Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kecelakaan kerja di PT Samator Gas akibat ledakan tabung gas asetilin.
2. Ledakan tersebut menyebabkan kebakaran dan dua karyawan mengalami luka bakar.
3. Penyebab utamanya adalah kualitas tabung gas yang tidak layak dan tidak dilakukan pengecekan yang memadai.
2. Definisi/Pengertian
(K3) Menurut Para Ahli
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat
dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
Menurut Ridley, John
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Mangkunegara
3. Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3)
SECARA UMUM
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.
America Society of safety and
Engineering (ASSE)
K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan
untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada
kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja
4. PENGERTIAN K3 SECARA UMUM
Adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan,dan kesejahteraan manusia yang
bekerja disebuah institusi maupun lokasi proyek
dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja.
7. TUJUAN MENGEMBANGKAN DAN MENGAPLIKASIKAN
K3 DI PERUSAHAAN
1. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan
2. Melindungi pekerja atau karyawan dari
semua gangguan kesehatan
3. Meningkatkan produktifitas perusahaan
8. Pentingnya Menjalankan Program
Keselamatan Kerja
• Mencegah kerugian fisik dan finansial yang
bisa diderita karyawan.
• Mencegah terjadinya gangguan terhadap
produktivitas perusahaan.
• Menghemat biaya premi asuransi.
• Menghindari tuntutan hukum.
9. Contoh K3
• Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD).
• Penyediaan peralatan keselamatan dan
kesehatan kerja.
• Pelatihan keselamatan kerja.
• Asuransi.
• Fasilitas dan Sarana Kesehatan.
10. Macam-macam kecelakaan kerja
– Terjatuh
– Tertimpa benda
– Tertumbuk atau terkena benda-benda
– Terjepit oleh benda
– Pengaruh suhu tinggi
– Terkena arus listrik
– Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi
– Dan lain sebagainya
11. KECELAKAAN KERJA DAPAT MENYEBABKAN LIMA
KERUGIAN (5K)
1. KERUSAKAN
2. KEKACAUAN ORGANISASI/PERUSAHAAN
3. KELUHAN DAN KESEDIHAN
4. KELAINAN DAN CACAT
5. KEMATIAN
12. PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA ADA 2 FAKTOR
1. Faktor manusia
A Ketidaktahuan
B Kemampuan yang kurang
C Ketrampilan yang kurang
D Kurangnya konsentrasi
E Bermain-main
F Bekerja tanpa alat keselamatan/pelindung
G Mengmabil resiko yang tidak tepat
2. Faktor Lingkungan
A Tempat kerja yang tidak layak
B Kondisi perlatan yang berbahaya
C Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak
D Transportasi
13. Pencegahan Cedera dan Penyakit yang
Terkait dengan Pekerjaan
• Menyadarkan para karyawan mengenai
bahaya-bahaya yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka.
• Memasang alat-alat kontrol produksi.
• Menyusun prosedur-prosedur kerja yang
aman.
• Mendorong penggunaan alat-alat
pengaman/pelindung yang layak.
14. Fokus Program Keselamatan Kerja
• Program keselamatan kerja difokuskan pada dua aspek:
– Perilaku Kerja:
• Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
• Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
• Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
– Kondisi Kerja:
• Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang
aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman
15. UNDANG-UNDANG K3 YANG ADA DI INDONESIA
• Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang ini
mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja
dalam melaksanakan keselamatan kerja.
• Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Undang- Undang ini
menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun
yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala
• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang ini
mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai
dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
16. TANGGUNG JAWAB KARYAWAN TERHADAP K3
( KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA )
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12
dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan
K3 di tempat kerja.
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai
pengawas / keselamatan kerja.
2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain
oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
17. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14
yang mana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap
penerapan K3 antara lain :
1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
18. STUDY KASUS
PT SAMATOR GAS
Sebuah SGS ISO 9001:2000 Perusahaan terbesar di Indonesia dan memimpin
produksi gas industri, Samator Group merupakan perusahaan induk selama kira-
kira dua dekade dengan beberapa industri bisnis
PT Samator Gas Bambe, Driyorejo, Gresik, Jawa Timur, terbakar. Kobaran api
didahului bunyi ledakan hebat yang terjadi Sabtu (14/02) . Dua orang karyawan
mengalami luka bakar dan sudah dirawat di RS Siti KhatijahSepanjang.
19. Ledakan hebat tersebut terasa sampai radius 2 kilometer. Masyarakat panik dan
berusaha menyelamatkan diri dengan berhamburan keluar rumah.
Menurut pengakuan warga sekitar, ledakan seperti itu bukan yang pertama kali
sehingga warga desa Ngambar Bambe Driyorejo masih trauma.
