SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
ISLAM DAN PANCASILA
Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid
Ngainun Naim
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
naimmas22@gmail.com
Abstrak
Rekonstruksi Pancasila dari pemikiran cendekiawan Muslim Nurcholish
Madjid memiliki peran penting terhadap penguatan ideologi Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi negara telah mengalami kemunduran pemahaman
dan peran aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya berbagai
persoalan sosial kebangsaan membutuhkan perhatian serius dan penanganan
yang melibatkan semua pihak. Salah satu bentuk kontribusi yang dapat
dilakukan adalah kontribusi pemikiran dengan merekonstruksi nilai-nilai
Pancasila dari pemikiran Nurcholish Madjid. Data yang disajikan berasal
dari telaah pustaka dan penelusuran literatur dari berbagai sumber yang
relevan. Di samping itu, metode analisis kritis dilakukan untuk mengkaji
dan merekonstruksi pemikiran-pemikiran Nurcholish Madjid yang telah
terpetakan. Argumen yang hendak dibangun adalah rekonstruksi nilai-nilai
Pancasila merupakan sarana penting untuk penguatan ideologi Pancasila.
Selain itu, pemikiran-pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid memiliki
relevansi untuk dikembangkan dan disosialisasikan dalam kerangka
penguatan ideologi Pancasila. 
[Pancasila reconstruction of Nurcholish Madjid thought has an important
role to strengthen the ideology of Pancasila. As the state ideology, Pancasila
has suffered a setback understanding and applicative role in daily life. The
emergence of various nationalities social issues require serious attention and
handling that involves all parties. One form of the contribution that can be
436 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
done is contribute ideas to reconstruct the values ​​of Pancasila from Nurcholish
Madjid thought. The data presented comes from the literature search and
review of the literature from a variety of relevant sources. In addition, the
method of critical analysis conducted to assess and reconstruct the thoughts
that have been mapped Nurcholish Madjid. The argument that will be built
is the reconstruction of the values of Pancasila is an important means for
strengthening the ideology of Pancasila. Moreover, the ideas of Pancasila
Nurcholish Madjid has relevance for developed and disseminated within the
framework of the strengthening of the ideology of Pancasila.]
Kata kunci: Pancasila, Rekonstruksi, Pemikiran, Nurcholish Madjid
Pendahuluan
Perhatian terhadap Pancasila tampaknya mengalami kemunduran
dariwaktukewaktu.Kemunduraniniterjadipadahampirsemuakomponen
bangsa, termasuk pada mereka yang berada di dunia pendidikan. Salah
satu indikasinya adalah semakin berkurangnya jumlah intelektual yang
memiliki perhatian terhadap topik ini. Selain itu, semangat mempelajari
dan mensosialisasikan Pancasila di berbagai institusi pendidikan juga
relatif menurun. Hal ini dapat dicermati dari fakta semakin banyaknya
generasi muda yang tidak hafal terhadap sila-sila Pancasila. Bahkan secara
tegas Prof. Dr. Moh. Mahfud MD menyatakan bahwa, ”Gema Pancasila
sekarang ini memang semakin mengendur”.1
Pernyataan Prof. Dr. Mahfud MD tersebut bukan sesuatu yang
berlebihan. Tidak terlalu sulit mencari buktinya, baik pada kehidupan
sederhana di masyarakat maupun kehidupan sosial politik yang kompleks.
Mengendurnya gema Pancasila ditandai dengan semakin berkembangnya
berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
pada sila-sila Pancasila.
Fenomena semakin terasingnya Pancasila dari kehidupan sehari-
hari bangsa Indonesia sesungguhnya merupakan sebuah ironi. Pancasila
1
  Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi
(Jakarta: LP3ES, 2007), h. 5.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 437
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
merupakan dasar negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan
dasar berdirinya NKRI. Lebih jauh, Pancasila adalah dasar dalam
mengatur  penyelenggaraan negara. Selain itu, Pancasila juga merupakan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup, ia menjadi
titik orientasi seluruh kehidupan masyarakat secara luas.
Selain gemanya yang semakin mengendur, Pancasila sekarang juga
berhadapan dengan tantangan dari ideologi lain. Ideologi yang diusung
oleh kelompok Islam radikal dan kelompok liberal menjadi tantangan
serius. Kalangan Islam radikal dan Islam liberal berusaha secara sistematis
untuk meminggirkan Pancasila dari sistem ekonomi, politik, dan budaya.
Ada cukup banyak bukti untuk hal ini, di antaranya adalah adanya undang-
undang yang tidak lagi merujuk ke nilai-nilai Pancasila.2
Selain sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup,
Pancasila juga memiliki peranan dan fungsi lain. Fungsi-fungsi Pancasila
menunjukkan bahwa Pancasila memiliki peranan yang signifikan dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu ketika semakin banyak warga
masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami terhadap Pancasila dan
nilai-nilai yang dikandung maka kondisi ini sesungguhnya membahayakan
bagi kehidupan bangsa ini. Bangsa ini bisa kehilangan arah dan titik
orientasi.
Pada kondisi yang semacam ini penting untuk melakukan berbagai
upaya agar Pancasila semakin berperan dalam menguatkan eksistensi
bangsa ini. Selain itu, juga penting dilakukan berbagai usaha agar nilai-
nilai Pancasila dapat operasional dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Ikhtiar interpretasi dan kontekstualisasi Pancasila memang
harus dilakukan secara terus-menerus karena tidak ada satu pun sistem
pemikiran atau ideologi yang tidak diuji oleh sejarah.3
Interpretasi dan
2
  Said Aqil Siradj dan Mamang Muhammad Haerudin, Berkah Islam Indonesia,
Jalan Dakwah Rahmatan Lil’âlamîn (Jakarta: Quanta, 2015), h. 123.
3
  Ahmad Ali Nurdin, ”Scholarly Feminist Versus Internet Commentator on
Women Issues in Islam”, dalam Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume
1, Nomer 2, Desember 2011, h. 172.
438 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
kontekstualisasi Pancasila merupakan yang bertujuan agar Pancasila
mampu menunjukkan kiprahnya di tengah dinamika sejarah yang dinamis.
Identifikasi pemikiran intelektual Islam Indonesia yang berbicara tentang
Pancasila merupakan salah satu bentuk interpretasi dan kontekstualisasi.
Pemikiran mereka yang dipilih kemudian dikompilasi, diteliti dan
direkonstruksi agar sesuai dengan dinamika perkembangan zaman
sekarang ini.
Salah seorang pemikir Muslim Indonesia yang penting untuk
dibahas adalah Nurcholish Madjid. Ada beberapa alasan mengapa
Nurcholish Madjid dipilih sebagai tokoh untuk dibahas. Pertama,
Nurcholish Madjid adalah satu dari sedikit intelektual Muslim Indonesia
yang memiliki perhatian khusus terhadap Pancasila. Perhatian terhadap
Pancasila dari para intelektual Islam Indonesia secara umum memang
semakin berkurang. Pada titik inilah, Nurcholish Madjid menempati posisi
penting karena perhatian dan pemikirannya tentang Pancasila.
Kedua, sebagaimana dijelaskan oleh Eki Syachrudin, Nurcholish
Madjid adalah, ”Salah satu contoh terbaik dalam kehidupan berorganisasi
dan berpolitik”.4
Apa yang dikatakan oleh Eki Syachrudin tersebut
didukung oleh jejak perjalanan hidup Nurcholish Madjid. Nurcholish
Madjid tidak hanya aktif di dunia pemikiran semata. Ia juga memberikan
sumbangan perilaku, aktivitas, dan organisasi yang berkontribusi penting
untuk kebaikan kehidupan politik di Indonesia. Ia pernah mencalonkan
diri sebagai bakal calon presiden Indonesia. Tetapi karena ia tidak mau
menggunakan uang maka ia mengundurkan diri.5
Apa yang dilakukan
Nurcholish Madjid pada episode-episode tertentu dari kehidupannya
merupakan bentuk aktualisasi dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, Nurcholish Madjid adalah seorang intelektual yang memiliki
4
  Agung Bhakti Pratomo, ”Cak Nur, Ilmu yang Jadi Laku, dari Murid untuk
Guru Bangsa”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang
Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas
Paramadina, 2006), h. 181.
5
 Denny J.A. dan Frans Surdiasis, Demokrasi Sehari-hari (Yogyakarta: LKiS,
2006), h. 142.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 439
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
kepedulian sangat besar terhadap bangsa ini. Kepedulian tersebut
ditunjukkan nyaris sepanjang hidupnya.6
Bahkan dalam kondisi fisik
lemah karena sakit, hanya berselang 14 hari sebelum wafatnya, Nurcholish
Madjid masih juga memikirkan tentang nasib bangsanya. Hal itu
ditunjukkan saat ia memberikan sambutan pada acara ”Peringatan Hari
Kemerdekaan RI ke-60”, Agustus 2005. Dalam sambutannya, Nurcholish
Madjid mengungkapkan kesedihannya melihat semakin sedikitnya orang
yang memiliki perhatian terhadap kepentingan bangsa ini. Fenomena
yang justru semakin berkembang adalah munculnya orang-orang yang
menjadikan negara sebagai media memuaskan nafsunya. Korupsi, kolusi,
dan nepotisme semakin merajalela.
Realitas semacam ini, menurut Nurcholish Madjid, tidak bisa
dibiarkan. Harus dilakukan berbagai langkah dan strategi agar bangsa
ini tidak semakin terpuruk. Tentu saja, untuk melakukannya dibutuhkan
kekuatan yang besar. ”Kekuatan itu hanya akan terbentuk dengan adanya
peneguhan kembali ikatan batin atau komitmen semua warga negara
kepada cita-cita nasionalnya disertai pembaruan tekad bersama untuk
melaksanakannya.”7
Keresahan terhadap nasib bangsa yang ditunjukkan Nurcholish
Madjid menjadi aspek menarik karena beliau adalah seorang
intelektual Islam. Jika ditelusuri, muara pemikiran Nurcholish Madjid
terepresentasikan pada tiga poros, yaitu keislaman, keindonesiaan dan
kemodernan. Tiga poros ini berdialektika menjadi konstruksi pemikiran
yang terus memproduksi gagasan dan ide-ide yang saling berkaitan. Pada
titik inilah bisa dipahami mengapa Nurcholish Madjid memiliki pemikiran
yang menarik tentang Pancasila.
6
  Ahmad Syafi’i Ma’arif, ”Membedah Nurcholish Madjid,” dalam Abdul Halim
(ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran
Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006), h. ix-x.
7
  Muhammad Wahyuni Nafis, “Cak Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam yang
Mampu Memberikan Jalan Keluar,” dalam Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki
(eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi Kepergian Sang Guru Bangsa (Jakarta: Paramadina,
2005), h. 2.
440 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
Keempat, Nurcholish Madjid meninggalkan puluhan buku dan
ratusan makalah yang dipresentasikan di berbagai forum ilmiah. Pikiran-
pikirannya tentang Pancasila berserak di antara karya-karyanya. Justru
karena itulah diperlukan penelitian untuk merekonstruksi pemikiran-
pemikiran Nurcholish Madjid yang berkaitan dengan Pancasila. Tanpa
dilakukan rekonstruksi, pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila
akan berserakan dan kurang sistematis.
Berdasarkan paparan di atas maka tulisan ini akan membahas
tentang pikiran-pikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila dan
relevansi rekonstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid dalam
konteks kehidupan Indonesia sekarang ini. Pembahasan tentang topik ini
penting dilakukan karena sekarang ini kehidupan sosial kemasyarakatan
kita sedang menghadapi berbagai persoalan yang serius. Pancasila
perlu ditafsirkan secara kontekstual agar sesuai dengan dinamika dan
perkembangan zaman. Melalui penafsiran secara kontekstual yang digali
dari pemikiran Nurcholish Madjid diharapkan memberikan kontribusi
nyata pada penyelesaian berbagai persoalan yang ada.
Sosialisasi dan kontekstualisasi Pancasila diharapkan memberikan
cara pandang yang tepat untuk memahami realitas dan dinamika
sosial kemasyarakatan yang ada. Dengan demikian, tulisan tentang
pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid ini diharapkan memberikan
kontribusi teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan
menghasilkan konstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid yang
sistematis. Konstruksi teoretis ini lebih lanjut dapat dijadikan sebagai
landasan praktis untuk membangun strategi aksi dalam menyebarluaskan
Pancasila dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan kenegaraan.
Pemikiran tentang Pancasila
Nurcholish Madjid adalah salah seorang intelektual Islam Indonesia
yang memiliki perhatian serius terhadap berbagai persoalan. Luasnya
perhatian tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah seorang intelektual
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 441
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
mumpuni. Wawasannya sangat luas. Bacaannya menembus batas-batas
agama dan geografis.
Luasnya bacaan itu menjadikan tidak mudah untuk memetakan
pemikirannya. Namun secara sederhana ada tiga aspek yang menjadi titik
perhatiannya, yaitu keislaman, kemodernan dan keindonesiaan. Ketiga
tema ini merupakan realitas yang hadir dan berkait kelindan dengan
kehidupan umat Islam. Karena itulah pemikiran Nurcholish Madjid
bersifat general dan responsif dengan dinamika dan perkembangan
kemasyarakatan.
Di tulisan ini, penulis membahas empat hal dari pemikiran
Nurcholish Madjid yang berkaitan dengan pancasila, yaitu: (1) Pancasila
sebagai ideologi modern; (2) Pancasila sebagai common platform; (3) Sila-
sila Pancasila sebagai satu kesatuan dan; (4) Umat Islam dan Pancasila.
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Perbincangan tentang Pancasila sesungguhnya sudah sangat
panjang, sejak awal gagasan sampai sekarang ini. Pro dan kontra
mengiringi dinamika perjalanan sejarah Indonesia. Namun satu hal
yang penting dicatat, sebagaimana ditegaskan oleh Nurcholish Madjid,
Pancasila telah menunjukkan keefektifannya sebagai penopang bagi
bangsa ini. Walaupun demikian bukan berarti Pancasila sudah sepenuhnya
operasional dan mengisi semangat zaman. Justru aspek penting yang
seharusnya dikembangkan adalah bagaimana Pancasila menjadi berfungsi
penuhsebagaisumberuntukmemacumasadepan.Untukmewujudkannya
adalah dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka.8
Pemikiran tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka ini menarik
