1. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 1
LANGKAH KE-9
DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS
(MERANCANG DAN MENJALANKAN PENILAIAN FORMATIF)
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Pada pengembangan kurikulum dalam tahun-tahun 1960-an, masalah bahan
pengajaran yang tidak melalui tahapan uji coba ini menjadi meluas. Pada waktu itu
konsep tentang penilaian atau evaluasi, cenderung diartikan sebagai hal yang
menentukan suatu produk baru jika dibandingkan dengan produk-produk lain yang
sudah ada. Pada waktu studi-studi demikian itu dilakukan, para peneliti sering
menemukan bahwa taraf pencapaian belajar para siswa dengan material kurikulum yang
baru itu relatif rendah saja. Memperhatikan kejadian ini, Cronbach dan Scriven
menyimpulkan bahwa kita perlu memperluas konsep kita tentang penilaian. Para
pengembang kurikulum melakukan apa yang disebutnya penilaian formatif-
pengumpulan data dan keterangan selama pengajaran masih dalam pengembangan
dengan maksud dipakai untuk meningkakan keefektifan pengajaran tersebut.
KONSEP
Ada tiga fase pokok penilaian formatif, yang pertama ialah penilaian seorang-
seorang atau klinis (one-to-one evaluation with learners). Pada fase yang mula-mula ini
perancang bekerja dengan siswa-siswa secara perseorangan untuk memperoleh data
guna menyempurkan bahan pengajaran. Tahap kedua penilaian formatif ialah penilaian
kelompok kecil (small-group evaluation). Sekelompok siswa yang terdiri atas 8-10 orang
yang merupakan wakil cerminan populasi sasaran mempelajarai bahan secara mandiri
dan kemudian diuji untuk memperoleh data yang diperlukan. Tahap ketiga penilaian
2. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 2
formatif adalah biasanya merupakan uji coba lapangan (field trial). Beberapa banyak
siswa yang diikutkan dari berbagai kelompok kelas yang setingkat kompetensi
material/bahan ajar. Tekanan dalam uji coba lapangan ini adalah pada pengujian
prosedur yang diperlukan untuk melakukan pengajaran itu dalam suatu keadaan yang
senyata mungkin.
Peran subjek-materi, pembelajaran, dan spesialis pelajar dalam evaluasi formatif
Sementara titik pusat perhatian proses penilaian formatif ialah pada soal
memperoleh data dari para siswa, penting juga bahwa pengajaran tersebut direview
oleh para spesialis. Memang disini dianggap bahwa si perancang itu paham betul
tentang bidang isi ajaran atau bahwa ia bekerjasama dengan seorang spesialis bidang
ilmu/isi ajaran dan ia juga dianggap paham betul akan populasi sasarannya. Walau
begitu masih juga ada alasan agar pengajaran itu dilihat oleh seorang ahli dari kalangan
luar.
Penilaian seorang-seorang (one-to-one evaluation with learners)
Yang dimaksud dengan penilaian seorang-seorang adalah untuk mengetahui
dan membuang kesalahan-kesalahan yang paling mencolok yang ada dalam
pengajaran, dan untuk memperoleh tanggapan awal mengenai isinya dari para siswa. Ini
bisa dicapai dengan cara interaksi langsung antara perancang dan pembelajar
perseorangan. Selama tahap ini, perancang bekerja sendiri dengan tiga orang siswa
atau lebih yang merupakan wakil dari populasi sasaran.
Dalam penilaian tahap ini digunakan baik tes maupun material pengajaran
dengan melibatkan siswa. Perancang mengambil paling tidak seorang dari populasi
sasaran yang kemampuannya sedikit di atas rata-rata, seorang yang sedang-sedang
saja kemampuannya, dan seorang paling rendah kemampuannya di bawah sedang, dan
bekerja dengan masing-masing secara perseorangan. Setelah penilaian ini, perancang
boleh mengambil siswa-siswa lain lebih dari jumlah itu dengan cara kerja yang sama,
yaitu seorang-seorang meskipun tiga orang ialah jumlah minimum yang boleh dipakai.
Prosedur yang umum digunakan dalam penilaian satu lawan satu ini adalah
menjelaskan kepada siswa bahwa pengajaran baru yang telah dirancang dan anda
menginginkan bagaimana tanggapan siswa tersebut terhadap material baru itu. Anda
harus mengatakan bahwa kalau siswa salah mengerjakan tugas-tugas, itu barangkali
karena kurang baiknya bahan dan bukan kesalahannya. Dorong siswa agar santai saja
dan agar mau berbicara tentang bahan yang sedang dinilai itu. Anda tidak hanya
meminta siswa belajar/mempelajari bahan, tetapi juga memintanya mengerjakan tes
yang terdapat dalam bahan tersebut. Anda perlu juga mencatat beberapa banyak waktu
yang digunakan siswa untuk menyelesaikan bahan pelajaran itu.
