SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
4
A. PENGERTIAN UMUM
Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman, bebas dari kecelakaan.
Sedangkan kecelakaan sendiri adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serba tiba-tiba dan menimbulkan kerugian baik
harta (material) maupun jiwa/manusia.
Tuntutan pekerjaan yang semakin kompleks disertai penggunaan
teknologi yang makin canggih selain menyebabkan kenyamanan dan
kemudahan dalam bekerja, tetapi juga mengandung resiko bahaya yang lebih
besar akibat penggunaan bahan, alat dan teknologi. Bahaya-bahaya yang dapat
mengancam antara lain kecelakaan kerja, pencemaran udara, kebisingan, dan
kebakaran. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam bentuk usaha pencegahan.
Pencegahan adalah segala daya upaya yang dilakukan secara
berencana untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dengan demikian usaha
pencegahan harus dilakukan oleh setiap individu dan unit kerja agar jumlah
peristiwa kecelakaan kerja, penyebab kecelakaan dan jumlah kecelakaan dapat
dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik.
B. DASAR HUKUM
Keselamatan dan Kesehatan Kerja didasarkan pada Undang-Undang
Keselamatan kerja No.1 Tahun 1970, Undang-undang No. 2 Tahun 1963, dan
peraturan-peraturan pelaksanaannya. Dengan dasar hukum yang kuat tesebut,
setiap perusahaan berkewajiban untuk melindungi keselamatan karyawannya,
sedangkan dilain pihak karyawanpun berkewajiban untuk mentaati dan
mematuhi ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan keselamatan kerja yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan undang-undang ini, setiap
tempat kerja/perusahaan perlu dibentuk bahagian kursus keselamatan kerja
yang menangani langsung usaha-usaha pencegahan kecelakaan tersebut.
C. MENGAPA KECELAKAAN KERJA HARUS
TERJADI
Setiap kecelakaan pasti merugikan baik terhadap perusahaan maupun
tenaga kerja, yang secara tidak langsung juga merupakan kerugian bagi
masyarakat maupun negara, karena meyangkut masalah produksi, maka dari itu
setiap usaha keselamatan kerja adalah menyangkut usaha-usaha perlindungan
terhadap sarana-sarana untuk unsur-unsur pokok produksi, antara lain: (a)
Manusia, (b) alat-alat kerja (mesin) dan material (bahan-bahan), (c) Waktu, (d)
Nilai kepercayaan terhadap perusahaan.
BAB II. KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
5
1. Manusia
Seorang karyawan yang ahli (skill) diperoleh melalui proses waktu yang
panjang (pendidikan dan pengalaman) serta dengan biaya yang tidak sedikit,
karena itu merupakan aset (kekayaan/harta benda)yang sangat bernilai bagi
perusahaan. Bila seorang karyawan/pekerja mengalami kecelakaan, ia
mengalami cidera dan tidak mampu bekerja sementara atau mungkin untuk
keselamatannya. Dengan demikian, bila yang bersangkutan mendapat cidera,
maka harus ada atau dicari penggantinya, jelas hal ini merupakan kerugian yang
tidak ternilai, disamping itu sipekerja sendiri akan menderita dan tak mampu
bekerja yang membawa efek terhadap penghasilannya, yang kemudian
berpengaruh terhadap keluarganya, apalagi jika karyawan tersebut tidak mampu
bekerja untuk selama-lamanya.
2. Alat Kerja dan Material
Akibat kecelakaan kerja, maka kerugian yang dapat timbul berupa
kerusakan-kerusakan mesin-mesin dan alat-alat produksi, serta bahan-bahan
dan saran penunjang lainnya, disamping itu harus pula dikeluarkan biaya-biaya
lainnya.
3. Waktu
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan terganggunya rencana
produksi yang telah disusun, pekerjaan terhenti seketika sehingga
mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
4. Kepercayaan (goodwill)
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat
juga akan berkurang yang dapat dilihat dari nilai premi asuransinya, apabila
perusahaan itu tidak aman, maka nilai premi asuransinya akan tinggi
(meningkat). Bila suatu perusahaan sering mengalami kecelakaan, semangat
serta gairah kerja karyawannya akan menurun (selalu dihinggapi rasa takut) dan
membawa akibat terhadap efisiensi serta produktivitas.
D. SEBAB-SEBAB KECELAKAAN
Dalam sejarahnya sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan oleh
faktor manusia yang bekerja, misalnya mata pekerja terkena beram hasil
pengerindaan, terkena beram hasil pembubutan dan pengeboran. Kecelakaan
tersebut disebabkan manusia yang bekerja tidak mau mengunakan alat-alat
keselamatan kerja, yaitu kacamata.
1. Tidak mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja, seperti tidak memakai
baju kerja, tidak menggunakan sarung tangan, tidak memakai kaca mata,dan
alat-alat yang lainnya.
3. Pekerja tidak tahu cara mengoperasikan alat/mesin dengan benar, dan malu
untuk bertanya.
6
4. Pekerja tidak mampu mengoperasikan mesin disebabkan ia belum terlatih.
Sikap kerja yang tidak benar, seperti berlari-lari dalam bengkel, bersenda-
gurau, menggangu rekan bekerja, tidak mengindahkan aturan-aturan
bengkel.
5. Faktor lingkungan kerja.
6. Banyak kecelakaan kerja diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja yang
tidak aman, seperti :
a. Kondisi tempat kerja yang tidak rapi, misalnya banyak beram dan
potongan-potongan bahan berserakan disekitar tempat bekerja, sehingga
pekerja kemungkinan dapat jauh akibat terpeleset.
b. Bekerja dekat dengan bagian-bagian benda yang berputar, atau
bahagian mesin yang berputar, dan tanpa pelindung.
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan kerja terjadi
karena nasib belaka, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh
salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama, yaitu :
1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe
act)
a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan
b. Tidak mengunakan perlindungan diri yang disediakan
c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan
d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya
2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe
condition)
a. Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengaman, konstruksi kurang aman,
bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan sebagainya
b. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,ventilasi
atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata
ruang kerja/kebersihan dan lain-lain)
E. APAKAH KECELAKAAN DAPAT DICEGAH
Timbul suatu pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat
dicegah? pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah
karena :
a. Kecelakaan yang terjadi pasti ada sebab-sebabnya.
b. Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat dihilangkan maka kecelakaan
dapat dicegah
7
F. BAGAIMANA UPAYA MENCEGAHNYA
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan
tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta menguasahakan
lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor-faktor lingkungan yang
membahayakan (unsafe condition).
G.SEBAB-SEBAB SEORANG MELAKUKAN
TINDAKAN TIDAK AMAN
Seseorang melakukan tindakan kesalahan yang mengakibatkan
kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh:
1. Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan
dengan aman dan tidak tahu bahaya-bahayanya sehingga terjadi
kecelakaan, karena itulah harus diberi pendidikan dan latihan.
2. Yang bersangkutan sudah mengetahui cara yang aman, bahaya-bahaya dan
sebagainya, tetapi karena belum mampu/kurang terampil atau kurang ahli,
dan akhirnya melakukan kesalahan yang gagal
3. Walaupun yang bersangkutan telah mengetahui dengan jelas cara
kerja/peraturan, sedangkan yang bersangkutan dapat melaksanakannya,
tetapi karena kemauan tidak ada, akhirnya ia melakukan kesalahan yang
mengakibatkan kecelakaan, misalnya tidak mau memakai alat-alat
keselamatan kerja yang disediakan, sengaja melepas alat pengaman dan
lain-lain. Karena itu usaha pencegahan kecelakaan dari faktor manusia ini
dapat dilakukan dengan pengawasan, pembinaan karyawan dan latihan serta
kerja sama yang baik dalam bekerja.
H.BAGAIMANA MENGATASI LINGKUNGAN YANG
TIDAK AMAN
Keadaan tidak aman dalam lingkungan dapat diatasi dengan cara :
1. Menghilangkan sumber-sumber bahaya atau keadaan yang tidak aman, agar
tidak lagi menimbulkan bahaya misalnya, alat-alat yang rusak diganti atau
diperbaiki
2. Meghilangkan sumber bahaya agar tidak lagi menimbulkan bahaya misalnya,
bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau
menyediakan alat-alat keselamatan.
3. Mengendalikan sumber bahaya atau keadaan tidak aman secara teknik,
misalnya memasang safety valve/ non return valve pada bejana-bejana
tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dan sebagainya. Untuk
mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang
seksama terhadap lingkungan kerja.
8
I. PERANAN PEKERJA DALAM MENCEGAH
KECELAKAAN
Karyawan, baik pengawas maupun pekerja pelaksana merupakan kunci
keberhasilan dari usaha-usaha keselamatan kerja. Hal ini dikarenakan karyawan
paling mengenal kondisi dan bahaya-bahaya yang ada ditempat/sekitar tempat
kerjanya serta cara yang aman dalam melakukan pekejaan karyawan paling
berkepentingan karena mereka menjadi korban pertama apabila terjadi
kecelakaan. Peranan karyawan dalam hal ini adalah :
a. Secara aktif dalam usaha-usaha pencegahan kecelakaan ditempat masing-
masing.
b. Melapor kepada atasan/pengawas keselamatan kerja (safety dept) apabila
terjadi kecelakaan atau menemui hal-hal yang berbahaya dilingkungan
kerjanya.
c. Semua aturan dan ketentuan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan
harus dipatuhi.
d. Memberikan nasehat/saran kepada rekan sekerja/lingkungan apabila mereka
melakukan hal-hal yang berbahaya (unsafe act).
e. Alat-alat keselamatan kerja yang disediakan harus digunakan sebagaimana
mestinya.
J. UNSUR PENYEBAB KECELAKAAN
Setiap orang cenderung menyalahkan, apabila terjadi kecelakaan dengan
kata-kata “Ceroboh atau bekerja kurang hati-hati”. Kalau disimak dari kata-kata
diatas, memang sebagian besar penyebab kecelakaan kerja adalah disebabkan
oleh faktor manusianya. Maka pernyataan diatas adalah wajar. Tetapi apakah
kita harus selalu menyalahkan tanpa mencari penyebab yang pasti, agar
dikemudian hari kecelakaan tersebut dapat dihindari.
Sebenarnya tidak ada hal yang misterius disekeliling tempat terjadinya
kecelakaan, sebab kecelakaan pasti diakibatkan oleh tiga unsur pokok yang ada
didalam bengkel/tempat kejadian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
yaitu: unsur manusia, unsur alat/mesin, dan unsur lingkunggan kerja dan alat
pendukungnya.
Kalau diklasifikasi pada dasarnya unsur pokok penyebab terjadinya
kecelakaan ada 4 yaitu :
1. Unsur perantara yang dapat diakibatkan kecelakaan kerja, seperti: palu
tangan, potongan-potongan pelat baja, potongan-potongan pila, beram-
beram yang tajam, dan lain sebagainya. Sedang dari mesin perkakas
misalnya pisau potongan, pahat/potongan dan lainnya.
2. Cara bekerja/sikap kerja dari pekerja, seperti: mengabaikan pemakaian alat-
alat keselamatan kerja, menggunakan alat tidak sesuai dengan fungsinya
dan sedang bersenda-gurau.
3. Kondisi dari pekerja itu sendiri, seperti: kurang sehat, buta warna, kurang
pendengarannya, terlalu berat beban kerja, kurang berminat pada kerja yang
dikerjakan, dan lain sebagainya.
9
4. Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman, seperti bekerja dekat dengan
ketell-ketel uap, bekerja dekat dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya
dan sebagainya.
Sedangkan apabila ditinjau dari segi jenis kecelakaan yang sering terjadi
didalam bengkel kerja mesin atau perusahaan adalah dapat diperlihatkan pada
pernyataan sebagai berikut :
1. Jatuh 20%
2. Objek jatuh, bergerak, atau akan mengangkat 10%
3. Mesin 9%
4. Peralatan tangan 10%
5. Menabrak benda diam 6%
6. Alat angkat 5%
7. Terkena arus listrik 2%
8. Terbakar 2%
9. Terluka akibat mengangkat barang 30%
10. Lain-lain 6%
K. ALAT KESELAMATAN KERJA
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mensyaratkan kepada
seluruh perusahaan/ industri agar setiap pekerja dapat bekerja dengan aman
dan selamat, sesuai dengan norma-norma keselamatan kerja. Semua hal yang
menyangkut masalah keselamatan kerja telah diatur dengan undang-undang
keselamatan kerja, baik mengenai tempat kerja, lingkungan kerja, dan peralatan
yang digunakan untuk bekerja. Sedangkan langkah kerja atau prosedur kerja
telah ditetapkan oleh perusahaan atau industri yang bersangkutan. Semua
peraturan yang dibuat mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan situasi
kerja yang aman dan selamat. Perencanaan proses produksi yang baik dan
penataan peralatan (lay out) tempat bekerja terus dikembangkan dengan tujuan
untuk menciptakan kondisi kerja yang aman bagi para pekerja dan peralatan
kerja itu sendiri. Disamping itu mesin-mesin telah dirancang makin baik,
sehingga kecelakaan kerja yang disebabkan oleh mesin bisa dikurangi menjadi
sedemikian kecilnya. Sebagai contoh mesin-mesin bubut yang baru telah
dilengkapi dengan peralatan penahan beram hasil pemotongan tidak akan
terlempar keluar dari mesin. Dengan kondisi yang demikian, maka kecelakaan
kerja akibat terkena beram yang panas dan tajam sudah dapat dihindari.
Langkah ini adalah salah satu dasar dari suatu uji coba pemakaian alat
keselamatan kerja yang terpasang pada mesin itu sendiri. Perbaikan terhadap
perencanaan mesin terus dikembangkan seperti, misalnya: terhadap kebisingan
akibat gesekan antara komponen mesin atau karena hubunggan roda-roda gigi
penggerak suara bising pada mesin dapat mengakibatkan rusaknya
pendengaran pekerja. Untuk itu dapat dilihat makin hari makin halus bunyi atau
suara mesin, sehingga pekerja akan terhindar dari kebisinggan berlebihan yang
dapat menyebabkan rusaknya telinga.
Banyak hal yang telah dikembangkan guna mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, seperti penggunaan pipa-pipa penyalur bahan kimia yang
berbahaya, pemakaian tangki-tangki penyimpan yang sesuai dengan standar
10
keselamatan kerja. Dengan demikian bahaya luka akibat terkena bahan kimia
yang berbahaya sewaktu pengangkutan bisa dihindari.
Semua kegiatan yang telah dilakukan seperti yang dibicarakan diatas
tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan sikap dari para pekerjaan itu
sendiri, maka sudah waktunya diperlukan suatu peraturan atau intruksi agar
semua pekerja selalu mentaati segala peraturan yang berlaku mengenai
masalah keselamatan kerja. Dan diharuskan semua pekerja memakai alat-alat
keselamatan kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang telah dilakukan.
L. PEMILIHAN ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA
Alat-alat keselamatan kerja mutlak diperlukan bagi para pekerja guna
menjamin agar pekerja dapat bekerja dengan aman. Alat keselamatan kerja
