3. Mengapa Kesehatan & Keselamatan Lingkungan Kerja
Perlu?
Health Of Environment
Menjaga Kesehatan
lingkungan Kerja
20 %
Assesment Of Environment
Melakukan penilaian
keadaan lingkungan
kerja
30 %
Health Of Employee
Menjaga Kesehatan &
Keselamatan karyawan
di lingkungan kerja
40 %
Control Of Environment
Melakukan Pengontrolan
lingkungan dengan pembuatan
NAB (Nilai Ambang Batas)
10 %
4. MENGAPA K3 ITU PERLU ?
Waktu Kerja
Mengatur waktu kerja sesuai
UU Ketenaga kerjaan
Kecelakaan Kerja
Meminimalisir kecelakaan
kerja yang terjadi di tempat
kerja
Perlindungan Terhadap
Penyakit
Melakukan pencegahan
terhadap penyakit dan
wabah menular
Mental
Meminimalisir pekerja dari
Penyakit mental
Ex : Strees, & Etc
Jasmani
Melindungi kesempurnaan
organ tubuh manusia
Kalori
Memenuhi asupan kalori
6. KEILMUAN K3
ACCIDENT PREVENTION
Suatu ilmu pengetahuan yang digunakan
dalam penerapan upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit, dll,
7. TUJUAN DAN FOKUS K3
FOKUS
Tujuan
Melindungi para
pekerja dan orang
lain di tempat
kerja
Menjamin agar
setiap sumber
produksi dapat
dipakai secara
aman dan efisien
Menjamin proses
produksi berjalan
lancar
FOKUS
Mencegah
Kecelakaan Kerja
Mencegah
Penyakit Akibat
Kerja
8. KESEHATAN & KESELAMATAN
Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)
Kemampuan untuk mengidentifikasikan
dan menghilangkan (mengontrol) resiko
yang tidak bisa diterima (the ability to
identify and eliminate unacceptable risks)
Keselamatan (Safety) Kesehatan (Health)
9. KECELAKAAN & PENYAKIT AKIBAT KERJA
Kecelakan Kerja
Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan merusak
proses yang telah diatur dari suatu aktivitas yang
dapat menimbul kan kerugian harta benda dan
korban manusia
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja baik
hubungan dengan manusia, mesin dan metode kerja
10. KECELAKAAN
FAKTOR LINGKUNGAN
KEGAGALAN MANAJEMEN
KERUGIAN
* NEGARA
* MASYARAKAT
* PERUSAHAAN
* PEKERJA
MATERI NON MATERI
LANGSUNG
* COST
* PROPERTI
* MARKET
TDK LANGSUNG
* SDM
* COMPANY IMAGE
SOSIAL
* KEMATIAN/CACAT
PSIKOLOG
* RASA AMAN
FAKTOR MANUSIA
FAKTOR SITUASIONAL
11. Defenisi Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja diartikan sebagai segala sesuatu yang berada
disekitar tenaga kerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi adalah faktor
pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja
Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik dan melebihi
toleransi manusia untuk menghadapinya tidak saja akan
menurunkan produktivitas kerja, tetapi juga akan menjadi
sebab terjadinya penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan,
cacat dan bahkan kematian
12. Siklus Pengelolaan
Lingkungan Kerja
Ada 5 komponen dalam siklus pengelolaan
lingkungan kerja :
1. Pengukuran dan pemantauan lingkungan
kerja
2. Penilaian mengenai apa arti dari ukuran-
ukuran/standar dari lingkungan kerja dan
dampaknya terhadap kesehatan tenaga
kerja
3. Menetapkan sasaran dalam proses
pengelolaan, dengan sasaran-sasaran ini
maka pengelolaan lingkungan kerja menjadi
efektif, efisien dan terintegrasi
4. Menyusun rencana pengelolaan lingkungan
kerja secara berkesinambungan guna
mencapai sasaran yang telah ditetapkan
5. Melaksanakan kegiatan pengendalian
lingkungan kerja dan kegiatan lainnya
(dengan inspeksi sanitasi )sebagai tindak
lanjut dari pengukuran dan pemantauan.
