Dokumen tersebut merupakan ringkasan asuhan keperawatan pada pasien asma yang mencakup pengertian asma, gejala, faktor risiko, pengkajian, dan pemeriksaan penunjang asma seperti spirometri dan tes kulit.
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
ASUHAN ASMA
1. ASUHAN KEPERAWATAN ASMA
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Apri Lianto
2. Aryanti
3. Khasbulloh
4. Rachmawati Nur K
5. Irma Susrini
6. Luciana R
7. Safitri Dewi
8. Eka Mailina I
9. Ahmad Faqih F
10. Sellvy Kurniasih
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Fungsi utama pernapasan adalah pertukaran gas, dalam proses pertukaran gas, udara
memasuki tubuh pada saat inhalasi (inspirasi), kemudian pada pernapasan tersebut berjalan
sepanjang traktus respiratorius melalui pertukaran antara oksigen dan karbondioksida
ditingkat jaringan dan akhirnya karbondioksida dikeluarkan
Kelainan respirasi dapat bersifat akut atau kronik. Gangguan yang akan diuraikan disini
meliputi contoh masing masing tipe tersebut, salah satunya adalah asma.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit asma?
2. Apa saja tanda gejala pada penyakit asma?
3. Apakah factor resiko pada penyakit asma?
4. Apa saja yang di kaji pada penderita asma?
5. Apa saja Pemeriksaan penunjang pada penyakit asma?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui penyakit paru-paru terutama penyakit asma dan pengkajiannya.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Asma adalah penyakit implamasi kronik saluran nafas dimana banyak sel berperan
terutama sel mast, esonofil, limposit T magropag, neuropil dan sel epitel. (Slamet Hariadi,
dkk 2010). Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas dengan kekerapan
bervariasi yang berhubungan dengan peningkatan kepekaan saluran napas sehingga
memicu episode mengi berulang (wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa
tertekan (chest tightness), dispnea, dan batuk (cough). Asma merupakan penyakit yang
disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam –macam
stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang
berlebih –lebihan dari kelenjar –kelenjar di mukosa bronchus.
B. TANDA GEJALA ASMA
Tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :
1. Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas. Tidak
semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang
nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma.
2. Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran pernafasan (bronchiale).
3. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin dan dahak sulit keluar
4. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit atau rasa berat di dada
5. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
4. C. FAKTOR RESIKO ASMA
1. Asap rokok
Seseorang penderita asma yang terkena asap rokok selama satu jam, maka akan
mengalami sekitar 20% kerusakan fungsi paru. Pada anak-anak, asap rokok akan
memberikan efek lebih parah dibandingkan orang dewasa, ini disebabkan lebar saluran
pernafasan anak lebih sempit, sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang
dewasa. Selain itu, karena sistem pertahanan tubuh yang belum berkembang, munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah, 2006).
2. Tungau Debu
Tungau debu adalah penyebab paling umum diseluruh dunia. Tungau debu akan
mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya. yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas.
Ketika tungau ini mati, tubuhnya yang membusuk bercampur dengan debu rumah tangga
(Elek Media, 2007).
3. Jenis Kelamin dan Usia
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundaru, 2006). Insidensi penyakit asma pada anak laki-laki usia 2-5 tahun
ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan sedangkan pada usia 14 tahun
risiko asma anak laki- laki 4 kali lebih sering. Tetapi pada usia 20 tahun kekerapan asma
pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus, 2006).
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan. Predisposisi perempuan yang mengalami asma lebih tinggi pada laki-laki
mulai ketika masa puber, sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki
lebih tinggi dari pada perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada
perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki (GINA, 2006).
4. Makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokontriksi
pada 2% - 5% anak dengan asma (Ramaiah, 2006).
5. Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan laut, kacang,
berbagai buah-buahan seperti tomat, strawberry, mangga, durian berperan menjadi
pencetus seranga asma (Gershwin Eric dkk,2006).
5. Perubahan Cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin, tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah, epidemik yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah, 2006) . Udara
yang kering dan dingin menyebabkan sesak di saluran pernafasan (Ramaiah, 2006).
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Genetik merupakan faktor pendukung timbulnya asma. Bakat alergi merupakan hal
yang diturunkan, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
Apabila kedua orang tua memiliki riwayat penyakit asma maka hampir 50% dari anak-
anaknya memiliki kecenderungan asma, sedangkan jika hanya salah satu orang tuanya
yang menderita asma maka kecenderungannya hanya 35%. Lebih kurang 25% penderita
penyakit asma, keluarga dekatnya juga menderita asma, meskipun asmanya tidak aktif
lagi, diantara keluarga penderita asma 2/3 memperlihatkan test alergi positif ( Sundaru,
2006).
