SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
DISIPLIN POSITIF
Irfan Amalee
Cetakan ke-2 Agustus 2020
Daftar Isi
• Pendahuluan
• Prinsip #1 | Kesadaran Internal Bukan Kendali Luar
• Pronsip #2 | Konsekwensi Logis bukan Hukuman
• Prinsip #3 | Dukungan bukan Hadiah
• Prinsip #4 | Knkesi Sebelum Koreksi
• Prinsip #5 | Memahami bukan Menghakimi
• Prinsip #6 | Mengendalikan diri bukan Mengendalikan Orang lain
• Prinsip #7 | Lembut Sekaligus Tegas
• Profil Penulis
• Daftar Pustaka
“Kemampuan Untuk Disiplin & Menunda
Kesenangan Jangka Pendek untuk
Meraih Tujuan Jangka Panjang, Adalah
resep Sukses yang tidak Tergantikan.”
- Brian Tracy
Pendahuluan
• Eksperimen Masrshmallow: 1960-an Walter Mischel dari
Stanford University melakukan eksperimen. Ia meminta anak kcil
duduk sendirian dalam ruagan selama 15 menit. Dengan syarat tidak
boleh memakan marsshmallow yang ada di depannya.
• Dari 600 anak yang di tes hanya 1/3 yang berhasil menahan godaan.
Dan pada 1990 dialakukan penelitan terhadapa anak-anak yang
pernah dites tsb. Hasilnya anak-anak yang lulus tes marshallow
memiliki hidup lebih baik. Sedangkan anak-anak yang tidak tahan uji,
lebih mudah tergoda narkoba, tindakan kriminal dan umumnya
hidupnya kacau.
Dari penelitian tersebut para ahli menyimpulkan
“Kemampuan Untuk Disiplin & Menunda Kesenangan Jangka Pendek
untuk Meraih Tujuan Jangka Panjang, Adalah resep Sukses yang tidak
Tergantikan.”
Prinsip disiplin dari penelitian di atas adalah disiplin yang muncul dari
pengendalian diri, bukan kontrol dari luar. Si anak duduk sendiri di
dalam tanpa kontrol, arahan, dan hukuman jika dia melanggar. Semua
keputusan berada penuh dalam keputusan si anak.
Reinald Kasali dalam bukunya Self Driving menyebut dua tipe manusia, ada tipe Driver ada tipe
Passengger. Para pemimpin sukses adalah yang mampu menjadi driver bagi dirinya sendiri. Dan menjadi
pengendali penuh atas hidupnya untuk mencapai ap[a yang dicita-citakan, tak perduli seberat apapun
godaan yang ia temukan di tengah jalan.
Sayangnya konsep disiplin yang diterapkan dalam sistim pembelajaran
kita mengarah pada ketaatan jangka pendek yang dikontrol oleh
otoritas dan identik dengan hukuman. Perilaku disiplin dilakukan saat
ada yang mengawasi, karena takut hukuman. Pakai helm krn takut
polisi. Siswa melakukan kedisplinan di sekolah dan ada yang
mengawasi. Di jalanan perilaku disiplin tidak kelihatan.
Dalam mendidik seorang manusia tentu saja berbeda dengan
membentuk perilaku tikus. Karena manusia memiliki kesadaran internal
dan mampu menciptakan makna atas apa yang dia lakukan. Disinilah
disiplin positif berperan. Pembentukan sikap disiplin dengan
menumbuhkan kesadaran internal dan menumbuhkan ketaatan
jangka panjang dan memelihara harga diri kemanusiaan.
DISIPLIN BIASA VS DISIPLIN POSITIF
DISIPLIN BIASA DISIPLIN POSITIF
KENDALI EKSTERNAL KENDALI INTERNAL
HUKUMAN DAN IMBALAN KONSEKWENSI LOGIS DAN DUKUNAN
FOKUS PADA PERILAKU FOKUS PADA MOTIF DIBALIK PERILAKU
PERATURAN DIBUAT OLEH YANG BERKUASA PERTAURAN DIBUAT BERSAMA
KETAATAN JANGKA PENDEK KETAATAN JANGKA PANJANG
PERILAKU TIDAK DISIPLIN DIANGGAP SEBGAI
ANCAMAN YANG MENGGANGGU
PERILAKU TIDAK DISIPLIN DIANGGAP SBG
KESEMPATAN MENGAJARKAN KARAKTER
PENDIDIK SBG POLSI DAN HAKIM PENDIDIK SBG DETEKTIF
Prinsip #1
Kesadaran Internal
BUKAN Kendali
DISIPLINADALAHJEMBATANANTARA
TUJUANDANPENCAPAIAN
Mendorong Mobil Mogok
- Shidiq dan les membaca cepat yang diberikan ortu
-Shidiq cenderung motorik, suka kegiatan luar ruang. Petualanagn, naik
gunung
- Shidiq mengidolakan Fielsa basari
Menekan tombol mobil
- Diberi tantangan menulis buku, Shidiq menyambut antusias. Pengen
seperti Fielsa Basari sang idola.
- Tantangan menulis buku menyalakan tombol mobil.
Kendali dari luar vs Kendali dari dalam
Kendali Luar Kesadaran Internal
Melihat anak sbg Objek Melihat Anak sbg Subjek
Mengubah anak Membantu anak untuk mengubah dirinya sendiri
Mengasumsikan anak itu secara negatif: pemalas, dan
tidak mau belajar. Oaru berpean menjadikannya
positif
Berasumsi anak sudah punya modal positif. Pada
dasarnya anak adl pembelajar sejati. Orang dewasa
hanya perlu menjaga dan menumbuhkan.
Anak diperlakukan sbg mobil mogok yang perlu ditarik
dan didorong dari belakang
Anak itu mobil super canggih yang bisa berjalan
sendiri (Self Driving car) kita hanya perlu memahami
tombol-tombol untuk menyalakan
Mendidik seperti mengisi ember kosong sampai
penuh luber
Mendidik adalah menyalakan dan memelihara apinya
agar tetap menyala dan membesar.
Berceramah memberi pengetahuan Menginspirasi dan memotivasi
Taat saat ada yang mengontol Ada atau tidak ada yang mengontrol tetap taat pada
prinsip yang dipegang
Manusia punya kemampuan memerintahkan
dirinya sendiri
• Mungkin kita pernah lihat tulisan “JANGAN TENGOK KIRI” biasanya
pikiran kita malah akan memerintah sebaliknya. Rasa penasaran
memerintahkan diri kita untuk melakukan yang dilarang.
• Saat Ortu Shidiq memerintahkan untuk membaca, Shidiq tak
bergeming. Namun saat diberi inspirasi dan tantangan, secara
otomatis Shidiq memerintahkan dirinya sendiri untuk melakukan yang
ingin dia lakukan.
• Dalam diri kita ada sebuah energi yang memerintahkan untuk
memaksa diri melakukan sesuatu. Mungkin ini yang disebut “will
Power’ yang mendasari adanya kesadaran internal.
• Kenali dan temukan 10 tombol ajaib yg dapat menghidupkan.
10 Tombol Ajaib
Anak yang kita anggap mobil mogok itu, sebetulnya adl mobil supercanggih. Tapi krn kita tidak tahu
tombol untuk menyalakannya, maka kita malah mendorongnya. seolah mobil mogok. Jika kita
memahami dan tahu cara mengaktifkan tombol ini, maka mobil canggih itu dapat melaju kencang
secara otomatis
Kesenangan (JOY) Kebutuhan (Need)
Kebanggan (Pride) Manfaat (Benefit)
Keingintahuan (Curiosity) Tantangan (Chalengge)
Minat (Passion) Keyakinan (Faith)
Purpose (Tujuan) Makna (Meaning)
10 tombol dan contohnya
Budi Selalu bersemangat berlatih, karena dia ingin jadi atlet profesioanl Tujuan (Purpose)
Wati selalu tidur tepat waktu karena kalau tidur terlalu malam, paginya terlambat
sekolah
Manfaat (Benefit)
Dani giat membantu ayahnya berjualan karena dia punya banyak adik yang perlu
banyak biaya
Kebutuhan (Need)
Meskipun gagal beberapa kali, Dino tak bosan mengulangi permainna itu hingga
berhasil
Tantangan (Challenge)
Kaka terus membaca novel tersbut hingga berjilid-jilid karena ingin tahu ending
ceritanya
Keingintahuan
(Curriosity)
Meskipun kemampuannya pas-pasan Dini terus belajar karena yakin njika sungguh-
sungguh pasti bisa mencapai tujuan
Keyakinan (Faith)
Wawan selalu menyisihkan uang jajanya untuk disumbangkan kepada orang yang
membutuhkan. Meskipun kecil, tpai Wawan merasa dirinya lebih berharga
Makna (Meaning)
Belajar matematika 2 jam dgn Bu Sinta asyik tidak membosankan, krn menggunakan
metode bermain
Kesenganan (Joy)
Setiap liburan Didi selalu naik gunung. Uang jajanya habis dibelikan berbagai Minat (passion)
Pertanyaan untuk mengaktifkan 10 tombol
Apa yg membuat anak kita senang dan asyik dalam melakukanaktifitas?
Apa yang membuat anak kita merasa bangga dan keren?
Rasa ingin tahu apa yang bisa menggerakannya?
Apa minat dan hobi yang dia senang lakukan, bahkan siap berkorban waktu dan uang demi
minatnya itu?
Apa yg didambakan dan dicita-citaka? Siapa sosok yang diidolakan sbg sosok masa depannya?
Apa kebutuhan khas yang dia siap berkorban untuk memenuhinya?
Apa hal yg mereka anggap bermanfaat buat dirinya? Pengalaman apa yang harus kita berikan
agar dia memahami manfaat atas apa yang harus dilakukannya?
Apa tantangan yang membuat dia terpacu untuk menjalani tantangan itu?
Apa keyakinan positif ttg dirinya yg membuat dia selalu optimis? Apa keyakinan negatif yg
membuat dirinya sulit dan ragu melakukan sesuatu?
Apa yg membuat dia merasa bermakna? Pengalaman apa yg pernah dialami yg menurutnya
memberikan makna tersendiri?
Cerita
• Dedikasi Tukang Kuci: Memastikan keselamatan Tamu (300 kamr
hotel)
• 3 tukang bangunan: (1) Mengakut batu, (2) membuat bangnan, (3)
menyediakan tempat ibadah dan mengaggungkan Tuhan.
TUJUAN HIDUPKU (LIFE PURPOSE)
Untuk mengaktifkan tombol tujuan hidup (Life Purpose), kita bisa mengajak anak membuat sejarah
masa depan. Sejarah masa depan dimulai darri akhir (start from the end), yaitu saat menutup hidup
kita. Pada setiap fase, tliskan secara detil keadaan saat itu termasuk apa yang sudah dicapai, dimiliki,
dan yang sudah dikontribusikan.
Ketika aku dikuburkan
Ketika aku usia 60 tahun
Ketika aku usia 40 tahun
Ketika aku usia 25 tahun
Ketika aku usia 17 tahun
Apa Manfaat Bagiku?
Untik mengaktifkan tombol manfaat kita bisa mengajak anak untuk mencari tahu, manfaat dari suatu
aktifitas
Apa manfaat sholat bagiku?
Apa manfaat belajar matematika untuk kesuksesan hidupku?
Apa ,anfaat tidur dan bangun tepat waktu?
Apa manfaat kebiasaan membaca buku?
Apa manfaat makan sayur buat tubuhku?
Menemukan Bakat & Minat
Coba identifikasi dgn rumus 4E berikut ini:
1. Enjoy: Tuliskan apa aktifitas yang membuat anak asyik saat
melakukknya?
2. Easy: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi, aktifitas yang anak
mudah mempelajari dan menguasainya
3. Excellent: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi, aktifitas yang anak
lakukan dgn kualitas dan hasil di atas rata-rata
4. Earn: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi aktifitas yang bisa
memberi manfaat
PRINSIP #2
Konsekuensi Logis
BUKAN Hukuman
Betulkah Hukuman Mebuat Jera?
• Bani mogok sekolah karena distrap di depan siswa lainnya.