untuk diapresiasi. Pemikiran semacam ini memiliki relevansi agar Pancasila
tetap terpelihara makna dan relevansinya tanpa kehilangan hakikat. Jika hal
ini dilaksanakan secara optimal maka ideologi Pancasila tidak kehilangan
konteks dan perannya. Ia akan terus komunikatif dan sesuai dengan
8
 Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan,
2008), h. 15-17.
442 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
dinamika dan perkembangan zaman.
Senada dengan pemikiran Cak Nur tentang Pancasila sebagai
ideologi terbuka, Joko Siswanto menyatakan bahwa:
Melalui pengembangan pemikiran-pemikiran baru itu ideologi tersebut
akan dapat memelihara makna dan relevansinya tanpa kehilangan
hakikatnya, sehingga ideologi tersebut beserta nilai-nilai dasarnya tetap
berbunyi dan komunikatif dengan masyarakat yang terus berkembang dan
dinamika kemajuan zaman yang terus bergerak. Dengan begitu ideologi
tersebut akan ”menzaman”, tahan uji dan malahan semakin berkembang
bersama-sama dengan realitas baru yang terus bermunculan.9
Pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila sebagai ideologi
terbuka, dalam kerangka pemikiran Joko Siswanto, dapat memelihara
makna dan relevansi Pancasila tanpa kehilangan hakikatnya. Hal ini
penting ditegaskan karena apa yang dilakukan oleh Nurcholish Madjid
sesungguhnya berada dalam koridor agar Pancasila tidak “memfosil”.
Pancasila yang “memfosil” adalah Pancasila yang eksistensinya tidak lagi
aktif dan fungsional layaknya fosil. Ia tidak lagi relevan dan kehilangan
fungsinya yang operasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keterbukaan ideologi Pancasila bersifat internal dan eksternal.
Keterbukaan ini sesungguhnya bersifat kultural, yakni selaras dengan
kebudayaan. Hal ini bermakna bahwa keterbukaan tersebut selaras
dengan nilai dasar kemanusiaan yang merupakan inti kebudayaan.
Keterbukaan tersebut dibentuk oleh adanya sifat dasar monodualistik
atau kedwitunggalan mendasar antara: personalitas dan sosialitas, antara
ke-apa-an dan ke-siapa-an, antara dinamika dan keterbatasan, antara
materialitas dan spiritualitas, antara kesinambungan dan pembaharuan.
Ia adalah keterbukaan yang mempunyai ”jejer” dan identitas.10
Pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila sebagai ideologi
terbuka merupakan hal menarik di tengah upaya pembakuan tafsir tunggal
Pancasila. Pembakuan ini berupaya agar Pancasila hanya memiliki makna
9
  Joko Siswanto, Pancasila, Refleksi Komprehensif Hal-Ihwal Pancasila (Yogyakarta:
Ladang Kata, 2015), h. 53.
10
  Ibid., h. 59.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 443
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
tunggal. Tidak terbuka ruang interpretasi yang berbeda. Pemikiran tentang
Pancasila sebagai ideologi terbuka juga merupakan counter dari upaya
untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup. Karena itulah,
Nurcholish Madjid telah melakukan apa yang disebut Fachry Ali sebagai
“desakralisasi ideologi”.11
“Desakralisasi ideologi” adalah upaya untuk menjadikan Pancasila
bukan sebagai ideologi yang sakral. Kerangka ini bermakna bahwa
Pancasila sebagai ideologi seharusnya ditempatkan dalam posisi kritis.
Secara arif Nurcholish Madjid menyatakan bahwa sikap kritis yang
muncul dari sikap terbuka kepada sesama manusia dalam kedalaman jiwa
yang saling menghargai merupakan indikasi adanya petunjuk dari Tuhan.
Sikap semacam ini dinilai Nurcholish Madjid sebagai sikap yang sejalan
dengan rasa ketuhanan atau takwa.12
Sikap kritis Nurcholish Madjid tidak muncul begitu saja. Ada
berbagai faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Faktor
yang cukup dominan adalah pengaruh tradisi lingkungan keagamaan yang
kuat sekaligus pengalaman pendidikannya di Barat.13
Faktor itulah yang
menjadikan Nurcholish Madjid memiliki pemikiran yang cukup kritis
namun berdasarkan pijakan agama yang kuat.
Pancasila sebagai ideologi terbuka ternyata kongruen dengan
ideologi modern. Disebut ideologi modern karena Pancasila ditampilkan
oleh para bapak pendiri bangsa yang berwawasan modern. Tujuan mereka
menampilkan Pancasila adalah untuk memberi landasan filosofis bersama
11
  Fachry Ali, “Mengenang Cak Nur”, dalam Muhammad Wahyuni Nafis, “Cak
Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam yang Mampu Memberikan Jalan Keluar,” dalam
Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki (eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi
Kepergian Sang Guru Bangsa (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 65; Muhammad Wahyuni
Nafis. 2005. “Cak Nur: Sebuah Keyakinan...,” h. 2.
12
  Nurcholish Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 117.
13
  Idrus Junaidi, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid (Yogyakarta: Logung,
2004), h. 9.
444 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
sebuah masyarakat plural yang modern.14
Nurcholish Madjid tidak ingin Islam menjadi ideologi tertutup.
Sebagai intelektual yang memiliki perhatian besar terhadap umat
Islam dan bangsa Indonesia, Nurcholish Madjid berusaha untuk
membangun ideologi modern yang terbuka. Usahanya ini bisa dilacak
sejak ia mencetuskan Slogan “Islam, Yes; Partai Islam, No”. Slogan
ini sesungguhnya menandai kecermatan Nurcholish Madjid membaca
realitas. Ia tidak ingin Islam sebagai ideologi. Dalam slogan tersebut
sesungguhnya Nurcholish Madjid juga menegaskan bahwa Pancasila
adalah dasar untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam.15
Cara pandang semacam ini justru membebaskan Islam dari
keterbatasan-keterbatasan sebuah ideologi yang sangat memperhatikan
konteks dan waktu. Pancasila sebagai ideologi terbuka membuka peluang
adanya tafsir yang kontekstual. Tafsir kontekstual menjadikan Pancasila
memiliki peluang besar untuk selalu aktual dan selaras dengan dinamika
kehidupan yang kompleks.
Pancasila sebagai Common Platform
Indonesia sebagai negara memiliki tingkat keanekaragaman tinggi.
Bahkan Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya paling plural di
dunia.16
Pluralitas ini mencakup berbagai aspek, mulai aspek agama, suku,
ras dan golongan. Jika pluralitas ini mampu dikelola secara baik maka
akan menjadi kekayaan yang sangat berharga. Tetapi jika tidak dikelola
secara baik, ia dapat berubah menjadi malapetaka yang mengerikan. Antar
pluralitas bisa saling berbenturan. Karena itulah, keanekaragaman yang
14
  Madjid, Nurcholish, Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di
Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 13-14.
15
  Rakhmat, Jalaluddin, “Nurcholish Menurut Tuparev”, dalam Sukandi A.K.
(peny.), Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Jejak Pemikiran dari Pembaharu sampai Guru Bangsa
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 9.
16
 Abdul ’Dubbun’ Hakim, ”Islam, Inklusivisme dan Kosmopolitanisme”,
dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan,
Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina,
2006), h. 19.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 445
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
dimiliki oleh Indonesia ini harus dikelola secara baik, cerdas, dan jujur. Jika
pengelolaannya mampu dilaksanakan secara optimal maka dapat berubah
menjadi kekayaan kultural yang dahsyat.17
Pengelolaan secara baik bisa
menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan berbagai khazanah
kehidupan. Tetapi jika dikelola secara amburadul, keanekaragaman bisa
berubah menjadi bencana mengerikan.
Menurut Karen Armstrong, keanekaragaman seyogyanya disikapi
secara kritis-konstruktif. Realitas kehidupan yang dipenuhi dengan
berbagai paradoks seharusnya tidak direspon secara negatif, tetapi
secara positif. Respon negatif hanya akan memunculkan antagonisme.
Antagonisme bukannya membuat keadaan menjadi lebih baik, tetapi
justru lebih buruk. Mengharapkan hadirnya nilai-nilai positif hampir
mustahil terwujud manakala setiap orang justru menghadirkan hal-hal
yang negatif.18
Ada banyak cara mengelola keaneragaman tersebut. Salah
satunya adalah melalui pembangunan kesadaran bersama tentang
pentingnya mencari titik temu dari keanekaragaman yang ada, bukan
mempertentangkan titik beda. Kesadaran semacam ini penting untuk
menumbuhsuburkan harmoni sosial. Tanpa ada kesadaran, perbedaan
hanya akan dilihat pada titik perbedaannya. Orientasi pada titik beda
berbahaya bagi harmoni sosial. Kerukunan bisa terancam dan berubah
menjadi konflik karena masing-masing berusaha menguasai terhadap
yang lain.
Realitas kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini tengah
berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan. Sekarang ini ikatan
persaudaraan semakin menipis. Pengkhianatan antarelemen bangsa
berlangsung di berbagai elemen. Muncul berbagai bentuk saling tidak
17
  Ahmad Syafi’i Ma’arif, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan:
Sebuah Refleksi Sejarah (Bandung: Mizan bekerja sama dengan Maarif Institute Jakarta,
2009), h. 246.
18
  Karen Armstrong, Compassion: 12 Langkah Menuju Hidup Berbelas Kasih, terj.
Yuliani Liputo (Bandung: Mizan, 2012), h. 28-29.
446 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
percaya. Ketamakan menjadi fenomena umum yang semakin merajalela.
”Semuanya berujung pada kegelapan dan kebiadaban: kebaikan dimusuhi,
kejahatan diagungkan”.19
Berkaitan dengan titik tema ini, Nurcholish Madjid memiliki
pemikiran yang menarik. Menurut pendiri Universitas Paramadina
tersebut, Pancasila merupakan common platform antarberbagai kelompok
masyarakat dan agama. Konsep ini diadaptasi oleh Nurcholish Madjid
dari tinjauan sejarah di mana nabi dulu mewujudkannya dalam Piagam
Madinah. Setelah memberikan tinjauan dari berbagai perspektif,
Nurcholish Madjid sampai pada sebuah kesimpulan bahwa Pancasila
merupakan pilihan umat Islam yang final, sah dan islami. Tidak perlu lagi
diperdebatkan tentang hal-hal yang berkaitan antara Islam dan Pancasila.
Persoalan itu dinilai Nurcholish Madjid sudah tuntas. Agenda yang justru
menjadi tantangan adalah bagaimana mengisi dan menjalankan nilai-nilai
Pancasila secara adil dan konsisten (istiqamah).20
Lewat bukunya Islam Agama Kemanusiaan, Nurcholish Madjid
menegaskan bahwa dalam kehidupan bernegara, haruslah dilihat Pancasila
sebagai pemersatu dan kalimat sawa’ yang mengajak semua orang agar
patuh dengan ajaran Tuhan.21
Intinya adalah ikut menghargai keberagaman
dan pluralitas yang sudah ada di masyarakat. Melalui penghargaan inilah
kehidupan yang damai dan harmonis dapat terwujud.
Sila-Sila Pancasila sebagai Satu Kesatuan
Harus jujur diakui bahwa Pancasila dengan sila-silanya belum
terlaksana dengan baik. Jika sudah terlaksana secara baik maka kehidupan
sosial kemasyarakatan akan ideal sebagaimana kandungan sila-sila
Pancasila. Realitasnya masih banyak hal yang harus dilakukan agar sila-sila
Pancasila betul-betul terejawantahkan secara baik. Nilai-nilai Pancasila
19
  Yudi Latif, Revolusi Pancasila (Bandung: Mizan, 2015), h. 9.
20
 Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan (Jakarta: Paramadina, 2007),
h. 67.
21
  Ibid., h. 75.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 447
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
masih belum semua terealisasi secara baik.
Menurut Nurcholish Madjid, satu-satunya sila yang sudah terlaksana
adalah Persatuan Indonesia. Walaupun mungkin implementasinya belum
sepenuhnya sesuai dengan harapan dan harus berhadapan dengan
berbagai macam hambatan dan tantangan tetapi secara keseluruhan sila
Persatuan Indonesia telah terwujud pada tataran praktis. Pada titik inilah
Nurcholish Madjid mengajak kita semua untuk mengucapkan rasa terima
kasih kepada para pendiri bangsa.
Sungguh, terwujudnya persatuan tanah air sampai sekarang ini merupakan
jasa dan kredit yang luar biasa pentingnya dari ”bapak-bapak pendiri
Republik”, sejak dari mereka yang mempelopori penggunaan bahasa
kebangsaan diteruskan oleh angkatan yang merebut dan mempertahankan
kemerdekaan politik bangsa dengan Bung Karno sebagai simbol dan
sumber ilham bagi persatuan dan keutuhan wilayah Indonesia, sampai
pada pengorbanan angkatan bersenjata dalam menyelesaikan berbagai
pergolakan daerah.22
Sila-sila yang lainnya masih menghadapi persoalan yang cukup
rumit. Sila pertama, misalnya yang menurut Bung Hatta merupakan sila
utama yang menyinari sila-sila yang lainnya dinilai Nurcholish Madjid
masih menghadapi tantangan yang tidak ringan, baik secara konseptual
maupun praktis. Padahal, sila pertama ini posisinya sangat sentral.
Selain menyinari sila-sila lainnya, sila pertama ini juga menjadi dasar etis.
Karena itulah merupakan hal tepat ketika Nurcholish Madjid menyebut
sela Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila vertikal, sedangkan sila-sila
selanjutnya merupakan sila horisontal.23
Sila-sila yang lainnya masih menghadapi tantangan implementasi.
Sila kedua masih harus berhadapan dengan realitas masih banyaknya
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), sila keempat masih berhadapan
dengan rendahnya kualitas demokrasi kita, dan sila kelima masih harus
berhadapan dengan belum terwujudnya keadilan sosial di berbagai wilayah.
22
  Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi (Jakarta: Paramadina,
1999), h. 74-75.
23
  Ibid., h. 83-84.
448 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
Nurcholish Madjid mengapresiasi terwujudnya sebuah sistem
pemerintahan yang menguntungkan semua orang tanpa membedakan
latar belakang agama dan asal-usulnya. Sistem semacam ini sesungguhnya
selaras dengan demokrasi dan Pancasila. Hal ini tidak hanya berdasarkan
tafsir atas ajaran Islam, melainkan juga mendapatkan dukungan yang kuat
dari perspektif sejarah Islam.24
Demokrasi tidak mungkin terwujud begitu saja. Dibutuhkan proses
yang panjang sampai terwujudnya demokrasi yang berkualitas. Karena
itu aspek yang penting untuk diperhatikan adalah proses demokratisasi.
Menurut Nurcholish Madjid, proses demokratisasi merupakan mekanisme
utama untuk mencapai suatu pemerintahan yang bersih, terbuka, dan adil.
Metode yang penting untuk mewujudkannya adalah melalui pembentukan
suatu koalisi politik lebih luas di antara orang-orang yang satu sama lain