D. ASUHAN KEPERAWATAN ASMA
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Status Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang :
a) Keluhan utama : sesak napas, keringat dingin, batuk, nyeri dada
b) Keluhan tambahan : pusing, demam
2. Riwayat kesehatan masa lalu : Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa
dahulu seperti adanya infeksi saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan,
amandel, sinusitis, dan polip hidung.
Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu, dan allergen-alergen yang dicurigai
sebagai pencetus seranagn, serta riwayat serangan pengobatan yang dilakukan
utnuk meringankan gejala.
6. 3. Riwayat kesehatan keluarga : keturunan
4. Kaji Status mental : lemas, takut, gelisah
5. Faktor pencetus : stress, latihan, kebiasaan dan rutinitas, perawatan
sebelumnya.
6. Kaji pengetahua anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
7. Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman
pernafasan.penggunaan otot asesori pernafasan, cuping hidung,
8. Gastro intestinal : adanya mual, muntah.
9. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah
c. Pengkajian pola fungsional
1. Pola pemenuhan nutrisi:
a. Mengkaji tinggi badan dan berat badan setelah terdiagnosa asma
b. Apakah ideal antara berat badan dan tinggi badannya
c. Adakah perubahan pola makan, baik jumlah maupun jenisnya ketika asma
d. Adakah perubahan nafsu makan ketika asma
e. Keadaan warna kulit, khususnya pada wajah
2. Pola eliminasi:
a. Frekuensi BAK, BAB saat asma
b. Adakah kesulitan dalam BAB dan BAK saat asma menyerang
3. Pola aktivitas dan latihan:
a. Aktivitas yang bisa dilakukan sehari-hari saat asma
b. Adakah program khusus latihan untuk mengatasi asma
c. Adakah kesulitan atau gangguan aktivitas saat asma
d. Apakah mudah lelah dan letih saat beraktivitas
4. Pola istirahat dan tidur:
a. Adakah gangguan tidur saat asma menyerang?
b. Adakah tanda-tanda kurang tidur?
c. Bagaimana pola tidurnya?
d. Adakah pemberian obat-obatan untuk mengatasi gangguan tidur?
5. Pola kognitif persepsi sensori:
a. Adakah gangguan memori saat asma
7. b. Adakah gangguan pada penciuman saat asma
c. Apakah yang di ketahui tentang penyakit asna
d. Adakah gangguan pada indera pengecap saat asma
6. Pola konsep diri:
a. Gambaran diri: sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar.
b. Identitas diri: ciri-ciri atau keadaan seseorang yang berbeda dengan orang
lain.
c. Peran diri: sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
d. Ideal diri: persepsi individu tentang bagaimana dirinya harus berperilaku
dan bertindak berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian
personal tertentu.
e. Harga diri: pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya.
7. Pola peran hubungan:
a. Mengkaji bagaimana hubungan sosial klien dengan keluarga ataupun ling
kungan sekitarnya.
8. Pola seksualitas:
a. Adakah perubahan hasrat seksual saat terkena asma
b. Adakah perubahan menstruasi saat asma
c. Bagaimana kemampuan ereksi asma
9. Pola mekanisme koping:
a. Apa yang di lakukan saat asma menyerang
b. Adakah aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi stressor
10. Pola nilai dan kepercayaan
a. Apakah rasa tidak percaya diri saat terserang asma
b. Bagaimana proses sosial yang dilakukan saat asma, terhambat atau tidak
c. Bagaimana aktivitas ibadah yang diakukan saat asma
11. Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Menanyakan kepada keluarga, apa yang dilakukan apabila ada salah satu
anggota kelurga yang terkena asma
8. d. Pemeriksaan fisik
Dada
1) Inspeksi:
a) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum,
b) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal,
c) Keabnormalan struktur Thorax,
d) Contour dada simetris,
e) Kulit Thorax : Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna
merata,
f) RR dan ritme selama satu menit.
2) Palpasi :
a) Temperatur kulit,
b) Premitus : fibrasi dada,
c) Pengembangan dada,
d) Krepitasi,
e) Massa,
f) Edema
3) Auskultasi :
a) Vesikuler,
b) Broncho vesikuler,
c) Hyper ventilasi,
d) Rochi,
e) Wheezing,
f) Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.
4) Perkusi :
Bunyi pekak yang menunjukkan banyak terdapat sekret.
e. Pemeriksaan penunjang
9. 1) Spirometri : Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
2) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam
tubuh. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum..
3) Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
4) Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
5) Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
6) Pemeriksaan sputum.
7) Tes provokasi :
a. Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus
b. Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.
c. Tes provokasi bronkial seperti :Tes provokasi histamin, metakolin, alergen,
kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan
aqua destilata.