SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan,
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan
kepada ahli warisnya.
Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup dan kemampuan. Misalnya, Budi yang hanya
mampu membeli sepeda, tidak mungkin mempunyai harapan untuk
membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang
berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang
itu seperti peribahasa “Si Pungkuk merindukan bulan”.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan
pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan
sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh bosan berdoa.
Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak
dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari
hidup manusia. Tiap manusia mempunyai harapan dan juga pasti
mempunyai kepercayaan kepada Tuhan YME. Karena itu wajarlah
kalau harapan itu banyak menimbulkan daya kreativitas seniman
untuk mencipta seni. Banyak hasil seni seperti: seni sastra, seni
patung, seni film, seni lukis, seni musik, filsafat yang lahir dari
kandungan harapan dan kepercayaan.
Tuhan adalah tumpuan segala harapan. Kepada-Nya
kepercayaan diutamakan sepenuhnya. Berhasil tidaknya suatu
harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan.
Dengan terbahasnya masalah kehidupan manusia ini,
diharapkan kita semua terbuka hati dan pikiran, sehingga
mempunyai persepsi, penalaran, wawasan yang luas dan mendalam
2
tentang kehidupan manusia yang tertuang dalam hasil budaya.
Dengan melalui hasil budaya bangsa diharapkan pula kita akan
dapat memahami dan menghayati tingkah laku, norma-norma sosial
dan nilai-nilai yang terkandung dalam hasil budaya itu, sehingga kita
akan lebih manusiawi sebagai salah satu ciri manusia Indonesia
seutuhnya.
1.2 Masalah
1.2.1 Apa pengertian harapan?
1.2.2 Apa hubungan antara manusia dan harapan?
1.2.3 Apa sebab manusia memiliki harapan?
1.2.4 Apa hubungan antara harapan dan kepercayaan?
1.2.5 Apa perbedaan harapan dan cita-cita?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian harapan
1.3.2 Menjelaskan hubungan antara manusia dan harapan
1.3.3 Menjelaskan penyebab manusia memiliki harapan
1.3.4 Menjelaskan hubungan antara harapan dan kepercayaan
1.3.5 Menjelaskan perbedaan harapan dan cita-cita
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan
sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan
bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya
harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada
kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi
nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Harapan berasal dari kata harap, artinya supaya sesuatu terjadi
atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Sedangkan
harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung
dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia Tuhan,
yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai
harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa.
Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada
diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada
Tuhan.
Misalnya, Ani, seorang mahasiswa belajar rajin dengan harapan
di dalam ujian semester memperoleh nilai A. Hal itu dilakukan
dengan keyakinan bahwa akan terwujud apa yang diharapkan. Jadi
untuk mewujudkan harapan itu harus disertai usaha yang sesuai
dengan apa yang diharapkan. Tetapi meskipun sudah berusaha
keras, kadang-kadang harapan itu belum tebtu terwujud.
Selama masih hidup, semua orang selalu ada perasaan
berharap. Kadangkala seseorang yang gagal dalam meraih apa yang
diharapkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidupnya.
Ketidakseimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang
dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya: putus
4
asa, selalu termenung, frustasi dan sebagainya. Sebaiknya
kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai pengalaman,
sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut.
Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi
keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan
cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran
dalam usahanya mencapai apa yang jadi harapnnya, misalnya:
faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya
landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang
pendidikan mental.Semua itu dapat berakibat buruk pada diri
seseorang.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda
dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara
terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan
dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta
kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
2.2 Manusia dan Harapan
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita,
keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam
menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, menusia
melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya
sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan atau
ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah
dirinya dan bantuan kekuatan lain. Bahkan harapan itu tidak bersifat
egosentris, berbeda dengan keinginan yang menurut kodratnya
bersifat egosentris, usahanya ialah memiliki (Gabriel Marcel, 1889-
1973). Harapan tertuju kepada “Engkau”, sedangkan keinginan
kepada „Aku”. Harapan ditujukan kepada orang lain atau kepada
5
Tuhan. Keinginan itu untuk kepentingan dirinya, meskipun
pemenuhan keinginan itu melalui pemenuhan keinginan orang lain.
Misalnya melakukan perbuatan sedekah kepada orang lain; orang
lain terpenuhi keinginannya, yaitu kebahagian sewaktu berbuat baik
kepada orang lain.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan
pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu
yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat
dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi bakal
muncul. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak
bakal terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh
dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau
kemauannya. Harapan untuk setiap orang berbeda-beda kadarnya.
Orang yang wawasan pikirannya luas, harapannya pun akan luas.
Demikian pula orang yang wawasan pikirannya sempit, maka akan
sempit pula harapannya.
Besar-kecilnya harapan sebenarnya tidak ditentukan oleh luas
atau tidaknya wawasan berpikir seseorang, tetapi kepribadian
seseorang dapat menentukan dan mengontrol jenis, macam, dan
besar-kecilnya harapan tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat,
jenis dan besarnya harapan akan berbeda dengan orang yang
kepribadiannya lemah. Kepribadian yang kuat akan mengontrol
harapan seefektif dan seefisien mungkin sehingga tidak merugikan
bagi dirinya tau bagi orang lain, untuk masa kini atau untuk masa
depan, bagi masa di dunia atau masa di akherat kelak.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau
bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan
mempunyai harapan yang besar. Untuk memperoleh harapan yang
besar, tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur
dalam, yaitu berdoa.
6
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam
hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan
perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. Harapan apa yang baik
b. Bagaimana mencapai harapan itu
c. Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia
saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan”
manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan
begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan
akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari
ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi
kenyataan.
2.3 Sebab Manusia Memiliki Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap
lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup,
yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
Tak ada satu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Di
tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang
fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan
manusia lain, yaitu: dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
2.3.1 Dorongon Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah
yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Misalnya: menangis, bergembira,
berpikir, bercinta, berjalan, berkata, mempunyai keturunan
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai
keinginan atau harapan. Seperti halnya orang yang menonton
7
pertunjukan lawak dengan harapan agar terhibur. Sang
pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-
bahak. Jika penonton tidak tertawa, berarti harapannya gagal
dalam menghibur penonton.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-
tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan,
berkembang biak dan mati. Kodrat manusia mirip dengan
kodrat binatang, tetapi biar bagaimanapun juga besar sekali
perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah
bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal,
kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus
mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan
budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat,
kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul,
hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia
lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
2.3.2 Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai
bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu
pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan jasmaniah, misalnya; makan, minum, pakaian,
rumah. (sandang, pangan dan papan). Sedangkan kebutuhan
rohaniah, misalnya: kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan,
hiburan dan ketenangan.
8
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja
sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan
manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik (jasmaniah) maupun
kemampuan berpikimya. Kalaupun ada orang yang mempunyai
kelebihan kemampuan, maka hal tersebut hanya berlaku dalam satu
dua bidang tertentu. Tak seorang pun mampu dalam segala hal,
trampil dalam segala hal, atau berbakat dalam segala hal.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya
harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu,
Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima
macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan
manusia, yaitu:
a. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
b. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
c. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan
dicintai (being loving and love)
d. Harapan memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan
(status)
e. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-
actualization)
2.4 Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan
karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari
orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain
itu disebabkan karenaa orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki
9
bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu
dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang
lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar
kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin
besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak
langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada
yang melebihi besarnya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan
sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan. Dalam
hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati
kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
