Disarikan dari Buku Risk Based Behaviour Safety (RBBS) Karya Dr . F. A. Gunawan dan Dr. Waluyo
Oleh : Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda dan Stefanny Surya Nagari
1. Risk Based
Behavior Safety
Bab 1: Landasan Keselamatan Kerja
Sumber: Buku Risk Based Behavior Safety, DR. F.A Gunawan & DR. Waluyo
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda, dan Stefanny Surya Nagari
2. Risiko kecelakaan kerja sangat erat
kaitannya dengan aspek pekerja dan
manajemen organisasi. Akan tetapi
kecelakaan kerja banyak sekali terjadi
karena perilaku tidak aman dari pekerja
sehingga diperlukan Job Safety
Observation untuk mengendalikan
risiko terjadi kecelakaan kerja.
Kata Pengantar
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
2
3. Kata Pengantar
Tantangan perusahaan yaitu beroperasi
efisien dan efektif dengan kualitas tinggi
karena dapat :
• menjaga aset perusahaan (pekerja
dan fasilitasnya)
• meminimalisir waktu yang tidak
produktif (down time)
• menjaga produktivitas yang tinggi.
Salah satu cara untuk mencapai semua
itu ialah mengendalikan Perilaku K3
dalam suatu organisasi.
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
3
4. Kata Pengantar
Penerapan Risk Based Behavior Safety (RBBS) sangat diperlukan untuk penguatan
budaya K3 perusahaan. Membangun budaya K3 yang kokoh merupakan
Journey of Understanding dari 5 karakteristik yaitu :
Safety is
our value Safety is
integrated process
Safety
Leadership
Accountability
for safety
Safety is
learning driven
1
4
2
3
5
4
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
5. “
Keberhasilan RBBS sangat ditentukan oleh dukungan dan keterlibatan pimpinan. Sebab,
peran para pemimpin adalah membantu manajemen untuk menangkap gejala kelemahan
sistem pengendalian manajemen dalam bentuk perilaku tidak aman.
“Safety is a CULTURAL TRANSFORMATION
that requires Transformational
leadership
5
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
6. KECELAKAAN KERJA
Masa Lalu
Masa Modern
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dianggap sebagai
penghambat operasi atau produksi.
Padahal, K3 bertujuan membantu bagaimana pelaksanaan
kegiatan operasi dapat selaras dengan hukum alam yang
telah ditetapkan Tuhan sehingga risiko operasi terkendali dan
operasi dapat berjalan lancar tanpa gangguan.
Penuh risiko dari bahaya buatan manusia sehingga
tidak mungkin perusahaan dapat beroperasi dengan
unggul (tanpa gangguan) jika keselamatan kerja
diabaikan dengan melanggar hukum alam.
Oleh karena itu, agar perusahaan dapat mencapai
Operasi Unggul (Operational Excellence), perusahaan
harus menerapkan Keselamatan Kerja Unggul (Safety
Excellence) atau yang lebih baik lagi yaitu HSE Excellence.
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
6
7. BUDAYA KESELAMATAN KERJA
Guna mewujudkan Keselamatan Kerja Unggul yang mendukung Operasi Unggul, diperlukan
adanya budaya Keselamatan Kerja (yang lebih lengkap yaitu HSE culture) di perusahaan.
Budaya Keselamatan Kerja yang terbangun dapat dilihat dari hal berikut:
KEADAAN TEMPAT KERJA PERILAKU DI TEMPAT KERJA
Alat produksi
berfungsi
dengan baik
dan dicek rutin
Tersedianya
APD dengan
lengkap dan
dalam kondisi
baik.
Terdapat Peraturan
dan Prosedur
Keselamatan Kerja.
Lingkungan
kerja yang
bersih dan
rapi.
Pekerja aktif
mengikuti
kegiatan K3
Pekerja
mengingatkan
pekerja lain
mengenai
bahaya K3.
Pekerja memberi
masukan untuk
program K3.
Pekerja
menggunakan
APD tanpa
harus ada yang
mengawasi.
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
7
8. UNSUR UTAMA K3 UNGGUL
Unsur Utama Pembentuk K3 Unggul menuju Operasi Unggul
(Sumber: F.A.Gunawan, Safety Leadership, Dian Rakyat, 2013)
Guna membangun budaya Keselamatan Kerja Unggul, diperlukan tiga unsur utama
Keselamatan Kerja seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
8
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
9. Kepemimpinan merupakan unsur utama karena
dengan kemampuan pemimpin untuk menggerakkan
seluruh anggota agar semangat dapat mewujudkan
terciptanya budaya Keselamatan Kerja
“
“
9
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
10. HUBUNGAN K3 DENGAN DAYA SAING PERUSAHAAN
Mutu pengelolaan operasi dan bisnis yang unggul
tidak hanya berdampak pada tingkat kecelakaan tetapi
juga daya saing perusahaan. Hal ini karena,
“Makin baik tenaga kerja menguasai ilmu,
teknologi dan profesionalisme maka makin
mampu mengendalikan bahaya dan risiko
operasi yang artinya tenaga kerja sudah
mengerti tentang K3.”
