2. A. PENDAHULUAN
Tujuan hukum adalah sesuatu yang dituju oleh hukum, dalam
kehidupan masyarakat ada yang beranggapan bahwa tujuan
hukumitu adalah untuk:
1. Kedamaian
2. Keadilan
3. Kepastian
4. Kefaedahan (manfaat)
5. Ketertiban dan
6. Kemakuran.
Kesemuanya ini menunjukkan bahwa hukum itu merupakan
gejala masyarakat.
2
3. B. TUJUAN HUKUM BERDASARKAN TEORI
3
b. Ajaran Modern
Berbedadengan ketigaajaran konvensional,
maka dua ajaran modern lebih moderat, dengan
menerima ketiga-tiganyamenjadi tujuan hukum,
tetapi dengan prioritas tertentu.
Persolaan prioritas inilah yangkemudian
membedakan antaraajaran prioritas bakudan
ajaran prioritas kasuistis.
a) Ajaran Konvensional (klasik)
Ketiga ajaran konvensional itu dapat
kita namakan ajaran yang ekstrem
karena ketiga-tiganya menganggap
tujuan hukum hanya semata-mata
satu tujuan saja.
1. Teori Hukum Barat
Tujuan hukum Barat, dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok ajaran:
4. a) Ajaran Konvensional (klasik)
Ajaran ETIS
Menganggap bahwa
pada asasnya tujuan
hukum adalah
semata-mata untuk
mencapai keadilan
4
Ajaran UTILITIS
Menganggap bahwa
pada asasnya tujuan
hukumadalah
semata-mata untuk
menciptakan
kemanfaatan atau
kebahagiaan warga
Ajaran NORMATIF-
DOGMATIK
Menganggap bahwa
pada asass nya
tujuan hukum adalah
semata-mata untuk
menciptakan
kepastian hukum.
Ketiga ajaran konvensional dinamakan ajaran yang ekstrem karena ketiga-
tiganya menganggap tujuan hukum hanya semata-mata satu tujuan saja.
5. b) Ajaran Modern
a. Ajaran Prioritas Baku
Gustav Radbruch, seorang
filosof hukum Jerman
mengajarkan konsep tiga ide
unsur dasar hukum, yang oleh
sebagian pakar diidentikkan
juga sebagai tiga tujuan hukum.
Dengan lain perkataan, tujuan
hukum adalah:
1. Keadilan
2. Kemanfaatan
3. Kepastian Hukum
5
b. Ajaran Prioritas Kasuistis
Pada mulanya, ajaran ”prioritas baku” dari
Gustav Radbruch dirasakan jauh lebih maju
dan arif, ketimbang ” ajaran ekstrem” yaitu
ajaran etis, utilistis dan normatif-dogmatik,
tetapi lama kelamaan, karena semakin
kompleksnya kehidupan manusia di era multi
modern, pilihan prioritas yang sudah
dibakukan seperti ajaran Radbruch kadang-
kadang justru bertentangan dengan
kebutuhan hukum dalam kasus-kasus
tertentu.
Sebab adakalanya untuk suatu kasus
memang yang tepat adalah ”keadilan” yang
diprioritaskan ketimbang ”kemanfaatan” dan
”kepastian”, tetapi ada kalanya tidak mesti
demikian.
6. 6
Betapapun, tujuan hukum
adalah untuk menciptakan
damai sejahtera dalam
hidup bermasyarakat.
Oleh karena itulah perlu
dirujuk pandangan Ulpianus
yang menyatakan:”perintah
hukum adalah: hidup jujur,
tidak merugikan sesama
manusia, dan setiap orang
mendapatkan bagiannya.
Dalam perbincangan
mengenai tujuan hukum ini,
perlu juga dikemukakan
pendapat Bellefroid yang
menyatakan hukum
berusaha untuk memenuhi
kebutuhan jasmani,
kejiwaan, dan rohani
masyarakatnya, atau juga
meningkatkan kepribadian
individu-individu dalam
hidup bermasyarakat.
Perkembangan teori tujuan hukum masih terus berlangsung. Beberapa contoh dari
perkembangan teori tujuan hukum yang dapat dipakai untuk mendalami makna sebenarnya
dari tujuan hukum antara lain :
7. 3. Teori Hukum Timur
Berbeda dengan tujuan hukum barat yang menempatkan
kepastian hukum sebagai muara, tujuan hukum Timur
menekankan pada keharmonisan dan kedamaian.
Tujuan hukum timur masih menggunakan kultur hukum asli, semisal
hukumJepang.
Para penegak hukum di Jepang lebih berorientasi pada tujuan
hukumyang harmonis, bukan kepastian hukum.
Tujuan hukum di Jepang adalah heiwa/heion (kedamaian) atau
Chiang hanji (keadilan dari perdamaian) bagi masyarakat
8. “
Bukan fenomena yang aneh jika pengadilan
Jepang dalam putusannya, sering mengabaikan
ketentuan formal, demi mewujudkan kedamaian
dalam masyarakat.