memiliki perhatian terhadap demokrasi yang menuntut keterbukaan sikap.
Namun demikian Nurcholish Madjid mengingatkan bahwa keterbukaan
sikap bukanlah segala-galanya. Kuncinya adalah bagaimana menciptakan
sikap saling menghormati di seluruh kalangan warga bangsa.25
Proses demokratisasi bukan proses instan. Ia harus selalu
diupayakan, dijaga dan ditumbuhkembangkan secara terus-menerus.
Tanpa upaya yang semacam ini, demokratisasi hanya akan berhenti pada
tataran wacana saja, sementara pada tataran praktiknya bisa jadi justru
bertentangan dengan spirit demokrasi.
Keterbukaan dan sikap saling menghormati berkaitan erat dengan
kultur. Menurut Zamroni, bentuk masyarakat demokratis berkorelasi
dengan kultur dan nilai demokrasi. Demokrasi bisa tumbuh subur
jika di dalam masyarakat terdapat nilai-nilai yang mendukung seperti
toleransi, menghormati perbedaan pendapat, memahami dan menyadari
keanekaraman masyarakat, menjunjung tinggi martabat manusia dan
24
  Ibid., h. 34-35.
25
 Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan,
2008), h. 73-74.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 449
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
saling menghargai.26
Sikap saling menghormati membutuhkan landasan, antara lain
berupa kesetiaan dasar. Kesetiaan dasar yang dimaksud adalah kesetiaan
yang berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Nilai-nilai
inilah yang menjadikan seseorang memiliki sikap penghargaan terhadap
keanekaragaman.
Umat Islam dan Pancasila
Nurcholish Madjid adalah seorang intelektual Muslim yang taat.
Ketaatannya tidak hanya diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, tetapi
juga teraktualisasi dalam pemikirannya yang kemudian dibukukan.
Melalui puluhan buku dan ratusan makalah yang ia tulis terlihat betapa
kuatnya manifestasi keislamannya. Pemikirannya tentang Pancasila juga
merupakan bukti kuat bagaimana ia memegang teguh ajaran Islam.
Secara sosiologis Nurcholish Madjid menyadari bahwa umat Islam
merupakan warga mayoritas. Kesadaran ini membawa implikasi pada
keteguhan pandangannya untuk merasa lebih terikat pada Islam dan
umatnya, bukan pada kelembagaan umat Islam, seperti partai politik
Islam atau wadah persatuan umat Islam. Dengan gagasan ini jelas terlihat
komitmen Nurcholish Madjid kepada Islam, bukan kepada institusi
keislaman. Karenanya, penolakan terhadap institusi kepartaian politik
Islam harus dipahami sebagai penolakan bukan karena Islamnya, tetapi
penolakan terhadap pemanfaatan atas Islam untuk kepentingan pragmatis.
Pemanfaatan terhadap Islam semacam itu justru menjatuhkan nilai-nilai
ajaran Islam yang sebenarnya.
Nurcholish Madjid sedari awal sudah berkata bahwa Indonesia
dalam pandangannya telah memiliki landasan yang kuat dan kukuh bagi
pengembangan toleransi beragama dan pluralisme, yaitu Pancasila.27
Ini
sebenarnya bisa dimaknai sebagai tesis yang diajukan terhadap gejolak
26
 Zamroni, Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi (Prakondisi Menuju Era
Globalisasi) (Jakarta: PSAP, 2007), h. 50-51.
27
  Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Islam..., h. 62.
450 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
sosial politik di masyarakat dalam mensikapi perbedaan yang terjadi.
Pancasila merupakan adopsi paling netral terhadap kenekaragaman
dan kemajemukan di Indonesia. Menurut Madjid, Indonesia bukanlah
negara teokratis, bukan pula negara sekuler; ia adalah negara yang
berlandaskan Pancasila. Sila-sila yang ada dalam Pancasila sekarang ini
sudah sangat akomodatif dalam memahami keragaman tersebut, terutama
pasal 1 yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sebelumnya memang
muncul usul agar menggunakan kata-kata “Ketuhanan dengan ketetapan
tertentu kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi para pemeluknya”.28
Pemahaman yang konstruktif terhadap Pancasila menunjukkan
bahwa Nurcholish Madjid berusaha untuk menggali dasar-dasar
inklusivitas dalam Islam. Usaha ini dalam kerangka yang lebih jauh
memungkinkan umat Islam untuk sepenuh hati merangkul inklusivitas
negara Pancasila. Nurcholish Madjid telah mengajarkan untuk saling
menerima dalam perbedaan. Di dalam perbedaan kita disatukan oleh
nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan etis dasar yang sama, yang terumus
dalam bahasa etika politik lima sila Pancasila.29
Umat Islam tidak lagi mempersoalkan Pancasila. Keselarasan
Pancasila dan ajaran Islam merupakan bagian dari dinamika sejarah yang
unik. Justru karena itulah penerimaan terhadap Pancasila menjadikan
Indonesia mampu merawat dan mengelola kemajemukan yang ada secara
baik.
Signifikansi Rekonstruksi
Pemikiran merupakan aspek penting dalam sejarah perjalanan setiap
peradaban dan bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Tradisi pemikiran
harus terus disemai karena peran dan fungsinya yang efektif dalam
mengantarkan kemajuan. Kalangan intelektual yang menjadi gerbong
28
  Nurcholish Madjid, Tradisi Islam..., h. 3.
29
 Franz Magnis-Suseno, ”Cak Nur dan Inklusivisme Islam”, dalam Abdul
Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas
Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006), h. 164.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 451
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
utama pemikiran seharusnya terus mendayagunakan segenap potensinya
untuk menyebarkan gagasan, diseminasi ide lewat tulisan maupun aksi
di berbagai institusi dan dalam bentuk program kerja konkret. Jika ini
mampu diwujudkan maka jejak kemajuan akan semakin bergerak cepat.
Dalam konteks Islam, pemikiran yang terus tumbuh akan
menjadikan Islam bukan hanya sebagai pemersatu emosional atau
alat pengerah massa sebagaimana ketika ia menjadi sebuah ideologi.
Fenomena ini sudah banyak dikritik oleh Nurcholish Madjid. Oleh karena
itu, pemikiran yang terus-menerus diproduksi dapat lebih diarahkan
kepada pengembangan wacana dan dialog untuk menemukan kebenaran
yang sebenarnya dalam rangka menyebarkan rahmat bagi sekalian alam.30
Hal ini sangat mungkin terwujud jika kalangan intelektual tidak pasif,
melainkan terus aktif membaca fenomena dan melakukan kontekstualisasi
pemikiran.
Dalam kerangka inilah maka rekonstruksi terhadap pemikiran
Pancasila Nurcholish Madjid memiliki relevansi dan menjadi penting
untuk dilakukan. Ada beberapa hal penting yang layak dipertimbangkan
berkaitan dengan rekonstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid.
Pertama, rekonstruksi ini diharapkan dapat mengisi celah kekurangan
pemikiran Pancasila kalangan intelektual, khususnya intelektual Muslim.
Kekurangan ini semakin mendesak untuk diatasi mengingat semakin
meningkatnya kecenderungan semakin melemahnya Pancasila dari
pusaran kehidupan. Perhatian terhadap Pancasila yang semakin melemah
ini menjadi keprihatian banyak tokoh bangsa. Salah satunya adalah
dari Mantan Presiden B.J. Habibie. Dalam suatu kesempatan beliau
menyatakan kegundahannya. Menurut beliau, semenjak era reformasi
tahun 1998, Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa
lalu. Relevansinya seolah-olah tidak ada lagi sehingga tidak diikutsertakan
dalam dialektika reformasi. Sekarang ini Pancasila semakin jarang
diucapkan, dikutip dan dibahas, baik dalam konteks ketatanegaraan,
30
  Abd. A’la, Melampaui Dialog Agama (Jakarta: Kompas, 2000), h. 4-5.
452 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
kebangsaan maupun kemasyarakatan. Implikasinya, perlahan namun pasti
Pancasila seolah hilang dari memori kolektif bangsa Indonesia.31
Kedua, rekonstruksi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran maupun tindakan di tengah semakin melemahnya aktualisasi
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Rekonstruksi ini memiliki relevansi
untuk diterjemahkan dalam perilaku hidup sehari-hari, khususnya
berkaitan dengan pengelola kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan.
Aspek ini sesungguhnya merupakan konsekuensi dari aspek yang pertama.
Aktualisasi sila-sila Pancasila yang semakin melemah dalam
kehidupan membutuhkan perhatian dan upaya secara sistematis dan
sungguh-sungguh. Tanpa usaha semacam ini maka Pancasila akan semakin
hilang dari praktik kehidupan sehari-hari. Lebih jauh Pancasila hanya akan
menjadi ingatan dan simbol yang kering dari aktualisasi sehari-hari. Pada
titik inilah rekonstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid relevan
untuk terus dikembangkan.
Ketiga, sebagai bahan untuk memperkaya wacana dan kajian
Pancasila. Pancasila, sebagaimana pemahaman Nurcholish Madjid,
bukanlah ideologi tertutup. Pancasila merupakan ideologi modern yang
terbuka. Justru karena itulah dibutuhkan interpretasi dan aktualisasi sesuai
dengan dinamika dan perkembangan zaman. Melalui cara semacam ini
diharapkan Pancasila selalu aktual dan tidak kehilangan relevansi.
Pikiran-pikiran Nurcholish Madjid sesungguhnya merupakan
kekayaan intelektual yang sangat berharga. Karena itulah diperlukan
perhatian, pengkajian dan aktualisasi agar tidak terlupakan dari pusaran
sejarah. Aset besar berupa pemikiran Pancasila jangan sampai hilang
begitu saja karena kita akan rugi.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas maka dapat diambil simpulan makalah
ini; (1) pikiran-pikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila adalah;
31
  http://www.republika.co.id/edisi 6 Nopember 2011, diakses tanggal 10 November
2015.
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 453
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
(a) Pancasila merupakan ideologi modern; (b) Pancasila merupakan
common platform dari berbagai perbedaan yang ada; (c) Sila-sila Pancasila
merupakan satu kesatuan, dan (d) umat Islam memiliki peran signifikan
dalam kontekstualisasi dan aktualisasi Pancasila.
Relevansi rekonstruksi Pancasila dalam konteks kehidupan
Indonesia sekarang adalah; (a) rekonstruksi ini diharapkan dapat mengisi
celah kekurangan pemikiran Pancasila kalangan intelektual, khususnya
intelektual Muslim.; (b) rekonstruksi ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran maupun tindakan di tengah semakin melemahnya
aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; (c) Sebagai bahan
pemikiran untuk memperkaya kajian tentang Pancasila di Indonesia.
454 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
Daftar Pustaka
A’la, Abd, Melampaui Dialog Agama, Jakarta: Kompas, 2000.
Ali, Fachry, “Mengenang Cak Nur”, dalam Muhammad Wahyuni Nafis,
“Cak Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam yang Mampu Memberikan
Jalan Keluar,” dalam Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki
(eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi Kepergian Sang Guru Bangsa,
Jakarta: Paramadina, 2005.
Hakim, Abdul ’Dubbun’, ”Islam, Inklusivisme dan Kosmopolitanisme”,
dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan
yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta:
Kompas dan Universitas Paramadina, 2006.
Idrus, Junaidi, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid, Yogyakarta:
Logung, 2004.
J.A., Denny dan Surdiasis, Frans, Demokrasi Sehari-hari, Yogyakarta: LKiS,
2006.
Latif, Yudi, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas
Pancasila, Jakarta: Gramedia, 2011.
Latif, Latif, Mata Air Keteladanan, Pancasila dalam Perbuatan, Bandung:
Mizan, 2014.
Latif, Yudi, Revolusi Pancasila, Bandung: Mizan, 2015.
Ma’arif, Ahmad Syafi’i, ”Membedah Nurcholish Madjid,” dalam
Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan
yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta:
Kompas dan Universitas Paramadina, 2006.
Ma’arif, Ahmad Syafi’i, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan:
Sebuah Refleksi Sejarah, Bandung: Mizan bekerja sama dengan Maarif
Institute Jakarta, 2009.
Madjid, Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, Bandung:
Mizan, 2008.
Madjid, Nurcholish, Cita-cita Politik Islam Era Reformasi, Jakarta:
Paramadina, 1999.
Madjid, Nurcholish, Islam Agama Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, 2007.
Madjid, Nurcholish, Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang
Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 455
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................
Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, Jakarta: Paramadina,
2005.
Madjid, Nurcholish, Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan
di Indonesia, Jakarta: Paramadina, 2007.
Magnis-Suseno, Frans, ”Cak Nur dan Inklusivisme Islam”, dalam
Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan
yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta:
Kompas dan Universitas Paramadina, 2006.
Mahfud MD, Moh, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen
Konstitusi, Jakarta: LP3ES, 2007.
Mudzhar, M. Atho’, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktik,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Nafis, Muhammad Wahyuni, “Cak Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam
yang Mampu Memberikan Jalan Keluar,” dalam Muhammad
Wahyuni Nafis (eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi Kepergian Sang
Guru Bangsa, Jakarta: Paramadina, 2005.
Nurdin, Ahmad Ali, ”Scholarly Feminist Versus Internet Commentator
on Women Issues in Islam”, Indonesian Journal of Islam and Muslim
Societies, Volume 1, Nomer 2, Desember 2011.
Pratomo, Agung Bhakti, ”Cak Nur, Ilmu yang Jadi Laku, dari Murid untuk
Guru Bangsa”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi
Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish
Madjid, Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006.
Rakhmat, Jalaluddin, “Nurcholish Menurut Tuparev”, dalam Sukandi
A.K. (peny.), Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Jejak Pemikiran dari Pembaharu
sampai Guru Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Siradjd, Said Aqil dan Haerudin, Mamang Muhammad, Berkah Islam Indonesia,
Jalan Dakwah Rahmatan Lil’âlamîn, Jakarta: Quanta, 2015.
Zamroni, Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi (Prakondisi Menuju Era
Globalisasi), Jakarta: PSAP, 2007.
www.republika.co.id/, edisi 6 November 2011.
456 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015
Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................