tersebut harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu :
1. Alat-alat keselamatan kerja tersebut harus sesuai dengan jenis pekerja dan
jenis alat/mesin yang dioperasikan,sehingga efektifitas pemakaian alat
keselamatan kerja benar-benar terpenuhi
2. Alat-alat keselamatan kerja tersebut harus dipakai selama pekerja berada
didalam bengkel, baik mereka sedang bekerja maupun pada saat tidak
bekerja, dan alat keselamatan kerja tersebut harus selalu dirawat dengan
baik.
Sesudah peralatan keselamatan kerja tersebut diperoleh, biasanya akan
timbul masalah yaitu kurang sesuainya ukuran alat keselamatan kerja tersebut
dengan orang yang akan memakainya. Untuk menentukan jenis dari alat
keselamatan kerja tersebut agar sesuai dengan keadaan para pekerja, maka
perlu diperhatikan dua hal yaitu:
1. Tingkat perlindungan alat keselamatan kerja itu sendiri bagi pekerja yang
memakainya, artinya dengan mengunakan alat keselamatan kerja para
pekerja akan merasa aman dalam bekerja.
2. Alat keselamatan kerja tersebut hendaknya dapat dirasa nyaman dipakai
oleh pekerja, sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pekerja
pada waktu bekerja.
Sayang sekali sampai sekarang hanya beberapa alat keselamatan kerja
yang harus dipakai oleh para pekerja tersedia dipasaran. Dan hanya sedikit yang
telah diuji kualitasnya oleh lembaga penguji yang berwenang. Biasanya
pengujian alat-alat keselamatan kerja dilakukan sendiri oleh pabrik pembuat alat
keselamatan kerja, sehingga kualitasnya belum merupakan jaminan mutlak.
Memang dalam hal bentuk dan spesifikasinya sesuai, tetapi dari segi kualitas
belum tentu memenuhi persyaratan, Masih banyak alat keselamatan kerja
terutama untuk perlindungan kepala, mata, dan tangan belum diuji didalam
labotarium yang dapat menentukan baik atau kurang baiknya alat keselamatan
kerja tersebut.
Masalah lain ialah dalam pemakaian alat keselamatan kerja, masih
banyak para pekerja memakai alat keselamatan kerja nampak seperti terpaksa
dan hanya memakainya sewaktu ada pemeriksaan serta apabila diperlukan saja.
Jadi pemakaian alat-alat keselamatan kerja belum merupakan sikap kerja yang
biasa. Atau dengan kata lain pemakaian alat-alat keselamatan kerja masih
11
bersifat terpaksa, bukan merupakan kebutuhan. Untuk itu diperlukan beberapa
tindakan agar para pekerja mau memakai alat keselamatan kerja, seperti :
1. Diharuskan setiap pekerja memakai alat-alat keselamatan kerja, baik pada
waktu sedang bekerja atau tidak sedang bekerja, apabila mereka berada
didalam bengkel kerja. Artinya para pekerja harus menggunakan alat-alat
keselamatan kerja, selama ia berada didalam bengkel kerja.
2. Disediakan alat-alat keselamatan kerja dengan berbagai ukuran, sehingga
para pekerja dapat memilih alat keselamatan kerja yang sesuai dengan
ukuran badan dan anggota badannya. Dengan demikian para pekerja akan
merasa nyaman memakainya.
3. Menerapkan sistem sangsi bagi pekerja yang tidak menggunakan alat-alat
keselamatan kerja pada saat ia bekerja, atau pada saat ia berada didalam
bengkel kerja. Perlu diingat bahwa sangsi tersebut harus bersifat mendidik,
sehingga dapat meningkatkan sikap kerja yang aman.
M. PERALATAN-PERALATAN KESELAMATAN
KERJA
1. Peralatan Pelindung Kepala.
Walaupun setiap pekerja diharuskan memakai pelindung kepala (helmet),
tetapi kadang-kadang mereka melalaikannya. Pemakaian pelindung kepala
sangat diperlukan bagi para pekerja konstruksi, pekerja galanggan kapal, pekerja
penambang pohon, pertambangan dan industri logam. Peralatan pelindung
kepala dirancang atau dibuat dari bahan-bahan yang baik agar dapat dihasilkan
helmet yang benar-benar dapat melindungi luka akibat benturan, terkena atau
kejatuhan benda, terkena benda kerja yang melayang, bahaya listrik dan lain
sebagainya. Disamping itu juga dibuat helmet khusus yang harus dapat
melindungi kepala dan muka dari bahan-bahan kimia atau cairan yang panas.
Helmet diklasifikasikan menjadi dua yaitu: helmet yang mempunyai
bagian pinggir seluruh lingkarannya dan yang kedua adalah helmet dengan
pinggir hanya pada bahagian depannya. Dari kedua klasifikasi tersebut helmet
masih dibagi dalam empat kelas yaitu :
a. Kelas A, yaitu helmet untuk keperluan umum. Helmet ini hanya mempunyai
tahanan kelistrikan yang rendah.
b. Kelas B, yaitu helmet untuk jenis pekerjaan dengan resiko terkena tegangan
listrik yang besar (mempunyai tahanan terhadap tegangan yang tinggi), atau
helmet ini tahan terhadap tegangan listrik yang tinggi.
c. Kelas C, adalah metalik helmet, dipakai untuk pekerja yang terkerja pada
kondisi kerja yang panas, seperti pada pengecoran logam, atau pada dapur-
dapur pembakaran.
d. Kelas D adalah helmet dengan daya tahan yang kecil terhadap api, sehingga
harus dihindari dari percikan api.
Bahan pembuat helmet tersebut pada umumnya terdiri dari lapisan plastik
dan dicetak pada tekanan yang tinggi, Dengan demikian helmet menjadi tahan
terhadap air, minyak, tumbukan dan arus listrik. Khusus untuk helmet metal
dibuat dari bahan metal yang kuat, tetapi ringan. Sebagai contoh helmet dari
12
bahan aluminium yang dipakai untuk pekerja dengan kemungkinan terkena
tumbukan sangat besar. Tetapi helmet dari bahan aluminium tidak boleh
dipergunakan untuk bekerja pada daerah dimana kecendrungan terkena arus
listrik sangat besar, sebab helmet ini mengalirkan atau dapat dialiri oleh arus
listrik. Helmet jenis ini tahan terhadap benturan. Jenis bahan helmet yang lain
ialah fiberglass yang diperkaya dengan damar. Jenis helmet dari bahan ini
sangat banyak digunakan, sebab ia mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
kelembaban.
Gambar 2.1. Contoh Pelindung Kepala
(http://www.safetysupplies.co.uk)
Gambar 2.2. Contoh Pelindung Kepala untuk Keperluan Umum
13
Khusus bagi pekerja yang bekerja pada malam hari helmet yang cocok
untuknya ialah jenis helmet yang dapat mengeluarkan sinar pada malam hari
atau memancarkan sinar pada daerah yang gelap. Khusus untuk helmet yang
akan digunakan untuk daerah yang kecendrungan terjadi kecelakaan akibat arus
listrik maka helmet tersebut harus selalu diperiksa secara teratur sifat hambatnya
terhadap listrik.
Bagian dalam dari helmet dilengkapi dengan pelapisan dan tempat
kedudukan kepala. Lapisan dipilih yang dapat menyebabkan rasa nyaman bagi
pemakainya dan tempat kedudukan kepala hendaknya bisa distel besar kecilnya
sehingga sesuai dengan ukuran kepala pemakainya.
Untuk pekerja wanita dan pekerja pria yang mempunyai rambut panjang
dan mereka bekerja di daerah dimana banyak bagian-bagian mesin yang
berputar seperti rantai, dan ban diharuskan memakai alat pelindung rambut.
Fungsi alat tersebut adalah agar rambut bisa ditutupi secara sempurna, sehingga
kecelakaan kerja akibat terbelitnya rambut pada bagian-bagian mesin yang
berputar dapat dihindari.
Alat pelindung rambut atau penutup rambut yang dipakai ialah sorban,
jala rambut dan penutup kepala yang dapat menutup secara sempurna.
Pemakaian jaring rambut kurang aman apabila pekerja tersebut bekerja pada
daerah dimana percikan api sering terjadi. Untuk itu jenis penutup rambut yang
cocok adalah jenis penutup kepala. Syarat penutup kepala ialah :
a. Tahan terhadap bahan kimia.
b. Tahan panas.
c. Enak dipakai (nyaman/sejuk).
d. Tahan terhadap pukulan.
e. Ringan dan kuat.
f. Berwarna menarik.
g. Mempunyai ventilasi apabila tidak untuk perlindungan terhadap debu.
2. Peralatan Pelindung Kebisingan
Kegunaan peralatan pelindung kebisingan ini ialah untuk melindungi
telinga dari kebisingan yang berlebihan, sehingga dapat menebabkan kerusakan
pada sistem pendengaran pekerja. Banyak industri yang dalam proses
produksinya menimbulkan kebisingan yang dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran bagi pekerja. Standar kebisingan yang diizinkan adalah 90 decibel
menurut undang-undang keselamatan kerja, oleh sebab itu kebisingan yang
dihasilkan oleh suatu proses produksi didalam produksi harus diukur, dan
diusahakan kurang dari standar yang telah ditentukan, agar tidak menyebabkan
kerusakan pada pendengaran pekerja. Dengan adanya pengukuran setiap waktu
dapat dijamin bahwa tingkat kebisingan masih dalam tingkat yang
diperbolehkan.
Alat pelindung kebisingan ada dua jenis, yaitu jenis yang dimasukkan
kedalam lubang telinga dan yang satunya adalah jenis yang menutup seluruh
telinga.
14
Gambar 2.3. Contoh Peralatan Pelindung Kebisingan
a. Jenis Alat yang Dimasukkan ke Lubang Telinga
Jenis peralatan ini pemasangannya dimasukkan kedalam lubang telinga
dan model serta ukurannya bermacam-macam. Bahan yang digunakan untuk
membuat peralatan ini ialah plastik yang lunak/lembut, karet yang lembut, lilin
dan kain. Karet dan plastik yang lembut adalah jenis bahan yang sangat terkenal
untuk pembuatan alat ini, karena ia mudah dibersihkan, murah harganya dan
memberikan bentuk serta warna sangat bagus atau menarik.
Lilin sangat banyak dipakai untuk membuat peralatan pelindung
kebisingan dikarenakan disamping harganya murah juga mudah dalam
membentuknya. Tetapi lilin sukar untuk dibersihkan, sehingga ia hanya dipakai
untuk sekali pakai. Dikarenakan lilin sangat lunak maka ia dapat berubah bentuk
sehingga daya proteksi terhadap kebisingan menjadi berkurang.
Kain adalah bahan yang jelek untuk perlindungan terhadap kebisingan, sebab ia
sangat rendah daya hambatnya terhadap kebisingan.
Penutup telinga dari bahan karet dan plastik yang lembut sangat efektif
dalam pemakaiannya, sebab dalam pemasangannya sangat mudah yaitu hanya
menekankan ke lubang telinga dan ia akan menutup lubang telinga secara
sempurna, tanpa ada kebocoran. Hanya perlu diingat bahwasanya bahan plastik
dan karet dapat menyebabkan luka pada lubang telinga, dan mungkin
menyebabkan kurang nyaman dalam pemakaiannya.
b. Jenis Pelindung Kebisingan yang Menutupi Seluruh Telinga
Bentuk peralatan ini dapat menutup seluruh telinga, sehingga akan
diperoleh keseimbangan pendengaran antara telinga kanan dan telinga kiri.
Untuk menghasilkan perlindungan kebisingan yang efektif, maka bentuk, ukuran,
bahan, penyekat, jenis pegas dari penutup telinga ini harus benar-benar dipilih
secara baik, sehingga sipemakai merasa nyaman. Dengan makin
berkembangnya teknologi maka semakin baik alat-alat pelindung kebisingan
dengan bentuk yang relatif kecil, tetapi mempunyai daya proteksi/perlindungan
yang benar.
15
3. Pelindung Mata.
Luka pada mata dapat diakibatkan oleh adanya bahan atau beram yang
masuk ke mata akibat pekerjaan pemotongan bahan, percikan bunga api
sewaktu pengelasan,debu-debu, radiasi dan sinar ultraviolet lainnya. Kecelakaan
pada mata dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, dimana mata tidak dapat
berfungsi lain atau dengan kata lain orang menjadi buta. Dengan demikian
kecelakaan pada mata akan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar
baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja itu sendiri.
Dalam suatu survey diperoleh data bahwa kecelakaan atau luka pada
mata diakibatkan oleh :
a. Obyek atau bahan yang mengenai mata (pecahan logam, beragam-ragam,
pecahan batu gerinda, paku, percikan bunga api, dan lain sebagainya).
b. Debu dari penggerindaan
c. Karat.
d. Sinar atau cahaya.
e. Percikan logam.
f. Gas beracun atau asap beracun.
Banyak jenis peralatan yang digunakan untuk melindungi mata yang
disesuaikan dengan kebutuhan perlindungan yang dibutuhkan.
Jenis kaca mata yang banyak digunakan dalam industri ialah :
a Kaca Mata untuk Pekerjaan dengan Bahan Kimia
Pekerja yang bekerja pada labotarium kimia atau pabrik kimia harus
selalu memakai alat-alat keselamatan kerja, terutama kacamata. Kacamata
untuk pekerja ini adalah kacamata khusus dimana lensa dan pemegangnya
harus tahan terhadap bahan kimia.
Lensa kaca mata ini harus tahan terhadap bahan kimia dan debu-debu
bahan kimia yang halus. Jenis lensanya harus tahan terhadap panas dan
pengaruh panas akibat zat kimia, pada framenya atau rangka pemegangnya
dilengkapi dengan saluran buang, sehingga apabila terjadi percikan bahan kimia,
maka cairan bahan kimia tersebut akan dibuang melalui saluran buang yang
telah disediakan. Dengan demikian tidak akan melukai anggota badan dari
pekerja.
b. Kaca Mata Las
Kaca mata las terdiri dari dua jenis dan mempunyai bermacam-macam
bentuk. Jenis yang umum dipakai adalah kaca mata las untuk pengelasan listrik
dan kaca mata yang digunakan untuk pengelasan dengan las asetilin. Lensa
untuk kaca mata pengelasan listrik lensanya lebih gelap dibandingkan dengan
lensa untuk pengelasan dengan las asetilin. Semua kaca mata yang
dipergunakan baik untuk pengelasan listrik maupun untuk las asetilin mempunyai
dua lensa. Dimana lensa yang satu, yang terletak dibahagian luar merupakan
lensa pelindung, atau sering disebut cover glass. Fungsi dari cover glass ini ialah
menjaga agar lensa yang kedua (lensa gelapnya) tidak mengalami kerusakan
akibat percikan logam dari bunga api.
Cover glass atau pelindung lensa ini digunakan untuk melindungi mata
dan kaca atau lensa kaca mata itu sendiri, sebab lensa yang dipakai pada kaca
16
mata tersebut tidak tahan terhadap sinar yang panas atau kena bahan kimia.
Apabila lensa kaca mata tersebut kena panas maka ia akan pecah atau rusak,
sehingga kaca mata tersebut tidak dapat berfungsi lagi. Pemakaian cover glass
ini terutama pada penggerindaan berat, pekerjaan pengecoran logam, dan
pekerjaan pemesinan berat lainnya, serta pada pengelasan.
Gambar 2.4. Contoh Peralatan Pelindung Mata
Bentuk kaca mata untuk las asetelin dan kaca mata untuk las listrik bisa
sama, tetapi lensa yang dipasang tidak sama. Hal tersebut dikarenakan sinar
yang dihasilkan oleh api las listrik lebih tajam dibandingkan sinar yang dihasilkan
oleh api las asetelin. Perbedaannya hanya pada warna lensanya. Selain bentuk
kaca mata pada pengelasan listrik disediakan khusus peralatan untuk melindungi
muka dan mata dari sinar api las listrik yang dikenal dengan masker las.
4. Pelindung Muka
Banyak jenis peralatan dibuat untuk melindungi muka para pekerja.
Biasanya alat tersebut juga berfungsi sebagai pelindung kepala dan leher
sekaligus. Alat tersebut berfungsi melindungi muka dari cairan bahan kimia,
logam panas dan percikan bunga api, dan luka lainnya yang akan terjadi pada
kepala, leher dan muka pekerja.
Bahan untuk alat pelindung muka biasanya dari plastik transparant,
sehingga mata masih dapat tetap melihat kegiatan yang dilakukan. Misalnya
pada penggerindaan, pengangkutan bahan-bahan kimia dan pada saat
melakukan penggergajian. Pelindung muka yang akan digabungkan dengan
penutup kepala harus mudah diganti bila terjadi kerusakan atau sudah tidak
jelas lagi/tidak transparant. Pelindung muka ini harus dapat diatur
kedudukannya, sehingga para pemakainya merasa nyaman.
