Teori-teori motivasi kerja yang dijelaskan meliputi teori hierarki kebutuhan Maslow, teori ERG Alderfer, teori dua faktor Herzberg, teori pencapaian McClelland, teori penguatan, harapan, dan keadilan. Diskusi juga menyentuh peran pemimpin, diri sendiri, dan organisasi dalam meningkatkan motivasi.
1. PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Universitas Persada Indonesia
Fakultas Psikologi
Jakarta
2023
ASHAR SUNYOTO MUNANDAR
2. sebelum memulai presentasi ada baik nya kami
memperkenalkan diri kami masing-masing
Elisabeth Jessica Dwi A
(2224090152)
Riska Anugrah P
(2224090182)
Talitha Anisa K
(2224090170)
Irsa Innayah
(2224090146)
1.
2.
3.
4.
3.
4. suatu proses dimana kebutuhan-
kebutuhan mendorong seseorang
untuk melakukan serangkaian
kegiatan yang mengarah ke
tercapainya atau memenuhi
kebutuhannya tersebut.
5. Kelompok
Kebutuhan yang
belum di puaskan
PROSES MOTIVASI
Ketegangan
Dorong-
dorongan
Tujuan telah
tercapai
(kebutuhan yang
telah dipuaskan)
Reduksi dari
ketegangan
Melakukan
serangkaian
kegiatan
(Perilaku
mancari)
6. KAITAN MOTIVASI KERJA
DENGAN UNJUK KERJA
menurut Robins (2000) unjuk kerja
(performance) adalah hasil dari
interaksi antara motivasi kerja,
kemampuan (abilities), dan peluang
(opportunities) dengan perkataan
lain unjuk-kerja adalah fungsi dari
motiasi kerja kali kemampuan kali
peluang.
7. motivasi kerja seseorang dapat
lebih proaktif atau reaktif.
• motivasi kerja proaktif : orang akan berusaha meningkatkan
kemampuannya sesuai dengan yang dituntut oleh
pekerjaannya dan atau akan berusaha untuk mencari,
menemukan kemampuan-kemampuannya untuk dapat
berunjuk-kerja yang tinggi. sedangkan,
• motivasi kerja reaktif : cenderung menunggu upaya atau
tawaran dari lingkungannya. ia baru mau kerja bila didorong,
dipaksa.
9. TEORI TATA TINGKAT
KEBUTUHAN
indiidu dimotiasi oleh kebutuhan yang belum dipuaskan. begitu tingkat kebutuhan ini
dipuaskan, ia tidak akan lagi memotiasi perilaku. kebutuhan pada tingkat berikutnya yang
lebih tinggi menjadi dominan. makin tinggi tingkat kebutuhan, makin tidak penting ia
untuk untuk mempertahankan hidup dan makin lama pemenuhannya dapat ditunda.
10. TATA TINGKAT KEBUTUHAN
kebutuhan yang timbul
berdasarkan kondisi fisiologikal
badan kita seperti kebutuhan
untuk makanan dan minuman,
kebutuhan akan udara segar.
kebutuhan ini mencangkup
memberi dan menerima
persahabatan, cinta kasih, rasa
memiliki.
kebutuhan yang timbul berdasarkan
kondisi fisiologikal badan kita seperti
kebutuhan untuk makanan dan
minuman, kebutuhan akan udara
segar.
11. TATA TINGKAT KEBUTUHAN
kebutuhan untuk melakukan
pekerjaan susai dengan
kemampuan yang dirasakan
dimiliki.
a. yang mencangkup faktor-faktor
internal.
b. yang mencangkup faktor-faktor
eksternal.
12. teori ERG dikembangkan oleh
Alfreder dan merupakan satu
modifikasi fan reformulasi dari
teori tata tingkat kebutuan
maslow.
13. TIGA
KELOMPOK
kebutuhan akan substansi
material. seperti, makanan,
air, perumahan, uang, mebel,
dan mobil.
kebutuhan untuk membagi
pikiran dan perasaan
dengan orang lain dan
membiarkan mereka
menikmati hal yang sama
dengan kita.
kebutuhan yang dimiliki
seseorang untuk
mengembangkan
kecakapan mereka secara
penuh.
14. TEORI DUA FAKTOR
teori ini dinamakan juga dengan
Hygiene-motiasi. yang
dikembangkan dengan Herzberg.
ia menemukan bahwa faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja
berbeda dengan faktor-faktor
yang menimbulkan ketidakpuasan
kerja.
apa itu?
faktor intrinsik :
• tanggung jawab
• kemajuan
• pekerjaan itu sendiri
• capaian
• pengakuan.
faktor ekstrinsik :
• administrasi dan kebijakan
perusahaan.
