SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KONSEP ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA
DAN KEADILAN
Disusun Oleh :
Kelompok 4
ASSA KAMALIA
TUNJANG ARI SOESENO
ROFI HARDIYANTO
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER (FASTIKOM)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat,
Hidayah dan Ridho-nya, sehingga kami sebagai penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Tugas makalah yang berjudul “Konsep Ilmu Budaya Dasar Tentang Keadilan” Tugas ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas pada semester gasal ini. Dalam
penyelesaian Tugas ini, kami mendapat beberapa hambatan akan tetapi berkat izin Allah
Yang Maha Kuasa kami dapat mengatasinya dengan baik, dalam penyusunan Tugas ini kami
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Tuhan Yang MahaEsa
2. Dan teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam Pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan Tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga apa yang telah disusun ini dapat berguna bagi masyarakat dan khususnya
bagi mahasiswa/mahasiswi ARSITEKTUR UNSIQ , dalam menunjang proses belajar
mengajar. Dan Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita
semua.
Wonosobo , 7 Desember 2015
Penulis
I
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keadilan…………………………………………………….. 3
2.2 Berbagai Macam Keadian………………………………………………. 4
2.3 Kejujuran ……………………………………………………………….. 5
2.4 Kecurangan …………………………………………………………….. 6
2.5 Contoh Kasus Ketidak adilan ………………………………………… 6
2.6 Pembalasan …………………………………………………………….. 8
2.7 Makna Keadilan ………………………………………………………... 9
2.8 Keadilan Dalam Al-Qur’an 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 11
3.2 Saran…………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara ini membutuhkan keadilan untuk bisa menata kembali kehidupan
bernegaranya. Dalam berbagai tayangan di televisi dapat kita lihat bahwa betapa tidak ada
jaminan kepastian akan hukum dan keadilan dalam berbagi ruang di negara kita, contoh kasus
yang begitu menarik kita dalah masalah penahanan Nazarudin, terkait kasus wisma atlit yang
sebenarnya belum jelas dan perlu untuk dilakukan penahanan. Kasus terkuaknya penggelapan
pajak oleh Gayus tambunan. Namun sepertinya polisi lebih memilih untuk menyelesaikan
kasus pencurian oleh rakyat biasa ketimbang kasur besar Nazarudin. Pertanyaan ini semakin
menghilang dengan semakin kurang bergemanya kasus ini. Sama dengan kasus Century yang
semakin membungkam. Padahal sempat kasus ini menjadi top headline dari semua
pemberitaan di setiap media. Kasus lain yang sempat menarik perhatian khalayak, yaitu kasus
dimana ada seseorang nenek yang terpaksa mencuri cokelat dan dengan mudahnya langsung
dipenjarakan. Lalu ada juga kasus dua orang lelaki yang terpaksa menginap di penjara hanya
karena mencuri semangka. Apakah ini yang disebut adil ? pembenahan seperti apakah yang
harus kita lakukan agar keadilan benar-benar bisa ditegakkan ? Kasus-kasus kecil begitu
mudahnya diselesaikan, walaupun terkesan kurang adil, dan berlebihan. Sementara orang-
orang dengan kasus yang begitu besar, tidak terselesaikan, bahkan banyak dari mereka yang
keburu meninggal sebelum kasusnya diselesaikan. Sepertinya kita membutuhkan pemimpin
yang bukan hanya tegas, tetapi bisa mensinergiskan semua kekuatan yang ada, baik dari
kekuatan politik, militer, dan kekuatan yang bersal dari aspirasi masyarakat sehingga fokus
pada pembenahan tidak terpecah. Yang selalu kami lihat adalah, begitu banyaknya
kepentingan para elite yang berkuasa sehingga sering kali terjadi tarik menarik kekuasaan,
dan politik saling menjatuhkan. Bentuk koalisi yang diadakan hanya sekedar sebagai ajang
untuk menarik kekuasaan, bukan sebagai penyatuan visi indonesia. DPR bukanlah
pencerminan dari apa yang diinginkan oleh masyarakat, melainkan aspirasi partai.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 apa itu arti keadilan dan macam-macamnya ?
1.2.2 apa itu arti dari kecurangan dan faktor apa yang menimbulkan kecurangan itu ?
1.2.3 bagaimana kasus ketidakadilan dalam masyarakat?
1.2.4 apa itu pembalasan?
1.2.5 apa makna keadilan?
1.2.6 bagaimana keadilan dalam A-Qur’an?
1.3 Tujuan
Agar kita sesama manusia bisa berlaku adil dan selalu mengutamakan kejujuran, karena
dengan kejujuran itu keadilan mudah untuk di capai. Dan agar kita bisa memperlakukan hak
dan kewajiban secara seimbang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
KEADILAN
2.1 Pengertian Keadilan
Menurut kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata
adil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun tidak sewenang-wenang. Sedangkan
menurut istilah keadilan adalah pengakuan dan perlakukan yang seimbang antara hak dan
kewajiban.
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu
sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang
tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing
orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing –
masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap
proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan menurut Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan
adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates
memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta
bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya
dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah
pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa
keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja,
masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai
tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan
dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan
adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
3
Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan
juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang
bijaksana.
Contoh Keadilan:
Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara
selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut
mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang
dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal
koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor
bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam penjara.
2.2 Berbagai Macam Keadilan
2.2.1 Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than
man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto
menyebutnya keadilan legal.