Jenis alat pelindung kepala dan muka seperti babbitting helmet (helmet
dari bahan babbit), yang dapat melindungi kepala dan muka dari percikan logam
panas dan radiasi panas. Bentuk helmet ini dilengkapi dengan jendela dan
penutup dagu serta penutup rambut.
Peralatan lain untuk pelindung muka adalah masker las. Jenis peralatan
ini digunakan untuk melindungi mata dan muka dari percikan api las dan
percikan logam cair hasil pengelasan. Pada jendela kacanya dilengkapi dengan
17
lensa tambahan untuk menjaga agar lensa yang gelap tidak rusak kena panas
/percikan api las dan percikan logam cair hasil pengelasan. Bahan untuk
membuat masker las harus tahan terhadap panas dan benturan-benturan
ringan. Ia juga harus dapat menahan panas dengan baik, sehingga muka pekerja
tidak merasa panas. Disamping itu juga harus tahan terhadap arus listrik atau
non konduktor, jenis masker las ini ada yang dipegang dengan tangan sewaktu
memakainya dan ada yang ditempatkan dikepala pekerja. Untuk masker las
yang ditempatkan dikepala pekerja dilengkapi dengan tempat dudukan kepala.
Syarat tempat dudukan kepala ini harus bisa diatur, sehingga pekerja merasa
nyaman dalam memakainya.
Gambar 2.5. Contoh Peralatan Pelindung Muka
5. Pelindung Tangan
Jari-jari tangan merupakan bahagian tubuh yang sering kali mengalami
luka akibat kerja, seperti : tepotong oleh pisau, luka terbakar karena memegang
benda panas, tergores oleh permukaan benda yang tidak halus, dan masih
banyak lagi bentuk luka lainnya. Untuk itu tangan dan jari-jari sangat perlu
dilindungi dengan baik, karena semua pekerjaan seluruhnya dikerjakan dengan
mengunakan tangan. Alat pelindung tangan yang biasa digunakan ialah
a. Sarung tangan dari bahan asbes, digunakan untuk melindungi tangan dari
panas. Jenis sarung tangan ini fleksibel sehingga sangat enak dipakainya.
b. Sarung tangan dengan bahan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari
percikan api atau keadaan benda kerja yang tak terlalu panas, beram-beram
dan benda kerja yang kasar permukaannya. Biasanya sarung tangan dari
bahan kulit yang telah disamak dapat dipakai untuk pekerjaan pengelasan.
c. Sarung tangan dari bahan karet, digunakan oleh pekerja bagian kelistrikan.
d. Sarung tangan yang terbuat dari bahan campuran karet, neoprene, dan vinyl,
digunakan untuk pekerjaan pengangkutan bahan-bahan kimia. Sedangkan
18
sarung tangan dari bahan neoprene dan vinyl digunakan untuk
pengangkutan bahan-bahan minyak atau petroleum.
e. Metal mesh gloves, sarung tangan jenis ini digunakan oleh pekerja yang
selalu bekerja mengunakan pisau dan benda-benda tajam lainnya. Dengan
pemakaian sarung tangan ini maka bahaya luka akibat pisau dan benda
tajam lainnya bisa dihindarkan.
f. Sarung tangan dari bahan cotton digunakan untuk pelindungan tangan dari
debu dan kotoran.
Gambar 2.6. Contoh Peralatan Pelindung Tangan
Disamping sarung tangan ada bahan lain yang dapat melindungi kulit
tangan dan kulit lengan dan luka pedih, yaitu sejenis cream. Cream ini dioleskan
pada tangan dan lengan agar kulit terhindar dari bahan-bahan yang dapat
melukai kulit.
6. Pelindung Kaki
Sepatu kerja atau alat pelindung kaki yang harus digunakan pada
bengkel kerja mesin, harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu: harus dapat
melindungi kaki pekerja dari luka kejatuhan benda berat, terkena beram, benda
panas/pijar, bahan-bahan kimia yang berbahaya, dan lain kecelakaan yang
mungkin timbul dan menyebabkan luka bagi pekerja.
Konstruksi sepatu kerja pada bengkel kerja mesin adalah, pada bagian
ujung sepatu dipasang atau dilapisi dengan plat baja, agar mampu menahan
benda yang jatuh menimpa kaki. Dengan adanya penahan tersebut, maka kaki
tidak mengalami luka. Bagian alasnya harus cukup kuat dan tidak mudah
tergelincir. Bahan yang umum dipakai dalam pembuatan sepatu kerja adalah
kulit yang telah disamak. Khusus untuk pekerja bidang kelistrikan, maka bahan
pembuat sepatu hendak dipilih bahan non conduktor.
19
Gambar 2.7. Contoh Peralatan Pelindung Kaki
7. Pelidung Tubuh (Apron)
Pelindung tubuh atau dikenal dengan nama apron digunakan untuk
melindungi tubuh terutama tubuh bahagian depan, yaitu dari leher sampai kaki
dari berbagai kemungkinan luka, seperti terkena radiasi panas, percikan bunga
api, dan percikan beram dan lainnya. Bahan untuk membuat apron ini dari asbes
dan kulit yang telah disamak. Apron yang terbuat dari asbes biasanya diperkaya
dengan kawat-kawat halus, agar apron tersebut dapat menahan benturan-
benturan ringan dan alat-alat yang tajam. Untuk pengangkutan benda atau
barang-barang yang berat sebaiknya dibuat apron yang dapat melindungi bahu.
Untuk itu pada bagian bahunya diperkaya dengan bahan lain, sehingga dapat
menahan beban yang berat tanpa melukai bahu.
Gambar 2.8 Contoh Pelindung Tubuh
20
8. Baju Kerja.
Baju kerja atau pakaian kerja adalah pakaian yang khusus dibuat untuk
digunakan bekerja didalam bengkel atau laboratorium. Bahannya harus cukup
kuat dan bentuknya harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Baju
kerja harus dapat melindungi pekerja yang luka akibat beram, serpihan benda
kerja, goresan-goresan dan panas. Pakaian harus benar-benar terikat atau pas
dengan pemakaiannya. Sewaktu bekerja pakaian harus terkancing secara
sempurna, sehingga tidak ada bagian-bagian anggota badan yang terbuka atau
tidak dilindungi.
Gambar 2.9 Contoh Baju Kerja
N. KESELAMATAN KERJA SAAT PERBAIKAN
KENDARAAN
1. Keselamatan Kerja pada Sistem Rem
a. Mekanik/teknisi yang bekerja pada bidang rem, haruslah benar-benar
paham/mengerti secara teori dan praktik tentang sistem rem, karena rem
menyangkut keselamatan pemilik kendaraan dan orang yang bekerja.
b. Selama bekerja pada sistem rem hindari hal-hal yang berhubungan dengan
listrik-elektronik kendaraan dengan melepas terminal massa baterai.
c. Sebelum pengujian rem dengan menjalankan kendaraan dilakukan, periksa
fungsi rem terlebih dahulu secara teliti, sering kecelakaan terjadi karena
kelalaian pemeriksaan fungsi rem sebelum kendaraan berjalan.
d. Sebelum kendaraan diserahkan pada pelanggan, pastikan segala
sesuatunya pada sistem rem berjalan dengan baik, jangan memberikan
kendaraan pada pelanggan sebelum dilakukan uji-coba/tes jalan.
e. Dilarang bekerja dibawah kendaraan yang diangkat tanpa penyangga /tripot
stand.
f. Jika terjadi penggantian atau membubut/meratakan pringan/tromol rem,
maka dianjurkan untuk mengganti pad atau sepatu rem dengan yang baru,
21
agar penyesuaian bidang gesek dari pad dengan piringan atau tromol lebih
baik.
g. Bila terjadi penggantian sepatu rem/pad yang baru, maka perlu dijelaskan
pada pemilik bahwa dianjurkan tidak melakukan pengereman dengan keras
jika kendaraan berjalan pada kecepatan 150 km.
h. Sangat dianjurkan tidak membersihkan silinder master, silinder roda atau
silinder kaliper dengan amplas atau pasta gosok, membersihkan dilakukan
hanya dengan cairan rem itu sendiri atau dengan alkohol, jika terpaksa
dilakukan pembersihan dengan pasta gosok maka pakailah jenis yang
diperbolehkan/yang paling halus.
i. Selalu perhatikan dengan seksama baut-baut atau pengunci atau pipa/selang
rem yang rusak atau cacat harus diganti baru.
j. Segala permukaan yang bergesekan pada pad, sepatu rem atau tromol rem
harus dijaga dari kemungkinan terkena pelumas, vet atau gemuk lainnya.
k. Dilarang membersihkan debu sistem rem dengan udara tekan, karena debu
pada sepatu/pad rem yang mengandung asbes dan karbon sangat
berbahaya, bersihkanlah dengan air yang ditampung pada bak.
l. Semua pekerjaan atau komponen yang dikerjakan harus selalu dalam
keadaan besih.
m. Pemasangan semua komponen harus dengan teliti dan benar.
n. Rem adalah kelengkapan utama sistem pengaman kendaraan, oleh karena
itu setelah pekerjaan selesai pastikan dengan seksama tidak ada kebocoran
minyak rem yang terjadi pada instalasi rem.
o. Khusus pada sistem rem dengan ABS, jika dilakukan pengelasan pada bodi
kendaraan, maka unit kontrol elektronik ABS harus dilepas.
p. Perhatian ! Unit kontrol elektronik ABS dapat rusak jika suhunya mencapai
80 o
C.
q. Minyak rem beracun, iritasi pada kulit dan mudah terbakar, hati-hati bekerja
dengan minyak rem, selalu bersihkan segera bagian-bagian tubuh yang
terkena minyak rem dengan air
r. Dilarang mengobati luka dengan minyak rem.
s. Dilarang memakai minyak rem bekas.
t. Minyak rem harus diganti baru paling lama setiap 2 tahun sekali, atau telah
mengandung uap air dengan melakukan pengujian pada minyak rem.
u. Dilarang membuang minyak rem bekas di tanah atau air dapat merusak
lingkungan, bakarlah minyak rem bersama dengan sampah.
v. Hindari tumpahan minyak rem pada cat atau lantai, segera bilas dengan air
tumpahan minyak rem tersebut.
2. Keselamatan Kerja Pada Sistem AC Mobil
a. Penguapan zat pendingin (refrigeran atau sejenisnya) yang lebih ringan dari
udara (dalam konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan mati lemas, zat
tersebut berbahaya bagi kesehatan anda jangan sampai tertelan.
3. Keselamatan Kerja pada Mesin
a. Saat melakukan pekerjaan pada ruang mesin, berhati-hatilah terhadap kipas
pendingin yang dapat hidup secara otomatis, ini sangat berbahaya.
22
b. Jangan menyentuh komponen yang bekerja dengan tegangan tinggi (sistem
pengapian) saat mesin hidup, bisa berakibat fatal.
c. Selama bekerja dengan sistem listrik-elektronik kendaraan yang beresiko
pada hubung singkat rangkaian listrik, hendaknya lebih dulu melepas kabel
massa-bodi dari baterai.
4. Keselamatan Kerja pada Listrik dan Elektronik Mobil
a. Melepaskan kabel massa baterai secara otomatis akan menghapus isi
memori dalam sistem elektronik, (contoh: electric window winder, jam, radio,
bahkan pada merk tertentu menghapus memori ECU). Pertimbangkan
dengan cara seksama kemungkinan untuk mereset/program ulang kembali
memori tersebut, setelah pemasangan baterai kembali..
b. Dilarang melepas baterai dari sistem kelistrikan kendaraan saat mesin hidup,
hal ini akan dapat merusak ECU dan sistem elektronik lainnya, kerusakan
komponen tersebut juga akan terjadi bila menggunakan Quick Charger untuk
membantu men-stater mobil.
c. Pastikan dudukan baterai dan terminalnya terikat dengan benar.
d. Rangkaian kabel dan klam pemegang kabel yang dilepas selama pengerjaan
perbaikan, harus dikembalikan lagi ketempat aslinya dan dikeraskan/diikat
dengan benar.
e. Pastikan semua hubungan massa sudah terpasang dengan benar.
Kerusakan hubungan massa dapat menyebabkan kesalahan sistem dan
dalam kasus yang lebih serius lagi dapat menyebabkan rusaknya ECU.
Jangan pernah menghubungkan atau melepaskan ECU atau konektor
penghubung komponen elektronik yang lainnya saat kunci kontak pada posisi
ON.
f. Tempatkan komponen yang dibongkar pada tempat yang bersih dan tutup
dengan pelindung uap air yang masih bagus (bisa dengan kemasan plastik)
jangan gunakan penutup yang sudah rusak. Jika perbaikan tidak dapat
dilakukan dengan segera, tutupi semua komponen yang sudah dibongkar
atau tutup seperlunya dengan hati-hati. Kemasan komponen hanya dibuka
kalau segara akan dipasang.
g. Untuk mencegah kerusakan pada sabuk bergerigi (V-Belt), pastikan sabuk
bergerigi tidak kontak langsung dengan air.
h. Pada komponen elektronik biasanya cukup sensitif terhadap goncangan,
hati-hati dan jaga agar komponen tidak jatuh atau terbentur.
5. Keselamatan Kerja pada Sistem Bahan Bakar
a. Jangan menguras bahan bakar dari tangki di ruang tertutup, uap bahan
bakar yang mengumpul sangat berbahaya.
b. Bekerjalah pada area berventilasi yang cukup, Jauhkan dari api atau tempat
pembakaran.
c. Jangan mengikatkan saluran pipa bahan bakar ke saluran pipa rem,
komponen yang mudah bergerak atau komponen dengan ujung yang tajam.
Jangan pernah meletakkan pemasangan kabel rangkaian ke pipa saluran
bahan bakar.
23
d. Kurangi tekanan bahan bakar lewat saluran/ventilasi khusus dengan
menggunakan pengukur tekanan bahan bakar dan kumpulkan tumpahan
bahan bakar yang tercecer dalam tempat yang benar .
e. Jika meguras bahan bakar pada tangki, hindari penguapan bahan bakar
yang berlebihan. Simpan bahan bakar yang telah dikuras ditempat yang
aman dan tertutup rapat.
f. Gunakan selalu alat yang benar untuk mengganti filter bahan bakar.
g. Sebelum melepas komponen sistem bahan bakar, pastikan semua hubungan
bersih. Setelah pelepasan saluran bahan bakar, harus dikeraskan/dirapatkan
dengan menggunakan alat yang sesuai.
h. Periksa saluran bahan bakar dan saluran vakum dan kencangkan
sambungan-sambungannya.
i. Saat memasang pipa saluran bahan bakar pastikan terlebih dulu pipa tidak
penyok ataupun tergores, luka yang dapat menyebabkan lubang.
j. Periksa saluran sistem bahan bakar dari kebocoran dan harus segera
diperbaiki.
6. Keselamatan Kerja pada Mesin Diesel
a. Jangan menstarter mesin sewaktu injektor kendor, karena ulir injektor dapat
rusak/injektor tertekan ke luar oleh tekanan kompresi.
b. Untuk mendapat hasil tes tekanan kompresi yang benar, baterai harus dalam
kondisi yang baik, dan motor harus dalam temperatur kerja.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan mengetes injektor (lihat job sheet
selanjutnya) dan pengontrolan sistem pemanas mula.
d. Bila hanya harus mengontrol tekanan kompresi, pelaksanaannya lebih
mudah melalui lubang busi pijar dari pada lubang injektor.
O. RANGKUMAN
Keselamatan kerja tidak hanya untuk dipelajari, tetapi harus dihayati dan
dilaksanakan, karena keselamatan kerja adalah merupakan bagian yang sangat
penting dalam bekerja di bengkel. Keselamatan kerja bukan hanya
diperuntukkan bagi orang yang bekerja, tetapi juga diperuntukkan bagi peralatan
atau mesin yang digunakan untuk bekerja.
Mempelajari bagaimana bekerja dengan baik dan berhasil, harus selalu
diikuti dengan mempelajari bagaimana bekerja dengan selamat. Bekerja dengan
selamat adalah merupakan tujuan utama dari manusia yang bekerja.
Menciptakan keadaan atau kondisi kerja yang aman, bukanlah hanya
tanggung jawab para instruktur atau kepala bengkel, tetapi menjadi tanggung
jawab antara pekerja/siswa dan instruktur/kepala bengkel. Para siswa atau
pekerja harus belajar bagaimana bekerja tanpa menimbulkan
kecelakaan/melukai dirinya atau melukai orang lain yang bekerja disekitarnya,
serta menimbulkan kerusakan pada mesin atau peralatan yang digunakan untuk
bekerja.
24
P. EVALUASI
1. Sebutkan 3 (tiga) kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan
pekerjaan pada bengkel, agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
2. Sebutkan 6 (enam) kerugian yang diderita baik oleh pekerja, perusahaan,
dan alat/mesin akibat terjadinya kecelakaan kerja.
3. Sebutkan 3 (tiga) faktor utama yang sering menimbulkan kecelakaan kerja.
4. Sebutkan jenis peralatan pada keselamatan kerja
5. Jelaskan klasifikasi helmet yang anda ketahui.