13. Diagram Siklus Pengelolaan Lingkungan Kerja
Pengukuran dan pemantauan
lingkungan kerja
01
Penilaian mengenai apa arti dari
ukuran /standar Pengukuran dan
dampaknya terhadap kesehatan
tenaga kerja
02
Penetapan sasaran
proses pengelolaan
03
Penyusunan rencana
Pengelolaan secara ber
kesinambungan
04
05
Melaksanakan pengendalian
lingkungan kerja dan kegiatan
lainnya Sebagai tindak lanjut hasil
pengukuran dan pemantauan
14. KERUGIAN BIAYA DARI KECELAKAAN KERJA
Rp 1 Juta
Biaya Kecelakaan Secara Langsung
Biaya Pengobatan & Perawatan
Biaya kompensasi (Asuransi)
Rp 5 - 50 Juta
Biaya kerusakan Alat
yang tidak dibukukan
dan diasuransikan
Biaya Tidak Langsung
Kerusakan Property
Kerusakan Produk & Material
Keterlambatan dan Ngangguan Produksi
Biaya Legal Hukum
Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas d
peralatan gawat darurat
Sewa Mesin Sementara
Rp 5 - 30 Juta
Biaya Lainya Yg
Tidak
Diasuransikan
Biaya Lainnya
Pembayaran Gaji Untuk Waktu Yang Hilang
Waktu Untuk Investigasi
Biaya Rekrutmen & Pelatihan
Biaya Lembur
Biaya Ekstra Pengawas
Kerugian Bisnis & Nama Baik
Waktu Untuk Administrasi
15. DATA LAPORAN KECELAKAAN KERJA YANG TERCATAT
Kematian / Kecelakaan
Serius
Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti
Nyaris Cidera
Perbuatan & Kondisi Tidak Aman
Medekati Bahaya
18. Sebelum memulai suatu
pekerjaan, harus dilakukan
Identifikasi Bahaya guna
mengetahui potensi bahaya
dalam setiap pekerjaan.
PRINSIP IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi Bahaya
dilakukan bersama
pengawas pekerjaan dan
Safety Departement.
Semua hasil identifikasi
Bahaya harus
didokumentasikandengan
baik dan dijadikansebagai
pedoman dalam melakukan
setiap kegiatan.
19. PENENTUAN FAKTOR RESIKO
Potensi Alat-
Alat Yang
Berbahaya
Lama Waktu
Pekerjaan
Pengalaman
dan keahlian
Karyawan
Sifat Pekerjaan
Lokasi
Pekerjaan
Potensi Bahaya
Di Tempat
Kerja
01
02
03
04
05
06
22. ANALISIS KECELAKAAN
Sumber
Kecelakaan
Incident
Contact
With
Energy
or
Substan
e
1. Mesin produksi
2. Penggerak mula dan pompa
3. Lift
4. Pesawat angkat.
5. Converyor
6. Pesawat angkut
7. Alat transmisi mekanik (rantai,
pulley, dll).
8. Perkakas kerja tangan
9. Pesawat uap dan bejana tekan
10.Peralatan listrik
11.Bahan kimia
12.Debu berbahaya
13.Radiasi dan bahan radioaktif
14.Faktor lingkungan
15.Bahan mudah terbakar dan benda
panas
16.Binatang
17.Permukaan lantai kerja
18.18. Lain-lain.
24. ANALISIS KECELAKAAN
Kondisi
Berbahaya
Immediate
Causes
1.Pengamanan yang tidak sempurna
2.Peralatan/bahan yang tidak
seharusnya
3.Kecacatan, ketidak sempurnaan
4.Prosedur yang tidak aman
5.Penerangan tidak sempurna
6.Iklim kerja yang tidak aman
7.Tekanan udara yang tidak aman
8.Getaran yang berbahaya
9.Pakaian, kelengkapan yang tidak
aman
10.Kejadian berbahaya lainnya
Substandard
Acts
Substandard
Conditions
25. ANALISIS KECELAKAAN
Tindakan
Berbahaya
Immediate
Causes
1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
4. Memakai peralatan yang tidak aman,
tanpa peralatan.
5. Melakukan Proses dengan tidak aman
6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman
7. Bekerja pada objek yang berputar atau
berbahaya
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu,
sembrono / berkelakar, mengagetkan dan
lain-lain.
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung
diri yang ditentukan.
10.Lain-lain.
