Buku ini membahas tentang disiplin positif yang berfokus pada pembentukan kesadaran internal dan konsekuensi logis bukan hukuman. Prinsip-prinsip disiplin positif antara lain kesadaran internal, konsekuensi logis, dukungan bukan hadiah, memahami bukan menghakimi, serta mengendalikan diri bukan mengendalikan orang lain."
2. Daftar Isi
• Pendahuluan
• Prinsip #1 | Kesadaran Internal Bukan Kendali Luar
• Pronsip #2 | Konsekwensi Logis bukan Hukuman
• Prinsip #3 | Dukungan bukan Hadiah
• Prinsip #4 | Knkesi Sebelum Koreksi
• Prinsip #5 | Memahami bukan Menghakimi
• Prinsip #6 | Mengendalikan diri bukan Mengendalikan Orang lain
• Prinsip #7 | Lembut Sekaligus Tegas
• Profil Penulis
• Daftar Pustaka
3. “Kemampuan Untuk Disiplin & Menunda
Kesenangan Jangka Pendek untuk
Meraih Tujuan Jangka Panjang, Adalah
resep Sukses yang tidak Tergantikan.”
- Brian Tracy
4. Pendahuluan
• Eksperimen Masrshmallow: 1960-an Walter Mischel dari
Stanford University melakukan eksperimen. Ia meminta anak kcil
duduk sendirian dalam ruagan selama 15 menit. Dengan syarat tidak
boleh memakan marsshmallow yang ada di depannya.
• Dari 600 anak yang di tes hanya 1/3 yang berhasil menahan godaan.
Dan pada 1990 dialakukan penelitan terhadapa anak-anak yang
pernah dites tsb. Hasilnya anak-anak yang lulus tes marshallow
memiliki hidup lebih baik. Sedangkan anak-anak yang tidak tahan uji,
lebih mudah tergoda narkoba, tindakan kriminal dan umumnya
hidupnya kacau.
5. Dari penelitian tersebut para ahli menyimpulkan
“Kemampuan Untuk Disiplin & Menunda Kesenangan Jangka Pendek
untuk Meraih Tujuan Jangka Panjang, Adalah resep Sukses yang tidak
Tergantikan.”
Prinsip disiplin dari penelitian di atas adalah disiplin yang muncul dari
pengendalian diri, bukan kontrol dari luar. Si anak duduk sendiri di
dalam tanpa kontrol, arahan, dan hukuman jika dia melanggar. Semua
keputusan berada penuh dalam keputusan si anak.
Reinald Kasali dalam bukunya Self Driving menyebut dua tipe manusia, ada tipe Driver ada tipe
Passengger. Para pemimpin sukses adalah yang mampu menjadi driver bagi dirinya sendiri. Dan menjadi
pengendali penuh atas hidupnya untuk mencapai ap[a yang dicita-citakan, tak perduli seberat apapun
godaan yang ia temukan di tengah jalan.
6. Sayangnya konsep disiplin yang diterapkan dalam sistim pembelajaran
kita mengarah pada ketaatan jangka pendek yang dikontrol oleh
otoritas dan identik dengan hukuman. Perilaku disiplin dilakukan saat
ada yang mengawasi, karena takut hukuman. Pakai helm krn takut
polisi. Siswa melakukan kedisplinan di sekolah dan ada yang
mengawasi. Di jalanan perilaku disiplin tidak kelihatan.
Dalam mendidik seorang manusia tentu saja berbeda dengan
membentuk perilaku tikus. Karena manusia memiliki kesadaran internal
dan mampu menciptakan makna atas apa yang dia lakukan. Disinilah
disiplin positif berperan. Pembentukan sikap disiplin dengan
menumbuhkan kesadaran internal dan menumbuhkan ketaatan
jangka panjang dan memelihara harga diri kemanusiaan.
7. DISIPLIN BIASA VS DISIPLIN POSITIF
DISIPLIN BIASA DISIPLIN POSITIF
KENDALI EKSTERNAL KENDALI INTERNAL
HUKUMAN DAN IMBALAN KONSEKWENSI LOGIS DAN DUKUNAN
FOKUS PADA PERILAKU FOKUS PADA MOTIF DIBALIK PERILAKU
PERATURAN DIBUAT OLEH YANG BERKUASA PERTAURAN DIBUAT BERSAMA
KETAATAN JANGKA PENDEK KETAATAN JANGKA PANJANG
PERILAKU TIDAK DISIPLIN DIANGGAP SEBGAI
ANCAMAN YANG MENGGANGGU
PERILAKU TIDAK DISIPLIN DIANGGAP SBG
KESEMPATAN MENGAJARKAN KARAKTER
PENDIDIK SBG POLSI DAN HAKIM PENDIDIK SBG DETEKTIF
10. Mendorong Mobil Mogok
- Shidiq dan les membaca cepat yang diberikan ortu
-Shidiq cenderung motorik, suka kegiatan luar ruang. Petualanagn, naik
gunung
- Shidiq mengidolakan Fielsa basari
Menekan tombol mobil
- Diberi tantangan menulis buku, Shidiq menyambut antusias. Pengen
seperti Fielsa Basari sang idola.