2.2.2 Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done
when equals are treated equally).
Sebagai contoh ; Fajar bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan
hadiah harus dibedakan antara Fajar dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya
bekerja. Andaikata Fajar menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-.
Akan tetapi bila besar hadiah Fajar dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
2.2.3 Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat.
4
Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak
atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat. Sebagai contoh ; dr.Zulfikar
dipanggil seorang pasien, Tamara namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya
dengan baik. Sebaliknya Tamara menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka
berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr.Zulfikar
belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi
karena dr.Zulfikar sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan
akan menghancurkan rumah tangga. Karena dr. Zulfikar melalaikan kewajibannya sebagai
suami, sedangkan Tamara merusak rumah tangga dr.Zulfikar.
2.3 Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang
ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata
dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan
perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui
kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan
dan niat.Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung
kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia
dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan
memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun
kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur
atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya
sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
5
2.4 Kecurangan
Kekurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama
pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang
diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya, atau orang itu memang dari hatinya sudah
berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.
Beberapa faktor yang menimbulkan kecurangan, antara lain :
2.4.1 Faktor ekonomi
Setiap orang berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk
mewujudkan hal tersebut kita sebagai makhluk lemah, tempat salah dan dosa. Sangat
rentan sekali dengan hal-hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan
fikirkan.
2.4.2 Faktor peradaban dan kebudayaan
Peradaban dan kebudayaan sangat mempengaruhi mentalitas individu
yang terdapat didalamnya “sistem kebudayaan” meski terkadang hal ini
tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental
yang menumbuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini
memicu terjadinya pergeseran nurani, hampir pada setiap individu di
dalamnya sehingga sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakkan keadilan.
2.4.3 Teknis
Hal ini juga menentukan arah kebijakan, bahkan keadilan itu sendiri,
terkadang untuk bersikap adil kitapun mengedapankan aspek perasaan dan
kekeluargaan, sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan, atau bahkan
mempertahankan kita sendiri harus melukai perasaan orang lain.
2.5 Contoh Kasus Ketidak adilan
Supremasi hukum di Indonesia masih harus direformasi untuk menciptakan
kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap sistem hukum Indonesia. Masih
banyak kasus-kasus ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan harus
diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan
6
hukum yang sama tanpa kecuali.Keadaan yang sebaliknya terjadi di Indonesia. Bagi
masyarakat kalangan bawah perlakuan ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi
masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka
dengan tuntutan hokum, ini jelas merupakan sebuah ketidak adilan.Kasus Nenek Minah asal
Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan adalah salah satu contoh ketidak adilan hukum di
Indonesia. Kasus ini berawal dari pencurian 3 buah kakao oleh Nenek Minah. Kami setuju
apapun yang namanya tindakan mencuri adalah kesalahan. Namun demikian jangan lupa
hukum juga mempunyai prinsip kemanusiaan. Masa nenek-nenek seperti itu yang buta huruf
dihukum hanya karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah tentang
hukum.Menitikkan air mata ketika kami menyaksikan Nenek Minah duduk di depan
pengadilan dengan wajah tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke
sidang kasusnya ini Nenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi
dari rumah ke pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah saja bisa
menghadiri persidangannya walaupun harus meminjam uang untuk biaya transportasi.
Seorang pejabat yang terkena kasus hukum mungkin banyak yang mangkir dari panggilan
pengadilan dengan alasan sakit yang kadang dibuat-buat. Tidak malukah dia dengan Nenek
Minah? Pantaskah Nenek Minah dihukum hanya karena mencuri 3 buah kakao yang
harganya mungkin tidak lebih dari Rp.10.000,-? Dimana prinsip kemanusiaan itu? Adilkah
ini bagi Nenek Minah?.Bagaimana dengan koruptor kelas kakap?. Inilah sebenarnya yang
menjadi ketidakadilan hukum yang terjadi di Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka
dengan tuntutan hukum. Apakah karena mereka punya kekuasaan, punya kekuatan, dan
punya banyak uang ? Sehingga bisa mengalahkan hukum dan hukum tidak berlaku bagi
mereka para koruptor. Kami sangat prihatin dengan keadaan ini.Sangat mudah menjerat
hukum terhadap Nenek Minah, gampang sekali menghukum seorang yang hanya mencuri
satu buah semangka, begitu mudahnya menjebloskan ke penjara suami-istri yang kedapatan
mencuri pisang karena keadaan kemiskinan. Namun demikian sangat sulit dan sangat
berbelit-belit begitu akan menjerat para koruptor dan pejabat yang tersandung masalah
hukum di negeri ini. Ini sangat diskriminatif dan memalukan sistem hukum dan keadilan di
Indonesia.
7
Apa bedanya seorang koruptor dengan mereka-mereka itu?Kami tidak membenarkan
tindakan pencurian oleh Nenek Minah dan mereka-mereka yang mempunyai kasus seperti
Nenek Minah. kami juga tidak membela perbuatan yang dilakukan oleh Nenek Minah dan
mereka-mereka itu. Tetapi dimana keadilan hukum itu? Dimana prinsip kemanusian itu?.
Seharusnya para penegak hukum mempunyai prinsip kemanusiaan dan bukan hanya
menjalankan hukum secara positifistik.Inilah dinamika hukum di Indonesia, yang menang