• Menciderai harga diri Bani, akhirnya bani minta pindah sekolah.
Mengukum di depan publik sangat biasa dilakukan, alasanya agar anak jera dan memberi
pelajaran pada anak yang lain agar jangan coba-coba melakukan pelanggaran serupa.
namun ada beberap hal yg tidak disadari oleh para pendidik;
1. Guru dan ortu adaalah pendidik, bukan hakim. Sekolah adalah tempat belajar termasuk
melakukan kesalahan, bukan pengadilan untuk untuk mengadili pelaku kesalahan.
2. Pendidik merasa sudah melaksanakan tugasnya dgn menghukum, padahal tugasnya
adalah mendampingi anak untuk belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.
3. Dgn hukuman kita menganggap yg dihukum akan jera, padahal ada 4 efek samping
akibat hukuman
4 Efek Samping Jangka Panjang Hukuman
• Ini Nggak adil, SAYA NGGAK PERCAYA SAMA ORANG DEWASA
(RESSENTMENT)
• SAYA AKAN MELAKUKAN YANG SEBALIKNYA, SAYA BUKTIKAN KALAU
SAYA PUNYA CARA SENDIRI. (REBELLION)
• MEREKA SEKARANG BOLEH SENANG, TAPI LIHAT NANTI
PEMBALASANKU (REVENGE)
• LAIN KALI AKU NGGAK BAKAL KETAHUAN (RETREAT)
KONSEKUENSI LOGIS
• Konsekuensi logis berbeda dengan hukuman, hukuman dijatuhkan
sbg vonis atas perilaku, sementara konsekuensi logis adalah akibat
yang sudah diketahui dan disepakati sebelumnya atas pilihan anak.
• Memberikan konsekuensi logis kepada anak/ siswa yag melanggar,
harus dgn motif memberikan pengalaman kepada anak tersebut
untuk memahami konsekuensi dari pilihannya. tidak adanya
konsekuensi logis dapat memberikan pesan yg salah: segala boleh
alias permisif.
Hukuman VS Konsekuensi Logis
Fokus pada tindakan Melihat motif dibalik tindakan
Vonis dijatuhkan oleh yang memiliki
otoritas
Sebuah akibat alami yang dikatahui
bersama
Tujuannya agar ada efek jera Tujuannya agar mendapat pembelajaran
Kadang membuat terhukum merasa
dipermalukan
Harga dirinya harus tetap dijaga
Kesalahan dan pelanggaran seebagai
kesalahan dan aib
Kesalahan diterima dgn lapang dada dan
proses belajar
Selesai setelah proses hukuman
dijatuhkan
Dilakukan pendampingan untuk
membantu proses perubahan
Riset Dr. Vincent Feilliti dan Centers For
Disease control, pendekatan hukuman
(punishment) tidak efektif dlm menumbuhkan
kedisiplinan.
• Turun 75% dengan disiplin positif
3R 1H: UNSUR KONSEKUENSI LOGIS
• RELATED: Konsekuensi logis harus terhubung dgn perilaku. Misal
melanggar kesepakatan dgn kebersihakn konsekuensi harus
berhubungan dgn kebersihan
• RESPECTFUL: Konsekuensi logis harus menjaga harga diri, tidak boleh
mempermalukan dan menjatuhkan harga diri
• REASONABLE: Konsekuensi logis harus seimbang dengan kadar
perilakunya. Tidak berlebihan secara beban dan sesuai kapasitas
anak.
• HELPFUL: Membantu anak untuk memperbaiki bukan malah
menimbulkan efek samping berupa dendam atau menarik diri.
JIKA-MAKA
POLA KONSEKUENSI LOGIS
• Pola konsekuensi logis mengikuti hukum alam. Sehingga penerapan
konsekuensi logis secara tidak langsung mengajarkan anak untuk
dapat selaras dengan sunatulloh. Tidak selaras dengan sunatulloh
akan mengakibatkan kerusakan sistim.
3 JENIS KONSEKUENSI LOGIS
1. BREAK IT --> FIX IT
Jika merusak atau menghilangkan --> maka harus memperbaiki atau mengganti
Jika mengotori --> Maka harus membersihkan
2. ABUSE IT --> LOSE IT
Jika menyalahgunakan waktu belajar--> Maka kehilangan waktu bermain untuk
belajar
Jika menggunak HP melebihi waktu --> maka jatah main HP dikurangi
3. NEGATIVE ATTITUDE --POSITIVE TIME OUT
jika mengganggu secar berulang--> maka harus dipisahkan dari grup diberi jeda
Jika membully --> maka harus dipulangkan dan diberi pelatihan dan
pendampingan khusus
POSSITIVE TIME OUT
• Ada waktu anak butuh break khusus dan tidak bisa mengikuti aktifitas
normal. Jika dibiarkan mereka menggangu jalannya proses KBM
• Umumnya di setrap, ini efektif dl jangka pendek. Namin tidak dalam
jangka panjang.
• Alternatifnya ada area khusus POSSITIVE TIME OUT yaitu area yg
didesain khusus untuk siswa menenagkan diri sementara.
LANGKAH MENYIAPKAN AREA POSSITIVE TIME
OUT
• Jelaskan dulu apa itu POSSITIVE TIME OUT. Juga tujuan adanya area
Possitive time out
• Minta usulan nama yang keren untuk area ini
• Ajak siswa untuk mendesain dan menata area ini
• Dalam penerapan, hindari kesan yang ke area ini sbg terhukum
• Jika ada siswa yang menggangu, guru bisa mengajukan pertanyaan,
“Apakah kamu mau ke area damai dulu, agar kamu bisa lebih tenang?
• Lakukan evaluasi agar area ini tidak menjadi tempat pelarian
PRINSIP #3
DUKUNGAN BUKAN
HADIAH
Hadiah: Sogokan Adiktif
Hadiah dari Ibu. Dini diiming-imingi hadiah oleh ibunya, bila membersihakan dan
merapikan kamarny yg acak-acakan. Namun setalh menerima hadiah dari ibu, kamar
kembali acak-acakan.
Ibupun kembali memberi iming-iming hadiah yg sama, namun Dini tak bergeming, malah
meminta hadiah yang lebih besar.
• Tiap org suka hadiah. Hadiah bisa jadi lat motivasi efektif
• Namun coba pikirkan sejenak, apa pesan yg diterima anak dari hadiah
tersebbut? Apakah akan tumbuh kesadaran jangka panjang ttg mgp mrk harus
melakukan itu? Atau mereka laukakn krn ada hadiah? apakah mereka fokus
pada perilaku atau hadianya?
• Hadiah bisa jadi adiktif, yang mematikan kesadaran internal yang menjadi
semangat inti dari disiplin positif.
Kohn, A (1993) Punishmet by Reward: The troubke
with gold star, incentive plan, A’s, Prasie and other
bribes, Boston Houghton miffin
• Menurut riset Kohn, hadih (stiker, permen, pujian) adalah sogokan
yang dapat menurunkan motivasi internal siswa
• Siswa tidak lagi termotivasi melakukan perilaku tertentu ketika unsur
hadiah dihilangkan.
• Karena hadiah tidak membantu membangun rasa tanggung jawab,
resillensi (ketangguhan) dan motivasi internal.
HADIAH LEBIH BERMAKNA
• Jika ingin memberi hadiah lakukan dengan spontan sebagai kejutan.
• Hadiah dalam bentuk fisik Kadang hanya memberi kepuasan sesaat
• ita beri hadiah yang lebih bermakna berupa NONFSIK berupa
DUKUNGAN atau encouragement. Kata-kata positif yang membekas
dihatinya dan memberi dampak positif dalam jangka panjang.
Dukungan VS Pujian
(Encouragement vs Praise)
spesik dan fokus pada perilaku
“kamu sudah bekerja keras, kamu layak dapat
prestasi itu)”
Global dan fokus pada orang
“Kamu hebat!”
Anak sbg Subjek
“Kamu pasti bangga pada dirimu”
Orang dewasa sbg subjek
“Ibu/bapak padamu”
Memberi Kepercayaan
“Ibu/bpk percaya kamu bisa belajar dari kesalahan”
Org dewasa sbg pengontrol
“Ibu/bpk senang kamu mendengan nasihat kami”
Fokus pada usaha dan progres
“Kamu sdh berlatih sangat keras, kamu pasti bisa”
Fokus pada kesempurnaan
“Wah suaramu merdu sekali”
Mendorong anak mengaluasi diri
“Semester ini kamu lebih baik dari semeser lalu”
Mendorong membandingkan dengan orang lain
“Hebat kamu dapat nilai paling besar dikelasmu””
Mendorong keberanian
“semua yg belajar pasti pernah jatuh, ayo coba
terus.”
Menjadi takut berbuat salah
“Kamu memang anak patuh, tidak pernah
mengecewakan ibu”
• Dr. Carol dweck, Stanford university: Hasil Riset, pujian berefek negatif
pada siswa. Siswa yg mendapat pujian saat menyelesaikan suatu soal,
dia cenderung memilih soal yang mudah. Demi mempertahankan
pujian. Siswa tidak berani mengambil resiko, takut melakukan kesalah
dan mengalami penurunan motivasi.
• Sebailknya siswa yang mendapat dukungan cenderung lebih berani
mengambil resiko dan tidak taku salah. Mereka terdorong mencoba
hal baru berupaya untuk berkontribusi, dan memiliki motivasi tinggi.
PRINSIP #4
KONEKSI SEBELUM
KOREKSI
HANYA ORANG YANG PEDULI KEPADA
ANDA YANG BISA MENDENGAR SAAT
ANDA DIAM
koreksi pak Deni dan Koneksi Bu Dina
• Saat bagian piket membersihakan kelas, Dani hanya duduk dipojok kelas. Melihat Dani yg
tidak menjalankan tugasnya, pak Deni langsung dgn nada tinggi menyuruh dani untuk
bekerja. bukannya bekerja Dani langsung melempar sapu dan pergi keluar kelas.
• Bu Dina melihat kejadian itu, dan menghampiri Dani di pojok taman.
• “Kelihatnnya kamu sedang marah karrena kesal?”. Tanya bu Dina. “Iya saya kesal, setiap
piket kebersihan selalu saya yg capek bekerja, sementara tema-teman lain hanya
menonton, tetapi saya yg selalu disalahkan.”
• Bu Dina menengar dan mengangguk menunjukan empati. “ibu faham dgn kekesalnmu.
Bu Dina tahu dan semua org tahu Dani adl anak yg bertanggung jawab. Tidak peduli
apakah yg lain bertanggung jawab atau tidak. Kamu pasti dan selalu menyelesaikan
tanggung jawab.” Stelah tenang Dani pun melanjutkan tugas membersihkan kelas.
• Apa perbedaan pak Deni dan Bu Dina?
MENGENDALIKAN LAYANGAN PUTUS
• Kita tak mungkin mengendalikan layangan yg putus, harus baikan
dulu.
• bangun hubungan terlebih dahulu.
• Kita kadang merasa lebih dahulu dan selalu ingin memberi tahu.
• Kesalahan Umum sbg:
Memerintah atau melarang: “Kamu ndak usah berpikir seperti itu,
jangan sedih”
Bereaksi dan mengkoreksi: “Jangan begitu, bisa lebih sopan ndak sih?”
Berceramah: “Seharusnya kamu lebih rajin, karena rajin pangkal
pandai, hemat pangkal kaya.”
MEMBANGUN KONEKSI DENGAN SAPAAN
• Berdiri di depan pintu saat pagi dan menyapa siswa yg datang ke
kelas dengan sapaan yang hangat
• Mengingat dan menyebut nama siswa dgn tapat dan lengkap
• Memberikan Apresiasi, “terima kasih kamu datang tepat waktu.”
• Menanyakan hal spesifik, yg menandakan kita paham cukup dalam
ttg siswa. “Boleh tahu dari semua buku tere liye, mana yg paling
favorit”?
• Memberikan komentar positif pada hal kecil, misalnya potongan
rambut, pakaian bagus, dll.
• Sapaan dgn dibarengi salaman dan tos, atau membuat gerakan
sendiri yg khas.