Oleh sebab itu operasi akan berjalan lancar dan tidak
terdapat kerugian akibat insiden, menyebabkan bisnis
menjadi unggul.
Sumber : World Economic Forum, ILO / SafeWork, 2007
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
10
11. Bahaya (Hazard)
KBBI
Bahaya adalah “Yang (mungkin) mendatangkan
kecelakaan (Bencana, kesengsaraan, kerugian, dan
sebagainya)”.
Center for Chemical Process Safety
Bahaya adalah “A physical or chemical condition that has
the potential for causing harm to people, property, or the
environment”
Bahaya merupakan sesuatu keadaan yang mempunyai
potensi untuk menyebabkan cedera pada manusia atau
kerusakan pada harta benda maupun lingkungan alam.
Sehingga,
11
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
12. Risiko (Risk)
KBBI
Center for Chemical Process Safety
Risiko merupakan kemungkinan atau potensi
terjadi sesuatu yang menimbulkan kerugian.
Sehingga,
Risiko adalah “akibat yang kurang menyenangkan
(merugi, membahayakan) dari perbuatan atau tindakan”.
Risiko adalah “The combination of the expected
frequency (event/year) and severity (effects/event) of a
single incident or a group of incidents”.
12
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
13. Kecelakaan (Accident)
KBBI
Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang (tidak
direncanakan) dan tidak diharapkan yang dapat
mengganggu proses produksi/operasi, merusak
harta benda/aset, mencederai manusia, atau
merusak lingkungan.
Sehingga,
Kecelakaan adalah “suatu kejadian yang menyebabkan
seseorang celaka”.
Frank E.Bird, Jr
Kecelakaan adalah “an undersired event that result in
harm to people, damage to property or loss to process”.
13
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
14. Bahaya Fisik
Bahaya Kimia
Bahaya Biologi
Bahaya Psikososial
Bahaya Ergonomi
BAHAYA
Kekerapan
Lama Waktu
Dosis
Paparan Manusia
Binatang
Tumbuhan
Organisme Mikro
Lingkungan
SASARAN
RISIKO
Hubungan Bahaya, Risiko, dan Keselamatan Kerja
14
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
16. Bahaya biologi meliputi :
Mikroorganisme
(Virus,Bakteri,Jamur,dl)
Makroorganisme
(Tanaman beracun,Lebah
Ular, dll)
Bahaya Biologi
Bahaya kimia meliputi :
Bahan mudah meledak
Bahan mudah terbakar
Bahan Korosif
Bahan Karsinogenik
Bahan Beracun
Bahaya Kimia
Bahaya fisik meliputi :
Kebisingan
Radiasi
Getaran
Panas
Pencahayaan
Ketinggian
Bahaya Fisik
Jenis-Jenis Bahaya
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
16
17. Bahaya ergonomi
meliputi :
Layout
Manual handling
Desain pos kerja
Desain pekerjaan
Bahaya Ergonomi
Bahaya psikososial
meliputi :
Stress
Hubungan kerja
Jam kerja
Kekerasan / intimidasi
Bahaya Psikososial
Jenis-Jenis Bahaya
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
17
18. Contoh Kasus
Pekerjaan : Memotong Rumput
Bahaya
Risiko
Kecelakaan
Pisau pemotong rumput
yang berputar kencang.
Apabila pisau pemotong
rumput rusak berisiko
menyebabkan kecelakaan.
Jari kaki terpotong.
18
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
19. Strategi Dasar Pengendalian Risiko
Mengganti sumber bahaya dengan yang lebih
rendah potensi bahayanya.
Menghilangkan sumber bahaya bila
memungkinkan.
Modifikasi alat/mesin supaya potensi bahaya
berkurang
Modifikasi prosedur kerja supaya potensi bahaya
berkurang
Menggunakan alat pelindung untuk mengurangi
dampak bahaya
ELIMINASI
SUBSTITUSI
KONTROL
TEKNIS
KONTROL
ADM
APD
APD hanya untuk Upaya Terakhir dari urutan pencegahan kecelakaan
19
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
20. Contoh Pengendalian Risiko
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
20
Pekerjaan Bahaya Risiko
Sumber: Warwick Bursey, Induction warwick revision
ELIMINASI PALING EFEKTIF
Menghancurkan sumber bahaya tanah
menggantung agar tidak berisiko saat
menambang.
SUBSTITUSI
Menggunakan robot untuk melakukan pekerjaan
menambang agar terhindar dari risiko.
21. 21
Contoh Pengendalian Risiko
Sumber: Warwick Bursey, Induction warwick revision
KONTROL TEKNIK
Menggunakan penahan tanah saat bekerja
agar tanah yang menggantung tidak longsor.
KONTROL ADMINISTRASI
Membuat larangan menambang di bawah tanah
menggantung.
