1. SILA KE 5 DALAM PANCASILA
1. Cilungsi Setyo N
2. Enggal Fauzia L
3. Jahra Tiara W
4. Karina Mauldy H
5. Mashita Mutiara S
6. Revita Verent B
7. Sandra Maurizka P
2. Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung
makna setiap manusia Indonesia menyadari hak
dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Untuk itu dikembangkan perbuatannya
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu
diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga
kesinambungan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
3. Pengertian Sila ke-5
A. PENGERTIAN KEADILAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat
sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang, sehingga
keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat
sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang.
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan
manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua
ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung
ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang
tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan,
maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama,
sedangkan pelanggaran terhadap proposi tersebut berarti ketidak
adilan.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada dirimanusia sehingga yang
dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan
perasaannya dikendalikan oleh akal.
4. Nilai Dasar Sila Ke 5
- Kemakmuran yang merata bagi seluruh
rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.
- Seluruh kekayaan alam dan sebagainya
dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing.
- Melindungi yang lemah agar kelompok
warga masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya.
5. Instrumental sila ke 5
Pasal 27:
Setiap warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecuali.
Nilai Praksis :
Setiap warga berhak dan wajib memenuhi peraturan
negara.
6. Pasal 34:
Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
Nilai Praksis:
Bersikap adil terhadap sesama.
Melakukan pekerjaan yang berguna bagi
kepentingan umum dan bersama
7. Macam-macam Keadilan
Ada Berbagai macam keadilan yang didefinisikan berlainan antara
lain :
a. Keadilan Legal atau keadilan Moral
• Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi
rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga
kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang
menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok
baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut
keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi
tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu
masyarakat.
8. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap
anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik
menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah
membagibagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada
masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu.
Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang
tidak cocok baginya.
9. Ketidak adilan terjadi apabila ada campur tangan
terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas
yang selaras sebab hal itu akan menciptakan
pertentangan dan ketidak serasian. Misalnya seorang
pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan,
maka akan terjadi kekacauan.
b. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana
bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama
dan hal-hal yang tidak sama secara tidaksama (justice
is done when equals are treated equally) Sebagai
contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5
tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan
antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan
lamanya bekerja. Andaikata Ali menerimaRp.100.000,-
maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi
bila besar hadiah Ali dan Budi sama, juster hal
tersebut tidak adil.
10. c. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara
ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles
pengertian keadilan itu merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat. Semua tindakan yang
bercorak ujung ekstrim menjadikan
ketidak adilan dan akan merusak atau
bahkan menghancurkan pertalian dalam
masyarakat.
11. Contoh di Kehidupan Sehari-hari
• Seorang pedagang harus berlaku adil, ia harus seimbang
dalam menimbang barang dagangannya karena bila ia dapat
menyeimbangkan timbangannya, maka ia tergolong dalam
orang yang adil. Apabila ia mau berusaha untuk jujur, untuk
berlaku adil, dengan membuat timbangannya seimbang,
maka ia akan mendapat hasil yang baik dan pembeli tidak
akan merasa dirugikan.
• Seorang pemerintah yang adil harus dapat membagi rata
perhatiannya terhadap rakyatnya. Rakyatnya yang perlu
perhatian yang sama rata untuk kemakmuran serta
kesejahteraan rakyatnya sangat perlu dilakukan. Adanya hal
yang sama rata akan membawa pada kehidupan yang lebih
baik, karena sebuah keadaan yang sama rata tidak akan
menimbulkan sebuah perpecahan, namun akan melahirkan
sebuah kesetaraan.