Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Tugas 1 PKn 857081831 Vito.docx
1. 1 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
AKTUALISASI IDIOLOGI PANCASILA DI ERA GLOBAL SEBAGAI
UPAYA PEMBINAAN KETAHANAN IDIOLOGI
Disusun guna memenuhi tugas I:
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(MKDU 4111)
Tutor Online:
Mia Kusmiati, SE.,M.M
Disiusun oleh:
VITRI PUJIRIYANTO
857081831
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) – STRATA 1
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
2. 2 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
AKTUALISASI IDIOLOGI PANCASILA DI ERA GLOBAL SEBAGAI
UPAYA PEMBINAAN KETAHANAN IDIOLOGI
A. Pendahuluan
Dalam konteks ketatanegaraan, warga negara dan idiologi merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Warga negara sebagai pelaku idiologi
merupakan subjek yang mendukung keberhasilan dan keberlangsungan idiologi
suatu bangsa. Demikian dengan konsep warga negara Indonesia dan idiologi
Pancasila, keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki keterkaitan
sebagai subjek dan objek dalam aktualisasi idologi Pancasila.
Ketahanan ideologi Pancasila mengalami pasangan surut. Hal ini terlepas
adanya upaya dan kejadian didalam masyarakat yang membuat ketahanan idiologi
Pancasila menguat atau melemah baik secara sengaja maupun diluar kesengajaan.
Terkait dengan kondisi Indonesia yang saat ini tengah mengalami problematika
idiologis, pentingnya ketahanan idiologi Pancasila dalam mendukung ketahanan
nasional di era globaliasi.
Di zaman arus globalisasi yang semakin berkembang ini, maka peranan
idiologi Pancasila sebagai filter dan benteng pertahanan digunakan sebagai tolok
ukur ketahanan idiologi suatu bangsa. Ketahanan idiologi merupakan aktualisasi
dari pelaksanaan idiologi Pancasila yang dilakukan secara nyarata demi
terwujudnya nilai-nilai dan prinsip Pancasila ditengah derasnya arus globalisasi.
Arus globaliasi ini haruslah disaring atas dampak positif dan negatif yang
ditimbulkan demi berkembangnya sistem kemasyarakatan dan keberlangsungan
idiologi Pancasila.
Idiologi Pancasila harus dijadikan sebagai tonggak pola pikir bangsa yang tidak
hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kemasyarakatan dan nilai keadilan saja namun, idiologi Pancasila harus dapat
digunakan sebagai cara untuk mempertahankan ketahanan idiologi dari pengaruh
globalisasi.
3. 3 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
B. Kajian Pustaka
1. Idiologi Pancasila
Pancasila merupakan hasil reduksi pola pikir bangsa Indonesia berdasarkan
pada budaya dan pengetahuan serta ilmu pengetahuan dan latar belakang
falsafah bangsa Indonesia. Sehingga idiologi Pancasila merupakan sesuatu yang
tidak bisa dipisahkan. Idiologi Pancasila merupakan alat pemersatu dan penguat
ketahanan nasional.
Idiologi Pancasila dibangun sebagai gagasan atas keberagaman yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini mengadung arti bahwa konsep ide/hasil
pemikiran harus sesuai dengan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Kemajemukan ini merujuk pada banyaknya suku, budaya, adat istiadat, religi
dan lain sebagainya yang pastinya merujuk pada keanekaragaman yang bersifat
plural. Inilah yang pastinya akan menjadi tolok ukur idiologi Pancasilan yang
sesuai dengan falsafah bangsa.
Kaelan (2000)1 menyatakan bahwa jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-
nilai yang lahir dari hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik dan mulia yang menjadi watak, corak dan
ciri masyarakat Indonesia.