More Related Content

What's hot

Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaHaubibBro
 
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysiaIsu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysiaR&R Darulkautsar
 
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...primagraphology consulting
 
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANAGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANprimagraphology consulting
 
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islamPemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islamErta Erta
 
Pemikiran al ghozali
Pemikiran al ghozaliPemikiran al ghozali
Pemikiran al ghozaliDedeAzis2
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiBahRum Subagia
 
SKRIPSI DAKWAH
SKRIPSI DAKWAHSKRIPSI DAKWAH
SKRIPSI DAKWAHKhamdun99
 
Corak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurCorak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurAna Laku
 
Perjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarPerjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarIdul Choliq
 
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...InternationalJournal Ihya' 'Ulum al-Din
 
Resume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam alResume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam alMuhammad Saad
 
Buku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaBuku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaPMII
 
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASANRAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASANEpisteme IAIN Tulungagung
 
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...primagraphology consulting
 

What's hot (19)

Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesia
 
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysiaIsu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
 
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
 
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANAGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
 
ISLAM LIBERAL
ISLAM LIBERALISLAM LIBERAL
ISLAM LIBERAL
 
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islamPemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
 
Pemikiran al ghozali
Pemikiran al ghozaliPemikiran al ghozali
Pemikiran al ghozali
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
SKRIPSI DAKWAH
SKRIPSI DAKWAHSKRIPSI DAKWAH
SKRIPSI DAKWAH
 
Liberalisme
LiberalismeLiberalisme
Liberalisme
 
Corak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurCorak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qur
 
Kyai dan perubahan_sosial
Kyai dan perubahan_sosialKyai dan perubahan_sosial
Kyai dan perubahan_sosial
 
Perjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarPerjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbar
 
Rasionalisme mu'tazilah
Rasionalisme mu'tazilahRasionalisme mu'tazilah
Rasionalisme mu'tazilah
 
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
 
Resume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam alResume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam al
 
Buku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaBuku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah Aswaja
 
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASANRAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
 