- Tantangan menulis buku menyalakan tombol mobil.
11. Kendali dari luar vs Kendali dari dalam
Kendali Luar Kesadaran Internal
Melihat anak sbg Objek Melihat Anak sbg Subjek
Mengubah anak Membantu anak untuk mengubah dirinya sendiri
Mengasumsikan anak itu secara negatif: pemalas, dan
tidak mau belajar. Oaru berpean menjadikannya
positif
Berasumsi anak sudah punya modal positif. Pada
dasarnya anak adl pembelajar sejati. Orang dewasa
hanya perlu menjaga dan menumbuhkan.
Anak diperlakukan sbg mobil mogok yang perlu ditarik
dan didorong dari belakang
Anak itu mobil super canggih yang bisa berjalan
sendiri (Self Driving car) kita hanya perlu memahami
tombol-tombol untuk menyalakan
Mendidik seperti mengisi ember kosong sampai
penuh luber
Mendidik adalah menyalakan dan memelihara apinya
agar tetap menyala dan membesar.
Berceramah memberi pengetahuan Menginspirasi dan memotivasi
Taat saat ada yang mengontol Ada atau tidak ada yang mengontrol tetap taat pada
prinsip yang dipegang
12. Manusia punya kemampuan memerintahkan
dirinya sendiri
• Mungkin kita pernah lihat tulisan “JANGAN TENGOK KIRI” biasanya
pikiran kita malah akan memerintah sebaliknya. Rasa penasaran
memerintahkan diri kita untuk melakukan yang dilarang.
• Saat Ortu Shidiq memerintahkan untuk membaca, Shidiq tak
bergeming. Namun saat diberi inspirasi dan tantangan, secara
otomatis Shidiq memerintahkan dirinya sendiri untuk melakukan yang
ingin dia lakukan.
• Dalam diri kita ada sebuah energi yang memerintahkan untuk
memaksa diri melakukan sesuatu. Mungkin ini yang disebut “will
Power’ yang mendasari adanya kesadaran internal.
• Kenali dan temukan 10 tombol ajaib yg dapat menghidupkan.
13. 10 Tombol Ajaib
Anak yang kita anggap mobil mogok itu, sebetulnya adl mobil supercanggih. Tapi krn kita tidak tahu
tombol untuk menyalakannya, maka kita malah mendorongnya. seolah mobil mogok. Jika kita
memahami dan tahu cara mengaktifkan tombol ini, maka mobil canggih itu dapat melaju kencang
secara otomatis
Kesenangan (JOY) Kebutuhan (Need)
Kebanggan (Pride) Manfaat (Benefit)
Keingintahuan (Curiosity) Tantangan (Chalengge)
Minat (Passion) Keyakinan (Faith)
Purpose (Tujuan) Makna (Meaning)
14. 10 tombol dan contohnya
Budi Selalu bersemangat berlatih, karena dia ingin jadi atlet profesioanl Tujuan (Purpose)
Wati selalu tidur tepat waktu karena kalau tidur terlalu malam, paginya terlambat
sekolah
Manfaat (Benefit)
Dani giat membantu ayahnya berjualan karena dia punya banyak adik yang perlu
banyak biaya
Kebutuhan (Need)
Meskipun gagal beberapa kali, Dino tak bosan mengulangi permainna itu hingga
berhasil
Tantangan (Challenge)
Kaka terus membaca novel tersbut hingga berjilid-jilid karena ingin tahu ending
ceritanya
Keingintahuan
(Curriosity)
Meskipun kemampuannya pas-pasan Dini terus belajar karena yakin njika sungguh-
sungguh pasti bisa mencapai tujuan
Keyakinan (Faith)
Wawan selalu menyisihkan uang jajanya untuk disumbangkan kepada orang yang
membutuhkan. Meskipun kecil, tpai Wawan merasa dirinya lebih berharga
Makna (Meaning)
Belajar matematika 2 jam dgn Bu Sinta asyik tidak membosankan, krn menggunakan
metode bermain
Kesenganan (Joy)
Setiap liburan Didi selalu naik gunung. Uang jajanya habis dibelikan berbagai Minat (passion)
15. Pertanyaan untuk mengaktifkan 10 tombol
Apa yg membuat anak kita senang dan asyik dalam melakukanaktifitas?