More Related Content

What's hot

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
 
Keselamatan kerja daihatsu training center
Keselamatan kerja daihatsu training centerKeselamatan kerja daihatsu training center
Keselamatan kerja daihatsu training centerEko Supriyadi
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambanganDhieta Vida
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Herry Prakoso
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaDendy Maulana Septiyadi
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambanganIpung Noor
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt Winarso Arso
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Rinda Fitri
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaDewi Izza
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganSembadra Fitriani
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Duwi susilo wibowo
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Uwai Shakespeare
 

What's hot (20)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
 
Keselamatan kerja daihatsu training center
Keselamatan kerja daihatsu training centerKeselamatan kerja daihatsu training center
Keselamatan kerja daihatsu training center
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
Dasar- dasar K3
Dasar- dasar K3Dasar- dasar K3
Dasar- dasar K3
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambangan
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
 
K3 konstruksi
K3 konstruksiK3 konstruksi
K3 konstruksi
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Prosedur k3
Prosedur k3Prosedur k3
Prosedur k3
 
Hazard dan risiko
Hazard dan risikoHazard dan risiko
Hazard dan risiko
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
 

Viewers also liked

ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat KerjaILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat KerjaWanaco Indo Niaga
 
K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)
K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)
K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)Roring Ever
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Slamet Setiyono
 
Membentuk kulit panel bodi
Membentuk kulit panel bodiMembentuk kulit panel bodi
Membentuk kulit panel bodiEko Supriyadi
 
Teknik Bodi Otomotif jilid 3
Teknik Bodi Otomotif jilid 3Teknik Bodi Otomotif jilid 3
Teknik Bodi Otomotif jilid 3Eko Supriyadi
 
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baru
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baruKesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baru
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baruFauziah_011295
 
PPT TIK KELAS X : Etika dan haki
PPT TIK KELAS X :  Etika dan hakiPPT TIK KELAS X :  Etika dan haki
PPT TIK KELAS X : Etika dan hakiUtsukushii Lis
 
Teknik Bodi Otomotif jilid 2
Teknik Bodi Otomotif jilid 2Teknik Bodi Otomotif jilid 2
Teknik Bodi Otomotif jilid 2Eko Supriyadi
 