adalah yang mempunyai kekuasaan, yang mempunyai uang banyak, dan yang mempunyai
kekuatan. Mereka pasti aman dari gangguan hukum walaupun aturan negara dilanggar. Orang
biasa seperti Nenek Minah dan teman-temannya itu, yang hanya melakukan tindakan
pencurian kecil langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Sedangkan seorang pejabat
negara yang melakukan korupsi uang negara milyaran rupiah dapat berkeliaran dengan
bebasnya.Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif
mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan
pembaruan dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke
arah kondisi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek
kemanusiaan.
2.6 Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku
yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat
mendapat pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan
menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk
moral dan makhluk social. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk
mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat moral, lingkungannyalah yang menyebabkanya.
Perbuatan moral pada hakikatnya perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan
kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya
dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibanya itu.
8
Mempertahakn hak dan kewajiban itu adalah pembalasan. Dari segi agama pembalasan untuk
sebuah ketidak adilan di kemukakan dalam ayat ayat suci al-Qur’an, yaitu;
2.6.1 Q.S. Ar-Rahman : 7
ََ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ر‬ ََ‫ع‬َ‫ض‬ َ‫و‬ َ‫و‬ ََ‫ان‬َ‫يز‬ِ‫م‬ْ‫ال‬
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).” QS. Ar-
Rahman [55]: 7.
2.7 Makna Keadilan
Keadilan adalah kata jadian dari kata “adil” yang terambil dari bahasa Arab “adl”.
Kamus-kamus bahasa Arab menginformasikan bahwa kata ini pada mulanya berarti “sama”.
Persamaan tersebut sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat material. Keadilan
diungkapkan oleh Al-Qur’an antara lain dengan kata-kata al-adl, al-qistth, almizan, dan
dengan menafikan. 'Adl, yang berarti "sama", memberi kesan adanya dua pihak atau lebih;
karena jika hanya satu pihak,tidak akan terjadi "persamaan".Qisth arti asalnya adalah
"bagian" (yang wajar dan patut). Ini tidak harus mengantarkan adanya "persamaan".Mizan
berasal dari akar kata wazn yang berarti timbangan. Oleh karena itu, mizan, adalah "alat
untuk menimbang". Namun dapat pula berarti "keadilan", karena bahasa seringkali
menyebut"alat" untuk makna "hasil penggunaan alat itu".
2.8 Keadilan Dalam Al-Qur’an
Keadilan yang dibicarakan dan dituntut oleh Al-Quran amat beragam, tidak hanya
pada proses penetapan hukum atau terhadap pihak yang berselisih, melainkan Al-Quran juga
menuntut keadilan terhadap diri sendiri, baik ketika berucap, menulis, atau bersikap batin.
Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil walaupun terhadap kerabat...!
(QS Al-An'am [6]:152). Dan hendaklah ada di antara kamu seorang penulis yang menulis
dengan adil (QS Al-Baqarah [2]: 282). Kehadiran para Rasul ditegaskan Al-Quran bertujuan
untukmenegakkan sistem kemanusiaan yang adil. Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-
rasul, dengan membawa bukti-bukti nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-
Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia
9
dapat melaksanakan keadilan (QS Al-Hadid [57]:25). Al-Quran memandang kepemimpinan
sebagai "perjanjian Ilahi" yang melahirkan tanggung jawab menentang kezaliman dan
menegakkan keadilan. Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu (hai
Ibrahim) pemimpin untuk seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, (Saya bermohon agar)
termasuk juga keturunan-keturunanku "Allah berfirman, "Perjanjian-Ku ini tidak akan
diterima oleh orang-orang yang zalim" (QS Al-Baqarah [2]: 124). Demikian terlihat bahwa
kepemimpinan dalam pandangan ayat diatas bukan sekadar kontrak sosial, tetapi juga
menjadi kontrak atau perjanjian antara Allah dan sang pemimpin untukmenegakkan keadilan.
Bahkan Al-Quran menegaskan bahwa alam raya ini ditegakkan atas dasar keadilan: Dan
langit ditegakkan dan Dia menetapkan al-mizan (neraca kesetimbangan) (QS Al-Rahman
[55]: 7). Alhasil, dalam Al-Quran dapat ditemukan pembicaraan tentang keadilan, dari tauhid
sampai keyakinan mengenai hari kebangkitan, dari nubuwwah (kenabian) hingga
kepemimpinan, dan dari individu hingga masyarakat. Keadilan adalah syarat bagi terciptanya
kesempurnaan pribadi, standar kesejahteraan masyarakat, dan sekaligus jalan terdekat menuju
kebahagiaan ukhrawi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keadilan meruapakan pengakuan dan perbuatan yang seimbang antara hak dan
kewajiban, tidak semihak sebelah ataupun tidak sewenang-wenang. Kejujuran berarti apa
yang dikatakan seseorang itu sesuai dengan hati nuraninya dan kenyataan yang benar.
Kecurangan apa yang dilakukanya tidak sesuai dengan hati nuraninya. Pembalasan suatu
reaksi atas perbuatan orang lain, baik berupa perbuatan yang serupa ataupun tidak.
3.2. Saran
Janganlah kalian berlaku tidak adil terhadap orang lain. Karena dengan berlaku adil
akan mencapai ketentraman dan kemakmuran antar sesama manusia.Keadilan, dalam hal
apapun, akan membuahkan kedamaian dan kesejahteraan. Inilah inti kedamaian bagi umat.
Dan ini lebih mungkin dilaksanakan oleh para pemimpin atau pemerintah. Untuk itu, setiap
pemimpin harus memahami konsep tasharruf imam ala al-ra’iyyah manuthun bi al-maslahah
atau kebijakan pemimpin bagi warganya harus diorientasikan untuk kemaslahatan mereka.
Selain itu, setiap pemimpin juga harus sadar bahwa Sayyidul qaum khadimuhum atau
pemimpin umat adalah pelayan bagi mereka. Pemimpin harus melayani umatnya untuk
mendapatkan keadilan ini yaitu keadilan untuk dapat beribadah sesuai agama dan
kepercayaannya masing-masing. Karena itu, keadilan yang berujung pada kedamaian dan
kesejahteraan harus dikejar terlebih dahulu ketimbang urusan pribadi ataupun golongan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://ti-cenatcenut.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none_01.html
http://arickanjass.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-keadilan.html
Mustofa, ahmad, Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia, solo,1997.
Notowidagdo, rohiman, haji, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadist,
rajawali pers, Jakarta, 2000.