Apa yang membuat anak kita merasa bangga dan keren?
Rasa ingin tahu apa yang bisa menggerakannya?
Apa minat dan hobi yang dia senang lakukan, bahkan siap berkorban waktu dan uang demi
minatnya itu?
Apa yg didambakan dan dicita-citaka? Siapa sosok yang diidolakan sbg sosok masa depannya?
Apa kebutuhan khas yang dia siap berkorban untuk memenuhinya?
Apa hal yg mereka anggap bermanfaat buat dirinya? Pengalaman apa yang harus kita berikan
agar dia memahami manfaat atas apa yang harus dilakukannya?
Apa tantangan yang membuat dia terpacu untuk menjalani tantangan itu?
Apa keyakinan positif ttg dirinya yg membuat dia selalu optimis? Apa keyakinan negatif yg
membuat dirinya sulit dan ragu melakukan sesuatu?
Apa yg membuat dia merasa bermakna? Pengalaman apa yg pernah dialami yg menurutnya
memberikan makna tersendiri?
16. Cerita
• Dedikasi Tukang Kuci: Memastikan keselamatan Tamu (300 kamr
hotel)
• 3 tukang bangunan: (1) Mengakut batu, (2) membuat bangnan, (3)
menyediakan tempat ibadah dan mengaggungkan Tuhan.
17. TUJUAN HIDUPKU (LIFE PURPOSE)
Untuk mengaktifkan tombol tujuan hidup (Life Purpose), kita bisa mengajak anak membuat sejarah
masa depan. Sejarah masa depan dimulai darri akhir (start from the end), yaitu saat menutup hidup
kita. Pada setiap fase, tliskan secara detil keadaan saat itu termasuk apa yang sudah dicapai, dimiliki,
dan yang sudah dikontribusikan.
Ketika aku dikuburkan
Ketika aku usia 60 tahun
Ketika aku usia 40 tahun
Ketika aku usia 25 tahun
Ketika aku usia 17 tahun
18. Apa Manfaat Bagiku?
Untik mengaktifkan tombol manfaat kita bisa mengajak anak untuk mencari tahu, manfaat dari suatu
aktifitas
Apa manfaat sholat bagiku?
Apa manfaat belajar matematika untuk kesuksesan hidupku?
Apa ,anfaat tidur dan bangun tepat waktu?
Apa manfaat kebiasaan membaca buku?
Apa manfaat makan sayur buat tubuhku?
19. Menemukan Bakat & Minat
Coba identifikasi dgn rumus 4E berikut ini:
1. Enjoy: Tuliskan apa aktifitas yang membuat anak asyik saat
melakukknya?
2. Easy: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi, aktifitas yang anak
mudah mempelajari dan menguasainya
3. Excellent: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi, aktifitas yang anak
lakukan dgn kualitas dan hasil di atas rata-rata
4. Earn: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi aktifitas yang bisa
memberi manfaat
22. Betulkah Hukuman Mebuat Jera?
• Bani mogok sekolah karena distrap di depan siswa lainnya.
• Menciderai harga diri Bani, akhirnya bani minta pindah sekolah.
Mengukum di depan publik sangat biasa dilakukan, alasanya agar anak jera dan memberi
pelajaran pada anak yang lain agar jangan coba-coba melakukan pelanggaran serupa.
namun ada beberap hal yg tidak disadari oleh para pendidik;
1. Guru dan ortu adaalah pendidik, bukan hakim. Sekolah adalah tempat belajar termasuk
melakukan kesalahan, bukan pengadilan untuk untuk mengadili pelaku kesalahan.
2. Pendidik merasa sudah melaksanakan tugasnya dgn menghukum, padahal tugasnya
adalah mendampingi anak untuk belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.