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
 

Viewers also liked

Aprenentatge i desenvolupament motor
Aprenentatge i desenvolupament motorAprenentatge i desenvolupament motor
Aprenentatge i desenvolupament motorMikyjam19
 
La célula. Teoria celular
La célula. Teoria celularLa célula. Teoria celular
La célula. Teoria celularbiologiaricel
 
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruPancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruRachmat Narendra
 
Pancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baruPancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baruRiskiana Riskiana
 

Viewers also liked (7)

Presentation 2016
Presentation 2016Presentation 2016
Presentation 2016
 
Aprenentatge i desenvolupament motor
Aprenentatge i desenvolupament motorAprenentatge i desenvolupament motor
Aprenentatge i desenvolupament motor
 
NEW CV
NEW CVNEW CV
NEW CV
 
La célula. Teoria celular
La célula. Teoria celularLa célula. Teoria celular
La célula. Teoria celular
 
Genetica humana
Genetica humana Genetica humana
Genetica humana
 
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruPancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
 
Pancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baruPancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baru
 

Similar to Pancasila Rekonstruksi

Pancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publikPancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publikAveros Lubis
 
Konstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadiKonstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadikerniaElvianaSari
 
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptxllng171201
 
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptxKelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptxVivaneliaViva
 
Tugas 1 PKn 857081831 Vito.docx
Tugas 1 PKn 857081831 Vito.docxTugas 1 PKn 857081831 Vito.docx
Tugas 1 PKn 857081831 Vito.docxayiknina
 
1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptxRADwiCahyaFitria
 
KEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
KEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptxKEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
KEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptxdeanisaaliyahsubiyan
 
PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...
PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...
PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...DekyaSintya
 
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0Tri Damayantho
 
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptx
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptxPancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptx
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptxDataWaruwu
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaDedy Setiady
 
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanMakalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanFahmy Metala
 
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiPancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiOman Syahroni Somad
 

Similar to Pancasila Rekonstruksi (20)

Pancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publikPancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publik
 
Tugas kwn
Tugas kwn Tugas kwn
Tugas kwn
 
Nurcholish madjid
Nurcholish madjidNurcholish madjid
Nurcholish madjid
 
Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]
 
Konstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadiKonstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadi
 
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
 
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptxKelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
 
Tugas 1 PKn 857081831 Vito.docx
Tugas 1 PKn 857081831 Vito.docxTugas 1 PKn 857081831 Vito.docx
Tugas 1 PKn 857081831 Vito.docx
 
1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1_PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
 
KEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
KEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptxKEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
KEL 1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
 
PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...
PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...
PANCASILA pendidikan kewarganegaraan, Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengemban...
 
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
 
Ideologi
IdeologiIdeologi
Ideologi
 
Makalah 123
Makalah 123Makalah 123
Makalah 123
 
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptx
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptxPancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptx
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.pptx
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanMakalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
 
16919924.ppt
16919924.ppt16919924.ppt
16919924.ppt
 
3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia
 
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiPancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
 

More from Episteme IAIN Tulungagung

PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIPROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIEpisteme IAIN Tulungagung
 
HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...
HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...
HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...Episteme IAIN Tulungagung
 
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...Episteme IAIN Tulungagung
 
MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...
MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...
MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...Episteme IAIN Tulungagung
 
PEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘Asymāwī
PEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘AsymāwīPEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘Asymāwī
PEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘AsymāwīEpisteme IAIN Tulungagung
 
Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...
Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...
Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...Episteme IAIN Tulungagung
 

More from Episteme IAIN Tulungagung (6)

PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIPROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
 
HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...
HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...
HALAL BI HALAL, A FESTIVAL OF IDUL FITRI AND IT’S RELATION WITH THE HISTORY O...
 
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
 
MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...
MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...
MANIFESTASI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Membangun Intelektualisme Budaya d...
 
PEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘Asymāwī
PEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘AsymāwīPEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘Asymāwī
PEMBACAAN BARU KONSEP TALAK: Studi Pemikiran Muhammad Sa‘id Al-‘Asymāwī
 
Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...
Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...
Islam And Chinesness: A Closer Look at Minority Moslem in Modern China Histor...
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Pancasila Rekonstruksi