Tiga kriteria utama dan desainer akan membuat keputusan selama evaluasi
adalah sebagai berikut:
1. Kejelasan: adalah pesan, atau apa yang disajikan, jelas bagi peserta didik sasaran
individu?
2. Dampak: apa dampak dari instruksi pada sikap pelajar individu dan pencapaian
sasaran dan tujuan?
3. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 3
3. Kelayakan: seberapa layak adalah instruksi yang diberikan sumber daya yang
tersedia (waktu / konteks).
Bantuan evaluasi formatif seorang-seorang memverifikasi apakah perancang
dan pengembang firasat itu benar ataukah refleksi dari kesalah pahaman mereka dari
kelompok sasaran.
Penilaian kelompok kecil (small group evaluation)
Penilaian kelompok kecil mempunyai dua maksud. Pertama adalah menentukan
keefektifan perubahan yang telah dibuat menyusul dilangsungkannya penilaian satu-
satu dan mengenali masalah-masalah belajar yang masih ada yang mungkin dialami
siswa. Maksud kedua adalah menentukan apakaha siswa dapat menggunakan
pengajaran itu tanpa adanya interaksi dengan guru.
Setelah anda merevisi material atas dasar keterangan yang diperoleh dari
penilaian seorang-seorang, kemudian anda memilih kelompok yang teridiri atas 8-20
orang siswa untuk keperluan melaksanakan penilaian kelompok kecil itu. Jika
banyaknya siswa kurang dari 8 maka data yang anda peroleh barangkali tidak
mencerminkan keadaan populasi sasaran. Sebaliknya, jika anda memperoleh data
mengenai lebih dari pada 20 orang, anda mempunyai keterangan lebih dari yang anda
perlukan, dan bahwa data dari siswa-siswa selebihnya tidak memberikan kepada anda
keterangan tambahan yang penting.
Kalau populasi sasaran anda homogen, subkelompok ini tidak ada masalah.
Tetapi kalau populasi sasaran itu heterogen, perancang perlu mempertimbangkan untuk
memasukkan wakil-wakil dari tiap subkelompok itu ke dalam sampel kelompok kecil
tersebut. Perlu juga diperhatikan bahwa kalau tahap ini dinamakan dengan penilaian
kelompok kecil, isitilah itu merujuk kebanyakan siswa dan bukan latar dari mana para
siswa sebenarnya menggunakan material itu.
Prosedur pokok yang digunakan dalam penilaian kelompok kecil itu berbeda
sekali dengan seorang-seorang. Penilai (guru) mulai dengan menjelaskan bahwa bahan
pengajaran tersebut masih dalam tahap formatif dari usaha pengembangan dan bahwa
perlu memperoleh perbaikan mengenai cara-cara bagaimana membuatnya lebih baik.
Kemudian guru menjalankan material itu menurut cara-cara yang sesuai dengan
maksud penggunannya seperti kalau sudah dalam bentuk final.
Ada langkah tambahan yang ditempuh dalam pelaksanaan kelompok kecil yaitu
pemberian angket sikap dan, jika mungkin membahas secara mendalam bersama
beberapa siswa dalam kelompok itu. Maksud utama mendapatkan reaksi siswa
terhadap pengajaran, disamping data yang didapat dari pertanyaan-pertanyaan
mengenai sikap siswa dalam tes sisipan ialah untuk mengetahui, dari penglihatan
mereka, kelemahan dan kekuatan pelaksanaan siasat pengajaran.
Uji coba lapangan (field trial)
Dalam mengambil tempat untuk penilaian lapangan ada kemungkinan anda
menjumpai salah satu keadaan ini. Pertama, jika material diujicobakan dalam kelas yang
biasanya menggunakan kelompok besar dan berlaku penyeragaman kecepatan belajar,
maka bagi para siswanya, menggunakan bahan pengajaran swa-belajar ini merupakan
barang sangat baru dan pengalaman yang berbeda. Sangat penting untuk meletakkan
4. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 4
landasan kerja bagi prosedur baru itu dengan jalan menjelaskan kepada para siswa
bagaimana material akan digunakan dan bagaimana itu berlainan dari pengajaran yang
telah biasa mereka alami. Kemungkinannya ialah anda akan mendapatkan peningkatan
minat, peningkatan unjuk kerja, semata-mata karena berubahnya pola pengajaran kelas
yang sudah umum. Kedua, jika bahan diujicobakan dalam kelas yang menerapkan
pengajaran perseorangan, mungkin sangat sulit memperoleh kelompok murid yang
cukup besar yang akan siap bagi bahan pengajaran anda karena para siswa akan
terpencar-pencar dalam bahan yang sedang mereka pelajari. Untuk keperluan uji coba
lapangan ini anda perlu mempunyai satu kelompok dari kira-kira 30 orang. Lagi,
kelompok tersebut harus dipilih dengan ketentuan yang pasti bahwa itu mewakili
populasi sasaran yang dimaksudkan
Evaluasi formatif dalam konteks kinerja
Kita telah membahas tiga tahap evaluasi formatif yang berfokus pada
pengumpulan informasi dan data tentang kinerja pelajar dan sikap terhadap instruksi.