Pancasila juga memiliki ciri sebagai idiologi terbuka yang berarti nilai-nilai
Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan jaman dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sifat dinamis inilah yang sangat
dibutuhkan dalam menjaga ketahanan nasional ditengah arus perubahaan
modern. Menurut Yusril Ihza Mahendra (1999)2, Pancasila juga memiliki sifat
sebagai idiologi komprehensif yakni sistem pemikiran menyeluruh mengenai
semua aspek kehidupan sosial dan menyeluruh. Idiologi Pancasila tidak
berpihak pada golongan tertentu karena dikembangkan dari realitas bangsa
Indonesia itu mampu mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang
dalam masyarakat yang sifatnya beragam.
Pancasila adalah satu-satunya idiologi yang mampu menyatukan bangsa
Indonesia. Selain itu peran Pancasila dalam perdamaian dunia juga memegang
1 Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila,Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Yogyakarta, Paradigma.
2 Mahendra, Yusril Ihza, 1999, Ideologi dan Negara, dalam “Yusril Ihza Mahendra,Tokoh Intelektual
Muda.” Rajawali, Jakarta
4. 4 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
peran yang sangat vital karena mampu menjadi idiologi penyeimbang antara
sosialisme dan kapitalisme.
2. Globalisasi
Secara umum, pengertian globalisasi adalah proses integrasi internasional
yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran, produk, dan
berbagai aspek kebudayaan lainnya. Secara etimologi kata globalisasi diambil
dari bahasa Inggris, yaitu globalize yang berarti universal atau menyeluruh.
Penambahan imbuhan “ization” pada kata Globalization artinya adalah proses
mendunia. Sehingga arti globalisasi adalah proses sesuatu (informasi, pemikiran,
gaya hidup, dan teknologi) yang mendunia.
Menurut Anthony Giddens, pengertian globalisasi adalah intensifikasi
hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara peristiwa di
satu lokasi dengan lokasi lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan pada
keduanya. Menurut Laurence E. Rothernberg, pengertian globalisasi adalah
percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang,
perusahaan dan pemerintah dari negara yang berbeda.3
Proses globalisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya; teknologi
internet, infrastruktur telekomunikasi dan transportasi, pertukaran pelajar, dan
lain-lain. Pada umumnya globalisasi berhubungan dengan perubahan
menyeluruh pada bidang ekonomi, industri, gaya hidup, dan aspek-aspek
kehidupan lainnya.4
3. Ketahanan Idiologi
Pembahasan ketahanan idiologi Pancasila tidak bisa terlepas dari Ketahanan
Nasional. Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional sering disebut dengan
national resilience karena dianggap memiliki pengertian yang dinamik, aktif dan
proaktif. Ketahanan nasional ini merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan. Ketahanan nasional juga mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik itu berasal
dari dalam negeri maupun dari luar negeri, baik yang secara langsung maupun
3 https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-globalisasi.html
4 Ibid
5. 5 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
yang tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan dan cita-cita nasionalnya
(Suryohadiprojo, 1997)5. Hal tersebut dapat dimengerti sebab salah satu peran
konsepsi ketahanan nasional adalah sebagai metode dan pendekatan
komprehensif integral dalam penyelenggaraan kehidupan dan pembangunan
nasional (Suryosumarto: 1997)6 . Selanjutnya beliau dalam kajian nya
menyebutkan bahwa ketahanan nasional mengandung prinsip dasar
pengejawantahan Pancasila dalam segenap aspek kehidupan nasional.7
C. Pembahasan
1. Relevansi nilai-nilai Pancasila dalam perkembangan era globalisasi
Penguatan ketahanan idiologi perlu dilakukan mengingat dalam
perkembangan global terlihat adanya dominasi kepentingan ekonomi dan
perdagangan setelah berakhirnya perang dingin antara blok barat dan blok timur
yang berpengaruh terhadap negara maju, negara berkembang dan negara miskin.
Nilai-nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, hingga keadilan, harus diterjemahkan ke dalam variabel dan
indikator yang mudah diaplikasikan dalam masyarakat Indonesia. Sisi aplikatif
ini merupakan pengejawantahan pola pikir dan kebudayaan masyarakat
Indonesia dan dilakukan sesuai dengan kultur budaya bangsa.
Penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai “soko guru” sebagai pedoman warga
negara Indonesia haruslah terus disesuaikan dengan perkembangan era
globalisasi yang secara terus menerus berkembang hampir susah dikendalikan.
Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus senantiasa di
perbaruhi dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Pancasila harus terbuka dan aktual, Pancasila menjadi jalan untuk
menyelesaikan problematika kehidupan di Indonesia. Menurut Abdillah (2013)
berkaitan dengan nilai – nilai Pancasila adalah:
“Untuk memperkuat integrasi bangsa dan meminimalisasi munculnya
perselisihan dan konflik dalam masyarakat, revitaliasi idiologi perlu
5 Suryohadiprojo, Sayidiman, 1997, “Ketahanan Nasional Indonesia dalamJurnal Ketahanan Nasional
II (1).https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/19163/12424 ,hal. 14
6 Suyosumarto, Budisantoso,1997,”Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dalamKehidupan
Nasional dan Perencanaan Pembangunan dalam Jurnal Ketahanan Nasional II(3),hal 35
7 Ibid, hal.34
6. 6 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
mendapatkan penekanan sebagai bagian dari penguatan wawasan
kebangsaan. Hal ini dilakukan melalui melalui perumusan operasional
idiologi Pancasila yang lebih akademik dan sekaligus lebih fleksibel serta
sosialisasi Pancasila baik dalam pendidikan formal maupun dalam
masyarakat. Dalam hal ini pimpinan agama dapat memberikan kontribusi
yang positif dengan memberikan input bagi perumusan dan sosialisasinya
serta menjadikan agama sebagai faktor integratif yang menghargai
kemajemukan masyarakat dan bukan sebagai faktor disintegratif yang
mendukung ekslusifisme dalam masyarakat. Dan yang lebih penting adalah
adanya keteladanan dari para pemimpin politik dalam mempraktikkan nilai-
nilai Pancasila di lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga politik.
Sejalan dengan hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya
konflik antarwarga tentu saja perlu diatasi atau dihilangkan, seperti
ketimpangan ekonomi dan pendidikan.”
Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus mampu
dijadikan sebagai “benteng yang kokoh” dalam menahan laju globalisasi yang
semakin tidak terkendali. Nilai-nilai Pancasila diperbaharui dengan
mengedepankan nilai ketuhanan yang berealitas, kemanusiaan yang lebih global,
persatuan yang lebih universal, kerakyatan yang lebih majemuk dan berkeadilan
sosial yang lebih mendunia. Dengan mendasarkan pada konsepsi perubahan nilai
Pancasila yang lebih universal diharapkan nilai-nilai dalam Pancasila tidak
lekang oleh perkembangan arus globalisasi.
Perubahan nilai Pancasila dengan disesuaikan dengan perkembangan
teknologi dan informasi, diharapkan mampu menghasilkan masyarakat
Indonesia yang memiliki kemampuan untuk menyaring arus globalisasi dengan
menyesuaikan dengan falsafah bangsa Indonesia.
2. Implementasi idiologi Pancasila sebagai upaya pembinaan ketahanan
idiologi
Dengan meminjam pada konsep relevansi idiologi Pancasila sebagai
penyaring pengaruh globalisasi yang sarat akan dampak baik dan buruk maka
peran nilai-nilai ideologi Pancasila sangat dibutuhkan demi terciptanya
ketahanan nasional bangsa Indonesia yang kokoh. Penerapan idiologi Pancasila
ini sebisa mungkin dapat dijadikan tembok yang mampu menjaga integritas
masyarakat Indonesia untuk tidak rusak oleh budaya globalisasi yang dapat
meruntuhkan kultur budaya suatu bangsa.
