Disarikan dari Buku Karya Dr. F.A. Gunawan & Dr. Waluyo
Oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda dan Stefanni Surya Nagari
Langkah Pembangunan Budaya "Jika semua langkah dapat dijalankan secara konsisten maka akan terbentuk keyakinan dalam diri semua anggota dan akan diwujudkan dalam kebiasaan (habit).
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Risk Based
Behavior Safety
Bab 2: Budaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Sumber: Buku Risk Based Behavior Safety, DR. F.A Gunawan & DR. Waluyo
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda, dan Stefanny Surya Nagari
2. Tata nilai dan norma (pola perilaku harapan) yang dipegang
bersama oleh anggota organisasi dan diwujudkan dalam
perilaku anggota organisasi (What we are doing around
here) serta lingkungan / suasana
ditempat kerja
Budaya Organisasi
3. 01. 02. 03. 04.
Memberi identitas
anggota organisasi
Memfasilitasi
komitmen
bersama
Meningkatkan
stabilitas
organisasi
Membantu
anggota dalam
memahami
lingkungan sekitar
Peran Budaya Organisasi
Budaya
Organisasi
4. Unsur Budaya Organisasi
Unsur tak tampak
Unsur tampak
Perilaku pimpinan dan anggota
organisasi, iklim organisasi
maupun wujud fisik serta
suasana dari organisasi
Tata nilai dan norma,
keyakinan dan asumsi
dasar yang dijadikan
pegangan organisasi
5. Langkah
Pembangunan
Budaya
Jika semua langkah dapat dijalankan
secara “Konsisten” maka akan terbentuk
keyakinan dalam diri semua anggota dan
akan diwujudkan dalam kebiasaan (habit)
.
“
“
2.Pembelajaran
tata nilai
2a.Role
Model
2d. Jaringan
informasi
dan
komunikasi
2c. Rite-rituals
2b. Artefak dalam bentuk
perilakudalam bentuk
benda
dalam bentuk
upacara
2e. Kesisteman
organisasi
Perpaduan antara tata
nilai dengan sistem
pengelolahan organisasi
6. Budaya K3
Menurut DR.FA. Gunawan & DR. Waluyo
“Seperangkat nilai dan norma K3 yang dipegang
bersama oleh sebagian besar anggota organisasi”
Menurut Health and safety commision
“the product of individual and group values, attitude,
perceptions, competencies, and pattern of behavior
that determine the commitment to, and
the style and proficiency of, an
organization’s Health and Safety
Management”
Jadi pola perilaku yang didasari
kesadaran keselamatan kerja yang
tinggi dan diwujudkan dengan keyakinan,
sikap, ucapan dan tindakan yang
mengarah dalam kegiatan kerja yang aman
7. Unsur tak tampak
Unsur tampak
Wujud
Budaya K3
Perilaku pekerja
Lingkungan kerja
nyaman
Melakukan survei dengan
cara wawancara, bertujuan
menggali tata nilai pekerja
8. Ciri- Ciri Budaya K3
Keadaan sarana
dan
prasarana baik
Anggota
Organisasi
Berperilaku Baik
Pimpinan
Pimpinan mempunyai sifat antara lain :
- Setiap keputusuan selalu
mempertimpangkan resiko yang ada.
- Selalu memikirkan cara untuk
mengendalikan risiko
- Memandang K3 sebagai nilai Inti
Budaya K3
Pengawas
Menjaga tata nilai
agar terlaksana
dengan baik
9. Tahapan Budaya K3
Perkembangan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (USA,2007)
- Safety by Natural Instinct
- Compliance is the Goal
- Delegated to Safety
Manager
- Lack of Management
Involment
- Management Commitment
- Training
- Rules Procedures
- Supervisor control, emphasis,
and goals
- Condition of Employment
- Fear/Discipline
- Expectations
- Value all people
- Personal Knowledge, Commitment
& Standards
- Internalization
- Personal Value
- Care of Self
- Practice, Habits
- Individual Recognition
- Help Others Conform
- Others Keeper
- Networking Contributor
- Care for Others
- Organizational Pride
10. Tahapan Perkembangan Budaya K3
Menurut Hudson
Kondisi dimana perusahaan tidak memperhatikan K3
Patologi
Kondisi dimana sudah memadukan K3
kedalam setiap kegiatan perusahaan dan
memegang tata nilai K3 secara teguh
Generative
Semua sudah baik (SMK3, peran pimpinan,
pekerja) sehingga perlu dilakukan langkah
yang proaktif dalam pengendalian bahaya
dan risiko operasi
Pengetahuan dan Proactive
Kondisi dimana perusahaan mempunyai sistem
yang baik namun pekerja mengikuti tanpa
adanya pengeahuan yang mendalam
Calculative
Kondisi dimana perusahaan akan bertindak setelah ada kejadian kecelakaan
Reaktive
11. Bentuk Budaya K3
Menurut Hudson
Kondisi dimana perusahaan mempunyai budaya
untuk mengelola kegiatan sebagai suatu
sistem berdasarkan faktor manusia, teknologi ,
pengawasan dan segi K3.