  • 1. ISLAM DAN PANCASILA Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid Ngainun Naim Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung naimmas22@gmail.com Abstrak Rekonstruksi Pancasila dari pemikiran cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid memiliki peran penting terhadap penguatan ideologi Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara telah mengalami kemunduran pemahaman dan peran aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya berbagai persoalan sosial kebangsaan membutuhkan perhatian serius dan penanganan yang melibatkan semua pihak. Salah satu bentuk kontribusi yang dapat dilakukan adalah kontribusi pemikiran dengan merekonstruksi nilai-nilai Pancasila dari pemikiran Nurcholish Madjid. Data yang disajikan berasal dari telaah pustaka dan penelusuran literatur dari berbagai sumber yang relevan. Di samping itu, metode analisis kritis dilakukan untuk mengkaji dan merekonstruksi pemikiran-pemikiran Nurcholish Madjid yang telah terpetakan. Argumen yang hendak dibangun adalah rekonstruksi nilai-nilai Pancasila merupakan sarana penting untuk penguatan ideologi Pancasila. Selain itu, pemikiran-pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid memiliki relevansi untuk dikembangkan dan disosialisasikan dalam kerangka penguatan ideologi Pancasila. [Pancasila reconstruction of Nurcholish Madjid thought has an important role to strengthen the ideology of Pancasila. As the state ideology, Pancasila has suffered a setback understanding and applicative role in daily life. The emergence of various nationalities social issues require serious attention and handling that involves all parties. One form of the contribution that can be
  • 2. 436 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. done is contribute ideas to reconstruct the values ​​of Pancasila from Nurcholish Madjid thought. The data presented comes from the literature search and review of the literature from a variety of relevant sources. In addition, the method of critical analysis conducted to assess and reconstruct the thoughts that have been mapped Nurcholish Madjid. The argument that will be built is the reconstruction of the values of Pancasila is an important means for strengthening the ideology of Pancasila. Moreover, the ideas of Pancasila Nurcholish Madjid has relevance for developed and disseminated within the framework of the strengthening of the ideology of Pancasila.] Kata kunci: Pancasila, Rekonstruksi, Pemikiran, Nurcholish Madjid Pendahuluan Perhatian terhadap Pancasila tampaknya mengalami kemunduran dariwaktukewaktu.Kemunduraniniterjadipadahampirsemuakomponen bangsa, termasuk pada mereka yang berada di dunia pendidikan. Salah satu indikasinya adalah semakin berkurangnya jumlah intelektual yang memiliki perhatian terhadap topik ini. Selain itu, semangat mempelajari dan mensosialisasikan Pancasila di berbagai institusi pendidikan juga relatif menurun. Hal ini dapat dicermati dari fakta semakin banyaknya generasi muda yang tidak hafal terhadap sila-sila Pancasila. Bahkan secara tegas Prof. Dr. Moh. Mahfud MD menyatakan bahwa, ”Gema Pancasila sekarang ini memang semakin mengendur”.1 Pernyataan Prof. Dr. Mahfud MD tersebut bukan sesuatu yang berlebihan. Tidak terlalu sulit mencari buktinya, baik pada kehidupan sederhana di masyarakat maupun kehidupan sosial politik yang kompleks. Mengendurnya gema Pancasila ditandai dengan semakin berkembangnya berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung pada sila-sila Pancasila. Fenomena semakin terasingnya Pancasila dari kehidupan sehari- hari bangsa Indonesia sesungguhnya merupakan sebuah ironi. Pancasila 1   Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi (Jakarta: LP3ES, 2007), h. 5.
  • 3. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 437 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. merupakan dasar negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan dasar berdirinya NKRI. Lebih jauh, Pancasila adalah dasar dalam mengatur  penyelenggaraan negara. Selain itu, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup, ia menjadi titik orientasi seluruh kehidupan masyarakat secara luas. Selain gemanya yang semakin mengendur, Pancasila sekarang juga berhadapan dengan tantangan dari ideologi lain. Ideologi yang diusung oleh kelompok Islam radikal dan kelompok liberal menjadi tantangan serius. Kalangan Islam radikal dan Islam liberal berusaha secara sistematis untuk meminggirkan Pancasila dari sistem ekonomi, politik, dan budaya. Ada cukup banyak bukti untuk hal ini, di antaranya adalah adanya undang- undang yang tidak lagi merujuk ke nilai-nilai Pancasila.2 Selain sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup, Pancasila juga memiliki peranan dan fungsi lain. Fungsi-fungsi Pancasila menunjukkan bahwa Pancasila memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu ketika semakin banyak warga masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami terhadap Pancasila dan nilai-nilai yang dikandung maka kondisi ini sesungguhnya membahayakan bagi kehidupan bangsa ini. Bangsa ini bisa kehilangan arah dan titik orientasi. Pada kondisi yang semacam ini penting untuk melakukan berbagai upaya agar Pancasila semakin berperan dalam menguatkan eksistensi bangsa ini. Selain itu, juga penting dilakukan berbagai usaha agar nilai- nilai Pancasila dapat operasional dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Ikhtiar interpretasi dan kontekstualisasi Pancasila memang harus dilakukan secara terus-menerus karena tidak ada satu pun sistem pemikiran atau ideologi yang tidak diuji oleh sejarah.3 Interpretasi dan 2   Said Aqil Siradj dan Mamang Muhammad Haerudin, Berkah Islam Indonesia, Jalan Dakwah Rahmatan Lil’âlamîn (Jakarta: Quanta, 2015), h. 123. 3   Ahmad Ali Nurdin, ”Scholarly Feminist Versus Internet Commentator on Women Issues in Islam”, dalam Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 1, Nomer 2, Desember 2011, h. 172.
  • 4. 438 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. kontekstualisasi Pancasila merupakan yang bertujuan agar Pancasila mampu menunjukkan kiprahnya di tengah dinamika sejarah yang dinamis. Identifikasi pemikiran intelektual Islam Indonesia yang berbicara tentang Pancasila merupakan salah satu bentuk interpretasi dan kontekstualisasi. Pemikiran mereka yang dipilih kemudian dikompilasi, diteliti dan direkonstruksi agar sesuai dengan dinamika perkembangan zaman sekarang ini. Salah seorang pemikir Muslim Indonesia yang penting untuk dibahas adalah Nurcholish Madjid. Ada beberapa alasan mengapa Nurcholish Madjid dipilih sebagai tokoh untuk dibahas. Pertama, Nurcholish Madjid adalah satu dari sedikit intelektual Muslim Indonesia yang memiliki perhatian khusus terhadap Pancasila. Perhatian terhadap Pancasila dari para intelektual Islam Indonesia secara umum memang semakin berkurang. Pada titik inilah, Nurcholish Madjid menempati posisi penting karena perhatian dan pemikirannya tentang Pancasila. Kedua, sebagaimana dijelaskan oleh Eki Syachrudin, Nurcholish Madjid adalah, ”Salah satu contoh terbaik dalam kehidupan berorganisasi dan berpolitik”.4 Apa yang dikatakan oleh Eki Syachrudin tersebut didukung oleh jejak perjalanan hidup Nurcholish Madjid. Nurcholish Madjid tidak hanya aktif di dunia pemikiran semata. Ia juga memberikan sumbangan perilaku, aktivitas, dan organisasi yang berkontribusi penting untuk kebaikan kehidupan politik di Indonesia. Ia pernah mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden Indonesia. Tetapi karena ia tidak mau menggunakan uang maka ia mengundurkan diri.5 Apa yang dilakukan Nurcholish Madjid pada episode-episode tertentu dari kehidupannya merupakan bentuk aktualisasi dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, Nurcholish Madjid adalah seorang intelektual yang memiliki 4   Agung Bhakti Pratomo, ”Cak Nur, Ilmu yang Jadi Laku, dari Murid untuk Guru Bangsa”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006), h. 181. 5  Denny J.A. dan Frans Surdiasis, Demokrasi Sehari-hari (Yogyakarta: LKiS, 2006), h. 142.
  • 5. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 439 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. kepedulian sangat besar terhadap bangsa ini. Kepedulian tersebut ditunjukkan nyaris sepanjang hidupnya.6 Bahkan dalam kondisi fisik lemah karena sakit, hanya berselang 14 hari sebelum wafatnya, Nurcholish Madjid masih juga memikirkan tentang nasib bangsanya. Hal itu ditunjukkan saat ia memberikan sambutan pada acara ”Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-60”, Agustus 2005. Dalam sambutannya, Nurcholish Madjid mengungkapkan kesedihannya melihat semakin sedikitnya orang yang memiliki perhatian terhadap kepentingan bangsa ini. Fenomena yang justru semakin berkembang adalah munculnya orang-orang yang menjadikan negara sebagai media memuaskan nafsunya. Korupsi, kolusi, dan nepotisme semakin merajalela. Realitas semacam ini, menurut Nurcholish Madjid, tidak bisa dibiarkan. Harus dilakukan berbagai langkah dan strategi agar bangsa ini tidak semakin terpuruk. Tentu saja, untuk melakukannya dibutuhkan kekuatan yang besar. ”Kekuatan itu hanya akan terbentuk dengan adanya peneguhan kembali ikatan batin atau komitmen semua warga negara kepada cita-cita nasionalnya disertai pembaruan tekad bersama untuk melaksanakannya.”7 Keresahan terhadap nasib bangsa yang ditunjukkan Nurcholish Madjid menjadi aspek menarik karena beliau adalah seorang intelektual Islam. Jika ditelusuri, muara pemikiran Nurcholish Madjid terepresentasikan pada tiga poros, yaitu keislaman, keindonesiaan dan kemodernan. Tiga poros ini berdialektika menjadi konstruksi pemikiran yang terus memproduksi gagasan dan ide-ide yang saling berkaitan. Pada titik inilah bisa dipahami mengapa Nurcholish Madjid memiliki pemikiran yang menarik tentang Pancasila. 6   Ahmad Syafi’i Ma’arif, ”Membedah Nurcholish Madjid,” dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006), h. ix-x. 7   Muhammad Wahyuni Nafis, “Cak Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam yang Mampu Memberikan Jalan Keluar,” dalam Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki (eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi Kepergian Sang Guru Bangsa (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 2.
  • 6. 440 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. Keempat, Nurcholish Madjid meninggalkan puluhan buku dan ratusan makalah yang dipresentasikan di berbagai forum ilmiah. Pikiran- pikirannya tentang Pancasila berserak di antara karya-karyanya. Justru karena itulah diperlukan penelitian untuk merekonstruksi pemikiran- pemikiran Nurcholish Madjid yang berkaitan dengan Pancasila. Tanpa dilakukan rekonstruksi, pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila akan berserakan dan kurang sistematis. Berdasarkan paparan di atas maka tulisan ini akan membahas tentang pikiran-pikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila dan relevansi rekonstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid dalam konteks kehidupan Indonesia sekarang ini. Pembahasan tentang topik ini penting dilakukan karena sekarang ini kehidupan sosial kemasyarakatan kita sedang menghadapi berbagai persoalan yang serius. Pancasila perlu ditafsirkan secara kontekstual agar sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman. Melalui penafsiran secara kontekstual yang digali dari pemikiran Nurcholish Madjid diharapkan memberikan kontribusi nyata pada penyelesaian berbagai persoalan yang ada. Sosialisasi dan kontekstualisasi Pancasila diharapkan memberikan cara pandang yang tepat untuk memahami realitas dan dinamika sosial kemasyarakatan yang ada. Dengan demikian, tulisan tentang pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid ini diharapkan memberikan kontribusi teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan menghasilkan konstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid yang sistematis. Konstruksi teoretis ini lebih lanjut dapat dijadikan sebagai landasan praktis untuk membangun strategi aksi dalam menyebarluaskan Pancasila dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan kenegaraan. Pemikiran tentang Pancasila Nurcholish Madjid adalah salah seorang intelektual Islam Indonesia yang memiliki perhatian serius terhadap berbagai persoalan. Luasnya perhatian tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah seorang intelektual
  • 7. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 441 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. mumpuni. Wawasannya sangat luas. Bacaannya menembus batas-batas agama dan geografis. Luasnya bacaan itu menjadikan tidak mudah untuk memetakan pemikirannya. Namun secara sederhana ada tiga aspek yang menjadi titik perhatiannya, yaitu keislaman, kemodernan dan keindonesiaan. Ketiga tema ini merupakan realitas yang hadir dan berkait kelindan dengan kehidupan umat Islam. Karena itulah pemikiran Nurcholish Madjid bersifat general dan responsif dengan dinamika dan perkembangan kemasyarakatan. Di tulisan ini, penulis membahas empat hal dari pemikiran Nurcholish Madjid yang berkaitan dengan pancasila, yaitu: (1) Pancasila sebagai ideologi modern; (2) Pancasila sebagai common platform; (3) Sila- sila Pancasila sebagai satu kesatuan dan; (4) Umat Islam dan Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Perbincangan tentang Pancasila sesungguhnya sudah sangat panjang, sejak awal gagasan sampai sekarang ini. Pro dan kontra mengiringi dinamika perjalanan sejarah Indonesia. Namun satu hal yang penting dicatat, sebagaimana ditegaskan oleh Nurcholish Madjid, Pancasila telah menunjukkan keefektifannya sebagai penopang bagi bangsa ini. Walaupun demikian bukan berarti Pancasila sudah sepenuhnya operasional dan mengisi semangat zaman. Justru aspek penting yang seharusnya dikembangkan adalah bagaimana Pancasila menjadi berfungsi penuhsebagaisumberuntukmemacumasadepan.Untukmewujudkannya adalah dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka.8 Pemikiran tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka ini menarik untuk diapresiasi. Pemikiran semacam ini memiliki relevansi agar Pancasila tetap terpelihara makna dan relevansinya tanpa kehilangan hakikat. Jika hal ini dilaksanakan secara optimal maka ideologi Pancasila tidak kehilangan konteks dan perannya. Ia akan terus komunikatif dan sesuai dengan 8  Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan, 2008), h. 15-17.