7. 7 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
a. Urgensi Ketahanan Idiologi
Keberanekaragaman idiologi yang ada di dunia, memungkinkan adanya
konsepsi untuk saling menjatuhkan, pun dengan Pancasila. Suryohadiprojo
(1997) menegaskan tentang adanya tantangan, hambatan dan gangguan
terhadap Pancasila dalam kehidupan saat ini yang berasal dari luar dan
dalam negeri.8
Ancaman dari pihak-pihak yang ingin mengkampanyekan pandangan
hidupnya untuk diberlakukan bagi seluruh umat manusia misalnya dengan
munculnya liberalisme, komunisme dan sebagainya.
Pancasila terbukti menjadi idiologi pemersatu bengsa karena jika
Pancasila hancur, hancurlah Indonesia. Jacob dalam kajiannya “Disintegrasi
Moral Masyarakat dalam Perspektif Ketahanan Nasional” menyimpulkan
bahwa sangat sulit bagi negara-negara berkembang untuk membebaskan diri
dari nilai-nilai Amerika yang prominem.9
Selama ini Pancasila telah teruji menjadi pandangan hidup yang
dibutuhkan bangsa dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan hingga keadilannya. Dengan penjiwaan terhadap nilai-nilai
Pancasila, Indonesia sebagai negara berkembang senantiasa terjaga karena
Pancasila dapat menjadi tameng penguat ketahanan nasional.
b. Prinsip Ketahanan Idiologi Pancasila
Pancasila adalah sistem ideologi bagi bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Sebelum dijadikan dasar negara, nilai-nilai
Pancasila sudah lahir dalam sejaran bangsa.
Idiologi suatu negara akan berdinamiksa sesuai dengan perkembangan
dalam kehidupan negaranya. Indonesia tentu saja mengalami dinamika
dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila digunakan bersama oleh seluruh
rakyat Indonesia sehingga memunculkan sebuah ketahanan ideologi.
Ketahanan ideologi Pancasila dapat dimaknai sebagai kondisi dinamik
idiologi bangsa Indonsia yang berisi ketangguhan dan keuletan yang
8 Suryohadiprodjo, Op.Cithal 18
9 Maharani,Septiana Dwiputri,2019, Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila, Jurnal Ketahanan Nasional
No.2 Vol 25, Agustus 2019 hal 282
8. 8 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
membentuk kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan. Sifat keterbukaan Pancasila selalu
dipertanyakan dalam setiap rentang waktu dalam menghadapi fenomena
yang ada. Keterbukaan seperti apa yang seperti apa yang tetap
mendudukkan Pancasila sebagai dasar negara dan idiologi bangsa.
Idiologi yang baik harus mampu menampung aspirasi masyarakat baik
secara individu maupun sosial. Pembahasan ketahanan idiologi di Indonesia
relevan dengan keterkatian antara idiologi yang dibangun dan idiologi yang
dipertahankan karena selalu berhimpitan dengan perubahan kepentingan
individu dan sosial.
Berkaitan dengan idiologi, Jusuf (2008) menyebutkan ada beberapa hal
yang berpengaruh terhadap ketahanan idiologi yaitu:
a) Wilayah perbatasan relatif jauh dari pantauan pemerintah pusat;
b) Kondisi sarana dan prasarana instruktur yang tidak memadai;
c) Kecenderungan masyarakat setempat kepada negara tetangga;
d) Penggunaan mata uang asing (di wilayah perbatasan);
e) Maraknya penyelundupan;
f) Pemalsuan dokumen;
g) Pemanfaatn jalan setapak;
h) Terjalinnya hubungan keluatga diantara masyarakat perbatasan;
i) Tenaga kerja;
j) Banyaknya pulau-pulau kecil di sekitar perbatasan; dan
k) Kesenjangan tingkat ekonomi.
Pentingnya menjaga aspek-aspek untuk diterapkan dan dipahami oleh
setiap masyarakat dan bagaimana mereka ber-relasi untuk mengikat
kerjasama baik di dalam maupun diluar. Untuk membangunrelasi ke dalam
masyarakat harus menjaga keberagaman sebagai realitas yang ada sebagai
suatu kekayaan,
Untuk membangun relasi ke dalam, masyarakat harus menjaga
keberagaman sebagai realitas yang ada sebagai suatu kekayaan. Untuk
membangun relasi ke luar, nilai-nilai Pancasila berperan menjadi alat
pemersatu untuk memtahankan integrasi dan kesatuan bangsa. Jika
9. 9 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
keduanya diabaikan maka secara perlahan namun pasti ketahanan idiologi
Pancasila mulai bergeser melemah.