More Related Content

What's hot

Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam IslamHamida ID
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at IslamKartika Dwi Rachmawati
 
Konsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPSKonsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPSSiti Hardiyanti
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada ManusiaMakalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada Manusiaumfha
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi NegaraMakalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negaraspecial131
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)M Abdul Aziz
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Ria Widia
 
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xiIptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xiStella Patasik
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.Muhammad Idris
 
202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbang
202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbang202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbang
202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbangSunrise James
 
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernImplementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernSastra Diharlan
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniMichelle Rumawir
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiArya D Ningrat
 
Etika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnyaEtika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnyaAndi Uli
 

What's hot (20)

Manusia sebagai animal educandum
Manusia sebagai animal educandumManusia sebagai animal educandum
Manusia sebagai animal educandum
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
 
Konsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPSKonsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPS
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada ManusiaMakalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi NegaraMakalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah pai
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xiIptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
 
202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbang
202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbang202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbang
202521144 makalah-shalat-jumat-2-glmbang
 
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernImplementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
Etika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnyaEtika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnya
 

Viewers also liked

MANUSIA dan KEADILAN
MANUSIA dan KEADILANMANUSIA dan KEADILAN
MANUSIA dan KEADILANfay Rafida
 
Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)
Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)
Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)Dwi Meilyani
 
pendidikan luar
pendidikan luarpendidikan luar
pendidikan luarmuhammad
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarfay Rafida
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranPENJAGA HATI
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Khusnul Kotimah
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranAli Akbar TA
 

Viewers also liked (11)

MANUSIA dan KEADILAN
MANUSIA dan KEADILANMANUSIA dan KEADILAN
MANUSIA dan KEADILAN
 
Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)
Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)
Tugas isbd 1 (manusia & keadilan)
 
pendidikan luar
pendidikan luarpendidikan luar
pendidikan luar
 
181116213 makalah-ham-keadilan
181116213 makalah-ham-keadilan181116213 makalah-ham-keadilan
181116213 makalah-ham-keadilan
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaran
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
 
