2. Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan
sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
3. A. Penyebab Kecelakaan Kerja
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3%
dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti
bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan
atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73%
dikarenakan perilaku yang tidak aman.
4. Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu :
perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman,
berdasarkan data dari Biro PelatihanTenaga Kerja, penyebab
kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan
oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. sembrono dan tidak hati-hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
5.
6.
7.
8.
9. B. Jenis kecelakaan pada beberapa bidang
industri - Manufaktur (termasuk elektronik, produksi metal dan lain-lain)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yg tidak benar
5. tertabrak
6. berkontak dengan bahan yang berbahaya
7. terjatuh, terguling
8. kejatuhan barang dari atas
9. terkena benturan keras
10. terkena barang yang runtuh, roboh
10. - Elektronik (manufaktur)
1. teriris, terpotong
2. terlindas, tertabrak
3. berkontak dengan bahan kimia
4. kebocoran gas
5. Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan
- Produksi metal (manufaktur)
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset
11. -Petrokimia (minyak dan produksi batu bara, produksi karet,
produksi karet, produksi plastik)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong, tergores
3. jatuh terpelest
4. tindakan yang tidak benar
5. tertabrak
6. terkena benturan keras
12. -Konstruksi
1. jatuh terpeleset
2. kejatuhan barang dari atas
3. terinjak
4. terkena barang yang runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu panas, suhu dingin
6. terjatuh, terguling
7. terjepit, terlindas
8. tertabrak
9. tindakan yang tidak benar
10. terkena benturan keras
13. -Produksi alat transportasi bidang reparasi
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. terkena ledakan
14. C. Berbagai arah keselamatan dan
kesehatan kerja Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan
melakukan pencegahan sebelumnya.
Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja
Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.
Mengenai peraturan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
Yang terutama adalah UU Keselamatan dan KesehatanTenaga
Kerja dan Detail Pelaksanaan UU Keselamatan dan Kesehatan
Tenaga Kerja.
15. D. Faktor penyebab berbahaya
yang sering ditemui
Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit
dengan cairan metal, cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas,
uap steam, asap dan embun yang beracun.
Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dingin,
lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising,
vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.
Bahaya yang mengancammanusia dikarenakan jenis proyek:
pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari
pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan oleh peralatan.
16. E. Cara pengendalian ancaman bahaya
kesehatan kerja Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja,
menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan
otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah
dan ventilasi pergantian udara.
Pengendalian administrasi: mengurangi waktu
pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan
kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda
– tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan
yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan
darurat.
Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan
kesehatan.
17. Mengapa diperlukan adanya pendidikan
keselamatan dan kesehatan kerja?
Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja
yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman
sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman
sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi
secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat
mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki
kondisi lingkungan yang tidak aman.
18. F. Upaya-Upaya Pencegahan Penyakit
Akibat Kerja 1. Substitusi
Yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan
bahan-bahan yang kurang berbahaya atau tidak
berbahaya sama sekali, misalnya karbon tetraklorida
diganti dengan triklor-etilen.
2.VentilasiUmum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut
perhitungan kedalam ruang kerja, agar bahan-bahan
yang berbahaya ini lebih rendah dari kadar yang
membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang batas.
19. 3. Ventilasi Keluar
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu
tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan yang
berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan keluar.
4. Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang
membahayakan, misalnya isolasi mesin yang hiruk
pikuk, sehingga kegaduhan yang disebabkannya
menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja.
20. 5. Pakaian / Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaaan dapat berupa ear plug, kacamata,
masker, helm, sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang
didesain untuk pekerjaan tertentu.
6. Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kes pada calon pekerja untuk mengetahui apakah
calon pekerja tersebut sesuai dgn pekerjaan yang akan diberikan ( fisik,
mental).
7. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala
terhadap pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat
pekerjaan yang dilakukan. Dapat dilakukan setiap 1x 6 bulan, 1x
setahun atau sesuai dengan kebutuhan.
21. 8. Penjelasan Sebelum Bekerja
Penjelasan pekerjaan sebelum bekerja bertujuan agar
pekerja mengetahui dan mematuhi peraturan-peratauran,
sehingga dalam bekerja lebih hati-hati dan
tidak terkena penyakit-penyakit akibat pekerjaan.
9. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan kepada pekerja sangat penting
untuk keselamatan dalam bekerja, sehingga pekerja tetap
waspada dalam melaksanakan pekerjaannya.
22. G. Lingkungan Kerja yang Sehat
Lingkungan pekerjaan memenuhi syarat kesehatan pekerja
merasakan kenyamanan dalam melakukan aktifitas kerja
meningkatkan gairah dan semangat kerja meningkatkan
produktivitas kerja.
Lingkungan kerja yang sehat meliputi :
Penerangan tempat bekerja
Ventilasi udara yang cukup
Penataan dan disain tempat kerja yang baik
Pengaturan suhu udara ruangan memenuhi
standar
23. Kamar mandi dan WC yang memenuhi syarat
Sumber air bersih yang memenuhi syarat
Spal mempunyai alat untuk memproses limbah
TPS khusus untuk bahan-bahan yang berbahaya
Kantin pekerja yang memenuhi syarat
Menyediakan ruang istirahat khusus dan tempat
ibadah
Menyediakan ruang ganti pakaian
Memiliki ruang isolasi bahan-bahan yang
berbahaya atau mesin-mesin yang hiruk pikuk.