Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan kecelakaan kerja, mencakup pelayanan kesehatan kerja, teori domino kecelakaan, analisis pekerjaan aman, dan berbagai faktor penyebab kecelakaan serta langkah-langkah mitigasinya.
2. Pelayanan Kesehatan
Kerja
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pekerja
sesuai dengan jaminan sosial tenaga kerja, yang
mencakup upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan
5. Teori Domino H.W Heinrich
(1031-1980)
Aksioma Keselamatan
Industri
Aksioma Pertama
Penyebab kecelakaan, terjadinya cedera
merupakan hasil dari faktor
kerumitan urutan pekerjaan.
6. Teori Domino H.W Heinrich
(1031-1980)
Aksioma Keselamatan
Industri
Aksioma Kedua
Teori Domino
Adanya kecelakaan
Tindakan tidak aman dan bahaya mekanis atau fisik
Kelelahan Individu
Pembawaan dan lingkungan sosial
7. Teori Domino H.W Heinrich
(1031-1980)
LINGKUNGAN
CEDERA
KECELAKAAN
BAHAYA
MEKANIS
KELELAHAN
Pembawaan
lingkungan,
lingkungan sosial
individu pekerja
Kelelahan individu
pekerja
Tindakan tidak
aman individu
pekerja Terjadi kecelakaan
Cedera akibat
kecelakaan
Heinrich et al, 1980
8. ( ILCI model - Bird & German, 1986 )
Lemahnya
kontrok Sebab dasar
Penyebab
langsung insiden kerugian
12. Sumber Kecelakaan
Mesin produksi
Penggerak mula dan pompa
Lift
Pesawat angkat
Converyor
Pesawat angkut
Alat transmisi mekanik (rantai, pulley, dll)
Perkakas kerja tangan
Pesawat uap dan bejana tekan
Peralatan listrik
Bahan kimia
Debu berbahaya
Radiasi dan bahan radioaktif
Faktor lingkungan
Debu berbahaya
Bahan mudah terbakar dan benda panas
Permukaan lantai kerja
Lain-lain.
13. Type Kecelakaan
1. Terbentur
2. Terpukul
3. Tertangkap pada, dalam atau
diantara benda
4 Jatuh dari ketinggian yang sama.
5. Jatuh dari ketinggian yang berbeda.
6. Tergelincir.
7. Terpapar
8. Penghisapan, penyerapan
9. Tersentuh aliran listrik.
10. Lain-lain.
14. Kondisi Bahaya
1. Pengamanan yang tidak sempurna
2 Peralatan/bahan yang tidak seharusnya
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
4. Prosedur yang tidak aman
5. Penerangan tidak sempurna
6. Iklim kerja yang tidak aman
7. Tekanan udara yang tidak aman
8. Getaran yang berbahaya
9. Pakaian, kelengkapan yang tidak aman
10. Kejadian berbahaya lainnya
15. Tindakan Berbahaya
1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
4 Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa
peralatan.
5. Melakukan Proses dengan tidak aman
6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman
7. Bekerja pada objek yang berputar atau
berbahaya
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono
/ berkelakar, mengagetkan dan lain-lain.
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
ditentukan.
10. Lain-lain.
16. JOB SAFETY ANALYSIS
INI MERUPAKAN SUATU ANALISIS PEKERJAAN
YANG DILAKUKAN SECARA BERATURAN SEBELUM
PEKERJAAN DIMULAI DAN HARUS TERBACA
BERKAITAN DENGAN RENCANA PEKERJAAN
TERSEBUT.
JSA
17. JOB SAFETY ANALYSIS
Langkah-langkah :
uraikan tahapan pekerjaan,
identifikasi potensi bahaya yang mungkin ada,
tetapkan tindakan untuk mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali
Analisa proses pekerjaan dari aspek K3
18. JOB SAFETY ANALYSIS
Jenis pekerjaan : Tanggal :
Unit/Seksi : AHLI K3 :
tahapan pekerjaan pote nsi bahaya pengendalian
No
1
2
3
4
Nama Tanda tangan
No
Tim JSA
19. JOB SAFETY
OBSERVATION
Pengamatan anak buah dalam melaksanakan
pekerjaan aspek K3
J.S.O.
Meliputi :
penilaian resiko bahaya
penilaian cara kerja yang tidak aman
penilaian cara kerja yang aman,
melakuan koreksi
memberi penghargaan cara kerja yang aman
21. Keterangan item
1.Komponen : berisi daftar komponen yang akan dianalisa
2.Kegagalan : jenis kegagalan yang mungkin terjadi pada tiap komponen.
3.Pengaruh : akibat yang terjadi karena adanya kegagalan terjadi terhadap
komponen lain dan system keseluruhan
4.Klasifikasi bahaya; Tingkat keparahan kegagalan atau kerusakan :
- Aman
- Sedang (marginal)
- Kritis
- Sangat kritis
5.Frequensi kegagalan; Perkiraan jangka waktu terjadinya jenis kegagalan.
Sering : 1 kasus kurang 10.000 jam kerja
Cukup sering : 1 kasus antara 10.000-100.000 jam
Jarang : 1 kasus antara 100.000-10.000.000 jam
Sangat jarang : 1 kasus lebih dari 10.000.000 jam
6.Metoda deteksi : Metoda untuk melakukan pendeteksian untuk mengetahui
adanya kelainan
23. Syarat-syarat (Rekomendasi K-3)
Efektif dalam menghindari terjadinya
kecelakaan.
Syarat tersebut harus mengacu prinsip
sebagai berikut :
Dapat dilakukan atau dikerjakan.
Tidak mengganggu proses produksi dan
pemeliharaan
Biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin ( Murah ).
24. Risk Control Hierarchy
• Elimination - Modification to the process method or
material to eliminate the hazard completely. (100%)
• Substitution - replace the material, substance or process
with a less hazardous one. (75%)
• Separation - Isolating the hazard from persons by
safeguarding, or by space or time separation. (50%)
• Administration - Adjusting the time or conditions of risk
exposures (30%)
• Training - Improving skills therefore making tasks less
hazardous to persons involved. (20%)
• Personal protective equipment - using as the last resort,
appropriately designed and properly fitted equipment
where other controls are not practicable. (5%)
26. Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan
2. Standardisasi
3. Pengawasan
4. Penelitan Teknik
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerangan 1 s/d 11
Ref. Accident Preventions, ILO
27. Faktor Manusia
Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan
edukasi berbeda, Pengetahuan
tentang keselamatan rendah
Sangat dominan dilingkungan
konstruksi
Perlu penanganan khusus
28. Faktor Teknis
Disebabkan kondisi teknis dan
metoda kerja yang tidak memenuhi
standar keselamatan (substandards
condition)
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek
seperti penggunaan peralatan dan alat
berat, penggalian, pembangunan,
pengangkutan dsb.
30. Pencegahan Faktor Teknis
Pemeliharaan dan perawatan
peralatan
Perencanaan Kerja yang baik.
Pengawasan dan pengujian peralatan
kerja
Penggunaan metoda dan teknik
konstruksi yang aman
Penerapan Sistim Manajemen Mutu