PPT Ilmu Budaya Dasar - Manusia
PPT Ilmu Budaya Dasar - ManusiaPPT Ilmu Budaya Dasar - Manusia
PPT Ilmu Budaya Dasar - Manusia
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
IBD
IBDIBD
IBD
 
Ibd ppt
Ibd ppt Ibd ppt
Ibd ppt
 

Similar to Keadilan Dalam Masyarakat

Tugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilan
Tugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilanTugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilan
Tugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilanRizkyHidayat43
 
Manusia dan keadilan
Manusia dan keadilanManusia dan keadilan
Manusia dan keadilanEkkyPratama1
 
RESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxRESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxratihmila211
 
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...Asela7
 
Makalah kewarganegaraan (autosaved)
Makalah kewarganegaraan (autosaved)Makalah kewarganegaraan (autosaved)
Makalah kewarganegaraan (autosaved)Ibnu casey Cepret
 
Sila ke 5 dalam pancasila
Sila ke 5 dalam pancasilaSila ke 5 dalam pancasila
Sila ke 5 dalam pancasilaenggalfauzia
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxdonihasmanto
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbdReff Raf
 
Makalah hak dan_kewajiban_warga_negara
Makalah hak dan_kewajiban_warga_negaraMakalah hak dan_kewajiban_warga_negara
Makalah hak dan_kewajiban_warga_negaraUswatun Hasanah
 
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan KeadilanHak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan KeadilanSyaifOer
 
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Wikiwikpunana Uyuun
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfTatthyZebua
 

Similar to Keadilan Dalam Masyarakat (20)

Tugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilan
Tugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilanTugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilan
Tugas budaya dasar kemanusiaan dan keadilan
 
Manusia dan keadilan
Manusia dan keadilanManusia dan keadilan
Manusia dan keadilan
 
RESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxRESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docx
 
91538642 makalah-keadilan
91538642 makalah-keadilan91538642 makalah-keadilan
91538642 makalah-keadilan
 
Adil
AdilAdil
Adil
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
Persamaan Derajat pkn
Persamaan Derajat pknPersamaan Derajat pkn
Persamaan Derajat pkn
 
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
 
Makalah kewarganegaraan (autosaved)
Makalah kewarganegaraan (autosaved)Makalah kewarganegaraan (autosaved)
Makalah kewarganegaraan (autosaved)
 
Sila ke 5 dalam pancasila
Sila ke 5 dalam pancasilaSila ke 5 dalam pancasila
Sila ke 5 dalam pancasila
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd
 
Makalah hak dan_kewajiban_warga_negara
Makalah hak dan_kewajiban_warga_negaraMakalah hak dan_kewajiban_warga_negara
Makalah hak dan_kewajiban_warga_negara
 
Makalah tugas sosiologi hukum
Makalah tugas sosiologi hukumMakalah tugas sosiologi hukum
Makalah tugas sosiologi hukum
 
Makalah tugas sosiologi hukum
Makalah tugas sosiologi hukumMakalah tugas sosiologi hukum
Makalah tugas sosiologi hukum
 
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan KeadilanHak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
 
