1. Menemukenali nilai2 luhur kearifan
lokal daerah khususnya kabupaten
grobogan yang sesuai dengan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)
Calon Guru Penggerak A 9
Kelompok A1
modul 1.1.a.5.2
2. Kelompok A1
Ketua : Idih Tri Relianto
Notulen : Zuhry Yudha Yuana Putra
Penyaji : Yulita Mayasari
Moderator: Anita Dwi Wulandari
Penanya & Penjawab : Marifatul
Khasanah, Dwi Henny Widyastuti,
Anita Dwi Wulandari
3. Sosio Kultural
Sosio-kultural (sosiokultural) juga
didefinisikan sebagai gagasan- gagasan,
kebiasaan, keterampilan, seni, dan alat yang
memberi ciri pada sekelompok orang tertentu
pada waktu tertentu. Sosiokultural adalah
sebuah sistem dari pola-pola terpadu yang
mengatur perilaku manusia (Condon 1973: 4).
4. Ing Ngarso Sung Tulodho,
Ing Madyo Mangun Karso,
Tut wuri handayani
Semboyan Ki Hadjar Dewantara
5. Artinya harus mampu memberikan suri
tauladan yang baik kepada siswa
Ing Ngarso Sung Tulodho
6. Artinya ketika berada di tengah-
tengah siswa harus dapat
membangun niat, motivasi dan
semangat siswa ke dalam hal yang
positif
Ing Madyo Mangun Karso
7. Artinya ketika berada di belakang
harus dapat memberikan dorongan
kepada siswa
Tut wuri handayani
8. Sedekah Bumi
Upacara sedekah bumi sendiri adalah tradisi yang
dilakukan pada awal bulan Muharam atau Syura. Acara
ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang
Maha Kuasa karena telah memberikan bumi tempat
kita berpijak dengan segala rezeki berupa hasil bumi
untuk keberlangsungan hidup manusia.
Kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya di
Kabupaten Grobogan yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yaitu :
Src: Antara Foto
9. Yasinan
Yasinan, adalah membaca surat Yasin secara
bersama-sama, baik setiap malam Jumat atau
malam-malam tertentu di masjid, mushalla atau
di rumah-rumah, sedang Tahlil, artinya
pengucapan kalimat Laa ilaaha illallaah. Tahlilan
artinya bersama-sama melakukan doa bagi orang
yang sudah meninggal dunia.
Kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya di
Kabupaten Grobogan yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yaitu :
10. Kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya di
Kabupaten Grobogan yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yaitu :
Sambatan
Sambatan adalah kegiatan gotong royong yang sering
dilakukan di daerah-daerah pedesaan yang ada di berbagai
wilayah di Jawa Tengah,Jawa Timur dan D.I.Yogyakarta.
Sambatan sering dilaksanakan ketika ada warga yang akan
membangun rumah. Kegiatan ini biasanya dikerjakan pada
proses pendirian tiang penyangga genteng rumah atau
biasa disebut dengan kuda-kuda. Kegiatan pendirian kayu
penyangga/penopang genteng ini disebut dengan "ngedekne
omah" dalam bahasa jawa.
Src: Tribun Jateng
11. Kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya di
Kabupaten Grobogan yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yaitu :
Pitulasan
Kegiatan untuk memperingati HUT RI yang biasanya berisi
berbagai jenis kegiatan. Kegiatan itu biasanya meliputi
upacara bendera, rangkaian perlombaan yang diadakan
di lingkungan setempat, menghias rumah, dan ditutup
dengan malam kesenian.
12. Bagaimana pemikiran KHD dapat di kontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai
luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter
murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks
lokal sosio budaya di daerah anda?
Sedekah Bumi
Cinta Lingkungan
Persatuan dan Kesatuan
Pelestarian Budaya
Rasa Syukur Kepada Tuhan
Keimanan dan Ketaqwaan
Sambatan
Gotong royong
Kebersamaan
Toleransi
Yasinan
Keimanan dan Ketaqwaan
Persatuan dan Kesatuan
Pitulasan
Persatuan dan Kesatuan
Kebersamaan
Sportivitas
Nasionalisme
13. "Sambatan"
Dengan sambatan akan menebalkan karakter
dan laku murid sesuai profil pelajar pancasila
yaitu : Gotong royong
Salah satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku
murid di kelas atau sekolah yang sesuai dengan konteks lokal
sosial budaya di Kabupaten Grobogan adalah :
14. Alisa (ambil lima sampah)
Menebalkan karakter : budi
pekerti, gotong royong,
kebersamaan,
Contoh kegiatan yang bisa diterapkan
di kelas atau sekolah
15. Jumat Bersih
Menebalkan karakter :
Gotong royong, Cinta
lingkungan, Kebersamaan
Contoh kegiatan yang bisa diterapkan
di kelas atau sekolah
16. Jumat Sehat (Sarapan Gizi
Seimbang)
Menebalkan karakter :
Kebersamaan, Berbagi, Tolong
menolong, Kreativitas, peduli
lingkungan, hidup sehat
Contoh kegiatan yang bisa diterapkan
di kelas atau sekolah
17. Tantangan
Fenomena anak saat ini tidak terbiasa menjaga
kebersihan dan membersihkan lingkungan sekitar
jadi ada perasaan malas untuk bersama-sama
menjaga kebersihan
18. Solusi
Pembiasaan-pembiasaan baik, mungkin bisa diawali
dengan bentuk "paksaan" secara halus
Misalnya meminta anak tiap pagi mengambil sampah
minimal 5 sampah sebelum memulai pembelajaran
Atau bersama-sama mengambil sampah yang ada di
bawah meja masing-masing sebelum pulang sekolah
20. Tanggapan
Moderator sudah jelas susunannya
PPT disertai gambar untuk memperjelas
materi
Penyajian materi runtut dan jelas serta
pantunnya mantab.
Pak Toni
21. Masukan
Tambahan : Yang sudah hafal surat, diminta
membawa makanan sebagai upaya tradisi
sedekah bumi (seperti kataman)
Bu Arum
22. Tanya Jawab
Apakah kegiatan setoran Ayat tersebut
turut aktif dalam pembelajaran.
Sudah dilaksanakan, setiap hari sabtu
setor ayat sebanyak 2 surat.
Pagi Hari atau kapan?
Pagi hari 15 menit sebelum
pembelajaran
23. Tanya Jawab
Apakah kegiatan setoran Ayat dalam 15
menit sudah mencakup semua anak? Maju
satu-satu atau bersama?
Setiap minggu cukup 2 surat, setiap
anak maju dan ada catatan
perkembangannya
Pak Tri
24. Tanya Jawab
Sudah disampaikan dengan komplit. Bagaimana
peran guru dalam mengajar dengan menggunakan
teori sosio kultural?
Perwujudan nilai sosio kultural gotong royong
dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Selain itu piket kelas, ambil sampah. Mulai dari
hal-hal yang sederhana
Bu Ari
25. Tanya Jawab
Bagaimana mengakomodir agama berbeda-beda
saat pembelajaran yang berpedoman pada
sosiokulutal yasinan?
Untuk yang beragama berbeda diakomodir
dengan kegiatan berdoa / sembahyang sesuai
agama dengan pendampingan yang sama oleh
guru.
Pak Toni
26. Tanya Jawab
Sebagian besar pengajar agama di SD hanya yang
beragama islam, untuk yang beragama lain seakan-
akan kurang terlayani oleh guru mapel.
Bisa dengan bekerja sama dengan instansi
sekitar yang memiliki tenaga pengajar yang
sesuai dengan agama anak.
Pak Tri