Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah memajukan kesempurnaan hidup murid yaitu kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidik menuntun murid pada kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat melalui pendidikan yang berpusat pada murid.
2. Menurut Ki Hadjar Dewantara
hakikat pendidikan adalah seluruh
daya upaya yang dikerahkan
secara terpadu untuk tujuan
memerdekakan aspek lahir dan
batin manusia. Pengajaran dalam
pendidikan dimaknai sebagai upaya
membebaskan murid dari
ketidaktahuan serta sikap iri, dengki
dan egois.
Ki Hajar Dewantara
3. Ki Hajar Dewantara mengemukakan
bahwa tujuan pendidikan adalah
memajukan kesempurnaan hidup,
yaitu kehidupan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.
Oleh sebab itu pendidik menuntun
anak pada kehidupan yang selaras
dengan alam dan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara
4. Penerapan gagasan sesuai dengan pemikiran
KHD.
Alasan yang kontekstual penerapan gagasan
sesuai dengan pemikiran KHD.
Hasil penerapan gagasan terkait pemikiran KHD
secara kontekstual.
Tantangan dan solusi penerapan pemikiran
KHD sesuai dengan konteks kelas dan sekolah.
1.
2.
3.
4.
Ki Hajar Dewantara
PENDIDIKAN YANG
BERPIHAK PADA MURID
Tugas sebagai Pendidik
5. Mendidik yang bersumber pada Trilogi
Pendidikan.
Pendidikan yang berasaskan Tri-Kon
Tripusat pendidikan sebagai sumber belajar
Pendidikan yang menuntun anak pada
kodratnya
Pendidikan berpusat pada murid
Pendidikan budi pekerti
Mendidik diibaratkan seperti menanam padi
Belajar sambil bermain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
IDE / GAGASAN YANG SESUAI DENGAN PEMIKIRAN KHD
6. Ki Hajar Dewantara mencetuskan Trilogi
Pendidikan yang sangat menginspirasi
yaitu Ing ngarso sung tulodho (di depan
memberi teladan), ing madya mangun
karso (di tengah membangun semangat,
kemauan), dan tut wuri handayani (di
belakang memberi dorongan).
Sebagai pendidik kita harus mampu
mengejawantahkannya ke dalam proses
pembelajaran yang berpihak pada murid.
MENDIDIK YANG BERSUMBER PADA
TRILOGI PENDIDIKAN.
1.
7. Filosofi Ki Hajar Dewantara yang menetapkan
asas Trikon yaitu; Kontinuitas (Tidak
melupakan akar nilai budaya, Konvergensi
(Pendidikan harus memanusiakan manusia),
dan Konsentris (Pendidikan harus menghargai
keberagaman dan memerdekakan murid)
harus kita terapkan.
Sebagai pendidik kita harus mengutamakan
kemerdakaan dalam belajar. Murid merdeka
dalam melakukan pembelajaran sesuai
dengan kodrat yang dimiliki.
2. PENDIDIKAN YANG BERASASKAN TRI-
KON
8. Tripusat pendidikan memegang peran penting
dalam keberhasilan pendidikan Ketiganya
secara tidak langsung telah mengadakan
pembinaan yang erat dalam praktik pendidikan.
Kaitan ketiganya dapat dilihat dari : 1) Orang
tua melaksanakan kewajibannya mendidik
anak di dalam keluarga. 2) Karena
keterbatasan orangtua dalam mendidik anak di
rumah, dan akhirnya proses pendidikan
diserahkan di sekolah. 3) Masyarakat akan
menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk
mengaktualisasikan ketrampilannya.
3. TRIPUSAT PENDIDIKAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR
9. Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak
berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa
setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya
masing-masing,
Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai
pendidik harus membekali keterampilan kepada
siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup,
berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks
pembelajaran pendidik harus membekali siswa
dengan kecakapan Abad 21.