MEMBANGUN KONEKSI DENGAN GESTUR
• Memberikan pelukan dan belaian (sesuai gender)
• Memberikan sapu tangan atau tisu pada yg sedang menangis
• merendahkan posisi sehingga posisi mata sejajar
• Menawari makanan dan posisi duduk bersama
• Mengobrol dikamar anak terkait hal2 santai
• bermain bersama
MEMBANGUN KONEKSI DENGAN VALIDASI EMOSI
• Setiap orang merasa perlu dipahami. Validasi emosi adalah cara untuk
menunjukan kita paham apa yg dirasakan anak;
• Menebak dan mengungkapkan apa yg sepertinya anak rasakan;
“Sepertinya kamu kecewa sekali”, “apakah kamu marah”?
• Tunjukan empati dan siap membantu: “Ibu peduli sekali dgn apa yg
terjadi padamu, ibu siap mendengar jika kau mau cerita.”
Membangun koneksi dengan memberi
kepercayaan
Anak remaja membutuhkan kepercayaan diri dari orang dewasa untuk mencoba banyak hal bau tanpa
dihantui rasa takut salah dan gagal.Beri kepercayaan meski siswa mengalami kesulitan menangani.
Tapi percayalah siswa akan belajar dari kesulitan. Orang dewasa hanya perlu memberikan bimbingan
agar kepercayaan itu dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa.
Atmosfer yang diharapkan Sistim yang harus dibangun
Merasa aman dan nyaman menceritakan hal pribadi
tanpa takut dipermalukan dihakimi atau dibocorkan
Membuat mekanisme konseling, pendampingan dan
teman curhat yang komitmen menjaga rahasia
Berani bertanya dikelas tanpa takut dianggap bodoh menetapka kelas sbg wilayah aman bertanya, semua
pertanyaan adl bagus
Berani mencoba tanpa takut dicemooh gagal Membuat sistim penghargaan berdasar proses bukan
hanya hasil.
Diberikan wewenang mengatur dan mengelola
kehidupan sendiri
peraturan sekolah dibuat melibatkan siswa
Mendorong anak mengevaluasi diri sendiri Penghargaan bagi org yang berani bertanggung jawab
dan mengakui kesalahan
Diberi kepercayaan untuk mengatasi konflik dan
permasalahan mereka sendiri
Mekanisme mediasi teman sebaya, atau pertemuan
kelas untuk membahas masalah dan konflik
MEMBANGUN KONEKSI DENGAN MEMBERIKAN
PERHATIAN
Caring diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan kata peduli
dan perhatian. Perhatian mengandung kata dasar hati. Artinya kita
memberikan hati kita pada orang yg kita beri perhatian. rang yg peduli
dari hati pasti diterima oleh hati juga.
Banyak guru atau ortu “merasa” sdh memberi perhatian. Tapi siswa
merasa tidak mendapat perhatian. Cara membuktikannya adlah
dengan bertanya pada orang yg diberi perhatian. Pastikan bahwa
perhatian yg diberikan sudah sesuai dgn penagkapan dan harapan
orang yang menerimanya.
Perhatian dan kepedulian itu menular. Jika kita tidak memberikan
perhatian dan kepedulian yang cukup, maka siswa tidak akan peduli
pada temannya. Sekolah bermasalah biasanya karena defisit perhatian
dari orang dewasa.
5 TIPE BAHASA CINTA
• DALAM BENTUK KATA-KATA
• KESEDIAAN MENEMANI
• MEMBERI CINDERA MATA
• KONTAK FISIK
• BEKERJASAMA (MELAYANI DAN MEMBANTU) DENGAN MEREKA
MEMBERI PERHATIAN MENDENGAR AKTIF
• Siswa akan mendengarkan jika merasa didengarkan
• Sadari betap sering kita menginterupsi, menjelaskan, menceramahi.
• Berikan kepercayaan pada siswa/anak. Mereka sebetulnya faham,
tidak perlu diceramahi. mereka hanya perlu didengar.
• Untuk menjadi pendengar yg baik terapkan jurus DENGAR JANG
DENGAR JANG
• D edikasikan waktu dan diri kita untuk mendengar, jika kita menunjukan totalitadalam mendengar siswa
akan mendengarkan kita
• E kspresi ditunjukan. Tunukan bahwa kita berempati terhadap yg siswa ceritkan.
• N etralkan posisi. Jangan mendebat, menyalahkan atau mengoreksi
• G angguan hilangkan. jangan ada hal yg bisa mendistraksi, misal HP
• A mati pembicaraan, bukan hanya kata yg diucapkan juga maksud yang ada dibaliknya.
• R espon. Validitas emosi sebelum kita memberi tanggapan
• JANG an dipotong. Tutup mulut jangan potong pembicraan
Dr. Kathryn Wentzel University of Maryland
• Survey atas 167 siswa, menemukan perhatian dan kepedulian guru,
sangat terkait dengan motivasi dan tanggung jawab siswa.
• Tschannen dan Moran: Semakin peduli dan perhatian guru terhadap
siswa, semakin kecil peluang siswa melakukan penyimpangan. Riset
ini juga menunjukan bahwa cara paling efektif menangani siswa di
sekolah bermasalah adalah dengan meningkatkan perhatian terhadap
siswa.
Jika siswa tidak memiliki perhatian dan kepedulian apada temannya, bisa jadi siswa
di sekolah tersebut tidak mendapat cukup perhatian dari gurunya.
Quiz
• Sudahkan anda senyum apapun kondisinya?
• Sudahkan anda menyambut siswa di depan kelas?
• Sudahkah anda melakukan salam tanpa menunggu siswa melakukan salam terlebih
dahulu?
• Sudahkan anda menyapa dgn tulus?
• Sudahkah anda menyebut nama lengkap bahkan menyebut sesuatu yg detil ttg siswa?
• Sudahkah memiliki spesial time dengan siswa?
• Sudahkah menjadi teman curhat siswa?
• Sudahkah anda menawarkan bantuan kepada yg terlihat butuh bantuan?
Mengoreksi dengan mengungkapkan bukan
menyalahkan
• Umumnya komunikasi saat ada masalah adalah dengan menyalahkan
atau menyerang.
• “Kamu membuat saya marah!”, “mereka membuat saya down”
• Bahasa menggambarkan; semua yang terjadi salah orang lain, kita
tidak bertanggung jawab, kita tidak bisa memegang kendali atas diri
kita.
• Bahasa seperti ini kan mengundang reaksi bertahan tau menyerang
balik lawan bicara. Dan konflikpun dimulai.
RUMUS I MESSAGE
• Saya ...(Perasaan) tentang ...(Masalahnya apa) saya ingin ...(apa keinginan kita)
• Contoh kasus: sandal dipinjam tanpa ijin padahal kita hendak memakainya.
“kamu selalu bikin saya kesal” --> Ubah pakai rumus I message “ saya kesal
karena sandal dipinjam tanpa ijin. kalau mau minjem harusnya bilang dulu”
Dengan ini lawan bicara kita tahu:
- tahu perasaan kita
- tidak merasa disalahkan
- Jelas apa yg seharusnya dilakukan dimasa akan datang kalau mau pakai sandal
orang lain.
MENGOREKSI DENGAN FOKUS PADA APA YANG
AKAN DILAKUKAN
• Dgn prisnsip redirection dan distraction, mengaburkan aktifitas yg
hendak dilarang dan mengarahkan pada aktifitas yg akan dilakukan.
• “Jangan main games terus” ---> “Kita main mobil2an yuk.”
MENGOREKSI DENGAN FOKUS PADA SOLUSI HASIL
BERSAMA
• “JANGAN TIDUR TERUS! AYO KERJAKAN TUGASNYA” ---> “BGM KALAU
KITA BIKIN JADWAL HARIAN?”
MENGOREKSI DENGAN JURUS BURGER
• Mengapit koreksi dengan dua koneksi yang berupa encouragement/dukungan.
Sehinggadirasa sebagai bentuk perhatian.
• Diawalai koneksi, ditengahnya koreksi, lalu diakhiri dengan koneksi lagi
• “Kamu sudah mengerhakan upaya terbaikmu” (Koneksi)
• “Bgm agar kamu bisa mengurangi waktu nonton, dan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk latihan?” (Koreksi)
• “ibu Percaya kamu pasti bisa” (Koneksi)
PRINSIP #5
MEMAHAMI
BUKAN
MENGHAKIMI
TELAT LAGI
Untuk sekian kali agus telat lagi, pak Budi yang melihatnya langsung
menghardik dengan ucapan “dasar tukang telat”. akibatnya Agus malah
sering telat dan akhirnya pindah sekolah.
Di sekolah baru agus masih saja telat. Kali ini Bu Wiwin yang mendapati
Agus telat lagi berkata, “Apa yg bisa ibu bantu agar besok kamu bisa
datang tepat waktu?” Lalu Asu bercerita ttg kondisinya di rumah yg
menyebabkan ia sering telat.
Ternyata setiap pagi Agus harus menjaga warung, krn ortu Agus harus
mengatrakan adik Agus ke TK. dari info ini Bu wiwin berusaha
berkomunikasi dgn ortu Agus.
• Judgmental Statement: Pak Agus menyikapi Agus dgn kesal dan
menggunakan peryataan yang menghakimi. (Judgmental Statement
• Curiousity Question: Bu wiwin menyikapi keterlambatan agus dgn
penuh keingin tahuan dan keinginan mencari solusi dgn
menggunakan pertanyaan yg menggali (curiousity Question)
Pernyataan Menghakimi Pertanyaan yang menggali
Didasari rasa kesal dan ketidakmampuan kita
mengendalikan emosi dan situasi
Didasari keinginan membantu dan mencari solusi
Fokus pada perilaku yang terlihat Fokus pada sesuatu dibalik perilaku, penyebab
terjadinya perilaku tsbt
Anak merasa akan dihakimi dan tidak ada keinigan
untuk berubah
Anak akan merasa dimengerti, ehingga muncul
keinginan untuk berubah
JADI DETEKTIF
4 MOTIF DIBALIK TINDAKAN
• MODEL CAPER
• MODEL BOS
• MODEL BAPER
• MODEL MINDER
MODEL CAPER
• DUKUNGAN:
- Menemani saat makan siang
- tertawa saat mereka cerita lucu
-Ngobrol dan dengar cerita mereka
Bawah sadar Caper:
- saya merasa berharga, kalau diberi perhatian spesial
- Perhatikan saya, libatkan saya agar saya merasa spesial.
Responnya:
- Tunjukan perjatian tanpa pelayanan berlebihan
- Alihkan dgn melibatkan
- Buat deal
-Sampaikan bahwa permintaannya akan dipenuhi pada waktu lain
memberikan kesempatan dengan pembatasan
MODEL BOS
MODEL MINDER
MODEL BAPER
PRINSIP #6
MENGENDALIKAN DIRI
BUKAN
MENGENDALIKAN ANAK
KENDALIKAN DIRI BUKAN KENDALIKAN ANAK
• PETA EMOSI: Happy, Exited, Tender, Sad, Angry, Scared
• PAHAMI OTAK KITA: Limbik (Emaptik), Reptil (Fight or Flight),
Neokortek(Logis)
• RUMUS “TANYA”: Terima, Amati, Nikmati, Yakini, Aksi
• Gunakan pula Rumus TAREDIM: Talk to your self, Relax, Distract,
Imagine
RODA SOLUSI/WHEEL OF CHOICE
PRINSIP #7
LEMBUT
SEKALIGUS TEGAS
• LEMBUT DAN TEGAS
• LEMBEK DAN KERAS
• KESALAHAN TENTANG KELEMBUTAN; TIDK TEGA, MENYENANGKAN
HATI, MENYELAMTKAN, MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BERLEBIHAN,
MEMANJAKAN, IKUT MENGATUR, MEMBERI TERLALU BANYAK
PILIHAN.
• LEMBUT DAN TEGAS MENGGUNAKAN “DAN”
• PILIHAN TERBATAS UNTUK OWEN
• JURUS GERAK TANPA KATA
• FOLLOW THROUGH, MENGAWAL PERUBAHAN: (1) DISKUSI GALI
MASALAH, (2) DISKUSI TEMUKAN SOLUSI, (3) SEPAKAT DGN WAKTU
DAN DEADLINE, (4) BERSIAP MENGAWAL