Bahkan perkara-perkara yang tidak berat, seperti
pencurian dapat dilakukan perdamaian antara
pencuri dengan korban yang dirugikan (Jepang:
dorobo) secara resmi di kepolisian dengan
menandatangani formulir resmi perdamaian.
Dalam perkara perjanjian atau kontrak baku
misalnya juga dapat di kesampingkan demi
terwujudnya perdamaian.
8
9. Merryl Dean,
penulis Japanese
Legal System
(2002)
mengemukakan bahwa, the problem for anyone wishing to study the
japanese legal systems is the struggle to understanding the difference
between what is seen and unseen; said and unsaid. More over, as a
result... "
(kesulitan yang dihadapi bagi seorang yang ingin melakukan kajian
terhadap sistem hukum Jepang, adalah di tuntut upaya keras untuk
memahami perbedaan antara apa yang terlihat dan apa yang tidak
terlihat, apa yangdituangkan dalam tulisan atau yang tidak di
tuangkan, bahkan lebih dari hal itu.
9
10. 1. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH
▪ Dalam bukunya Perbuatan Melanggar Hukum”
mengemukakan bahwa tujuan hukum adalah
mengadakan keselamatan, kebahagiaan dan tata
tertib dalam masyarakat.
10
2.Prof Subekti, SH
▪ Di dalam Bukunya :dasar-dasar hukum dan
pengadilan” mengemukakan tujuan hukum itu
mengabdi pada tujuan Negara yang intinya adalah
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan
rakyatnya. Pengabdian tersebut dilakukan dengan
cara menyelenggarakan keadilan dan ketertiban.
11. 11
▪ Subekti menambahkan Hukum tidak hanya
mencari keseimbangan Antara kepentingan yang
bertentangan Antara satu dengan lainnya, tetapi
juga untuk mendapatkan keseimbangan Antara
tuntutan keadilan tersebut dengan ketertiban atau
kepastian hukum.
3. Prof.Mr. Dr.L.J Apeldoorn
▪ Didalam bukunya Inleiding tot de stuie van het
Nederlandse recht, dikemukakan bahwa tujuan
hukum adalah mengatur tata tertib dalam
mayarakat secara damai dan adil.
▪ Pendapat Van Apeldoorn dapat dikatakan jalan
tengah pemikiran Antara dua teori hukum yakni
teori Utilitis dan Teori Etis.
12. 12
4. Aristoteles
▪ Dalam bukunya Rhetorica mengemukakan
bahwa tujuan hukum menghendaki keadilan
semata-mata dan isi dari pada hukum
ditentukan kesadaran edis mengenai apa
yang dikatakan adil dan tidak adil.
▪ Hukum mempunyai tugas suci dan luhur yakni
keadilan dengan memberikan kepada tiap-tiap
orang apa yang berhak ia terima dengan
memerlukaan peraturan tersendiri bagi tiaap
kasusnya. Oleh karenanya hukum harus membuat
“Algemeene regels” (peraturan/ketentuan-
ketentuan umum).
13. 13
5. GENY
▪ Dalam bukunya “Scien et technique en droit prive
Positif” mengajarkan bahwa hukum bertujuan
semata-mata mencapai keadilan yang berangsur-
angsur menuju kepentingan daya guna dan
kemanfaatan.
6. Jeremy Bentam
▪ Dalam bukunya: introduction to the morals
and legislation” mengemukakan bahwa
tujuan hukum semata-mata apa yang
berfaedah bagi orang tanpa menitik beratkan
pada keadilan.
14. 14
B. CIRI DAN SIFAT HUKUM
Adanya
perintah
dan/atau
larangan
Perintah
dan/atau
larangan itu
harus patuh
ditaati
setiap
orang.
1 2
Setiap orang wajib bertindak sedemikian rupa dalam
masyarakat, sehingga tata-tertib dalam masyarakat itu tetap
terpeliharadengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah hukum
meliputi pelbagai peraturan yang menentukan dan mengatur
perhubungan orangyang satu dengan yang lain, yakni peraturan-
peraturan hidup masyarakat yang dinamakan kaidah hukum.
15. 2. Sifat Hukum
15
Bahwa agar tata-tertib dalam
masyarakat itu tetap terpelihara,
maka haruslah kaidah-kaidah
hukum itu ditaati. Akan tetapi
tidaklah semua orang mau
mentaati kaidah-kaidah hukum itu;
dan agar supaya sesuatu
peraturan hidup kemasyarakatan
benar-benar dipatuhi
kemasyarakatan itu hams
diperlengkapi dengan unsur
memaksa.“?
Dengan demikian hukum itu
mempunyai sifat mengatur dan
memaksa. Ia merupakan
peraturan-peraturan hidup
kemasyarakatan yang dapat
memaksa orang supaya mentaati
tata-tertib dalam masya. rakat
serta memberikan sanksi yang
tegas (berupa hukuman) terhadap
siapa yang tidak mau patuh
mentaatinya.