  • 8. 442 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. dinamika dan perkembangan zaman. Senada dengan pemikiran Cak Nur tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka, Joko Siswanto menyatakan bahwa: Melalui pengembangan pemikiran-pemikiran baru itu ideologi tersebut akan dapat memelihara makna dan relevansinya tanpa kehilangan hakikatnya, sehingga ideologi tersebut beserta nilai-nilai dasarnya tetap berbunyi dan komunikatif dengan masyarakat yang terus berkembang dan dinamika kemajuan zaman yang terus bergerak. Dengan begitu ideologi tersebut akan ”menzaman”, tahan uji dan malahan semakin berkembang bersama-sama dengan realitas baru yang terus bermunculan.9 Pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka, dalam kerangka pemikiran Joko Siswanto, dapat memelihara makna dan relevansi Pancasila tanpa kehilangan hakikatnya. Hal ini penting ditegaskan karena apa yang dilakukan oleh Nurcholish Madjid sesungguhnya berada dalam koridor agar Pancasila tidak “memfosil”. Pancasila yang “memfosil” adalah Pancasila yang eksistensinya tidak lagi aktif dan fungsional layaknya fosil. Ia tidak lagi relevan dan kehilangan fungsinya yang operasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keterbukaan ideologi Pancasila bersifat internal dan eksternal. Keterbukaan ini sesungguhnya bersifat kultural, yakni selaras dengan kebudayaan. Hal ini bermakna bahwa keterbukaan tersebut selaras dengan nilai dasar kemanusiaan yang merupakan inti kebudayaan. Keterbukaan tersebut dibentuk oleh adanya sifat dasar monodualistik atau kedwitunggalan mendasar antara: personalitas dan sosialitas, antara ke-apa-an dan ke-siapa-an, antara dinamika dan keterbatasan, antara materialitas dan spiritualitas, antara kesinambungan dan pembaharuan. Ia adalah keterbukaan yang mempunyai ”jejer” dan identitas.10 Pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan hal menarik di tengah upaya pembakuan tafsir tunggal Pancasila. Pembakuan ini berupaya agar Pancasila hanya memiliki makna 9   Joko Siswanto, Pancasila, Refleksi Komprehensif Hal-Ihwal Pancasila (Yogyakarta: Ladang Kata, 2015), h. 53. 10   Ibid., h. 59.
  • 9. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 443 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. tunggal. Tidak terbuka ruang interpretasi yang berbeda. Pemikiran tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka juga merupakan counter dari upaya untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup. Karena itulah, Nurcholish Madjid telah melakukan apa yang disebut Fachry Ali sebagai “desakralisasi ideologi”.11 “Desakralisasi ideologi” adalah upaya untuk menjadikan Pancasila bukan sebagai ideologi yang sakral. Kerangka ini bermakna bahwa Pancasila sebagai ideologi seharusnya ditempatkan dalam posisi kritis. Secara arif Nurcholish Madjid menyatakan bahwa sikap kritis yang muncul dari sikap terbuka kepada sesama manusia dalam kedalaman jiwa yang saling menghargai merupakan indikasi adanya petunjuk dari Tuhan. Sikap semacam ini dinilai Nurcholish Madjid sebagai sikap yang sejalan dengan rasa ketuhanan atau takwa.12 Sikap kritis Nurcholish Madjid tidak muncul begitu saja. Ada berbagai faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Faktor yang cukup dominan adalah pengaruh tradisi lingkungan keagamaan yang kuat sekaligus pengalaman pendidikannya di Barat.13 Faktor itulah yang menjadikan Nurcholish Madjid memiliki pemikiran yang cukup kritis namun berdasarkan pijakan agama yang kuat. Pancasila sebagai ideologi terbuka ternyata kongruen dengan ideologi modern. Disebut ideologi modern karena Pancasila ditampilkan oleh para bapak pendiri bangsa yang berwawasan modern. Tujuan mereka menampilkan Pancasila adalah untuk memberi landasan filosofis bersama 11   Fachry Ali, “Mengenang Cak Nur”, dalam Muhammad Wahyuni Nafis, “Cak Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam yang Mampu Memberikan Jalan Keluar,” dalam Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki (eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi Kepergian Sang Guru Bangsa (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 65; Muhammad Wahyuni Nafis. 2005. “Cak Nur: Sebuah Keyakinan...,” h. 2. 12   Nurcholish Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 117. 13   Idrus Junaidi, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid (Yogyakarta: Logung, 2004), h. 9.
  • 10. 444 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. sebuah masyarakat plural yang modern.14 Nurcholish Madjid tidak ingin Islam menjadi ideologi tertutup. Sebagai intelektual yang memiliki perhatian besar terhadap umat Islam dan bangsa Indonesia, Nurcholish Madjid berusaha untuk membangun ideologi modern yang terbuka. Usahanya ini bisa dilacak sejak ia mencetuskan Slogan “Islam, Yes; Partai Islam, No”. Slogan ini sesungguhnya menandai kecermatan Nurcholish Madjid membaca realitas. Ia tidak ingin Islam sebagai ideologi. Dalam slogan tersebut sesungguhnya Nurcholish Madjid juga menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam.15 Cara pandang semacam ini justru membebaskan Islam dari keterbatasan-keterbatasan sebuah ideologi yang sangat memperhatikan konteks dan waktu. Pancasila sebagai ideologi terbuka membuka peluang adanya tafsir yang kontekstual. Tafsir kontekstual menjadikan Pancasila memiliki peluang besar untuk selalu aktual dan selaras dengan dinamika kehidupan yang kompleks. Pancasila sebagai Common Platform Indonesia sebagai negara memiliki tingkat keanekaragaman tinggi. Bahkan Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya paling plural di dunia.16 Pluralitas ini mencakup berbagai aspek, mulai aspek agama, suku, ras dan golongan. Jika pluralitas ini mampu dikelola secara baik maka akan menjadi kekayaan yang sangat berharga. Tetapi jika tidak dikelola secara baik, ia dapat berubah menjadi malapetaka yang mengerikan. Antar pluralitas bisa saling berbenturan. Karena itulah, keanekaragaman yang 14   Madjid, Nurcholish, Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 13-14. 15   Rakhmat, Jalaluddin, “Nurcholish Menurut Tuparev”, dalam Sukandi A.K. (peny.), Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Jejak Pemikiran dari Pembaharu sampai Guru Bangsa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 9. 16  Abdul ’Dubbun’ Hakim, ”Islam, Inklusivisme dan Kosmopolitanisme”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006), h. 19.
  • 11. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 445 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. dimiliki oleh Indonesia ini harus dikelola secara baik, cerdas, dan jujur. Jika pengelolaannya mampu dilaksanakan secara optimal maka dapat berubah menjadi kekayaan kultural yang dahsyat.17 Pengelolaan secara baik bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan berbagai khazanah kehidupan. Tetapi jika dikelola secara amburadul, keanekaragaman bisa berubah menjadi bencana mengerikan. Menurut Karen Armstrong, keanekaragaman seyogyanya disikapi secara kritis-konstruktif. Realitas kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai paradoks seharusnya tidak direspon secara negatif, tetapi secara positif. Respon negatif hanya akan memunculkan antagonisme. Antagonisme bukannya membuat keadaan menjadi lebih baik, tetapi justru lebih buruk. Mengharapkan hadirnya nilai-nilai positif hampir mustahil terwujud manakala setiap orang justru menghadirkan hal-hal yang negatif.18 Ada banyak cara mengelola keaneragaman tersebut. Salah satunya adalah melalui pembangunan kesadaran bersama tentang pentingnya mencari titik temu dari keanekaragaman yang ada, bukan mempertentangkan titik beda. Kesadaran semacam ini penting untuk menumbuhsuburkan harmoni sosial. Tanpa ada kesadaran, perbedaan hanya akan dilihat pada titik perbedaannya. Orientasi pada titik beda berbahaya bagi harmoni sosial. Kerukunan bisa terancam dan berubah menjadi konflik karena masing-masing berusaha menguasai terhadap yang lain. Realitas kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini tengah berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan. Sekarang ini ikatan persaudaraan semakin menipis. Pengkhianatan antarelemen bangsa berlangsung di berbagai elemen. Muncul berbagai bentuk saling tidak 17   Ahmad Syafi’i Ma’arif, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah (Bandung: Mizan bekerja sama dengan Maarif Institute Jakarta, 2009), h. 246. 18   Karen Armstrong, Compassion: 12 Langkah Menuju Hidup Berbelas Kasih, terj. Yuliani Liputo (Bandung: Mizan, 2012), h. 28-29.
  • 12. 446 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. percaya. Ketamakan menjadi fenomena umum yang semakin merajalela. ”Semuanya berujung pada kegelapan dan kebiadaban: kebaikan dimusuhi, kejahatan diagungkan”.19 Berkaitan dengan titik tema ini, Nurcholish Madjid memiliki pemikiran yang menarik. Menurut pendiri Universitas Paramadina tersebut, Pancasila merupakan common platform antarberbagai kelompok masyarakat dan agama. Konsep ini diadaptasi oleh Nurcholish Madjid dari tinjauan sejarah di mana nabi dulu mewujudkannya dalam Piagam Madinah. Setelah memberikan tinjauan dari berbagai perspektif, Nurcholish Madjid sampai pada sebuah kesimpulan bahwa Pancasila merupakan pilihan umat Islam yang final, sah dan islami. Tidak perlu lagi diperdebatkan tentang hal-hal yang berkaitan antara Islam dan Pancasila. Persoalan itu dinilai Nurcholish Madjid sudah tuntas. Agenda yang justru menjadi tantangan adalah bagaimana mengisi dan menjalankan nilai-nilai Pancasila secara adil dan konsisten (istiqamah).20 Lewat bukunya Islam Agama Kemanusiaan, Nurcholish Madjid menegaskan bahwa dalam kehidupan bernegara, haruslah dilihat Pancasila sebagai pemersatu dan kalimat sawa’ yang mengajak semua orang agar patuh dengan ajaran Tuhan.21 Intinya adalah ikut menghargai keberagaman dan pluralitas yang sudah ada di masyarakat. Melalui penghargaan inilah kehidupan yang damai dan harmonis dapat terwujud. Sila-Sila Pancasila sebagai Satu Kesatuan Harus jujur diakui bahwa Pancasila dengan sila-silanya belum terlaksana dengan baik. Jika sudah terlaksana secara baik maka kehidupan sosial kemasyarakatan akan ideal sebagaimana kandungan sila-sila Pancasila. Realitasnya masih banyak hal yang harus dilakukan agar sila-sila Pancasila betul-betul terejawantahkan secara baik. Nilai-nilai Pancasila 19   Yudi Latif, Revolusi Pancasila (Bandung: Mizan, 2015), h. 9. 20  Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan (Jakarta: Paramadina, 2007), h. 67. 21   Ibid., h. 75.
  • 13. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 447 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. masih belum semua terealisasi secara baik. Menurut Nurcholish Madjid, satu-satunya sila yang sudah terlaksana adalah Persatuan Indonesia. Walaupun mungkin implementasinya belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan harus berhadapan dengan berbagai macam hambatan dan tantangan tetapi secara keseluruhan sila Persatuan Indonesia telah terwujud pada tataran praktis. Pada titik inilah Nurcholish Madjid mengajak kita semua untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada para pendiri bangsa. Sungguh, terwujudnya persatuan tanah air sampai sekarang ini merupakan jasa dan kredit yang luar biasa pentingnya dari ”bapak-bapak pendiri Republik”, sejak dari mereka yang mempelopori penggunaan bahasa kebangsaan diteruskan oleh angkatan yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan politik bangsa dengan Bung Karno sebagai simbol dan sumber ilham bagi persatuan dan keutuhan wilayah Indonesia, sampai pada pengorbanan angkatan bersenjata dalam menyelesaikan berbagai pergolakan daerah.22 Sila-sila yang lainnya masih menghadapi persoalan yang cukup rumit. Sila pertama, misalnya yang menurut Bung Hatta merupakan sila utama yang menyinari sila-sila yang lainnya dinilai Nurcholish Madjid masih menghadapi tantangan yang tidak ringan, baik secara konseptual maupun praktis. Padahal, sila pertama ini posisinya sangat sentral. Selain menyinari sila-sila lainnya, sila pertama ini juga menjadi dasar etis. Karena itulah merupakan hal tepat ketika Nurcholish Madjid menyebut sela Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila vertikal, sedangkan sila-sila selanjutnya merupakan sila horisontal.23 Sila-sila yang lainnya masih menghadapi tantangan implementasi. Sila kedua masih harus berhadapan dengan realitas masih banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), sila keempat masih berhadapan dengan rendahnya kualitas demokrasi kita, dan sila kelima masih harus berhadapan dengan belum terwujudnya keadilan sosial di berbagai wilayah. 22   Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi (Jakarta: Paramadina, 1999), h. 74-75. 23   Ibid., h. 83-84.