More Related Content

What's hot

Aksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptx
Aksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptxAksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptx
Aksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptxSumardiMardi21
 
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptxPPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptxSantiAprilia7
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfIrman Ramly
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfIrman Ramly
 
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdf
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdfAksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdf
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdfSriWahyuni909323
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfIrman Ramly
 
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptxppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptxristina12
 
DISIPLIN POSITIF SMA NF.ppt
DISIPLIN POSITIF SMA NF.pptDISIPLIN POSITIF SMA NF.ppt
DISIPLIN POSITIF SMA NF.pptEdiSuryadi12
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKartinaKartina4
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...SriWahyuni909323
 
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxAKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxThesaFarizal1
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxkwartircabangmempawa
 
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxMateri  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxArmanDino4
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxAvepAhmadMuasirSpd
 
Aksi Nyata Keyakinan Kelas.pdf
Aksi Nyata Keyakinan Kelas.pdfAksi Nyata Keyakinan Kelas.pdf
Aksi Nyata Keyakinan Kelas.pdfAriWidodo29
 
Aksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptx
Aksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptxAksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptx
Aksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptxNUROHMANNUROHMAN2
 
2.1.a.10 Aksi Nyata.pptx
2.1.a.10 Aksi Nyata.pptx2.1.a.10 Aksi Nyata.pptx
2.1.a.10 Aksi Nyata.pptxChusnulLabib
 
Ppt penguatan pendampingan individu
Ppt  penguatan pendampingan individuPpt  penguatan pendampingan individu
Ppt penguatan pendampingan individuDian Sari
 
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxContoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxtrialianti
 

What's hot (20)

Aksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptx
Aksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptxAksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptx
Aksi Nyata - Keyakinan Kelas - M-Mustafa.pptx
 
PPT AKSI NYATA.pptx
PPT AKSI NYATA.pptxPPT AKSI NYATA.pptx
PPT AKSI NYATA.pptx
 
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptxPPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
 
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdf
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdfAksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdf
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdf
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
 
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptxppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
 
DISIPLIN POSITIF SMA NF.ppt
DISIPLIN POSITIF SMA NF.pptDISIPLIN POSITIF SMA NF.ppt
DISIPLIN POSITIF SMA NF.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
 
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxAKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
 
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxMateri  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
 
Aksi Nyata Keyakinan Kelas.pdf
Aksi Nyata Keyakinan Kelas.pdfAksi Nyata Keyakinan Kelas.pdf
Aksi Nyata Keyakinan Kelas.pdf
 
Aksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptx
Aksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptxAksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptx
Aksi Nyata Topik Layanan Dasar..pptx
 