Teknik Bodi Otomotif jilid 1
Teknik Bodi Otomotif jilid 1Teknik Bodi Otomotif jilid 1
Teknik Bodi Otomotif jilid 1Eko Supriyadi
 
Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3ridho0chir
 
Kesehatan keselamatan kerja
Kesehatan keselamatan kerjaKesehatan keselamatan kerja
Kesehatan keselamatan kerjaCaen Mujib
 
Ppt hiperkes
Ppt hiperkesPpt hiperkes
Ppt hiperkesrio246193
 
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di LaboratoriumKeselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di LaboratoriumSuprapta Winarka
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanFarida Sihotang
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaFionna Pohan
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikAhmad Faozi
 
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMKESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMBetacarotene
 

Viewers also liked (20)

ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat KerjaILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
 
K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)
K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)
K3(Kesehatan dan Keselamatan kerja)
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1
 
Membentuk kulit panel bodi
Membentuk kulit panel bodiMembentuk kulit panel bodi
Membentuk kulit panel bodi
 
Teknik Bodi Otomotif jilid 3
Teknik Bodi Otomotif jilid 3Teknik Bodi Otomotif jilid 3
Teknik Bodi Otomotif jilid 3
 
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baru
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baruKesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baru
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang baru
 
PPT TIK KELAS X : Etika dan haki
PPT TIK KELAS X :  Etika dan hakiPPT TIK KELAS X :  Etika dan haki
PPT TIK KELAS X : Etika dan haki
 
Ppt k3
Ppt k3Ppt k3
Ppt k3
 
Teknik Bodi Otomotif jilid 2
Teknik Bodi Otomotif jilid 2Teknik Bodi Otomotif jilid 2
Teknik Bodi Otomotif jilid 2
 
Teknik Bodi Otomotif jilid 1
Teknik Bodi Otomotif jilid 1Teknik Bodi Otomotif jilid 1
Teknik Bodi Otomotif jilid 1
 
K3
K3K3
K3
 
Menerapkan K 3 L H
Menerapkan K 3 L HMenerapkan K 3 L H
Menerapkan K 3 L H
 
Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3
 
Kesehatan keselamatan kerja
Kesehatan keselamatan kerjaKesehatan keselamatan kerja
Kesehatan keselamatan kerja
 
Ppt hiperkes
Ppt hiperkesPpt hiperkes
Ppt hiperkes
 
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di LaboratoriumKeselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di Laboratorium
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMKESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
 

Similar to Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Similar to Kesehatan dan Keselamatan Kerja (20)

Sopianda k4
Sopianda k4Sopianda k4
Sopianda k4
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
INDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxINDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptx
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptxUnsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
 
Asg report oumh 2012
Asg report oumh 2012Asg report oumh 2012
Asg report oumh 2012
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja
 
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
 
Keselamatan kerja
Keselamatan kerja Keselamatan kerja
Keselamatan kerja
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
Makalah keselamatan kerja 1
Makalah keselamatan kerja 1Makalah keselamatan kerja 1
Makalah keselamatan kerja 1
 
PPT RESUMAN K3.pptx
PPT RESUMAN K3.pptxPPT RESUMAN K3.pptx
PPT RESUMAN K3.pptx
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
Bab I K3 Pendahuluan
Bab I K3 PendahuluanBab I K3 Pendahuluan
Bab I K3 Pendahuluan
 
Chapter 3 - OSHA
Chapter 3 - OSHAChapter 3 - OSHA
Chapter 3 - OSHA
 
Konsep k3
Konsep k3Konsep k3
Konsep k3
 

More from Ahmad Faozi

Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikAhmad Faozi
 
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurPenggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurAhmad Faozi
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineAhmad Faozi
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engineAhmad Faozi
 
Presentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftPresentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftAhmad Faozi
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point bateraiAhmad Faozi
 
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Ahmad Faozi
 
Tune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinTune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinAhmad Faozi
 

More from Ahmad Faozi (8)

Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem Hidrolik
 
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurPenggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engine
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
 
Presentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftPresentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaft
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point baterai
 
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
 
Tune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinTune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensin
 