3. Dgn hukuman kita menganggap yg dihukum akan jera, padahal ada 4 efek samping
akibat hukuman
23. 4 Efek Samping Jangka Panjang Hukuman
• Ini Nggak adil, SAYA NGGAK PERCAYA SAMA ORANG DEWASA
(RESSENTMENT)
• SAYA AKAN MELAKUKAN YANG SEBALIKNYA, SAYA BUKTIKAN KALAU
SAYA PUNYA CARA SENDIRI. (REBELLION)
• MEREKA SEKARANG BOLEH SENANG, TAPI LIHAT NANTI
PEMBALASANKU (REVENGE)
• LAIN KALI AKU NGGAK BAKAL KETAHUAN (RETREAT)
24. KONSEKUENSI LOGIS
• Konsekuensi logis berbeda dengan hukuman, hukuman dijatuhkan
sbg vonis atas perilaku, sementara konsekuensi logis adalah akibat
yang sudah diketahui dan disepakati sebelumnya atas pilihan anak.
• Memberikan konsekuensi logis kepada anak/ siswa yag melanggar,
harus dgn motif memberikan pengalaman kepada anak tersebut
untuk memahami konsekuensi dari pilihannya. tidak adanya
konsekuensi logis dapat memberikan pesan yg salah: segala boleh
alias permisif.
25. Hukuman VS Konsekuensi Logis
Fokus pada tindakan Melihat motif dibalik tindakan
Vonis dijatuhkan oleh yang memiliki
otoritas
Sebuah akibat alami yang dikatahui
bersama
Tujuannya agar ada efek jera Tujuannya agar mendapat pembelajaran
Kadang membuat terhukum merasa
dipermalukan
Harga dirinya harus tetap dijaga
Kesalahan dan pelanggaran seebagai
kesalahan dan aib
Kesalahan diterima dgn lapang dada dan
proses belajar
Selesai setelah proses hukuman
dijatuhkan
Dilakukan pendampingan untuk
membantu proses perubahan
26. Riset Dr. Vincent Feilliti dan Centers For
Disease control, pendekatan hukuman
(punishment) tidak efektif dlm menumbuhkan
kedisiplinan.
• Turun 75% dengan disiplin positif
27. 3R 1H: UNSUR KONSEKUENSI LOGIS
• RELATED: Konsekuensi logis harus terhubung dgn perilaku. Misal
melanggar kesepakatan dgn kebersihakn konsekuensi harus
berhubungan dgn kebersihan
• RESPECTFUL: Konsekuensi logis harus menjaga harga diri, tidak boleh
mempermalukan dan menjatuhkan harga diri
• REASONABLE: Konsekuensi logis harus seimbang dengan kadar
perilakunya. Tidak berlebihan secara beban dan sesuai kapasitas
anak.
• HELPFUL: Membantu anak untuk memperbaiki bukan malah
menimbulkan efek samping berupa dendam atau menarik diri.
28. JIKA-MAKA
POLA KONSEKUENSI LOGIS
• Pola konsekuensi logis mengikuti hukum alam. Sehingga penerapan
konsekuensi logis secara tidak langsung mengajarkan anak untuk
dapat selaras dengan sunatulloh. Tidak selaras dengan sunatulloh
akan mengakibatkan kerusakan sistim.
29. 3 JENIS KONSEKUENSI LOGIS
1. BREAK IT --> FIX IT
Jika merusak atau menghilangkan --> maka harus memperbaiki atau mengganti
Jika mengotori --> Maka harus membersihkan
2. ABUSE IT --> LOSE IT
Jika menyalahgunakan waktu belajar--> Maka kehilangan waktu bermain untuk
belajar
Jika menggunak HP melebihi waktu --> maka jatah main HP dikurangi
3. NEGATIVE ATTITUDE --POSITIVE TIME OUT
jika mengganggu secar berulang--> maka harus dipisahkan dari grup diberi jeda
Jika membully --> maka harus dipulangkan dan diberi pelatihan dan
pendampingan khusus
30. POSSITIVE TIME OUT
• Ada waktu anak butuh break khusus dan tidak bisa mengikuti aktifitas
normal. Jika dibiarkan mereka menggangu jalannya proses KBM
• Umumnya di setrap, ini efektif dl jangka pendek. Namin tidak dalam
jangka panjang.
• Alternatifnya ada area khusus POSSITIVE TIME OUT yaitu area yg
didesain khusus untuk siswa menenagkan diri sementara.
31. LANGKAH MENYIAPKAN AREA POSSITIVE TIME
OUT
• Jelaskan dulu apa itu POSSITIVE TIME OUT. Juga tujuan adanya area
Possitive time out
• Minta usulan nama yang keren untuk area ini
• Ajak siswa untuk mendesain dan menata area ini
• Dalam penerapan, hindari kesan yang ke area ini sbg terhukum
• Jika ada siswa yang menggangu, guru bisa mengajukan pertanyaan,
“Apakah kamu mau ke area damai dulu, agar kamu bisa lebih tenang?