Ppt roniiiiiiyyyy
Ppt roniiiiiiyyyyPpt roniiiiiiyyyy
Ppt roniiiiiiyyyy
 
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Keadilan Dalam Masyarakat

  • 1. KONSEP ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA DAN KEADILAN Disusun Oleh : Kelompok 4 ASSA KAMALIA TUNJANG ARI SOESENO ROFI HARDIYANTO PRODI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER (FASTIKOM) UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI WONOSOBO 2015
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Ridho-nya, sehingga kami sebagai penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas makalah yang berjudul “Konsep Ilmu Budaya Dasar Tentang Keadilan” Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas pada semester gasal ini. Dalam penyelesaian Tugas ini, kami mendapat beberapa hambatan akan tetapi berkat izin Allah Yang Maha Kuasa kami dapat mengatasinya dengan baik, dalam penyusunan Tugas ini kami mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada : 1. Tuhan Yang MahaEsa 2. Dan teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam Pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan Tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga apa yang telah disusun ini dapat berguna bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa/mahasiswi ARSITEKTUR UNSIQ , dalam menunjang proses belajar mengajar. Dan Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Wonosobo , 7 Desember 2015 Penulis I
  • 3. DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL KATA PENGANTAR……………………………………………………………... I DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. II BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………. 2 1.3 Tujuan…………………………………………………………………… 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Keadilan…………………………………………………….. 3 2.2 Berbagai Macam Keadian………………………………………………. 4 2.3 Kejujuran ……………………………………………………………….. 5 2.4 Kecurangan …………………………………………………………….. 6 2.5 Contoh Kasus Ketidak adilan ………………………………………… 6 2.6 Pembalasan …………………………………………………………….. 8 2.7 Makna Keadilan ………………………………………………………... 9 2.8 Keadilan Dalam Al-Qur’an 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 11 3.2 Saran…………………………………………………………………….. 11 DAFTAR PUSTAKA II
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara ini membutuhkan keadilan untuk bisa menata kembali kehidupan bernegaranya. Dalam berbagai tayangan di televisi dapat kita lihat bahwa betapa tidak ada jaminan kepastian akan hukum dan keadilan dalam berbagi ruang di negara kita, contoh kasus yang begitu menarik kita dalah masalah penahanan Nazarudin, terkait kasus wisma atlit yang sebenarnya belum jelas dan perlu untuk dilakukan penahanan. Kasus terkuaknya penggelapan pajak oleh Gayus tambunan. Namun sepertinya polisi lebih memilih untuk menyelesaikan kasus pencurian oleh rakyat biasa ketimbang kasur besar Nazarudin. Pertanyaan ini semakin menghilang dengan semakin kurang bergemanya kasus ini. Sama dengan kasus Century yang semakin membungkam. Padahal sempat kasus ini menjadi top headline dari semua pemberitaan di setiap media. Kasus lain yang sempat menarik perhatian khalayak, yaitu kasus dimana ada seseorang nenek yang terpaksa mencuri cokelat dan dengan mudahnya langsung dipenjarakan. Lalu ada juga kasus dua orang lelaki yang terpaksa menginap di penjara hanya karena mencuri semangka. Apakah ini yang disebut adil ? pembenahan seperti apakah yang harus kita lakukan agar keadilan benar-benar bisa ditegakkan ? Kasus-kasus kecil begitu mudahnya diselesaikan, walaupun terkesan kurang adil, dan berlebihan. Sementara orang- orang dengan kasus yang begitu besar, tidak terselesaikan, bahkan banyak dari mereka yang keburu meninggal sebelum kasusnya diselesaikan. Sepertinya kita membutuhkan pemimpin yang bukan hanya tegas, tetapi bisa mensinergiskan semua kekuatan yang ada, baik dari kekuatan politik, militer, dan kekuatan yang bersal dari aspirasi masyarakat sehingga fokus pada pembenahan tidak terpecah. Yang selalu kami lihat adalah, begitu banyaknya kepentingan para elite yang berkuasa sehingga sering kali terjadi tarik menarik kekuasaan, dan politik saling menjatuhkan. Bentuk koalisi yang diadakan hanya sekedar sebagai ajang untuk menarik kekuasaan, bukan sebagai penyatuan visi indonesia. DPR bukanlah pencerminan dari apa yang diinginkan oleh masyarakat, melainkan aspirasi partai. 1
  • 5. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 apa itu arti keadilan dan macam-macamnya ? 1.2.2 apa itu arti dari kecurangan dan faktor apa yang menimbulkan kecurangan itu ? 1.2.3 bagaimana kasus ketidakadilan dalam masyarakat? 1.2.4 apa itu pembalasan? 1.2.5 apa makna keadilan? 1.2.6 bagaimana keadilan dalam A-Qur’an? 1.3 Tujuan Agar kita sesama manusia bisa berlaku adil dan selalu mengutamakan kejujuran, karena dengan kejujuran itu keadilan mudah untuk di capai. Dan agar kita bisa memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang. 2
  • 6. BAB II PEMBAHASAN KEADILAN 2.1 Pengertian Keadilan Menurut kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun tidak sewenang-wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan adalah pengakuan dan perlakukan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil. Keadilan menurut Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama. 3