4. PENDIDIKAN YANG MENUNTUN ANAK
PADA KODRATNYA
10. Pendidikan yang berpusat pada murid
menekankan pada minat, kebutuhan dan
kemampuan individu, menghadirkan model dan
metode belajar yang menggali motivasi untuk
membangun kebiasaan murid menjadi pembelajar
sejati, selalu ingin tahu terhadap informasi dan
pengetahuan, suka dan senang membaca.
Sebagai pendidik kita harus mampu meciptakan
proses pembelajaran yang dapat
mengembangkan kualitas sumber daya manusia
yang dibutuhkan di era mendatang seperti
kreativitas, inovatif, kepemimpinan, rasa percaya
diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam
berpikir, daya nalar yang tinggi, kemampuan
berkomunikasi dan bekerja dalam tim, serta
wawasan global untuk dapat beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan.
5. PENDIDIKAN YANG BERPUSAT PADA
MURID
11. Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau
karakter merupakan perpaduan antara gerak
pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga
dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta
(kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan
Karya (psikomotor).
Budi pekerti menjadi bagian tak terpisahkan dari
pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan
sebagai pendidik.
Sebagai pendidik harus senantiasa memberikan
teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam
mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisa
melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di
sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi
pekerti / akhlak mulia kepada anak.
6. PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
12. Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau
tukang kebun yang tugasnya adalah merawat
sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu
agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja
beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya
bahwa kita seorang pendidik harus bisa melayani
segala bentuk kebutuhan metode belajar murid
yang berbeda-beda (berorientasi pada anak). Kita
harus bisa memberikan kebebasan kepada murid
untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif,
mengembangkan bakat/minat (merdeka belajar),
tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan
mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari guru
supaya murid tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya.
7. MENDIDIK DIIBARATKAN MENANAM
PADI ATAU TANAMAN
13. Dalam pembelajaran di kelas , kita harus
memperhatikan kodrati anak yang masih
suka bermain. Ketika murid-murid sedang
bermain pasti yang mereka rasakan adalah
‘kegembiraan’ dan itu membuat suatu kesan
yang membekas di hati dan pikirannya.
Sebagai pendidik kita harus mampu
memasukkan unsur permainan dalam
pembelajaran agar siswa senang dan tidak
mudah bosan. Apalagi menggunakan
permainan-permainan tradisional yang ada,
selain menyampaikan pembelajaran melalui
permainan , kita juga mendidik dan
mengajak anak untuk melestarikan
kebudayaan.
8. BELAJAR SAMBIL BERMAIN
14. Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat
relevan diterapkan pada jaman sekarang ini.
Inti dari filsafat pendidikan Ki Hadjar
Dewantara adalah perubahan. Pendidikan
seperti tata surya selalu bergerak tidak pernah
berhenti tidak boleh statis atau diam. Mereka
tidak pernah berhenti berputar, karena ketika
mereka berhenti berputar maka akan terjadi
kehancuran. Begitu juga dengan kebudayaan
bersifat dinamis tidak boleh statis. Perubahan
itu Kekal
ALASAN YANG KONTEKSTUAL MENGENAI PENERAPAN IDE /
GAGASAN SESUAI DENGAN PEMIKIRAN KHD.
15. Sebagai pendidik kita harus menjadi teladan
bagi murid serta selalu membangun kekuatan
semangat dan motivasi dalam proses
pembelajaran dan dibelakang memberi dorongan
Mengembangakan bakat dan minat yang dimiliki
murid sesesuai dengan potensinya , membangun
karakter yang positif melalui kegiatan-kegiatan
pembiasaan, Selalu memberikan tuntunan dan
arahan yang baik dan positif , membuat proses
pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan
menantang. Hal tersebut tercermin dalam filosofi
pemikiran Ki Hajar Dewantara, dan sebagai
pendidik kita harus mampu
mengejawantahkannya dalam proses
pembelajaran yang berpihak pada murid.
ALASAN YANG KONTEKSTUAL MENGENAI PENERAPAN IDE
/ GAGASAN SESUAI DENGAN PEMIKIRAN KHD.