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

  • 1. 4 A. PENGERTIAN UMUM Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman, bebas dari kecelakaan. Sedangkan kecelakaan sendiri adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serba tiba-tiba dan menimbulkan kerugian baik harta (material) maupun jiwa/manusia. Tuntutan pekerjaan yang semakin kompleks disertai penggunaan teknologi yang makin canggih selain menyebabkan kenyamanan dan kemudahan dalam bekerja, tetapi juga mengandung resiko bahaya yang lebih besar akibat penggunaan bahan, alat dan teknologi. Bahaya-bahaya yang dapat mengancam antara lain kecelakaan kerja, pencemaran udara, kebisingan, dan kebakaran. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam bentuk usaha pencegahan. Pencegahan adalah segala daya upaya yang dilakukan secara berencana untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap individu dan unit kerja agar jumlah peristiwa kecelakaan kerja, penyebab kecelakaan dan jumlah kecelakaan dapat dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik. B. DASAR HUKUM Keselamatan dan Kesehatan Kerja didasarkan pada Undang-Undang Keselamatan kerja No.1 Tahun 1970, Undang-undang No. 2 Tahun 1963, dan peraturan-peraturan pelaksanaannya. Dengan dasar hukum yang kuat tesebut, setiap perusahaan berkewajiban untuk melindungi keselamatan karyawannya, sedangkan dilain pihak karyawanpun berkewajiban untuk mentaati dan mematuhi ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan keselamatan kerja yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan undang-undang ini, setiap tempat kerja/perusahaan perlu dibentuk bahagian kursus keselamatan kerja yang menangani langsung usaha-usaha pencegahan kecelakaan tersebut. C. MENGAPA KECELAKAAN KERJA HARUS TERJADI Setiap kecelakaan pasti merugikan baik terhadap perusahaan maupun tenaga kerja, yang secara tidak langsung juga merupakan kerugian bagi masyarakat maupun negara, karena meyangkut masalah produksi, maka dari itu setiap usaha keselamatan kerja adalah menyangkut usaha-usaha perlindungan terhadap sarana-sarana untuk unsur-unsur pokok produksi, antara lain: (a) Manusia, (b) alat-alat kerja (mesin) dan material (bahan-bahan), (c) Waktu, (d) Nilai kepercayaan terhadap perusahaan. BAB II. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
  • 2. 5 1. Manusia Seorang karyawan yang ahli (skill) diperoleh melalui proses waktu yang panjang (pendidikan dan pengalaman) serta dengan biaya yang tidak sedikit, karena itu merupakan aset (kekayaan/harta benda)yang sangat bernilai bagi perusahaan. Bila seorang karyawan/pekerja mengalami kecelakaan, ia mengalami cidera dan tidak mampu bekerja sementara atau mungkin untuk keselamatannya. Dengan demikian, bila yang bersangkutan mendapat cidera, maka harus ada atau dicari penggantinya, jelas hal ini merupakan kerugian yang tidak ternilai, disamping itu sipekerja sendiri akan menderita dan tak mampu bekerja yang membawa efek terhadap penghasilannya, yang kemudian berpengaruh terhadap keluarganya, apalagi jika karyawan tersebut tidak mampu bekerja untuk selama-lamanya. 2. Alat Kerja dan Material Akibat kecelakaan kerja, maka kerugian yang dapat timbul berupa kerusakan-kerusakan mesin-mesin dan alat-alat produksi, serta bahan-bahan dan saran penunjang lainnya, disamping itu harus pula dikeluarkan biaya-biaya lainnya. 3. Waktu Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan terganggunya rencana produksi yang telah disusun, pekerjaan terhenti seketika sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. 4. Kepercayaan (goodwill) Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat juga akan berkurang yang dapat dilihat dari nilai premi asuransinya, apabila perusahaan itu tidak aman, maka nilai premi asuransinya akan tinggi (meningkat). Bila suatu perusahaan sering mengalami kecelakaan, semangat serta gairah kerja karyawannya akan menurun (selalu dihinggapi rasa takut) dan membawa akibat terhadap efisiensi serta produktivitas. D. SEBAB-SEBAB KECELAKAAN Dalam sejarahnya sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan oleh faktor manusia yang bekerja, misalnya mata pekerja terkena beram hasil pengerindaan, terkena beram hasil pembubutan dan pengeboran. Kecelakaan tersebut disebabkan manusia yang bekerja tidak mau mengunakan alat-alat keselamatan kerja, yaitu kacamata. 1. Tidak mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja, seperti tidak memakai baju kerja, tidak menggunakan sarung tangan, tidak memakai kaca mata,dan alat-alat yang lainnya. 3. Pekerja tidak tahu cara mengoperasikan alat/mesin dengan benar, dan malu untuk bertanya.
  • 3. 6 4. Pekerja tidak mampu mengoperasikan mesin disebabkan ia belum terlatih. Sikap kerja yang tidak benar, seperti berlari-lari dalam bengkel, bersenda- gurau, menggangu rekan bekerja, tidak mengindahkan aturan-aturan bengkel. 5. Faktor lingkungan kerja. 6. Banyak kecelakaan kerja diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, seperti : a. Kondisi tempat kerja yang tidak rapi, misalnya banyak beram dan potongan-potongan bahan berserakan disekitar tempat bekerja, sehingga pekerja kemungkinan dapat jauh akibat terpeleset. b. Bekerja dekat dengan bagian-bagian benda yang berputar, atau bahagian mesin yang berputar, dan tanpa pelindung. Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan kerja terjadi karena nasib belaka, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama- sama, yaitu : 1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan b. Tidak mengunakan perlindungan diri yang disediakan c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya 2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition) a. Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengaman, konstruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan sebagainya b. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/kebersihan dan lain-lain) E. APAKAH KECELAKAAN DAPAT DICEGAH Timbul suatu pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat dicegah? pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena : a. Kecelakaan yang terjadi pasti ada sebab-sebabnya. b. Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat dihilangkan maka kecelakaan dapat dicegah
  • 4. 7 F. BAGAIMANA UPAYA MENCEGAHNYA Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta menguasahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor-faktor lingkungan yang membahayakan (unsafe condition). G.SEBAB-SEBAB SEORANG MELAKUKAN TINDAKAN TIDAK AMAN Seseorang melakukan tindakan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh: 1. Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak tahu bahaya-bahayanya sehingga terjadi kecelakaan, karena itulah harus diberi pendidikan dan latihan. 2. Yang bersangkutan sudah mengetahui cara yang aman, bahaya-bahaya dan sebagainya, tetapi karena belum mampu/kurang terampil atau kurang ahli, dan akhirnya melakukan kesalahan yang gagal 3. Walaupun yang bersangkutan telah mengetahui dengan jelas cara kerja/peraturan, sedangkan yang bersangkutan dapat melaksanakannya, tetapi karena kemauan tidak ada, akhirnya ia melakukan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan, misalnya tidak mau memakai alat-alat keselamatan kerja yang disediakan, sengaja melepas alat pengaman dan lain-lain. Karena itu usaha pencegahan kecelakaan dari faktor manusia ini dapat dilakukan dengan pengawasan, pembinaan karyawan dan latihan serta kerja sama yang baik dalam bekerja. H.BAGAIMANA MENGATASI LINGKUNGAN YANG TIDAK AMAN Keadaan tidak aman dalam lingkungan dapat diatasi dengan cara : 1. Menghilangkan sumber-sumber bahaya atau keadaan yang tidak aman, agar tidak lagi menimbulkan bahaya misalnya, alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki 2. Meghilangkan sumber bahaya agar tidak lagi menimbulkan bahaya misalnya, bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan. 3. Mengendalikan sumber bahaya atau keadaan tidak aman secara teknik, misalnya memasang safety valve/ non return valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dan sebagainya. Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.
  • 5. 8 I. PERANAN PEKERJA DALAM MENCEGAH KECELAKAAN Karyawan, baik pengawas maupun pekerja pelaksana merupakan kunci keberhasilan dari usaha-usaha keselamatan kerja. Hal ini dikarenakan karyawan paling mengenal kondisi dan bahaya-bahaya yang ada ditempat/sekitar tempat kerjanya serta cara yang aman dalam melakukan pekejaan karyawan paling berkepentingan karena mereka menjadi korban pertama apabila terjadi kecelakaan. Peranan karyawan dalam hal ini adalah : a. Secara aktif dalam usaha-usaha pencegahan kecelakaan ditempat masing- masing. b. Melapor kepada atasan/pengawas keselamatan kerja (safety dept) apabila terjadi kecelakaan atau menemui hal-hal yang berbahaya dilingkungan kerjanya. c. Semua aturan dan ketentuan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan harus dipatuhi. d. Memberikan nasehat/saran kepada rekan sekerja/lingkungan apabila mereka melakukan hal-hal yang berbahaya (unsafe act). e. Alat-alat keselamatan kerja yang disediakan harus digunakan sebagaimana mestinya. J. UNSUR PENYEBAB KECELAKAAN Setiap orang cenderung menyalahkan, apabila terjadi kecelakaan dengan kata-kata “Ceroboh atau bekerja kurang hati-hati”. Kalau disimak dari kata-kata diatas, memang sebagian besar penyebab kecelakaan kerja adalah disebabkan oleh faktor manusianya. Maka pernyataan diatas adalah wajar. Tetapi apakah kita harus selalu menyalahkan tanpa mencari penyebab yang pasti, agar dikemudian hari kecelakaan tersebut dapat dihindari. Sebenarnya tidak ada hal yang misterius disekeliling tempat terjadinya kecelakaan, sebab kecelakaan pasti diakibatkan oleh tiga unsur pokok yang ada didalam bengkel/tempat kejadian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu: unsur manusia, unsur alat/mesin, dan unsur lingkunggan kerja dan alat pendukungnya. Kalau diklasifikasi pada dasarnya unsur pokok penyebab terjadinya kecelakaan ada 4 yaitu : 1. Unsur perantara yang dapat diakibatkan kecelakaan kerja, seperti: palu tangan, potongan-potongan pelat baja, potongan-potongan pila, beram- beram yang tajam, dan lain sebagainya. Sedang dari mesin perkakas misalnya pisau potongan, pahat/potongan dan lainnya. 2. Cara bekerja/sikap kerja dari pekerja, seperti: mengabaikan pemakaian alat- alat keselamatan kerja, menggunakan alat tidak sesuai dengan fungsinya dan sedang bersenda-gurau. 3. Kondisi dari pekerja itu sendiri, seperti: kurang sehat, buta warna, kurang pendengarannya, terlalu berat beban kerja, kurang berminat pada kerja yang dikerjakan, dan lain sebagainya.
  • 6. 9 4. Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman, seperti bekerja dekat dengan ketell-ketel uap, bekerja dekat dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sebagainya. Sedangkan apabila ditinjau dari segi jenis kecelakaan yang sering terjadi didalam bengkel kerja mesin atau perusahaan adalah dapat diperlihatkan pada pernyataan sebagai berikut : 1. Jatuh 20% 2. Objek jatuh, bergerak, atau akan mengangkat 10% 3. Mesin 9% 4. Peralatan tangan 10% 5. Menabrak benda diam 6% 6. Alat angkat 5% 7. Terkena arus listrik 2% 8. Terbakar 2% 9. Terluka akibat mengangkat barang 30% 10. Lain-lain 6% K. ALAT KESELAMATAN KERJA Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mensyaratkan kepada seluruh perusahaan/ industri agar setiap pekerja dapat bekerja dengan aman dan selamat, sesuai dengan norma-norma keselamatan kerja. Semua hal yang menyangkut masalah keselamatan kerja telah diatur dengan undang-undang keselamatan kerja, baik mengenai tempat kerja, lingkungan kerja, dan peralatan yang digunakan untuk bekerja. Sedangkan langkah kerja atau prosedur kerja telah ditetapkan oleh perusahaan atau industri yang bersangkutan. Semua peraturan yang dibuat mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan situasi kerja yang aman dan selamat. Perencanaan proses produksi yang baik dan penataan peralatan (lay out) tempat bekerja terus dikembangkan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman bagi para pekerja dan peralatan kerja itu sendiri. Disamping itu mesin-mesin telah dirancang makin baik, sehingga kecelakaan kerja yang disebabkan oleh mesin bisa dikurangi menjadi sedemikian kecilnya. Sebagai contoh mesin-mesin bubut yang baru telah dilengkapi dengan peralatan penahan beram hasil pemotongan tidak akan terlempar keluar dari mesin. Dengan kondisi yang demikian, maka kecelakaan kerja akibat terkena beram yang panas dan tajam sudah dapat dihindari. Langkah ini adalah salah satu dasar dari suatu uji coba pemakaian alat keselamatan kerja yang terpasang pada mesin itu sendiri. Perbaikan terhadap perencanaan mesin terus dikembangkan seperti, misalnya: terhadap kebisingan akibat gesekan antara komponen mesin atau karena hubunggan roda-roda gigi penggerak suara bising pada mesin dapat mengakibatkan rusaknya pendengaran pekerja. Untuk itu dapat dilihat makin hari makin halus bunyi atau suara mesin, sehingga pekerja akan terhindar dari kebisinggan berlebihan yang dapat menyebabkan rusaknya telinga. Banyak hal yang telah dikembangkan guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja, seperti penggunaan pipa-pipa penyalur bahan kimia yang berbahaya, pemakaian tangki-tangki penyimpan yang sesuai dengan standar