2.5 Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran
adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
2.5.1 Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap
pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya
percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang,
dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau
dipercayakan kepadanya.
2.5.2 Kepercayaan Kepada Orang Lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya
kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja.
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya
ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata
hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi,
orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang
10
berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak
terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
2.5.3 Kepercayaan Kepada Pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat
tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal
dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin
bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan.
Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban
tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh
Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah
dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah
negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu)
tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat,
negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada,
kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut
negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah
negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator).
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis
ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena
Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada
negara/pemerintah.
2.5.4 Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat
penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan
sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu
amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
11
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana
Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak
mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada
tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh
karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan
dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab
Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau
pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang
menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan
pemujaan kepada zat tersebut.
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Harapan dan Cita-Cita
Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan
juga di berikan batas waktu. Jadi jika kita bermimpi untuk menjadi
seorang yang sukses, dokter, insinyur, arsitek, manager suatu
perusahaan, atau mungkin presiden, kita harus berusaha dengan
sungguh-sungguh. Semua itu harus di sertai dengan tindakan, bukan
hanya berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu
sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut bisa diwujudkan.
Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku
untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang
benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup akan
membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai
kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui
kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan
sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan
bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk
menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan
fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai.
Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia
tidak masuk jurusan IPA dia stress, lalu gagal tes masuk jurusan
kedokteran dia stress, dan seterusnya.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa
menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang
berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang
berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-
cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca
atau melihat film motivasi hidup.
13
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung
pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya
perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat
persamaan, yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum
terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang
menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
3.2 Harapan dan Doa
Orang yang berdoa bukan hanya sekadar sadar bahwa
kekuatannya lemah, tetapi ada unsure keyakinan bahwa berdoa itu
merupakan kewajiban. “Dan berfirman Tuhan kamu: Berdoalah kamu
kepada-Ku. Juga Aku akan mengabulkan doamu” (QS. Gafir: 60).
“Maka wajib atas kamu berdoa” (H.R. Turmidzi).
Hal lain yang menyebabkan harapan disertai doa ialah karena
kesadaran bahwa manusia itu lemah (QS. An-Nisa: 28). Kelemahan
manusia itu, dilukiskan sebagai berikut.
a. Manusia hidup dalam kondisi ketidakpastian; hal yang penting
bagi keamanan dan kesejahteraan manusia berada di luar
jangkauannya. Dengan kata lain, manusia ditandai oleh
ketidakpastian.
b. Terbatasnya kesanggupan manusia untuk mengendalikan dan
untuk mempengaruhi kondisi hidupnya. Pada titik tertentu,
kondisi manusia ada dalam kaitan konflik antara keinginan dan
cita-cita dengan lingkungannya, yang ditandai oleh
ketidakberdayaan.
c. Manusia hidup bermasyarakat, yang ditandai dengan adanya
alokasi teratur dari berbagai fungsi, fasilitas, pembagian kerja,
produksi, dan ganjaran. Manusia membutuhkan kondisi
imperative (keterpaksaan), yaitu adanya suatu tingkat
superordinasi atau subordinasi atau berbagai aturan dalam