Bahkan sebagian warga ada yang mengungsi.
Sementara itu, jajaran Polres Gresik yang langsung turun ke lokasi kejadian melalui
Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Polisi Sudibyo menjelaskan, polisi
berupaya mengumpulkan informasi dan bukti untuk mengetahui penyebab ledakan.
Lima orang karyawan yang saat itu bertugas diperiksa
20. Dugaan penyebab kebakaran berawal dari ledakan di unit produksi Asetilin
yang berada di bagian belakang pabrik. Tabung asetilin ini meledak karena
kualitasnya sudah tidak memenuhi syarat.
Ledakan dan terbakarnya PT Samator ini rupanya yang kali ketiga. Ledakan
pertama pada 1984 kemudian disusul 2002, dan terakhir sekarang ini (2004).
Warga Desa Driyorejo mengajukan tuntutan PT Samator Gas harus
memindahkan unit produksi secepatnya dari desa mereka
Sumber : Koran Tempo 2004
21. Analisis kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja , Penyebab utamanya
adalah kualitas tabung gas yang tidak layak terisi Acetyline (C2H2). Selain
itu yang menimbulkan tabung gas meledak karna ada percikan listrik atau
api sehingga membuat tabung gas yang bocor tersebut atau sudah tidak
layak tersebut terbakar dan meledak.
Faktor Penyebab Tabung Gas acetylene tidak layak sampai terisi gas
acetylene:
1. Kurangnya ketelitian dalam periksaan tabung gas kosong.
2. Karyawan tersebut mengabaikan SOP dalam penerimaan tabung gas
kosong
3. Tidak adanya alat pendektesi khusus apakah tabung tersebut layak isi
atau tidak.
4. Kurangnya pengawasan terhadap karyawan khususnya bagian
controlling sehingga melakukan kesalahan yang sama.
22. SOLUSI BILA TERJADI LEDAKAN GAS
1. Jangan kabur bila terjadi ledakan Gas , cepat jinakan atau
semprotkan apar atau co2 ke tabung gas yang meledak
tersebut agar tidak menimbulkan ledakan-ledakan yang lebih
besar lagi.
2. Cepat jauhkan benda-benda yang mudah terbakar, yang
berada di sekitarnya agar tidak menimbulkan kebakaran yang
lebih besar.
3. Gunakan helm pemadam dan sarung tangan saat
Memadamkan api.
4. Panggil tugas pemadam kebakaran.
23. UPAYA PENGENDALIAN DARI MANAJEMEN
1. HARUS MEMPERKETAT PENGAWASAN TERHADAP
KARYAWAN AGAR KARYAWAN TIDAK MELANGGAR
SOP YANG SUDAH DI BUAT.
2. MEMBERIKAN SANKSI YANG TEGAS BAGI ORANG
YANG MELANGGAR SOP AGAR KEJADIAN YANG
MENIMBULKAN KERUGIAN BANYAK PIHAK TIDAK
MUDAH TERULANG KEMBALI
3. MEMBERIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA YANG DI
PERLUKAN PEKERJA GUNA MENINGKATKAN
PENGETAHUAN K3 DEMI MENCEGAH TERJADINYA
24. Upaya Pencegahaan yang efektif
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja)
untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi
dengan pekerjaan barunya baik secara fisik maupun mental.
2. Pemberian informasi tentang peraturan – peraturan yang
berlaku di tempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya.
Tujuannya agar mereka mentaatinya.
3. Mengunakan pakaian pelindung yang di sediakan oleh
perusahaan.
4. Menyediakan alat pendiktesi khusus tabung.
5. Tempatkan tabung gas di ruang jauh dari listrik dan bebas
asap rokok
25. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa sebagai karyawan harus
benar-benar meperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja, hal ini penting bagi diri karyawan
sendiri maupun perusahaan untuk menunjang
produktivitas perusahaan.
karyawan juga harus mentaati peraturan yang sudah
dibuat oleh perusahaan, jangan melanggar atau
mengabaikan suatu aturan yang sudah dibuat oleh
perusahaan karna hal ini dapat menimbulkan kerugian
banyak pihak.
26. SARAN
Bagi perusahaan industri yang memiliki potensi ledakan ataupun
yang bisa membahayakan penduduk di sekitarnya seharusnya
perusahaan tersebut didirikan jauh dari pemukiman penduduk
agar efek atau dampaknya tidak di rasakan oleh warga
sekitarnya, apabila didirikan dekat warga akan meresahkan warga
setempat dan akan menimbulkan konflik-konflik yang tidak di
inginkan antara warga dengan perusahaan tersebut.