2.1.a.10 Aksi Nyata.pptx
2.1.a.10 Aksi Nyata.pptx2.1.a.10 Aksi Nyata.pptx
2.1.a.10 Aksi Nyata.pptx
 
Ppt penguatan pendampingan individu
Ppt  penguatan pendampingan individuPpt  penguatan pendampingan individu
Ppt penguatan pendampingan individu
 
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxContoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
 

Similar to DISIPLIN POSITIF.pptx

Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfBrainyChen1
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017Firman Pratama
 
Memahami potensi diri
Memahami potensi diriMemahami potensi diri
Memahami potensi diriLSP3I
 
GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...
GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...
GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...budiyono67
 
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.pptPEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.pptjuju220822
 
Sinopsis - Menyiapkan anak jadi juara
Sinopsis - Menyiapkan anak jadi juaraSinopsis - Menyiapkan anak jadi juara
Sinopsis - Menyiapkan anak jadi juaraEsa Karima
 
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdfPPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdfssuserdab611
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptxAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptxSyariHasniyati
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfSyariHasniyati
 
Berbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptxBerbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptxAyuWs4
 
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah DuniaAppreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah DuniaKanaidi Ken Part II
 
Rukol Modul 1.4 kelompok 1.pptx
Rukol Modul 1.4 kelompok 1.pptxRukol Modul 1.4 kelompok 1.pptx
Rukol Modul 1.4 kelompok 1.pptxsangpencerah8
 
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptxBudaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptxAgus Cahyono
 
Materi Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptx
Materi Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptxMateri Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptx
Materi Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptxTBSMSMEKARIS
 
Presentasi kinerja_motivasi siswa
Presentasi kinerja_motivasi siswaPresentasi kinerja_motivasi siswa
Presentasi kinerja_motivasi siswasamypurnamydrachman
 
Inovasi kbm quantum-learning-teaching
Inovasi kbm quantum-learning-teachingInovasi kbm quantum-learning-teaching
Inovasi kbm quantum-learning-teachingAry Priyo Rinowo
 
Peran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptx
Peran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptxPeran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptx
Peran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptxCandraDewi69
 

Similar to DISIPLIN POSITIF.pptx (20)

Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
 
BERBAGI MODUL 1.4.pptx
BERBAGI MODUL 1.4.pptxBERBAGI MODUL 1.4.pptx
BERBAGI MODUL 1.4.pptx
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
 
Memahami potensi diri
Memahami potensi diriMemahami potensi diri
Memahami potensi diri
 
GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...
GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...
GURU MILENIAL_MENYIAPKAN ANAK cerdas TANGGUH berakhlaq_Kajian Neuroteaching_A...
 
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.pptPEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
 
Sinopsis - Menyiapkan anak jadi juara
Sinopsis - Menyiapkan anak jadi juaraSinopsis - Menyiapkan anak jadi juara
Sinopsis - Menyiapkan anak jadi juara
 
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdfPPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptxAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
 
Berbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptxBerbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptx
 
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah DuniaAppreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
 
Rukol Modul 1.4 kelompok 1.pptx
Rukol Modul 1.4 kelompok 1.pptxRukol Modul 1.4 kelompok 1.pptx
Rukol Modul 1.4 kelompok 1.pptx
 
Quantum learning 01
Quantum learning 01Quantum learning 01
Quantum learning 01
 
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptxBudaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
 
Materi Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptx
Materi Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptxMateri Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptx
Materi Webinar Budaya Positif_Ismi Nurianti.pptx
 
PPT Modul 1.4.pdf.pptx
PPT Modul 1.4.pdf.pptxPPT Modul 1.4.pdf.pptx
PPT Modul 1.4.pdf.pptx
 
Presentasi kinerja_motivasi siswa
Presentasi kinerja_motivasi siswaPresentasi kinerja_motivasi siswa
Presentasi kinerja_motivasi siswa
 
Inovasi kbm quantum-learning-teaching
Inovasi kbm quantum-learning-teachingInovasi kbm quantum-learning-teaching
Inovasi kbm quantum-learning-teaching
 
Peran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptx
Peran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptxPeran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptx
Peran Orangtua Remaja dalam Menumbuhkan Life Skill.pptx
 

Recently uploaded

FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 

Recently uploaded (6)

FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 

DISIPLIN POSITIF.pptx

  • 2. Daftar Isi • Pendahuluan • Prinsip #1 | Kesadaran Internal Bukan Kendali Luar • Pronsip #2 | Konsekwensi Logis bukan Hukuman • Prinsip #3 | Dukungan bukan Hadiah • Prinsip #4 | Knkesi Sebelum Koreksi • Prinsip #5 | Memahami bukan Menghakimi • Prinsip #6 | Mengendalikan diri bukan Mengendalikan Orang lain • Prinsip #7 | Lembut Sekaligus Tegas • Profil Penulis • Daftar Pustaka
  • 3. “Kemampuan Untuk Disiplin & Menunda Kesenangan Jangka Pendek untuk Meraih Tujuan Jangka Panjang, Adalah resep Sukses yang tidak Tergantikan.” - Brian Tracy
  • 4. Pendahuluan • Eksperimen Masrshmallow: 1960-an Walter Mischel dari Stanford University melakukan eksperimen. Ia meminta anak kcil duduk sendirian dalam ruagan selama 15 menit. Dengan syarat tidak boleh memakan marsshmallow yang ada di depannya. • Dari 600 anak yang di tes hanya 1/3 yang berhasil menahan godaan. Dan pada 1990 dialakukan penelitan terhadapa anak-anak yang pernah dites tsb. Hasilnya anak-anak yang lulus tes marshallow memiliki hidup lebih baik. Sedangkan anak-anak yang tidak tahan uji, lebih mudah tergoda narkoba, tindakan kriminal dan umumnya hidupnya kacau.
  • 5. Dari penelitian tersebut para ahli menyimpulkan “Kemampuan Untuk Disiplin & Menunda Kesenangan Jangka Pendek untuk Meraih Tujuan Jangka Panjang, Adalah resep Sukses yang tidak Tergantikan.” Prinsip disiplin dari penelitian di atas adalah disiplin yang muncul dari pengendalian diri, bukan kontrol dari luar. Si anak duduk sendiri di dalam tanpa kontrol, arahan, dan hukuman jika dia melanggar. Semua keputusan berada penuh dalam keputusan si anak. Reinald Kasali dalam bukunya Self Driving menyebut dua tipe manusia, ada tipe Driver ada tipe Passengger. Para pemimpin sukses adalah yang mampu menjadi driver bagi dirinya sendiri. Dan menjadi pengendali penuh atas hidupnya untuk mencapai ap[a yang dicita-citakan, tak perduli seberat apapun godaan yang ia temukan di tengah jalan.
  • 6. Sayangnya konsep disiplin yang diterapkan dalam sistim pembelajaran kita mengarah pada ketaatan jangka pendek yang dikontrol oleh otoritas dan identik dengan hukuman. Perilaku disiplin dilakukan saat ada yang mengawasi, karena takut hukuman. Pakai helm krn takut polisi. Siswa melakukan kedisplinan di sekolah dan ada yang mengawasi. Di jalanan perilaku disiplin tidak kelihatan. Dalam mendidik seorang manusia tentu saja berbeda dengan membentuk perilaku tikus. Karena manusia memiliki kesadaran internal dan mampu menciptakan makna atas apa yang dia lakukan. Disinilah disiplin positif berperan. Pembentukan sikap disiplin dengan menumbuhkan kesadaran internal dan menumbuhkan ketaatan jangka panjang dan memelihara harga diri kemanusiaan.
  • 7. DISIPLIN BIASA VS DISIPLIN POSITIF DISIPLIN BIASA DISIPLIN POSITIF KENDALI EKSTERNAL KENDALI INTERNAL HUKUMAN DAN IMBALAN KONSEKWENSI LOGIS DAN DUKUNAN FOKUS PADA PERILAKU FOKUS PADA MOTIF DIBALIK PERILAKU PERATURAN DIBUAT OLEH YANG BERKUASA PERTAURAN DIBUAT BERSAMA KETAATAN JANGKA PENDEK KETAATAN JANGKA PANJANG PERILAKU TIDAK DISIPLIN DIANGGAP SEBGAI ANCAMAN YANG MENGGANGGU PERILAKU TIDAK DISIPLIN DIANGGAP SBG KESEMPATAN MENGAJARKAN KARAKTER PENDIDIK SBG POLSI DAN HAKIM PENDIDIK SBG DETEKTIF
  • 10. Mendorong Mobil Mogok - Shidiq dan les membaca cepat yang diberikan ortu -Shidiq cenderung motorik, suka kegiatan luar ruang. Petualanagn, naik gunung - Shidiq mengidolakan Fielsa basari Menekan tombol mobil - Diberi tantangan menulis buku, Shidiq menyambut antusias. Pengen seperti Fielsa Basari sang idola. - Tantangan menulis buku menyalakan tombol mobil.
  • 11. Kendali dari luar vs Kendali dari dalam Kendali Luar Kesadaran Internal Melihat anak sbg Objek Melihat Anak sbg Subjek Mengubah anak Membantu anak untuk mengubah dirinya sendiri Mengasumsikan anak itu secara negatif: pemalas, dan tidak mau belajar. Oaru berpean menjadikannya positif Berasumsi anak sudah punya modal positif. Pada dasarnya anak adl pembelajar sejati. Orang dewasa hanya perlu menjaga dan menumbuhkan. Anak diperlakukan sbg mobil mogok yang perlu ditarik dan didorong dari belakang Anak itu mobil super canggih yang bisa berjalan sendiri (Self Driving car) kita hanya perlu memahami tombol-tombol untuk menyalakan Mendidik seperti mengisi ember kosong sampai penuh luber Mendidik adalah menyalakan dan memelihara apinya agar tetap menyala dan membesar. Berceramah memberi pengetahuan Menginspirasi dan memotivasi Taat saat ada yang mengontol Ada atau tidak ada yang mengontrol tetap taat pada prinsip yang dipegang
  • 12. Manusia punya kemampuan memerintahkan dirinya sendiri • Mungkin kita pernah lihat tulisan “JANGAN TENGOK KIRI” biasanya pikiran kita malah akan memerintah sebaliknya. Rasa penasaran memerintahkan diri kita untuk melakukan yang dilarang. • Saat Ortu Shidiq memerintahkan untuk membaca, Shidiq tak bergeming. Namun saat diberi inspirasi dan tantangan, secara otomatis Shidiq memerintahkan dirinya sendiri untuk melakukan yang ingin dia lakukan. • Dalam diri kita ada sebuah energi yang memerintahkan untuk memaksa diri melakukan sesuatu. Mungkin ini yang disebut “will Power’ yang mendasari adanya kesadaran internal. • Kenali dan temukan 10 tombol ajaib yg dapat menghidupkan.
  • 13. 10 Tombol Ajaib Anak yang kita anggap mobil mogok itu, sebetulnya adl mobil supercanggih. Tapi krn kita tidak tahu tombol untuk menyalakannya, maka kita malah mendorongnya. seolah mobil mogok. Jika kita memahami dan tahu cara mengaktifkan tombol ini, maka mobil canggih itu dapat melaju kencang secara otomatis Kesenangan (JOY) Kebutuhan (Need) Kebanggan (Pride) Manfaat (Benefit) Keingintahuan (Curiosity) Tantangan (Chalengge) Minat (Passion) Keyakinan (Faith) Purpose (Tujuan) Makna (Meaning)
  • 14. 10 tombol dan contohnya Budi Selalu bersemangat berlatih, karena dia ingin jadi atlet profesioanl Tujuan (Purpose) Wati selalu tidur tepat waktu karena kalau tidur terlalu malam, paginya terlambat sekolah Manfaat (Benefit) Dani giat membantu ayahnya berjualan karena dia punya banyak adik yang perlu banyak biaya Kebutuhan (Need) Meskipun gagal beberapa kali, Dino tak bosan mengulangi permainna itu hingga berhasil Tantangan (Challenge) Kaka terus membaca novel tersbut hingga berjilid-jilid karena ingin tahu ending ceritanya Keingintahuan (Curriosity) Meskipun kemampuannya pas-pasan Dini terus belajar karena yakin njika sungguh- sungguh pasti bisa mencapai tujuan Keyakinan (Faith) Wawan selalu menyisihkan uang jajanya untuk disumbangkan kepada orang yang membutuhkan. Meskipun kecil, tpai Wawan merasa dirinya lebih berharga Makna (Meaning) Belajar matematika 2 jam dgn Bu Sinta asyik tidak membosankan, krn menggunakan metode bermain Kesenganan (Joy) Setiap liburan Didi selalu naik gunung. Uang jajanya habis dibelikan berbagai Minat (passion)
  • 15. Pertanyaan untuk mengaktifkan 10 tombol Apa yg membuat anak kita senang dan asyik dalam melakukanaktifitas? Apa yang membuat anak kita merasa bangga dan keren? Rasa ingin tahu apa yang bisa menggerakannya? Apa minat dan hobi yang dia senang lakukan, bahkan siap berkorban waktu dan uang demi minatnya itu? Apa yg didambakan dan dicita-citaka? Siapa sosok yang diidolakan sbg sosok masa depannya? Apa kebutuhan khas yang dia siap berkorban untuk memenuhinya? Apa hal yg mereka anggap bermanfaat buat dirinya? Pengalaman apa yang harus kita berikan agar dia memahami manfaat atas apa yang harus dilakukannya? Apa tantangan yang membuat dia terpacu untuk menjalani tantangan itu? Apa keyakinan positif ttg dirinya yg membuat dia selalu optimis? Apa keyakinan negatif yg membuat dirinya sulit dan ragu melakukan sesuatu? Apa yg membuat dia merasa bermakna? Pengalaman apa yg pernah dialami yg menurutnya memberikan makna tersendiri?
  • 16. Cerita • Dedikasi Tukang Kuci: Memastikan keselamatan Tamu (300 kamr hotel) • 3 tukang bangunan: (1) Mengakut batu, (2) membuat bangnan, (3) menyediakan tempat ibadah dan mengaggungkan Tuhan.
  • 17. TUJUAN HIDUPKU (LIFE PURPOSE) Untuk mengaktifkan tombol tujuan hidup (Life Purpose), kita bisa mengajak anak membuat sejarah masa depan. Sejarah masa depan dimulai darri akhir (start from the end), yaitu saat menutup hidup kita. Pada setiap fase, tliskan secara detil keadaan saat itu termasuk apa yang sudah dicapai, dimiliki, dan yang sudah dikontribusikan. Ketika aku dikuburkan Ketika aku usia 60 tahun Ketika aku usia 40 tahun Ketika aku usia 25 tahun Ketika aku usia 17 tahun
  • 18. Apa Manfaat Bagiku? Untik mengaktifkan tombol manfaat kita bisa mengajak anak untuk mencari tahu, manfaat dari suatu aktifitas Apa manfaat sholat bagiku? Apa manfaat belajar matematika untuk kesuksesan hidupku? Apa ,anfaat tidur dan bangun tepat waktu? Apa manfaat kebiasaan membaca buku? Apa manfaat makan sayur buat tubuhku?
  • 19. Menemukan Bakat & Minat Coba identifikasi dgn rumus 4E berikut ini: 1. Enjoy: Tuliskan apa aktifitas yang membuat anak asyik saat melakukknya? 2. Easy: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi, aktifitas yang anak mudah mempelajari dan menguasainya 3. Excellent: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi, aktifitas yang anak lakukan dgn kualitas dan hasil di atas rata-rata 4. Earn: Dari daftar di atas, pilih dan tulis lagi aktifitas yang bisa memberi manfaat
  • 20.