konteks perubahan instruksi dalam setiap fase dari suasana informal di satu-ke-satu
percobaan dengan konteks pembelajaran yang sebenarnya dalam uji coba lapangan,
tetapi pertanyaannya tetap apakah pelajar dapat menggunakan keterampilan baru.
Proses yang akan kita jelaskan berikutnya untuk melakukan evaluasi formatif dalam
konteks kinerja dapat digunakan setelah salah satu dari tiga tahap pembelajaran-
konteks evaluasi formatif.
Penilaian formatif bahan yang dipilih
Tiga tahap penilaian formatif yang diuraikan sebelumnya sama sekali tidak bisa
diterapkan bila yang dimiliki instruktur untukdiuji cobakan terhadap sekelompok siswa
ialah material yang diambil dari yang sudah ada. Kalau digunakan bahan yang sudah
ada, perubahan-perubahan yang dibuat sebagai hasil dari penilaian seorang-seorang
dan kelompok kecil, misalnya perubahan redaksi dan isi material, umumnya tidak
dilakukan. Cara ini dihindari bukan karena tidak membawa hasil dalam memperbaiki
pengajaran, melainkan karena dalam kenyataannya guru yang memilih menggunakan
material yang sudah ada itu jarang-jarang mempunyai waktu ataupun sumber untuk
mengerjakan tahap ini. Karena itu, pengajar perlu terus saja langsung ke uji coba
lapangan dengan sekelompok siswa. Maksud utama penilaian formatif terhadap material
yang sudah ada ialah menentukan apakah material itu efektif bagi populasi tertentu atau
dalam latar lingkungan khusus, dan mengenali cara-cara bagaimana melakukan
penambahan atau penghapusan dari bahan ataupun membuat perubahan dalam
prosedur pengajaran untuk meningkatkan keefektifan bahan tersebut. Karena itu
prosedur penilaian formatif untuk bahan-bahan terpilih banyak sekali miripnya dengan
prosedur yang digunakan dalam uji coba lapangan.
Penilaian formatif pengajaran sajian guru
Jika pengajar berencana menyampaikan pengajaran menuruti suatu siasat dan
seperangkat diktat ceramah mengajar, maksud diadakannya penilaian formatif banyak
5. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 5
kesamaan dengan maksud penilaian formatif terhadap material pengajaran independen:
menentukan apakah pengajaran itu efektif dan bagaimana menyempurnakanya lebih
lanjut. Sekali lagi penilaian formatif suatu rencana pengajaran itu hampir sama dengan
penilaian tahap uji lapangan untuk material pengajaran. Kemungkinannya ialah bahwa
dalam hal ini ada waktu sedikit saja untuk melakuan penilaian seorang-seorang atau
apalagi kelompok kecil terhadap rencana pelajaran secara keseluruhan, dan keduanya
biasanya sedikit manfaatnya.
Dalam penyiapan uji lapangan untuk pengajaran sajian guru, guru perlu
memperhatikan tingkah laku masukan, pengetahuan pra tes, pengetahuan pasca tes
dan sikap siswa. Disamping itu instruktur mempunyai kedudukan yang khas untuk
memberikan latihan interaktif dan balikan. Latihan interaktif dan balikan mesti
dimasukkan ke dalam rencana pengajaran, dan itu akan memberikan kepada para siswa
kesempatan untuk menampilkan keterampilan-keterampilan yang sudah dikuasainya.
Bentuk latihan ketika pengajaran yang sedang berlangsung dan assesmen ini dapat
diberikan dalam satu format. Pengajar bisa menyampaikannya secara lisan kepada
siswa dan mencatat unjuk kerja siswa, atau pengajar bisa membagi-bagikan secara
berkala berbagai bahan cetak berisi latihan dan balikan selama berlangsungnya
pelajaran. Pendekatan yang kemudian ini memberikan bukti yang konkrit mengenai
belajarnya siswa selama berlangsungnya pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dick Walter, Carey Lou dan Carey James. 2001. The Systematic Design Of
Instruction. Addison-Wesley Educational Publishers. New York.