• Lakukan evaluasi agar area ini tidak menjadi tempat pelarian
34. Hadiah: Sogokan Adiktif
Hadiah dari Ibu. Dini diiming-imingi hadiah oleh ibunya, bila membersihakan dan
merapikan kamarny yg acak-acakan. Namun setalh menerima hadiah dari ibu, kamar
kembali acak-acakan.
Ibupun kembali memberi iming-iming hadiah yg sama, namun Dini tak bergeming, malah
meminta hadiah yang lebih besar.
• Tiap org suka hadiah. Hadiah bisa jadi lat motivasi efektif
• Namun coba pikirkan sejenak, apa pesan yg diterima anak dari hadiah
tersebbut? Apakah akan tumbuh kesadaran jangka panjang ttg mgp mrk harus
melakukan itu? Atau mereka laukakn krn ada hadiah? apakah mereka fokus
pada perilaku atau hadianya?
• Hadiah bisa jadi adiktif, yang mematikan kesadaran internal yang menjadi
semangat inti dari disiplin positif.
35. Kohn, A (1993) Punishmet by Reward: The troubke
with gold star, incentive plan, A’s, Prasie and other
bribes, Boston Houghton miffin
• Menurut riset Kohn, hadih (stiker, permen, pujian) adalah sogokan
yang dapat menurunkan motivasi internal siswa
• Siswa tidak lagi termotivasi melakukan perilaku tertentu ketika unsur
hadiah dihilangkan.
• Karena hadiah tidak membantu membangun rasa tanggung jawab,
resillensi (ketangguhan) dan motivasi internal.
36. HADIAH LEBIH BERMAKNA
• Jika ingin memberi hadiah lakukan dengan spontan sebagai kejutan.
• Hadiah dalam bentuk fisik Kadang hanya memberi kepuasan sesaat
• ita beri hadiah yang lebih bermakna berupa NONFSIK berupa
DUKUNGAN atau encouragement. Kata-kata positif yang membekas
dihatinya dan memberi dampak positif dalam jangka panjang.
37. Dukungan VS Pujian
(Encouragement vs Praise)
spesik dan fokus pada perilaku
“kamu sudah bekerja keras, kamu layak dapat
prestasi itu)”
Global dan fokus pada orang
“Kamu hebat!”
Anak sbg Subjek
“Kamu pasti bangga pada dirimu”
Orang dewasa sbg subjek
“Ibu/bapak padamu”
Memberi Kepercayaan
“Ibu/bpk percaya kamu bisa belajar dari kesalahan”
Org dewasa sbg pengontrol
“Ibu/bpk senang kamu mendengan nasihat kami”
Fokus pada usaha dan progres
“Kamu sdh berlatih sangat keras, kamu pasti bisa”
Fokus pada kesempurnaan
“Wah suaramu merdu sekali”
Mendorong anak mengaluasi diri
“Semester ini kamu lebih baik dari semeser lalu”
Mendorong membandingkan dengan orang lain
“Hebat kamu dapat nilai paling besar dikelasmu””
Mendorong keberanian
“semua yg belajar pasti pernah jatuh, ayo coba
terus.”
Menjadi takut berbuat salah
“Kamu memang anak patuh, tidak pernah
mengecewakan ibu”
38. • Dr. Carol dweck, Stanford university: Hasil Riset, pujian berefek negatif
pada siswa. Siswa yg mendapat pujian saat menyelesaikan suatu soal,
dia cenderung memilih soal yang mudah. Demi mempertahankan
pujian. Siswa tidak berani mengambil resiko, takut melakukan kesalah
dan mengalami penurunan motivasi.
• Sebailknya siswa yang mendapat dukungan cenderung lebih berani
mengambil resiko dan tidak taku salah. Mereka terdorong mencoba
hal baru berupaya untuk berkontribusi, dan memiliki motivasi tinggi.
41. HANYA ORANG YANG PEDULI KEPADA
ANDA YANG BISA MENDENGAR SAAT
ANDA DIAM
42. koreksi pak Deni dan Koneksi Bu Dina
• Saat bagian piket membersihakan kelas, Dani hanya duduk dipojok kelas. Melihat Dani yg
tidak menjalankan tugasnya, pak Deni langsung dgn nada tinggi menyuruh dani untuk
bekerja. bukannya bekerja Dani langsung melempar sapu dan pergi keluar kelas.
• Bu Dina melihat kejadian itu, dan menghampiri Dani di pojok taman.