16. Murid harus diberikan pendidikan
sesuai dengan kodrat alam dan
kodrat zaman. Kodrat alam
berkaitan dengan isi dan irama,
sedangkan kodrat zaman
berkaitan dengan keterampilan
abad 21.
HASIL PENERAPAN IDE/GAGASAN TERKAIT
PEMIKIRAN KHD SECARA KONTEKSTUAL.
17. Jadwal piket guru untuk
membudayakan budaya 5 S setiap
hari.
Berdoa sebelum memulai pelajaran
dan sesudah selesai pelajaran
Pembiasaan Jum'at pagi kegiatan
Jumat sehat, Jum'at bersih, Jum'at
Imtaq.
Pembiasaan harian murid untuk
kebersihan ruang kelas dan
sekitarnya.
Penanaman karakter dan budi pekerti
melalui kegiatan :
1.
2.
3.
4.
HASIL PENERAPAN IDE/GAGASAN TERKAIT
PEMIKIRAN KHD SECARA KONTEKSTUAL.
18. Penanaman karakter dan budi pekerti
melalui kegiatan :
5. Kegiatan infaq tiap hari Jum'at dan
dana spontanitas untuk yang
mengalami musibah.
6. Kegiatan ekstrakurikuler baik
pramuka, olah raga, PMR, kesenian,
drumband, BTAQ , komputer, KIR dll
sesuai dengan bakat dan minat.
7. Budaya menabung kerjasama dengan
BKK Kecamatan
8. Kegiatan Rabu imtaq untuk seluruh
warga sekolah.
HASIL PENERAPAN IDE/GAGASAN TERKAIT
PEMIKIRAN KHD SECARA KONTEKSTUAL.
19. Pemeliharaan taman depan ruang kelas
masing-masing
Pembuatan pupuk kompos dari sampah
disekolah
Pembuatan POC dari nasi basi dll
Pembuatan Eco enzym dari kulit buah
Pengumpulan sampah plastik kering
untuk ecobrick
Penanaman karakter cinta lingkungan,
melalui kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
HASIL PENERAPAN IDE/GAGASAN TERKAIT
PEMIKIRAN KHD SECARA KONTEKSTUAL.
20. Menciptakan pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan dan berpihak pada
murid.
Menyisipkan ice breaking dalam
pembelajaran untuk mencairkan situasi
kelas.
Tidak memberikan hukuman kepada
murid , tidak marah-marah saat
mengajar, lebih sabar dalam membimbing
murid.
HASIL PENERAPAN IDE/GAGASAN TERKAIT
PEMIKIRAN KHD SECARA KONTEKSTUAL.
21. Tantangan, melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman dan menjadi teladan, penyemangat
dan pendorong untuk murid.
Solusi, menguasai keterampilan abad 21,
memilih metode belajar yang menyenangkan
dalam pembelajaran dan memahami
karakter murid serta bermain sambil sambil
belajar karena bermain merupakan kodrat
anak.
TANTANGAN DAN SOLUSI PENERAPAN PEMIKIRAN
KHD SESUAI DENGAN KONTEKS KELAS DAN SEKOLAH.
22. Tantangan, melaksanakan kegiatan
pembiasaan yang benar-benar
dilaksanakan , berdampak dan bermakna
pada murid.
Solusi, membutuhkan konsistensi dan
komitmen seluruh warga sekolah dalam
melaksanakan kegiatan pembiasaan
TANTANGAN DAN SOLUSI PENERAPAN PEMIKIRAN
KHD SESUAI DENGAN KONTEKS KELAS DAN
SEKOLAH.
23. Tantangan, kurangnya keterlibatan orang tua
murid untuk ikut menyukseskan program
sekolah
Solusi, musyawarah dengan komite sekolah
dan orang tua murid dalam rangka mendukung
program sekolah dan keterlibatan secara aktif
orang tua murid untuk dapat menjadi nara
sumber dalam proses pembelajaran.
TANTANGAN DAN SOLUSI PENERAPAN PEMIKIRAN
KHD SESUAI DENGAN KONTEKS KELAS DAN
SEKOLAH.