  • 7. Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana. Contoh Keadilan: Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam penjara. 2.2 Berbagai Macam Keadilan 2.2.1 Keadilan Legal atau Keadilan Moral Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal. 2.2.2 Keadilan Distributif Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh ; Fajar bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Fajar dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Fajar menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Fajar dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil. 2.2.3 Komutatif Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. 4
  • 8. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat. Sebagai contoh ; dr.Zulfikar dipanggil seorang pasien, Tamara namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Tamara menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr.Zulfikar belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr.Zulfikar sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena dr. Zulfikar melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Tamara merusak rumah tangga dr.Zulfikar. 2.3 Kejujuran Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa. 5
  • 9. 2.4 Kecurangan Kekurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya, atau orang itu memang dari hatinya sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Beberapa faktor yang menimbulkan kecurangan, antara lain : 2.4.1 Faktor ekonomi Setiap orang berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai makhluk lemah, tempat salah dan dosa. Sangat rentan sekali dengan hal-hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan fikirkan. 2.4.2 Faktor peradaban dan kebudayaan Peradaban dan kebudayaan sangat mempengaruhi mentalitas individu yang terdapat didalamnya “sistem kebudayaan” meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang menumbuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani, hampir pada setiap individu di dalamnya sehingga sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakkan keadilan. 2.4.3 Teknis Hal ini juga menentukan arah kebijakan, bahkan keadilan itu sendiri, terkadang untuk bersikap adil kitapun mengedapankan aspek perasaan dan kekeluargaan, sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan, atau bahkan mempertahankan kita sendiri harus melukai perasaan orang lain. 2.5 Contoh Kasus Ketidak adilan Supremasi hukum di Indonesia masih harus direformasi untuk menciptakan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap sistem hukum Indonesia. Masih banyak kasus-kasus ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan 6
  • 10. hukum yang sama tanpa kecuali.Keadaan yang sebaliknya terjadi di Indonesia. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuan ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hokum, ini jelas merupakan sebuah ketidak adilan.Kasus Nenek Minah asal Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan adalah salah satu contoh ketidak adilan hukum di Indonesia. Kasus ini berawal dari pencurian 3 buah kakao oleh Nenek Minah. Kami setuju apapun yang namanya tindakan mencuri adalah kesalahan. Namun demikian jangan lupa hukum juga mempunyai prinsip kemanusiaan. Masa nenek-nenek seperti itu yang buta huruf dihukum hanya karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah tentang hukum.Menitikkan air mata ketika kami menyaksikan Nenek Minah duduk di depan pengadilan dengan wajah tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke sidang kasusnya ini Nenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi dari rumah ke pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah saja bisa menghadiri persidangannya walaupun harus meminjam uang untuk biaya transportasi. Seorang pejabat yang terkena kasus hukum mungkin banyak yang mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadang dibuat-buat. Tidak malukah dia dengan Nenek Minah? Pantaskah Nenek Minah dihukum hanya karena mencuri 3 buah kakao yang harganya mungkin tidak lebih dari Rp.10.000,-? Dimana prinsip kemanusiaan itu? Adilkah ini bagi Nenek Minah?.Bagaimana dengan koruptor kelas kakap?. Inilah sebenarnya yang menjadi ketidakadilan hukum yang terjadi di Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Apakah karena mereka punya kekuasaan, punya kekuatan, dan punya banyak uang ? Sehingga bisa mengalahkan hukum dan hukum tidak berlaku bagi mereka para koruptor. Kami sangat prihatin dengan keadaan ini.Sangat mudah menjerat hukum terhadap Nenek Minah, gampang sekali menghukum seorang yang hanya mencuri satu buah semangka, begitu mudahnya menjebloskan ke penjara suami-istri yang kedapatan mencuri pisang karena keadaan kemiskinan. Namun demikian sangat sulit dan sangat berbelit-belit begitu akan menjerat para koruptor dan pejabat yang tersandung masalah hukum di negeri ini. Ini sangat diskriminatif dan memalukan sistem hukum dan keadilan di Indonesia. 7
  • 11. Apa bedanya seorang koruptor dengan mereka-mereka itu?Kami tidak membenarkan tindakan pencurian oleh Nenek Minah dan mereka-mereka yang mempunyai kasus seperti Nenek Minah. kami juga tidak membela perbuatan yang dilakukan oleh Nenek Minah dan mereka-mereka itu. Tetapi dimana keadilan hukum itu? Dimana prinsip kemanusian itu?. Seharusnya para penegak hukum mempunyai prinsip kemanusiaan dan bukan hanya menjalankan hukum secara positifistik.Inilah dinamika hukum di Indonesia, yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yang mempunyai uang banyak, dan yang mempunyai kekuatan. Mereka pasti aman dari gangguan hukum walaupun aturan negara dilanggar. Orang biasa seperti Nenek Minah dan teman-temannya itu, yang hanya melakukan tindakan pencurian kecil langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang negara milyaran rupiah dapat berkeliaran dengan bebasnya.Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan pembaruan dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke arah kondisi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek kemanusiaan. 2.6 Pembalasan Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk social. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat moral, lingkungannyalah yang menyebabkanya. Perbuatan moral pada hakikatnya perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibanya itu. 8