• “Kelihatnnya kamu sedang marah karrena kesal?”. Tanya bu Dina. “Iya saya kesal, setiap
piket kebersihan selalu saya yg capek bekerja, sementara tema-teman lain hanya
menonton, tetapi saya yg selalu disalahkan.”
• Bu Dina menengar dan mengangguk menunjukan empati. “ibu faham dgn kekesalnmu.
Bu Dina tahu dan semua org tahu Dani adl anak yg bertanggung jawab. Tidak peduli
apakah yg lain bertanggung jawab atau tidak. Kamu pasti dan selalu menyelesaikan
tanggung jawab.” Stelah tenang Dani pun melanjutkan tugas membersihkan kelas.
• Apa perbedaan pak Deni dan Bu Dina?
43. MENGENDALIKAN LAYANGAN PUTUS
• Kita tak mungkin mengendalikan layangan yg putus, harus baikan
dulu.
• bangun hubungan terlebih dahulu.
• Kita kadang merasa lebih dahulu dan selalu ingin memberi tahu.
• Kesalahan Umum sbg:
Memerintah atau melarang: “Kamu ndak usah berpikir seperti itu,
jangan sedih”
Bereaksi dan mengkoreksi: “Jangan begitu, bisa lebih sopan ndak sih?”
Berceramah: “Seharusnya kamu lebih rajin, karena rajin pangkal
pandai, hemat pangkal kaya.”
44. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN SAPAAN
• Berdiri di depan pintu saat pagi dan menyapa siswa yg datang ke
kelas dengan sapaan yang hangat
• Mengingat dan menyebut nama siswa dgn tapat dan lengkap
• Memberikan Apresiasi, “terima kasih kamu datang tepat waktu.”
• Menanyakan hal spesifik, yg menandakan kita paham cukup dalam
ttg siswa. “Boleh tahu dari semua buku tere liye, mana yg paling
favorit”?
• Memberikan komentar positif pada hal kecil, misalnya potongan
rambut, pakaian bagus, dll.
• Sapaan dgn dibarengi salaman dan tos, atau membuat gerakan
sendiri yg khas.
45. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN GESTUR
• Memberikan pelukan dan belaian (sesuai gender)
• Memberikan sapu tangan atau tisu pada yg sedang menangis
• merendahkan posisi sehingga posisi mata sejajar
• Menawari makanan dan posisi duduk bersama
• Mengobrol dikamar anak terkait hal2 santai
• bermain bersama
46. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN VALIDASI EMOSI
• Setiap orang merasa perlu dipahami. Validasi emosi adalah cara untuk
menunjukan kita paham apa yg dirasakan anak;
• Menebak dan mengungkapkan apa yg sepertinya anak rasakan;
“Sepertinya kamu kecewa sekali”, “apakah kamu marah”?
• Tunjukan empati dan siap membantu: “Ibu peduli sekali dgn apa yg
terjadi padamu, ibu siap mendengar jika kau mau cerita.”
47. Membangun koneksi dengan memberi
kepercayaan
Anak remaja membutuhkan kepercayaan diri dari orang dewasa untuk mencoba banyak hal bau tanpa
dihantui rasa takut salah dan gagal.Beri kepercayaan meski siswa mengalami kesulitan menangani.
Tapi percayalah siswa akan belajar dari kesulitan. Orang dewasa hanya perlu memberikan bimbingan
agar kepercayaan itu dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa.
Atmosfer yang diharapkan Sistim yang harus dibangun
Merasa aman dan nyaman menceritakan hal pribadi
tanpa takut dipermalukan dihakimi atau dibocorkan
Membuat mekanisme konseling, pendampingan dan
teman curhat yang komitmen menjaga rahasia
Berani bertanya dikelas tanpa takut dianggap bodoh menetapka kelas sbg wilayah aman bertanya, semua
pertanyaan adl bagus
Berani mencoba tanpa takut dicemooh gagal Membuat sistim penghargaan berdasar proses bukan
hanya hasil.
Diberikan wewenang mengatur dan mengelola
kehidupan sendiri
peraturan sekolah dibuat melibatkan siswa
Mendorong anak mengevaluasi diri sendiri Penghargaan bagi org yang berani bertanggung jawab
dan mengakui kesalahan
Diberi kepercayaan untuk mengatasi konflik dan
permasalahan mereka sendiri
Mekanisme mediasi teman sebaya, atau pertemuan
kelas untuk membahas masalah dan konflik
48. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN MEMBERIKAN
PERHATIAN
Caring diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan kata peduli
dan perhatian. Perhatian mengandung kata dasar hati. Artinya kita
memberikan hati kita pada orang yg kita beri perhatian. rang yg peduli
dari hati pasti diterima oleh hati juga.
