Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Beberapa faktor tersebut adalah kelelahan kerja, pengawasan, rekan kerja, masa kerja, dan pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen tersebut juga memberikan saran untuk mengelola faktor-faktor tersebut agar d
1. UNSAFE ACTION DAN UNSAFE CONDITION
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. DIAN SURADI 201010800018
3. FINDY GITA 201010800362
2. DEREN HARSANTO 201010800116
4. FELIK YUSRIANDI 201010800035 5. FITRIA CLARA 201010800085
2. Dalam dunia K3 hanya dikenal dua jenis penyebab kecelakaan kerja, yakni Tindakan Tidak
Aman (unsafe act) dan Kondisi Tidak Aman (unsafe condition)
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tindakan tidak aman dipicu oleh perilaku pekerja secara sadar dan mandiri
Kondisi tidak aman umumnya dikarenakan sistem yang memang tidak tersedia (non-available)
atau diluar kendali dari diri pekerja
Persepsi yang positif dan pemahaman yang tepat terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada
pekerja merupakan unsur penentu kemajuan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja.
Pekerja cenderung melakukan tindakan tidak aman (unsafe action) dan berakibat kecelakaan kerja
apabila tingkat persepsi pekerja terhadap adanya bahaya/resiko di tempat kerja yang rendah.
3. Rumusan
Masalah
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tindakan
tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition)?
Tujuan
Untuk menganalisis tingkat
risiko pada pekerja agar
selalu selalu menerapkan
keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan SOP
yang ada.
1 2
Mengetahui faktor penyebab
timbulnya tindakan tidak
aman (unsafe action) dan
kondisi tidak aman (unsafe
condition).
4. BAB II Pembahasan
2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Konsep K3 pertama kali dimulai di Amerika Tahun 1911 dimana K3 sama sekali tidak
memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya. Kegagalan terjadi pada
saat terdapat pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja dan
perusahaan.
2.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja juga meliputi
penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja
yang manusiawi. Pendapat lain mengatakan Keselamatan (safety) meliputi: (1)
mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) dan (2)
kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang
tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)
5. 2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja
Tiga faktor utama (three main factor) dari teori yang sering digunakan yaitu:
a. Faktor Pekerjaan
1. Waktu kerja 2. Beban kerja 3. Penggunaan APD 4. Peralatan/mesin
b. Faktor Manusia
1. Usia 2. Lama kerja
3. Jenis
kepribadian
pekerja
4. Pengetahuan
5. Tindakan
tidak aman
(unsafe action)
c. Faktor Lingkungan
1. Kebisingan 2. Pencahayaan 3. Suhu 4. Faktor kimia 5. Radiasi
2.4 Ruang Lingkup K3
6. 2.5 Hubungan Usia dengan Kecelakaan Kerja
Tidak ada korelasi antara usia dengan kecelakaan kerja, dinyatakan dengan nilai pvalue = 0,594
yang berarti > 0,05 sehingga Ho diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa kecelakaan kerja dapat
dialami seseorang berapapun usianya
2.6 Hubungan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja
Mayoritas pekerja yang memiliki masa kerja ≥ 3 tahun pernah mengalami kecelakaan kerja lebih
banyak dari pekerja yang memiliki masa kerja < 3 tahun. Hasil uji chi-square pada nilai p-
value=0,004 (< 0,05) sehingga terdapat hubungan antara masa kerja dengan kecelakan kerja.
2.7 Hubungan Jam Kerja dengan Kecelakaan Kerja
Banyaknya responden yang pernah mengalami kecelakaan kerja dengan jam kerja >8 jam melebihi
banyaknya responden yang pernah mengalami kecelakaan kerja dengan jam kerja ≤8 jam. Hasil uji
chi-square menunjukkan nilai pvalue=0,747 yang berarti >0,05 sehingga Ho diterima atau tidak
terdapat hubungan antara jam kerja dengan kecelakan kerja.
2.8 Hubungan Pengetahuan K3 dengan Kecelakaan Kerja
Mayoritas responden yang pernah mengalami kecelakaan kerja memiliki tingkat pengetahuan
kurang dibandingkan dengan tingkat pengetahuan baik. Didapatkan hasil melalui uji chi-square
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan K3 terhadap kecelakaan kerja, hal tersebut
dibuktikan dengan nilai p-value=0,016 (<0,05).