• penyeliaan
• gaji
• hubungan antarpribadi
• kondisi kerja.
15. TEORI MOTIVASI BERPRESTASI
(ACHIVEMENT MOTIVATION )
Mereka yang lebih mengejar
prestasi pribadi daripada imbalan
terhadap keberhasilan dan selalu
bergairah untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih
efisien dibandingkan sebelumnya,
ini dinamakan the achievement
need (nAch)
Mereka yang berkeinginan
kuat untuk mengendalikan
orang lain, mempengaruhi
orang lain, dan berdampak
bagi orang lain. mereka suka
pekerjaan dimana mereka
menjadi seorang pemimpin.
Mereka ingin disukai dan diterima
orang lain. Mereka lebih
menyukai situasi situasi
kooperatif dari situasi kompetitif
dan sangat menginginkan
hubungan hubungan yang
melibatkan saling pengertian
dalam derajat yang tinggi dan
sangat menghindari konflik.
Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi, berkuasa, dan beraffiliasi
yang tinggi sekaligus akan memiliki motivasi kerja yang proaktif.
Sedangkan yang memiliki ketiga macam kebutuhan dalam derajat yang
rendah akan memiliki corak motivasi kerja yang reaktif.
16. a. Teori pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori pengukuhan berhubungan dengan teori belajar operant
conditioning dari skinner.Teori ini mempunyai dua aturan pokok,
yaitu: aturan pokok yang berhubungan dengan pemerolehan
jawaban-jawaban yang benar, dan aturan pokok yang berhubungan
dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah.
Pengkuhan dapat terjadi positif tau negatif, tetapi organisme
harus membuat kaitannya antara aksi dan tindakatannya dengan
akibat-akibatnya. Jika jawaban yang diinginkan belum memiliki
organisme, maka jawaban tersebut perlu di bentuk. pengukuhan
positif hanya diberikan jika perilaku yang mendekati jawaban yang
benar makin mendekat, sehingga akhirnya jawaban khusus yang di
inginkan saja yang di kukuhkan. Misalnya sewaktu anak belajar
berbicara. Dalam mengucapkan kata, jika sudah kedengeran
seperti kata yang harus ia ucapkan, kita memujinya.
Teori
Motivasi
Proses
17. Menentukan apa
jawaban yang
diinginkan
Mengkomunikasi
kan dengan jelas
perilaku ini
kepada tenaga
kerja
Mengkomunikasi
kan dengan jelas
ganjaran apa
yang akan
diterima tenaga
kerja jika
jawaban yang
benar terjadi
Memberikan
ganjaran hanya
jika jawaban
yang benar yang
dilaksanakan
Siegel dan Lane (1982),
mengutip Jablonske dan
de Vries, memberi saran
bagaimana manajemen
dapat meningkatkan
motivasi tenaga kerja,
yaitu dengan:
Memberikan
ganjaran kepada
jawaban yang
diinginkan pada
saat yang paling
18.
19. c. Teori Harapan
Sejak dikembangkan oleh Vroom, teori harapan dikembangkan oleh ahli lain, antara lain oleh Porter & Lawler.
Pembahasan berikut ini mengenai teori harapan yang dikembangkan oleh Lawler berdasarkan pengembangan lebih
lanjut dari model Porter & Lawler (1989), sebagaimana yang di sajikan oleh Siegel & Lane (1982). Model teori
Lawler mengajukan empat asumsi:
• Orang mempunyai pilihan-pilihan antara berbagai hasil-keuaran yang secara profesional dapat mereka gunakan.
• Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa upaya (Effort) mereka akan mengarah ke unjuk
karja (Performance=P) yang dituju. Ini diungkapkan sebagai harapan E-P
• Orang yang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa hasil-hasil keluaran (outcomes=O ) tertentu
akan diperoleh setelah unjuk-kerja (P) mereka. Diungkapkan dalam rumus harapan P-O
• Dalam setup situasi, tindakan-tindakan dan upaya yang berkaitan dengan tindakan-tindakan tadi yang dipilih oleh
seseorang untuk dilaksanakan ditentukan oleh harapan-harapan (E-P dan P-O) dan pilihan-pilihan yang dipunyai
orang saat itu.