  • 22. Betulkah Hukuman Mebuat Jera? • Bani mogok sekolah karena distrap di depan siswa lainnya. • Menciderai harga diri Bani, akhirnya bani minta pindah sekolah. Mengukum di depan publik sangat biasa dilakukan, alasanya agar anak jera dan memberi pelajaran pada anak yang lain agar jangan coba-coba melakukan pelanggaran serupa. namun ada beberap hal yg tidak disadari oleh para pendidik; 1. Guru dan ortu adaalah pendidik, bukan hakim. Sekolah adalah tempat belajar termasuk melakukan kesalahan, bukan pengadilan untuk untuk mengadili pelaku kesalahan. 2. Pendidik merasa sudah melaksanakan tugasnya dgn menghukum, padahal tugasnya adalah mendampingi anak untuk belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. 3. Dgn hukuman kita menganggap yg dihukum akan jera, padahal ada 4 efek samping akibat hukuman
  • 23. 4 Efek Samping Jangka Panjang Hukuman • Ini Nggak adil, SAYA NGGAK PERCAYA SAMA ORANG DEWASA (RESSENTMENT) • SAYA AKAN MELAKUKAN YANG SEBALIKNYA, SAYA BUKTIKAN KALAU SAYA PUNYA CARA SENDIRI. (REBELLION) • MEREKA SEKARANG BOLEH SENANG, TAPI LIHAT NANTI PEMBALASANKU (REVENGE) • LAIN KALI AKU NGGAK BAKAL KETAHUAN (RETREAT)
  • 24. KONSEKUENSI LOGIS • Konsekuensi logis berbeda dengan hukuman, hukuman dijatuhkan sbg vonis atas perilaku, sementara konsekuensi logis adalah akibat yang sudah diketahui dan disepakati sebelumnya atas pilihan anak. • Memberikan konsekuensi logis kepada anak/ siswa yag melanggar, harus dgn motif memberikan pengalaman kepada anak tersebut untuk memahami konsekuensi dari pilihannya. tidak adanya konsekuensi logis dapat memberikan pesan yg salah: segala boleh alias permisif.
  • 25. Hukuman VS Konsekuensi Logis Fokus pada tindakan Melihat motif dibalik tindakan Vonis dijatuhkan oleh yang memiliki otoritas Sebuah akibat alami yang dikatahui bersama Tujuannya agar ada efek jera Tujuannya agar mendapat pembelajaran Kadang membuat terhukum merasa dipermalukan Harga dirinya harus tetap dijaga Kesalahan dan pelanggaran seebagai kesalahan dan aib Kesalahan diterima dgn lapang dada dan proses belajar Selesai setelah proses hukuman dijatuhkan Dilakukan pendampingan untuk membantu proses perubahan
  • 26. Riset Dr. Vincent Feilliti dan Centers For Disease control, pendekatan hukuman (punishment) tidak efektif dlm menumbuhkan kedisiplinan. • Turun 75% dengan disiplin positif
  • 27. 3R 1H: UNSUR KONSEKUENSI LOGIS • RELATED: Konsekuensi logis harus terhubung dgn perilaku. Misal melanggar kesepakatan dgn kebersihakn konsekuensi harus berhubungan dgn kebersihan • RESPECTFUL: Konsekuensi logis harus menjaga harga diri, tidak boleh mempermalukan dan menjatuhkan harga diri • REASONABLE: Konsekuensi logis harus seimbang dengan kadar perilakunya. Tidak berlebihan secara beban dan sesuai kapasitas anak. • HELPFUL: Membantu anak untuk memperbaiki bukan malah menimbulkan efek samping berupa dendam atau menarik diri.
  • 28. JIKA-MAKA POLA KONSEKUENSI LOGIS • Pola konsekuensi logis mengikuti hukum alam. Sehingga penerapan konsekuensi logis secara tidak langsung mengajarkan anak untuk dapat selaras dengan sunatulloh. Tidak selaras dengan sunatulloh akan mengakibatkan kerusakan sistim.
  • 29. 3 JENIS KONSEKUENSI LOGIS 1. BREAK IT --> FIX IT Jika merusak atau menghilangkan --> maka harus memperbaiki atau mengganti Jika mengotori --> Maka harus membersihkan 2. ABUSE IT --> LOSE IT Jika menyalahgunakan waktu belajar--> Maka kehilangan waktu bermain untuk belajar Jika menggunak HP melebihi waktu --> maka jatah main HP dikurangi 3. NEGATIVE ATTITUDE --POSITIVE TIME OUT jika mengganggu secar berulang--> maka harus dipisahkan dari grup diberi jeda Jika membully --> maka harus dipulangkan dan diberi pelatihan dan pendampingan khusus
  • 30. POSSITIVE TIME OUT • Ada waktu anak butuh break khusus dan tidak bisa mengikuti aktifitas normal. Jika dibiarkan mereka menggangu jalannya proses KBM • Umumnya di setrap, ini efektif dl jangka pendek. Namin tidak dalam jangka panjang. • Alternatifnya ada area khusus POSSITIVE TIME OUT yaitu area yg didesain khusus untuk siswa menenagkan diri sementara.
  • 31. LANGKAH MENYIAPKAN AREA POSSITIVE TIME OUT • Jelaskan dulu apa itu POSSITIVE TIME OUT. Juga tujuan adanya area Possitive time out • Minta usulan nama yang keren untuk area ini • Ajak siswa untuk mendesain dan menata area ini • Dalam penerapan, hindari kesan yang ke area ini sbg terhukum • Jika ada siswa yang menggangu, guru bisa mengajukan pertanyaan, “Apakah kamu mau ke area damai dulu, agar kamu bisa lebih tenang? • Lakukan evaluasi agar area ini tidak menjadi tempat pelarian
  • 32.
  • 34. Hadiah: Sogokan Adiktif Hadiah dari Ibu. Dini diiming-imingi hadiah oleh ibunya, bila membersihakan dan merapikan kamarny yg acak-acakan. Namun setalh menerima hadiah dari ibu, kamar kembali acak-acakan. Ibupun kembali memberi iming-iming hadiah yg sama, namun Dini tak bergeming, malah meminta hadiah yang lebih besar. • Tiap org suka hadiah. Hadiah bisa jadi lat motivasi efektif • Namun coba pikirkan sejenak, apa pesan yg diterima anak dari hadiah tersebbut? Apakah akan tumbuh kesadaran jangka panjang ttg mgp mrk harus melakukan itu? Atau mereka laukakn krn ada hadiah? apakah mereka fokus pada perilaku atau hadianya? • Hadiah bisa jadi adiktif, yang mematikan kesadaran internal yang menjadi semangat inti dari disiplin positif.
  • 35. Kohn, A (1993) Punishmet by Reward: The troubke with gold star, incentive plan, A’s, Prasie and other bribes, Boston Houghton miffin • Menurut riset Kohn, hadih (stiker, permen, pujian) adalah sogokan yang dapat menurunkan motivasi internal siswa • Siswa tidak lagi termotivasi melakukan perilaku tertentu ketika unsur hadiah dihilangkan. • Karena hadiah tidak membantu membangun rasa tanggung jawab, resillensi (ketangguhan) dan motivasi internal.
  • 36. HADIAH LEBIH BERMAKNA • Jika ingin memberi hadiah lakukan dengan spontan sebagai kejutan. • Hadiah dalam bentuk fisik Kadang hanya memberi kepuasan sesaat • ita beri hadiah yang lebih bermakna berupa NONFSIK berupa DUKUNGAN atau encouragement. Kata-kata positif yang membekas dihatinya dan memberi dampak positif dalam jangka panjang.
  • 37. Dukungan VS Pujian (Encouragement vs Praise) spesik dan fokus pada perilaku “kamu sudah bekerja keras, kamu layak dapat prestasi itu)” Global dan fokus pada orang “Kamu hebat!” Anak sbg Subjek “Kamu pasti bangga pada dirimu” Orang dewasa sbg subjek “Ibu/bapak padamu” Memberi Kepercayaan “Ibu/bpk percaya kamu bisa belajar dari kesalahan” Org dewasa sbg pengontrol “Ibu/bpk senang kamu mendengan nasihat kami” Fokus pada usaha dan progres “Kamu sdh berlatih sangat keras, kamu pasti bisa” Fokus pada kesempurnaan “Wah suaramu merdu sekali” Mendorong anak mengaluasi diri “Semester ini kamu lebih baik dari semeser lalu” Mendorong membandingkan dengan orang lain “Hebat kamu dapat nilai paling besar dikelasmu”” Mendorong keberanian “semua yg belajar pasti pernah jatuh, ayo coba terus.” Menjadi takut berbuat salah “Kamu memang anak patuh, tidak pernah mengecewakan ibu”
  • 38. • Dr. Carol dweck, Stanford university: Hasil Riset, pujian berefek negatif pada siswa. Siswa yg mendapat pujian saat menyelesaikan suatu soal, dia cenderung memilih soal yang mudah. Demi mempertahankan pujian. Siswa tidak berani mengambil resiko, takut melakukan kesalah dan mengalami penurunan motivasi. • Sebailknya siswa yang mendapat dukungan cenderung lebih berani mengambil resiko dan tidak taku salah. Mereka terdorong mencoba hal baru berupaya untuk berkontribusi, dan memiliki motivasi tinggi.
  • 39.
  • 41. HANYA ORANG YANG PEDULI KEPADA ANDA YANG BISA MENDENGAR SAAT ANDA DIAM
  • 42. koreksi pak Deni dan Koneksi Bu Dina • Saat bagian piket membersihakan kelas, Dani hanya duduk dipojok kelas. Melihat Dani yg tidak menjalankan tugasnya, pak Deni langsung dgn nada tinggi menyuruh dani untuk bekerja. bukannya bekerja Dani langsung melempar sapu dan pergi keluar kelas. • Bu Dina melihat kejadian itu, dan menghampiri Dani di pojok taman. • “Kelihatnnya kamu sedang marah karrena kesal?”. Tanya bu Dina. “Iya saya kesal, setiap piket kebersihan selalu saya yg capek bekerja, sementara tema-teman lain hanya menonton, tetapi saya yg selalu disalahkan.” • Bu Dina menengar dan mengangguk menunjukan empati. “ibu faham dgn kekesalnmu. Bu Dina tahu dan semua org tahu Dani adl anak yg bertanggung jawab. Tidak peduli apakah yg lain bertanggung jawab atau tidak. Kamu pasti dan selalu menyelesaikan tanggung jawab.” Stelah tenang Dani pun melanjutkan tugas membersihkan kelas. • Apa perbedaan pak Deni dan Bu Dina?
  • 43. MENGENDALIKAN LAYANGAN PUTUS • Kita tak mungkin mengendalikan layangan yg putus, harus baikan dulu. • bangun hubungan terlebih dahulu. • Kita kadang merasa lebih dahulu dan selalu ingin memberi tahu. • Kesalahan Umum sbg: Memerintah atau melarang: “Kamu ndak usah berpikir seperti itu, jangan sedih” Bereaksi dan mengkoreksi: “Jangan begitu, bisa lebih sopan ndak sih?” Berceramah: “Seharusnya kamu lebih rajin, karena rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.”
  • 44. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN SAPAAN • Berdiri di depan pintu saat pagi dan menyapa siswa yg datang ke kelas dengan sapaan yang hangat • Mengingat dan menyebut nama siswa dgn tapat dan lengkap • Memberikan Apresiasi, “terima kasih kamu datang tepat waktu.” • Menanyakan hal spesifik, yg menandakan kita paham cukup dalam ttg siswa. “Boleh tahu dari semua buku tere liye, mana yg paling favorit”? • Memberikan komentar positif pada hal kecil, misalnya potongan rambut, pakaian bagus, dll. • Sapaan dgn dibarengi salaman dan tos, atau membuat gerakan sendiri yg khas.
