3. DEFINISI
• Istilah atresia berasal dari bahasa Yunani yaitu
“a” yang berarti tidak ada dan trepsis yang
berarti makanan atau nutrisi.
• Dalam istilah kedokteran, atresia adalah suatu
keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang
badan normal.
• Atresia ani adalah malformasi congenital
dimana rectum tidak mempunyai lubang keluar
(Walley,1996).
4. •Ada juga yang menyebutkan bahwa atresia ani
adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik
pada distal anus atau tertutupnya anus secara
abnormal (Suriadi, 2001).
•Sumber lain menyebutkan atresia rekti dan anus
adalah kondisi dimana rectal terjadi gangguan
pemisahan kloaka selama pertumbuhan dalam
kandungan.
5. KLASIFIKASI
Klasifikasi atresia ani :
1.Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan
daerah anus sehingga feses tidak dapat keluar.
2. Membranosus atresia adalah terdapat
membran pada anus.
3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada
daging diantara rectum dengan anus.
4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum
6. FAKTOR RESIKO
a. Putusnya saluran penceranaan dari atas
dengan daerah dubur sehingga bayi lahir
tana luabang dubur.
b. Gangguan organogenesis dalam kandungan.
c. Berkaitan dengan down syndrom.
d. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam
kandungan berusia 12 minggu/3bulan.
7. e. Adanya gangguan atau berhentinya
perkembangan embriologi di daerah anus/
rektum bagian distal serta traktus
urogenetalitas, yang terjaddi antara minggu
ke 4-6 usia kehamilan.
f. Resiko atresia ani meningkat pada bayi
yang memiliki saudara dengan kelaianan
atresia ani yakni 1 dalam 100 kelahiran.
8. TANDA GEJALA
1.
Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran.
2.
Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal
pada bayi.
3.
Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau
anus yang salah letaknya.
Fistula adalah sebuah terowongan yang
menghubungkan dua rongga tubuh yang
abnormal,seperti rectum dan vagina.terjadi karena
kegagalan perkembangan yang lengkap dari septum
urorektalis.
9. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda
obstruksi usus (bila tidak ada fistula).
5.
Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
6.
Pada pemeriksaan rectal touche terdapat
adanya membran anal.
7.
Perut menggembung
8.
Tinja keluar dari vagina atau uretra
9.
Tidak adanya anus
10. Dengan ada/tidak adanya fistula
4.
10. DIAGNOSIS
• Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah
lahir.
• Tidak ditemukan anus, kemungkinan ada
fistula.
• Bila ada fistula pada perineum (mekonium +)
kemungkinan letak rendah.
11. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
atresia ani antara lain :
1. Infeksi saluran kemih yang bisa
berkepanjangan.
2. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
3. Komplikasi jangka panjang.
4. Eversi mukosa anal
12. 5. Masalah atau kelambatan yang berhubungan
dengan toilet training.
6. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau
impaksi)
7. Prolaps mukosa anorektal.
8. Fistula kambuan (karena ketegangan, diare,
pembedahan, dan infeksi)
13. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir
bervariasi sesuai dengan keparahan kelainan.
Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur
pengobatannya. Untuk kelainan dilakukan
kolostomi beberapa lahir, kemudian anoplasti
perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur
penarikan perineum abnormal) dilakukan pada bayi
berusia 12 bulan
14. Pembedahan ini dilakukan pada usia 12
bulan dimaksudkan untuk memberi waktu pada
pelvis untuk membesar dan pada otot-otot
untuk berkembang. Tindakan ini juga
memungkinkan bayi untuk menambah berat
badan dan bertambah baik status nutrisnya.
15. 2.
Pengobatan
a. Aksisi membran anal (membuat anus buatan)
b. Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi
sementara dan setelah 3 bulan dilakukan korksi
sekaligus (pembuat anus permanen)
16. ASUHAN
Tujuan yang diharapkan yaitu terjadi
peningkatan fungsi usus, dengan kriteria hasil :
pasien akan menunjukkan konsistensi tinja
lembek, terbentuknya tinja,tidak ada nyeri saat
defekasi, tidak terjadi perdarahan.
•Puasakan pasien dan berikan terapi hidrasi IV
sampai fungsi usus normal.
Tujuan yang diharapkan adalah tidak terjadi
gangguan integritas kulit, dengan kriteria hasil :
penyembuhan luka tepat waktu, tidak terjadi
kerusakan di daerah sekitar anoplasti.
17. • Sebelum terpasang colostomy bag ukur dulu
sesuai dengan stoma.
• Yakinkan lubang bagian belakang kantong
berperekat lebih besar sekitar 1/8 dari ukuran
stoma.
• Selidiki apakah ada keluhan gatal disekitar
stoma.
Tujuan yang diharapkan adalah tidak terjadi
infeksi, dengan kriteria hasil : tidak ada tanda
– tanda infeksi, TTV normal, lekosit normal.
18. • Pertahankan teknik septik dan aseptik secara
ketat pada prosedur medis atau perawatan.
• Amati lokasi pembedahan terdapat tanda-tanda
infeksi atau tidak.
• Pantau suhu tubuh, jumlah sel darah putih.
• Pantau dan batasi pengunjung , beri isolasi jika
memungkinkan.
20. Pertanyaan
1. Windari Rahayu
Pembuatan anus sementara minimal usia
berapa?
Sejak bayi lahir dan mengetahui ada kelainan
dapat langsung dilakukan kolostomi, dengan
cara melakukan pembukaan di antara usus
besar dan bagian luar perut untuk
memungkinkan pengosongan tinja ke dalam
kantung penampung(colostomi bag).
21. Pertanyaan
2. Nila Eriza
syarat lain dilakukan operasi
pembedahan, selain usia 12 bulan?
Syarat pembedahan untuk pembuatan anus
permanen yaitu BB ± 10 kg, usia ± 12 bulan,
keadaan Umum baik, jika terjadi
kegawatdaruratan dapat dilakukan saat usia 2
bulan deengan BB cukup dan keadaan umum baik.
22. Pertanyaan
3. Wahyu Krisnawati
Upaya yang dilakukan sebelum operasi
pembedahan pada usia 12 bulan?
Upaya yang dilakukan sebelum operasi
pembedahan yaitu dengan melakukan kolostomi
sementara agar bayi tetap dapat
mengeluarkan feces.