An informed culture
Kondisi dimana perusahaan memiliki budaya ya
ng mendukung para pekerja untuk selalu belajar
dan bersedia melakukan perubahan sebagai
tindak lanjut dari proses pembelajaran
A learning culture
Kondisi dimana perusahaan mudah menerima
perubahan sesuai perkembangan profesi,
organisasi maupun K3
A flexible culture
Kondisi dimana perusahaan membangun
budaya / suasana yang saling percaya dan adil.
A just culture
A
Kondisi dimana perusahaan sudah memiliki
budaya agar para pekerja mampu melaporkan
kejadian hampir celaka (nearmisses), perilaku
bahaya maupun keadaan tak aman di termpat
kerja atau penyimpangan dari standar kerja yang
berlaku
A reporting culture
B
C
D
E
12. Just Culture
James Reason (1997), Managing the Risks of Organizational Accidents
Jika terjadi suatu kecelakaan
maka harus diperjelas apakah
tindakan itu disengaja atau tidak.
Jika kesalahan itu dilakukan pekerja
maka harus dicari akar penyebabnya
dan dilakukan evaluasi sehingga
dapat dilakukan langkah untuk
mengatasinya.
Jadi Just Culture dibangun
dengan suasana “adil” dengan
mendorong pekerja dan memberi
penghargaan jika memberikan
informasi penting tentang K3
13. Unsur Just Culture
Start
Finish
Adanya Keterbukaan
antar anggota
Senang berbagi
informsi K3 tanpa
rasa takut
Upaya mencarian penyebab
dari suatu masalah secara
objektive dan jelas
Menjaga data K3
agar tidak
disalahgunakan
Melindungi pekerja
yang secara jujur
melaporkan agar
tidak dihukum
sembarangan
Membedakan
permasalahan
berdasarkan
inti permasalahan
menyadari tidak ada garis tegas untuk menentukan kesalahan yang
dapat dimaafkan dan kesalahan yang perlu ditindak tegas kecuali
yang mendalam tentang sebab dasar dari kesalahan tersebut.
Menurut Sidney
Ciri Utama
Just Culture yaitu
Adanya keterbukaan ,
Saling percaya antar anggota
dan Kesalahan merupakan
sarana untuk belajar
14. Ciri-Ciri Perusahaan yang Mempunyai K3 Unggul
Peran
Pemimpin
sangat baik
Keterlibatan
pekerja dalam
kegiatan K3
Adanya
komunikasi
yang terbuka
Adanya
kebersamaan
tim yang kuat
Adanya
kebiasaan
“kerja sesuai
peraturan”
15. Safety ia a CULTURAL
TRANSFORMATION that
requires transformational
leadership
“ “
Peran pimpinan puncak sangat menentukan dalam upaya
membangun budaya K3 salah satu contoh yaitu
menyadari dan menyakini pentingnya K3 serta menjadi
penggerak proses sosialisasi tata nilai K3 .
Sehingga dengan adanya peran aktif Pimpinan
budaya K3 dapat “Terwujud”
16. Peran Pemimpin dalam Membangun K3
Jika proses pembelajaran ini dijaga secara “Konsisten”
akan terbentuk norma sebagai wujud keyakinan, sikap,
dan perilaku seluruh pekerja.
1. Manajemen puncak harus memiliki keyakinan tentang
tata nilai yang menjadi landasan budaya perusahaan,
yang diwujudkan dalam bentuk tindakan
(keputusan maupun perilaku).
2. Tata nilai tersebut diteruskan ke jenjang dibawahnya
melalui proses pembelajaran yang terpercaya,
konsisten, dan menarik.
3. Nilai tersebut diperkuat melalui berbagai bentuk
penghargaan (uang, promosi jabatan, persetujuan,
dan bentuk penghargaan yang lain) bagi anggota
organisasi yang telah menunjukkan tindakan yang
sesuai tata nilai tersebut.
Inilah yang disebut budaya organisasi
17. Peran
Pimpinan
Pembelajaran
1. Terpecaya
2. Konsisten
3. Menarik
Nilai yang dihayati
1. Konsisten
2. Terus-menerus
3. Bersama
Penghargaan
1. Uang
2. Promosi
3. Persetujuan
Gambar peranan Pimpinan dalam
membangun Budaya K3
Manajemen Puncak
1. Keyakinan
2. Tindakan