hubungan manusia.
14
Kemudian masyarakat berada di tengah-tengah kondisi
kelangkaan, yang menyebabkan adanya perbedaan distribusi barang
dan nilai. Dengan demikian timbullah deprivasi (perampasan) yang
sifatnya relative.
Dalam konteks “ketidakpastian” manusia ditunjukkan kenyataan
semua usaha manusia bahwa, betapa pun ia merencanakan dengan
baik dan melaksanakannya dengan seksama, ia tetap tidak terlepas
dari kekecewaan. Dalam usahanya, manusia melibatkan emosi yang
tinggi sehinggi kekecewaan ini akan membawa luka yang dalam.
Dalam dunia teknologi modern pun, yang penuh dengan
perhitungan, keberuntungan tetap merupakan suatu berkat dari
ketidakpastian.
Dalam konteks “ketidakmungkinan” ditunjukkan bahwa semua
keinginan tidak dapat terkabul. Kematian, penderitaan, kecelakaan,
dan seterusnya, itu semua menandai eksistensi manusia.
Pengalaman manusia dalam konteks “ketidakmungkinan”
membawanya ke luar dari situasi perilaku sosial dan batasan cultural
dari tujuan dan norma sehari-hari. Resep-resep sosial dan kultural
tidak memiliki kelengkapan total sebagai penyediaan “mekanisme”
penyesuaian. Kedua hal ini menghadapkan manusia pada kondisi
“titik kritis” dengan lingkungan perilaku sehari-hari yang berstruktur.
Maka dari semua peristiwa ini, yang ada hanya “doa dan harapan”.
Doa dan harapan pada hakikatnya merupakan proses hubungan
antara manusia dengan Tuhannya dan antara manusia dengan
manusia. Proses hubungan ini lebih lanjut dapat diartikan memohon
pertolongan, mengingat, meminta perlindungan, mendekatkan diri
(silahturami dengan manusia, taqarrub dengan Tuhan).
3.3 Harapan Terakhir
Dalam hidup di dunia, manusia dihadapkan pada persoalan yang
beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk
menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari
15
manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki
kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan
itu berasal dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu
terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam
pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi
namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran
kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka
akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan
hidup abadi di alam akhirat.
Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya
kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan
menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri
dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu
karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan
Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya
demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana
beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga.
Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan
terakhir manusia.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya
sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud.
Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati
sebelum waktunya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang
hendak kita raih dan terpampang di muka. Hampir sama dengan
visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan
yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup
tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya
dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap di mulut saja
tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah kecenderungan batin
untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu
menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita
berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih
sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan
untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan
jalan keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang
lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai
perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung
pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan
manusia lain, yaitu: dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dalam setiap harapan juga terdapat yang namanya
kepercayaan, baik itu percaya terhadap diri sendiri, orang lain,
pemerintah, atau Tuhan, karena kepercayaan dapat membantu kita
untuk mewujudkan apa yang kita inginkan.
17
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau
bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan
mempunyai harapan yang besar. Untuk memperoleh harapan yang
besar, tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur
dalam, yaitu berdoa.
4.2 Saran
Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai
harapan, kita tidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan
tersebut. Karena harapan dan keinginan itu lah yang membuat hidup
kita menjadi lebih berarti di dunia ini, yang terus memberikan
dorongan agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik
dalam setiap pekerjaan.
Selain itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan
kepada Tuhan YME. Dengan usaha dan doa yang seimbang,
diharapkan kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan
tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak
merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental
kita jika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak
membuat kita putus asa untuk terus mencoba.
18
DAFTAR PUSTAKA
Mustopo, M. Habib. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1989.
Sulaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Offset.
1988.
http://gegehare.blogspot.com/2011/04/ilmu-budaya-dasar-bab-9-manusia-
dan.html
http://ibdjk.blogspot.com/2013/01/makna-harapan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan
http://mahisaajy.blogspot.com/2011/05/persamaan-harapan-dan-cita-
cita.html
http://skyrider27.blogspot.com/2010/06/manusia-dan-harapan.html