Substandard
Acts
Substandard
Conditions
26. Faktor Lingkungan Kerja
Faktor Fisik
Kebisingan, pencahayaan, iklim
kerja ,getaran mekanis , radiasi
gelombang elektromagnetik baik
yang mengion maupun yang tidak
Faktor
1
Faktor Kimia
Gas, uap, debu, fume, kabut,
asap, cairan dan lain-lain
2
Faktor Biologis
Yang berasal dari tumbuhtumbuhan
maupun binatang misalnya virus, bakteri,
jamur, cacing, serangga
3
Faktor Fisikologis
Misalnya sikap dan cara kerja
, jam kerja dan istirahat
4
Faktor Mental Psikologi
Hubungan kerja,
suasana/ pekerjaan yang
monoton
5
27. Mengenal masalah Lingkungan Kerja
o Proses produksi,
o Bahan yang dipakai,
o Hasil produksi dan hasil hasil
samping,
o Faktor-faktor bahaya,
o Jumlah karyawan yang terpapar,
o Lamanya waktu pemaparan,
o Ketatarumahtanggaan
perusahaan,
o Alat pengendali yang telah ada,
o dan lain-lain
28. Indentifikasi Kesehatan Lingkungan Kerja
Keluhan – keluhan kesehatan
yang dirasakan karyawan
Hasil pemeriksaan kesehatan
Dari pengawas kesehatan dan
keselamatan kerja
Dari serikat pekerja
Majalah, jurnal dan surat kabar
Laporan penelitian
29. Manfaat Indetifikasi Lingkungan Kerja
Secara kualitatif dapat
segera diketahui adanya
bahaya faktor lingkungan
kerja dalam rangkaian
kegiatan proses.
1
Dapat dilakukan
pengukuran dengan
mudah, cepat dan tepat
pada lokasi yang
ditentukan.
2
Membantu mendiagnosa
suatu gejala / kasus yang
ditemui dalam hubungan
dengan pekerjaan.
3
30. Langkah –Langkah Evaluasi Lingkungan Kerja
Melakukan pengukuran untuk
mengetahui secara kualitatif dan
kuantitatif tingkat bahaya yang
terdapat dilingkungan kerja
secara direct reading ataupun
mengambil contoh / sampel untuk
dianalisa di laboratorium
1
2
Membandingkan hasil ukur atau
hasil analisa dengan standar yang
ada
31. Usaha – Usaha Pengendalian
Mechanism
Pengendalian secara mekanis
yaitu pengendalian pada
sumber bahaya dan jalan
transmisi atau penjalaran
kepada tenaga kerja
1
3
Equipment
Pengendalian dengan
Alat Pelindung Diri
2
Administratif
Pengendalian secara
adiministratif, yaitu
pengendalian untuk membatasi
pemaparan dengan rencana
kerja misalnya mengurangi
waktu kerja, pemeriksaan
kesehatan dan monitoring
lingkungan kerja.
32. Pengendalian Lingkungan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENERAPAN
METODE-METODE TEKNIS TERTENTU
UNTUK MENURUNKAN TINGKAT
BAHAYA LINGKUNGAN SAMPAI BATAS
YANG MASIH DITOLERIR OLEH
MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA.
BATAS YANG MASIH DITOLERIR
TERSEBUT ADALAH NILAI AMBANG
BATAS (NAB).
33. Nilai Ambang Batas (NAB)
NAB merupakan kadar yang dapat dihadapi oleh pekerja
tanpa menunjukkan gangguan kesehatan atau timbulnya
penyakit /kelainan dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu 8jam sehari atau 40 jam seminggunya
Dalam penerapannya , NAB bukan merupakan pemisah
antara batas aman dan bahaya, melainkan digu nakan
untuk kadar standar perbandingan, pedoman
perencanaan alat pengendali, substitusi bahan beracun
dengan bahan yang relatif tidak beracun, serta mem
bantu menentukan terjadinya gangguan kesehatan atau
penyakit akibat kerja.
34. Topik Pembahasan Lanjutan Lingkungan Kerja
NAB
Pelarut
Debu
Kebisingan
01
NAB
Radiasi
Gelombang
Elektromagnetik
Temperatur
02
Klasifikasi
Dermatitis
Cidera
Ergonomik
03
Control
Pengendalian
Bahaya
04