  • 7. 10 keselamatan kerja. Dengan demikian bahaya luka akibat terkena bahan kimia yang berbahaya sewaktu pengangkutan bisa dihindari. Semua kegiatan yang telah dilakukan seperti yang dibicarakan diatas tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan sikap dari para pekerjaan itu sendiri, maka sudah waktunya diperlukan suatu peraturan atau intruksi agar semua pekerja selalu mentaati segala peraturan yang berlaku mengenai masalah keselamatan kerja. Dan diharuskan semua pekerja memakai alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang telah dilakukan. L. PEMILIHAN ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA Alat-alat keselamatan kerja mutlak diperlukan bagi para pekerja guna menjamin agar pekerja dapat bekerja dengan aman. Alat keselamatan kerja tersebut harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu : 1. Alat-alat keselamatan kerja tersebut harus sesuai dengan jenis pekerja dan jenis alat/mesin yang dioperasikan,sehingga efektifitas pemakaian alat keselamatan kerja benar-benar terpenuhi 2. Alat-alat keselamatan kerja tersebut harus dipakai selama pekerja berada didalam bengkel, baik mereka sedang bekerja maupun pada saat tidak bekerja, dan alat keselamatan kerja tersebut harus selalu dirawat dengan baik. Sesudah peralatan keselamatan kerja tersebut diperoleh, biasanya akan timbul masalah yaitu kurang sesuainya ukuran alat keselamatan kerja tersebut dengan orang yang akan memakainya. Untuk menentukan jenis dari alat keselamatan kerja tersebut agar sesuai dengan keadaan para pekerja, maka perlu diperhatikan dua hal yaitu: 1. Tingkat perlindungan alat keselamatan kerja itu sendiri bagi pekerja yang memakainya, artinya dengan mengunakan alat keselamatan kerja para pekerja akan merasa aman dalam bekerja. 2. Alat keselamatan kerja tersebut hendaknya dapat dirasa nyaman dipakai oleh pekerja, sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pekerja pada waktu bekerja. Sayang sekali sampai sekarang hanya beberapa alat keselamatan kerja yang harus dipakai oleh para pekerja tersedia dipasaran. Dan hanya sedikit yang telah diuji kualitasnya oleh lembaga penguji yang berwenang. Biasanya pengujian alat-alat keselamatan kerja dilakukan sendiri oleh pabrik pembuat alat keselamatan kerja, sehingga kualitasnya belum merupakan jaminan mutlak. Memang dalam hal bentuk dan spesifikasinya sesuai, tetapi dari segi kualitas belum tentu memenuhi persyaratan, Masih banyak alat keselamatan kerja terutama untuk perlindungan kepala, mata, dan tangan belum diuji didalam labotarium yang dapat menentukan baik atau kurang baiknya alat keselamatan kerja tersebut. Masalah lain ialah dalam pemakaian alat keselamatan kerja, masih banyak para pekerja memakai alat keselamatan kerja nampak seperti terpaksa dan hanya memakainya sewaktu ada pemeriksaan serta apabila diperlukan saja. Jadi pemakaian alat-alat keselamatan kerja belum merupakan sikap kerja yang biasa. Atau dengan kata lain pemakaian alat-alat keselamatan kerja masih
  • 8. 11 bersifat terpaksa, bukan merupakan kebutuhan. Untuk itu diperlukan beberapa tindakan agar para pekerja mau memakai alat keselamatan kerja, seperti : 1. Diharuskan setiap pekerja memakai alat-alat keselamatan kerja, baik pada waktu sedang bekerja atau tidak sedang bekerja, apabila mereka berada didalam bengkel kerja. Artinya para pekerja harus menggunakan alat-alat keselamatan kerja, selama ia berada didalam bengkel kerja. 2. Disediakan alat-alat keselamatan kerja dengan berbagai ukuran, sehingga para pekerja dapat memilih alat keselamatan kerja yang sesuai dengan ukuran badan dan anggota badannya. Dengan demikian para pekerja akan merasa nyaman memakainya. 3. Menerapkan sistem sangsi bagi pekerja yang tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja pada saat ia bekerja, atau pada saat ia berada didalam bengkel kerja. Perlu diingat bahwa sangsi tersebut harus bersifat mendidik, sehingga dapat meningkatkan sikap kerja yang aman. M. PERALATAN-PERALATAN KESELAMATAN KERJA 1. Peralatan Pelindung Kepala. Walaupun setiap pekerja diharuskan memakai pelindung kepala (helmet), tetapi kadang-kadang mereka melalaikannya. Pemakaian pelindung kepala sangat diperlukan bagi para pekerja konstruksi, pekerja galanggan kapal, pekerja penambang pohon, pertambangan dan industri logam. Peralatan pelindung kepala dirancang atau dibuat dari bahan-bahan yang baik agar dapat dihasilkan helmet yang benar-benar dapat melindungi luka akibat benturan, terkena atau kejatuhan benda, terkena benda kerja yang melayang, bahaya listrik dan lain sebagainya. Disamping itu juga dibuat helmet khusus yang harus dapat melindungi kepala dan muka dari bahan-bahan kimia atau cairan yang panas. Helmet diklasifikasikan menjadi dua yaitu: helmet yang mempunyai bagian pinggir seluruh lingkarannya dan yang kedua adalah helmet dengan pinggir hanya pada bahagian depannya. Dari kedua klasifikasi tersebut helmet masih dibagi dalam empat kelas yaitu : a. Kelas A, yaitu helmet untuk keperluan umum. Helmet ini hanya mempunyai tahanan kelistrikan yang rendah. b. Kelas B, yaitu helmet untuk jenis pekerjaan dengan resiko terkena tegangan listrik yang besar (mempunyai tahanan terhadap tegangan yang tinggi), atau helmet ini tahan terhadap tegangan listrik yang tinggi. c. Kelas C, adalah metalik helmet, dipakai untuk pekerja yang terkerja pada kondisi kerja yang panas, seperti pada pengecoran logam, atau pada dapur- dapur pembakaran. d. Kelas D adalah helmet dengan daya tahan yang kecil terhadap api, sehingga harus dihindari dari percikan api. Bahan pembuat helmet tersebut pada umumnya terdiri dari lapisan plastik dan dicetak pada tekanan yang tinggi, Dengan demikian helmet menjadi tahan terhadap air, minyak, tumbukan dan arus listrik. Khusus untuk helmet metal dibuat dari bahan metal yang kuat, tetapi ringan. Sebagai contoh helmet dari
  • 9. 12 bahan aluminium yang dipakai untuk pekerja dengan kemungkinan terkena tumbukan sangat besar. Tetapi helmet dari bahan aluminium tidak boleh dipergunakan untuk bekerja pada daerah dimana kecendrungan terkena arus listrik sangat besar, sebab helmet ini mengalirkan atau dapat dialiri oleh arus listrik. Helmet jenis ini tahan terhadap benturan. Jenis bahan helmet yang lain ialah fiberglass yang diperkaya dengan damar. Jenis helmet dari bahan ini sangat banyak digunakan, sebab ia mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap kelembaban. Gambar 2.1. Contoh Pelindung Kepala (http://www.safetysupplies.co.uk) Gambar 2.2. Contoh Pelindung Kepala untuk Keperluan Umum
  • 10. 13 Khusus bagi pekerja yang bekerja pada malam hari helmet yang cocok untuknya ialah jenis helmet yang dapat mengeluarkan sinar pada malam hari atau memancarkan sinar pada daerah yang gelap. Khusus untuk helmet yang akan digunakan untuk daerah yang kecendrungan terjadi kecelakaan akibat arus listrik maka helmet tersebut harus selalu diperiksa secara teratur sifat hambatnya terhadap listrik. Bagian dalam dari helmet dilengkapi dengan pelapisan dan tempat kedudukan kepala. Lapisan dipilih yang dapat menyebabkan rasa nyaman bagi pemakainya dan tempat kedudukan kepala hendaknya bisa distel besar kecilnya sehingga sesuai dengan ukuran kepala pemakainya. Untuk pekerja wanita dan pekerja pria yang mempunyai rambut panjang dan mereka bekerja di daerah dimana banyak bagian-bagian mesin yang berputar seperti rantai, dan ban diharuskan memakai alat pelindung rambut. Fungsi alat tersebut adalah agar rambut bisa ditutupi secara sempurna, sehingga kecelakaan kerja akibat terbelitnya rambut pada bagian-bagian mesin yang berputar dapat dihindari. Alat pelindung rambut atau penutup rambut yang dipakai ialah sorban, jala rambut dan penutup kepala yang dapat menutup secara sempurna. Pemakaian jaring rambut kurang aman apabila pekerja tersebut bekerja pada daerah dimana percikan api sering terjadi. Untuk itu jenis penutup rambut yang cocok adalah jenis penutup kepala. Syarat penutup kepala ialah : a. Tahan terhadap bahan kimia. b. Tahan panas. c. Enak dipakai (nyaman/sejuk). d. Tahan terhadap pukulan. e. Ringan dan kuat. f. Berwarna menarik. g. Mempunyai ventilasi apabila tidak untuk perlindungan terhadap debu. 2. Peralatan Pelindung Kebisingan Kegunaan peralatan pelindung kebisingan ini ialah untuk melindungi telinga dari kebisingan yang berlebihan, sehingga dapat menebabkan kerusakan pada sistem pendengaran pekerja. Banyak industri yang dalam proses produksinya menimbulkan kebisingan yang dapat menyebabkan kehilangan pendengaran bagi pekerja. Standar kebisingan yang diizinkan adalah 90 decibel menurut undang-undang keselamatan kerja, oleh sebab itu kebisingan yang dihasilkan oleh suatu proses produksi didalam produksi harus diukur, dan diusahakan kurang dari standar yang telah ditentukan, agar tidak menyebabkan kerusakan pada pendengaran pekerja. Dengan adanya pengukuran setiap waktu dapat dijamin bahwa tingkat kebisingan masih dalam tingkat yang diperbolehkan. Alat pelindung kebisingan ada dua jenis, yaitu jenis yang dimasukkan kedalam lubang telinga dan yang satunya adalah jenis yang menutup seluruh telinga.
  • 11. 14 Gambar 2.3. Contoh Peralatan Pelindung Kebisingan a. Jenis Alat yang Dimasukkan ke Lubang Telinga Jenis peralatan ini pemasangannya dimasukkan kedalam lubang telinga dan model serta ukurannya bermacam-macam. Bahan yang digunakan untuk membuat peralatan ini ialah plastik yang lunak/lembut, karet yang lembut, lilin dan kain. Karet dan plastik yang lembut adalah jenis bahan yang sangat terkenal untuk pembuatan alat ini, karena ia mudah dibersihkan, murah harganya dan memberikan bentuk serta warna sangat bagus atau menarik. Lilin sangat banyak dipakai untuk membuat peralatan pelindung kebisingan dikarenakan disamping harganya murah juga mudah dalam membentuknya. Tetapi lilin sukar untuk dibersihkan, sehingga ia hanya dipakai untuk sekali pakai. Dikarenakan lilin sangat lunak maka ia dapat berubah bentuk sehingga daya proteksi terhadap kebisingan menjadi berkurang. Kain adalah bahan yang jelek untuk perlindungan terhadap kebisingan, sebab ia sangat rendah daya hambatnya terhadap kebisingan. Penutup telinga dari bahan karet dan plastik yang lembut sangat efektif dalam pemakaiannya, sebab dalam pemasangannya sangat mudah yaitu hanya menekankan ke lubang telinga dan ia akan menutup lubang telinga secara sempurna, tanpa ada kebocoran. Hanya perlu diingat bahwasanya bahan plastik dan karet dapat menyebabkan luka pada lubang telinga, dan mungkin menyebabkan kurang nyaman dalam pemakaiannya. b. Jenis Pelindung Kebisingan yang Menutupi Seluruh Telinga Bentuk peralatan ini dapat menutup seluruh telinga, sehingga akan diperoleh keseimbangan pendengaran antara telinga kanan dan telinga kiri. Untuk menghasilkan perlindungan kebisingan yang efektif, maka bentuk, ukuran, bahan, penyekat, jenis pegas dari penutup telinga ini harus benar-benar dipilih secara baik, sehingga sipemakai merasa nyaman. Dengan makin berkembangnya teknologi maka semakin baik alat-alat pelindung kebisingan dengan bentuk yang relatif kecil, tetapi mempunyai daya proteksi/perlindungan yang benar.
  • 12. 15 3. Pelindung Mata. Luka pada mata dapat diakibatkan oleh adanya bahan atau beram yang masuk ke mata akibat pekerjaan pemotongan bahan, percikan bunga api sewaktu pengelasan,debu-debu, radiasi dan sinar ultraviolet lainnya. Kecelakaan pada mata dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, dimana mata tidak dapat berfungsi lain atau dengan kata lain orang menjadi buta. Dengan demikian kecelakaan pada mata akan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja itu sendiri. Dalam suatu survey diperoleh data bahwa kecelakaan atau luka pada mata diakibatkan oleh : a. Obyek atau bahan yang mengenai mata (pecahan logam, beragam-ragam, pecahan batu gerinda, paku, percikan bunga api, dan lain sebagainya). b. Debu dari penggerindaan c. Karat. d. Sinar atau cahaya. e. Percikan logam. f. Gas beracun atau asap beracun. Banyak jenis peralatan yang digunakan untuk melindungi mata yang disesuaikan dengan kebutuhan perlindungan yang dibutuhkan. Jenis kaca mata yang banyak digunakan dalam industri ialah : a Kaca Mata untuk Pekerjaan dengan Bahan Kimia Pekerja yang bekerja pada labotarium kimia atau pabrik kimia harus selalu memakai alat-alat keselamatan kerja, terutama kacamata. Kacamata untuk pekerja ini adalah kacamata khusus dimana lensa dan pemegangnya harus tahan terhadap bahan kimia. Lensa kaca mata ini harus tahan terhadap bahan kimia dan debu-debu bahan kimia yang halus. Jenis lensanya harus tahan terhadap panas dan pengaruh panas akibat zat kimia, pada framenya atau rangka pemegangnya dilengkapi dengan saluran buang, sehingga apabila terjadi percikan bahan kimia, maka cairan bahan kimia tersebut akan dibuang melalui saluran buang yang telah disediakan. Dengan demikian tidak akan melukai anggota badan dari pekerja. b. Kaca Mata Las Kaca mata las terdiri dari dua jenis dan mempunyai bermacam-macam bentuk. Jenis yang umum dipakai adalah kaca mata las untuk pengelasan listrik dan kaca mata yang digunakan untuk pengelasan dengan las asetilin. Lensa untuk kaca mata pengelasan listrik lensanya lebih gelap dibandingkan dengan lensa untuk pengelasan dengan las asetilin. Semua kaca mata yang dipergunakan baik untuk pengelasan listrik maupun untuk las asetilin mempunyai dua lensa. Dimana lensa yang satu, yang terletak dibahagian luar merupakan lensa pelindung, atau sering disebut cover glass. Fungsi dari cover glass ini ialah menjaga agar lensa yang kedua (lensa gelapnya) tidak mengalami kerusakan akibat percikan logam dari bunga api. Cover glass atau pelindung lensa ini digunakan untuk melindungi mata dan kaca atau lensa kaca mata itu sendiri, sebab lensa yang dipakai pada kaca
  • 13. 16 mata tersebut tidak tahan terhadap sinar yang panas atau kena bahan kimia. Apabila lensa kaca mata tersebut kena panas maka ia akan pecah atau rusak, sehingga kaca mata tersebut tidak dapat berfungsi lagi. Pemakaian cover glass ini terutama pada penggerindaan berat, pekerjaan pengecoran logam, dan pekerjaan pemesinan berat lainnya, serta pada pengelasan. Gambar 2.4. Contoh Peralatan Pelindung Mata Bentuk kaca mata untuk las asetelin dan kaca mata untuk las listrik bisa sama, tetapi lensa yang dipasang tidak sama. Hal tersebut dikarenakan sinar yang dihasilkan oleh api las listrik lebih tajam dibandingkan sinar yang dihasilkan oleh api las asetelin. Perbedaannya hanya pada warna lensanya. Selain bentuk kaca mata pada pengelasan listrik disediakan khusus peralatan untuk melindungi muka dan mata dari sinar api las listrik yang dikenal dengan masker las. 4. Pelindung Muka Banyak jenis peralatan dibuat untuk melindungi muka para pekerja. Biasanya alat tersebut juga berfungsi sebagai pelindung kepala dan leher sekaligus. Alat tersebut berfungsi melindungi muka dari cairan bahan kimia, logam panas dan percikan bunga api, dan luka lainnya yang akan terjadi pada kepala, leher dan muka pekerja. Bahan untuk alat pelindung muka biasanya dari plastik transparant, sehingga mata masih dapat tetap melihat kegiatan yang dilakukan. Misalnya pada penggerindaan, pengangkutan bahan-bahan kimia dan pada saat melakukan penggergajian. Pelindung muka yang akan digabungkan dengan penutup kepala harus mudah diganti bila terjadi kerusakan atau sudah tidak jelas lagi/tidak transparant. Pelindung muka ini harus dapat diatur kedudukannya, sehingga para pemakainya merasa nyaman. Jenis alat pelindung kepala dan muka seperti babbitting helmet (helmet dari bahan babbit), yang dapat melindungi kepala dan muka dari percikan logam panas dan radiasi panas. Bentuk helmet ini dilengkapi dengan jendela dan penutup dagu serta penutup rambut. Peralatan lain untuk pelindung muka adalah masker las. Jenis peralatan ini digunakan untuk melindungi mata dan muka dari percikan api las dan percikan logam cair hasil pengelasan. Pada jendela kacanya dilengkapi dengan