APD
Menggunakan safety helmet, gloves, dan safety shoes
untuk mengurangi cidera apabila terjadi risiko.
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
22. Piramida Kecelakaan
Gambar 1.1. Piramida Perbandingan Kecelakaan dari Frank E. Bird, Jr. & George L.
Germain; Practical Loss Control Leadership, Institute Publishing, 1990, hlm. 21
Pendekatan RBBS (Risk Based Behavioral
Safety) berupaya mengintervensi terjadinya
perilaku tidak aman, yang dari sisi insiden
piramida disamping ini akan sangat membantu
upaya pengendalian terjadinya kecelakaan
kerja yang merugikan.
Ditambah lagi, jika risiko dari perilaku
tidak aman tinggi, analisis penyebabnya
terletak pada kelemahan pengendalian
manajemen.
Hasil dari RBBS ialah informasi
agar dapat membantu
memperbaiki dan meningkatkan
mutu sistem pengendalian
manajemen dan mutu
pengelolaaan perusahaan.
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
21
23. INSIDEN
suatu peristiwa yang tidak diinginkan
yang, dalam keadaan yang sedikit
berbeda, dapat mengakibatkan kerusakan
pada orang, kerusakan pada properti atau
kehilangan proses atau lingkungan.
KECELAKAAN
peristiwa yang tidak diinginkan
yang mengakibatkan kerusakan
pada orang, kerusakan properti
atau kehilangan proses atau
lingkungan.
Perbedaan
Insiden dan Kecelakaan
VS
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
22
24. Pendekatan Keselamatan Kerja (Safety)
Pendekatan Keselamatan Industri
(Industrial Safety)
Pendekatan Keselamatan Operasi
(Operational Safety)
Dasar
Pemikiran
Cara
Pengendalian
Di tempat kerja, tenaga
kerja akan bertemu dengan
sarana produksi sehingga
dapat timbul bahaya kerja.
Kegiatan produksi/operasi
menggunakan bahan-bahan
berbahaya yang diproses
dengan menggunakan
parameter operasi tertentu.
- Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
- Poster keselamatan kerja
- Praktik kerja selamat
- Peraturan keselamatan kerja.
Pengendalian risiko operasi yang diintegrasikan dalam
pengelolaan operasi melalui peralatan dan saran serta
kemampuan SDM dan pengawasan administratif
pelaksanaan operasi.
Bentuk Risiko
Bahaya
Kebakaran
Tangga Zat kimia
Arus listrik Mesin
Tekanan Temperatur
Jatuh dari
ketinggian
Terpapar zat
kimia
Tersengat
listrik
Terjepit
mesin
Ledakan pada
boiler
Kebocoran
B3
Blowout
24
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
25. Dampak Insiden bagi Pekerja
Kematian
Cacat Tetap
Kesedihan
Keluarga
Masalah
Kejiwaan
Beban masa
depan keluarga
25
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
26. Dampak Insiden bagi Perusahaan
Biaya
pengobatan
Biaya
P3K
Ganti
rugi
Biaya
penanggulangan
kecelakaan
Kerusakan harta
benda
Kelambatan
produksi
Upah selama
tak bekerja dan
penurunan
produktivitas
korban
Kerugian waktu
dari pekerja lain
Biaya melatih
pekerja baru
Turunnya moral
kerja
Citra
perusahaan
26
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
27. Kerusakan Lingkungan Alam
Tragedi Chernobyl
26 April 1986
Tragedi Tanker Minyak Mentah Exxon Valdes
24 Maret 1989
Kasus Deepwater Horizon
20 April 2010
Menimbulkan kerugian material 18
miliar rubel atau setara dengan 3,5
trilliun rupiah serta efek jangka
panjang berupa kontaminasi
radioaktif di tanah sekitarnya dalam
radius 31 km dan daerah tersebut
tidak aman untuk dihuni dalam
20.000 tahun mendatang.
Menyebabkan permukaan laut tercemar
minyak hitam yang lengket sehingga
ekosistem laut rusak parah. Tumpahan jutaan
liter minyak menyebabkan kematian lebih dari
250.000 burung laut, 12 berang-berang, 300
anjing laut, 247 elang botak, dan 22 Orca
(Paus Pembunuh). Kerugian mencapai US$
103,8 miliar.
Menimbulkan kerusakan parah
pada lingkungan alam di sekitar
Teluk Mexico dan kerugian sebesar
US$ 40,9 miliar atau sekitar Rp 384
triliun. Proses pembersihan minyak
dengan bahan kimia menyebabkan
masalah fisik dan kesehatan mental
pada anak-anak di sekitar kawasan
kejadian.
27
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari
28. Kerugian bagi Masyarakat
Cacat Tetap Kesedihan Keluarga Biaya sosial jangka panjang
28
Disarikan oleh Bondan Winarno, Dita Amara Yeranda,dan Stefanny Surya Nagari