7. 2.9 Unsafe Action
2.9.1 Pengertian
Unsafe Act atau tindakan tidak aman merupakan sebuah kegagalan (human failure)
dalam mengikuti persyaratan dan prosedur-prosedur kerja yang benar sehingga
menyebabkan terjadinya cedera (Kavinian, 1990)
2.9.2 Penyebab unsafe action
(1) Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, (2) Kurangnya pengetahuan, (3) Pemakaian
alat pelindung diri (APD) tidak sesuai aturan, dan (4) Stress fisik
2.9.3 Faktor-faktor unsafe action
(a) Masa kerja, (b) Pengetahuan kesehatan keselamatan kerja, (c) Kelelahan, dan (d)
Sikap
2.9.4 Akibat unsafe action
(a) Tidak hati-hati, (b) Tidak mematuhi peraturan, (c) Tidak mengikuti standar prosedur
kerja, (d) Tidak memakai alat pelindung diri, dan (e) Kondisi badan yang lemah
8. 2.10 Unsafe Condition
2.10.1 Pengertian
Unsafe Condition atau kondisi tidak aman adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak baik
atau kondisi peralatan kerja yang berbahaya (OSHA)
2.10.2 Penyebab unsafe condition
(1) Peralatan yang sudah tidak layak pakai, (2) Pengamanan gedung yang kurang standar,
(3) Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan, (4) Kondisi suhu yang
membahayakan, dan (5) Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya
2.10.3 Faktor-faktor unsafe condition
(a) Tempat kerja, (b) Bahan, dan (c) Peralatan
2.10.4 Bahaya: Faktor – faktor bahaya yang mengakibatkan kecelakaan
(1) Manusia, (2) Lingkungan, (3) Bahan, (4) Cara kerja, dan (5) Lingkungan kerja
2.10.5 Akibat unsafe condition
(1) Alat pelindung yang tidak efektif, (2) Alat yang tidak aman walau dibutuhkan, (3) Bahan-
bahan yang berbahaya, (4) Alat atau mesin yang tidak efektif, (5) Pakaian kerja yang tidak,
dan (6) Penerangan
9. 2.11 10 Cara Mengubah Unsafe Action Di Tempat Kerja
1 Berikan Penanda/Signage, Poster dan Alat Bantu Visual Lainnya
2 Gunakan Kekuatan Checklist
3 Mengintegrasikan Keselamatan dalam Training Rutin/Wajib
4 Dorong Pekerja agar Mau Memberikan Saran Keselamatan
5 Mengadakan Kuis Keselamatan
6 Manfaatkan Sumber Online
7 Ubah Cara Penyampaian Informasi Keselamatan
8 Bagikan Tips Keselamatan
9 Sertakan Pekerja dalam Presentasi Tentang Keselamatan
10 Meminta Saran
10. 2.12 Contoh Tindakan dan Kondisi Tidak Aman (Unsafe Action & Unsafe
Condition)
a. Unsafe Action
Ada Percampuran Bahan- Bahan Kimia
Buang Sampah Sembarangan Tempat
Bekerja Sembari Bercanda dan Bersenda Gurau.
Kerjakan Pekerjaan yang Tidak Sesuai sama
Dengan Skill/Ketrampilan
Tidak Melakukan Prosedur Kerja dengan Baik
b. Unsafe Condition
Tempat Kerja yang Tidak Penuhi
Standard/Prasyarat.
Alat Pelindung Diri yang Tidak Sesuai sama
dengan Standard yang Sudah di Tentukan.
Kebisingan di Tempat Kerja.
Saat kerja atau Jam Terbang yang Terlalu
berlebih.
11. 2.13 Kelelahan Kerja dengan Kejadian Unsafe Action
Adanya hubungan antara kelelahan kerja dengan kejadian unsafe action ini sejalan dengan teori
ILCI bahwa perilaku tidak aman terjadi karena adanya penyebab dasar (basic causes) dua hal
tersebut adalah faktor manusia yaitu stress fisik/fisiologis. Manajemen kelelahan kerja dapat
dilakukan dalam jangka waktu pendek dan panjang. Adapun pengukuran kelelahan kerja secara
objektif adalah pengukuran konsumsi oksigen, pengukuran denyut nadi, pengukuran kadar asam
laktat, dan pengukuran waktu reaksi.