  • 45. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN GESTUR • Memberikan pelukan dan belaian (sesuai gender) • Memberikan sapu tangan atau tisu pada yg sedang menangis • merendahkan posisi sehingga posisi mata sejajar • Menawari makanan dan posisi duduk bersama • Mengobrol dikamar anak terkait hal2 santai • bermain bersama
  • 46. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN VALIDASI EMOSI • Setiap orang merasa perlu dipahami. Validasi emosi adalah cara untuk menunjukan kita paham apa yg dirasakan anak; • Menebak dan mengungkapkan apa yg sepertinya anak rasakan; “Sepertinya kamu kecewa sekali”, “apakah kamu marah”? • Tunjukan empati dan siap membantu: “Ibu peduli sekali dgn apa yg terjadi padamu, ibu siap mendengar jika kau mau cerita.”
  • 47. Membangun koneksi dengan memberi kepercayaan Anak remaja membutuhkan kepercayaan diri dari orang dewasa untuk mencoba banyak hal bau tanpa dihantui rasa takut salah dan gagal.Beri kepercayaan meski siswa mengalami kesulitan menangani. Tapi percayalah siswa akan belajar dari kesulitan. Orang dewasa hanya perlu memberikan bimbingan agar kepercayaan itu dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Atmosfer yang diharapkan Sistim yang harus dibangun Merasa aman dan nyaman menceritakan hal pribadi tanpa takut dipermalukan dihakimi atau dibocorkan Membuat mekanisme konseling, pendampingan dan teman curhat yang komitmen menjaga rahasia Berani bertanya dikelas tanpa takut dianggap bodoh menetapka kelas sbg wilayah aman bertanya, semua pertanyaan adl bagus Berani mencoba tanpa takut dicemooh gagal Membuat sistim penghargaan berdasar proses bukan hanya hasil. Diberikan wewenang mengatur dan mengelola kehidupan sendiri peraturan sekolah dibuat melibatkan siswa Mendorong anak mengevaluasi diri sendiri Penghargaan bagi org yang berani bertanggung jawab dan mengakui kesalahan Diberi kepercayaan untuk mengatasi konflik dan permasalahan mereka sendiri Mekanisme mediasi teman sebaya, atau pertemuan kelas untuk membahas masalah dan konflik
  • 48. MEMBANGUN KONEKSI DENGAN MEMBERIKAN PERHATIAN Caring diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan kata peduli dan perhatian. Perhatian mengandung kata dasar hati. Artinya kita memberikan hati kita pada orang yg kita beri perhatian. rang yg peduli dari hati pasti diterima oleh hati juga. Banyak guru atau ortu “merasa” sdh memberi perhatian. Tapi siswa merasa tidak mendapat perhatian. Cara membuktikannya adlah dengan bertanya pada orang yg diberi perhatian. Pastikan bahwa perhatian yg diberikan sudah sesuai dgn penagkapan dan harapan orang yang menerimanya. Perhatian dan kepedulian itu menular. Jika kita tidak memberikan perhatian dan kepedulian yang cukup, maka siswa tidak akan peduli pada temannya. Sekolah bermasalah biasanya karena defisit perhatian dari orang dewasa.
  • 49. 5 TIPE BAHASA CINTA • DALAM BENTUK KATA-KATA • KESEDIAAN MENEMANI • MEMBERI CINDERA MATA • KONTAK FISIK • BEKERJASAMA (MELAYANI DAN MEMBANTU) DENGAN MEREKA
  • 50. MEMBERI PERHATIAN MENDENGAR AKTIF • Siswa akan mendengarkan jika merasa didengarkan • Sadari betap sering kita menginterupsi, menjelaskan, menceramahi. • Berikan kepercayaan pada siswa/anak. Mereka sebetulnya faham, tidak perlu diceramahi. mereka hanya perlu didengar. • Untuk menjadi pendengar yg baik terapkan jurus DENGAR JANG
  • 51. DENGAR JANG • D edikasikan waktu dan diri kita untuk mendengar, jika kita menunjukan totalitadalam mendengar siswa akan mendengarkan kita • E kspresi ditunjukan. Tunukan bahwa kita berempati terhadap yg siswa ceritkan. • N etralkan posisi. Jangan mendebat, menyalahkan atau mengoreksi • G angguan hilangkan. jangan ada hal yg bisa mendistraksi, misal HP • A mati pembicaraan, bukan hanya kata yg diucapkan juga maksud yang ada dibaliknya. • R espon. Validitas emosi sebelum kita memberi tanggapan • JANG an dipotong. Tutup mulut jangan potong pembicraan
  • 52. Dr. Kathryn Wentzel University of Maryland • Survey atas 167 siswa, menemukan perhatian dan kepedulian guru, sangat terkait dengan motivasi dan tanggung jawab siswa. • Tschannen dan Moran: Semakin peduli dan perhatian guru terhadap siswa, semakin kecil peluang siswa melakukan penyimpangan. Riset ini juga menunjukan bahwa cara paling efektif menangani siswa di sekolah bermasalah adalah dengan meningkatkan perhatian terhadap siswa.
  • 53. Jika siswa tidak memiliki perhatian dan kepedulian apada temannya, bisa jadi siswa di sekolah tersebut tidak mendapat cukup perhatian dari gurunya. Quiz • Sudahkan anda senyum apapun kondisinya? • Sudahkan anda menyambut siswa di depan kelas? • Sudahkah anda melakukan salam tanpa menunggu siswa melakukan salam terlebih dahulu? • Sudahkan anda menyapa dgn tulus? • Sudahkah anda menyebut nama lengkap bahkan menyebut sesuatu yg detil ttg siswa? • Sudahkah memiliki spesial time dengan siswa? • Sudahkah menjadi teman curhat siswa? • Sudahkah anda menawarkan bantuan kepada yg terlihat butuh bantuan?
  • 54. Mengoreksi dengan mengungkapkan bukan menyalahkan • Umumnya komunikasi saat ada masalah adalah dengan menyalahkan atau menyerang. • “Kamu membuat saya marah!”, “mereka membuat saya down” • Bahasa menggambarkan; semua yang terjadi salah orang lain, kita tidak bertanggung jawab, kita tidak bisa memegang kendali atas diri kita. • Bahasa seperti ini kan mengundang reaksi bertahan tau menyerang balik lawan bicara. Dan konflikpun dimulai.
  • 55. RUMUS I MESSAGE • Saya ...(Perasaan) tentang ...(Masalahnya apa) saya ingin ...(apa keinginan kita) • Contoh kasus: sandal dipinjam tanpa ijin padahal kita hendak memakainya. “kamu selalu bikin saya kesal” --> Ubah pakai rumus I message “ saya kesal karena sandal dipinjam tanpa ijin. kalau mau minjem harusnya bilang dulu” Dengan ini lawan bicara kita tahu: - tahu perasaan kita - tidak merasa disalahkan - Jelas apa yg seharusnya dilakukan dimasa akan datang kalau mau pakai sandal orang lain.
  • 56. MENGOREKSI DENGAN FOKUS PADA APA YANG AKAN DILAKUKAN • Dgn prisnsip redirection dan distraction, mengaburkan aktifitas yg hendak dilarang dan mengarahkan pada aktifitas yg akan dilakukan. • “Jangan main games terus” ---> “Kita main mobil2an yuk.”
  • 57. MENGOREKSI DENGAN FOKUS PADA SOLUSI HASIL BERSAMA • “JANGAN TIDUR TERUS! AYO KERJAKAN TUGASNYA” ---> “BGM KALAU KITA BIKIN JADWAL HARIAN?” MENGOREKSI DENGAN JURUS BURGER • Mengapit koreksi dengan dua koneksi yang berupa encouragement/dukungan. Sehinggadirasa sebagai bentuk perhatian. • Diawalai koneksi, ditengahnya koreksi, lalu diakhiri dengan koneksi lagi • “Kamu sudah mengerhakan upaya terbaikmu” (Koneksi) • “Bgm agar kamu bisa mengurangi waktu nonton, dan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk latihan?” (Koreksi) • “ibu Percaya kamu pasti bisa” (Koneksi)
  • 58.
  • 60. TELAT LAGI Untuk sekian kali agus telat lagi, pak Budi yang melihatnya langsung menghardik dengan ucapan “dasar tukang telat”. akibatnya Agus malah sering telat dan akhirnya pindah sekolah. Di sekolah baru agus masih saja telat. Kali ini Bu Wiwin yang mendapati Agus telat lagi berkata, “Apa yg bisa ibu bantu agar besok kamu bisa datang tepat waktu?” Lalu Asu bercerita ttg kondisinya di rumah yg menyebabkan ia sering telat. Ternyata setiap pagi Agus harus menjaga warung, krn ortu Agus harus mengatrakan adik Agus ke TK. dari info ini Bu wiwin berusaha berkomunikasi dgn ortu Agus.
  • 61. • Judgmental Statement: Pak Agus menyikapi Agus dgn kesal dan menggunakan peryataan yang menghakimi. (Judgmental Statement • Curiousity Question: Bu wiwin menyikapi keterlambatan agus dgn penuh keingin tahuan dan keinginan mencari solusi dgn menggunakan pertanyaan yg menggali (curiousity Question) Pernyataan Menghakimi Pertanyaan yang menggali Didasari rasa kesal dan ketidakmampuan kita mengendalikan emosi dan situasi Didasari keinginan membantu dan mencari solusi Fokus pada perilaku yang terlihat Fokus pada sesuatu dibalik perilaku, penyebab terjadinya perilaku tsbt Anak merasa akan dihakimi dan tidak ada keinigan untuk berubah Anak akan merasa dimengerti, ehingga muncul keinginan untuk berubah
  • 62. JADI DETEKTIF 4 MOTIF DIBALIK TINDAKAN • MODEL CAPER • MODEL BOS • MODEL BAPER • MODEL MINDER
  • 63. MODEL CAPER • DUKUNGAN: - Menemani saat makan siang - tertawa saat mereka cerita lucu -Ngobrol dan dengar cerita mereka Bawah sadar Caper: - saya merasa berharga, kalau diberi perhatian spesial - Perhatikan saya, libatkan saya agar saya merasa spesial. Responnya: - Tunjukan perjatian tanpa pelayanan berlebihan - Alihkan dgn melibatkan - Buat deal -Sampaikan bahwa permintaannya akan dipenuhi pada waktu lain memberikan kesempatan dengan pembatasan
  • 68. KENDALIKAN DIRI BUKAN KENDALIKAN ANAK • PETA EMOSI: Happy, Exited, Tender, Sad, Angry, Scared • PAHAMI OTAK KITA: Limbik (Emaptik), Reptil (Fight or Flight), Neokortek(Logis) • RUMUS “TANYA”: Terima, Amati, Nikmati, Yakini, Aksi • Gunakan pula Rumus TAREDIM: Talk to your self, Relax, Distract, Imagine
  • 71. • LEMBUT DAN TEGAS • LEMBEK DAN KERAS • KESALAHAN TENTANG KELEMBUTAN; TIDK TEGA, MENYENANGKAN HATI, MENYELAMTKAN, MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BERLEBIHAN, MEMANJAKAN, IKUT MENGATUR, MEMBERI TERLALU BANYAK PILIHAN. • LEMBUT DAN TEGAS MENGGUNAKAN “DAN” • PILIHAN TERBATAS UNTUK OWEN • JURUS GERAK TANPA KATA • FOLLOW THROUGH, MENGAWAL PERUBAHAN: (1) DISKUSI GALI MASALAH, (2) DISKUSI TEMUKAN SOLUSI, (3) SEPAKAT DGN WAKTU DAN DEADLINE, (4) BERSIAP MENGAWAL