  • 14. 448 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. Nurcholish Madjid mengapresiasi terwujudnya sebuah sistem pemerintahan yang menguntungkan semua orang tanpa membedakan latar belakang agama dan asal-usulnya. Sistem semacam ini sesungguhnya selaras dengan demokrasi dan Pancasila. Hal ini tidak hanya berdasarkan tafsir atas ajaran Islam, melainkan juga mendapatkan dukungan yang kuat dari perspektif sejarah Islam.24 Demokrasi tidak mungkin terwujud begitu saja. Dibutuhkan proses yang panjang sampai terwujudnya demokrasi yang berkualitas. Karena itu aspek yang penting untuk diperhatikan adalah proses demokratisasi. Menurut Nurcholish Madjid, proses demokratisasi merupakan mekanisme utama untuk mencapai suatu pemerintahan yang bersih, terbuka, dan adil. Metode yang penting untuk mewujudkannya adalah melalui pembentukan suatu koalisi politik lebih luas di antara orang-orang yang satu sama lain memiliki perhatian terhadap demokrasi yang menuntut keterbukaan sikap. Namun demikian Nurcholish Madjid mengingatkan bahwa keterbukaan sikap bukanlah segala-galanya. Kuncinya adalah bagaimana menciptakan sikap saling menghormati di seluruh kalangan warga bangsa.25 Proses demokratisasi bukan proses instan. Ia harus selalu diupayakan, dijaga dan ditumbuhkembangkan secara terus-menerus. Tanpa upaya yang semacam ini, demokratisasi hanya akan berhenti pada tataran wacana saja, sementara pada tataran praktiknya bisa jadi justru bertentangan dengan spirit demokrasi. Keterbukaan dan sikap saling menghormati berkaitan erat dengan kultur. Menurut Zamroni, bentuk masyarakat demokratis berkorelasi dengan kultur dan nilai demokrasi. Demokrasi bisa tumbuh subur jika di dalam masyarakat terdapat nilai-nilai yang mendukung seperti toleransi, menghormati perbedaan pendapat, memahami dan menyadari keanekaraman masyarakat, menjunjung tinggi martabat manusia dan 24   Ibid., h. 34-35. 25  Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan, 2008), h. 73-74.
  • 15. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 449 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. saling menghargai.26 Sikap saling menghormati membutuhkan landasan, antara lain berupa kesetiaan dasar. Kesetiaan dasar yang dimaksud adalah kesetiaan yang berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Nilai-nilai inilah yang menjadikan seseorang memiliki sikap penghargaan terhadap keanekaragaman. Umat Islam dan Pancasila Nurcholish Madjid adalah seorang intelektual Muslim yang taat. Ketaatannya tidak hanya diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, tetapi juga teraktualisasi dalam pemikirannya yang kemudian dibukukan. Melalui puluhan buku dan ratusan makalah yang ia tulis terlihat betapa kuatnya manifestasi keislamannya. Pemikirannya tentang Pancasila juga merupakan bukti kuat bagaimana ia memegang teguh ajaran Islam. Secara sosiologis Nurcholish Madjid menyadari bahwa umat Islam merupakan warga mayoritas. Kesadaran ini membawa implikasi pada keteguhan pandangannya untuk merasa lebih terikat pada Islam dan umatnya, bukan pada kelembagaan umat Islam, seperti partai politik Islam atau wadah persatuan umat Islam. Dengan gagasan ini jelas terlihat komitmen Nurcholish Madjid kepada Islam, bukan kepada institusi keislaman. Karenanya, penolakan terhadap institusi kepartaian politik Islam harus dipahami sebagai penolakan bukan karena Islamnya, tetapi penolakan terhadap pemanfaatan atas Islam untuk kepentingan pragmatis. Pemanfaatan terhadap Islam semacam itu justru menjatuhkan nilai-nilai ajaran Islam yang sebenarnya. Nurcholish Madjid sedari awal sudah berkata bahwa Indonesia dalam pandangannya telah memiliki landasan yang kuat dan kukuh bagi pengembangan toleransi beragama dan pluralisme, yaitu Pancasila.27 Ini sebenarnya bisa dimaknai sebagai tesis yang diajukan terhadap gejolak 26  Zamroni, Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi (Prakondisi Menuju Era Globalisasi) (Jakarta: PSAP, 2007), h. 50-51. 27   Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Islam..., h. 62.
  • 16. 450 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. sosial politik di masyarakat dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Pancasila merupakan adopsi paling netral terhadap kenekaragaman dan kemajemukan di Indonesia. Menurut Madjid, Indonesia bukanlah negara teokratis, bukan pula negara sekuler; ia adalah negara yang berlandaskan Pancasila. Sila-sila yang ada dalam Pancasila sekarang ini sudah sangat akomodatif dalam memahami keragaman tersebut, terutama pasal 1 yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sebelumnya memang muncul usul agar menggunakan kata-kata “Ketuhanan dengan ketetapan tertentu kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi para pemeluknya”.28 Pemahaman yang konstruktif terhadap Pancasila menunjukkan bahwa Nurcholish Madjid berusaha untuk menggali dasar-dasar inklusivitas dalam Islam. Usaha ini dalam kerangka yang lebih jauh memungkinkan umat Islam untuk sepenuh hati merangkul inklusivitas negara Pancasila. Nurcholish Madjid telah mengajarkan untuk saling menerima dalam perbedaan. Di dalam perbedaan kita disatukan oleh nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan etis dasar yang sama, yang terumus dalam bahasa etika politik lima sila Pancasila.29 Umat Islam tidak lagi mempersoalkan Pancasila. Keselarasan Pancasila dan ajaran Islam merupakan bagian dari dinamika sejarah yang unik. Justru karena itulah penerimaan terhadap Pancasila menjadikan Indonesia mampu merawat dan mengelola kemajemukan yang ada secara baik. Signifikansi Rekonstruksi Pemikiran merupakan aspek penting dalam sejarah perjalanan setiap peradaban dan bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Tradisi pemikiran harus terus disemai karena peran dan fungsinya yang efektif dalam mengantarkan kemajuan. Kalangan intelektual yang menjadi gerbong 28   Nurcholish Madjid, Tradisi Islam..., h. 3. 29  Franz Magnis-Suseno, ”Cak Nur dan Inklusivisme Islam”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006), h. 164.
  • 17. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 451 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. utama pemikiran seharusnya terus mendayagunakan segenap potensinya untuk menyebarkan gagasan, diseminasi ide lewat tulisan maupun aksi di berbagai institusi dan dalam bentuk program kerja konkret. Jika ini mampu diwujudkan maka jejak kemajuan akan semakin bergerak cepat. Dalam konteks Islam, pemikiran yang terus tumbuh akan menjadikan Islam bukan hanya sebagai pemersatu emosional atau alat pengerah massa sebagaimana ketika ia menjadi sebuah ideologi. Fenomena ini sudah banyak dikritik oleh Nurcholish Madjid. Oleh karena itu, pemikiran yang terus-menerus diproduksi dapat lebih diarahkan kepada pengembangan wacana dan dialog untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya dalam rangka menyebarkan rahmat bagi sekalian alam.30 Hal ini sangat mungkin terwujud jika kalangan intelektual tidak pasif, melainkan terus aktif membaca fenomena dan melakukan kontekstualisasi pemikiran. Dalam kerangka inilah maka rekonstruksi terhadap pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid memiliki relevansi dan menjadi penting untuk dilakukan. Ada beberapa hal penting yang layak dipertimbangkan berkaitan dengan rekonstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid. Pertama, rekonstruksi ini diharapkan dapat mengisi celah kekurangan pemikiran Pancasila kalangan intelektual, khususnya intelektual Muslim. Kekurangan ini semakin mendesak untuk diatasi mengingat semakin meningkatnya kecenderungan semakin melemahnya Pancasila dari pusaran kehidupan. Perhatian terhadap Pancasila yang semakin melemah ini menjadi keprihatian banyak tokoh bangsa. Salah satunya adalah dari Mantan Presiden B.J. Habibie. Dalam suatu kesempatan beliau menyatakan kegundahannya. Menurut beliau, semenjak era reformasi tahun 1998, Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu. Relevansinya seolah-olah tidak ada lagi sehingga tidak diikutsertakan dalam dialektika reformasi. Sekarang ini Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip dan dibahas, baik dalam konteks ketatanegaraan, 30   Abd. A’la, Melampaui Dialog Agama (Jakarta: Kompas, 2000), h. 4-5.
  • 18. 452 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. kebangsaan maupun kemasyarakatan. Implikasinya, perlahan namun pasti Pancasila seolah hilang dari memori kolektif bangsa Indonesia.31 Kedua, rekonstruksi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran maupun tindakan di tengah semakin melemahnya aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Rekonstruksi ini memiliki relevansi untuk diterjemahkan dalam perilaku hidup sehari-hari, khususnya berkaitan dengan pengelola kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan. Aspek ini sesungguhnya merupakan konsekuensi dari aspek yang pertama. Aktualisasi sila-sila Pancasila yang semakin melemah dalam kehidupan membutuhkan perhatian dan upaya secara sistematis dan sungguh-sungguh. Tanpa usaha semacam ini maka Pancasila akan semakin hilang dari praktik kehidupan sehari-hari. Lebih jauh Pancasila hanya akan menjadi ingatan dan simbol yang kering dari aktualisasi sehari-hari. Pada titik inilah rekonstruksi pemikiran Pancasila Nurcholish Madjid relevan untuk terus dikembangkan. Ketiga, sebagai bahan untuk memperkaya wacana dan kajian Pancasila. Pancasila, sebagaimana pemahaman Nurcholish Madjid, bukanlah ideologi tertutup. Pancasila merupakan ideologi modern yang terbuka. Justru karena itulah dibutuhkan interpretasi dan aktualisasi sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman. Melalui cara semacam ini diharapkan Pancasila selalu aktual dan tidak kehilangan relevansi. Pikiran-pikiran Nurcholish Madjid sesungguhnya merupakan kekayaan intelektual yang sangat berharga. Karena itulah diperlukan perhatian, pengkajian dan aktualisasi agar tidak terlupakan dari pusaran sejarah. Aset besar berupa pemikiran Pancasila jangan sampai hilang begitu saja karena kita akan rugi. Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas maka dapat diambil simpulan makalah ini; (1) pikiran-pikiran Nurcholish Madjid tentang Pancasila adalah; 31   http://www.republika.co.id/edisi 6 Nopember 2011, diakses tanggal 10 November 2015.
  • 19. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 453 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. (a) Pancasila merupakan ideologi modern; (b) Pancasila merupakan common platform dari berbagai perbedaan yang ada; (c) Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan, dan (d) umat Islam memiliki peran signifikan dalam kontekstualisasi dan aktualisasi Pancasila. Relevansi rekonstruksi Pancasila dalam konteks kehidupan Indonesia sekarang adalah; (a) rekonstruksi ini diharapkan dapat mengisi celah kekurangan pemikiran Pancasila kalangan intelektual, khususnya intelektual Muslim.; (b) rekonstruksi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran maupun tindakan di tengah semakin melemahnya aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; (c) Sebagai bahan pemikiran untuk memperkaya kajian tentang Pancasila di Indonesia.
  • 20. 454 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. Daftar Pustaka A’la, Abd, Melampaui Dialog Agama, Jakarta: Kompas, 2000. Ali, Fachry, “Mengenang Cak Nur”, dalam Muhammad Wahyuni Nafis, “Cak Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam yang Mampu Memberikan Jalan Keluar,” dalam Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki (eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi Kepergian Sang Guru Bangsa, Jakarta: Paramadina, 2005. Hakim, Abdul ’Dubbun’, ”Islam, Inklusivisme dan Kosmopolitanisme”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006. Idrus, Junaidi, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid, Yogyakarta: Logung, 2004. J.A., Denny dan Surdiasis, Frans, Demokrasi Sehari-hari, Yogyakarta: LKiS, 2006. Latif, Yudi, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila, Jakarta: Gramedia, 2011. Latif, Latif, Mata Air Keteladanan, Pancasila dalam Perbuatan, Bandung: Mizan, 2014. Latif, Yudi, Revolusi Pancasila, Bandung: Mizan, 2015. Ma’arif, Ahmad Syafi’i, ”Membedah Nurcholish Madjid,” dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006. Ma’arif, Ahmad Syafi’i, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah, Bandung: Mizan bekerja sama dengan Maarif Institute Jakarta, 2009. Madjid, Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan, 2008. Madjid, Nurcholish, Cita-cita Politik Islam Era Reformasi, Jakarta: Paramadina, 1999. Madjid, Nurcholish, Islam Agama Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, 2007. Madjid, Nurcholish, Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang
  • 21. Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 ж 455 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila................. Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, Jakarta: Paramadina, 2005. Madjid, Nurcholish, Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia, Jakarta: Paramadina, 2007. Magnis-Suseno, Frans, ”Cak Nur dan Inklusivisme Islam”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006. Mahfud MD, Moh, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, Jakarta: LP3ES, 2007. Mudzhar, M. Atho’, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Nafis, Muhammad Wahyuni, “Cak Nur: Sebuah Keyakinan akan Islam yang Mampu Memberikan Jalan Keluar,” dalam Muhammad Wahyuni Nafis (eds.), Kesaksian Intelektual, Mengiringi Kepergian Sang Guru Bangsa, Jakarta: Paramadina, 2005. Nurdin, Ahmad Ali, ”Scholarly Feminist Versus Internet Commentator on Women Issues in Islam”, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 1, Nomer 2, Desember 2011. Pratomo, Agung Bhakti, ”Cak Nur, Ilmu yang Jadi Laku, dari Murid untuk Guru Bangsa”, dalam Abdul Halim (ed.), Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan, Refleksi atas Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta: Kompas dan Universitas Paramadina, 2006. Rakhmat, Jalaluddin, “Nurcholish Menurut Tuparev”, dalam Sukandi A.K. (peny.), Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Jejak Pemikiran dari Pembaharu sampai Guru Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003. Siradjd, Said Aqil dan Haerudin, Mamang Muhammad, Berkah Islam Indonesia, Jalan Dakwah Rahmatan Lil’âlamîn, Jakarta: Quanta, 2015. Zamroni, Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi (Prakondisi Menuju Era Globalisasi), Jakarta: PSAP, 2007. www.republika.co.id/, edisi 6 November 2011.
  • 22. 456 ж Epistemé, Vol. 10, No. 2, Desember 2015 Ngainun Naim: Islam dan Pancasila.................