Sebagai filter, Pancasila mampu beradaptasi dengan dinamika dunia dan
tidak ada satupun nilai yang harus ditanggalkan. Berdampingan dengan
idiologi dunia, Pancasila mempunyai nilai universal dan secara khusus
konkret mempunyai makna sebagai alat yang disepakati secara politis
menjadi dasar negara dan idiologi bangsa.
Seringkali secara psikologis mereka penuh kemarahan dan kegelisahan
masa kecil, yang setelah dewasa berkembang menjadi pribadi yang penuh
permusuhan, agresif, dan selalu menjadi kambing hitam. Dalam teori
budaya, sikap prasangka negatif ini kerap dipengaruhi oleh budaya di mana
ia tinggal, minoritas dan mayoritas menjadi fakta dominasi dan mayoritas
menjadi fakta dominasi dan dan pengalaman historis yang mengajarkan
mereka melakukan hal tersebut. Bentuk dan cara mengatasi konflik tentu
sangat beragam. Sikap yang muncu dalam menghadapi konflik bergantung
pada segmen dalam masyarakat dengan metode masing-masing dalam
menyingkapi relasi yang dibentuk. Relasi ini berpengaruh pada relasi
antaragama, etnis atau sub etnis, dan sebagainya. Dengan demikian nilai
Pancasila digunakan sebagai cara mengatasi problem dan konflik yang ada.
D. Penutup
1. Simpulan
Berdasarkan pada uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Idiologi Pancasila merupakan paham ke-Pancasila-an yang diperoleh dari
pola pikir bangsa Indonesia secara turun menurun
b. Idiologi Pancasila harus dijadikan sebagai alat untuk mempertahankan
ketahanan idiologi bangsa.
c. Idiologi Pancasila merupakan penentu kelangsungan suatu negara.
Apabila idiologi suatu negara tersebut hancur maka hancurlah negara
tersebut.
10. 10 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
2. Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut diatas maka dapat uraikan saran sebagai
berikut:
a. Harus dibentuk instrumen yang mampu untuk mengukur dan mendeteksi
secara dirni tingkat ketahanan nasional Indonesia.
b. Pemberian pemahaman akan pentingnya pemahaman idiologi Pancasila
dalam kerberlangsungan suatu ketatanegaraan.
c. Adanya pengkajian faktor-faktor pelemahan ketahanan idiologi
Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Yusuf, 2019, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Team Games
Toutnament (TGT) dan Role Playing terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan, Jurnal Pendidikan,
https://jurnal.ut.ac.id/index.php/JP/article/view/928/940
Amin, Zainul Ittihad, 2018, Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan; 1-
9/MKDU4111/3sks/Zainul Ittihad Amin—Cet 3; Ed. 1—Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka
Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Yogyakarta,
Paradigma
Mahendra, Yusril Ihza, 1999, Ideologi dan Negara, dalam “Yusril Ihza Mahendra, Tokoh
Intelektual Muda.” Rajawali, Jakarta
Maharani, Septiana Dwiputri, 2019, Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila, Jurnal Ketahanan
Nasional No.2 Vol 25, Agustus 2019
Suryohadiprojo, Sayidiman, 1997, “Ketahanan Nasional Indonesia dalam Jurnal Ketahanan
Nasional II (1). Suyosumarto, Budisantoso,1997,”Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Nasional dan Perencanaan Pembangunan
dalam Jurnal Ketahanan Nasional II(3)
Jurnal Elektronik
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-globalisasi.html
https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/19163/12424
https://jurnal.ut.ac.id/index.php/JP/article/view/928/940
11. 11 | T u g a s I P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n