More Related Content

What's hot

Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaanPastime.net
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaKhoerul Anwar Abdulloh
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiLisa Ramadhanty
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knnatal kristiono
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemZainal Abidin
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaWarnet Raha
 

What's hot (20)

Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
dimensi manusia
dimensi manusiadimensi manusia
dimensi manusia
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
 
Kualitas informasi
Kualitas informasiKualitas informasi
Kualitas informasi
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
faktor faktor perkembangan
faktor faktor perkembanganfaktor faktor perkembangan
faktor faktor perkembangan
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 

Viewers also liked

Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapannablahganari
 
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR nissaaa25
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapanBella Vira
 
Hadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapan
Hadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapanHadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapan
Hadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapanDr Hirman Ismail
 
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60Radi Yosra
 
Enam hak seorang muslim
Enam  hak  seorang  muslimEnam  hak  seorang  muslim
Enam hak seorang muslimnuruluyun
 
Ilmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasarIlmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasarbudinhm
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibdnewskiem
 
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Nida Shafiyanti
 

Viewers also liked (20)

PPT Ilmu Budaya Dasar - Manusia
PPT Ilmu Budaya Dasar - ManusiaPPT Ilmu Budaya Dasar - Manusia
PPT Ilmu Budaya Dasar - Manusia
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
Tugas Mekanika tanah karim
Tugas Mekanika tanah karimTugas Mekanika tanah karim
Tugas Mekanika tanah karim
 
Hadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapan
Hadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapanHadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapan
Hadiah kehidupan - satu ikrar sejuta harapan
 
Doa untuk pelajar
Doa untuk pelajarDoa untuk pelajar
Doa untuk pelajar
 
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
 
Enam hak seorang muslim
Enam  hak  seorang  muslimEnam  hak  seorang  muslim
Enam hak seorang muslim
 
Doa yang berkuasa
Doa yang berkuasaDoa yang berkuasa
Doa yang berkuasa
 
Dua untukummat(slideshare)
Dua untukummat(slideshare)Dua untukummat(slideshare)
Dua untukummat(slideshare)
 
Power Point Agama Islam
Power Point Agama IslamPower Point Agama Islam
Power Point Agama Islam
 
Ppt pkn
Ppt pknPpt pkn
Ppt pkn
 
Ilmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasarIlmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasar
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
Tugas Makalah Ilmu Budaya Dasar
Tugas Makalah Ilmu Budaya DasarTugas Makalah Ilmu Budaya Dasar
Tugas Makalah Ilmu Budaya Dasar
 
Doa dan kupu2
Doa dan kupu2Doa dan kupu2
Doa dan kupu2
 
KEBUTUHAN, KEINGINAN, dan HARAPAN
KEBUTUHAN, KEINGINAN, dan HARAPANKEBUTUHAN, KEINGINAN, dan HARAPAN
KEBUTUHAN, KEINGINAN, dan HARAPAN
 
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
 

Similar to Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan

Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,NsKonsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,NsMuhammad Khoirul Zed
 
Kesehatan mental
Kesehatan mentalKesehatan mental
Kesehatan mentalFoenk Aji
 
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diriFaktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diriTama Ariyanti
 
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUPMENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUPdelvianisaNurFebriya
 
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.AdeNovriza
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIxue er tui
 
Psikologi modul 1 kb 2
Psikologi modul 1 kb 2Psikologi modul 1 kb 2
Psikologi modul 1 kb 2Uwes Chaeruman
 
Terapi berfikir positif
Terapi berfikir positif Terapi berfikir positif
Terapi berfikir positif rizalZP
 
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIMakul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIPet-pet
 

Similar to Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan (20)

Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
Harapan ibd 2016
Harapan ibd 2016Harapan ibd 2016
Harapan ibd 2016
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
Jati diri siswa
Jati diri siswaJati diri siswa
Jati diri siswa
 
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,NsKonsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
 
Kesehatan mental
Kesehatan mentalKesehatan mental
Kesehatan mental
 
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diriFaktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
 
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUPMENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
 
Tb1 etik
Tb1 etikTb1 etik
Tb1 etik
 
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.
MENGGALI POTENSI DIRI SERTA MENENTUKAN TUJUAN HIDUP.
 
Kepribadian
KepribadianKepribadian
Kepribadian
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
konsep diri
konsep dirikonsep diri
konsep diri
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
 
Psikologi modul 1 kb 2
Psikologi modul 1 kb 2Psikologi modul 1 kb 2
Psikologi modul 1 kb 2
 
Terapi berfikir positif
Terapi berfikir positif Terapi berfikir positif
Terapi berfikir positif
 
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIMakul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
 
Ibd suci
Ibd suciIbd suci
Ibd suci
 

More from Shafa Nabilah Eka Puteri

More from Shafa Nabilah Eka Puteri (12)

Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
Perbandingan Kebijakan Asuransi Kesehatan Jerman, Singapore, dan Indonesia
Perbandingan Kebijakan Asuransi Kesehatan Jerman, Singapore, dan IndonesiaPerbandingan Kebijakan Asuransi Kesehatan Jerman, Singapore, dan Indonesia
Perbandingan Kebijakan Asuransi Kesehatan Jerman, Singapore, dan Indonesia
 
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJSAsuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
 
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes MellitusEpidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes Mellitus
 
Makalah Asuransi Kesehatan & BPJS
Makalah Asuransi Kesehatan & BPJSMakalah Asuransi Kesehatan & BPJS
Makalah Asuransi Kesehatan & BPJS
 
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
 
Makalah Radiasi Tembakau
Makalah Radiasi TembakauMakalah Radiasi Tembakau
Makalah Radiasi Tembakau
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
 
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur PasarMakalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
 
Struktur pasar
Struktur pasarStruktur pasar
Struktur pasar
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan

  • 1. 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, tidak mungkin mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si Pungkuk merindukan bulan”. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh bosan berdoa. Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia. Tiap manusia mempunyai harapan dan juga pasti mempunyai kepercayaan kepada Tuhan YME. Karena itu wajarlah kalau harapan itu banyak menimbulkan daya kreativitas seniman untuk mencipta seni. Banyak hasil seni seperti: seni sastra, seni patung, seni film, seni lukis, seni musik, filsafat yang lahir dari kandungan harapan dan kepercayaan. Tuhan adalah tumpuan segala harapan. Kepada-Nya kepercayaan diutamakan sepenuhnya. Berhasil tidaknya suatu harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan. Dengan terbahasnya masalah kehidupan manusia ini, diharapkan kita semua terbuka hati dan pikiran, sehingga mempunyai persepsi, penalaran, wawasan yang luas dan mendalam
  • 2. 2 tentang kehidupan manusia yang tertuang dalam hasil budaya. Dengan melalui hasil budaya bangsa diharapkan pula kita akan dapat memahami dan menghayati tingkah laku, norma-norma sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam hasil budaya itu, sehingga kita akan lebih manusiawi sebagai salah satu ciri manusia Indonesia seutuhnya. 1.2 Masalah 1.2.1 Apa pengertian harapan? 1.2.2 Apa hubungan antara manusia dan harapan? 1.2.3 Apa sebab manusia memiliki harapan? 1.2.4 Apa hubungan antara harapan dan kepercayaan? 1.2.5 Apa perbedaan harapan dan cita-cita? 1.3 Tujuan 1.3.1 Menjelaskan pengertian harapan 1.3.2 Menjelaskan hubungan antara manusia dan harapan 1.3.3 Menjelaskan penyebab manusia memiliki harapan 1.3.4 Menjelaskan hubungan antara harapan dan kepercayaan 1.3.5 Menjelaskan perbedaan harapan dan cita-cita
  • 3. 3 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Harapan Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Harapan berasal dari kata harap, artinya supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan. Misalnya, Ani, seorang mahasiswa belajar rajin dengan harapan di dalam ujian semester memperoleh nilai A. Hal itu dilakukan dengan keyakinan bahwa akan terwujud apa yang diharapkan. Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Tetapi meskipun sudah berusaha keras, kadang-kadang harapan itu belum tebtu terwujud. Selama masih hidup, semua orang selalu ada perasaan berharap. Kadangkala seseorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidupnya. Ketidakseimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya: putus
  • 4. 4 asa, selalu termenung, frustasi dan sebagainya. Sebaiknya kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai pengalaman, sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut. Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang jadi harapnnya, misalnya: faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental.Semua itu dapat berakibat buruk pada diri seseorang. Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis". Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil. 2.2 Manusia dan Harapan Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, menusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan atau ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lain. Bahkan harapan itu tidak bersifat egosentris, berbeda dengan keinginan yang menurut kodratnya bersifat egosentris, usahanya ialah memiliki (Gabriel Marcel, 1889- 1973). Harapan tertuju kepada “Engkau”, sedangkan keinginan kepada „Aku”. Harapan ditujukan kepada orang lain atau kepada
