Dokumen tersebut membahas tentang konseling genetik dan penilaian risiko kanker berdasarkan riwayat keluarga, termasuk menentukan kemungkinan penyakit genetik muncul kembali. Dibahas pula diagnosis kanker berdasarkan genom dan molekuler.
1. Cancer genetic and genomics,
risk assessment, and genetic
counseling
Dr. dr. Mitayani, M.Si. Med.
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah kuliah, mahasiswa diharapkan mampu memahami:
• Riwayat keluarga dalam perhitungan risiko
• Konseling genetik dalam praktik klinis
• Menentukan recurrence risk
• Diagnosis berbasis genom dan molekuler
3. Family history in risk assessment
• Pola pewarisan penyakit menurut Mendell: autosomal dominant,
autosomal recessive, x-linked
• Ingat kembali materi pedigree dan cara menghitung risiko munculnya
penyakit genetik di setiap kehamilan!
• Contoh: Hereditary nonpolyposis colorectal cancer; autosomal
dominant.
4. Bagaimana hubungan antara genetik dan
kanker?
• Semua penyakit kanker adalah penyakit genetik.
• Kanker terjadi karena adanya satu atau lebih sel di organ yang
mengalami mutasi genetik sehingga sel tumbuh tidak terkontrol.
• Beberapa kanker bersifat diturunkan (herediter) karena adanya
mutasi pada sel gamet. Contoh: mutasi di gen BRCA1 dan BRCA2 yang
meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, ovarium, prostat dan
pankreas dalam keluarga.
5. Bagaimana hubungan antara genetik dan
kanker?
• Beberapa kanker tidak memiliki mutasi genetik yang diwarisi dari
orang tuanya.
• Kanker seperti itu merupakan kanker dapatan, akibat mutasi yang
berkembang spontan pada seseorang selama hidupnya.
• Kanker dapatan terjadi akibat mutasi sel somatik sehingga hanya
terjadi pada sel tertentu.
7. PROTO-ONKOGEN VS ONKOGEN
• Proto-onkogen adalah gen yang mengontrol pertumbuhan sel normal.
• Proto-onkogen yang mengalami mutasi akan menjadi ONKOGEN.
• Onkogen menyebabkan peningkatan ekspresi protein sehingga
pembelahan sel meningkat, diferensiasi sel meningkat, dan kematian
sel dihambat.
• Onkogen menjadi target dari obat kanker.
8. BAGAIMANA CARANYA PROTO-ONKOGEN
MENJADI ONKOGEN?
• Mutasi titik, delesi, atau insersi DNA yang menyebabkan produk gen
menjadi hiperaktif.
• Mutasi titik, delesi, atau insersi DNA pada bagian promoter gen yang
menyebabkan peningkatan transkripsi.
• Translokasi kromosom yang menyebabkan peningkatan ekspresi
produk gen.
11. KONSELING GENETIKA
• National Society of Genetic Counselors definition for genetic
counseling (2005)
“Genetic counseling is the process of helping people understand and
adapt to the medical, psychological, and familial implications of the
genetic contributions to disease. This process integrates:
• Interpretation of family and medical histories to assess the chance
of disease occurrence or recurrence.
• Education about inheritance, testing, management, prevention,
resources and research.
• Counseling to promote informed choices and adaptation to the risk
or condition.”
12. Langkah-langkah melakukan konseling genetik
• Melakukan anamnesis terkait sejarah keluarga
• Membuat pedigree keluarga
• Pemeriksaan fisik dan penunjang
• Menegakkan diagnosis
• Menganjurkan tatalaksana terbaik dengan implikasi etik terkecil
• Memaparkan prognosis dan kemungkinan pengulangan
• Menginformasikan adanya pilihan-pilihan pencegahan kelainan
genetik seperti prenatal diagnosis.
13. Cara konseling genetik
• Directive counselling
Konselor genetik tidak hanya memaparkan fakta-fakta medis dan
pilihan-pilihan yang ada namun ikut terlibat secara aktif dalam
pengambilan keputusan oleh pasien.
• Non-directive counselling
Konselor genetik hanya memaparkan fakta-fakta medis dan pilihan-
pilihan yang ada. Keputusan diserahkan sepenuhnya pada pasien dan
keluarga.
14. INDIKASI KONSELING GENETIK
• Malformasi kongenital
• Retardasi mental
• Kelainan saraf dan atau otot
• Thalassemia
• Genitalia ambigu (ambiguous genitalia)
• Displasia skeletal
• Tuli pada anak
• Sindrom penyakit genetik (Down, Patau, Edward, Prader-Willi, dll)
• Kelainan hemoglobin (hemoglobinopati)
• Haemophilia (kelainan pembekuan darah)
• Kanker dalam keluarga
• Pernikahan saudara dekat (consanguineous marriage)
• Usia ibu hamil yang sudah cukup lanjut
• Dll.
15. KERJA SAMA
• Dengan pemerintah, konselor genetik, pemuka agama, organisasi
sosial, tokoh adat, dan masyarakat sekitar
• Menggunakan komunikasi massa yang efektif muncul kesadaran
publik (public awareness) akan adanya kelainan genetik tersebut di
masyarakat.
16. Prinsip etika utama dalam proses konseling
genetik
• Autonomy: menghormati hak otonomi pasien untuk mendapatkan
informasi mengenai penyakitnya, hak pasien untuk menentukan
langkah yang akan ditempuhnya terkait penyakit genetiknya.
• Nonmaleficence: mengurangi kemungkinan timbulnya
bahaya/kerugian bagi pasien maupun keluarganya.
• Beneficence: mengambil langkah untuk menolong dan mencegah
terjadinya bahaya/kerugian bagi pasien dan keluarganya.
• Justice: konseling genetik akan diberikan bagi siapapun yang
membutuhkan secara adil, tanpa pilih kasih.
17. Prinsip etika dalam proses konseling genetik
• Selain itu juga ada prinsip etika kejujuran menyampaikan informasi
terkait kelainan genetik (veracity) dan menjaga rahasia pasien
(confidenciality).
18. RECURRENCE RISK
• the likelihood that a hereditary trait or disorder present in one family
member will occur again in other family members.
• However, it is different for cancer the chance that a cancer that has
been treated will recur.