sulit, oleh karena itu perlu
direncanakan sedemikian agar persediaan tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu sedikit.
1. Biaya persediaan
Dalam pengelolaan persediaan bahan baku ini akan muncul dua jenis biaya yang
dipertimbankan untuk menetukan jumlah persediaan yang paling optimal. Yaitu Biaya pesan
(ordering cost) dan biaya simpan (carrying cost).
1. Biaya pesan yaitu biaya yang timbul sebagai akibat pemesanan. Biaya ini besarnya
bergantung dari frekuensi pemesanan, ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus
27. Biaya pesan = R/Q x O
R=bahan baku yang dibutuhkan
Q=pembelian bahan baku (unit)
O=biaya pemesanan
2. Biaya simpan yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untu menyimpan persediaan
selama period tertentu agar bahan baku yang disimpan kualiatasnya sesuai dengan yang
diinginkan. Dengan asumsi tingkat pemakaian bahan baku konstan, maka biaya simpan
dapat dihitung dari rata-rata bahan baku yang disimpan.bila bahan baku yang dipesan setiap
kali pesan sebesar Q unit, maka rata-rata biaya simpan adalah sebesar = Q/2
Apabila biaya simpan sebesar C rupih dari rata-rata bahan yang disimpan, maka biaya simpan
bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Biaya simpan=Q/2 x C
1. Economical order quantity
Prusahaan tentu akan berushaan menekan biaya seminimal mungkin agar keuntungan yang
diperoleh menjadi lebih besar, demikian juga dengan manajemen persediaan, selalu
mengupayakan agar biaya persediaan menjadi minimal. EOQ adalah jumlah kuantitas bahan
yang dibeli pada setiap kali pembelian dengan biaya yang paling minimal.EOQ tercapai pada
saat biaya pesan sama dengan biaya simpan.
1. Reorder Point
Setelah jumlah bahan yang dibeli dengan biaya minimal ditentukan, masalah selanjutnya yng
muncul adalah kapan perusahan harus memesan kembali agar perusahan tidak sampai
kehabisan bahan. Titik dimana perusahaan harus memesan kembali agar kedatangan bahan
baku yang dipesan tepat pada saat persediaan bahan diatas safety stock sama dengan Nol
disebut Reorder point. Yang perlu diprhatikan dalam mementukan reorder point adalah :
Kebutuhan bahan baku selama tenggang waktu menunggu atau masa lead time
Besarnya safety stock.
1. PENGARUH DISKON PADA EOQ
28. Dalam menghitung besarnya pemesanan pada analisis EOQ belum memasukkan unsure
harga dari bahan itu sendiri karena telah diasumsikan bahwa harga dianggap konstan selama
setahun, sehingga tidak relevan untuk dimasukkan. Bila pelanggan membeli dalam jumlah
besar akan diberikan diskon (quantity discount), sebagai insentif bagi perusahaan yang
membeli dalam jumlah besar. Oleh karena itu bila ada syarat diskon harga bila membeli
dalam jumlah tertentu, maka unsure harga menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan
dalam analisis EOQ.
1. CONTOH SOAL
Perusahaan BALTIKA dalam setahun membutuhkan bahan baku sebesar 100.000 unit dengan
harga Rp.1.000,- per unitnya. Biaya pesanan setiap kali melakukan pemesanan
sebesar Rp.100.000,- dan biaya simpan 20% dari rat-rata nilai persediaan. Pada saat ini
perusahaan mempunyai gudang yang terbatas kapasitasnya, sehingga hanya bisa menyimpan
maksimum 8.000 unit. Untuk meningkatkan kapasitas gudang menjadi 10.000 unit
membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp.1.500.000,-. Apabila biaya modal untuk menambah
kapasitas tersebut adalah 20%, apakah sebaiknya gudang tersebut diperluas?
Diketahui :
R = 100.000 unit
O = Rp. 1.000,-/ unit
C = (20%Rp. 1.000,-) = Rp. 200,-
Harga = Rp. 1.000,-/ unit
Ditanya : apakah sebaiknya gudang tersebut diperluas?
Jawab :
Jumlah pembelian yang paling ekonomis adalah
EOQ =
Jumlah pembelian yang ekonomis sebesar 10.000 unit berarti kapasitas gudang tidak
mencukupi, karena hanya mampu menampung 8.000 unit. Dengan demikian perlu
dipertimbangkan untuk memperluas gudang sampai kapasitas 10.000 unit, yang memerlukan
biaya Rp.1.000.000,- dengan modal 20%.
29. Alternatif 1. Tidak memperluas gudang, sehingga pemnelian hanya sesuai kapasitas gudang
yakni 8.000 unit.
Biaya pesan 1 tahun = 100.000 / 8.000 x Rp. 100.000,- = Rp. 1.250.000,-
Biaya simpan 1 tahun = 8.000 / 2 x (Rp. 1.000 x 20%) = Rp. 800.000,-
Total biaya = Rp. 2.050.000,-
Alternatif 2 memperluas gudang agar kapasitas mencapai 10.000 unit sesuai dengan
pembelian ekonomis.