  • 14. 17 lensa tambahan untuk menjaga agar lensa yang gelap tidak rusak kena panas /percikan api las dan percikan logam cair hasil pengelasan. Bahan untuk membuat masker las harus tahan terhadap panas dan benturan-benturan ringan. Ia juga harus dapat menahan panas dengan baik, sehingga muka pekerja tidak merasa panas. Disamping itu juga harus tahan terhadap arus listrik atau non konduktor, jenis masker las ini ada yang dipegang dengan tangan sewaktu memakainya dan ada yang ditempatkan dikepala pekerja. Untuk masker las yang ditempatkan dikepala pekerja dilengkapi dengan tempat dudukan kepala. Syarat tempat dudukan kepala ini harus bisa diatur, sehingga pekerja merasa nyaman dalam memakainya. Gambar 2.5. Contoh Peralatan Pelindung Muka 5. Pelindung Tangan Jari-jari tangan merupakan bahagian tubuh yang sering kali mengalami luka akibat kerja, seperti : tepotong oleh pisau, luka terbakar karena memegang benda panas, tergores oleh permukaan benda yang tidak halus, dan masih banyak lagi bentuk luka lainnya. Untuk itu tangan dan jari-jari sangat perlu dilindungi dengan baik, karena semua pekerjaan seluruhnya dikerjakan dengan mengunakan tangan. Alat pelindung tangan yang biasa digunakan ialah a. Sarung tangan dari bahan asbes, digunakan untuk melindungi tangan dari panas. Jenis sarung tangan ini fleksibel sehingga sangat enak dipakainya. b. Sarung tangan dengan bahan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari percikan api atau keadaan benda kerja yang tak terlalu panas, beram-beram dan benda kerja yang kasar permukaannya. Biasanya sarung tangan dari bahan kulit yang telah disamak dapat dipakai untuk pekerjaan pengelasan. c. Sarung tangan dari bahan karet, digunakan oleh pekerja bagian kelistrikan. d. Sarung tangan yang terbuat dari bahan campuran karet, neoprene, dan vinyl, digunakan untuk pekerjaan pengangkutan bahan-bahan kimia. Sedangkan
  • 15. 18 sarung tangan dari bahan neoprene dan vinyl digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan minyak atau petroleum. e. Metal mesh gloves, sarung tangan jenis ini digunakan oleh pekerja yang selalu bekerja mengunakan pisau dan benda-benda tajam lainnya. Dengan pemakaian sarung tangan ini maka bahaya luka akibat pisau dan benda tajam lainnya bisa dihindarkan. f. Sarung tangan dari bahan cotton digunakan untuk pelindungan tangan dari debu dan kotoran. Gambar 2.6. Contoh Peralatan Pelindung Tangan Disamping sarung tangan ada bahan lain yang dapat melindungi kulit tangan dan kulit lengan dan luka pedih, yaitu sejenis cream. Cream ini dioleskan pada tangan dan lengan agar kulit terhindar dari bahan-bahan yang dapat melukai kulit. 6. Pelindung Kaki Sepatu kerja atau alat pelindung kaki yang harus digunakan pada bengkel kerja mesin, harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu: harus dapat melindungi kaki pekerja dari luka kejatuhan benda berat, terkena beram, benda panas/pijar, bahan-bahan kimia yang berbahaya, dan lain kecelakaan yang mungkin timbul dan menyebabkan luka bagi pekerja. Konstruksi sepatu kerja pada bengkel kerja mesin adalah, pada bagian ujung sepatu dipasang atau dilapisi dengan plat baja, agar mampu menahan benda yang jatuh menimpa kaki. Dengan adanya penahan tersebut, maka kaki tidak mengalami luka. Bagian alasnya harus cukup kuat dan tidak mudah tergelincir. Bahan yang umum dipakai dalam pembuatan sepatu kerja adalah kulit yang telah disamak. Khusus untuk pekerja bidang kelistrikan, maka bahan pembuat sepatu hendak dipilih bahan non conduktor.
  • 16. 19 Gambar 2.7. Contoh Peralatan Pelindung Kaki 7. Pelidung Tubuh (Apron) Pelindung tubuh atau dikenal dengan nama apron digunakan untuk melindungi tubuh terutama tubuh bahagian depan, yaitu dari leher sampai kaki dari berbagai kemungkinan luka, seperti terkena radiasi panas, percikan bunga api, dan percikan beram dan lainnya. Bahan untuk membuat apron ini dari asbes dan kulit yang telah disamak. Apron yang terbuat dari asbes biasanya diperkaya dengan kawat-kawat halus, agar apron tersebut dapat menahan benturan- benturan ringan dan alat-alat yang tajam. Untuk pengangkutan benda atau barang-barang yang berat sebaiknya dibuat apron yang dapat melindungi bahu. Untuk itu pada bagian bahunya diperkaya dengan bahan lain, sehingga dapat menahan beban yang berat tanpa melukai bahu. Gambar 2.8 Contoh Pelindung Tubuh
  • 17. 20 8. Baju Kerja. Baju kerja atau pakaian kerja adalah pakaian yang khusus dibuat untuk digunakan bekerja didalam bengkel atau laboratorium. Bahannya harus cukup kuat dan bentuknya harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Baju kerja harus dapat melindungi pekerja yang luka akibat beram, serpihan benda kerja, goresan-goresan dan panas. Pakaian harus benar-benar terikat atau pas dengan pemakaiannya. Sewaktu bekerja pakaian harus terkancing secara sempurna, sehingga tidak ada bagian-bagian anggota badan yang terbuka atau tidak dilindungi. Gambar 2.9 Contoh Baju Kerja N. KESELAMATAN KERJA SAAT PERBAIKAN KENDARAAN 1. Keselamatan Kerja pada Sistem Rem a. Mekanik/teknisi yang bekerja pada bidang rem, haruslah benar-benar paham/mengerti secara teori dan praktik tentang sistem rem, karena rem menyangkut keselamatan pemilik kendaraan dan orang yang bekerja. b. Selama bekerja pada sistem rem hindari hal-hal yang berhubungan dengan listrik-elektronik kendaraan dengan melepas terminal massa baterai. c. Sebelum pengujian rem dengan menjalankan kendaraan dilakukan, periksa fungsi rem terlebih dahulu secara teliti, sering kecelakaan terjadi karena kelalaian pemeriksaan fungsi rem sebelum kendaraan berjalan. d. Sebelum kendaraan diserahkan pada pelanggan, pastikan segala sesuatunya pada sistem rem berjalan dengan baik, jangan memberikan kendaraan pada pelanggan sebelum dilakukan uji-coba/tes jalan. e. Dilarang bekerja dibawah kendaraan yang diangkat tanpa penyangga /tripot stand. f. Jika terjadi penggantian atau membubut/meratakan pringan/tromol rem, maka dianjurkan untuk mengganti pad atau sepatu rem dengan yang baru,
  • 18. 21 agar penyesuaian bidang gesek dari pad dengan piringan atau tromol lebih baik. g. Bila terjadi penggantian sepatu rem/pad yang baru, maka perlu dijelaskan pada pemilik bahwa dianjurkan tidak melakukan pengereman dengan keras jika kendaraan berjalan pada kecepatan 150 km. h. Sangat dianjurkan tidak membersihkan silinder master, silinder roda atau silinder kaliper dengan amplas atau pasta gosok, membersihkan dilakukan hanya dengan cairan rem itu sendiri atau dengan alkohol, jika terpaksa dilakukan pembersihan dengan pasta gosok maka pakailah jenis yang diperbolehkan/yang paling halus. i. Selalu perhatikan dengan seksama baut-baut atau pengunci atau pipa/selang rem yang rusak atau cacat harus diganti baru. j. Segala permukaan yang bergesekan pada pad, sepatu rem atau tromol rem harus dijaga dari kemungkinan terkena pelumas, vet atau gemuk lainnya. k. Dilarang membersihkan debu sistem rem dengan udara tekan, karena debu pada sepatu/pad rem yang mengandung asbes dan karbon sangat berbahaya, bersihkanlah dengan air yang ditampung pada bak. l. Semua pekerjaan atau komponen yang dikerjakan harus selalu dalam keadaan besih. m. Pemasangan semua komponen harus dengan teliti dan benar. n. Rem adalah kelengkapan utama sistem pengaman kendaraan, oleh karena itu setelah pekerjaan selesai pastikan dengan seksama tidak ada kebocoran minyak rem yang terjadi pada instalasi rem. o. Khusus pada sistem rem dengan ABS, jika dilakukan pengelasan pada bodi kendaraan, maka unit kontrol elektronik ABS harus dilepas. p. Perhatian ! Unit kontrol elektronik ABS dapat rusak jika suhunya mencapai 80 o C. q. Minyak rem beracun, iritasi pada kulit dan mudah terbakar, hati-hati bekerja dengan minyak rem, selalu bersihkan segera bagian-bagian tubuh yang terkena minyak rem dengan air r. Dilarang mengobati luka dengan minyak rem. s. Dilarang memakai minyak rem bekas. t. Minyak rem harus diganti baru paling lama setiap 2 tahun sekali, atau telah mengandung uap air dengan melakukan pengujian pada minyak rem. u. Dilarang membuang minyak rem bekas di tanah atau air dapat merusak lingkungan, bakarlah minyak rem bersama dengan sampah. v. Hindari tumpahan minyak rem pada cat atau lantai, segera bilas dengan air tumpahan minyak rem tersebut. 2. Keselamatan Kerja Pada Sistem AC Mobil a. Penguapan zat pendingin (refrigeran atau sejenisnya) yang lebih ringan dari udara (dalam konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan mati lemas, zat tersebut berbahaya bagi kesehatan anda jangan sampai tertelan. 3. Keselamatan Kerja pada Mesin a. Saat melakukan pekerjaan pada ruang mesin, berhati-hatilah terhadap kipas pendingin yang dapat hidup secara otomatis, ini sangat berbahaya.
  • 19. 22 b. Jangan menyentuh komponen yang bekerja dengan tegangan tinggi (sistem pengapian) saat mesin hidup, bisa berakibat fatal. c. Selama bekerja dengan sistem listrik-elektronik kendaraan yang beresiko pada hubung singkat rangkaian listrik, hendaknya lebih dulu melepas kabel massa-bodi dari baterai. 4. Keselamatan Kerja pada Listrik dan Elektronik Mobil a. Melepaskan kabel massa baterai secara otomatis akan menghapus isi memori dalam sistem elektronik, (contoh: electric window winder, jam, radio, bahkan pada merk tertentu menghapus memori ECU). Pertimbangkan dengan cara seksama kemungkinan untuk mereset/program ulang kembali memori tersebut, setelah pemasangan baterai kembali.. b. Dilarang melepas baterai dari sistem kelistrikan kendaraan saat mesin hidup, hal ini akan dapat merusak ECU dan sistem elektronik lainnya, kerusakan komponen tersebut juga akan terjadi bila menggunakan Quick Charger untuk membantu men-stater mobil. c. Pastikan dudukan baterai dan terminalnya terikat dengan benar. d. Rangkaian kabel dan klam pemegang kabel yang dilepas selama pengerjaan perbaikan, harus dikembalikan lagi ketempat aslinya dan dikeraskan/diikat dengan benar. e. Pastikan semua hubungan massa sudah terpasang dengan benar. Kerusakan hubungan massa dapat menyebabkan kesalahan sistem dan dalam kasus yang lebih serius lagi dapat menyebabkan rusaknya ECU. Jangan pernah menghubungkan atau melepaskan ECU atau konektor penghubung komponen elektronik yang lainnya saat kunci kontak pada posisi ON. f. Tempatkan komponen yang dibongkar pada tempat yang bersih dan tutup dengan pelindung uap air yang masih bagus (bisa dengan kemasan plastik) jangan gunakan penutup yang sudah rusak. Jika perbaikan tidak dapat dilakukan dengan segera, tutupi semua komponen yang sudah dibongkar atau tutup seperlunya dengan hati-hati. Kemasan komponen hanya dibuka kalau segara akan dipasang. g. Untuk mencegah kerusakan pada sabuk bergerigi (V-Belt), pastikan sabuk bergerigi tidak kontak langsung dengan air. h. Pada komponen elektronik biasanya cukup sensitif terhadap goncangan, hati-hati dan jaga agar komponen tidak jatuh atau terbentur. 5. Keselamatan Kerja pada Sistem Bahan Bakar a. Jangan menguras bahan bakar dari tangki di ruang tertutup, uap bahan bakar yang mengumpul sangat berbahaya. b. Bekerjalah pada area berventilasi yang cukup, Jauhkan dari api atau tempat pembakaran. c. Jangan mengikatkan saluran pipa bahan bakar ke saluran pipa rem, komponen yang mudah bergerak atau komponen dengan ujung yang tajam. Jangan pernah meletakkan pemasangan kabel rangkaian ke pipa saluran bahan bakar.
  • 20. 23 d. Kurangi tekanan bahan bakar lewat saluran/ventilasi khusus dengan menggunakan pengukur tekanan bahan bakar dan kumpulkan tumpahan bahan bakar yang tercecer dalam tempat yang benar . e. Jika meguras bahan bakar pada tangki, hindari penguapan bahan bakar yang berlebihan. Simpan bahan bakar yang telah dikuras ditempat yang aman dan tertutup rapat. f. Gunakan selalu alat yang benar untuk mengganti filter bahan bakar. g. Sebelum melepas komponen sistem bahan bakar, pastikan semua hubungan bersih. Setelah pelepasan saluran bahan bakar, harus dikeraskan/dirapatkan dengan menggunakan alat yang sesuai. h. Periksa saluran bahan bakar dan saluran vakum dan kencangkan sambungan-sambungannya. i. Saat memasang pipa saluran bahan bakar pastikan terlebih dulu pipa tidak penyok ataupun tergores, luka yang dapat menyebabkan lubang. j. Periksa saluran sistem bahan bakar dari kebocoran dan harus segera diperbaiki. 6. Keselamatan Kerja pada Mesin Diesel a. Jangan menstarter mesin sewaktu injektor kendor, karena ulir injektor dapat rusak/injektor tertekan ke luar oleh tekanan kompresi. b. Untuk mendapat hasil tes tekanan kompresi yang benar, baterai harus dalam kondisi yang baik, dan motor harus dalam temperatur kerja. c. Pekerjaan ini berkaitan dengan mengetes injektor (lihat job sheet selanjutnya) dan pengontrolan sistem pemanas mula. d. Bila hanya harus mengontrol tekanan kompresi, pelaksanaannya lebih mudah melalui lubang busi pijar dari pada lubang injektor. O. RANGKUMAN Keselamatan kerja tidak hanya untuk dipelajari, tetapi harus dihayati dan dilaksanakan, karena keselamatan kerja adalah merupakan bagian yang sangat penting dalam bekerja di bengkel. Keselamatan kerja bukan hanya diperuntukkan bagi orang yang bekerja, tetapi juga diperuntukkan bagi peralatan atau mesin yang digunakan untuk bekerja. Mempelajari bagaimana bekerja dengan baik dan berhasil, harus selalu diikuti dengan mempelajari bagaimana bekerja dengan selamat. Bekerja dengan selamat adalah merupakan tujuan utama dari manusia yang bekerja. Menciptakan keadaan atau kondisi kerja yang aman, bukanlah hanya tanggung jawab para instruktur atau kepala bengkel, tetapi menjadi tanggung jawab antara pekerja/siswa dan instruktur/kepala bengkel. Para siswa atau pekerja harus belajar bagaimana bekerja tanpa menimbulkan kecelakaan/melukai dirinya atau melukai orang lain yang bekerja disekitarnya, serta menimbulkan kerusakan pada mesin atau peralatan yang digunakan untuk bekerja.
  • 21. 24 P. EVALUASI 1. Sebutkan 3 (tiga) kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan pada bengkel, agar tidak terjadi kecelakaan kerja. 2. Sebutkan 6 (enam) kerugian yang diderita baik oleh pekerja, perusahaan, dan alat/mesin akibat terjadinya kecelakaan kerja. 3. Sebutkan 3 (tiga) faktor utama yang sering menimbulkan kecelakaan kerja. 4. Sebutkan jenis peralatan pada keselamatan kerja 5. Jelaskan klasifikasi helmet yang anda ketahui.