  • 12. Mempertahakn hak dan kewajiban itu adalah pembalasan. Dari segi agama pembalasan untuk sebuah ketidak adilan di kemukakan dalam ayat ayat suci al-Qur’an, yaitu; 2.6.1 Q.S. Ar-Rahman : 7 ََ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ر‬ ََ‫ع‬َ‫ض‬ َ‫و‬ َ‫و‬ ََ‫ان‬َ‫يز‬ِ‫م‬ْ‫ال‬ “Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).” QS. Ar- Rahman [55]: 7. 2.7 Makna Keadilan Keadilan adalah kata jadian dari kata “adil” yang terambil dari bahasa Arab “adl”. Kamus-kamus bahasa Arab menginformasikan bahwa kata ini pada mulanya berarti “sama”. Persamaan tersebut sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat material. Keadilan diungkapkan oleh Al-Qur’an antara lain dengan kata-kata al-adl, al-qistth, almizan, dan dengan menafikan. 'Adl, yang berarti "sama", memberi kesan adanya dua pihak atau lebih; karena jika hanya satu pihak,tidak akan terjadi "persamaan".Qisth arti asalnya adalah "bagian" (yang wajar dan patut). Ini tidak harus mengantarkan adanya "persamaan".Mizan berasal dari akar kata wazn yang berarti timbangan. Oleh karena itu, mizan, adalah "alat untuk menimbang". Namun dapat pula berarti "keadilan", karena bahasa seringkali menyebut"alat" untuk makna "hasil penggunaan alat itu". 2.8 Keadilan Dalam Al-Qur’an Keadilan yang dibicarakan dan dituntut oleh Al-Quran amat beragam, tidak hanya pada proses penetapan hukum atau terhadap pihak yang berselisih, melainkan Al-Quran juga menuntut keadilan terhadap diri sendiri, baik ketika berucap, menulis, atau bersikap batin. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil walaupun terhadap kerabat...! (QS Al-An'am [6]:152). Dan hendaklah ada di antara kamu seorang penulis yang menulis dengan adil (QS Al-Baqarah [2]: 282). Kehadiran para Rasul ditegaskan Al-Quran bertujuan untukmenegakkan sistem kemanusiaan yang adil. Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul- rasul, dengan membawa bukti-bukti nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka Al- Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia 9
  • 13. dapat melaksanakan keadilan (QS Al-Hadid [57]:25). Al-Quran memandang kepemimpinan sebagai "perjanjian Ilahi" yang melahirkan tanggung jawab menentang kezaliman dan menegakkan keadilan. Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu (hai Ibrahim) pemimpin untuk seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, (Saya bermohon agar) termasuk juga keturunan-keturunanku "Allah berfirman, "Perjanjian-Ku ini tidak akan diterima oleh orang-orang yang zalim" (QS Al-Baqarah [2]: 124). Demikian terlihat bahwa kepemimpinan dalam pandangan ayat diatas bukan sekadar kontrak sosial, tetapi juga menjadi kontrak atau perjanjian antara Allah dan sang pemimpin untukmenegakkan keadilan. Bahkan Al-Quran menegaskan bahwa alam raya ini ditegakkan atas dasar keadilan: Dan langit ditegakkan dan Dia menetapkan al-mizan (neraca kesetimbangan) (QS Al-Rahman [55]: 7). Alhasil, dalam Al-Quran dapat ditemukan pembicaraan tentang keadilan, dari tauhid sampai keyakinan mengenai hari kebangkitan, dari nubuwwah (kenabian) hingga kepemimpinan, dan dari individu hingga masyarakat. Keadilan adalah syarat bagi terciptanya kesempurnaan pribadi, standar kesejahteraan masyarakat, dan sekaligus jalan terdekat menuju kebahagiaan ukhrawi. 10
  • 14. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Keadilan meruapakan pengakuan dan perbuatan yang seimbang antara hak dan kewajiban, tidak semihak sebelah ataupun tidak sewenang-wenang. Kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang itu sesuai dengan hati nuraninya dan kenyataan yang benar. Kecurangan apa yang dilakukanya tidak sesuai dengan hati nuraninya. Pembalasan suatu reaksi atas perbuatan orang lain, baik berupa perbuatan yang serupa ataupun tidak. 3.2. Saran Janganlah kalian berlaku tidak adil terhadap orang lain. Karena dengan berlaku adil akan mencapai ketentraman dan kemakmuran antar sesama manusia.Keadilan, dalam hal apapun, akan membuahkan kedamaian dan kesejahteraan. Inilah inti kedamaian bagi umat. Dan ini lebih mungkin dilaksanakan oleh para pemimpin atau pemerintah. Untuk itu, setiap pemimpin harus memahami konsep tasharruf imam ala al-ra’iyyah manuthun bi al-maslahah atau kebijakan pemimpin bagi warganya harus diorientasikan untuk kemaslahatan mereka. Selain itu, setiap pemimpin juga harus sadar bahwa Sayyidul qaum khadimuhum atau pemimpin umat adalah pelayan bagi mereka. Pemimpin harus melayani umatnya untuk mendapatkan keadilan ini yaitu keadilan untuk dapat beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Karena itu, keadilan yang berujung pada kedamaian dan kesejahteraan harus dikejar terlebih dahulu ketimbang urusan pribadi ataupun golongan. 11
  • 15. DAFTAR PUSTAKA http://ti-cenatcenut.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x- none_01.html http://arickanjass.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-keadilan.html Mustofa, ahmad, Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia, solo,1997. Notowidagdo, rohiman, haji, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadist, rajawali pers, Jakarta, 2000.