  • 5. 5 Tuhan. Keinginan itu untuk kepentingan dirinya, meskipun pemenuhan keinginan itu melalui pemenuhan keinginan orang lain. Misalnya melakukan perbuatan sedekah kepada orang lain; orang lain terpenuhi keinginannya, yaitu kebahagian sewaktu berbuat baik kepada orang lain. Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi bakal muncul. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal terjadi. Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawasan pikirannya luas, harapannya pun akan luas. Demikian pula orang yang wawasan pikirannya sempit, maka akan sempit pula harapannya. Besar-kecilnya harapan sebenarnya tidak ditentukan oleh luas atau tidaknya wawasan berpikir seseorang, tetapi kepribadian seseorang dapat menentukan dan mengontrol jenis, macam, dan besar-kecilnya harapan tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat, jenis dan besarnya harapan akan berbeda dengan orang yang kepribadiannya lemah. Kepribadian yang kuat akan mengontrol harapan seefektif dan seefisien mungkin sehingga tidak merugikan bagi dirinya tau bagi orang lain, untuk masa kini atau untuk masa depan, bagi masa di dunia atau masa di akherat kelak. Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Untuk memperoleh harapan yang besar, tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdoa.
  • 6. 6 Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut: a. Harapan apa yang baik b. Bagaimana mencapai harapan itu c. Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai. Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan. 2.3 Sebab Manusia Memiliki Harapan Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tak ada satu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Di tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu: dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. 2.3.1 Dorongon Kodrat Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya: menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Seperti halnya orang yang menonton
  • 7. 7 pertunjukan lawak dengan harapan agar terhibur. Sang pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak- bahak. Jika penonton tidak tertawa, berarti harapannya gagal dalam menghibur penonton. Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh- tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Kodrat manusia mirip dengan kodrat binatang, tetapi biar bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan. 2.3.2 Dorongan Kebutuhan Hidup Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah, misalnya; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan dan papan). Sedangkan kebutuhan rohaniah, misalnya: kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
  • 8. 8 Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik (jasmaniah) maupun kemampuan berpikimya. Kalaupun ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan, maka hal tersebut hanya berlaku dalam satu dua bidang tertentu. Tak seorang pun mampu dalam segala hal, trampil dalam segala hal, atau berbakat dalam segala hal. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu: a. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival) b. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety) c. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love) d. Harapan memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status) e. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self- actualization) 2.4 Kepercayaan Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karenaa orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki
  • 9. 9 bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing. 2.5 Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas : 2.5.1 Kepercayaan Pada Diri Sendiri Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya. 2.5.2 Kepercayaan Kepada Orang Lain Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi, orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang
  • 10. 10 berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain. 2.5.3 Kepercayaan Kepada Pemerintah Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan). Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator). Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah. 2.5.4 Kepercayaan Kepada Tuhan Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
  • 11. 11 menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
  • 12. 12 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Harapan dan Cita-Cita Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi jika kita bermimpi untuk menjadi seorang yang sukses, dokter, insinyur, arsitek, manager suatu perusahaan, atau mungkin presiden, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Semua itu harus di sertai dengan tindakan, bukan hanya berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut bisa diwujudkan. Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia. Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan IPA dia stress, lalu gagal tes masuk jurusan kedokteran dia stress, dan seterusnya. Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita- cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup.