Banyak guru atau ortu “merasa” sdh memberi perhatian. Tapi siswa
merasa tidak mendapat perhatian. Cara membuktikannya adlah
dengan bertanya pada orang yg diberi perhatian. Pastikan bahwa
perhatian yg diberikan sudah sesuai dgn penagkapan dan harapan
orang yang menerimanya.
Perhatian dan kepedulian itu menular. Jika kita tidak memberikan
perhatian dan kepedulian yang cukup, maka siswa tidak akan peduli
pada temannya. Sekolah bermasalah biasanya karena defisit perhatian
dari orang dewasa.
49. 5 TIPE BAHASA CINTA
• DALAM BENTUK KATA-KATA
• KESEDIAAN MENEMANI
• MEMBERI CINDERA MATA
• KONTAK FISIK
• BEKERJASAMA (MELAYANI DAN MEMBANTU) DENGAN MEREKA
50. MEMBERI PERHATIAN MENDENGAR AKTIF
• Siswa akan mendengarkan jika merasa didengarkan
• Sadari betap sering kita menginterupsi, menjelaskan, menceramahi.
• Berikan kepercayaan pada siswa/anak. Mereka sebetulnya faham,
tidak perlu diceramahi. mereka hanya perlu didengar.
• Untuk menjadi pendengar yg baik terapkan jurus DENGAR JANG
51. DENGAR JANG
• D edikasikan waktu dan diri kita untuk mendengar, jika kita menunjukan totalitadalam mendengar siswa
akan mendengarkan kita
• E kspresi ditunjukan. Tunukan bahwa kita berempati terhadap yg siswa ceritkan.
• N etralkan posisi. Jangan mendebat, menyalahkan atau mengoreksi
• G angguan hilangkan. jangan ada hal yg bisa mendistraksi, misal HP
• A mati pembicaraan, bukan hanya kata yg diucapkan juga maksud yang ada dibaliknya.
• R espon. Validitas emosi sebelum kita memberi tanggapan
• JANG an dipotong. Tutup mulut jangan potong pembicraan
52. Dr. Kathryn Wentzel University of Maryland
• Survey atas 167 siswa, menemukan perhatian dan kepedulian guru,
sangat terkait dengan motivasi dan tanggung jawab siswa.
• Tschannen dan Moran: Semakin peduli dan perhatian guru terhadap
siswa, semakin kecil peluang siswa melakukan penyimpangan. Riset
ini juga menunjukan bahwa cara paling efektif menangani siswa di
sekolah bermasalah adalah dengan meningkatkan perhatian terhadap
siswa.
53. Jika siswa tidak memiliki perhatian dan kepedulian apada temannya, bisa jadi siswa
di sekolah tersebut tidak mendapat cukup perhatian dari gurunya.
Quiz
• Sudahkan anda senyum apapun kondisinya?
• Sudahkan anda menyambut siswa di depan kelas?
• Sudahkah anda melakukan salam tanpa menunggu siswa melakukan salam terlebih
dahulu?
• Sudahkan anda menyapa dgn tulus?
• Sudahkah anda menyebut nama lengkap bahkan menyebut sesuatu yg detil ttg siswa?
• Sudahkah memiliki spesial time dengan siswa?
• Sudahkah menjadi teman curhat siswa?
• Sudahkah anda menawarkan bantuan kepada yg terlihat butuh bantuan?
54. Mengoreksi dengan mengungkapkan bukan
menyalahkan
• Umumnya komunikasi saat ada masalah adalah dengan menyalahkan
atau menyerang.
• “Kamu membuat saya marah!”, “mereka membuat saya down”
• Bahasa menggambarkan; semua yang terjadi salah orang lain, kita
tidak bertanggung jawab, kita tidak bisa memegang kendali atas diri
kita.
• Bahasa seperti ini kan mengundang reaksi bertahan tau menyerang
balik lawan bicara. Dan konflikpun dimulai.
55. RUMUS I MESSAGE
• Saya ...(Perasaan) tentang ...(Masalahnya apa) saya ingin ...(apa keinginan kita)
• Contoh kasus: sandal dipinjam tanpa ijin padahal kita hendak memakainya.
“kamu selalu bikin saya kesal” --> Ubah pakai rumus I message “ saya kesal
karena sandal dipinjam tanpa ijin. kalau mau minjem harusnya bilang dulu”
Dengan ini lawan bicara kita tahu:
- tahu perasaan kita
- tidak merasa disalahkan
- Jelas apa yg seharusnya dilakukan dimasa akan datang kalau mau pakai sandal
orang lain.