Biaya pesan 1 tahun = 100.000/10.000 x Rp. 100.000,- = Rp. 1.000.000,-
Biaya simpan 1 tahun = 10.000/2 (Rp. 1.000 x 20%) = Rp. 1.000.000,-
Biaya modal investasi = 20% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 200.000,-
Total biaya = Rp. 2.200.000,-
30. BAB VIII
Pembiayaan Jangka Pendek
A. Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing)
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous
financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua
sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih
harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum
dilakukan). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu
sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai
agunan.
Sumber dana jangka pendek :
a. Tanpa jaminan : kredit dagang
b. Dengan jaminan : kredit bank
Bentuk jaminan :
a. Surat berharga
b. Piutang
c. Persediaan
31. Sumber pembelanjaan untuk piutang dagang diantaranya factoring, pledge of accounts receiveable, dan
banker’s acceptance facility.
a. Factoring
Adalah cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang dimiliki perusahaan kepada
lembaga keuangan nonbank (faktor).
Penjuaan dilakukan dengan hak regres (with recourse) yaitu si pembeli surat piutang (faktor)
dapat menuntut si penjual untuk membayar seandainya factor tidak dapat menagih piutangnya
dari pihak yang berutang , tanpa hak regres (without recourse) yaitu risiko atas tidak
tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya menjadi tanggung jawab si faktor.
b. Pledge of accounts receiveable
Perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat memperoleh dana dari lembaga keuangan
nonbank dengan hak regres.
Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk mengikat perjanjian dengan suatu ikatan yang
disebut jaminan gadai.
c. Banker’s acceptance facility
Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran dalam bentuk banker’s LC(letter
of credit). Sumber pembelanjaan untuk persediaan adalah blanket inventory lien, trust receipts, dan field
warehouse financing.
B. Tipe Pendanaan Jangka Pendek :
1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat
kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang dan utang akrual.
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya
tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang diperoleh dari bank.
C. Pendanaan Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber pendanaanpun ikut
berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : utang dagang rekening-
32. rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena
perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar
setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit
D. Pendanaan Tidak Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana,
perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber
dana tidak spontan antara lain :
1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90) hari tanpa jaminan yang
dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke investor. Biasannya hanya perusahaan besar yang bisa
mengeluarkan commersial paper.
2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank
ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini,
dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon
(batas atas pinjaman)
3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai
piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo
untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.
4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai
jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan
perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi
pinjaman.
5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk
memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan
akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam presetase tertentu dari
nilai persediaan yang dijaminkan.
6. Akseptasi Bank
33. 7. Report
E. Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan
menggunakan kerangka :
• Strategi pendanaan secara keseluruhan
• Biaya
• Kerersediaan
• Fleksibilitas
SUMBER-SUMBER PINJAMAN JANGKA PENDEK TANPA JAMINAN
Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha biasanya terdiri dari bank
loan dan commercial papers.
Pinjaman Bank (bank loans)
Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan
untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman jangka pendek
tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat kebutuhan modal
meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi kas secara cepat (likuid)
sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat diperoleh dengan
sendirinya.
Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates)
Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga:
a. Collect basis
Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur membayar bunga
Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian, tingkat bunga efektifnya:
(Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%.
34. b. Discount basis
Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta terlebih
dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat bunga efektifnya adalah:
(Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
c. Add-on basis
Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara angsuran (misalnya
per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar:
{Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-.
Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time value of
money:
12 9.583.000
100.000.000 = Σ
t = 1 (1 + i) 12
dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan demikian,
tingkat bunga per tahun sekitar:
(1 + 0.022)12 – 1 = 29,84%
Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah:
1. Prime rate of interest
Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi terbaik kepada
debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi.
2. Fixed rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread (margin) dan
berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit.
35. 3. Floating-rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread (margin) dan
berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh tempo.
Contoh:
Jumlah kredit $ 10,000
Bunga 1 tahun $ 1,000
Berapa effective annual rate:
Apabila bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% = 10,0%. Apabila bunga
dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)?
{$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1%
Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak diaplikasikan,
yaitu:
1. Single payment notes
Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas pada saat jatuh
tempo.
2. Compensating balances
Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai 20% dari jumlah limit
kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya administrasi kredit lainnya.
Contoh:
Limit kredit $1,000,000
Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun.
Compensating balances 20% atau $200,000
Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah: ($100,000/$800,000) x 100% =
12.50% (bukan 10%)
36. 3. Annual clean-up
Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian, bank sering meminta
adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo “nihil” pada hari-hari tertentu pada tahun
masih berlakunya masa pinjaman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya penyalahgunaan tujuan
kredit, misalnya kredit berjangka pendek digunakan untuk kredit jangka panjang.
B. Sumber Dana Jangka Pendek
Berdasarkan spontan tidaknya suatu pendanaan, maka pendanaan jangka pendek dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Pendanaan spontan. Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas
perusahaan berubah.
2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi. Pendanaan ini mengharuskan perusahaan untuk melakukan
negosiasi untuk menambah atau mengurangi dana yang dipergunakan oleh perusahaan. Sumber
pendanaan ini biasanya berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka pendek