Besar kecilnya seseorang motivasi seseorang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Indeks Motivasi =
jml(E-P) X jml(P-O)(V)
20. d. Teori Keadilan
Teori keadilan, yang dikembangkan oleh
Adams bersibuk diri dengan memberi
batasan tentang apa yang dianggap adil
atau wajar oleh orang dalam kebudayaan
kita ini, dan dengan reaksi-reaksi mereka
kalau berada dalam situasi-situasi yang
dipersepsikan sebagai tidak adil.
salah satu asumsi Adams ialah jika orang
melakukan pekerjaannya dengan imbalan
gaji, mereka memikirkan tentang apa
yang mereka berikan kepada
pekerjaannya dan apa yang mereka
terima untuk keluarkan kerja mereka
Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar
sebagai berikut:
• Orang berusaha untuk menciptakan dan
mempertahankan satu kondisi keadilan
• Jika dirasakan adanya kondisi tidak keadilan,
kondisi ini menimbulkan ketegangan yang
memotivasi orang untuk menguranginya atau
menghilangkannya.
• makin besar persepsi ketidakadilannya, makin
besar motivasinya untuk bertindak mengurangi
kondisi ketengan itu.
• orang yang mempesepsikan ketidakadilan yang
tidak menyenangkan, misalnya menerima gadi
terlalu sedikit lebih cepat dari pada
ketidakadilan yang menyanangkan, miusalnya
mendapat gaji terlalu besar.
21. d. Teori Keadilan
Menurut Teori kondisi keadilan dapat diungkapkan ke dalam rumusan sebagai berikut:
Hasil-Keluaran seseorang Hasil-keluaran orang lain
Masukan seseorang Masukan orang lain
keadilan dirasakan ada jika orang merasa bahwa perbandingan antara hasil-keluarannya dengan masukannya sama
dengan perbandingan hasil-keluarannya orang lain dengan masukannya.
22. I. Peran pemimpin/atasan
Ada dua cara pokok untuk meningkatkan motivasi kerja,
yaitu bersikap keras dan memberi tujuan yang bermakna
a. bersikap Keras
Dengan memaksakan tenaga kerja untuk bekerja keras atau
dengan memberikan ancaman, maka tenaga kerja kalau tidak
bisa menghindar dari situasi tersebut, akan berkerja keras.
Misalnya atasan menegakkan waktu disiplin dan
melaksanakan tugas mereka sampai waktu berakhirnya jam
kerja mereka, dan pekerja tidak dapat keluar dari
perusahaan, maka mereka akan mengupayakan disiplin dan
bekerja sampai waktu kerja mereka habis.
b.Memberi tujuan yang bermakna
Bersama-sama dengan tenaga kerja yang bersangkutan
menemukan tujuan-tujuan yang bermakna, sesuai dengan
kemampuannya, yang dapat dicapai melalui prestasi kerjanya yang
tinggi. Misalnya tenaga kerja mengharapkan mampu mencicil
rumah untuk dirinya sendiri setelat 5 tahun bekerja di perusahaan.
Jika kebijakan perusahaan memungkinkan, maka ia akan bekerja
dengan motivasi kerja yang tinggi.
II. Peran diri sendiri
Orang tipe X adalah orang yang memerlukan orang lain untuk
mendorong mereka dalam bekerja. Bekerja di pandang sebagai
satu kegiatan yang harus dilakukan untuk mendapatkan gaji.
Misalnya penyadap karet melakukan perkerjaan selama seminggu,
setelah ia mendapatkan upah minggu depan ia tidak lagi bekerja
dan melakukan hal lain, jika uangnya habis baru ia akan bekerja
kembali. Sistem nilai kerja seperti itu harus di ubah anggap bekerja
sebagai ibadah atau bekerja hal yang mulia, nilai kerja yang
bermutu harus dimiliki oleh semua tenaga kerja.
Meningkatkan
Motivasi kerja
23. III. Peran Organisasi
Gugus Kendali Kerja (GKM= Quality circkels) merupakan satu kebijakan yang diuntungkan ke dalam berbagai [eraturan
yang mendasari kegiatan dan yang mengatur pertemuan pemecah masalah dalam kelompok kecil, khususnya kelompok
pekerja. Persoalan yang dibahas ialah "apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkalkan jumlah dan mutu produk yang
dihasilkan oleh kelompok pekerja" Gerakan Gugus Kendali Mutu berasal dari Jepang yang dibawa masuk dan orang
Jepang yang bekerja dalam perusahaan Jepang-Indonesia.
Di Jepang motivasi pekerja di-'dorong' keluar untuk melakukan kegiatan ini. Kebijakan lain yang berkaitan dengan
motivasi kerja ialah kebijakan di bidang imbalan keuangan. Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, pekerjaan menjual
misalnya, selain gaji kepada tenaga kerja juga diberi tambahan penghasilan (insentif) yang besarnya ditetapkan dalam
peraturan tersendiri. Misalnya, bila berhasil menjual benda tertentu yang sulit untuk dijual, maka penjual mendapat
sejumlah uang tambahan (di samping gajinya) yang relatif besar.
Meningkatkan Motivasi kerja