56. MENGOREKSI DENGAN FOKUS PADA APA YANG
AKAN DILAKUKAN
• Dgn prisnsip redirection dan distraction, mengaburkan aktifitas yg
hendak dilarang dan mengarahkan pada aktifitas yg akan dilakukan.
• “Jangan main games terus” ---> “Kita main mobil2an yuk.”
57. MENGOREKSI DENGAN FOKUS PADA SOLUSI HASIL
BERSAMA
• “JANGAN TIDUR TERUS! AYO KERJAKAN TUGASNYA” ---> “BGM KALAU
KITA BIKIN JADWAL HARIAN?”
MENGOREKSI DENGAN JURUS BURGER
• Mengapit koreksi dengan dua koneksi yang berupa encouragement/dukungan.
Sehinggadirasa sebagai bentuk perhatian.
• Diawalai koneksi, ditengahnya koreksi, lalu diakhiri dengan koneksi lagi
• “Kamu sudah mengerhakan upaya terbaikmu” (Koneksi)
• “Bgm agar kamu bisa mengurangi waktu nonton, dan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk latihan?” (Koreksi)
• “ibu Percaya kamu pasti bisa” (Koneksi)
60. TELAT LAGI
Untuk sekian kali agus telat lagi, pak Budi yang melihatnya langsung
menghardik dengan ucapan “dasar tukang telat”. akibatnya Agus malah
sering telat dan akhirnya pindah sekolah.
Di sekolah baru agus masih saja telat. Kali ini Bu Wiwin yang mendapati
Agus telat lagi berkata, “Apa yg bisa ibu bantu agar besok kamu bisa
datang tepat waktu?” Lalu Asu bercerita ttg kondisinya di rumah yg
menyebabkan ia sering telat.
Ternyata setiap pagi Agus harus menjaga warung, krn ortu Agus harus
mengatrakan adik Agus ke TK. dari info ini Bu wiwin berusaha
berkomunikasi dgn ortu Agus.
61. • Judgmental Statement: Pak Agus menyikapi Agus dgn kesal dan
menggunakan peryataan yang menghakimi. (Judgmental Statement
• Curiousity Question: Bu wiwin menyikapi keterlambatan agus dgn
penuh keingin tahuan dan keinginan mencari solusi dgn
menggunakan pertanyaan yg menggali (curiousity Question)
Pernyataan Menghakimi Pertanyaan yang menggali
Didasari rasa kesal dan ketidakmampuan kita
mengendalikan emosi dan situasi
Didasari keinginan membantu dan mencari solusi
Fokus pada perilaku yang terlihat Fokus pada sesuatu dibalik perilaku, penyebab
terjadinya perilaku tsbt
Anak merasa akan dihakimi dan tidak ada keinigan
untuk berubah
Anak akan merasa dimengerti, ehingga muncul
keinginan untuk berubah
62. JADI DETEKTIF
4 MOTIF DIBALIK TINDAKAN
• MODEL CAPER
• MODEL BOS
• MODEL BAPER
• MODEL MINDER
63. MODEL CAPER
• DUKUNGAN:
- Menemani saat makan siang
- tertawa saat mereka cerita lucu
-Ngobrol dan dengar cerita mereka
Bawah sadar Caper:
- saya merasa berharga, kalau diberi perhatian spesial
- Perhatikan saya, libatkan saya agar saya merasa spesial.
Responnya:
- Tunjukan perjatian tanpa pelayanan berlebihan
- Alihkan dgn melibatkan
- Buat deal
-Sampaikan bahwa permintaannya akan dipenuhi pada waktu lain
memberikan kesempatan dengan pembatasan
71. • LEMBUT DAN TEGAS
• LEMBEK DAN KERAS
• KESALAHAN TENTANG KELEMBUTAN; TIDK TEGA, MENYENANGKAN
HATI, MENYELAMTKAN, MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BERLEBIHAN,
MEMANJAKAN, IKUT MENGATUR, MEMBERI TERLALU BANYAK
PILIHAN.
• LEMBUT DAN TEGAS MENGGUNAKAN “DAN”
• PILIHAN TERBATAS UNTUK OWEN
• JURUS GERAK TANPA KATA
• FOLLOW THROUGH, MENGAWAL PERUBAHAN: (1) DISKUSI GALI
MASALAH, (2) DISKUSI TEMUKAN SOLUSI, (3) SEPAKAT DGN WAKTU
DAN DEADLINE, (4) BERSIAP MENGAWAL