2.14 Pengawasan dengan Kejadian Unsafe Action
Pengawasan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian unsafe action. Berdasarkan
konsep ILCI, pengawasan merupakan salah satu kontrol manajemen. Diperlukan kemampuan
teknik komunikasi yang baik bagi pengawas untuk dapat memberikan pengaruh pada perilaku/
tindakan yang aman bagi pekerja.
2.15 Rekan Kerja dengan Kejadian Unsafe Action
Adanya hubungan antara rekan kerja dan unsafe action sejalan dengan teori Birds and Germain,
dalam teori ini menjelaskan semua anggota yang terlibat dalam organisasi harus mampu
memberikan pengawasan terhadap jalannya operasi perusahaan. Rekan kerja dan pengawas yang
saling mendukung dan saling menghormati akan mengarah pada kepercayaan diri dan
meningkatkan kondisi psikologis dan menciptakan tindakan bekerja aman.
12. 2.16 Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Unsafe condition dalam penelitian ini disebabkan oleh beberapa hal seperti tumpukan barang di
tempat kerja, alat-alat kerja yang berserakan, tidak tersedianya APD, dll. Namun, walaupun kondisi
tempat kerja termasuk ke dalam kategori unsafe condition tinggi, hal tersebut tidak sepenuhnya
berpengaruh apabila pekerja dapat menerapkan upaya proteksi diri ketika bekerja.
2.17 Perilaku/Perbuatan Berbahaya (Unsafe Action)
a. Melakukan tindakan/ Menjalankan Peralatan tanpa mempunyai kewenangan
b. Menjalankan Pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya
c. Lalai menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) atau hanya berpura-pura
d. Mengangkat barang dengan cara yang salah
e. Mengangkut beban yang berlebihan
2.18 Perilaku/Perbuatan Berbahaya (Unsafe Condition)
a. Perlakukan yang Tidak Menyenangkan dari Atasan
b. Waktu kerja atau Jam Terbang yang Berlebihan
c. Kebisingan di Tempat Kerja
d. Alat Pelindung Diri yang Tidak Sesuai dengan Standar yang Telah Ditetapkan
e. Tempat Kerja yang Tidak Memenuhi Standar/Syarat
13. 2.19 Hasil Survey Pada Pekerja yang Pernah Mengalami Kecelakan Kerja
a. Melakukan tindakan/ Menjalankan Peralatan tanpa mempunyai kewenangan (11,76%)
b. Menjalankan peralatan dengan kecepatan yang tidak semestinya (13,73%)
c. Lalai menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) atau hanya berpura-pura (52,94%)
d. Membiarkan alat pengaman (K3) tidak berfungsi (17,65%)
e. Mengangkat barang dengan cara/posisi yang salah (56,86%)
2.20 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan tidak
aman. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Islami 2019).
Semakin rendah tingkat pengetahuan pekerja maka pekerja tersebut semakin berpeluang
untuk melakukan tindakan tidak aman di lingkungan kerja
14. Kesimpulan
• Hasil yang didapat berdasarkan kajian artikel yaitu ada tiga faktor yang berhubungan dengan
kejadian unsafe action yaitu kelelahan kerja, pengawasan dan rekan kerja.
• Unsafe condition dengan kecelakaan kerja tidak memiliki hubungan, sedangkan masa kerja,
pengetahuan K3 dan unsafe action dengan kecelakaan kerja memiliki hubungan.
Saran
• Bagi perusahaan terkait dengan kelelahan kerja dapat melakukan management kelelahan
kerja.
• Terkait pengawasan dapat meningkatan keahlian teknik komunikasi melalui pelatihan K3 bagi
pengawas dan program unsafe action report yang dapat meningkatkan peran aktif dan
awareness bekerja aman bagi pengawas dan seluruh pekerja.
• Terkait rekan kerja dapat melakukan kegiatan bincang santai terkait K3 yang melibatkan pihak
management dan pekerja guna meningkatkan hubungan interpersonal dan kenyamanan di
tempat kerja.
• Bagi pekerja dapat mengelola kelelahan kerja dengan baik seperti peningkatan kualitas tidur,
mengonsumsi makanan yang bergizi, perbanyak konsumsi air putih dan menjaga pola hidup
sehat.