  • 13. 13 Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat. 3.2 Harapan dan Doa Orang yang berdoa bukan hanya sekadar sadar bahwa kekuatannya lemah, tetapi ada unsure keyakinan bahwa berdoa itu merupakan kewajiban. “Dan berfirman Tuhan kamu: Berdoalah kamu kepada-Ku. Juga Aku akan mengabulkan doamu” (QS. Gafir: 60). “Maka wajib atas kamu berdoa” (H.R. Turmidzi). Hal lain yang menyebabkan harapan disertai doa ialah karena kesadaran bahwa manusia itu lemah (QS. An-Nisa: 28). Kelemahan manusia itu, dilukiskan sebagai berikut. a. Manusia hidup dalam kondisi ketidakpastian; hal yang penting bagi keamanan dan kesejahteraan manusia berada di luar jangkauannya. Dengan kata lain, manusia ditandai oleh ketidakpastian. b. Terbatasnya kesanggupan manusia untuk mengendalikan dan untuk mempengaruhi kondisi hidupnya. Pada titik tertentu, kondisi manusia ada dalam kaitan konflik antara keinginan dan cita-cita dengan lingkungannya, yang ditandai oleh ketidakberdayaan. c. Manusia hidup bermasyarakat, yang ditandai dengan adanya alokasi teratur dari berbagai fungsi, fasilitas, pembagian kerja, produksi, dan ganjaran. Manusia membutuhkan kondisi imperative (keterpaksaan), yaitu adanya suatu tingkat superordinasi atau subordinasi atau berbagai aturan dalam hubungan manusia.
  • 14. 14 Kemudian masyarakat berada di tengah-tengah kondisi kelangkaan, yang menyebabkan adanya perbedaan distribusi barang dan nilai. Dengan demikian timbullah deprivasi (perampasan) yang sifatnya relative. Dalam konteks “ketidakpastian” manusia ditunjukkan kenyataan semua usaha manusia bahwa, betapa pun ia merencanakan dengan baik dan melaksanakannya dengan seksama, ia tetap tidak terlepas dari kekecewaan. Dalam usahanya, manusia melibatkan emosi yang tinggi sehinggi kekecewaan ini akan membawa luka yang dalam. Dalam dunia teknologi modern pun, yang penuh dengan perhitungan, keberuntungan tetap merupakan suatu berkat dari ketidakpastian. Dalam konteks “ketidakmungkinan” ditunjukkan bahwa semua keinginan tidak dapat terkabul. Kematian, penderitaan, kecelakaan, dan seterusnya, itu semua menandai eksistensi manusia. Pengalaman manusia dalam konteks “ketidakmungkinan” membawanya ke luar dari situasi perilaku sosial dan batasan cultural dari tujuan dan norma sehari-hari. Resep-resep sosial dan kultural tidak memiliki kelengkapan total sebagai penyediaan “mekanisme” penyesuaian. Kedua hal ini menghadapkan manusia pada kondisi “titik kritis” dengan lingkungan perilaku sehari-hari yang berstruktur. Maka dari semua peristiwa ini, yang ada hanya “doa dan harapan”. Doa dan harapan pada hakikatnya merupakan proses hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan antara manusia dengan manusia. Proses hubungan ini lebih lanjut dapat diartikan memohon pertolongan, mengingat, meminta perlindungan, mendekatkan diri (silahturami dengan manusia, taqarrub dengan Tuhan). 3.3 Harapan Terakhir Dalam hidup di dunia, manusia dihadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari
  • 15. 15 manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat. Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia.
  • 16. 16 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktunya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang di muka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan. Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap di mulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah kecenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalan keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu: dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dalam setiap harapan juga terdapat yang namanya kepercayaan, baik itu percaya terhadap diri sendiri, orang lain, pemerintah, atau Tuhan, karena kepercayaan dapat membantu kita untuk mewujudkan apa yang kita inginkan.
  • 17. 17 Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Untuk memperoleh harapan yang besar, tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdoa. 4.2 Saran Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan itu lah yang membuat hidup kita menjadi lebih berarti di dunia ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Selain itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Tuhan YME. Dengan usaha dan doa yang seimbang, diharapkan kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa untuk terus mencoba.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Mustopo, M. Habib. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1989. Sulaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Offset. 1988. http://gegehare.blogspot.com/2011/04/ilmu-budaya-dasar-bab-9-manusia- dan.html http://ibdjk.blogspot.com/2013/01/makna-harapan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan http://mahisaajy.blogspot.com/2011/05/persamaan-harapan-dan-cita- cita.html http://skyrider27.blogspot.com/2010/06/manusia-dan-harapan.html